Rpp 10 (uh 2)

33
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ULANGAN HARIAN Satuan Pendidikan : SMK N 25 Jakarta Program/Program Keahlian:Adm. Perkantoran Mata Pelajaran : Pengantar Adm.Perkantoran Kelas / Semester : XI Semua Program Topik : Pengertian, tujuan, prinsip , urutan prioritas dan evaluasi penggunaan waktu Pertemuan ke- : Alokasi Waktu : 2 X 45 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

Transcript of Rpp 10 (uh 2)

Page 1: Rpp 10 (uh 2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

ULANGAN HARIAN

Satuan Pendidikan : SMK N 25 Jakarta

Program/Program Keahlian:Adm. Perkantoran

Mata Pelajaran : Pengantar Adm.Perkantoran

Kelas / Semester : XI Semua Program

Topik : Pengertian, tujuan, prinsip , urutan prioritas

dan evaluasi penggunaan waktu

Pertemuan ke- :

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah kongkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas

spesifik dibawah pengawasan langsung.

Page 2: Rpp 10 (uh 2)

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memiliki motivasi internal, dan

menunjukkan rasa ingin tahu

dalam pembelajaran menyiapkan,

menggunakan peralatan kantor.

.( 2.1 )

2. Menunjukan perilaku ilmiah

(jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli, santun, ramah lingkungan,

gotong royong) dalam melakukan

pembelajaran sebagai bagian dari

sikap ilmiah. (2.2)

3. Menjelaskan pengertian, fungsi

dan teknik manajemen waktu

berdasarkan skala prioritas,

delegasi, dan asertif (3.2)

3.1.1 Menjelaskan pengertian

pengelolaan waktu

3.1.2 Menjelaskan tujuan pengelolaan

waktu

3.1.3 Memahami prinsip-prinsip

manajemen waktu

4. Menyusun rencana pengelolaan

waktu (4.2)

4.1.1 Menentukan urutan prioritas

4.1.2 Menjelaskan evaluasi

penggunaan waktu

Page 3: Rpp 10 (uh 2)

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat :

Siswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan tujuan pengelolaan waktu dengan

menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran pengantar administrasi

perkantoran kedua sebagai bagian dari sikap ilmiah.

D. Materi Ajar

2.1 Pengelolaan Waktu

Manajemen waktu adalah mengontrol penggunaan waktu untuk memaksimalkan

produktifitas. Melalui waktu yang baik, manajer dapat menyelesaikan pekerjaannya

sesuai dengan uraian tugas dan tepat waktu serta lebih banyak pekerjaan yang dapat

diselesaikan yang berarti lebih produktif, sehingga memberikan kepuasan kerja.

Manajemen waktu memiliki empat prinsip yaitu komunika, perencanaan ,delegasi dan

prioritas tujuan.

Menurut Bahasa Yunani ada tiga istilah yang dapat diterapkan pada waktu, yaitu

Hora, Chronos dan Kairos. Hora memiliki pengertian waktu dalam arti sebagai suatu

jangka waktu, dan Chronos adalah waktu dalam bilangan masa seperti jam, hari, minggu,

bulan, tahun seterusnya, sedangkan Kairos adalah suatu waktu yang tidak pernah

terulang lagi, sebab itu setiap waktu adalah sebagai suatu kesempatan yang harus

dipergunakan karena tidak pernah waktu itu akan terulang lagi.

Musuh terbesar dalam karier seorang manusia adalah waktu. Waktu yang telah

terlewat dengan sia-sia atau percuma, tidak dapat kembali begitu saja dengan uang. Oleh

karena itu, manfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam bekerja dan berkarya. Ingatlah

pepatah lama, time is money. Untuk itu dalam berkarier perlu adanya manajemen waktu

yang baik dimana produktivitas, efektivitas, dan efisiensi sebagai tolak ukurnya.

Waktu dalam kehidupan manusia sangat berharga. Siapa yang bisa memanfaatkan

waktunya dengan baik, dia akan sukses dalam hidupnya. Pentingnya waktu untuk

manusia karena waktu memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh yang lainnya.

