Laporan KP terbaru thoyib
-
Upload
muhammad-thoyib-samudra -
Category
Documents
-
view
208 -
download
6
Transcript of Laporan KP terbaru thoyib
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di samping kegiatan akademik di bangku kuliah, terdapat Kerja
Praktek (KP) yang merupakan kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan
bagi mahasiswa Teknik Mesin UNS sebagai sarana untuk mengenal dunia
kerja yang berkaitan dengan latar belakang akademik yang tengah
ditekuni.
Kegiatan Kerja Praktek ini tidak hanya berperan dalam
mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja tetapi juga menuntut
mahasiswa untuk dapat berkarya dengan bekal pengetahuan yang telah
diperoleh di bangku kuliah dan menggabungkannya dengan pengalaman
selama berada di lingkungan tempat Kerja Praktek. Dengan demikian,
diharapkan ke depan bahwa mahasiswa dapat lebih siap dalam mengarungi
dunia kerja pasca perkuliahan.
Adapun untuk pelaksanaan KP, penulis melaksanakannya di Balai
Rekayasa Disain dan Sitem Teknologi (BRDST)-BPPT, dari tanggal 1 Juli
2009 s.d. 31 Agustus 2009.
Secara khusus, yang melatarbelakangi dipilihnya BRDST-BPPT
untuk Kerja Praktek ini, adalah karena BRDST-BPPT merupakan
Engineering Center di BPPT. Selain itu, balai ini secara langsung juga
bekerjasama dengan banyak perusahaan yang bergerak di bidang
keteknikan baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam pelaksanaan KP ini, penulis diberi kesempatan oleh
Kepala BRDST-BPPT, melalui pertimbangan latar belakang studi yang
diambil oleh penulis yaitu Mechanical Engineering, untuk melakukan
Kerja Praktek di Technical Departement khususnya di Stucture Analysis.
Tugas dari seksi ini adalah bersama-sama mengerjakan proyek
penambahan beban pada Tower Destilasi dan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sedang dikerjakan oleh TIM khusus
balai tersebut. Dalam pengerjaan Structure Analysis digunakan software
2
STAAD PRO 2004, dimana output yang diharapkan dapat diketahui
sebuah disain struktur yang aman untuk diaplikasikan pada kondisi yang
sesungguhnya.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :
1. Mengetahui situasi dunia kerja yang sesungguhnya dan
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan secara
langsung dilapangan.
2. Mengetahui cara menjalankan proses analisa struktur material
menggunakan program STAAD PRO 2004.
3. Belajar bekerjasama dalam suatu tim untuk menyelesaikan suatu
proyek.
Manfaat yang diperoleh :
1. Mendapatkan pengalaman kerja secara langsung.
2. Mewujudkan program link and match antara universitas dan industri.
3. Memberikan gambaran umum mengenai Balai Rekayasa Disain dan
Sistem Teknologi-BPPT.
4. Memberikan dan menambah informasi, wawasan dan pengetahuan
serta bahan perbandingan yang bermanfaat mengenai Structure
analysis.
1.3. Batasan Masalah
Dalam laporan ini, pembahasan dititik beratkan pada tingkat
keberhasilan proses input data secara terpisah dalam menganalisa struktur
kekuatan material pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU Ketapang, Kalimantan Barat) dengan menggunakan software staad
pro 2004, sekaligus memberikan beberapa saran secara teknis mengenai
hasil analisa yang didapatkan.
1.4. Metode Pembahasan
Dalam penulisan laporan ini, penulis berusaha mengumpulkan
data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat
3
memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diperiksa. Namun
sayangnya penulis tidak bisa berkunjung langsung ke lokasi proyek karena
keterbatasan waktu dan biaya. Sehingga pengumpulan data serta
pemahaman tentang berbagai hal yang akan dibahas dalam laporan ini
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Metode Studi Literatur.
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca,
mempelajari, dan memahami buku-buku referensi dari berbagai
sumber.
b. Metode Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
Drafter, equipment Engineer, dan pihak kontraktor pelaksana.
c. Metode Partisipasi
Metode partisipasi merupakan metode yang mengumpulkan data
dengan cara melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan-kegiatan
yang sedang berlangsung dalam perusahaan atau institusi, terutama
yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji penulis.
1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat : Balai Riset Disain dan Sistem Teknologi-BPPT
Waktu : 1 Juli 2009 - 31 Agustus 2009
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami laporan ini, maka lapora ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah, Metode
Pembahasan, Tempat dan Waktu Pelaksanaan dan Sistematika
Penulisan.
2. BAB II TINJAUAN LEMBAGA
Berisi penjelasan singkat tentang Balai Rekasa Disain dan Sistem
Teknologi-BPPT, Struktur Organisasi, BRDST-BPPT.
4
3. BAB III DASAR TEORI STAAD PRO 2004
Berisi dasar teori tentang software STAAD PRO 2004 serta cara
penggunaannya dalam sebuah analisa struktur bangunan.
4. BAB IV ANALISA STRUKTUR KEKUATAN MATERIAL
Studi kasus, Data lapangan, Structure analysis.
5. BAB V PENUTUP
Penutup berisi kesimpulandari pembahasan dan saran untuk
perbaikan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM BALAI
2.1 Sejarah dan Perkembangan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah
lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan
teknologi.
Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden
Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari-1974.
Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr.
Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance
teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung
pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi
Penerbangan (ATTP) Pertamina.
Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina
No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi
Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan
Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.
Berikut kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang:
Periode
1. Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie • 1974-1998
2. Prof. Dr. Rahardi Ramelan • 1998-1998
3. Prof. Dr. Zuhal MSEE • 1998-1999
4. Dr. A.S. Hikam • 1999-2001
5. Ir. M. Hatta Rajasa • 2001-2004
6. Dr. Kusmayanto Kadiman • 2004-2006
7. Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D • 2006-2008
8. Dr. Ir. Marzan A. Iskandar • 2008-Sekarang
6
Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-BPPT adalah salah
satu unit di kedeputian TIEM-BPPT. Balai ini juga dikenal dengan nama
Engineering Center-BPPT. Balai ini bertugas untuk mengkaji dan
mengembangkan engineering design technology untuk proses industri
dalam bentuk pilot plant.
Balai ini didirikan pada Januari 1993 dengan nama Tim Pusat
Pengembangan Rekayasa dan Rancang Bangun BPIS (P2R2B-BPIS) atau
disebut juga Engineering Center-BPIS yang berada dibawah Biro
Teknologi Rekayasa Rancang Bangun BPIS dengan Direktorat TKKE-
TIEML-BPPT. Pada pertengahan 1995, balai ini berubah nama menjadi
Pusat Rekayasa Rancang Bangun-BPPT (PRRB) dengan aktivitas utama
pada disain teknik Nuclear Power Plant AP600 untuk Westinghouse
Electric Corporation, Amerika Serikat yang mencakup pembuatan turbin.
