laporan lengkap

21
LAPORAN HASIL PENGUKURAN GEOLISTRIK POTENSI CROM DESA LABURINO KABUPATEN KOLAKA UTARA

description

fjhdfdjfhdjhfjdh

Transcript of laporan lengkap

LAPORAN

HASIL PENGUKURAN GEOLISTRIKPOTENSI CROM

DESA LABURINO KABUPATEN KOLAKA UTARA

PT. KOVALEN GLOBAL

PENYELIDIKAN GEO-BAWAH PERMUKAAN

Instrument : Geo-listrik Naniura NSD 22S dan GPS Oregon 500 iSoftware Pendukung: Rendiv Vers 3.2 dan Arc Gis Vers 9.2

Penyelidikan geo bawah permukaan yang salah satunya dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai resistivity batuan di bawah permukaan dengan menggunakan alat ukur geolistrik, kegiatan ini lazimnya dilakukan sebelum dilakukan kegiatan pemboran atau pembuatan tespit (sumur uji), karena hasil interpretasi dari pengukuran geolistrik tersebut digunakan menjadi reverensi untuk menentukan titik Bor dan titik sumur uji, dengan demikian biaya eksplorasi dapat diminimalkan dibandingkan dengan melakukan pemboran dan penggalian secara acak.Tujuan yang ingin dicapai dengan penyelidikan geo-bawah permukaan dengan menggunakan geolistrik adalah sbb:1. Menginterpretasikan model/bentuk serta letak dan posisi dari endapan mineral crom yang menjadi target penambangan.2. Menginterpretasikan penyebaran bijih.3. Menjadi reverensi awal untuk menentukan stripping ratio penambangan, dan 4. Menjadi reverensi awal untuk menentukan titik Bor dan titik sumur uji.5. Pada penambangan selective mining, hasil interpretasi geolistrik dapat dijadikan patron untuk menentukan titik awal penambangan.

Berdasarkan hasil pengambilan data sebelumnya pada lintasan yang tepat melintasi singkapan crom massif, nilai resistivity laterit yang mengandung nikel berkisar 10-8 7,8 , Crom massif dalam kondisi Dry berkisar 120 180 , Batuan peridotit yang mengandung cron dengan kadar 20 30 % berkisar 80 100 , dan batuan peridotit yang mangandung banyak rekahan dan terisi air berkisar 500 >>>

Lintasan Bentangan GeolistrikLokasi : Daerah Temboe

Daerah: TemboeLine: 1

Data Awal Interpretasi

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih Crom

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil interpretasi, singkapan bijih Crom dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 dapat dijumpai pada titik 40 60 meter dengan ketebalan hingga kedalaman -7 meter dari permukaan, luas penampang 120 m2 dan diperkirakan menerus ke bawah, interpretasi keberadaan bijih crom selanjutnya dapat ditemukan pada titik 125 -142 meter dengan ketebalan hingga kedalaman -6 meter dari permukaan, luas penampang 37 m2 dan tidak menerus ke kedalaman, lintasan ini di dominasi oleh laterit nikel yang diwakili dengan warna hingga

Daerah: TemboeLine: 2

Data Awal Interpretasi

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih CromPeridotit

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil interpretasi, singkapan bijih Crom dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 dapat dijumpai pada titik 15 28 meter dengan ketebalan hingga kedalaman -10 meter dari permukaan, luas penampang 115,7 m2 dan diperkirakan menerus ke bawah, interpretasi keberadaan bijih crom selanjutnya dapat ditemukan pada titik 115 -130 meter dengan ketebalan hingga kedalaman -7 meter dari permukaan, luas penampang 89,25 m2 dan tidak menerus ke kedalaman, lintasan ini di dominasi oleh laterit nikel yang diwakili dengan warna hingga , pada titik 130 170 terdapat batuan peridotit massif yangh menerus hingga kedalaman, mineralisasi crom berupa vein tipis sangat di mungkinkan di daerah tersebut.Daerah: TemboeLine: 3

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelPeridotitBijih Crom

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil proses data pada lintasan 3, Bijih Crom berbentuk lensa dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 di interpretasikan dapat dijumpai pada titik 58 88 meter, tebal material penutup 3 meter , ketebalan bijih 26 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 202,8 m2.interpretasi mineralisasi bijih crom selanjutnya di interpretasikan dapat ditemukan pada titik 162 -230 meter, tebal material penutup berupa batuan peridotit 14 meter, ketebalan bijih meter 42 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 1.199,52 m2.