Karakteristik waktu adalah :

Irreversible (tidak pernah kembali)

Untransfersible (tidak bisa dipindahkan kepada orang lain)

Unsubstitution (tidak tergantikan oleh apa pun)

Page 4: Rpp 10 (uh 2)

Unpayable (tak dapat dibeli)

2.2 Tujuan Pengelolaan Waktu

Manajemen waktu bersifat baik merupakan dengan melakukan dan membuat sebuah

data pekerjaan lalu menentukan keadaan prioritas pada setiap pekerjaan itu. Memang

disini perlu diketahui bahwa untuk setiap pekerjaan pastinya begitu penting akan tetapi

dari daftar pekerjaan penting tersebut akan ada yang menjadi lebih penting yaitu suatu

pekerjaan yang mendesak dan sepertinya berkaitan dengan deadline. Dengan begitu

maka sebaiknya menaruh pekerjaan atau aktivitas yang mendesak itu pada kolom daftar

paling atas agar segera dikerjakan hingga baru akan diikuti dengan daftar urutan

pekerjaan yang lainnya yang cenderung dapat minus angka prioritasnya. Pada teori

manajemen waktu tersebut akan memberikan hasil yang baik apabila dilakukan dengan

niat kesungguhan paling dalam dan penuh daya sikap disiplin. Lalu untuk masalah

komitmen pun pada tiap orang juga sangat diperlukan dalam menaati dan melaksanakan

manajemen waktu yang berdasarkan dengan penentuan oleh perusahaan atau dapat pula

berlaku pada pribadi sendiri yang menentukan dalam melaksanakan pekerjaan untuk

sehari-hari.

Jenis-jenis Waktu

Ada 2 jenis waktu berdasarkan pengelolaannya:

Waktu yang tidak dapat diatur. Yang dimaksus dengan waktu yang tidak daapt

diatur, adalah waktu yang tidak dapat diatur untuk melakukan atau dimanfaatkan

untuk aktivitas-aktivitas yang lain, karena waktu ini haya dimanfaatkan untuk

kebutuhan primer manusia. Waktu yang tidak dapat diatur seperti: waktu makan,

waktu istirahat, dan waktu bersosialisasi (keluarga). Waktu jenis ini haruslah

diperhatikan dan wajib untuk disediakan dalam rencana aktivitas. Karena jika

kebutuhan primer terganggu, maka akan mengganggu keseimbangan tubuh

manusia dan berakibat mengganggu aktivitas lainnya. Untuk itu waktu ini

haruslah diperhatikan dan digunakan secara bijaksana, sehingga tidak

menggganggu aktivitas lainnya.

Waktu yang dapat diatur. Jenis waktu ini dapat diatur atau dimanfaatkan untuk

aktivitas-aktivitas lain. Waktu ini dapat dijadikan potensi untuk peningkatan

kinerj, potensi dan hal lainnya yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pribadi.

Jenis waktu ini dibagi 2 berdasarkan biological time manusia :

Page 5: Rpp 10 (uh 2)

1) Waktu puncak. Waktu puncak, yakni waktu kondisi tubuh manusia

sedang prima untuk bekerja ( dari jam 07.00 hingga jam 19.00). pada saat

waktu puncak, aktivitas dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang

penting dan berat. Karena pada saat ini, otak sedang bekerja dengan baik

dan tubuh dapat terpacu dengan semangat.

2) Waktu lembah. Waktu lembah, yakni saat tubuh sedang lelah atau belum

maksimal dalam bekerja (seperti sebelum jam 07.00, jam 15.00 dan jam

22.00). pada saat ini hindarkan tubuh dari aktivitas yang berlebihan,

karena tubuh kurang bersemangat. Jika dipaksakan mengerjakan aktivitas,

kadang kala hasil yang didapatkan kurang memuaskan.

A. SKALA PRIORITAS

Cara mengatur prioritas kerja adalah salah satu jenis keterampilan yang harus

dimiliki oleh pekerja professional atau profesi lainnya. Kemampuan ini mesti dimiliki

oleh mereka yang berada di semua level dari staf, manajer sampai ke direktur atau

pimpinan sekalipun. Apalagi jika seseorang yang masih baru menjabat posisi atau

kedudukan perlu usaha keras untuk beradaptasi dan memahami jenis pekerjaannya.

Kendala yang pasti dihadapi apabila prioritas tidak diterapkan di duni kerja,

mungkin terasa berat pekerjaan itu karena bnayak yang harus diselesaikan.

Konsentrasi semakin buyar dan tak satu pun pekerjaan selesai dengan baik. Masalah

lain muncul biasana berkisar dari kurang percaya diri akibat pekerjaan yang kurang

memuaskan pimpinan atau konsumen. Bahkan akumulasinya bisa menyebabkan

stress.

