LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi- tingginya. (Janetha Hardy, 2011 : 20). Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengelolaan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, Rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. (Depkes RI, 2010) Air limbah yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit merupakan salah satu sumber pencemar air yang sangat 1

Transcript of LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

Page 1: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia

seutuhnya. Masyarakat Indonesia pada masa yang akan  datang diharapkan mampu

memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

kesehatan setinggi-tingginya. (Janetha Hardy, 2011 : 20).

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya

peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter

saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi,

administrasi, dapur, laundry, pengelolaan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai

tempat menyembuhkan orang sakit, Rumah sakit juga memiliki kemungkinan  membawa

dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan,

yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. (Depkes RI, 2010)

Air limbah yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit merupakan salah satu sumber

pencemar air yang sangat potensial. Disebabkan karena air limbah Rumah Sakit mengandung

senyawa organik bersifat Biodegradable yang cukup tinggi, kemungkinan megandung

senyawa-senyawa kimia lain serta mikro organisme patogen yang dapat menyebabkan

penyakit terhadap masyarakat disekitarnya. Oleh karena potensi limbah Rumah Sakit

terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap Rumah sakit diharuskan mengolah

limbah Rumah Sakit sampai memenuhi persyaratan standar baku mutu yang berlaku

(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 tentang

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kesehatan Rumah Sakit).

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995, sebagian limbah

rumah sakit berkategori limbah cair yang berbahaya dan beracun sehingga merupakan salah

satu sebab buruknya kondisi sanitasi di lingkungan rumah sakit. Dampak negatif lainnya

sebagai akibat dari limbah rumah sakit yang belum ditangani dengan baik adalah gangguan

kesehatan dan keselamatan kerja personil di rumah sakit. Ini disebabkan oleh

1

Page 2: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

komponen infection wasteyang ditunjukkan oleh kandungan mikroba patogen, zat kimia atau

radiasi dengan limbah sebagai media perantaranya.

Untuk menangani air limbahnya, rumah sakit diwajibkan oleh pemerintah

menyediakan fasilitas IPAL sebelum air limbahnya dibuang ke badan air penerima. Oleh

sebab itu, perlu dirancang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mampu

mereduksi, menurunkan kadar pencemar ke taraf baku mutunya sehingga menjamin

kelestarian fungsi ekosistem. IPAL ialah sistem pengolah yang mampu menurunkan

kandungan pencemar air limbah yang berpotensi mencemari lingkungan sampai batas yang

disyaratkan pemerintah. Tujuannya, mengurangi dampak buruk polutan di dalam air limbah

dan mengendalikan pencemaran lingkungan.

I.2 Tujuan

Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di Rumah Sakit Unhas.

I.3 Metode

A. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/Tanggal : Selasa/17 April 2012

Tempat : Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Gedung E dan F

Waktu : Pukul 10.00 WITA-selesai

B. Teknik Pengamatan

Teknik pengamatan yang dilakukan adalah survey lapangan.

2

Page 3: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Limbah Cair

Limbah cair adalah cairan yang dianggap tidak lagi bermanfaat bagi pengguna dan

dibuang kembali ke lingkungan air. Secara umum ada kegiatan yang menjadi sumber

limbah cair yaitu antara lain kegiatan penduduk di perkotaan/pedesaan (domestik),

industri, pertanian, dan pertambangan. Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang

berasal dari perumahan dan pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit,

tempat-tempat umum, lalulintas, dll. Limbah RS mengandung bermacam-macam

mikroorganisme bergantung pada jenis RS dan tingkat pengolahannya sebelum dibuang.

II.2 Limbah Cair Rumah Sakit

Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak

mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan

bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Dari sekian banyak sumber

limbah di rumah sakit,limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan

kimia yang digunakan dalam proses uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan

aerasi atau activated sludge. Bahan-bahanitu mengandung logam berat dan infeksius,

sehingga harus disterilisasi atau dinormalkan sebelum ´dilempar´ menjadi limbah tak

berbahaya. Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan tertentu yang mengandung radioaktif

yang cukup berbahaya.

II.3 Jenis Limbah Cair Rumah Sakit

a. Limbah Cair Medis

Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun, seperti bahan-

bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan

otopsi apabi la tidak dikelola dengan baik atau Iangsung dibuang ke saluran

pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak

sedap serta mencemari lingkungan.

3

Page 4: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

b. Limbah Cair Non Medis

Limbah cair nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa:

1. Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan

di dalam toilet atau kamar mandi.

2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, ataufloor drain dari

ruangan-ruangan di rumah sakit.

