Makalah UH Fix

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum Islam yang telah disepakati dalam agama islam ada empat yaitu Al Qur’an, Hadist, Ijma’, dan Qiyas. Hukum Islam yang kedua adalah hadist. Ilmu yang membahas dasar- dasar dari sebuah hadist baik dari segi sanad, rawi maupun matanya dinamakan Ulumul hadist. Sepeninggal Rasulullah SAW para sahabat kebingungan menentukan hadist yang benar-benar datang dari Rasulullah SAW, karena pada saat itu bermunculan para perawi yang belum diketahui kebenaran periwayatan nya. Akhirnya sahabat memilah- milih dan membagi hadist menjadi sistematika berdasarkan sanad, rawi dan matannya, baik hadist itu shohih atau dhoif pula. Hal itu bertujuan memudahkan dalam mempelajari dan membandingkan hadist baik persamaan maupun perbedaan masing-masing. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek secara lebih detail dan rinci. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek ? 2. Bagaimana penjelasan masing-masing sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek ? 1

description

bagus

Transcript of Makalah UH Fix

Page 1: Makalah UH Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum Islam yang telah disepakati dalam agama islam ada empat yaitu Al

Qur’an, Hadist, Ijma’, dan Qiyas. Hukum Islam yang kedua adalah hadist. Ilmu yang

membahas dasar-dasar dari sebuah hadist baik dari segi sanad, rawi maupun matanya

dinamakan Ulumul hadist.

Sepeninggal Rasulullah SAW para sahabat kebingungan menentukan hadist yang

benar-benar datang dari Rasulullah SAW, karena pada saat itu bermunculan para

perawi yang belum diketahui kebenaran periwayatan nya. Akhirnya sahabat memilah-

milih dan membagi hadist menjadi sistematika berdasarkan sanad, rawi dan matannya,

baik hadist itu shohih atau dhoif pula. Hal itu bertujuan memudahkan dalam

mempelajari dan membandingkan hadist baik persamaan maupun perbedaan masing-

masing.

Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas sistematika pembagian

hadist dilihat dari berbagai aspek secara lebih detail dan rinci.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek ?

2. Bagaimana penjelasan masing-masing sistematika pembagian hadist dilihat

dari berbagai aspek ?

3. Apa saja persamaan pada sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai

aspek ?

4. Apa saja perbedaan pada sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai

aspek ?

1

Page 2: Makalah UH Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek

Sistem berasal dari bahasa latin (systēma) dan bahasa yunani (sustēma) adalah suatu

kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi  untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan sistematika

adalah urutan atau susunan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, sistematika adalah

pengetahuan tentang klasifikasi (penggolongan). Sedang Hadist adalah Segala sesuatu

yang diberitakan dari Nabi SAW baik berupa sabda, perbuatan, Taqrir, sifat-sifat maupun

hal ihwal nabi. Jadi sistematika pembagian hadist adalah klasifikasi atau penggolongan

hadist. Adapun sistematika pembagian hadist dilihat dari 7 Aspek, yaitu :

1. Berdasarkan kuantitas rawi

a. Mutawatir

b. Ahad

2. Berdasarkan kualitas rawi

a. Shohih

b. Hasan

c. Dho’if

3. Berdasarkan segi penyandaran

a. Marfu’

b. Mauquf

c. Maqthu’

4. Berdasarkan isinya

a. Qauliy

b. Fi’liyah

c. Taqriri

5. Berdasarkan sumber atau asalnya

a. Qudsi

b. Nabawi

c. Maudhu’

2

Page 3: Makalah UH Fix

6. Berdasarkan diterima atau ditolaknya

a. Diterima

b. Ditolak

7. Berdasarkan bersambungnya / terputusnya sanad

a. Bersambung

b. Terputus

B. Penjelasan Masing-masing Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai

Aspek

1. Pembagian hadis berdasarkan kuantitas rawi

a. Hadis mutawatir

Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang

tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan

seterusnya sampai akhir sanad dan semuanya berdasarkan panca indra.

Syarat-syarat hadis mutawatir

a. Diriwayatkan oleh banyak periwayat.

b. Adanya keseimbangan jumlah antara para rawi dalam tiap thabaqoh.

c. Adanya keyakinan bahwa mereka tidak mungkin sepakat berdusta.

d. Berdasarkan tangkapan panca indera.

Macam- macam hadis mutawatir

a. Hadis mutawatir lafzhi

Hadist mutawatir lafzhi adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak

periwayat sejak awal hingga akhir sanad, dengan menggunakan lafal yang sama

( lafzhun wahid).

b. Hadis mutawatir ma’nawi

Hadis mutawatir ma’nawi adalah hadis yang dinukilkan oleh banyak orang yang

menurut adat mustahil bersepakat berdusta atas kejadian yang berbeda-beda, tetapi

bertemu pada titik persamaan.

c. Hadis mutawatir ‘amali

Hadis mutawatir amali adalah hadis yang diketahui dengan mudah bahwa hadis

itu termasuk urusan agama dan telah mafhum dikalangan umat islam, bahwa Nabi

mengerjakanya, menyuruhnya, atau selain dari itu. 1

Kitab kitab tentang hadis-hadis mutawatir

sebagian ulama telah mengumpulkan hadis-hadis mutawatir dalam sebuah kitab

1 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (Sultan Amai Press: Yogyakarta, 2008 )

3

Page 4: Makalah UH Fix

tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah:

1. Al-azhar al mutanatsirah fi al-akhbar al-mutawatirah, karya as-suyuthi,

berurutan berdasarkan bab.