Demikian halya kalau seorang staf bisa membagi waktu dan memprioritaskan

pekerjaannya. Dia akan yakin dengan kemampuan diri sendiri, dan akan berani

mencoba hal atau tantangan baru. Focus di dalam bekerja akan membuat kita menjadi

lebih produktif serta dapat mengurangi beban stress. Kemudiann manajemen waktu

membuat karyawan akan bisa bekerja dengan lebiih efektif.

Berikut adalah beberapa hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas:

Tingkat urgensinya, yang mana yang harus didahulukan

Kesempatan yang dimiliki

Contohya: obat, saat sakit menjadi hal utama dan yang lain menjadi hal kedua

Page 6: Rpp 10 (uh 2)

Pertimbangan masa depan, agar masa depan gemilang kita perlu mendapatkan

pendidikan maka dari itu pendidikan beserta pelengkapnya harus di utamakan

juga

Kemampuan diri

Tingkat pendapatan

Status social

Lingkungan

Tiga kategori prioritas waktu

Jangan dikerjakan

Kerjakan nanti

Kerjakan sekarang

Tabel Kategori Prioritas Waktu

Jangan dikerjakan Masalah dapat hilang tanpa diatasi Sudah kadaluarsa Dapat dikerjakan oleh orang lain

Dikerjakan Nanti Tidak disertai jatuh tempo Dapat ditunda Dapat diperlambat

Alasan penundaan tugas:

Tidak ingin memulai Tidak tahu dari mana memulai Tidak tahu dari mana memulai

meskipun ingin memulaiDikerjakan sekarang Kebutuhan unit operasional harian

Kegiatan-kegiatan yang telah ditunda, missal:

Kebutuhan staf Kebutuhan peralatan Rapat

Page 7: Rpp 10 (uh 2)

I II

III IV

Menurut Stephen R. Covey, dalam bukunya First Things First, ada kuadran

yang merepresentasikan bagaimana mengatur skala prioritas. Covey membaginya

dalam 4 kuadran, yang setiap kuadran merepresentasikan kebutuhan yang berbeda-

beda.

Gambar Skala Prioritas Stephen R.

Covey

Kuadran I menunjukkan sebuah prioritas yang sangat mendesak dan juga sangat

penting. Kuadran inilah yang diprioritaskan harus diselesaikan sesegera mungkin

karena dikhawatirkan jika tidak terlaksana akan mempengaruhi kinerja secara

keseluruhan.

Kuadran II menunjukkan prioritas yang sangat penting namun tidak mendesak

kuadran ini merepresentasikan hal yang sangat penting dilakukan, namun tidak perlu

dilakukan saat ini juga.

Kuadran III menunjukkan hal yang sangat mendesak, namun tidak terlalu penting

yang merepresentasikan sebuah hal yang harus dilakukan saat itu juga, namun dari

segi substansi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh.

Sedangkan Kuadran IV merepresentasikan hal yang tidak mendesak dan juga tidak

penting. Prioritas ini merupakan prioritas paling bawah yang perlu dilakukan jika kita

memiliki beberapa kegiatan. Aturlah kegiatan dengan prioritas kuadran ii ditemaptkan

paling bawah.

Lebih Mendesak Kurang Mendesak

Lebih Penting

Kurang Penting

Page 8: Rpp 10 (uh 2)

B. DELEGASI

Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor.

Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada

orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Ada alasan mengapa diperlukan

pendelegasian, yaitu sebagai berikut:

Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani

setiap tugas sendiri.

Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien

Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan

Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran

dari kesalahan.

Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam

pembuatan keputusan.

Yang memungkinkan gagalnya delegasi, yaitu:

Atasan mereka lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan

keputusan

Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun

gagal dalam menjalankan wewenangnya.

Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya

Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat

baik dan efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan.

Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab

yang sudah diterima.

Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas-tugas dengan benar dan

dikatakan gagal.

Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih

besar.

C. ASERTIF

Asertif dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan diri dengan

tulus, jujur, jelas, tegas, terbuka, sopan, spontan, apa adanya, dan tepat tentang

keinginan, pikiran, perasaan dan emosi yang dialami, apakah hal tersebut yang

Page 9: Rpp 10 (uh 2)

dianggap menyenangkan ataupun mengganggu sesuai dengan hak-hak yang dimiliki

dirinya tanpa merugikan, melukai, menyinggung, atau mengancam hak-hak,

kenyamanan, dan integritas perasaan orang lain. Perilaku asertif tidak dilatarbelakangi

maksud-maksud tertentu, seperti untuk memanipulasi, memanfaatkan, memperdaya

atau pun mencari keuntungan dari pihak lain.

