Laporan KP terbaru thoyib

61
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di samping kegiatan akademik di bangku kuliah, terdapat Kerja Praktek (KP) yang merupakan kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan bagi mahasiswa Teknik Mesin UNS sebagai sarana untuk mengenal dunia kerja yang berkaitan dengan latar belakang akademik yang tengah ditekuni. Kegiatan Kerja Praktek ini tidak hanya berperan dalam mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja tetapi juga menuntut mahasiswa untuk dapat berkarya dengan bekal pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menggabungkannya dengan pengalaman selama berada di lingkungan tempat Kerja Praktek. Dengan demikian, diharapkan ke depan bahwa mahasiswa dapat lebih siap dalam mengarungi dunia kerja pasca perkuliahan. Adapun untuk pelaksanaan KP, penulis melaksanakannya di Balai Rekayasa Disain dan Sitem Teknologi (BRDST)-BPPT, dari tanggal 1 Juli 2009 s.d. 31 Agustus 2009. Secara khusus, yang melatarbelakangi dipilihnya BRDST-BPPT untuk Kerja Praktek ini, adalah karena BRDST-BPPT merupakan Engineering Center di BPPT. Selain itu, balai ini secara langsung juga bekerjasama dengan banyak perusahaan yang bergerak di bidang keteknikan baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam pelaksanaan KP ini, penulis diberi kesempatan oleh Kepala BRDST-BPPT, melalui pertimbangan latar belakang studi yang diambil oleh penulis yaitu Mechanical Engineering, untuk melakukan Kerja Praktek di Technical Departement khususnya di Stucture Analysis. Tugas dari seksi ini adalah bersama-sama mengerjakan proyek penambahan beban pada Tower Destilasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sedang dikerjakan oleh TIM khusus balai tersebut. Dalam pengerjaan Structure Analysis digunakan software

Transcript of Laporan KP terbaru thoyib

Page 1: Laporan KP terbaru thoyib

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di samping kegiatan akademik di bangku kuliah, terdapat Kerja

Praktek (KP) yang merupakan kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan

bagi mahasiswa Teknik Mesin UNS sebagai sarana untuk mengenal dunia

kerja yang berkaitan dengan latar belakang akademik yang tengah

ditekuni.

Kegiatan Kerja Praktek ini tidak hanya berperan dalam

mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja tetapi juga menuntut

mahasiswa untuk dapat berkarya dengan bekal pengetahuan yang telah

diperoleh di bangku kuliah dan menggabungkannya dengan pengalaman

selama berada di lingkungan tempat Kerja Praktek. Dengan demikian,

diharapkan ke depan bahwa mahasiswa dapat lebih siap dalam mengarungi

dunia kerja pasca perkuliahan.

Adapun untuk pelaksanaan KP, penulis melaksanakannya di Balai

Rekayasa Disain dan Sitem Teknologi (BRDST)-BPPT, dari tanggal 1 Juli

2009 s.d. 31 Agustus 2009.

Secara khusus, yang melatarbelakangi dipilihnya BRDST-BPPT

untuk Kerja Praktek ini, adalah karena BRDST-BPPT merupakan

Engineering Center di BPPT. Selain itu, balai ini secara langsung juga

bekerjasama dengan banyak perusahaan yang bergerak di bidang

keteknikan baik di dalam maupun di luar negeri.

Dalam pelaksanaan KP ini, penulis diberi kesempatan oleh

Kepala BRDST-BPPT, melalui pertimbangan latar belakang studi yang

diambil oleh penulis yaitu Mechanical Engineering, untuk melakukan

Kerja Praktek di Technical Departement khususnya di Stucture Analysis.

Tugas dari seksi ini adalah bersama-sama mengerjakan proyek

penambahan beban pada Tower Destilasi dan pembangunan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sedang dikerjakan oleh TIM khusus

balai tersebut. Dalam pengerjaan Structure Analysis digunakan software

Page 2: Laporan KP terbaru thoyib

2

STAAD PRO 2004, dimana output yang diharapkan dapat diketahui

sebuah disain struktur yang aman untuk diaplikasikan pada kondisi yang

sesungguhnya.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :

1. Mengetahui situasi dunia kerja yang sesungguhnya dan

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan secara

langsung dilapangan.

2. Mengetahui cara menjalankan proses analisa struktur material

menggunakan program STAAD PRO 2004.

3. Belajar bekerjasama dalam suatu tim untuk menyelesaikan suatu

proyek.

Manfaat yang diperoleh :

1. Mendapatkan pengalaman kerja secara langsung.

2. Mewujudkan program link and match antara universitas dan industri.

3. Memberikan gambaran umum mengenai Balai Rekayasa Disain dan

Sistem Teknologi-BPPT.

4. Memberikan dan menambah informasi, wawasan dan pengetahuan

serta bahan perbandingan yang bermanfaat mengenai Structure

analysis.

1.3. Batasan Masalah

Dalam laporan ini, pembahasan dititik beratkan pada tingkat

keberhasilan proses input data secara terpisah dalam menganalisa struktur

kekuatan material pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

(PLTU Ketapang, Kalimantan Barat) dengan menggunakan software staad

pro 2004, sekaligus memberikan beberapa saran secara teknis mengenai

hasil analisa yang didapatkan.

1.4. Metode Pembahasan

Dalam penulisan laporan ini, penulis berusaha mengumpulkan

data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat

Page 3: Laporan KP terbaru thoyib

3

memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diperiksa. Namun

sayangnya penulis tidak bisa berkunjung langsung ke lokasi proyek karena

keterbatasan waktu dan biaya. Sehingga pengumpulan data serta

pemahaman tentang berbagai hal yang akan dibahas dalam laporan ini

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Metode Studi Literatur.

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca,

mempelajari, dan memahami buku-buku referensi dari berbagai

sumber.

b. Metode Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai

Drafter, equipment Engineer, dan pihak kontraktor pelaksana.

c. Metode Partisipasi

Metode partisipasi merupakan metode yang mengumpulkan data

dengan cara melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan-kegiatan

yang sedang berlangsung dalam perusahaan atau institusi, terutama

yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji penulis.

1.5. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : Balai Riset Disain dan Sistem Teknologi-BPPT

Waktu : 1 Juli 2009 - 31 Agustus 2009

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami laporan ini, maka lapora ini

disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah, Metode

Pembahasan, Tempat dan Waktu Pelaksanaan dan Sistematika

Penulisan.

2. BAB II TINJAUAN LEMBAGA

Berisi penjelasan singkat tentang Balai Rekasa Disain dan Sistem

Teknologi-BPPT, Struktur Organisasi, BRDST-BPPT.

Page 4: Laporan KP terbaru thoyib

4

3. BAB III DASAR TEORI STAAD PRO 2004

Berisi dasar teori tentang software STAAD PRO 2004 serta cara

penggunaannya dalam sebuah analisa struktur bangunan.

4. BAB IV ANALISA STRUKTUR KEKUATAN MATERIAL

Studi kasus, Data lapangan, Structure analysis.

5. BAB V PENUTUP

Penutup berisi kesimpulandari pembahasan dan saran untuk

perbaikan.

Page 5: Laporan KP terbaru thoyib

5

BAB II

TINJAUAN UMUM BALAI

2.1 Sejarah dan Perkembangan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah

lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi

Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi.

Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden

Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari-1974.

Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr.

Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance

teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung

pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi

Penerbangan (ATTP) Pertamina.

Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina

No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi

Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden

Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan

Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.

