LAPORAN KOROSI GALVANIK

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda sehingga timbul bentuk-bentuk koroi sesuai faktor yang menyebabkan terjadinya korosi. Untuk penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industry dapat menimbulkan korosi galvani kakibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan mempelajari korosi galvanic dapat memahami proses anodic dan katodiknya serta memprediksi logam yang lebih korosif. 1.2 Tujuan 1) Menjelaskan prinsip korosi galvanik 2) Menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodic pada peristiwa galvanik 3) Menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda.

Transcript of LAPORAN KOROSI GALVANIK

Page 1: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda sehingga timbul

bentuk-bentuk koroi sesuai faktor yang menyebabkan terjadinya korosi. Untuk

penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industry dapat menimbulkan

korosi galvani kakibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan

mempelajari korosi galvanic dapat memahami proses anodic dan katodiknya serta

memprediksi logam yang lebih korosif.

1.2 Tujuan

1) Menjelaskan prinsip korosi galvanik

2) Menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodic pada peristiwa

galvanik

3) Menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda.

Page 2: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB II

DASAR TEORI

Korosi galvanic dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua

logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanic logam yang

potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya

lebih negative akan bersifat lebih anodik. Apabila dua buah logam yang berbeda yang

saling kontak dan terbuka ke media korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang

lainnya. Contoh logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak

dengan logam Cu, dalam lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda.

Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan

dengan laju korosi besi yang berkontak dengan logam tembaga karena sifat seng lebih

anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan

dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakkan dengan tembaga, laju korosinya

lebih besar daripada laju korosi logam tembaga.

Laju korosi dapat dihitung dengan rumus :

L aju Korosi (r )= mA . t . ρ

Dengan,

m : berat yang hilang (gr)

A : luas permukaan (cm2)

t : waktu (jam)

ρ : densitas logam (gr/cm2)

r : laju korosi (mpy)

Page 3: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 AlatdanBahan

3.1.1 Alat

1) Gelas kimia 1000 ml

2) Multimeter

3) pH meter

4) Spatula

5) Timbangan elektronik

6) Elektroda acuan SCE

7) Batang pengaduk

8) Penggaris

3.1.2 Bahan

1) Logam baja (Fe) 6 buah

2) Logam seng (Zn) 3 buah

3) Logam tembaga (Cu) 3 buah

4) Kertas abrasive

5) Isolasi

6) Larutan NaCl 3,56 gpl sebanyak 1000 ml

7) Larutan HCl 1 M sebanyak 1000 ml

8) Air keran sebanyak 1000 ml

Page 4: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Pengamplasan

Pembersihan lemak/kotoran

Fe Zn Cu

Amplas

Aquades

Pengukuran luas permukaan dan Penimbangan berat logam

Pemasangan kabel penghubung dan menutup bagian logam yang berhubungan

dengan kabel dan perendamanIsolasi

Diamkan selama 7 hari

Pencucian dan pengeringan logam

Peimbangan berat logam dan perhitungan laju korosi

Pengukuran potensial sel dan pH larutan

Perendaman dalamlarutan :

3.2 ProsedurKerja

Percobaan Logam I Logam II Media Korosi (larutan)

1 Fe Zn LarutanNaCl 3,56 gpl

2 Fe Cu LarutanNaCl 3,56 gpl

3 Fe Zn LarutanHCl 1 M

4 Fe Cu LarutanHCl 1 M

5 Fe Zn Air keran

6 Fe Cu Air keran

Page 5: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB IV

DATA PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan

Larutan Awal Setelah 7 hari Logam Setelah 7 hari

NaCl

Larutan tidak

berwarna

(bening) dan

bersih

Larutan keruh

kekuningan,

terdapat sedikit

endapan

Fe Berwarna hitam dan terkorosi

Zn Berwarna hitam

dan terkorosi

Fe Berwarna hitam dan terkorosi

Cu Tetap berwarna kekuningan,

sedikit terkorosi

HCl

Larutan tidak

berwarna

(bening) dan

bersih

Larutan keruh

kehitaman,

terdapat banyak

endapan dan

gelembung gas

Fe Berwarna hitam pekat dan

terkorosi

Zn ?

Fe Berwarna hitam pekat dan

terkorosi

Cu Tetap berwarna kekuningan

sedikit coklat dipermukaan

logam, sedikit terkorosi

Air

Keran

Larutan tidak

berwarna

(bening) dan

bersih

Larutan keruh

kuning

kecoklatan,

terdapat

banyak

endapan

Fe Masih berwarna perak, ada

sedikit warna hitam dipermukaan

logam

Zn Berwarna hitam pekat dan

terkorosi

Fe Sebagian permukaan logam

berwarna hitam dan sebagian lagi

perak, terkorosi

Cu Tetap berwarna kekuningan,

sedikit terkorosi

Page 6: LAPORAN KOROSI GALVANIK

4.2 Data Pengukuran

Larutan pH LogamEologam

(V)/SCE

Panjang

(cm)

Lebar

(cm)

Eosel (V)/SCEBerat (gr)