Inti dari perilaku asertif adalah kejujuran, yaitu cara hidup atau bentuk

komunikasi yang berlandaskan kepada kejujuran dari hati yang paling dalam sebagai

bentuk penghargaan pada orang lain, dalam cara-cara yang positif dan menetap, yang

dicirikan dengan kemampuan untuk mengekspresikan diri tanpa menghina, melukai,

mencerca, menyinggung, atau menyakiti perasaan orang lain, mampu mengontrol

perasaan diri sendiri tanpa rasa takut dan marah.

Dalam kehidupan atau komunikasi sehari-hari, orang yang asertif akan lebih

memilih pola interaksi “I’m okay, you’re okay” atau menggunakan pernyataan-

pernyataan yang lebih mencerminkan tanggungjawab pribadi, seperti penggunaan

kata-kata “saya” dari pada “aku” atau “kamu”. Misalnya, “saya sedih, marah, dan

malu ketika saya tahu …” daripada “kamu pembohong, tidak disiplin, dan tidak dapat

dipercaya karena … “.

Dengan demikian, orang yang asertif akan memiliki kebebasan untuk

meluapkan perasaan apa pun yang dirasakan, dan berani mengambil tanggung jawab

terhadap perasaan yang dialaminya dan menerima orang lain secara terbuka. Memiliki

keberanian untuk tidak membiarkan orang lain mengambil manfaat dari perasaan

yang dialaminya, tetapi orang lain pun memiliki kebebasan untuk mengungkap apa

yang dirasakannya.

Perilaku asertif dapat dengan mudah dipahami bila dibandingkan dengan

perilaku non asertif, baik yang sifatnya pasif dan agresif. Dalam perilaku pasif,

seseorang tidak memberikan reaksi atau mengekspresikan perasaan negative

yang dialaminya secara jujur dan terbuka, tetapi dilakukan dengan menyimpan

perasaan tersebut, menarik diri, menerima, atau menggerutu. Perilaku non

asertif-pasif hakekatnya adalah bentuk ketidakjujuran emosi, kegagalan diri

atau kekalahan diri yang didasari oleh perasaan-perasaan takut, cemas,

menghindari konflik, keinginan untuk mencari jalan keluar paling mudah, dan

bahkan ketidakmampunan untuk memahami diri dan memenuhi kebutuhan

untuk bersikap sabar. Pola komunikasi yang berkembang pada kelompok

nonasertif-pasif adalah “I’m not okay, you’re okay”.

Page 10: Rpp 10 (uh 2)

Sedangkan pada perilaku nonasertif-agresif, reaksi yang diberikan

diekspresikan keluar dan dilakukan secara terbuka melalui tindakan aktif

berupa pengancaman atau penyerangan, dilakukan secara langsung atau tidak

langsung, baik dalam bentuk fisik atau verbal. Tindakan yang dilakukan secara

langsung, misalnya marah-marah, memukul, menuntut, dominan, egois,

menyerang, dsb. Sedangkan tindakan tidak langsung, misalnya dengan

menyindir, menyebar gossip, dsb. Tindakan agresif ini biasanya sengaja

dilakukan dengan maksud untuk melukai, melecehkan, menghina,

mempermalukan, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain.

Dalam pola komunikasi mereka cenderung menggunakan pola “you’re not

okay, I’m okay”.

Dengan kata lain, seseorang dikatakan bersikap non-asertif, jika ia gagal

mengekspresikan perasaan, pikiran dan pegangan/keyakinan secara tulus, jujur, sopan,

dan apa adanya tanpa maksud untuk merendahkan hak-hak atau mengancam integritas

perasaan orang lain, sehingga justru menimbulkan respon dari orang lain yang tidak

dikehendaki atau negative.

2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Waktu

Menurut DR Jan Yager, prosedur manajemen waktu bukanlah hal yang muda,

sehingga ada yang harus diperhatikan dalam pelaksanaanya, terlebih hal ini adalah

penyelesaian tugas. Menurutya, hal yang harus dilakukan adalah: 1) selalu aktif (bukan

reaktif); 2) tentukan sasaran (tujuan); 3) tentukan prioritas dalam bertindak; 4)

pertahankan focus; 5) buat tenggang waktu yang realistis; 6) dengan menggunakan teori

“lakukan sekarang juga” (DO IT NOW), penjelasan ini dapat diperluas sebagai mana

berikut:

D = Divide (bagi-bagi tugas)

Membagi tugas menjadi beberapa bagian pembahasan. Dengan hal ini akan lebih

mudah dalam mengerjakan, yakni dimulai dari yang paling dasar atau pokok

menuju perluasannya.