II.4 Sistem IPAL

IPAL ialah sistem pengolah yang mampu menurunkan kandungan pencemar air

limbah yang berpotensi mencemari lingkungan sampai batas yang disyaratkan

pemerintah. Tujuannya, mengurangi dampak buruk polutan di dalam air limbah dan

mengendalikan pencemaran lingkungan.

Upaya pembuatan IPAL berlandaskan pada UU No. 20/1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air (pasal 17) yang bunyinya “Setiap orang atau badan yang

membuang limbah cair wajib menaati baku mutu limbah cair sebagaimana ditentukan

dalam izin pembuangan limbah cair yang ditetapkan baginya.” Peraturan lain yang

berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah sakit ialah Undang-Undang Republik

Indonesia No. 23/1992 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan

No.173/Menkes/Per/VIII/1997, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air

untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan, Keputusan Direktur

Jenderal PPM dan PLP No. HK.00.06.6.44 tentang Persyaratan & Petunjuk Teknis

Tatacara Penyehatan Lingkungan. Undang-undang yang mewajibkan rumah sakit

memiliki IPAL adalah UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 147 tahun

2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

IPAL dan ISO 14001, diterapkan sebagai persyaratan Keamanan Lingkungan.

IPAL adalah instalasi pengolahan air limbah yang merepresentasikan telah terkelolanya

lingkungan yang sehat. Pengelolaan limbah cair saat ini menggunakan berbagai macam

sistem pengolahan (unit proses dan unit operasi). Sistem pengolahan Air limbah yang

digunakan berupa pengolahan secara fisik maupun pengolahan secara biologis. Proses

pengolahan Air limbah secara biologis yang digunakan pada beberapa IPAL tersebut

berupa proses aerob dan anaerob. Sistem pengolahan secara fisik yang telah ada

menggunakan proses penyaringan (filtrasi). Unit operasi dengan proses filtrasi yang telah

4

Page 5: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

digunakan berupa membrane clear box unit (MCB), vacuum rotation membrane (VRM),

dan saringan pasir. Proses penyaringan dilakukan dengan media membrane dan pasir.

Sistem pengolahan secara biologis yang telah ada menggunakan proses aerob dan

anaerob. Proses pengolahan Air limbah secara aerob menggunakan unit operasi berupa

tangki aerasi, rotating biological contactor, dan biofilter. Sementara itu, pengolahan

secara anaerob menggunakan unit operasi berupa tangki kontak dan biofilter.

IPAL BIOFILTER

IPAL Bio Filter hadir menjadi solusi modern untuk persoalan pembuangan dan

instalasi pengolahan air limbah. Perkembangan jaman dan perubahan pola hidup telah

memberi konsekuensi bagi kehidupan manusia pula. Teknologi terus berkembang

membawa manusia pada gaya hidup yang kian praktis. Kelanggengan alam dan

lingkungan hidup sekitar juga tak luput dari perhatian manusia.

IPAL Bio Filter adalah septictank dengan sistem anaerob yang didalamnya terdapat

Bio kontak yang dirancang khusus sebagai media pengurai Mikroorganisme. Dan

didalam penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan sehingga hasil

pengolahannya tidak mencemari lingkungan.

5

Page 6: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 MAPPING LOKASI

III.2 HASIL

Informasi yang didapat dari salah satu staff sub-komite K3 dan KesLing RS Unhas,

berupa:

A. Sumber Limbah Cair Rumah Sakit

Adapun beberapa sumber limbah cair yang ada pada rumah sakit ini diantaranya:

1. Instalasi radiologi, berupa limbah pencucian rontgen. Limbah pencucian rontgen

ini banyak mengandung logam berat yang berbahaya bagi lingkungan.

2. Instalasi Gizi dan instalasi Farmasi

3. Toilet

4. Instalasi laboratorium, HCU, dan ICU beberapa ruangan ini merupakan salah satu

sumber limbah cair yang memungkinnya berisi logam berat. Air limbah ini diolah

terpisah dengan air limbah domestik dan medis. Air limbah laboratorium ini dapat

6

RS Pendidikan UNHAS Gedung E dan F

Private Care Center

RS UNHAS Gedung ARSU Regional Dr Wahidin Sudirohusodo

Page 7: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

ditampung untuk selanjutnya diproses secara khusus. Setelah itu barulah

efluennya dialirkan bersama-sama dengan efluen air limbah lainnya. 