2. Qath al-azhar, karya as-suyuthi, ringkasan dari kitab di atas.

3. Al-la’ali al-mutanatsirah fi al-ahadits al-mutawatirah, karya Abu Abdillah

Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi.

4. Nazhm Al-mutanatsirah min Al-hadits Al mutawatirah, karya Muhammad bin

ja’far Al-kartani.2

b. Hadist ahad

Hadist ahad menurut terminology adalah hadist yang jumlah rawinya tidak

sampai pada jumlah mutawatir, tidak memenuhi syarat mutawatir, dan tidak pula

sampai pada derajat mutawatir.

Sedangkan menurut istilah ahad berarti al wahid ( satu ). Dengan demikian,

khabar wahid yaitu berita yang disampaikan oleh satu orang.

Pembagian hadis ahad

1) Hadist masyur

Menurut bahasa masyur adalah muntasyir, yaitu sesuatu yang sudah tersebar,

sudah populer. Sedangkan menurut terminology, hadis masyur ialah hads yang

mempunyai da jalan , tetapi tidak sampai pada mutawatir.

Macam – macam hadis masyur

Istilah masyur yang diterapkan pada suatu hadis kadang-kadang bukan untuk

memberikan sifat-sifat hadis menurut ketetapan diatas, yakni banyaknya rawi yang

meriwayatkan suatu hadis, tetapi diterapkan juga untuk memberikan sifat suatu hadis

yang mempunyai ketenaran dikalangan para ahli ilmu tertentu atau kalangan

masyarakat ramai. Dari segi ini, hadis masyur terbagi kepada:

a. Masyur dikalangan para muhaditsin dan lainnya (golongan ulama ahli ilmu dan

orang umum), seperti hadis

b. Masyur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu, misalnya hanya masyur dikalangan ahli

hadis saja, ahli fiqh saja, ahli tasawuf saja, dan sebagainya.

c. Masyur dikalangan masyarakat umum, seperti hadis3

Kitab-kitab yang berisi tentang kumpulan hadis masyur antara lain:

a. Al-Muqasid Al-Hasanah fi ma isytahara ‘ala Al-Alsinah, karya As-Sakhawi

2 Agus solahudin, ulumul hadis, ( Pustaka Setia: bandung, 2013 )3 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (Sultan Amai Press: Yogyakarta, 2008 )

4

Page 5: Makalah UH Fix

b. Kasyf Al-Khafa’ wa muzill Al_Ilbas fi ma Isytahara min Al-hadits ‘ala alsinah An-

Nas min Al-Hadits, karya Ibnu Daiba’ As-Syaiban.

2) Hadis Aziz

Yang dimaksud hadis aziz menurut istilah adalah hadis yang diriwayatkan

oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja,

kemudian orang – orang meriwayatkanya.

3) Hadis Gharib

Gharib menurut bahasa gharib berarti menyendiri atau jauh dari kerabatnya.

Dan ulama hadis mendefinisikan hadis gharib sebagai hadis yang diriwayatkan hanya

seorang saja pada tempat manapun terjadinya penyendirian itu di dalam sanad.

Macam –macam gharib

Ditinjau dari segi bentuk penyendirian rawi yaitu

1) Gharib muthlaq

Gharib muthlaq adalah hadis yang rawinya menyendiri dalam meriwayatkan

hadis itu. Penyendirian rawi hadis gharib muthlaq itu diukur pada tempat ahlus

sanad, yakni thabiin bukan sahabat.

2) Gharib nisby

Gharib nisby adalah apabila penyendirian itu mengenai sifat sifat atau keadaan

tertentu seorang rawi.

2. Berdasarkan kualitas rawi

a. HaditsSahih

Shahih menurut ahli hadis, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya

bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai

berakhir pada Rasulullah SAW atau sahabat tabi’in , bukan hadis yang syadz

(kontroversi ) dan terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaanya.

Syarat-syarat Hadis Sahih

1. Rawinya bersifat adil

2. Rawinya bersifat dhabit

3. Sanadnya bersambung

4. Tidak ber-‘illat

5. Tidak syadz (janggal)

Pembagian hadis sahih hadis sahih

5

Page 6: Makalah UH Fix

1. Sahih li dzatih adalah hadis sahih yang memenuhi syarat-syaratnya secara

maksimal, seperti yang telah disebutkan di atas.