O = Organize (atur cara pelaksanaan)

Mengerjakan dengan bertahap sesuai jadwal yang telah dibuat terlebih dahulu.

Dimulai dengan pencarian referensi hingga hasil yang harus ditulis.

I = Ignore (abaikan gangguan)

Page 11: Rpp 10 (uh 2)

Sebenarnya hal ini tidak begitu tepat jika disebut gangguna, namun karena

keadaan emosi yang tertekan dengan adanya tugas, sehingga beberapa kondisi

luar sangat berpengaruh.

T = Take (ambil kesempatan)

Sekalipun ada tuugas yang harus dikerjakan, bukan berarti kegiatan lain akan

tersingkirkan, namun begitu perlu apa yang sebelumnya disebut dengan jadwal

kegiatan yang terencana. Dan giliran focus tugas, itulah kesempatan.

N = Now (sekarang harus dijalankan)

Kerjakan tugas jika telah memasuki jadwal yang telah ditentukan. Dalam arti

sebagai prioritas dengan aktifitas lain. Tidak untuk dimundurkan atau digantikan

waktu yang lain.

O = Oppurtunity (ambil kesempatan)

Perubahan aktifitas diluar rencana merupakan keuntungan waktu, sehingga hal itu

dapat digunakan.

W = Watch Out (waspada dengan waktu)

Waktu adalah tetap, sehingga penggunaan efisien akan semakin baik.

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu yaitu:

a. Adanya target yang jelas

Dengan adanya target pencapaian maka hidup akan lebih terartah dan

waktupun dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

b. Adanya prioritas kerja

Individu dapat menjalankan manajemen waktu dengan baik akan mecurahkan

seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai prioritas yang telah

ditetapkannya. Adanya prioritas dalam bekerja merupakan salah satu factor

utama yang membuat individu berhasil melakukan pekerjaan dengan baik.

c. Penundaan pekerjaan

Kebiasaan menunda pekerjaan seringkali menyebabkan kehabisan waktu dan

tenaga saat akan mengerjakannya. Sehingga bila dipaksakan

melaksanakannya maka hasilnya bukanlah yang terbaik karena dilakukan

dengan sia-sia.

d. Pendelegasian tugas

Page 12: Rpp 10 (uh 2)

Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan selesai

dengan sempurna seringkali membuat tersitanya waktu yang kita miliki.

Perlu kiranya di ingat bahwa pekerjaan yang dilakukan orang lain mungkin

tidak sebaik jika di lakukan sendiri, akan tetapi jika pekerjaan tersebut tidak

yang utama kenapa tidak didelegasikan saja pada orang lain dengna tetap

diawasi. Hal itu dapat lebih meringankan pekerjaan, waktu yang ada dapat di

gunakan melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas disamping dapat

meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan dan rasa hormat dari orang

yang kita kasih tugas.

e. Penataan ruang kerja

Ruang kerja yang membosankan dapat membuat pekerja kurang merasa

nyaman dalam melakukan suatu pekerjaannya sehingga dapat mengakibatkan

sulitnya mendapat hasil kerja yang baik.

Dampak dari penggunaan manajemen waktu, antara lain:

Memiliki prioritas yang jelas dalam bekerja

Dapat mengurangi keterlambatan dan kesalahan dalam bekerja

Dapat tepat waktu dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dapat

meningkatkan kepuasan kerja

Memiliki kemampuan untuk tetap berkonsentrasi terhadap pekerjaan

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang baik.

Dapat melatih kebiasaan disiplin untuk hal-hal yang berhubungan dengan

waktu sehingga pekerjaan yang dilakukan akan lebih efisien.

2.4 Menentukan Urutan Prioritas

Dalam mengatur/me-manage waktu, adala penting untuk membuat skala prioritas.

Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktifitas atau pekerjaan dan

menentukan skala priortias dari setiap pekerjaan tersebut. Disni perlu kita tahu bahwa

setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan itu ada yang lebih penting

yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan deadline.

Letakkan aktifitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan

baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.

Page 13: Rpp 10 (uh 2)

Tugas Sangat

Penting

Penting tidak

mendesak

Tidak penting

mendesak

Tidak penting

tidak mendesak

Berikut adalah langkah-langkah pengelolaan waktu yang dapat dimulai sejak dini:

o Buatlah table rencana kerja bulanan, mingguan dan harian

o Periksa kembali tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan buat rencana pencapaiannya

hingga pada kegiatan harian

o Urutkan kegiatan berdasarkan skala prioritas (tingkat kepentingannya, misalnya

yang paling dekat dengan tenggat waktu penyelesainnya

o Tentukan pekerjaan yang bisa didelegasikan

o Beri tanda pekerjaan yang bisa didelegasikan

o Pindahkan pekerjaan yang belum bisa diselesaikan pada hari berikutnya

o 20% dari rencana kerja terlaksana, dapat mewujudkan 80% hasil yang diharapkan

o Berikan waktu untuk tugas-tugas darurat. Apabila muncul tugas-tugas darurat,

evaluasi kembali skala prioritas.