Untuk meningkatkan pengembangan dan peningkatan kapabilitas
Engineering Center-BPPT dalam hal disain teknik dan fasilitas tim, maka
sejak 4 April 2001 tim tersebut diubah menjadi unit teknis dengan nama
Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BRDST-BPPT).
Tujuan dibentuknya BRDST adalah untuk melaksanakan instruksi
pemerintah dalam bidang pengkajian dan penerapan teknologi yang
mengikuti peraturan pemerintah yang valid.
BRDST-BPPT memberikan jasa keteknikan dalam arti yang luas
mulai dari konsep disain hingga fabrikasi, konstruksi, operasi,
maintenance, dan decommissioning, yang terdiri atas:
1. Disain sistem proses
2. Disain mechanical equipment
3. Disain struktur baja
4. Layout perpipaan
5. Analisis tegangan pipa
6. Disain sistem elektrikal
7. Disain sistem instrumentasi dan kontrol
8. Sistem modularisasi
7
9. Plant Data & Project Management
10. 2D/3D Computer Aided Design/Graphic Modeling
11. Technical Training untuk perpipaan dan plant design
12. Engineering-Procurement–Construction of Biodiesel Plant
Engineering Center-BPPT didukung dengan software-software
penunjang untuk memudahkan dalam integrasi rancangan menjadi lebih
efisien mulai dari preliminary design task sampai gambar teknik final
untuk fabrikasi dan konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek, data yang up
to date diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan dalam pengerjaannya.
Software-software yang biasa digunakan sebagai penunjang antara lain:
1. Integraph PDS
2. XSteel
3. Gate Cycle
4. Advanced Pressure Vessel
5. PS+CAE Pipe
6. STAAD Pro
7. MicroStation
8. AutoCAD
2.2 Visi dan Misi BRDST
2.2.1. Visi
Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk
meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.2. Misi
Meningkatkan daya saing industri.
Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat
dalam bidang teknologi.
Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi
Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi
dan SDM yang handal (technology center of excellence).
8
2.3 Pengalaman Proyek
Beberapa pengalaman proyek yang pernah diikuti oleh Engineering
Center-BPPT antara lain:
1. Westinghouse AP600 Nuclear Passive Reactor, Westinghouse
Electric Corporation, Pittsburgh, PA, USA.
2. Madura “BD” Development Project, PT. PAL Indonesia.
3. Bontang LNG Plant Expansion Project-Train H, PT. IKPT (Inti
Karya Persada Teknik).
4. Plant Design Training, PT. Rekayasa industri.
5. Hg and CO2 Removal in Natural Gas Processes, Piping and Plant
Design Training, PT. Pakarya Industri.
6. TUNU Development Project, PT. PALAMEC.
7. VITA-A Retrofit-Well Platform, PT. PALAMEC.
8. Module Structure Design for AFT Transom Platform for Additional
Cable Release System at Widuri Tanker, PT. PALAMEC.
9. Tangguh LNG Plant Feed Participation, Bechtel Corp. Houston, USA.
10. PIM-2 Ammonia and Urea Structure Detailing, PT. Rekayasa
Industri.
11. PIM-2 Ammonia and Urea Plant Modeling, PT. Krakatau Engineering
Corp.
12. Detail Design for Mini CPO Plant.
13. EPC of Biodiesel Plant with capacities of 1-3 and 6-10 tons/day.
Selain proyek dengan klien-klien diatas, Engineering Center-BPPT juga
telah menjalin kerjasama dengan subkontraktor seperti Bechtel Corp.,
Southern Electric Co., Burns and Roe, Ansaldo, Initec and SNERDY
(Shanghai Nuclear Engineering Research and Development Institute).
2.4 Lokasi
Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-BPPT memiliki dua
gedung yaitu office dan workshop.
Office terletak di Gedung I BPPT lantai 6, Jl. M.H. Thamrin no. 8,
Jakarta 10340, Indonesia. Sedangkan workshop, yang dijadikan lokasi
9
pelaksanaan Kerja Praktek, terletak di Pilot Plant Biodiesel, Kawasan
PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314, Banten.
Batas-batas balai adalah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan lahan kosong
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Sentra Teknologi Polimer (STP)
3. Sebelah timur berbatasan dengan lahan kosong dan pusat Metalurgi
LIPI.
4. Sebelah barat berbatasan dengan lahan kosong dan sungai Cisadane
Gambar 2.1 Peta Lokasi Kawasan PUSPIPTEK Serpong.
10
Gambar 2.2 Tata letak Balai
11
2.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.3 Bagan struktur organisasi
Kepala kelompok pengkajian disain sistem dan peralatan teknologi energi
Koordinator pemasaran
Wk. koord. pemasaran
Koordinator umum
Wk. koord. umum
Koordinator keuangan
Wk. koord. keuangan
Koordinator teknik
Wk. koord. teknik
Kelompok keahlian
Pemimpin proyek 2
Pemimpin proyek 1
KEPALA BALAI
Ir. Soni Solistia W.,M.Eng
Administrasi
Dani Rudiana,SE
Ir. Arli Guardi
Kepala seksi rekayasa disain dan
rancang bangun
Ir. Gus Reksodewanto
Kepala seksi pelayanan jasa dan
kerja sama Ir. Arie Rahmadi,M.Eng.sc
Kepala subbag tata usaha
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
12
Kepala kelompok
Mewakili kelompok dalam usaha eksternal kelompok. Khusus untuk
urusan BPPT sedapat mungkin diwakilkan kepada koordinator.
Mengkoordinir para koordinator.
Koordinator pemasaran
Menjalin relasi.
Menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran sesuai dengan hasil
studi pasar.
Persiapan dan pembuatan naskah kerjasama.
Melakukan koordinasi kelompok antara lain masalah kepegawaian,
prasarana fisik, kesejahteraan pegawai dll.
Melakukan tugas yang berhubungan dengan BPPT (kecuali yang
memang harus dilakukan Kepala Kelompok) seperti misalnya rapat,
penyusunan DIP, dll.
Melakukan pengadaan barang yang bernilai diatas Rp. 2.000.000,-
Koordinator teknik
Meningkatkan kemampuan teknis personil.
Bertanggung jawab terhadap prasarana teknik.
Merumuskan strategi penguasaan teknologi.
Menyusun standar man-hour untuk setiap produk yang akan
ditawarkan oleh Koordinator Pemasaran.
Memonitor kemajuan teknologi yang berhubungan dengan core
competence kelompok.
Mengkoordinasikan kelompok-kelompok keahlian.
Koordinator keuangan
Melakukan kegiatan keuangan rutin yang meliputi pengkajian,
pembayaran tagihan rutin, pengeluaran lain yang bersifat rutin dan
penagihan.
13
Melakukan kegiatan keuangan non rutin/proyek yang meliputi
anggaran proyek dan pengeluaran lain yang bersifat non rutin dan
proyek, serta menentukan anggaran proyek bersama-sama dengan
kepala kelompok dan para koordinator lainya.
Memaksimalkan aset keuangan yang ada untuk memaksimalkan
pendapatan.