Awal Akhir Awal Akhir

NaCl 8,02

Fe 4,3 1,9 3,39 3,30

Zn 3,0 2,0 0,47 0,30

Fe 3,7 2,3 3,88 3,42

Cu 3,8 2,4 3,67 3,65

HCl 0,58

Fe 4,9 1,9 3,48 2,61

Zn 2,7 2,0 0,46 0

Fe 4,4 1,9 3,09 2,15

Cu 3,5 2,3 4,45 4,41

Air

Keran7,35

Fe 4,9 1,9 3,39 3,34

Zn 3,4 1,9 0,52 0,51

Fe 4,6 1,9 3,37 3,29

Cu 3,5 2,3 3,22 3,20

Page 7: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan

Laju korosi (v) = ∆ w

A × t × ρ

∆ w : berat yang hilang (gr)A : luas permukaan (cm2)ρ : densitas logam (gr/cm3)t : waktu (jam)v : laju korosi (mpy)

A. Tabel Data Perhitungan

Larutan Logam t (jam) A (cm2) ρ (gr/cm3) ∆ w (gr) V (mpy)

NaCl

Fe

168

16,34 7,86 0,09 14,38

Zn 12 6,57 0,17 44,265

Fe 17,02 7,86 0,46 70,6

Page 8: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Cu 9,12 8,95 0,02 5,03

HCl

Fe

168

18,62 7,86 0,87 122,03

Zn 10,8 6,57 0,46 135,85

Fe 16,72 7,86 0,94 146,835

Cu 16,1 8,95 0,04 5,7

Air Keran

Fe

168

18,62 7,86 0,05 7,013

Zn 12,92 6,57 0,01 2,42

Fe 17,48 7,86 0,08 11,95

Cu 16,1 8,95 0,02 2,85

B. Perhitungan laju korosi

1. Laju korosi pada larutan NaCl (3,56 gpl)

Fe & Zn

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,09 gr

16,34 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3

= 4,17 x 10-6 cm/jam

= 14,38 mpy

Zn : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0 , 17 gr

12 cm2 x 168 jam x6 ,57 gr /cm3

= 1,28 x 10-5 cm/jam

= 44,265 mpy

Fe & Cu

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0 , 46 gr

17 ,02 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3

= 2,046 x 10-5 cm/jam

= 70,6 mpy

Page 9: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Cu : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,02 gr

9,12 cm2 x168 jam x 8,95 gr /cm3

= 1,46 x 10-6 cm/jam

= 5,03 mpy

2. Laju korosi pada larutan HCl (1 M)

Fe & Zn

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0 , 8 7 gr

18,62 cm2 x168 jam x7,86 gr /cm3

= 3,54 x 10-5 cm/jam

= 122,03 mpy

Zn : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,46 gr

10,58 cm2 x168 jam x 6 ,57 gr /cm3

= 3,94 x 10-5 cm/jam

= 135,85 mpy

Fe & Cu

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0.94 gr

16 ,7 2 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3

= 4,26 x 10-5 cm/jam

= 146,835 mpy

Cu : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,0 4 gr

16 ,1 cm2 x168 jam x 8,95 gr /cm3

= 1,65 x 10-6 cm/jam

= 5,7 mpy

3. Laju korosi pada larutan Air keran

Fe & Zn

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,05 gr

18,62 cm2 x168 jam x7,86 gr /cm3

Page 10: LAPORAN KOROSI GALVANIK

= 2,033 x 10-6 cm/jam

= 7,013 mpy

Zn : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0.01 gr

12,92 cm2 x 168 jam x6 ,57 gr /cm3

= 7,012 x 10-7 cm/jam

= 2,42 mpy

Fe & Cu

Fe : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0. 08 gr

17 , 48 cm2 x168 jam x 7,86 gr /cm3

= 3,466 x 10-6 cm/jam

= 11,95 mpy

Cu : laju korosi (r) : ∆ w

A × t × ρ =

0,0 2 gr

16,1cm2 x168 jam x 8,95gr /cm3

= 8,26 x 10-7 cm/jam

= 2,85 mpy

Page 11: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB VI

PEMBAHASAN

Setelah tujuh hari, logam Zn yang dihubungkan dengan logam Fe mengalami

korosi terlihat dari logam Zn yang telah berwarna hitam (karat). Hal ini dapat dibuktikan

dari nilai laju korosi logam Zn yang lebih besar daripada laju korosi logam Fe dan juga

teori deret volta yang menyatakan bahwa, Zn akan mengalami korosi terlebih dahulu

(melepaskan elektron) karena logam Zn memiliki potensial yang lebih rendah dari Fe dan

menandakan Zn berperan sebagai anoda dan Fe sebagai katoda. Sehingga, perbedaan

potensial inilah yang menyebabkan logam Zn terkorosi. Lalu, konsentrasi larutan

(pengaruh lingkungan) juga mempengaruhi laju korosi suatu logam. Terbukti dari logam

Zn yang dihubungkan dengan logam Fe pada larutan HCl memilki nilai laju korosi yang

paling besar daripada logam Zn – Fe di larutan NaCl dan air keran. Hal ini dikarenakan,

HCl 1 M memiliki pH sangat rendah yang membuat korosi berlangsung paling cepat.