Berikut kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang:

Periode

1. Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie • 1974-1998

2. Prof. Dr. Rahardi Ramelan • 1998-1998

3. Prof. Dr. Zuhal MSEE • 1998-1999

4. Dr. A.S. Hikam • 1999-2001

5. Ir. M. Hatta Rajasa • 2001-2004

6. Dr. Kusmayanto Kadiman • 2004-2006

7. Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D • 2006-2008

8. Dr. Ir. Marzan A. Iskandar • 2008-Sekarang

Page 6: Laporan KP terbaru thoyib

6

Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-BPPT adalah salah

satu unit di kedeputian TIEM-BPPT. Balai ini juga dikenal dengan nama

Engineering Center-BPPT. Balai ini bertugas untuk mengkaji dan

mengembangkan engineering design technology untuk proses industri

dalam bentuk pilot plant.

Balai ini didirikan pada Januari 1993 dengan nama Tim Pusat

Pengembangan Rekayasa dan Rancang Bangun BPIS (P2R2B-BPIS) atau

disebut juga Engineering Center-BPIS yang berada dibawah Biro

Teknologi Rekayasa Rancang Bangun BPIS dengan Direktorat TKKE-

TIEML-BPPT. Pada pertengahan 1995, balai ini berubah nama menjadi

Pusat Rekayasa Rancang Bangun-BPPT (PRRB) dengan aktivitas utama

pada disain teknik Nuclear Power Plant AP600 untuk Westinghouse

Electric Corporation, Amerika Serikat yang mencakup pembuatan turbin.

Untuk meningkatkan pengembangan dan peningkatan kapabilitas

Engineering Center-BPPT dalam hal disain teknik dan fasilitas tim, maka

sejak 4 April 2001 tim tersebut diubah menjadi unit teknis dengan nama

Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BRDST-BPPT).

Tujuan dibentuknya BRDST adalah untuk melaksanakan instruksi

pemerintah dalam bidang pengkajian dan penerapan teknologi yang

mengikuti peraturan pemerintah yang valid.

BRDST-BPPT memberikan jasa keteknikan dalam arti yang luas

mulai dari konsep disain hingga fabrikasi, konstruksi, operasi,

maintenance, dan decommissioning, yang terdiri atas:

1. Disain sistem proses

2. Disain mechanical equipment

3. Disain struktur baja

4. Layout perpipaan

5. Analisis tegangan pipa

6. Disain sistem elektrikal

7. Disain sistem instrumentasi dan kontrol

8. Sistem modularisasi

Page 7: Laporan KP terbaru thoyib

7

9. Plant Data & Project Management

10. 2D/3D Computer Aided Design/Graphic Modeling

11. Technical Training untuk perpipaan dan plant design

12. Engineering-Procurement–Construction of Biodiesel Plant

Engineering Center-BPPT didukung dengan software-software

penunjang untuk memudahkan dalam integrasi rancangan menjadi lebih

efisien mulai dari preliminary design task sampai gambar teknik final

untuk fabrikasi dan konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek, data yang up

to date diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan dalam pengerjaannya.

Software-software yang biasa digunakan sebagai penunjang antara lain:

1. Integraph PDS

2. XSteel

3. Gate Cycle

4. Advanced Pressure Vessel

5. PS+CAE Pipe

6. STAAD Pro

7. MicroStation

8. AutoCAD

2.2 Visi dan Misi BRDST

2.2.1. Visi

Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk

meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

2.2.2. Misi

Meningkatkan daya saing industri.

Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat

dalam bidang teknologi.

Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi

Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi

dan SDM yang handal (technology center of excellence).

Page 8: Laporan KP terbaru thoyib

8

2.3 Pengalaman Proyek

Beberapa pengalaman proyek yang pernah diikuti oleh Engineering

Center-BPPT antara lain:

1. Westinghouse AP600 Nuclear Passive Reactor, Westinghouse

Electric Corporation, Pittsburgh, PA, USA.

2. Madura “BD” Development Project, PT. PAL Indonesia.

3. Bontang LNG Plant Expansion Project-Train H, PT. IKPT (Inti

Karya Persada Teknik).

4. Plant Design Training, PT. Rekayasa industri.

5. Hg and CO2 Removal in Natural Gas Processes, Piping and Plant

Design Training, PT. Pakarya Industri.

6. TUNU Development Project, PT. PALAMEC.

7. VITA-A Retrofit-Well Platform, PT. PALAMEC.

8. Module Structure Design for AFT Transom Platform for Additional

Cable Release System at Widuri Tanker, PT. PALAMEC.

9. Tangguh LNG Plant Feed Participation, Bechtel Corp. Houston, USA.

10. PIM-2 Ammonia and Urea Structure Detailing, PT. Rekayasa

Industri.

11. PIM-2 Ammonia and Urea Plant Modeling, PT. Krakatau Engineering

Corp.

12. Detail Design for Mini CPO Plant.

13. EPC of Biodiesel Plant with capacities of 1-3 and 6-10 tons/day.

Selain proyek dengan klien-klien diatas, Engineering Center-BPPT juga

telah menjalin kerjasama dengan subkontraktor seperti Bechtel Corp.,

Southern Electric Co., Burns and Roe, Ansaldo, Initec and SNERDY

(Shanghai Nuclear Engineering Research and Development Institute).

2.4 Lokasi

Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi-BPPT memiliki dua

gedung yaitu office dan workshop.

Office terletak di Gedung I BPPT lantai 6, Jl. M.H. Thamrin no. 8,

Jakarta 10340, Indonesia. Sedangkan workshop, yang dijadikan lokasi

Page 9: Laporan KP terbaru thoyib

9

pelaksanaan Kerja Praktek, terletak di Pilot Plant Biodiesel, Kawasan

PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314, Banten.

Batas-batas balai adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan lahan kosong

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Sentra Teknologi Polimer (STP)

3. Sebelah timur berbatasan dengan lahan kosong dan pusat Metalurgi

LIPI.

4. Sebelah barat berbatasan dengan lahan kosong dan sungai Cisadane

Gambar 2.1 Peta Lokasi Kawasan PUSPIPTEK Serpong.

Page 10: Laporan KP terbaru thoyib

10

Gambar 2.2 Tata letak Balai

Page 11: Laporan KP terbaru thoyib

11

2.5 Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Bagan struktur organisasi

Kepala kelompok pengkajian disain sistem dan peralatan teknologi energi

Koordinator pemasaran

Wk. koord. pemasaran

Koordinator umum

Wk. koord. umum

Koordinator keuangan

Wk. koord. keuangan

Koordinator teknik

Wk. koord. teknik

Kelompok keahlian

Pemimpin proyek 2

Pemimpin proyek 1

KEPALA BALAI

Ir. Soni Solistia W.,M.Eng

Administrasi

Dani Rudiana,SE

Ir. Arli Guardi

Kepala seksi rekayasa disain dan

rancang bangun

Ir. Gus Reksodewanto

Kepala seksi pelayanan jasa dan

kerja sama Ir. Arie Rahmadi,M.Eng.sc

Kepala subbag tata usaha

Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Page 12: Laporan KP terbaru thoyib

12

Kepala kelompok

Mewakili kelompok dalam usaha eksternal kelompok. Khusus untuk

urusan BPPT sedapat mungkin diwakilkan kepada koordinator.

Mengkoordinir para koordinator.

Koordinator pemasaran

Menjalin relasi.

Menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran sesuai dengan hasil

studi pasar.

Persiapan dan pembuatan naskah kerjasama.

Melakukan koordinasi kelompok antara lain masalah kepegawaian,

prasarana fisik, kesejahteraan pegawai dll.

Melakukan tugas yang berhubungan dengan BPPT (kecuali yang

memang harus dilakukan Kepala Kelompok) seperti misalnya rapat,

penyusunan DIP, dll.

Melakukan pengadaan barang yang bernilai diatas Rp. 2.000.000,-

Koordinator teknik

Meningkatkan kemampuan teknis personil.

Bertanggung jawab terhadap prasarana teknik.