2.5 Evaluasi Penggunaan Waktu

1. Strategi mengelola waktu di kantor

Strategi mengelola waktu di kantor adalah mengatur langkah-langkah tindakan

menggunakan waktu yang sudah disediakan seoptimal mungkin agar tugas-tugas

yang seharusnya diselesaikan tidak tertunda atau bahkan harus diselesaikan di

rumah. Mengelola penggunaan waktu di kantor yang efisien, selain membantu

kelancaran kerja di kantor, juga terbebas dan pekerjaan lembur yang seharusnya

tidak perlu. Demikian pula dengan pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat pada

waktunya maka kepentingan orang lain yang terkait dengan pekerjaan kita tidak

terganggu.

Dibawah ini beberapa cara untuk mengelola waktu di kantor agar lebih efisien:

Page 14: Rpp 10 (uh 2)

1) Intropeksi Diri

Intropeksi diri atau menilai diri sendiri adalah suatu cara untuk mengenal diri

sendiri sekaligus mengetahui kelemahan dan kekuatan yang ada pada diri

kita sendiri. Kekuatan dan kelemahan yang sudah diketahui, kemudian

dipadukan secara seimbang akan menghasilkan kualitas suatu pekerjaan di

kantor yang lebih baik. Menilai diri sendiri, dimaksudkan agar tidak keluar

jalur yang semestinya. Selain itu menilai diri sendiri juga berfungsi untuk

mengevaluasi apakah pekerjaan yang selama ini telah dikerjakan semakin

mudah, semakin sulit, semakin cepat atau malah semakin lama.

2) Mengenali segala sesuatu yang membuat waktu boros

Selama ini kita tidak menyadari bahwa banyak hal-hal yang kita lakukan dan

ternyata tidak banyak membawa manfaat dan cenderung pemborosan waktu

yang sia-sia. Padahal ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa kita sadari.

Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan waktu tersebut

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Telepon

Beberapa kali telepon yang seharusnya bukan untuk kita atau

telepon nyasar

Pembicaraan yang tidak focus

Tempat kita dekat dengan telepon kantor

2. Pertemuan

Dimulainya terlambat

Tidak efisien, bertele-tele

Tidak focus

3. Penundaan

Hindari penundaan pelaksanaan tugas

Orang lain jadi tertunda juga

85,2% orang menunda pekerjaan akibatnya negative 93.3%

4. Tidak menemukan apa yang dicari

Lupa sesuatu yang baru saja diterimanya, filing system

amburadul

5. Kertas kerja yang berserakan dan tidak teratur, tidak segera dibereskan

6. Interupsi yang tidak perlu

Pembicaraan tentang kebijakan yang baru saja diambil pimpinan

Page 15: Rpp 10 (uh 2)

Ada argumentasi berkepanjangan

7. Kemelut

Kemelut membuyarkan konsentrasi

Sumber pemborosan

Menghabiskan energi

8. Adanya gangguan

Lampu padam tiba-tiba

Telepon

air

9. Pelimpahan tugas yang berbalik

Diserahkan kepada bawahan, tapi akhirnya jadi beban atasan

yang bersangkutan

3) Mengubah Kebiasaan

Pada dasarnya setiap kebiasaan bisa diubah dengan keinginan dan latihan

yang kuat. Terlebih apabila kebiasaan tersebut adalah kebiasaan buruk, maka

perubahan terhadap kebiasaan tersebut adalah suatu keharusan. Salah satu

kebiasaan yang kurang baik adalah pemborosan waktu. Ada 4 langkah

perubahan untuk menolong upaya mengubah kebiasaan lama kita, yang

selama ini dianggap sebagai suber pemboros waktu.

a. Tuliskan apa saja yang menjadi sumber pemboros waktu

Setelah anda tuliskan seluruh sumber pemboros waktu maka pilihlah

pemboros waktu yang menurut anda segera dapat diatasi, dan susunlah

pemboros lain yang membutuhkan strategi untuk diatasi.

b. Buatlah daftar masalah yang ditimbulkan oleh kebiasaan yang

memboroskan waktu (penundaan waktu)

c. Visualisasikan kebiasaan yang menghemat waktu. Membayangkan anda

dengan cepat dapat menyelesaikan segala pekerjaan dengan singkat,

dengan demikian akan mempermudah untuk melakukan pekerjaan

selanjutnya.

d. Kembangkan kebiasaan menghemat waktu.