Merancang penggunaan dana seefektif mungkin.
Membuat laporan keuangan setiap bulan dan laporan keuangan setiap
akhir proyek dan diperiksa oleh auditor.
Laporan status keuangan disampaikan ke forum untuk setiap akhir
bulan Juni dan Desember.
Wakil koordinator
Membantu koordinator dalam melaksanakan tugasnya.
Menggantikan peran dan tugas koordinator yang berhalangan hadir.
Melaksanakan audit setiap bulan dengan dibantu oleh seorang
personil (tanpa insentif) yang dipilih forum.
Pemimpin proyek
Diangkat dan dievaluasi oleh pemimpin manajemen.
Membuat perencanaan struktur organisasi proyek, penentuan jadwal
dan keuangan proyek ke forum manajemen.
Mengusulkan besarnya proyek dan personil yang akan terlibat ke
forum manajemen
Melaksanakan proyek sesuai jadwal dan spesifikasi.
Membuat laporan perkembangan bulanan dan laporan akhir proyek.
Ikut dalam tim pemasaran.
Penanggung jawab kelompok keahlian
Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan teknologi core competence
dibidang keahlianya masing-masing.
14
2.6 Kepegawaian
Secara umum status kepegawaian yang ada di Balai Rekayasa
Disain dan Sistem Teknologi (BRDST-BPPT) ada dua, yaitu pegawai
negeri sipil (PNS) dan pegawai honorer. Pegawai negeri sipil atau PNS
adalah pegawai yang berstatus tetap dan tiap bulannya mendapat gaji dari
pemerintah. Mereka masuk ke BRDST-BPPT melalui seleksi calon
pegawai negeri sipil (CPNS). Pegawai honorer adalah pegawai yang tidak
tetap. Mereka dibayar oleh pihak Balai sendiri. Mereka biasanya
diikutsertakan dalam proyek-proyek yang diadakan (BRDST-BPPT).
Mereka masuk ke lingkungan balai tanpa melalui seleksi CPNS sehingga
bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat keluar dari balai.
Secara resmi status kepegawaian yang ada di Balai Rekayasa
Disain dan Sistem Teknologi (Engineering Center) BPPT mengikuti
sistem kepegawaian yang ada di ruang lingkup Badan Pengkajian dan
Penerapan Sistem Teknologi (BPPT). Pegawai resmi yang ada di
lingkungan (BRDST-BPPT) berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Ada
dua pilihan karier bagi PNS yang ada di lingkungan BPPT, yaitu struktural
dan fungsional.
Pegawai struktural adalah pegawai yang bersifat mengurusi
manajemen di stuktural ruang lingkup Badan Pengkajian dan Penerapan
Sistem Teknologi (BPPT). Pegawai struktural yang kita kenal seperti
Kepala BPPT, Kepala Balai, Kepala Bagian, Kepala Sub. Bagian Tata
Usaha, Kepala Proyek, dan sebagainya. Pegawai struktural yang tidak
terjun langsung ke kegiatan penelitian dan perekayasaan. Mereka biasanya
hanya bertugas sebagai pemantau dan pengawas proyek.
Pegawai fungsional adalah pegawai yang berperan secara langsung
dalam kegiatan penelitian atau perekayasaan. Pegawai fungsional di
lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)
berpangkat sebagai perekayasa. Perekayasa sendiri memeliki peran yang
sentral dalam pengembangan teknologi dilingkungan BPPT. Peran dan
tugas yang diemban oleh perekayasa yaitu:
15
1. Engineering Staff (ES)
Melaksanakan disain
Melaksanakan perhitungan
Melaksanakan eksplorasi dan observasi
Melaksanakan modifikasi
Melaksanakan pengukuran
Melaksanakan perawatan
Melaksanakan studi kelayakan
Melaksanakan studi banding
2. Leader (L)
Memberikan metode untuk disain, perhitungan, pengujian,
ekplorasi dan observasi, modifikasi, perawatan, pemeliharaan,
studi kelayakan, dan studi banding
Mengoptimalkan hasil-hasil setiap Engineering Staff dalam satu
kesatuan dalam work package (WP)-nya
Melaksanakan pertemuan diskusi teknik dan kelompok WP-nya
Memberikan presentasi hasil kegiatan dihadapan leader secara
berkala (pemaparan, diskusi, dan penyimpulan hasil)
3. Group Leader (GL)
Mengkombinasikan (sub integarasi) hasil-hasil disain, perhitungan,
pengujian, eksplorasi dan observasi, modifikasi, perawatan, dan
pemeliharaaan, audit teknologi dari setiap WP di dalam WBS-
nya
Mengikuti evaluasi teknis bulanan dari chief engineering (CE) dan
evaluasi pendanaan dan scheduling dari program manager (PM)
Memberikan presentasi bulanan status kegiatan di WBS-nya pada
pertemuan program dengan kepala program
Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis bersama PM
16
4. Asisten program manager
Membantu program manager dalam:
Membuat perencanaan dan pengendalian pendanaan program
Membuat perencanaan kontrak pengadaan barang
Mengevaluasi berkala dengan para GL tentang ketepatan jadwal
dan pendanaan program
Memantau jalannya program dari segi waktu dan pendanaan
5. Program manager (PM)
Membentuk organisasi program bersama Kepala Program (KP) dan
Chief Engineering (CE)
Membuat perencanaan kontrak pengadaan barang
Membuat evaluasi berkala dengan para GL tentang ketepatan
jadwal dan pendanaan program
Memantau jalannya program dari segi waktu dan pendanaan
6. Asisten Chief Engineer
Membantu CE dalam:
Membentuk organisasi bersama KP dan PM
Menyiapkan engineering/test/production manual
Merencanakan SDM serta memilih ES&T untk program
Memantau jalannya program dari segi teknis
Melaksanakan pertemuan berkala dengan KP, GL, dan PM
7. Chief Engineer (CE)
Membentuk organisasi program bersama KP dan PM
Merencanakan SDM serta memilih ES & T untuk program
Memantau program dari segi teknis
Melaksanakan trade off diantara hasil hasil setiap WBS menjadi
suatu kesatuan hasil program
Melaksanakan pertemuan berkala dengan PM dan GL
Melaksanakan pertemuan berkala dengan KP, PM dan GL
17
8. Kepala Program
Melakukan perencanaan program
Menetapkan organisasi program bersama CE dan PM
Mengangkat personil dan organisasi program
Menyelenggrakan pertemuan bulanan untuk jalannya program
secara teknis maupun pendanaan dan scheduling
Memantau jalannya program dalam tiga tahap program review
Mensosialiasikan hasil-hasil program ke para pengguna
Mengusahakan diperolehnya hak atas kekayaan intelektual (HAKI)
dari program yang dipimpinnya
Selain peran dan tugas-tugas yang disebutkan diatas, perekayasa juga
memiliki tugas penyusunan laporan. Laporan-laporan tersebut antara lain:
1. Program Manual
2. Design Manual
3. Engineering/Test Manual
4. Production and Integration Manual
5. Technical Notes
6. Technical Report/Technical Memorandum
7. Technical document
8. Prosress Control and Monitoring (PCM) Document
9. Program Document
18
BAB III
STAAD.Pro 2004
3.1 Gambaran Umum STAAD.Pro
STAAD.Pro merupakan perangkat lunak (software) yang
diperuntukkan bagi semua aspek yang berhubungan dengan suatu bentuk-
bentuk struktur keteknikan, model-model pengembangan, analisa, disain
serta visualisasi hasil. Perangkat lunak STAAD.Pro ini adalah merupakan
pengembangan dari Research Engineers Inc. (REI), California USA dalam
membantu para ahli teknik untuk menganalisa model-model struktur yang
berkaitan dengan perhitungan statikanya baik dalam statis tertentu maupun
statis tak tentu. Selain itu terdapat fasilitas disain struktur untuk disain
struktur beton, baja, maupun struktur kayu, dengan berbagai standar
perencanaan dari berbagai negara yang representatif.