2. Sahih li ghairih adalah hadis sahih yang tidak memenuhi syarat-syaratnya secara

maksimal.

b. Hadis Hasan

Hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanandnya, diriwayatkan oleh rawi

yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak bercacat.

Pembagian Hadis hasan

1. hasan li dzatih adalah hadis yang memenuhi segala syarat-syarat hadis hasan.

2. hasan li ghairih adalah hadis dhaif yang bukan dikarenakan rawinya pelupa, banyak

salah dan orang fasik, yang mempunyai mutabi’ dan syahid.4

c. Hadis Dhaif

Kata dhaif menurut bahasa berarti lemah. Maka sebutan hadis dhaif adalah

hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat.

Menurut al nawawi, Hadis dhaif adalah hadis yang dalamnya tidak terdapat

syarat sahih dan hasan.

Macam – macam hadis dhaif

1. Hadis munkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang lemah ( periwayat

yang dha’if ) yang bertentangan dengan periwayatan orang terpercaya.

2. Hadis maudhu’ ialah hadis yang diada – adakan dan dibuat – buat. Yakni hadis

yang disandarkan kepada Rasulullah Saw dengan dusta dan tidak ada kaitann yang

haqiqi dengan Rasulullah.

3. Hadis matruk ialah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta

( terhadap hadis yang diriwayatkanya) atau tampak kefasikanya, baik pada

perbuatan ataupun pada perkataannya, atau orang yang banyak lupa atau banyak

ragu.5

3. Berdasarkan segi penyandaran

a. Hadis marfu’

4 Agus solahudin, ulumul hadis, ( Pustaka Setia: bandung, 2013 )5 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (sultan amai press: yaogyakarta, 2008 )

6

Page 7: Makalah UH Fix

Hadis marfu’ adalah perkataan perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada

nabi Muhammad SAW, baik sanad tersebut bersambung- sambung atau terputus, baik

yang menyandarkan hadis itu sahabat maupun lainnya.

Macam- macam hadis marfu’

1. Marfu’ sharieh ( marfu’ haqiqi ) yakni marfu’ yang tegas- tegas disandarkan

kepada Nabi. Marfu’ ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu marfu’ qauliy, marfu’ fi’liy,

marfu’ taqriery.

2. Marfu’ ghairu sharieh ( marfu’ hukmy )yang tiada tegas disandarkan kepada Nabi.

b. Hadis mauquf

Hadis mauquf adalah hadis yang disandarkan kepada sahabat, baik berupa

perkataan perbuatan atau taqrir dan tidak sampai pada Rasulullah SAW.

c. Hadis maqthu’

Hadis maqthu’ adalah hadis yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan

kepadanya, baik perkataan maupun perbuatannya.

4. Berdasarkan Isinya

a.       Hadis Qawlîy

Hadîts Qawlîy adalah hadîts-hadîts yang beliau ucapkan berkenaan dengan

berbagai tujuan pada berbagai kesempatan.

b.      Hadis Fi’lîy

Hadîts fi’lî adalah Perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW yang

disampaikan kepada kita oleh para sahabat.

c.    Hadis   Taqrîrîy

Hadîts Taqrîrîy adalah Segala sesuatu yang muncul dari sementara sahabat

yang diakui keberadaannya oleh Rasul Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan,

dengan cara diam tanpa pengingkaran atau persetujuan dan keterus terangan beliau

menganggapnya baik bahkan menguatkannya.

5. Berdasarkan sumber atau asalnya

a. Hadis Qudsiy

7

Page 8: Makalah UH Fix

Secara istilah Hadis Qudsiy adalah hadîts yang disampaikan kepada kita dari

Nabi Muhammad SAW yang sanadnya disandarkan kepada Allah SWT. Defenisi ini

penulis tarik dari beberapa defenisi yang ada di dalam beberapa kitab Ilmu Hadîts,

seperti defenisi-defenisi berikut ini: 

   Defenisi yang ditulis Oleh Nuruddîn Itr adalah

هو ما اضيف إلى رسول الله صلى الله عليه وس��لم واس��نده الىربه عز وجل

“Dia (Hadîts Qudsîy) adalah Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW,

yang sanadnya atau penisbatannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla”.

b.      Hadis Nabawiy

Hadis Nabawiy adalah Apa yang dinisbahkan kepada Rasulullah dan

diriwayatkan dari beliau. Jadi Hadis Nabawiy adalah segala Hadis Nabi yang

dipahami secara umum yang bukan Hadis Qudsiy. Maka ketika kita telah dapat

mengetahui sesuatu hadîts adalah bukan Hadis Qudsiy, secara otomatis yang

demikian adalah Hadis Nabawiy.6

c. Hadis maudhu’

Hadis maudhu’ ialah hadis yang diada – adakan dan dibuat – buat. Yakni hadis

yang disandarkan kepada Rasulullah Saw dengan dusta dan tidak ada kaitann yang

haqiqi dengan Rasulullah.7

6. Berdasarkan diterima atau ditolaknya

Berdasarkan diterimanya :

a. Hadis sohih

Shahih menurut ahli hadis, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya

bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai

berakhir pada Rasulullah SAW atau sahabat tabi’in , bukan hadis yang syadz

(kontroversi ) dan terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaanya.

b. Hadis hasan

Hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanandnya, diriwayatkan oleh rawi

yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak bercacat.