Page 16: Rpp 10 (uh 2)

E. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Tes tertulis

Metode : Tes tertulis

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi

waktu

Pendahuluan Memberikan salam Nilai Religius

Melihat kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk

belajar Nilai Tanggung Jawab

Mengabsen siswa Nilai Disiplin

Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Nilai

Religius

Tanya jawab mengenai materi SOP Nilai Rasa Ingin Tahu

Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point

Nilai Rasa Ingin Tahu

5 menit

Inti Memberikan waktu untuk siswa belajar terlebih dahulu

sebelum ulangan dimulai Nilai rasa ingin tahu, tanggung

jawab dan disiplin (Mengamati dan Menanya)

Membagikan soal dan lembar jawaban ke seluruh siswa

Nilai disiplin (Mengamati)

Siswa mengerjakan soal dengan tertib dan tidak mencontek

Nilai disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan cinta tanah air

(Asosiasi)

Mengumpulkan lembar jawaban bagi siswa yang telah

selesai mengerjakan soal Nilai disiplin (Mengamati)

10 menit

4 menit

70 menit

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru

menyimpulkan materi komunikasi Nilai komunikatif

Mengucapkan salam Nilai Religius

1 menit

Page 17: Rpp 10 (uh 2)

G. Penilaian Hasil Belajar

a. Tes : Tes tulis (Pilihan ganda dan Uraian)

SOAL

I. Pilihan Ganda1. Tindakan atau proses perencanaan dan secara sadar melakukan control atas

jumlah waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi atau produktivitas meruapakan pengertian dari ….

a. Manajemenb. Manajemen waktuc. Waktud. Efisiensi waktue. Efektivitas waktu

2. Berikut ini yang merupakan salah satu pentingnya manajemen waktu yaitu ….a. Manajemen waktu memunculkan rasa kecewa dan stress karena banyak

pekerjaan yang dilakukanb. Manajemen waktu mengurangi efektivitas dan efisiensi pekerjaanc. Manajemen waktu menjadikan seseorang lebih produktifd. Manajemen waktu membuat kegiatan terbatase. Semua jawaban salah

3. Dibawah ini yang bukan merupakan karakteristik waktu adalah ….a. Time managementb. Untransfersiblec. Irreversibled. Unsubstitutione. Unpayable

4. Berikut adalah beberapa hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas yaitu sebagai berikut, kecuali ….

a. Tingkat urgensinyab. Kesempatan yang dimilikic. Kemampuan dirid. Tingkat pendapatane. Status kewarganegaraan

5. Kemampuan untuk menyatakan diri dengan tulus, jujur, jelas, tegas, terbuka, sopan, spontan, dan apa adanya, disebut ….

a. Afektifb. Atraktifc. Asertif

Page 18: Rpp 10 (uh 2)

d. Aktife. Anarkis

6. Dalam melakukan manajemen waktu ada tindakan manajemen yang digunakan, yakni …..

a. Merencanakan, melaksanakan (pengawasan) dan mengevaluasib. Mengembangkan keahlian bawahan sebagai pembelajaran kesalahanc. Atasan tidak mempunyai kemampuan dalam pembuatan keputusand. Waktu ini hanya dimanfaatkan untuk kebuutuhan primer manusiae. Waktu yang tidak dapat diatur

7. Pelimpahan wewengan dan tanggungjawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu disebut …..

a. Asertifb. Prioritasc. Delegasid. Efisiensie. Efektivitas

8. Kuadran yang menunjukkan sebuah prioritas yang sangat mendesak dan juga sangat penting adalah kuadran nomor ….

a. Ib. IIc. IIId. IVe. V

9. Kuadran yang menunjukkan hal yang sangat mendesak, namun tidak terlalu penting, yang merepresentasikan sebuah hal yang harus dilakukan saat itu juga, namun dari segi substansi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh adalah kuadran nomor …..

a. Ib. IIc. IIId. IVe. V

10. Dibawah ini yang termasuk dampak dari penggunaan manajemen waktu adalah ….

a. Menetapkan tujuanb. Menyusun prioritasc. Menyusun jadwald. Menghindari penundaane. Memiliki prioritas yang jelas dalam bekerja

Page 19: Rpp 10 (uh 2)

Jawaban :1. B2. C3. A4. E5. C6. A7. C8. A9. C10. E

II. Uraian1. Sebutkan dan jelaskan 3 istilah dari Bahasa Yunani yang dapat diterapkan pada

waktu !2. Sebutkan 5 faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu !3. Sebutkan 4 langkah perubahan untuk mengubah kebiasaan yang dianggap sumber

pemboros waktu !4. Sebutkan kepanjangan dari istilah DO IT NOW !5. Gambarkan dan jelaskan skala prioritas menurut Stephen R. Covey !