3.2 Wawasan Struktur Sebagai Dasar Penggunaan STAAD.Pro
Sebelum kita mulai menggunakan program STAAD.Pro, kita harus
mengetahui beberapa hal penting dalam perancangan dan analisa struktur,
yaitu:
1. Struktur adalah himpunan elemen-elemen untuk meneruskan beban-
beban ke tanah dengan aman.
2. Jenis-jenis beban :
a. Beban mati
Beban tetap dan tidak dapat dipindahkan.
Contoh : beban konstruksi/struktur
b. Beban hidup
Beban sementara dan dapat dipindahkan.
Contoh : berat orang/kendaraan
c. Beban terpusat
Garis kerja melalui satu titik.
Contoh : berat orang melalui kaki
19
d. Beban terbagi
Beban terbagi merata, sama pada setiap satuan luas.
Contoh : berat balok kayu
e. Beban terbagi variasi
Beban terbagi, namun tidak sama pada setiap satuan luas.
Contoh : tekanan air waduk pada dinding waduk
3. Jenis-jenis tumpuan :
a. Tumpuan rol/geser
Mampu menahan gaya desak tegak lurus permukaan penumpu.
Gambar 3.1. Tumpuan rol dan reaksinya
b. Tumpuan sendi
Mampu menahan gaya dalam segala arah.
Gambar 3.2. Tumpuan sendi dan reaksinya
c. Tumpuan jepit
Mampu menahan gaya segala arah dan momen.
Gambar 3.3. Tumpuan jepit dan reaksinya
4. Degree of Freedom (Derajat Kebebasan)
Degree of freedom dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi bebas
tidaknya suatu joint atau titik dengan objek kebebasan berupa
perpindahan dan perputaran.
Rx
Ry
R
Rx
Ry
M
20
5. Sumbu Lokal dan Sumbu Global
Pemahaman terhadap sumbu lokal maupun global sangat diperlukan
guna menghindari kemungkinan kesalahan arah pembebanan terutama
akibat beban gravitasi dan beban angin. Sumbu lokal berkaitan
dengan masing-masing elemen (member) sedangkan sumbu global
berkaitan dengan struktur secara keseluruhan.
Gambar 3.4 Arah sumbu lokal
Gambar 3.5 Perbandingan sumbu lokal dan sumbu global
Sumbu Global
y
x
z
Sumbu Lokal y
x z
2
1
y
x
z
21
3.3 Cara Pengoperasian STAAD.Pro
Penggunaan program STAAD.Pro dalam aplikasi struktur, mulai
dari pembuatan input hingga menampilkan output, terbagi atas:
1. Modeling
2. Analysis
3. Post Processing
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada STAAD-Modeling dan
STAAD-Post Processing secara umum terdiri dari komponen-komponen
meliputi menu bar, toolbar, main window, page control, dan data area.
Fungsi masing-masing komponen ini secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Menu Bar
Terletak di atas tampilan layar dan berguna untuk mengakses semua
fasilitas STAAD.Pro.
Toolbar
Selain memberikan kemudahan mengakses perintah-perintah yang paling
sering dipakai, toolbar juga dapat dikustomisasi baik tampilan maupun
pilihan ikonnya.
Main Window
Merupakan daerah terbesar pada pusat layar, dimana pemodelan dan hasil-
hasilnya disajikan dalam bentuk gambar.
Page Control
Serangkaian tombol yang terletak pada bagian kiri layar. Dengan tombol-
tombol ini, tugas-tugas khusus dapat dilakukan dengan mudah.
Penyesuaian page, mulai dari atas ke bawah disesuaikan dengan urutan
logika operasi seperti definisi Beam, spesifikasi elemen bahan,
pembebanan, dan seterusnya.
Setiap tombol memiliki nama dan ikon untuk memudahkan identifikasi.
Fungsi dan nama-nama tombol pada page control akan berubah atau
hilang tergantung pada mode operasi yang dipilih, yaitu modeling, post
processing, interactive designs, bridge deck preprocessor, dan page
control.
22
Data Area
Bagian samping kanan layar disebut juga data area, yaitu tempat berbagai
kotak dialog, tabel, data, dan lain-lain. Tampilannya tergantung dari tipe
operasi yang sedang dilakukan.
Ikon-ikon pada toolbar menyediakan bantuan tambahan. Setiap kita
memindahkan mouse pointer di atas ikon, nama ikon atau disebut juga
tooltip, akan muncul di atas atau di bawah ikon. Tooltip ini sangat
membantu kita dalam mengidentifikasi ikon. Begitu pula dengan status
bar, juga tampak penjelasan yang mudah dipahami.
Gambar 3.6 Tampilan STAAD.Pro
Menu Bar Toolbar
Page Control Main Window Data Area
23
3.2.1 STAAD-Modeling
STAAD.Pro adalah program yang sangat sederhana dan akrab
digunakan. Masukan data dapat dilakukan baik secara grafis maupun
dengan menulis perintah-perintah dengan bahasa inggris sederhana dan
tidak diperlukan pengetahuan khusus dalam mempelajari perintah-
perintahnya.
a. Membuat struktur baru
Pada saat kita menjalankan program STAAD.Pro, pertama kali
yang akan muncul di layar monitor adalah kotak dialog New File. Kita
diharuskan untuk memilih dan mengisinya dengan informasi yang sesuai
dengan struktur yang akan kita disain. Antara lain direktori untuk
menempatkan file yang diperlukan untuk input dan output, judul struktur
yang dibuat, tipe struktur, dan satuan yang digunakan.
Gambar 3.7 Kotak dialog pemilihan unit satuan
24
Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut ini,
dan secara otomatis program akan mengaktifkan add Beam sebagai kontrol
pemodelan. Namun kita bisa mengisi sesuai dengan yang kita butuhkan.