Merumuskan strategi penguasaan teknologi.

Menyusun standar man-hour untuk setiap produk yang akan

ditawarkan oleh Koordinator Pemasaran.

Memonitor kemajuan teknologi yang berhubungan dengan core

competence kelompok.

Mengkoordinasikan kelompok-kelompok keahlian.

Koordinator keuangan

Melakukan kegiatan keuangan rutin yang meliputi pengkajian,

pembayaran tagihan rutin, pengeluaran lain yang bersifat rutin dan

penagihan.

Page 13: Laporan KP terbaru thoyib

13

Melakukan kegiatan keuangan non rutin/proyek yang meliputi

anggaran proyek dan pengeluaran lain yang bersifat non rutin dan

proyek, serta menentukan anggaran proyek bersama-sama dengan

kepala kelompok dan para koordinator lainya.

Memaksimalkan aset keuangan yang ada untuk memaksimalkan

pendapatan.

Merancang penggunaan dana seefektif mungkin.

Membuat laporan keuangan setiap bulan dan laporan keuangan setiap

akhir proyek dan diperiksa oleh auditor.

Laporan status keuangan disampaikan ke forum untuk setiap akhir

bulan Juni dan Desember.

Wakil koordinator

Membantu koordinator dalam melaksanakan tugasnya.

Menggantikan peran dan tugas koordinator yang berhalangan hadir.

Melaksanakan audit setiap bulan dengan dibantu oleh seorang

personil (tanpa insentif) yang dipilih forum.

Pemimpin proyek

Diangkat dan dievaluasi oleh pemimpin manajemen.

Membuat perencanaan struktur organisasi proyek, penentuan jadwal

dan keuangan proyek ke forum manajemen.

Mengusulkan besarnya proyek dan personil yang akan terlibat ke

forum manajemen

Melaksanakan proyek sesuai jadwal dan spesifikasi.

Membuat laporan perkembangan bulanan dan laporan akhir proyek.

Ikut dalam tim pemasaran.

Penanggung jawab kelompok keahlian

Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan teknologi core competence

dibidang keahlianya masing-masing.

Page 14: Laporan KP terbaru thoyib

14

2.6 Kepegawaian

Secara umum status kepegawaian yang ada di Balai Rekayasa

Disain dan Sistem Teknologi (BRDST-BPPT) ada dua, yaitu pegawai

negeri sipil (PNS) dan pegawai honorer. Pegawai negeri sipil atau PNS

adalah pegawai yang berstatus tetap dan tiap bulannya mendapat gaji dari

pemerintah. Mereka masuk ke BRDST-BPPT melalui seleksi calon

pegawai negeri sipil (CPNS). Pegawai honorer adalah pegawai yang tidak

tetap. Mereka dibayar oleh pihak Balai sendiri. Mereka biasanya

diikutsertakan dalam proyek-proyek yang diadakan (BRDST-BPPT).

Mereka masuk ke lingkungan balai tanpa melalui seleksi CPNS sehingga

bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat keluar dari balai.

Secara resmi status kepegawaian yang ada di Balai Rekayasa

Disain dan Sistem Teknologi (Engineering Center) BPPT mengikuti

sistem kepegawaian yang ada di ruang lingkup Badan Pengkajian dan

Penerapan Sistem Teknologi (BPPT). Pegawai resmi yang ada di

lingkungan (BRDST-BPPT) berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Ada

dua pilihan karier bagi PNS yang ada di lingkungan BPPT, yaitu struktural

dan fungsional.

Pegawai struktural adalah pegawai yang bersifat mengurusi

manajemen di stuktural ruang lingkup Badan Pengkajian dan Penerapan

Sistem Teknologi (BPPT). Pegawai struktural yang kita kenal seperti

Kepala BPPT, Kepala Balai, Kepala Bagian, Kepala Sub. Bagian Tata

Usaha, Kepala Proyek, dan sebagainya. Pegawai struktural yang tidak

terjun langsung ke kegiatan penelitian dan perekayasaan. Mereka biasanya

hanya bertugas sebagai pemantau dan pengawas proyek.

Pegawai fungsional adalah pegawai yang berperan secara langsung

dalam kegiatan penelitian atau perekayasaan. Pegawai fungsional di

lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)

berpangkat sebagai perekayasa. Perekayasa sendiri memeliki peran yang

sentral dalam pengembangan teknologi dilingkungan BPPT. Peran dan

tugas yang diemban oleh perekayasa yaitu:

Page 15: Laporan KP terbaru thoyib

15

1. Engineering Staff (ES)

Melaksanakan disain

Melaksanakan perhitungan

Melaksanakan eksplorasi dan observasi

Melaksanakan modifikasi

Melaksanakan pengukuran

Melaksanakan perawatan

Melaksanakan studi kelayakan

Melaksanakan studi banding

2. Leader (L)

Memberikan metode untuk disain, perhitungan, pengujian,

ekplorasi dan observasi, modifikasi, perawatan, pemeliharaan,

studi kelayakan, dan studi banding

Mengoptimalkan hasil-hasil setiap Engineering Staff dalam satu

kesatuan dalam work package (WP)-nya

Melaksanakan pertemuan diskusi teknik dan kelompok WP-nya

Memberikan presentasi hasil kegiatan dihadapan leader secara

berkala (pemaparan, diskusi, dan penyimpulan hasil)

3. Group Leader (GL)

Mengkombinasikan (sub integarasi) hasil-hasil disain, perhitungan,

pengujian, eksplorasi dan observasi, modifikasi, perawatan, dan

pemeliharaaan, audit teknologi dari setiap WP di dalam WBS-

nya

Mengikuti evaluasi teknis bulanan dari chief engineering (CE) dan

evaluasi pendanaan dan scheduling dari program manager (PM)

Memberikan presentasi bulanan status kegiatan di WBS-nya pada

pertemuan program dengan kepala program

Membuat perencanaan kontrak kerjasama teknis bersama PM

Page 16: Laporan KP terbaru thoyib

16

4. Asisten program manager

Membantu program manager dalam:

Membuat perencanaan dan pengendalian pendanaan program

Membuat perencanaan kontrak pengadaan barang

Mengevaluasi berkala dengan para GL tentang ketepatan jadwal

dan pendanaan program

Memantau jalannya program dari segi waktu dan pendanaan

5. Program manager (PM)

Membentuk organisasi program bersama Kepala Program (KP) dan

Chief Engineering (CE)

Membuat perencanaan kontrak pengadaan barang

Membuat evaluasi berkala dengan para GL tentang ketepatan

jadwal dan pendanaan program

Memantau jalannya program dari segi waktu dan pendanaan

6. Asisten Chief Engineer

Membantu CE dalam:

Membentuk organisasi bersama KP dan PM

Menyiapkan engineering/test/production manual

Merencanakan SDM serta memilih ES&T untk program

Memantau jalannya program dari segi teknis

Melaksanakan pertemuan berkala dengan KP, GL, dan PM

7. Chief Engineer (CE)

Membentuk organisasi program bersama KP dan PM

Merencanakan SDM serta memilih ES & T untuk program

Memantau program dari segi teknis

Melaksanakan trade off diantara hasil hasil setiap WBS menjadi

suatu kesatuan hasil program

Melaksanakan pertemuan berkala dengan PM dan GL

Melaksanakan pertemuan berkala dengan KP, PM dan GL

Page 17: Laporan KP terbaru thoyib

17

8. Kepala Program

Melakukan perencanaan program

Menetapkan organisasi program bersama CE dan PM

Mengangkat personil dan organisasi program

Menyelenggrakan pertemuan bulanan untuk jalannya program

secara teknis maupun pendanaan dan scheduling

Memantau jalannya program dalam tiga tahap program review

Mensosialiasikan hasil-hasil program ke para pengguna

Mengusahakan diperolehnya hak atas kekayaan intelektual (HAKI)

dari program yang dipimpinnya

Selain peran dan tugas-tugas yang disebutkan diatas, perekayasa juga

memiliki tugas penyusunan laporan. Laporan-laporan tersebut antara lain:

1. Program Manual

2. Design Manual

3. Engineering/Test Manual

4. Production and Integration Manual

5. Technical Notes

6. Technical Report/Technical Memorandum

7. Technical document

8. Prosress Control and Monitoring (PCM) Document

9. Program Document

Page 18: Laporan KP terbaru thoyib

18

BAB III

STAAD.Pro 2004

3.1 Gambaran Umum STAAD.Pro

STAAD.Pro merupakan perangkat lunak (software) yang

diperuntukkan bagi semua aspek yang berhubungan dengan suatu bentuk-

bentuk struktur keteknikan, model-model pengembangan, analisa, disain

serta visualisasi hasil. Perangkat lunak STAAD.Pro ini adalah merupakan

pengembangan dari Research Engineers Inc. (REI), California USA dalam

membantu para ahli teknik untuk menganalisa model-model struktur yang

berkaitan dengan perhitungan statikanya baik dalam statis tertentu maupun

statis tak tentu. Selain itu terdapat fasilitas disain struktur untuk disain

struktur beton, baja, maupun struktur kayu, dengan berbagai standar

perencanaan dari berbagai negara yang representatif.

3.2 Wawasan Struktur Sebagai Dasar Penggunaan STAAD.Pro

Sebelum kita mulai menggunakan program STAAD.Pro, kita harus

mengetahui beberapa hal penting dalam perancangan dan analisa struktur,

yaitu:

1. Struktur adalah himpunan elemen-elemen untuk meneruskan beban-

beban ke tanah dengan aman.

2. Jenis-jenis beban :

a. Beban mati

Beban tetap dan tidak dapat dipindahkan.

Contoh : beban konstruksi/struktur

b. Beban hidup

Beban sementara dan dapat dipindahkan.

Contoh : berat orang/kendaraan

c. Beban terpusat

Garis kerja melalui satu titik.

Contoh : berat orang melalui kaki

Page 19: Laporan KP terbaru thoyib

19

d. Beban terbagi

Beban terbagi merata, sama pada setiap satuan luas.

Contoh : berat balok kayu

e. Beban terbagi variasi

Beban terbagi, namun tidak sama pada setiap satuan luas.

Contoh : tekanan air waduk pada dinding waduk

3. Jenis-jenis tumpuan :

a. Tumpuan rol/geser

Mampu menahan gaya desak tegak lurus permukaan penumpu.

Gambar 3.1. Tumpuan rol dan reaksinya

b. Tumpuan sendi

Mampu menahan gaya dalam segala arah.

Gambar 3.2. Tumpuan sendi dan reaksinya

c. Tumpuan jepit

Mampu menahan gaya segala arah dan momen.

Gambar 3.3. Tumpuan jepit dan reaksinya

4. Degree of Freedom (Derajat Kebebasan)

Degree of freedom dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi bebas

tidaknya suatu joint atau titik dengan objek kebebasan berupa

perpindahan dan perputaran.

Rx

Ry

R

Rx

Ry

M

Page 20: Laporan KP terbaru thoyib

20

5. Sumbu Lokal dan Sumbu Global

Pemahaman terhadap sumbu lokal maupun global sangat diperlukan

guna menghindari kemungkinan kesalahan arah pembebanan terutama

akibat beban gravitasi dan beban angin. Sumbu lokal berkaitan

dengan masing-masing elemen (member) sedangkan sumbu global

berkaitan dengan struktur secara keseluruhan.

Gambar 3.4 Arah sumbu lokal

Gambar 3.5 Perbandingan sumbu lokal dan sumbu global

Sumbu Global

y

x

z

Sumbu Lokal y

x z

2

1

y

x

z

Page 21: Laporan KP terbaru thoyib

21

3.3 Cara Pengoperasian STAAD.Pro

Penggunaan program STAAD.Pro dalam aplikasi struktur, mulai

dari pembuatan input hingga menampilkan output, terbagi atas:

1. Modeling

2. Analysis

3. Post Processing

Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada STAAD-Modeling dan

STAAD-Post Processing secara umum terdiri dari komponen-komponen

meliputi menu bar, toolbar, main window, page control, dan data area.

Fungsi masing-masing komponen ini secara singkat dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Menu Bar

Terletak di atas tampilan layar dan berguna untuk mengakses semua

fasilitas STAAD.Pro.

Toolbar

Selain memberikan kemudahan mengakses perintah-perintah yang paling

sering dipakai, toolbar juga dapat dikustomisasi baik tampilan maupun

pilihan ikonnya.

Main Window

Merupakan daerah terbesar pada pusat layar, dimana pemodelan dan hasil-

hasilnya disajikan dalam bentuk gambar.

Page Control

Serangkaian tombol yang terletak pada bagian kiri layar. Dengan tombol-

tombol ini, tugas-tugas khusus dapat dilakukan dengan mudah.

Penyesuaian page, mulai dari atas ke bawah disesuaikan dengan urutan

logika operasi seperti definisi Beam, spesifikasi elemen bahan,

pembebanan, dan seterusnya.

Setiap tombol memiliki nama dan ikon untuk memudahkan identifikasi.

Fungsi dan nama-nama tombol pada page control akan berubah atau

hilang tergantung pada mode operasi yang dipilih, yaitu modeling, post

processing, interactive designs, bridge deck preprocessor, dan page

control.

Page 22: Laporan KP terbaru thoyib

22

Data Area

Bagian samping kanan layar disebut juga data area, yaitu tempat berbagai

kotak dialog, tabel, data, dan lain-lain. Tampilannya tergantung dari tipe

operasi yang sedang dilakukan.

Ikon-ikon pada toolbar menyediakan bantuan tambahan. Setiap kita

memindahkan mouse pointer di atas ikon, nama ikon atau disebut juga

tooltip, akan muncul di atas atau di bawah ikon. Tooltip ini sangat

membantu kita dalam mengidentifikasi ikon. Begitu pula dengan status

bar, juga tampak penjelasan yang mudah dipahami.

Gambar 3.6 Tampilan STAAD.Pro

Menu Bar Toolbar

Page Control Main Window Data Area

Page 23: Laporan KP terbaru thoyib

23

3.2.1 STAAD-Modeling

STAAD.Pro adalah program yang sangat sederhana dan akrab

digunakan. Masukan data dapat dilakukan baik secara grafis maupun

dengan menulis perintah-perintah dengan bahasa inggris sederhana dan

tidak diperlukan pengetahuan khusus dalam mempelajari perintah-

perintahnya.

a. Membuat struktur baru

Pada saat kita menjalankan program STAAD.Pro, pertama kali

yang akan muncul di layar monitor adalah kotak dialog New File. Kita

diharuskan untuk memilih dan mengisinya dengan informasi yang sesuai

dengan struktur yang akan kita disain. Antara lain direktori untuk

menempatkan file yang diperlukan untuk input dan output, judul struktur

yang dibuat, tipe struktur, dan satuan yang digunakan.

Gambar 3.7 Kotak dialog pemilihan unit satuan

Page 24: Laporan KP terbaru thoyib

24

Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut ini,

dan secara otomatis program akan mengaktifkan add Beam sebagai kontrol

pemodelan. Namun kita bisa mengisi sesuai dengan yang kita butuhkan.