7

Page 8: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

Equalization Blower

Aeration blower

CIRKULATIO

N PRO

SES

PumpBackwash Blower

B

B

Backwash

Effluent Water

In flow water

Sum Pit

EquizationProcess

Anaerobic 1stChamber

Anaerobic 2ndChamber

Treated WaterChamber

Disinfectant Chamber

BiofiltrationChamber

B

C

P

B. Adapun skema pengolahan limbah cair pada Rumah Sakit Unhas Gedung EF ini

yaitu sebagai berikut

8

Page 9: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

Penjelasan:

1. Equalizing process ini bertujuan untuk menyetarakan debit aliran air agar tidak terjadi

fluktuasi

2. Anaerobic 2 yaitu terjadi proses biologis yang lebih kompleks

3. Biofiltration chamber : yaitu dip roses inilah yang membutuhkan O2. Di dalam proses

pengolahan air limbah biofiltration chamber terjadi proses pengolahan limbah cair

organic secara secara biologis, senyawa kompleks organik akan terurai aleh aktivitas

mikroorganisme. Biofiltration chamber berfungsi mengurangi kadar BOD.

4. Disenfektan yaitu proses penambahan klorin.

5. Dan proses terakhir yaitu effluent.

9

Page 10: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

C. Diagram aliran limbah cair Di RS Unhas

Pada diagram di atas menunjukkan aliran limbah cair cair di RS Unhas

tersebut. di mulai dari limbah cair yag di hasilkan di toilet, laundry, bathroom, dan

dapur, yang kemudian diolah berdasrkan diagram di atas dan berakhir diproses

effluent.

10

Page 11: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

D. Pembenahan Sistem Manajemen KesLing

Ada beberapa pembenahan yang dicanangkan khususnya mengenai masalah limbah

cair seperti

1. Penambahan Flow Meter

Flow meter berfungsi untuk mengukur debit air/limbah cair yang masuk dan berapa

debit yang keluar dalam satuan waktu.

Kolam sementara sebagai tempat penampungan limbah cair di RS Unhas tersebut tidak

mengalir ke sungai kera-kera, sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat waktu kolam

sementara tersebut penuh dan akan mencemari lingkungan sekitar RS Unhas tersebut,

11

Gambar1 IPAL Rs Unhas Gambar2 Air yang sudah diolah IPAL Unhas

Gambar 3.kolam penampungan

Page 12: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

2. Bak control yang di sediakan hanya satu Padahal, idealnya untuk pengolahan limbah

yang baik di RS sebaiknya memiliki bak control lebih dari satu terggantung dari

kebutuhan rumah sakit tersebut.

12

Gambar 4.Bak Kontrol

Page 13: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Limbah cair yang dihasilkan dari rumah sakit umumnya banyak mengandung bakteri,

virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan

masyarakat sekitar rumah sakit.

Jenis limbah cair rumah sakit yaitu limbah cair medis dan limbah cair non medis.

Limbah cair medis berupa limbah hasil proses kegiatan yang berkaitan dengan zat-zat

kimia seperti laboratorium, instalasi radiologi, instalasi farmasi, ruang kemoterapi,

HCU, ICU, serta IRD. Sedangkan untuk limbah non medis termasuk limbah toilet.

IPAL ialah sistem pengolah yang mampu menurunkan kandungan pencemar air limbah

yang berpotensi mencemari lingkungan sampai batas yang disyaratkan

pemerintah. Tujuannya, mengurangi dampak buruk polutan di dalam air limbah dan

mengendalikan pencemaran lingkungan.

IPAL yang digunakan RS UNHAS adalah IPAL Biofilter (IPAL sederhana) dengan

kapasitas 25 M3. Namun, IPAL tersebut belum memenuhi standar karena tidak

memiliki flow meter. Tiap tiga bulan sekali IPAL diperiksa apakah kadar BOD, COS,

TSS, pH memenuhi standar atau tidak.

VI.2 SARAN

1. Untuk pihak Rumah Sakit UNHAS agar menambahkan segera flowmeter dan

perangkat-perangkat lainnya yang dibutuhkan pada sistem IPAL agar IPAL tersebut

dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga limbah cair yang dikeluarkan

aman bagi lingkungan.

13

Page 14: LAPORAN LIMBAH CAIR RS UH (2).docx

DAFTAR PUSTAKA

http://devin.student.umm.ac.id/2010/09/24/pengolahan-limbah-cair-rumah-sakit/

http://gedehace.blogdetik.com/ipal-rumah-sakit/

http://gedehace.blogspot.com/2007/07/anaerobic-reactor-technology.html

http://www.ipalbiofilter.com/about.php

http://bio.unsoed.ac.id/1438-pengolahan-limbah-cair-rumah-sakit-prof-dr-margono-soekarjo-

purwokerto-dengan-sistem-trickling

Sub Komite K3 dan KesLing RS Pendidikan Unhas. Teknologi Pengelolaan Limbah di

Rumah Sakit. PPT.

14