6 http://rho-mieth.blogspot.com/2011/11/klasifiksi-hadits-ditinjau-dari.html 7 Nuruddin itr, ‘ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 )

8

Page 9: Makalah UH Fix

Hadis yang ditolak

a. Hadis dhaif

Kata dhaif menurut bahasa berarti lemah. Maka sebutan hadis dhaif adalah

hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat.

Menurut al nawawi, Hadis dhaif adalah hadis yang dalamnya tidak terdapat

syarat sahih dan hasan.

b. Hadis mudhaaf

Hadis mudhaaf adalah hadis yang tidak disepakati kedhaifannya, melainkan

dinilai dhaif oleh sebagian ulama dan dinilai kuat oleh sebagian yang lain, baik

dari segi matan maupun sanadnya.8

7. Berdasarkan bersambung dan terputusnya sanad

. Hadist yang Bersambung Sanad nya

a) Hadist Muttashil

Hadist Muttashil(maushul) adalah hadist yang didengar oleh masing-masing

rawinya dari rawi yang diatasnya sampai kepada ujung sanadnya, baik hadist

marfuk maupun hadist mauquf.

Hadist Muttasil ada 3 klasifikasi yaitu hadist muttasil Marfuk, Mauquf, dan

Maqthu’. Contoh hadist muttasil mauquf yang diriwayatkan oleh Malik dari nafi’

bahwa ia mendengar Abdullah bin Umar berkata :

ءه قضا اال يسترط فال سلفا اسلف من

Artinya : “ barang siapa mengutangi orang lain, maka tidak boleh menentukan

syarat lain kecuali keharusan membayarnya. “

b) Hadist Musnad

Hadist Musnad yaitu hadist yang sanadnya bersambung dan marfuk kepada

Rasulullah SAW. Jadi hadist mauquf dan hadist maqthu’ tidak termasuk hadist

musnad yang sanadnya bersambung demikian pula hadist munqothi meskipun

marfuk. Contoh hadist musnad yang diriwayatkan oleh Maliki dari Nafi’ dari

Abdullah bin Umar bahwa Rasulullhah SAW bersabda :

اهله وتر نما كا العصرى ة صال ته تفو الذي

Artinya : “orang yang tidak mengerjakan sholat ashar itu seakan-akan

menimpakan bencana kepada keluarga dan hartanya.”

8

9

Page 10: Makalah UH Fix

Kadang-kadang istilah musnad dijadikan nama kitab dengan sanad-sanad hadist,

seperti Musnad Al-syihab dan Musnad Al- Firdaus.

c) Hadist Mu’an’an

Hadist Mu’an’an adalah hadist yang pada sanadnya terdapat ungkapan

“fuln’an fulan” dan tidak dijelaskan apakah hadist itu diceritakan atau dikabarkan

oleh fulan(kedua) atau didengar darinya. Sebagian ulama’ mengkategorikan

kedalam hadist mursal dan Munqothi’ sehingga persambungan sanadnya ditegaskan

apakah dengan cara mendengar ucapan guru ataukah dengan cara yang lain.

d) Hadist Mu’annan

Hadist Mu’annan adalah hadist yang pada sanadnya terdapat kata-kata “fulan

annafulan”. Pendapat jumhur menyatakan bahwa hadist Mu’annan itu sama dengan

Mu’an’nan. Perbedaan huruf dan lafal itu tidak menjadi masalah, melainkan yang

prinsip adalah adanya pertemuan, pergaulan, dan proses belajar mengajar diantara

rawi mu’annan dan rawi yang diatasnya.

e) Hadist Musalsal

Hadist Musalsal adalah hadist yang para rawinya secara estafet melakukan hal

yang sama atas sikap yang sama dengan rawi-rawi sebelumnya atau terhadap

riwayatnya. Hadist musalsal terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu

Hadist musalsal karena perkatan perawinya, seperti hadist Mu’adz bin jabal

RA bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepadanya :

عبا . حسن و ذكرك على اعنى اللهم ة صال كل بر د في فقل احبك اني ذ معا يا

دتك

Setiap rawinya dalam menyampaikan hadist tersebut berkata :

فقل احبك وانا

Hadist musalsal karena tindakan para rawinya, seperti hadist Abu Hurairah

RA berkata rasulullah menjalin jari tangannya kepada jari tanganku seraya

berkata :

اسبت يوم االرض الله خلق

Hadist ini dianggap mursal karena berjalinnya tangan rawi yang

menyampaikan dengan tangan rawi yang menyampaikannya. Bisa juga dengan

meletakkan tangan di pundak atau kepala rawi yang menerimanya.