Gambar 3.8 Tampilan menu pemodelan
b. Mengedit struktur yang telah dibuat
Apabila kita sudah pernah mendisain suatu struktur dan ingin
mengubahnya, maka kita pilih Recent File, seperti gambar berikut ini:
Gambar 3.9 Tampilan menu Recent File
25
c. Membuat file input
GUI (Grafical User Interface)
Cara ini cukup mudah dilakukan, karena kita menggambar bentuk
struktur secara langsung sesuai dengan yang kita inginkan. Sehingga,
jika terjadi kesalahan akan langsung terlihat dan dapat kita perbaiki
dengan mudah.
Gambar 3.10 Tampilan menu file input secara grafis
Command File
Untuk membuat file input melalui text editor, pilih menu Edit
kemudian pilih Edit Command File.
Kemudian kita tulis baris perintah. Antara baris perintah dan
parameter input dibedakan dengan warna text secara otomatis.
Apabila kita menulis baris perintah (command file) secara otomatis
akan berwarna merah dan apabila menulis parameter input secara
otomatis akan menjadi warna hitam.
26
Gambar 3.11 Tampilan menu Edit Command File
Kedua cara ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam hal efisiensi maupun kemudahan dalam membuat input data.
Semuanya sangat tergantung pada familiar atau tidaknya pengguna
terhadap perintah-perintah yang berlaku pada input data dan tipikal atau
tidak tipikalnya input data.
Struktur geometri dengan bentuk tipikal akan lebih mudah dan
efisien bila menggunakan SproEdit, karena input untuk joint coordinates
atau member secara lebih singkat dapat ditetapkan dengan menggunakan
perintah repeat atau repeat all. Begitu pula dengan input data lainnya
seperti pembebanan hingga disain, akan lebih efisien sejauh input data
tersebut tipikal atau dengan kata lain berulang-ulang sehingga tidak perlu
ditetapkan satu per satu, tetapi cukup memakai fasilitas edit yang terdiri
dari copy, paste, dan delete.
Hal ini sangat berbeda dengan STAAD GUI, dimana input data
repeat atau repeat all tidak ada. Meskipun demikian untuk model-model
tertentu, fasilitas STAAD GUI lebih efisien sejauh model tersebut
merupakan model yang bisa dikembangkan atau diedit dari model dasar
yang ada pada fasilitas library. Bagi pemula, fasilitas STAAD GUI juga
27
berguna sebagai panduan dalam membuat input data, karena dengan
fasilitas ini setiap pemberian input data akan dipandu dengan kotak dialog.
Karena input data yang sama dapat diedit dengan kedua cara ini,
maka kekurangan yang ada pada masing-masing dapat dikurangi atau
dihilangkan dengan cara mengkombinasikan keduanya.
Gambar 3.12 Tampilan gambar struktur
3.2.2 STAAD-Analysis
Untuk mengeksekusi analisa model dilakukan dengan memilih
menu analysis dari Menu Bar, dan selanjutnya memilih STAAD-Analysis
dari kotak dialog Select Analysis Engine.
Setelah eksekusi input file dilakukan, ada beberapa pilihan proses
yang bisa kita lakukan selanjutnya, yaitu:
a. View Output File untuk melihat output file
b. Go to Post Processing Mode untuk melihat hasil secara grafik dan
numerik, dan membuat laporan
c. Stay in Modeling Mode jika kita ingin tetap berada di Modeling Mode
28
Gambar 3.13 Tampilan menu STAAD Analysis
3.2.3 STAAD-Post Processing
Pada STAAD-Post Processing terdapat tampilan geometri dan
hasil analisa secara grafik. Dari sini kita dapat melihat apakah disain yang
kita buat sudah aman atau masih gagal. Apabila masih gagal kita tinggal
merubah profil struktur yang gagal. Jika sudah aman kita dapat membuat
laporan yang diperlukan.
Gambar 3.14 Tampilan menu STAAD Post Processing
29
BAB IV
ANALISA KEKUATAN MATERIAL STRUKTUR
4.1 Data Input
4.1.1. Frame GRID I
A. Node
Tabel 4.1 Data Input Node Grid I
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 0.000 2 5.500 0.000 0.000 3 11.500 0.000 0.000 4 16.000 0.000 0.000 5 22.500 0.000 0.000 6 16.000 4.000 0.000 7 22.500 4.000 0.000 8 1.000 6.000 0.000 9 5.500 6.000 0.000 10 11.500 6.000 0.000 11 16.000 6.000 0.000 12 22.500 6.000 0.000 13 1.000 12.000 0.000 14 5.500 12.000 0.000 15 11.500 12.000 0.000 16 16.000 12.000 0.000 17 22.500 12.000 0.000 18 1.000 16.000 0.000 19 16.000 17.000 0.000 20 22.500 17.000 0.000 21 16.000 18.490 0.000 22 16.000 22.000 0.000 23 22.500 22.000 0.000 24 16.000 26.820 0.000 25 22.500 25.700 0.000 26 5.508 16.748 0.000 27 11.496 17.742 0.000
30
B. Beams
Tabel 4.2 Data Input Beam Grid I
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 8 6.000 1 0 2 8 13 6.000 1 0 3 13 18 4.000 1 0 4 2 9 6.000 4 90 5 9 14 6.000 4 90 6 3 10 6.000 4 90 7 10 15 6.000 4 90 8 4 6 4.000 2 0 9 6 11 2.000 2 0 10 11 16 6.000 2 0 11 16 19 5.000 2 0 12 19 21 1.490 2 0 13 21 22 3.510 2 0 14 22 24 4.820 5 0 15 5 7 4.000 2 0 16 7 12 2.000 2 0 17 12 17 6.000 2 0 18 17 20 5.000 2 0 19 20 23 5.000 2 0 20 23 25 3.700 5 0 21 6 7 6.500 3 0 22 8 9 4.500 3 0 23 9 10 6.000 3 0 24 10 11 4.500 3 0 25 11 12 6.500 4 0 26 13 14 4.500 3 0 27 14 15 6.000 3 0 28 15 16 4.500 3 0 29 16 17 6.500 1 0 30 19 20 6.500 3 0 31 18 26 4.570 6 0 32 22 23 6.500 1 0 33 24 25 6.596 5 0 34 26 27 6.070 6 0 35 27 21 4.565 6 0 36 14 26 4.748 4 90
31
37 15 27 5.742 4 90
C. Section Properties
Tabel 4.3 Data Input Properties Grid I
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
D. Materials
Tabel 4.4 Data Input Materials Grid I
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.1 Model Frame GRID I
32
4.1.2. Frame GRID II
A. Node