JAWABAN:1. Menurut Bahasa Yunani ada tiga istilah yang dapat diterapkan pada waktu, yaitu

Hora, Chronos dan Kairos. Hora memiliki pengertian waktu dalam arti sebagai

suatu jangka waktu, dan Chronos adalah waktu dalam bilangan masa seperti jam,

hari, minggu, bulan, tahun seterusnya, sedangkan Kairos adalah suatu waktu yang

tidak pernah terulang lagi, sebab itu setiap waktu adalah sebagai suatu

kesempatan yang harus dipergunakan karena tidak pernah waktu itu akan terulang

lagi.

2. Faktor yang mempengaruhi manajemen waktu :

Adanya target yang jelas

Adanya prioritas kerja

Penundaan pekerjaan

Pendelegasian tugas

Penataan ruang kerja

Page 20: Rpp 10 (uh 2)

3. 4 langkah perubahan :

a. Tuliskan apa saja yang menjadi sumber pemboros waktu

Setelah anda tuliskan seluruh sumber pemboros waktu maka pilihlah pemboros

waktu yang menurut anda segera dapat diatasi, dan susunlah pemboros lain

yang membutuhkan strategi untuk diatasi.

b. Buatlah daftar masalah yang ditimbulkan oleh kebiasaan yang memboroskan

waktu (penundaan waktu)

c. Visualisasikan kebiasaan yang menghemat waktu. Membayangkan anda

dengan cepat dapat menyelesaikan segala pekerjaan dengan singkat, dengan

demikian akan mempermudah untuk melakukan pekerjaan selanjutnya.

d. Kembangkan kebiasaan menghemat waktu.

4. DO IT NOW

• D = Divide (bagi-bagi tugas)

• O = Organize (atur cara pelaksanaan)

• I = Ignore (abaikan gangguan)

• T = Take (ambil kesempatan)

• N = Now (sekarang harus dijalankan)

• O = Oppurtunity (ambil kesempatan)

• W = Watch Out (waspada dengan waktu)

Page 21: Rpp 10 (uh 2)

I II

III IV

5. Gambar skala prioritas

Gambar Skala Prioritas Stephen R. Covey

Kuadran I menunjukkan sebuah prioritas yang sangat mendesak dan juga sangat

penting. Kuadran inilah yang diprioritaskan harus diselesaikan sesegera mungkin

karena dikhawatirkan jika tidak terlaksana akan mempengaruhi kinerja secara

keseluruhan.

Kuadran II menunjukkan prioritas yang sangat penting namun tidak mendesak

kuadran ini merepresentasikan hal yang sangat penting dilakukan, namun tidak perlu

dilakukan saat ini juga.

Kuadran III menunjukkan hal yang sangat mendesak, namun tidak terlalu penting

yang merepresentasikan sebuah hal yang harus dilakukan saat itu juga, namun dari

segi substansi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh.

Sedangkan Kuadran IV merepresentasikan hal yang tidak mendesak dan juga tidak

penting. Prioritas ini merupakan prioritas paling bawah yang perlu dilakukan jika kita

memiliki beberapa kegiatan. Aturlah kegiatan dengan prioritas kuadran ii ditemaptkan

paling bawah.

Lebih Penting

Kurang Penting

Lebih mendesak Kurang mendesak

Page 22: Rpp 10 (uh 2)

H. Sumber Belajar

1. Endang R, Mulyani, dkk. 2010. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi

Perkantoran. Jakarta: Erlangga.

2. Administrasi Perkantoran Modern, The Liang Gie.

3. Manajemen Administrasi Perkantoran.

4. Modul Administrasi Perkantoran, P4TK Bispar.

5. Manajemen Kearsipan Modern.

6. Sistem Informasi Manajemen.

Jakarta, Juli 2014

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 25 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Dra. Ety Purwanty, M.Pd Suyetty, S.Pd

NIP. 196603241994122002 NIP. 1962080419852003