Hadist musalsal karena ucapan dan tindakan para rawinya, seperti hadist anas ,

ia berkata rasulullah SAW bersabda :

ومره حلوه شره و خيره بالقدر يؤمن حتى وااليمان حال العبد يجد ال

10

Page 11: Makalah UH Fix

Rasulullah SAW lalu memegang jenggotnya saraya berkata lagi:

ه ومر حلوه شره و بلقدرخيره منت ا

Hadist musalsal karena gaya bahasa para rawinya yakni berdejkatan gaya

bahasa yang mereka pakai atau bahkan benar-benar sama

Hadist musalsal dengan identitas para rawinya seperti kesamaan nama

mereka(contoh nama Muhammad) dan kesamaan predikat mereka(contoh

orang-orang fuqaha, huffaz)

Hadist musalsal karena sifat-sifat rawi yang berkaitan dengan bahasa

penyampaian hadist, waktunya, atau tempatnya. Contoh sifat-sifat yang

berkaitan dengan penyampaian hadist menggunakan kata-kata sami’tu,

fulanun, akhbarana fulanun.

Jenis musalsal yang paling shohih adalah hadist musalsal dengan para huffaz

seperti hadist Malik dari nafi’ dari ibnu Umar.

Para ulama telah menghimpun hadist musalsal dalam beberapa kitab,

diantaranya kitab al manahil al musalsalah fi ahadist al musalsalah karya

Muhammad Abdul Baqi’ al abwabi yang memuat 212 buah hadis.

f) Hadist ‘Ali

Hadist ‘ali adalah sebuah sanad yang sedikit jumlah rawinya dan bersambung

demikian pula apabila rawinya lebih dahulu mendengar hadist yang bersangkutan

atau gururnya lebih dahulu wafat. Makin sedikit untaian rawinya maka makin

sedikit celah-celah kemungkinan terjadinya cacat dan itu merupakan ketinggian

sanad. Ketinggian sanad ditinjau dari berbagai macam yaitu :

a. Tinggi (dekat) jarak sanad karena sedikit untaian rawinya

‘Ali Mutlak yaitu dekat kepada rasulullah dari segi jumlah rangkaian rawi dalam

sanad yang sohih dan bersih. Contoh kitab nya Tsulatsiyyat al musnad dan

tsulatsiyat al-bukhari

Ali Nisbi yaitu dekat kepada salah seorang imam hadist, seperti dekat kepada

imam Malik.

Dekat kepada kitab-kitabyang masyhur yakni dekatnya sanad seorang muhaddits

apabila ditinjau dari periwayatanya melalui jalur shahihain dari empat kitab sunan.

Contohnya kutubussittah.

b. Ketinggian sanad dari segi sifat

11

Page 12: Makalah UH Fix

Ketinggian sanad karena rawinya lebih dahulu meninggal.

Ketinggian sanad karena rawinya lebih dahulu mendengar hadist yang

bersangkutan daripada rawi lainnya dari guru yang sama.

g) Hadist Nazil

Hadist Nazil adalah kebalikan dari hadist “ali yaitu hadist yang jauh jarak sanadnya.

Seperti hadist ‘ali, Hadist Nazil juga di kategorikan menjadi lima bagian yaitu :

a. Nazil mutlak yaitu banyaknya perantara untuk sampai kepada Nabi SAW

b. Nazil Nisbi yaitu banyaknya perantara untuk sampai kepada salah seorang imam

hadist.

c. Jauhnya sanad yang melalui jalur selain kutubussittah dibanding sanad yang

melalui jalur kutubussittah.

d. Lebih akhir meninggalnya seorang rawi.

e. Lebih akhir mendengarnya sebuah hadist.9

Hadist yang terputus sanadnya

a) Hadist Munqathi’

Menurut ahli hadist Muta’akhirin hadist munqathi’ adalah hadist yang gugur

salah seorang rawinya sebelum sahabat disatu tempat atau beberapa tempat dengan

catatan bahwa rawi yang gugur pada setiap tempat tidak lebih dari seorang dan tidak

terjadi pada awal sanad. Contoh hadis munqathi’:

“meriwayatkan hadist kepada kami syuja’bin makhlad, katanya meriwayatkan hadist

kepada kami yunus bin ubaid dari al hasan, ia berkata sesungguhnya umar bin khattab

mengumpulkan manusia kepada ubay bin ka’ab, maka ka’ab mengimami sholat

mereka selama 20 hari dan ia tidak memimpin doa qunut kecuali pada separuh yang

kedua...”

Sanad hadist di atas munqathi’ karena yunus bin ubaid dilahirkan tahuin

kaikaldi n 21 H sedang Umar wafat tahun 23 H maka bagaimana mungkin yunus

mendengar hadist dari Umar.

b) Hadist Mursal

Al – Irsal menurut bahasa berarti melepaskan. Jadi hadist Mursal adalah hadist

yang disandarkan kepada Nabi oleh seorang tabi’in dengan mengatakan “rasulullah

9 Nuruddin itr, ‘ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 ) hlm 361-381

12

Page 13: Makalah UH Fix

SAW berkata...” baik ia tabiin besar maupun tabiin kecil. Contohnya adalah hadist

yang diriwayatkan al-syafi’i :

“ menyampaikan hadist kepada kami said dari ibnu jura’ij, katanya menyampaikan

hadist kepadaku Humaid Al a’raj dari mujahid , ia berkata bahwa dahulu nabi

Muhammadmengeraskan bacaan talbiah ...”