Gambar 3.8 Tampilan menu pemodelan

b. Mengedit struktur yang telah dibuat

Apabila kita sudah pernah mendisain suatu struktur dan ingin

mengubahnya, maka kita pilih Recent File, seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.9 Tampilan menu Recent File

Page 25: Laporan KP terbaru thoyib

25

c. Membuat file input

GUI (Grafical User Interface)

Cara ini cukup mudah dilakukan, karena kita menggambar bentuk

struktur secara langsung sesuai dengan yang kita inginkan. Sehingga,

jika terjadi kesalahan akan langsung terlihat dan dapat kita perbaiki

dengan mudah.

Gambar 3.10 Tampilan menu file input secara grafis

Command File

Untuk membuat file input melalui text editor, pilih menu Edit

kemudian pilih Edit Command File.

Kemudian kita tulis baris perintah. Antara baris perintah dan

parameter input dibedakan dengan warna text secara otomatis.

Apabila kita menulis baris perintah (command file) secara otomatis

akan berwarna merah dan apabila menulis parameter input secara

otomatis akan menjadi warna hitam.

Page 26: Laporan KP terbaru thoyib

26

Gambar 3.11 Tampilan menu Edit Command File

Kedua cara ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan

dalam hal efisiensi maupun kemudahan dalam membuat input data.

Semuanya sangat tergantung pada familiar atau tidaknya pengguna

terhadap perintah-perintah yang berlaku pada input data dan tipikal atau

tidak tipikalnya input data.

Struktur geometri dengan bentuk tipikal akan lebih mudah dan

efisien bila menggunakan SproEdit, karena input untuk joint coordinates

atau member secara lebih singkat dapat ditetapkan dengan menggunakan

perintah repeat atau repeat all. Begitu pula dengan input data lainnya

seperti pembebanan hingga disain, akan lebih efisien sejauh input data

tersebut tipikal atau dengan kata lain berulang-ulang sehingga tidak perlu

ditetapkan satu per satu, tetapi cukup memakai fasilitas edit yang terdiri

dari copy, paste, dan delete.

Hal ini sangat berbeda dengan STAAD GUI, dimana input data

repeat atau repeat all tidak ada. Meskipun demikian untuk model-model

tertentu, fasilitas STAAD GUI lebih efisien sejauh model tersebut

merupakan model yang bisa dikembangkan atau diedit dari model dasar

yang ada pada fasilitas library. Bagi pemula, fasilitas STAAD GUI juga

Page 27: Laporan KP terbaru thoyib

27

berguna sebagai panduan dalam membuat input data, karena dengan

fasilitas ini setiap pemberian input data akan dipandu dengan kotak dialog.

Karena input data yang sama dapat diedit dengan kedua cara ini,

maka kekurangan yang ada pada masing-masing dapat dikurangi atau

dihilangkan dengan cara mengkombinasikan keduanya.

Gambar 3.12 Tampilan gambar struktur

3.2.2 STAAD-Analysis

Untuk mengeksekusi analisa model dilakukan dengan memilih

menu analysis dari Menu Bar, dan selanjutnya memilih STAAD-Analysis

dari kotak dialog Select Analysis Engine.

Setelah eksekusi input file dilakukan, ada beberapa pilihan proses

yang bisa kita lakukan selanjutnya, yaitu:

a. View Output File untuk melihat output file

b. Go to Post Processing Mode untuk melihat hasil secara grafik dan

numerik, dan membuat laporan

c. Stay in Modeling Mode jika kita ingin tetap berada di Modeling Mode

Page 28: Laporan KP terbaru thoyib

28

Gambar 3.13 Tampilan menu STAAD Analysis

3.2.3 STAAD-Post Processing

Pada STAAD-Post Processing terdapat tampilan geometri dan

hasil analisa secara grafik. Dari sini kita dapat melihat apakah disain yang

kita buat sudah aman atau masih gagal. Apabila masih gagal kita tinggal

merubah profil struktur yang gagal. Jika sudah aman kita dapat membuat

laporan yang diperlukan.

Gambar 3.14 Tampilan menu STAAD Post Processing

Page 29: Laporan KP terbaru thoyib

29

BAB IV

ANALISA KEKUATAN MATERIAL STRUKTUR

4.1 Data Input

4.1.1. Frame GRID I

A. Node

Tabel 4.1 Data Input Node Grid I

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 0.000 2 5.500 0.000 0.000 3 11.500 0.000 0.000 4 16.000 0.000 0.000 5 22.500 0.000 0.000 6 16.000 4.000 0.000 7 22.500 4.000 0.000 8 1.000 6.000 0.000 9 5.500 6.000 0.000 10 11.500 6.000 0.000 11 16.000 6.000 0.000 12 22.500 6.000 0.000 13 1.000 12.000 0.000 14 5.500 12.000 0.000 15 11.500 12.000 0.000 16 16.000 12.000 0.000 17 22.500 12.000 0.000 18 1.000 16.000 0.000 19 16.000 17.000 0.000 20 22.500 17.000 0.000 21 16.000 18.490 0.000 22 16.000 22.000 0.000 23 22.500 22.000 0.000 24 16.000 26.820 0.000 25 22.500 25.700 0.000 26 5.508 16.748 0.000 27 11.496 17.742 0.000

Page 30: Laporan KP terbaru thoyib

30

B. Beams

Tabel 4.2 Data Input Beam Grid I

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 8 6.000 1 0 2 8 13 6.000 1 0 3 13 18 4.000 1 0 4 2 9 6.000 4 90 5 9 14 6.000 4 90 6 3 10 6.000 4 90 7 10 15 6.000 4 90 8 4 6 4.000 2 0 9 6 11 2.000 2 0 10 11 16 6.000 2 0 11 16 19 5.000 2 0 12 19 21 1.490 2 0 13 21 22 3.510 2 0 14 22 24 4.820 5 0 15 5 7 4.000 2 0 16 7 12 2.000 2 0 17 12 17 6.000 2 0 18 17 20 5.000 2 0 19 20 23 5.000 2 0 20 23 25 3.700 5 0 21 6 7 6.500 3 0 22 8 9 4.500 3 0 23 9 10 6.000 3 0 24 10 11 4.500 3 0 25 11 12 6.500 4 0 26 13 14 4.500 3 0 27 14 15 6.000 3 0 28 15 16 4.500 3 0 29 16 17 6.500 1 0 30 19 20 6.500 3 0 31 18 26 4.570 6 0 32 22 23 6.500 1 0 33 24 25 6.596 5 0 34 26 27 6.070 6 0 35 27 21 4.565 6 0 36 14 26 4.748 4 90

Page 31: Laporan KP terbaru thoyib

31

37 15 27 5.742 4 90

C. Section Properties

Tabel 4.3 Data Input Properties Grid I

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

D. Materials

Tabel 4.4 Data Input Materials Grid I

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.1 Model Frame GRID I

Page 32: Laporan KP terbaru thoyib

32

4.1.2. Frame GRID II

A. Node

Tabel 4.5 Data Input Node Grid II

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -6.000 2 5.500 0.000 -6.000 3 11.500 0.000 -6.000 4 16.000 0.000 -6.000 5 22.500 0.000 -6.000 6 16.000 4.000 -6.000 7 22.500 4.000 -6.000 8 1.000 6.000 -6.000 9 5.500 6.000 -6.000 10 11.500 6.000 -6.000 11 16.000 6.000 -6.000 12 22.500 6.000 -6.000 13 16.000 12.000 -6.000 14 22.500 12.000 -6.000 15 1.000 16.000 -6.000 16 16.000 17.000 -6.000 17 22.500 17.000 -6.000 18 16.000 18.490 -6.000 19 16.000 22.000 -6.000 20 22.500 22.000 -6.000 21 16.000 26.820 -6.000 22 22.500 25.700 -6.000 23 5.508 16.748 -6.000 24 11.496 17.742 -6.000

B. Beams

Tabel 4.6 Data Input Beam Grid II

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 8 6.000 1 0 2 8 15 10.000 1 0 3 2 9 6.000 4 90