Tabel 4.5 Data Input Node Grid II
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -6.000 2 5.500 0.000 -6.000 3 11.500 0.000 -6.000 4 16.000 0.000 -6.000 5 22.500 0.000 -6.000 6 16.000 4.000 -6.000 7 22.500 4.000 -6.000 8 1.000 6.000 -6.000 9 5.500 6.000 -6.000 10 11.500 6.000 -6.000 11 16.000 6.000 -6.000 12 22.500 6.000 -6.000 13 16.000 12.000 -6.000 14 22.500 12.000 -6.000 15 1.000 16.000 -6.000 16 16.000 17.000 -6.000 17 22.500 17.000 -6.000 18 16.000 18.490 -6.000 19 16.000 22.000 -6.000 20 22.500 22.000 -6.000 21 16.000 26.820 -6.000 22 22.500 25.700 -6.000 23 5.508 16.748 -6.000 24 11.496 17.742 -6.000
B. Beams
Tabel 4.6 Data Input Beam Grid II
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 8 6.000 1 0 2 8 15 10.000 1 0 3 2 9 6.000 4 90
33
4 3 10 6.000 4 90 5 4 6 4.000 2 0 6 6 11 2.000 2 0 7 11 13 6.000 2 0 8 13 16 5.000 2 0 9 16 18 1.490 2 0 10 18 19 3.510 2 0 11 19 21 4.820 5 0 12 5 7 4.000 2 0 13 7 12 2.000 2 0 14 12 14 6.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 20 5.000 2 0 17 20 22 3.700 5 0 18 6 7 6.500 3 0 19 8 9 4.500 3 0 20 9 10 6.000 3 0 21 10 11 4.500 3 0 22 11 12 6.500 4 0 23 13 14 6.500 1 0 24 16 17 6.500 3 0 25 19 20 6.500 1 0 26 21 22 6.596 5 0 27 15 23 4.570 6 0 28 23 24 6.070 6 0 29 24 18 4.565 6 0
C. Section Properties
Tabel 4.7 Data Input Properties Grid II
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
34
D. Materials
Tabel 4.8 Data Input Materials Grid II
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.2 Model Frame GRID II
4.1.3. Frame GRID 1II
A. Node
Tabel 4.9 Data Input Node Grid III
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -12.000 2 16.000 0.000 -12.000 3 22.500 0.000 -12.000 4 16.000 4.000 -12.000 5 22.500 4.000 -12.000 6 1.000 6.000 -12.000 7 16.000 6.000 -12.000 8 22.500 6.000 -12.000 9 1.000 12.000 -12.000
35
10 16.000 12.000 -12.000 11 22.500 12.000 -12.000 12 1.000 16.000 -12.000 13 16.000 17.000 -12.000 14 22.500 17.000 -12.000 15 16.000 18.490 -12.000 16 16.000 22.000 -12.000 17 22.500 22.000 -12.000 18 16.000 26.820 -12.000 19 22.500 25.700 -12.000 20 5.508 16.748 -12.000 21 11.496 17.742 -12.000
B. Beams
Tabel 4.10 Data Input Beam Grid III
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0
36
23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0
C. Section Properties
Tabel 4.11 Data Input Properties Grid III
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL
5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL
6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
D. Materials
Tabel 4.12 Data Input Materials Grid III
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
37
Gambar 4.3 Model Frame GRID III
4.1.4. Frame GRID 1V
A. Node
Tabel 4.13 Data Input Node Grid IV
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -18.000 2 16.000 0.000 -18.000 3 22.500 0.000 -18.000 4 16.000 4.000 -18.000 5 22.500 4.000 -18.000 6 1.000 6.000 -18.000 7 16.000 6.000 -18.000 8 22.500 6.000 -18.000 9 1.000 12.000 -18.000 10 16.000 12.000 -18.000 11 22.500 12.000 -18.000 12 1.000 16.000 -18.000 13 16.000 17.000 -18.000 14 22.500 17.000 -18.000 15 16.000 18.490 -18.000
38
16 16.000 22.000 -18.000 17 22.500 22.000 -18.000 18 16.000 26.820 -18.000 19 22.500 25.700 -18.000 20 5.508 16.748 -18.000 21 11.496 17.742 -18.000
B. Beams
Tabel 4.14 Data Input Beam Grid IV
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0
39
C. Section Properties
Tabel 4.15 Data Input Properties Grid IV
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL
5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL
6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
D. Materials
Tabel 4.16 Data Input Materials Grid IV
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.4 Model Frame GRID IV
40
4.1.5. Frame GRID V
A. Node
Tabel 4.17 Data Input Node Grid V
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -24.000 2 16.000 0.000 -24.000 3 22.500 0.000 -24.000 4 16.000 4.000 -24.000 5 22.500 4.000 -24.000 6 1.000 6.000 -24.000 7 16.000 6.000 -24.000 8 22.500 6.000 -24.000 9 1.000 12.000 -24.000 10 16.000 12.000 -24.000 11 22.500 12.000 -24.000 12 1.000 16.000 -24.000 13 16.000 17.000 -24.000 14 22.500 17.000 -24.000 15 16.000 18.490 -24.000 16 16.000 22.000 -24.000 17 22.500 22.000 -24.000 18 16.000 26.820 -24.000 19 22.500 25.700 -24.000 20 5.508 16.748 -24.000 21 11.496 17.742 -24.000
B. Beams
Tabel 4.18 Data Input Beam Grid V
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0
41
7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0
C. Section Properties
Tabel 4.19 Data Input Properties Grid V
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
D. Materials
Tabel 4.20 Data Input Materials Grid V
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
42
Gambar 4.5 Model Frame GRID V
4.1.6. Frame GRID V1
A. Node
Tabel 4.21 Data Input Node Grid VI
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -30.000 2 16.000 0.000 -30.000 3 22.500 0.000 -30.000 4 16.000 4.000 -30.000 5 22.500 4.000 -30.000 6 1.000 6.000 -30.000 7 16.000 6.000 -30.000 8 22.500 6.000 -30.000 9 1.000 12.000 -30.000 10 16.000 12.000 -30.000 11 22.500 12.000 -30.000 12 1.000 16.000 -30.000 13 16.000 17.000 -30.000 14 22.500 17.000 -30.000 15 16.000 18.490 -30.000
43