Sanad hadist di atas Mursal karena Humaid adalah seorang tabi’in dan tidak pernah

bejumpa dengan Nabi SAW. Contoh kitabnya Jami’ al tashil li ahkam al marasil karya

al hafizh khalil bin kaikaldi .

c) Hadist Mursal Shahabi

Hadist Mursal Shahabi adalah hadist yang diriwayatkan oleh seorang sahabat

tetapi tidak didengarnya langsung dari Nabi SAW karena ia masih sangat kecil, atau

karena masuk islam nya belakangan atau sedang tidak bersama nabi SAW ketika

hadist itu disabdakan. Hadist mursal shahabi sangat banyak seperti hadist-hadist ibnu

abbas, abdullah bin zubair.

d) Hadist Mu’allaq

Hadist Mu’allaq adalah hadist yang dibuang permulaan sanadnya(yakni rawi

yang menyampaikan hadist kepada penulis kitab) baik seorang maupun lebih dengan

berurutan meskipun sampai akhir sanad. Hukum hadist muallaq yaitu mardud karena

tidak diketahui identitas rawi yang tidak disebutkan kecuali apabila terdapat dalam

kitab dipastikan kesahihannya seperti shahihain. Hadist muallaq di tinjau dalam

shahihain ada 2 yaitu :

a. Kelompok pertama dengan menggunakan shighat Jazm,dihukumi sebagai hadist

sohih, contoh hadistnya :

“shilah berkata dari ‘ammar : barang siapa berpuasa pada hari yang diragukan

keberadaannya maka ia telah durhaka kepada Nabi SAW.”

Shilah adalah putra zufr salah seorang tabiin.

b. Kelompok kedua dengan menggunakan ungkapan yang tidak menunjukkan kepastian.

tidak dapat dihukumi secara shohih secara mutlak. Contoh hadist nya : “disebutkan

bahwa nabi SAW membayar hutang sebelum memenuhi wasiat.” Hadist ini

diriwayatkan oleh al turmudzi secara maushul melalui al harist dan ‘ali sedangkan al

harits adalah dhoif.

e) Hadist Mu’dhal

Al- Mu’dhal berasal dari kata A’dhalahu yakni memayahkannya, sedang

menurut istilah yaitu hadits yang pada mata rantai sanadnya gugur dua orang rawi

13

Page 14: Makalah UH Fix

atau lebih di satu tempat, baik pada awal sanad, tengah, maupun akhir. Contoh hadits

Mu’dhal adalah hadits riwayat Malik dari Mu’ad Ibn Jabal, katanya: “Wasiat

Rasulullah SAW yang terakhir kepadaku adalah ketika aku menginjakkan kaki di

sadel kendaraan, beliau berkata

GلH ب Hج HنI Hا مHعHاذHب LاِسJ ي Jلن HقHكH ل ل Hخ IنMسHحArtinya: “Baguskanlahakhlakmu kepada manusia, wahai Mu’adz Ibn Jabal.”

Antara Malik dan Mu’adz berselang lebih dari dua orang rawi.10

f) Hadits Mudallas

Kata mudallas adalah isim maf’ul dari tadlis yang berarti menyembunyikan

cacat barang yang dijual dari si pembeli. Kata al-dasu mengandung arti gelap. Sedang

dalam ilmu hadist yaitu menyembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkannya

pada lahirnya seperti baik. Hadist mudallas dibagi menjadi tiga yaitu tadlis al-isnad,

tadlis al syuyukh dan tadlis taswiyah. Contoh hadist mudallas al syuyukh :

Umpamanya perkataan abu bakar ibn mujahid: الله عبد ابي بن الله عبد ثنا حد

Telah menceritakan kepada kami ‘Abd Allah ibn Abd Allah yang di maksudkan Abd

Allah ibn Abd adalah Abu Bakar ibn abu Dawud al sijistani. Contoh kitab yang

menghimpun hadist mudallas diantaranya al tabyin li asma’ al mudallasin karya al

khatib al baghdadi dan al tabyin li asma’ al mudallasin karya burhan al din ibn al

halabi.

g) Hadist Mursal Khafi

Hadist Mursal Khafi adalah hadist yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari

guru yang sezaman, tetapi ia tidak pernah mendengar hadistnya serta tidak pernah

mendengar hadistnya serta tidak pernah bertemu dengannya. Contoh nya :

“meriwayatkan hadist kepada kami ibrahim bin abdullah katanya meriwayatkan hadist

kepada kami husyaim katanya meriwayatkan hadis kepda kami yunus bin ubaid dari

nafi’ dari ibnu umar katanya rasulullah bersabda...”11

C. Persamaan Pada Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek

Persamaan Masing-Masing Sistematika Pembagian Hadist yaitu sebagai

berikut :