Page 33: Laporan KP terbaru thoyib

33

4 3 10 6.000 4 90 5 4 6 4.000 2 0 6 6 11 2.000 2 0 7 11 13 6.000 2 0 8 13 16 5.000 2 0 9 16 18 1.490 2 0 10 18 19 3.510 2 0 11 19 21 4.820 5 0 12 5 7 4.000 2 0 13 7 12 2.000 2 0 14 12 14 6.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 20 5.000 2 0 17 20 22 3.700 5 0 18 6 7 6.500 3 0 19 8 9 4.500 3 0 20 9 10 6.000 3 0 21 10 11 4.500 3 0 22 11 12 6.500 4 0 23 13 14 6.500 1 0 24 16 17 6.500 3 0 25 19 20 6.500 1 0 26 21 22 6.596 5 0 27 15 23 4.570 6 0 28 23 24 6.070 6 0 29 24 18 4.565 6 0

C. Section Properties

Tabel 4.7 Data Input Properties Grid II

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

Page 34: Laporan KP terbaru thoyib

34

D. Materials

Tabel 4.8 Data Input Materials Grid II

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.2 Model Frame GRID II

4.1.3. Frame GRID 1II

A. Node

Tabel 4.9 Data Input Node Grid III

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -12.000 2 16.000 0.000 -12.000 3 22.500 0.000 -12.000 4 16.000 4.000 -12.000 5 22.500 4.000 -12.000 6 1.000 6.000 -12.000 7 16.000 6.000 -12.000 8 22.500 6.000 -12.000 9 1.000 12.000 -12.000

Page 35: Laporan KP terbaru thoyib

35

10 16.000 12.000 -12.000 11 22.500 12.000 -12.000 12 1.000 16.000 -12.000 13 16.000 17.000 -12.000 14 22.500 17.000 -12.000 15 16.000 18.490 -12.000 16 16.000 22.000 -12.000 17 22.500 22.000 -12.000 18 16.000 26.820 -12.000 19 22.500 25.700 -12.000 20 5.508 16.748 -12.000 21 11.496 17.742 -12.000

B. Beams

Tabel 4.10 Data Input Beam Grid III

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0

Page 36: Laporan KP terbaru thoyib

36

23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0

C. Section Properties

Tabel 4.11 Data Input Properties Grid III

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL

5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL

6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

D. Materials

Tabel 4.12 Data Input Materials Grid III

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Page 37: Laporan KP terbaru thoyib

37

Gambar 4.3 Model Frame GRID III

4.1.4. Frame GRID 1V

A. Node

Tabel 4.13 Data Input Node Grid IV

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -18.000 2 16.000 0.000 -18.000 3 22.500 0.000 -18.000 4 16.000 4.000 -18.000 5 22.500 4.000 -18.000 6 1.000 6.000 -18.000 7 16.000 6.000 -18.000 8 22.500 6.000 -18.000 9 1.000 12.000 -18.000 10 16.000 12.000 -18.000 11 22.500 12.000 -18.000 12 1.000 16.000 -18.000 13 16.000 17.000 -18.000 14 22.500 17.000 -18.000 15 16.000 18.490 -18.000

Page 38: Laporan KP terbaru thoyib

38

16 16.000 22.000 -18.000 17 22.500 22.000 -18.000 18 16.000 26.820 -18.000 19 22.500 25.700 -18.000 20 5.508 16.748 -18.000 21 11.496 17.742 -18.000

B. Beams

Tabel 4.14 Data Input Beam Grid IV

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0

Page 39: Laporan KP terbaru thoyib

39

C. Section Properties

Tabel 4.15 Data Input Properties Grid IV

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL

5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL

6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

D. Materials

Tabel 4.16 Data Input Materials Grid IV

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.4 Model Frame GRID IV

Page 40: Laporan KP terbaru thoyib

40

4.1.5. Frame GRID V

A. Node

Tabel 4.17 Data Input Node Grid V

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -24.000 2 16.000 0.000 -24.000 3 22.500 0.000 -24.000 4 16.000 4.000 -24.000 5 22.500 4.000 -24.000 6 1.000 6.000 -24.000 7 16.000 6.000 -24.000 8 22.500 6.000 -24.000 9 1.000 12.000 -24.000 10 16.000 12.000 -24.000 11 22.500 12.000 -24.000 12 1.000 16.000 -24.000 13 16.000 17.000 -24.000 14 22.500 17.000 -24.000 15 16.000 18.490 -24.000 16 16.000 22.000 -24.000 17 22.500 22.000 -24.000 18 16.000 26.820 -24.000 19 22.500 25.700 -24.000 20 5.508 16.748 -24.000 21 11.496 17.742 -24.000

B. Beams

Tabel 4.18 Data Input Beam Grid V

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0

Page 41: Laporan KP terbaru thoyib

41

7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0

C. Section Properties

Tabel 4.19 Data Input Properties Grid V

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

D. Materials

Tabel 4.20 Data Input Materials Grid V

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Page 42: Laporan KP terbaru thoyib

42

Gambar 4.5 Model Frame GRID V

4.1.6. Frame GRID V1

A. Node

Tabel 4.21 Data Input Node Grid VI

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -30.000 2 16.000 0.000 -30.000 3 22.500 0.000 -30.000 4 16.000 4.000 -30.000 5 22.500 4.000 -30.000 6 1.000 6.000 -30.000 7 16.000 6.000 -30.000 8 22.500 6.000 -30.000 9 1.000 12.000 -30.000 10 16.000 12.000 -30.000 11 22.500 12.000 -30.000 12 1.000 16.000 -30.000 13 16.000 17.000 -30.000 14 22.500 17.000 -30.000 15 16.000 18.490 -30.000

Page 43: Laporan KP terbaru thoyib

43

16 16.000 22.000 -30.000 17 22.500 22.000 -30.000 18 16.000 26.820 -30.000 19 22.500 25.700 -30.000 20 5.508 16.748 -30.000 21 11.496 17.742 -30.000

B. Beams

Tabel 4.22 Data Input Beam Grid VI

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 6 6.000 1 0 2 6 9 6.000 1 0 3 9 12 4.000 1 0 4 2 4 4.000 2 0 5 4 7 2.000 2 0 6 7 10 6.000 2 0 7 10 13 5.000 2 0 8 13 15 1.490 2 0 9 15 16 3.510 2 0 10 16 18 4.820 5 0 11 3 5 4.000 2 0 12 5 8 2.000 2 0 13 8 11 6.000 2 0 14 11 14 5.000 2 0 15 14 17 5.000 2 0 16 17 19 3.700 5 0 17 4 5 6.500 3 0 18 7 8 6.500 4 0 19 10 11 6.500 1 0 20 13 14 6.500 3 0 21 16 17 6.500 1 0 22 18 19 6.596 5 0 23 12 20 4.570 6 0 24 20 21 6.070 6 0 25 21 15 4.565 6 0