Daerah: TemboeLine: 4

Laterit NikelBijih CromPeridotitHasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil proses data pada lintasan 4, mineralisasi bijih Crom berbentuk lensa dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 di interpretasikan dapat dijumpai pada titik 54 97 meter, tebal material penutup 4 - 12 meter , ketebalan bijih 22 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 728,42 m2.interpretasi mineralisasi bijih crom selanjutnya dapat ditemukan pada titik 150 -186 meter, tebal material penutup berupa batuan peridotit 15 meter, ketebalan bijih meter 19 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 307,8 m2. Dimensi bijih tersebut di interpretasikan menerus ke kedalaman.Daerah: TemboeLine: 5

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih CromPeridotit

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil proses data pada lintasan 5, mineralisasi bijih Crom berbentuk lensa dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 di interpretasikan dapat dijumpai pada titik 98 175 meter, tebal material penutup berupa batuan peridotit 5 - 8 meter, ketebalan bijih 25 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 1.617 m2. Bijih Crom pada lintasan ini tertutupi batuan peridotit massif., semetara laterit nikel terdapat pada titik 0 50 pada garis lintasan.

Daerah: TemboeLine: 6

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih CromPeridotit

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil proses data pada lintasan 6, mineralisasi bijih Crom berbentuk lensa dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 di interpretasikan dapat dijumpai pada titik 60 75 meter, tebal material penutup berupa batuan peridotit 2 - 8 meter, ketebalan bijih 27 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 396,9 m2. Dan di interpretasikan menerus ke bawah. Interpretasi mineralisasi bijih crom selanjutnya tersingkap pada titik 102 -120 meter, ketebalan bijih meter 4 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 20,8 m2. laterit nikel yang diwakili dengan warna hingga , pada titik 130 170 terdapat batuan peridotit massif yangh menerus hingga kedalaman, keterdapatan crom berupa vein tipis sangat di mungkinkan di daerah tersebut.Daerah: TemboeLine: 7

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

PeridotitBijih CromLaterit Nikel

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil proses data pada lintasan 7, mineralisasi bijih Crom berbentuk lensa dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 di interpretasikan dapat dijumpai pada titik 60 98 meter, tebal material penutup berupa batuan peridotit 11 - 18 meter, ketebalan bijih 16 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 1.115,2 m2. Dan di interpretasikan menerus ke bawah.Interpretasi keberadaan bijih crom selanjutnya tersingkap pada titik 93 -150 meter, ketebalan bijih meter 17 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 436,05 m2. Tertutup material berupa batuan peridotit dengan ketebalan 2 - 4 meter.Interpretasi mineralisasi bijih crom selanjutnya tersingkap pada titik 162 -190 meter, ketebalan bijih meter 21 meter, hingga luas penampang bijih crom sekitar 291,2 m2. Tertutup material berupa batuan peridotit dengan ketebalan 1 - 5 meter, dimensi mineralisasi bijih di interpretasikan menerus ke bawah, Laterit nikel yang diwakili dengan warna hingga , pada lereng bawah pegunungan pada titik 10 80.INTERPRETASI PROYEKSI 3D GEOLISTRIK TEMBOE (CROSS LINE 1,2,4 & 6)

Peridotit

Crom

Laterit Nikel

Bijih kromit di daerah penelitian terdapat di dalam batuan ultrabasa, yang mengalami serpentinisasi. Mineralisasi bijih Chromit daerah penelitian diperkirakan berbentuk kantong atau tabung atau dikenal dengan sebutan podiform. Berdasarkan proyeksi 3D topografi inverse Res2dinv diatas, penyebaran biji kromit dapat diperkirakan dengan menghubungkan posisi dan dimensi bijih pada setiap line.Line # 4 yang berada pada elevasi lebih rendah dari line #1 dan line #2 pada posisi line hampir sejajar dan dibuat line # 6 yang menghubungkan ketiga line tersebut. Diinterpretasikan bahwa mineralisasi bijih crom pada titik 50 -100 pada line # 4, kemungkinan berhubungan dengan mineralisasi bijih crom pada titik 60 -75 pada line # 6. Besar kemungkinan bijih crom tersebut merupakan hasil intrusi di kedalaman di bawah line # 6 dan berlanjut di titik 40 60 line # 1, singkapan di line # 1 menunjukan keterdapan minerasl crom pada tubuh batuan yang di dominasi mineral olivin dan serpentin, keadaan bijih crom yang tersingkap pertanda sebagai mineral yang terbentuk dari larutan sisa.Keterdapatan bijih crom pada titik 100 130 line # 6 juga kemungkinan berhubungan dengan mineralisasi bijih crom yang di interpretasikan terdapat pada titik 120 140 line # 1. Jika dimensi penampang bijih crom pada kedua lintasan di gabungkan akan membentuk tipe endapan podiform.Batuan peridotit yang merupakan gounge rock dimana mineralisasi crom terbentuk tampak saling berhubungan pada setiap line #1, #2 dan # 6INTERPRETASI PROYEKSI 3D GEOLISTRIK TEMBOE (CROSS LINE 3,5 & 7)