1. Hadis berdasarkan kuantitas rawi

10Nuruddin itr, ‘ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 ) hlm 383-412

11 Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, (Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya,1997) hlm 251-255

14

Page 15: Makalah UH Fix

Persamaan hadis Mutawatir dan hadis Ahad:

a. Merupakan hadis Maqbul

b. Dapat dijadikan sebagai hujjah

2. Hadis berdasarkan kualitas rawi

Persamaan Hadis Sahih dan Hadis Hasan:

a. Sanadnya bersambung

b. Perawinya adil

c. Tidak syadz

d. Tidak ada illat

e. Merupakan hadis Maqbul

f. Dapat dipergunakan sebagai dalil atau hujjah dalam menetapkan suatu hukum atau

dalam beramal

Persamaan hadis Sahih, Hasan, dan Dha’if:

a. Berasal dari Nabi SAW

b. Merupakan hadis Ahad

3. Hadis berdasarkan segi penyandaran

Persamaan hadis Marfu’ dan hadis Mauquf:

a. Sanadnya bisa bersambung dan bisa juga terputus

b. Bisa dijadikan hujjah asalkan hadis Mauquf berstatus hokum hadis Marfu’

Persamaan hadis Marfu’, Mauquf, dan Maqthu’:

a. Sanadnya bisa sanad yang bersambung dan bisa juga sanad yang terputus

4. Hadis berdasarkan isi:

Persamaan hadis Qauly, Fi’li, dan Taqriri:

a. Bersandar kepada Nabi SAW

b. Dapat dijadikan hujjah

5. Hadis berdasarkan sumber atau asalnya:

Persamaan Hadits Qudsy dan Hadits Nabawi

a. Bersumber dari Allah SWT

b. Menggunakan redaksi dari Nabi Muhammad SAW

15

Page 16: Makalah UH Fix

c. Materinya untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya

6. Hadis berdasarkan diterima atau ditolaknya:

Persamaan hadis Maqbul dan hadis Mardud

a. Merupakan hadis Ahad

7. Hadis berdasarkan bersambung atau terputusnya sanad

a. Bersambungnya sanad

Persamaan hadis Muttashil, Musnad, Mu’annan, Mu’an’an, Musalsal, Ali, dan Nazil:

1) Dapat dijadikan sebagai hujjah

2) Merupakan hadis Maqbul

b. Terputusnya sanad

Persamaan hadis Munqathi’, Mursal, Muallaq, Mu’dhal, Mudallas:

1) Berstatus hukum hadis Dha’if dan Mardud

2) Ada rawi yang gugur, baik satu rawi ataupun lebih

Analisis pemakalah bersumber dari:

1. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits karya Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy

2. Ulumul Hadis karya Agus Solahudin dan Agus Suryadi

3. Ulumul Hadis karya Nawir Yuslem

4. Ilmu Hadist karya Munzier Suparta

5. Ulumul Hadist karya Sohari Sahrani

6. http://m4n4n4.blogspot.com/2013/11/hadis-nabawi-dan-hadis-qudsi.html diakses

pada tanggal 25 Oktober 2014 jam 19:49

D. Perbedaan Pada Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek

Perbedaan pada sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek yaitu

sebagai berikut :

1. Hadist berdasarkan Kuantitas Rawi

NO SEGI MUTAWATIR AHAD

1 Jumlah Rawi Perawi banyak setiap tingkatan dan

mustahil dusta

Perawi satu, dua dan lebih tapi

tidak sampai mutawatir dan

16

Page 17: Makalah UH Fix

bisa jadi ada dusta

2 Pengetahuan yang

dihasilkan

Ilmu qoth’i Ilmu dhanni

3 Kedudukan Lebih tinggi dari hadist Ahad Lebih rendah dari Hadist

Mutawatir

4 Kebenaran

Keterangan Matan

Bertentangan dengan keterangan

ayat Al quran

Mungkin saja bertentangan

dengan keterangan ayat al

quran

5 Kehujahan Dijadikan hujjah dan yang

mengingkari dipandang kafir

Dijadikan hujjah sepanjang

syarat kesohihannya terpenuhi

6 Tempat

Penyandaran

Panca indra

2. Hadist berdasarkan Kualitas Rawi

NO SEGI SHOHIH HASAN DHOIF

1 Kedlobitan rawi Rawi Benar-benar

kuat ingatannya

Rawi tidak begitu kuat

ingatannya

Lengah dan tidak

baik dalam

menghafal

2 Kehujahan Dijadikan hujjah jika

berfaedah qath’i

Dijadikan hujjah (ada

yang mengatakan

hanya Hasan Lidzatih

dan ada dua-duanya

untuk beramal)

Tidak bisa dijadikan

hujjah

3 Diterima / tolak

nya hadist

Maqbul Maqbul Mardud

4 Kecacatan Tidak ada Tidak ada Ada cacat pada salah

seorang perawi atau

matan

3. Hadist berdasarkan Segi Penyandaran

NO SEGI MARFU MAUQUF MAQTHU”