Page 44: Laporan KP terbaru thoyib

44

C. Section Properties

Tabel 4.23 Data Input Properties Grid VI

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL

2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL

3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL

4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL

5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL

6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL

D. Materials

Tabel 4.24 Data Input Materials Grid VI

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.6 Model Frame GRID VI

Page 45: Laporan KP terbaru thoyib

45

4.1.7. Frame GRID VI1

A. Node

Tabel 4.25 Data Input Node Grid VII

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -36.000 2 5.500 0.000 -36.000 3 11.500 0.000 -36.000 4 16.000 0.000 -36.000 5 22.500 0.000 -36.000 6 25.500 0.000 -36.000 7 1.000 4.000 -36.000 8 5.500 4.000 -36.000 9 11.500 4.000 -36.000 10 16.000 4.000 -36.000 11 22.500 4.000 -36.000 12 25.500 4.000 -36.000 13 1.000 6.000 -36.000 14 5.500 6.000 -36.000 15 11.500 6.000 -36.000 16 16.000 6.000 -36.000 17 22.500 6.000 -36.000 18 25.500 6.000 -36.000 19 22.500 9.000 -36.000 20 25.500 9.000 -36.000 21 1.000 12.000 -36.000 22 5.500 12.000 -36.000 23 11.500 12.000 -36.000 24 16.000 12.000 -36.000 25 22.500 12.000 -36.000 26 25.500 12.000 -36.000 27 1.000 16.000 -36.000 28 16.000 17.000 -36.000 29 22.500 17.000 -36.000 30 16.000 18.490 -36.000 31 16.000 22.000 -36.000 32 22.500 22.000 -36.000

Page 46: Laporan KP terbaru thoyib

46

33 16.000 26.820 -36.000 34 22.500 25.700 -36.000 35 5.508 16.748 -36.000 36 11.496 17.742 -36.000

B. Beams

Tabel 4.26 Data Input Beam Grid VII

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 7 4.000 1 0 2 7 13 2.000 1 0 3 13 21 6.000 1 0 4 21 27 4.000 1 0 5 2 8 4.000 4 90 6 8 14 2.000 4 90 7 14 22 6.000 4 90 8 22 35 4.748 4 90 9 3 9 4.000 4 90 10 9 15 2.000 4 90 11 15 23 6.000 4 90 12 23 36 5.742 4 90 13 4 10 4.000 2 0 14 10 16 2.000 2 0 15 16 24 6.000 2 0 16 24 28 5.000 2 0 17 28 30 1.490 2 0 18 30 31 3.510 2 0 19 31 33 4.820 5 0 20 5 11 4.000 2 0 21 11 17 2.000 2 0 22 17 19 3.000 2 0 23 19 25 3.000 2 0 24 25 29 5.000 2 0 25 29 32 5.000 2 0 26 32 34 3.700 5 0 27 6 12 4.000 7 90 28 12 18 2.000 7 90 29 18 20 3.000 7 90 30 20 26 3.000 7 90

Page 47: Laporan KP terbaru thoyib

47

31 7 8 4.500 3 0 32 8 9 6.000 3 0 33 9 10 4.500 3 0 34 10 11 6.500 3 0 35 11 12 3.000 8 0 36 13 14 4.500 3 0 37 14 15 6.000 3 0 38 15 16 4.500 3 0 39 16 17 6.500 4 0 40 17 18 3.000 8 0 41 19 20 3.000 8 0 42 21 22 4.500 3 0 43 22 23 6.000 3 0 44 23 24 4.500 3 0 45 24 25 6.500 1 0 46 25 26 3.000 8 0 47 28 29 6.500 3 0 48 31 32 6.500 1 0 49 33 34 6.596 5 0 50 27 35 4.570 6 0 51 35 36 6.070 6 0 52 36 30 4.565 6 0

C. Section Properties

Tabel 4.27 Data Input Properties Grid VII

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H400X200X8 83.370 1.74E 3 23.5E 3 35.898 STEEL 7 H300X150X6.5 46.780 508.000 7.21E 3 9.954 STEEL 8 H200X100X5.5 26.670 134.000 1.81E 3 4.478 STEEL

Page 48: Laporan KP terbaru thoyib

48

D. Materials

Tabel 4.28 Data Input Materials Grid VII

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.7 Model Frame GRID VII

4.1.8. Frame GRID VIII

A. Node

Tabel 4.29 Data Input Node Grid VIII

Node X (m)

Y (m)

Z (m)

1 1.000 0.000 -42.000 2 5.500 0.000 -42.000 3 11.500 0.000 -42.000 4 16.000 0.000 -42.000 5 22.500 0.000 -42.000 6 25.500 0.000 -42.000 7 1.000 4.000 -42.000

Page 49: Laporan KP terbaru thoyib

49

8 5.500 4.000 -42.000 9 11.500 4.000 -42.000 10 16.000 4.000 -42.000 11 22.500 4.000 -42.000 12 25.500 4.000 -42.000 13 1.000 6.000 -42.000 14 5.500 6.000 -42.000 15 11.500 6.000 -42.000 16 16.000 6.000 -42.000 17 22.500 6.000 -42.000 18 25.500 6.000 -42.000 19 22.500 9.000 -42.000 20 25.500 9.000 -42.000 21 1.000 10.170 -42.000 22 5.500 10.170 -42.000 23 11.500 10.170 -42.000 24 16.000 10.170 -42.000 25 16.000 12.000 -42.000 26 22.500 12.000 -42.000 27 25.500 12.000 -42.000 28 16.000 17.000 -42.000 29 22.500 17.000 -42.000 30 16.000 22.000 -42.000 31 22.500 22.000 -42.000 32 16.000 26.820 -42.000 33 22.500 25.700 -42.000

B. Beams

Tabel 4.30 Data Input Beam Grid VIII

Beam Node A Node B Length (m) Property

(degrees) 1 1 7 4.000 4 0 2 7 13 2.000 4 0 3 13 21 4.170 4 0 4 2 8 4.000 4 90 5 8 14 2.000 4 90 6 14 22 4.170 4 90 7 3 9 4.000 4 90

Page 50: Laporan KP terbaru thoyib

50

8 9 15 2.000 4 90 9 15 23 4.170 4 90 10 4 10 4.000 2 0 11 10 16 2.000 2 0 12 16 24 4.170 2 0 13 24 25 1.830 2 0 14 25 28 5.000 2 0 15 28 30 5.000 2 0 16 30 32 4.820 5 0 17 5 11 4.000 2 0 18 11 17 2.000 2 0 19 17 19 3.000 2 0 20 19 26 3.000 2 0 21 26 29 5.000 2 0 22 29 31 5.000 2 0 23 31 33 3.700 5 0 24 6 12 4.000 6 0 25 12 18 2.000 6 0 26 18 20 3.000 6 0 27 20 27 3.000 6 0 28 7 8 4.500 3 0 29 8 9 6.000 3 0 30 9 10 4.500 3 0 31 10 11 6.500 3 0 32 11 12 3.000 7 0 33 13 14 4.500 3 0 34 14 15 6.000 3 0 35 15 16 4.500 3 0 36 16 17 6.500 4 0 37 17 18 3.000 7 0 38 19 20 3.000 7 0 39 21 22 4.500 5 0 40 22 23 6.000 5 0 41 23 24 4.500 5 0 42 25 26 6.500 1 0 43 26 27 3.000 7 0 44 28 29 6.500 3 0 45 30 31 6.500 1 0 46 32 33 6.596 5 0

Page 51: Laporan KP terbaru thoyib

51

C. Section Properties

Tabel 4.31 Data Input Properties Grid VIII

Pro Section Area (cm2)

Iyy (cm4)

Izz (cm4)

J (cm4) Material

1 H600X200X11 131.700 2.27E 3 75.6E 3 91.372 STEEL 2 H700X300X13 231.500 10.8E 3 197E 3 325.98 STEEL 3 H350X175X7 62.910 984.000 13.5E 3 19.404 STEEL 4 H500X200X10 112.200 2.14E 3 46.8E 3 70.747 STEEL 5 H250X125X6 36.970 294.000 3.96E 3 7.810 STEEL 6 H300X150X6.5 46.780 508.000 7.21E 3 9.871 STEEL 7 H200X100X5.5 26.670 134.000 1.81E 3 4.434 STEEL

D. Materials

Tabel 4.32 Data Input Materials Grid VIII

Mat Name E (kN/mm2)

Density (kg/m3)

(1/°K)