16 16.000 22.000 -30.000 17 22.500 22.000 -30.000 18 16.000 26.820 -30.000 19 22.500 25.700 -30.000 20 5.508 16.748 -30.000 21 11.496 17.742 -30.000
B. Beams
Tabel 4.22 Data Input Beam Grid VI
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0
44
C. Section Properties
Tabel 4.23 Data Input Properties Grid VI
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL
2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL
3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL
4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL
5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL
6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL
D. Materials
Tabel 4.24 Data Input Materials Grid VI
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.6 Model Frame GRID VI
45
4.1.7. Frame GRID VI1
A. Node
Tabel 4.25 Data Input Node Grid VII
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -36.000 2 5.500 0.000 -36.000 3 11.500 0.000 -36.000 4 16.000 0.000 -36.000 5 22.500 0.000 -36.000 6 25.500 0.000 -36.000 7 1.000 4.000 -36.000 8 5.500 4.000 -36.000 9 11.500 4.000 -36.000 10 16.000 4.000 -36.000 11 22.500 4.000 -36.000 12 25.500 4.000 -36.000 13 1.000 6.000 -36.000 14 5.500 6.000 -36.000 15 11.500 6.000 -36.000 16 16.000 6.000 -36.000 17 22.500 6.000 -36.000 18 25.500 6.000 -36.000 19 22.500 9.000 -36.000 20 25.500 9.000 -36.000 21 1.000 12.000 -36.000 22 5.500 12.000 -36.000 23 11.500 12.000 -36.000 24 16.000 12.000 -36.000 25 22.500 12.000 -36.000 26 25.500 12.000 -36.000 27 1.000 16.000 -36.000 28 16.000 17.000 -36.000 29 22.500 17.000 -36.000 30 16.000 18.490 -36.000 31 16.000 22.000 -36.000 32 22.500 22.000 -36.000
46
33 16.000 26.820 -36.000 34 22.500 25.700 -36.000 35 5.508 16.748 -36.000 36 11.496 17.742 -36.000
B. Beams
Tabel 4.26 Data Input Beam Grid VII
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 7 4.000 1 0 2 7 13 2.000 1 0 3 13 21 6.000 1 0 4 21 27 4.000 1 0 5 2 8 4.000 4 90 6 8 14 2.000 4 90 7 14 22 6.000 4 90 8 22 35 4.748 4 90 9 3 9 4.000 4 90 10 9 15 2.000 4 90 11 15 23 6.000 4 90 12 23 36 5.742 4 90 13 4 10 4.000 2 0 14 10 16 2.000 2 0 15 16 24 6.000 2 0 16 24 28 5.000 2 0 17 28 30 1.490 2 0 18 30 31 3.510 2 0 19 31 33 4.820 5 0 20 5 11 4.000 2 0 21 11 17 2.000 2 0 22 17 19 3.000 2 0 23 19 25 3.000 2 0 24 25 29 5.000 2 0 25 29 32 5.000 2 0 26 32 34 3.700 5 0 27 6 12 4.000 7 90 28 12 18 2.000 7 90 29 18 20 3.000 7 90 30 20 26 3.000 7 90
47
31 7 8 4.500 3 0 32 8 9 6.000 3 0 33 9 10 4.500 3 0 34 10 11 6.500 3 0 35 11 12 3.000 8 0 36 13 14 4.500 3 0 37 14 15 6.000 3 0 38 15 16 4.500 3 0 39 16 17 6.500 4 0 40 17 18 3.000 8 0 41 19 20 3.000 8 0 42 21 22 4.500 3 0 43 22 23 6.000 3 0 44 23 24 4.500 3 0 45 24 25 6.500 1 0 46 25 26 3.000 8 0 47 28 29 6.500 3 0 48 31 32 6.500 1 0 49 33 34 6.596 5 0 50 27 35 4.570 6 0 51 35 36 6.070 6 0 52 36 30 4.565 6 0
C. Section Properties
Tabel 4.27 Data Input Properties Grid VII
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL 7 H300X150X6.5 46.780 508.000 7.21E 3 9.954 STEEL 8 H200X100X5.5 26.670 134.000 1.81E 3 4.478 STEEL
48
D. Materials
Tabel 4.28 Data Input Materials Grid VII
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.7 Model Frame GRID VII
4.1.8. Frame GRID VIII
A. Node
Tabel 4.29 Data Input Node Grid VIII
Node X (m)
Y (m)
Z (m)
1 1.000 0.000 -42.000 2 5.500 0.000 -42.000 3 11.500 0.000 -42.000 4 16.000 0.000 -42.000 5 22.500 0.000 -42.000 6 25.500 0.000 -42.000 7 1.000 4.000 -42.000
49
8 5.500 4.000 -42.000 9 11.500 4.000 -42.000 10 16.000 4.000 -42.000 11 22.500 4.000 -42.000 12 25.500 4.000 -42.000 13 1.000 6.000 -42.000 14 5.500 6.000 -42.000 15 11.500 6.000 -42.000 16 16.000 6.000 -42.000 17 22.500 6.000 -42.000 18 25.500 6.000 -42.000 19 22.500 9.000 -42.000 20 25.500 9.000 -42.000 21 1.000 10.170 -42.000 22 5.500 10.170 -42.000 23 11.500 10.170 -42.000 24 16.000 10.170 -42.000 25 16.000 12.000 -42.000 26 22.500 12.000 -42.000 27 25.500 12.000 -42.000 28 16.000 17.000 -42.000 29 22.500 17.000 -42.000 30 16.000 22.000 -42.000 31 22.500 22.000 -42.000 32 16.000 26.820 -42.000 33 22.500 25.700 -42.000
B. Beams
Tabel 4.30 Data Input Beam Grid VIII
Beam Node A Node B Length (m) Property
(degrees) 1 1 7 4.000 4 0 2 7 13 2.000 4 0 3 13 21 4.170 4 0 4 2 8 4.000 4 90 5 8 14 2.000 4 90 6 14 22 4.170 4 90 7 3 9 4.000 4 90
50
8 9 15 2.000 4 90 9 15 23 4.170 4 90 10 4 10 4.000 2 0 11 10 16 2.000 2 0 12 16 24 4.170 2 0 13 24 25 1.830 2 0 14 25 28 5.000 2 0 15 28 30 5.000 2 0 16 30 32 4.820 5 0 17 5 11 4.000 2 0 18 11 17 2.000 2 0 19 17 19 3.000 2 0 20 19 26 3.000 2 0 21 26 29 5.000 2 0 22 29 31 5.000 2 0 23 31 33 3.700 5 0 24 6 12 4.000 6 0 25 12 18 2.000 6 0 26 18 20 3.000 6 0 27 20 27 3.000 6 0 28 7 8 4.500 3 0 29 8 9 6.000 3 0 30 9 10 4.500 3 0 31 10 11 6.500 3 0 32 11 12 3.000 7 0 33 13 14 4.500 3 0 34 14 15 6.000 3 0 35 15 16 4.500 3 0 36 16 17 6.500 4 0 37 17 18 3.000 7 0 38 19 20 3.000 7 0 39 21 22 4.500 5 0 40 22 23 6.000 5 0 41 23 24 4.500 5 0 42 25 26 6.500 1 0 43 26 27 3.000 7 0 44 28 29 6.500 3 0 45 30 31 6.500 1 0 46 32 33 6.596 5 0
51
C. Section Properties
Tabel 4.31 Data Input Properties Grid VIII
Pro Section Area (cm2)
Iyy (cm4)
Izz (cm4)
J (cm4) Material
1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H300X150X6.5 46.780 508.000 7.21E 3 9.871 STEEL 7 H200X100X5.5 26.670 134.000 1.81E 3 4.434 STEEL
D. Materials
Tabel 4.32 Data Input Materials Grid VIII