1 Tempat Kepada Nabi Sahabat Tabi’in atau orang

17

Page 18: Makalah UH Fix

Penyandaran Muhammad SAW sebawahnya

2 Kehujahan Bisa Asli hukum nya tidak

boleh, namun jika ada

qorinah marfu’ bisa di

jadikan hujah

Tidak dapat

dijadikan hujjah

karena status

perkataan tabi’in

sama dengan ulama’

lain

3 Status Hukum Berstatus Shohih,

Hasan, Dhoif

Berstatus hukum

marfu ( shohih dan

hasan )

4. Hadist Berdasarkan Isi

NO SEGI QOULIYAH FI’LIYAH TAQRIRI

1 Bentuk Perkataan atau

Ucapan Nabi SAW

Perbuatan Ketetapan Nabi SAW

apa yang dilakukan

para sahabat

2 ISI Tuntunan, petunjuk

syara’, peristiwa,

kisah

Berita tentang

perbuatan nabi atau

sesuatu yang bisa di

contoh

Hukum dengan Nabi

SAW membiarkan

atau mendiamkan

3 Keyword سمعت, قال , رايت ن كا Seorang sahabat atau

lainnya berkata, ada

seorang berbuat

begini dihadapan

Rasul

5. Hadist berdasarkan Sumber atau Asalnya

NO SEGI QUDSI NABAWI MAUDHU’

1 Penisbatan Dinisbatkan pada

Allah SWT

Dinisbatkan pada

Rasulullah

_

2 Periwayatan Rasul meriwayatkan

dari Allah

Diriwayatkan Rasul

sendiri

Diriwayatkan secara

rekaan atau dusta

18

Page 19: Makalah UH Fix

semata-mata

3 Keyword - رسواللله ل قا

عن يرويه فيما

ربه

- لى تعا الله قال

عنه رواه فيما

رسواللله

- المختلق

- المختلع

- المصن

- ب المكذ

4 Hukum Wajib Haram

6. Hadist berdasarkan diterima atau ditolaknya

NO SEGI MAQBUL MARDUD

1 Terima atau tidak Syarat diterima dan

dibenarkan sanad dan matan

Syarat ditolak atau diterima

matan dan sanad

2 Kehujahan Bisa Tidak bisa dan wajib

diingkari

3 Jenis Hadis shohih dan Hasan Hadist Dhoif, Maudhu,

Matruk, dan Mudhaaf

7. Hadist berdasarkan bersambungnya atau terputusnya sanad

NO NAMA BERSAMBUNG TERPUTUS

1 Muttasil atau maushul Sanadnya dari awal sampai

akhir

2 Musnad Sanadnya marfuk pada Rasul

3 Muannan Sanadnya dengan perkataan

anna (bahwasanya) seperti

fulan anna fulan

4 Musalsal Perawi secara estafet

melakukan hal yang sama atas

sikap yang sama dengan

perawi sebelumnya

5. Mu’an’an Sanadnya terdapat ungkapan

19

Page 20: Makalah UH Fix

fulan’an fulan

6 ‘Ali Sanad yang sedikit jumlah

rawinya dan bersambung

7 Nazil Jauh jarak sanadnya

8 Munqathi’ Gugur sanadnya di satu tempat

atau lebih atau pada sanadnya

disebutkan yang tidak dikenal

9 Mursal Gugur pada sanad terakhir

( thabaqah sahabat) tidak

disebutkan

10 Muallaq Gugur pada sanad pertama

secara berturut-turut

11 Mu’dhlal Gugur dua sanad atau lebih

secara berurutan-turut

12 Mudallas Sanad yang tidak disebut atau

sengaja digugurkan oleh

perawi nama grurunya dengan

cara memberi waham, bhwa

dia mendengar sendiri dari

orang yang disebut namanya

Analisis pemakalah bersumber dari:

1. Ulumul hadist karya Nawir Yuslem, MA

2. Ulumul Hadist karya Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag & Agus Suyadi, Lc. M.Ag

3. Sejarah dan pengantar ilmu hadis Karya Teungku Muhammad hasbi Ash shiddieqiy

4. Ilmu Hadist karya Prof. Dr. H Muhammadiyah Amin, M.Ag

5. Ulumul Hadis karya DR. Nuruddin ‘itr

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

sistematika adalah pengetahuan tentang klasifikasi (penggolongan). Adapun

sistematika pembagian hadist dilihat dari 7 Aspek, yaitu : Berdasarkan kuantitas rawi,

20

Page 21: Makalah UH Fix

kualitas rawi, segi penyandaran, isinya, sumber atau asalnya, diterima atau ditolaknya

dan bersambungnya / terputusnya sanad.

B. SARAN

Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang Sistematika Pembagian

Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek, semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan pada kami khususnya. Dan tentunya makalah ini tidak lepas dari kekurangan,

untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan guna

memperbaiki makalah selanjutnya.

21