Pada proyeksi 3D topografi inverse Res2dinv diatas bisa diperkirakan pola penyebaran lapisan biji kromit yang tersebar disetiap lapisan pada lintasan 3, lintasan 5 dan lintasan 7 dalam bentuk bongkahan dan dicirikan dengan warna coklat tua, merah hingga gelap dengan nilai resistivitas antara 120 160 . Tubuh bijih yang di interpretasikan terletak pada titik 90 160 line # 5, diperkirakan berhubungan dengan mineralisasi bijih pada titik 160 290 line # 7. Demikian pula pada mineralisasi bijih pada titik 150 200 line # 3 diperkirakan berhubungan dengan mineralisasi crom pada titik 60 100 line # 7.

Daerah: GalaxyLine: 1

Data Awal Interpretasi

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih Crom

Peridotit

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil interpretasi, singkapan bijih Crom dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 dapat dijumpai pada titik 160 183 meter, ketebalan 6 meter pada kedalaman -0 hingga -0,5 meter dari permukaan, luas penampang 66,24 m2 .Interpretasi keberadaan mineralisasi crom selanjutnya dapat ditemukan pada titik 235 -267 meter, ketebalan 8 meter pada kedalaman -0 hingga -0,5 meter dari permukaan, luas penampang 158,72 m2 dan tidak menerus ke kedalaman.

Daerah: GalaxyLine: 2

Data Awal Interpretasi

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih CromPeridotit

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil interpretasi, singkapan bijih Crom dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 dapat dijumpai pada titik 155 181 meter, ketebalan 10 meter pada kedalaman -0 hingga -0,2 meter dari permukaan, luas penampang 120 m2 . Dimungkinkan mineralisasi bijih crom tersebut berhubungan dengan mineralisasi bijih crom yang di interpretasikan pada dasar titik 120 150. Lintasan ini di dominasi oleh batuan serpentin, yang memungkinkan terdapat mineral crom yang tidak massif berupa titik-titik dan mineral olivin sebagai massa dasar.Daerah: GalaxyLine: 3

Data Awal Interpretasi

Hasil Prosesing data dan Koreksi Kesalahan

Laterit NikelBijih CromPeridotit

Kemungkinan Penyebaran

Analisa Interpretasi :Berdasarkan hasil interpretasi, singkapan bijih Crom dengan nilai resistivity dengan nilai 120 -180 dapat dijumpai pada titik 105 132 meter, ketebalan 8 meter pada kedalaman -0 hingga - 7 meter dari permukaan, luas penampang 64,8 m2 . Keberadaan mineralisasi bijih crom pada line #7 selanjutnya di interpretasikan pada titik 120 180 dimensi searah kemiringan lereng dan terdapat batuan peridotit massif di atasnya, untuk menambang bijih crom tersebut, harus membuka batuan penutup setebal 22 25 meter.

INTERPRETASI PROYEKSI 3D GEOLISTRIK GALAXY

Garis elevasiKemungkinan penyebaranPenyebaran dan bentuk tubuh mineralisasi kromit di daerah galaxy yang tergambar dari 3 penampang hasil interpretasi terhadap 3 line pengambilan data resistivity batuan menggambarkan kemungkinan hubungan mineralisasi crom yang tersingkap pada line # 1 dengan mineralisasi crom pada line # 3 dan line # 2 yang terletak pada kedalaman 22 meter dari permukaan.Mineralisasi crom pada line # 1 terletak pada elevasi 3 hingga -10 meter, sedangkan pada line # 2 terdapat pada elevasi 8 meter hingga elevasi minus (-) Dpl, dan pada line # 3 terdapat pada elevasi 45 meter hingga hingga elevasi minus (-) Dpl.Besarnya volume batuan peridotit yang menutupi mineralisasi crom pada daerah ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhitungkan dalam proses dan teknik penambangannya. Dalamkeadaan mengejar target produksi, penambangan bijih hanya dapat dilakukan pada bolder-bolder yang mineralisasinya dekat pada permukaan.