Selain itu pada larutan HCl, logam Zn langsung mengalami oksidasi yang dapat dilihat dari

gelembung – gelembung yang muncul dari logam Zn. Hal tersebut menandakan bahwa

logam Zn larut dalam HCl dan menghasilkan Cl- yang berupa gas (terdapat bau menyengat

pada larutan HCl). Kemudian, NaCl yang merupakan garam membuat laju korosi lebih

cepat pula bila dibandingkan dengan air keran yang mewakili kondisi lingkungan netral.

Page 12: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Pada larutan NaCl, terdapat endapan – endapan kuning yang menandakan bahwa logam Fe

mengalami korosi namun tidak terlalu cepat. Endapan tersebut merupakan Fe2O3 hasil

korosi dari logam Fe.

Logam Cu yang dihubungkan dengan logam Fe tidak mengalami korosi melainkan

sangat kecil terjadinya korosi bahkan sebaliknya logam Fe lah yang mengalami korosi. Hal

ini dapat dilihat dari warna logam Fe yang telah berubah menjadi warna hitam (karat).

Logam Fe terkorosi dapat dibuktikan dari nilai laju korosi logam Fe yang lebih besar

daripada logam Cu dan juga teori deret volta yang menyatakan bahwa, Fe akan mengalami

korosi karena logam Fe memiliki potensial yang lebih rendah daripada logam Cu dan

menandakan logam Fe berperan sebagai anoda dan logam Cu berperan sebagai katoda.

Lalu, konsentrasi larutan (pengaruh lingkungan) juga mempengaruhi laju korosi suatu

logam. Terbukti dari logam Fe yang dihubungkan dengan logam Cu pada larutan HCl

memilki nilai laju korosi yang paling besar daripada logam Fe-Cu di larutan NaCl dan air

keran. Hal ini dikarenakan, HCl 1 M memiliki pH sangat rendah yang membuat korosi

berlangsung paling cepat. Selain itu pada larutan HCl, logam Fe larut dalam HCl dan

menghasilkan Cl- yang berupa gas (terdapat bau menyengat pada larutan HCl). Kemudian,

NaCl yang merupakan garam membuat laju korosi lebih cepat pula bila dibandingkan

dengan air keran yang mewakili kondisi lingkungan netral. Pada larutan NaCl, terdapat

endapan – endapan kuning yang menandakan bahwa logam Fe mengalami korosi. Endapan

tersebut merupakan Fe2O3 hasil korosi dari logam Fe.

Page 13: LAPORAN KOROSI GALVANIK

BAB VII

KESIMPULAN

1. Korosi terjadi akibat adanya perbedaan potensial

2. Kondisi lingkungkan (dalam hal ini pH) sangat mem[pengaruhi laju korosi

3. Laju korosi pada larutan HCl > NaCl > air keran (Asam > garam > air)

4. Pada sel galvanik antara Fe dan Zn, Zn berperan sebagai anoda dan Fe katoda

5. Pada sel galvanik antara Fe dan Cu, Fe berperan sebagi anoda dan Cu katoda.

Page 14: LAPORAN KOROSI GALVANIK

LAMPIRAN

Gambar 1.Larutan HCl 1 M awal Gambar 2. Larutan NaCl 3,56 gpl awal

Gambar 3.Larutan HCl 1 M setelah 7 hari Gambar 4.LarutanNaCl 3,56 gpl setelah 7 hari

Page 15: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Gambar 5.Air Keran setelah 7 hari

Gambar 6.Logam Fe dan Logam Zn pada larutan NaCl 3,56 gpl setelah 7 hari

Gambar 7.Logam Fe dan Logam Cu pada larutan NaCl 3,56 gpl setelah 7 hari

Gambar 8.Logam Fe dan Logam Zn pada larutan HCl 1 M setelah 7 hari

Page 16: LAPORAN KOROSI GALVANIK

Gambar 9.Logam Fe dan Logam Cu pada larutan HCl 1 M setelah 7 hari

Gambar 10.Logam Fe dan Logam Zn pada Air Keran setelah 7 hari

Gambar 11.Logam Fe dan Logam Cu pada Air Keran setelah 7 hari

Page 17: LAPORAN KOROSI GALVANIK

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. ElektrokimiadanKinetika Kimia. Bandung :PT Citra

AdityaBakti.

Indarti, Retno. 2008. BukuPetunjukPelaksanaanPraktikumTeknikPencegahanKorosi,

KorosiGalvanik. Bandung :PoliteknikNegeri Bandung.

Page 18: LAPORAN KOROSI GALVANIK

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI

KOROSI GALVANIK

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Korosi semester ganjil

Program Diploma III Jurusan Teknik Kimia

Pembimbing : Ir. Gatot S, M.T

Penyusun : Kelompok 8

Teti Hartianti Assyfa NIM. 101411060

Theresia Leyster G NIM. 101411061

Kelas : 3B

Tanggal Praktikum : 24 September 2012

Tanggal Penyerahan Laporan : 08 Oktober 2012

\

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Page 19: LAPORAN KOROSI GALVANIK

2012