Mat Name E (kN/mm2)
Density (kg/m3)
(1/°K)
1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6
Gambar 4.8 Model Frame GRID VIII
52
4.1.9. Frame GRID Gabungan
Gambar 4.9 Model Frame GRID Gabungan
4.2 Model
4.2.1. Gambar penampang pada setiap elevasi
1. Penampang Elevasi Dasar
Gambar 4.10 Denah Kolom Baja
53
2. Penampang Elevasi + 4000
Gambar 4.11 Denah Balok Lantai + 4000 mm
3. Penampang Elevasi + 6000
Gambar 4.12 Denah Balok Lantai + 6000 mm
54
4. Penampang Elevasi + 12000
Gambar 4.13 Denah Balok Lantai + 12000 mm
5. Penampang Elevasi + 17000
Gambar 4.14 Denah Balok Lantai + 17000 mm
55
6. Penampang Elevasi + 22000
Gambar 4.15 Denah Balok Lantai + 22000 mm
7. Penampang Atap
Gambar 4.16 Denah Atap
4.2.2. Model Akhir
Gambar 4.17 Model akhir setelah file disatukan
56
4.3 Pembebanan
4.3.1. Beban
Tabel 4.33 Spesifikasi Pembebanan Pada Struktur
Tipe Nomor beban Nama beban Primer 1 SELF WEIGHT LOAD Primer 2 DEAD LOAD, 4M ELEVATION Primer 3 LIVE LOAD, 4M ELEVATION Primer 4 DEAD LOAD, 6M ELEVATION Primer 5 LIVE LOAD, 6M ELEVATION Primer 6 DEAD LOAD, 12M ELEVATION Primer 7 LIVE LOAD, 12M ELEVATION Primer 8 DEAD LOAD, 22M ELEVATION Primer 9 LIVE LOAD, 22M ELEVATION Primer 10 EQUIPMENT LOAD Combination 11 COMBINATION LOAD
4.3.2. Combination Load
Tabel 4.34 Keterangan Combination Load Value
Nama Beban Kombinasi Primer Nama Beban Primer Faktor
Combination Load
1 SELF WEIGHT LOAD 1.00 2 DEAD LOAD, 4M ELEVATION 1.10 3 LIVE LOAD, 4M ELEVATION 1.10 4 DEAD LOAD, 6M ELEVATION 1.10 5 LIVE LOAD, 6M ELEVATION 1.10 6 DEAD LOAD, 12M ELEVATION 1.10 7 LIVE LOAD, 12M ELEVATION 1.10 8 DEAD LOAD, 22M ELEVATION 1.10 9 LIVE LOAD, 22M ELEVATION 1.10 10 EQUIPMENT LOAD 1.10 11 COMBINATION LOAD 1.10
4.4 Post Processing
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan program
STAAD.Pro, didapat data sebagai berikut:
4.4.1. Ratio Minimum dan Maksimum.
Ratio minimum adalah 0.003 pada Beam nomor
1135,1136,1138, dengan profil C125X65X6.
Ratio maksimum adalah 3.467 pada Beam nomor 685 dengan
profil H400X200X8.
57
4.4.2. Kegagalan disain
Berdasarkan ketentuan keamanan disain, yaitu ratio : safe <
1 ≤ fail < 1.5 ≤ extreme fail. Maka terdapat beberapa Beam yang
akan mengalami kegagalan, yaitu:
Tabel 4.35 Struktur ang Mengalami Kegagalan
No Beam New Property Ratio 1 685 H400X200X8 3.467 2 686 H400X200X8 3.448 3 697 H400X200X8 3.425 4 698 H400X200X8 3.425 5 1096 H400X200X8 3.157 6 1094 H400X200X8 3.157 7 1092 H400X200X8 3.097 8 1090 H400X200X8 3.049 9 672 H600X200X11 2.466
10 140 H600X200X11 2.461 11 665 H600X200X11 2.439 12 208 H600X200X11 2.396 13 664 H600X200X11 1.981 14 671 H600X200X11 1.94 15 684 H400X200X8 1.885 16 687 H400X200X8 1.885 17 699 H400X200X8 1.87 18 696 H400X200X8 1.87 19 681 H400X200X8 1.752 20 682 H400X200X8 1.687 21 694 H400X200X8 1.574 22 693 H400X200X8 1.574 23 134 H700X300X13 1.565 24 204 H700X300X13 1.546 25 123 H700X300X13 1.455 26 186 H700X300X13 1.423 27 1086 H400X200X8 1.229 28 1087 H400X200X8 1.229 29 1083 H400X200X8 1.19 30 1082 H400X200X8 1.188 31 130 H250X125X6 1.065 32 205 H250X125X6 1.026 33 1091 H400X200X8 1.008
58
Gambar 4.18 Distribusi Tegangan, Torsi, Momen Sumbu X,Y,Z
Gambar 4.19 Struktur Batang yang Mengalami Kegagalan
Keterangan Gambar :
: Not Desaigned
: Safe
: Fail
: Extreme Fail
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Metode file terpisah dapat memberikan kemudahan dalam
menjalankan software Staad.Pro 2004 untuk melakukan analisa
struktur yang rumit seperti pada pembangunan PLTU Ketapang,
Kalimantan Barat.
2. Dengan metode file terpisah, tingkat akurasi dari hasil analisa
memiliki ketapatan yang baik dan mampu dipertanggungjawabkan.
3. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dengan software
STAAD.Pro, dapat dinyatakan bahwa struktur disain atas nama PT.
Ketapang Arya Power akan mengalami kegagalan pada elevasi
+17.000 dan + 22.000 frame grid 2 dan 3 serta 5 dan 6.
5.2 Saran
1. Disain struktur atas nama PT. Ketapang Arya Power akan aman
setelah dilakukan perubahan sebagai berikut :
a. Reposisi Coal Bin elevasi + 22.000 mm sejauh 1000 mm kearah
sumbu Z.
b. Penggantian properties baja struktur wide flange pada frame
grid 2 dan 3 serta 5 dan 6, yaitu :
H600X200X11 menjadi H700X300X13
H400X200X8 menjadi H700X300X13
2. Hasil studi kelayakan dari analisa struktur harus lebih
mengedepankan faktor kemanan dan ketepatan dalam pemilihan
bahan, disain serta data penunjang lainnya. Bukan faktor kebiasaan
(pengalaman) dan nilai ekonomis semata.
3. Pengolahan data input akan lebih mudah dan tepat jika seorang
disainer yang mengoperasikan staad.pro 2004 mempunyai
pemahaman yang baik tentang ilmu struktur dan sipil.
60
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Setiawan, Rasyid, 200. Analisa dan Disain Struktur dengan Staad.Pro 2004. Yogyakarta: Penerbit Andi.
2. BPPT-BRDST. 2009. Materi Pelatihan Biodesel di BRDST-BPPT. Tangerang 3. Rahmadi, Arie. Dewi solikhah, maharani. Wirawan, Soni S. Pengembangan
Biodiesel Indonesia Denganteknologi Bangsa Sendiri:Tantangan Dan
Kesempatan. Tangerang: BRDST-BPPT.
4. Raswari.1987. Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
5. Gunawan, Ir. Rudy. Dengan Petunjuk Ir. Morisco. 1988. Tabel Profil
Konstruksi Baja. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
61
LAMPIRAN