1 STEEL 205.000 0.300 7.83E 3 12E -6

Gambar 4.8 Model Frame GRID VIII

Page 52: Laporan KP terbaru thoyib

52

4.1.9. Frame GRID Gabungan

Gambar 4.9 Model Frame GRID Gabungan

4.2 Model

4.2.1. Gambar penampang pada setiap elevasi

1. Penampang Elevasi Dasar

Gambar 4.10 Denah Kolom Baja

Page 53: Laporan KP terbaru thoyib

53

2. Penampang Elevasi + 4000

Gambar 4.11 Denah Balok Lantai + 4000 mm

3. Penampang Elevasi + 6000

Gambar 4.12 Denah Balok Lantai + 6000 mm

Page 54: Laporan KP terbaru thoyib

54

4. Penampang Elevasi + 12000

Gambar 4.13 Denah Balok Lantai + 12000 mm

5. Penampang Elevasi + 17000

Gambar 4.14 Denah Balok Lantai + 17000 mm

Page 55: Laporan KP terbaru thoyib

55

6. Penampang Elevasi + 22000

Gambar 4.15 Denah Balok Lantai + 22000 mm

7. Penampang Atap

Gambar 4.16 Denah Atap

4.2.2. Model Akhir

Gambar 4.17 Model akhir setelah file disatukan

Page 56: Laporan KP terbaru thoyib

56

4.3 Pembebanan

4.3.1. Beban

Tabel 4.33 Spesifikasi Pembebanan Pada Struktur

Tipe Nomor beban Nama beban Primer 1 SELF WEIGHT LOAD Primer 2 DEAD LOAD, 4M ELEVATION Primer 3 LIVE LOAD, 4M ELEVATION Primer 4 DEAD LOAD, 6M ELEVATION Primer 5 LIVE LOAD, 6M ELEVATION Primer 6 DEAD LOAD, 12M ELEVATION Primer 7 LIVE LOAD, 12M ELEVATION Primer 8 DEAD LOAD, 22M ELEVATION Primer 9 LIVE LOAD, 22M ELEVATION Primer 10 EQUIPMENT LOAD Combination 11 COMBINATION LOAD

4.3.2. Combination Load

Tabel 4.34 Keterangan Combination Load Value

Nama Beban Kombinasi Primer Nama Beban Primer Faktor

Combination Load

1 SELF WEIGHT LOAD 1.00 2 DEAD LOAD, 4M ELEVATION 1.10 3 LIVE LOAD, 4M ELEVATION 1.10 4 DEAD LOAD, 6M ELEVATION 1.10 5 LIVE LOAD, 6M ELEVATION 1.10 6 DEAD LOAD, 12M ELEVATION 1.10 7 LIVE LOAD, 12M ELEVATION 1.10 8 DEAD LOAD, 22M ELEVATION 1.10 9 LIVE LOAD, 22M ELEVATION 1.10 10 EQUIPMENT LOAD 1.10 11 COMBINATION LOAD 1.10

4.4 Post Processing

Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan program

STAAD.Pro, didapat data sebagai berikut:

4.4.1. Ratio Minimum dan Maksimum.

Ratio minimum adalah 0.003 pada Beam nomor

1135,1136,1138, dengan profil C125X65X6.

Ratio maksimum adalah 3.467 pada Beam nomor 685 dengan

profil H400X200X8.

Page 57: Laporan KP terbaru thoyib

57

4.4.2. Kegagalan disain

Berdasarkan ketentuan keamanan disain, yaitu ratio : safe <

1 ≤ fail < 1.5 ≤ extreme fail. Maka terdapat beberapa Beam yang

akan mengalami kegagalan, yaitu:

Tabel 4.35 Struktur ang Mengalami Kegagalan

No Beam New Property Ratio 1 685 H400X200X8 3.467 2 686 H400X200X8 3.448 3 697 H400X200X8 3.425 4 698 H400X200X8 3.425 5 1096 H400X200X8 3.157 6 1094 H400X200X8 3.157 7 1092 H400X200X8 3.097 8 1090 H400X200X8 3.049 9 672 H600X200X11 2.466

10 140 H600X200X11 2.461 11 665 H600X200X11 2.439 12 208 H600X200X11 2.396 13 664 H600X200X11 1.981 14 671 H600X200X11 1.94 15 684 H400X200X8 1.885 16 687 H400X200X8 1.885 17 699 H400X200X8 1.87 18 696 H400X200X8 1.87 19 681 H400X200X8 1.752 20 682 H400X200X8 1.687 21 694 H400X200X8 1.574 22 693 H400X200X8 1.574 23 134 H700X300X13 1.565 24 204 H700X300X13 1.546 25 123 H700X300X13 1.455 26 186 H700X300X13 1.423 27 1086 H400X200X8 1.229 28 1087 H400X200X8 1.229 29 1083 H400X200X8 1.19 30 1082 H400X200X8 1.188 31 130 H250X125X6 1.065 32 205 H250X125X6 1.026 33 1091 H400X200X8 1.008

Page 58: Laporan KP terbaru thoyib

58

Gambar 4.18 Distribusi Tegangan, Torsi, Momen Sumbu X,Y,Z

Gambar 4.19 Struktur Batang yang Mengalami Kegagalan

Keterangan Gambar :

: Not Desaigned

: Safe

: Fail

: Extreme Fail

Page 59: Laporan KP terbaru thoyib

59

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Metode file terpisah dapat memberikan kemudahan dalam

menjalankan software Staad.Pro 2004 untuk melakukan analisa

struktur yang rumit seperti pada pembangunan PLTU Ketapang,

Kalimantan Barat.

2. Dengan metode file terpisah, tingkat akurasi dari hasil analisa

memiliki ketapatan yang baik dan mampu dipertanggungjawabkan.

3. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dengan software

STAAD.Pro, dapat dinyatakan bahwa struktur disain atas nama PT.

Ketapang Arya Power akan mengalami kegagalan pada elevasi

+17.000 dan + 22.000 frame grid 2 dan 3 serta 5 dan 6.

5.2 Saran

1. Disain struktur atas nama PT. Ketapang Arya Power akan aman

setelah dilakukan perubahan sebagai berikut :

a. Reposisi Coal Bin elevasi + 22.000 mm sejauh 1000 mm kearah

sumbu Z.

b. Penggantian properties baja struktur wide flange pada frame

grid 2 dan 3 serta 5 dan 6, yaitu :

H600X200X11 menjadi H700X300X13

H400X200X8 menjadi H700X300X13

2. Hasil studi kelayakan dari analisa struktur harus lebih

mengedepankan faktor kemanan dan ketepatan dalam pemilihan

bahan, disain serta data penunjang lainnya. Bukan faktor kebiasaan

(pengalaman) dan nilai ekonomis semata.

3. Pengolahan data input akan lebih mudah dan tepat jika seorang

disainer yang mengoperasikan staad.pro 2004 mempunyai

pemahaman yang baik tentang ilmu struktur dan sipil.

Page 60: Laporan KP terbaru thoyib

60

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Setiawan, Rasyid, 200. Analisa dan Disain Struktur dengan Staad.Pro 2004. Yogyakarta: Penerbit Andi.

2. BPPT-BRDST. 2009. Materi Pelatihan Biodesel di BRDST-BPPT. Tangerang 3. Rahmadi, Arie. Dewi solikhah, maharani. Wirawan, Soni S. Pengembangan

Biodiesel Indonesia Denganteknologi Bangsa Sendiri:Tantangan Dan

Kesempatan. Tangerang: BRDST-BPPT.

4. Raswari.1987. Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia.

5. Gunawan, Ir. Rudy. Dengan Petunjuk Ir. Morisco. 1988. Tabel Profil

Konstruksi Baja. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Page 61: Laporan KP terbaru thoyib

61

LAMPIRAN