BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda sehingga timbul
bentuk-bentuk koroi sesuai faktor yang menyebabkan terjadinya korosi. Untuk
penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industry dapat menimbulkan
korosi galvani kakibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan
mempelajari korosi galvanic dapat memahami proses anodic dan katodiknya serta
memprediksi logam yang lebih korosif.
1.2 Tujuan
1) Menjelaskan prinsip korosi galvanik
2) Menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodic pada peristiwa
galvanik
3) Menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda.
BAB II
DASAR TEORI
Korosi galvanic dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua
logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanic logam yang
potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya
lebih negative akan bersifat lebih anodik. Apabila dua buah logam yang berbeda yang
saling kontak dan terbuka ke media korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang
lainnya. Contoh logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak
dengan logam Cu, dalam lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda.
Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan
dengan laju korosi besi yang berkontak dengan logam tembaga karena sifat seng lebih
anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan
dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakkan dengan tembaga, laju korosinya
lebih besar daripada laju korosi logam tembaga.
Laju korosi dapat dihitung dengan rumus :
L aju Korosi (r )= mA . t . ρ
Dengan,
m : berat yang hilang (gr)
A : luas permukaan (cm2)
t : waktu (jam)
ρ : densitas logam (gr/cm2)
r : laju korosi (mpy)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 AlatdanBahan
3.1.1 Alat
1) Gelas kimia 1000 ml
2) Multimeter
3) pH meter
4) Spatula
5) Timbangan elektronik
6) Elektroda acuan SCE
7) Batang pengaduk
8) Penggaris
3.1.2 Bahan
1) Logam baja (Fe) 6 buah
2) Logam seng (Zn) 3 buah
3) Logam tembaga (Cu) 3 buah
4) Kertas abrasive
5) Isolasi
6) Larutan NaCl 3,56 gpl sebanyak 1000 ml
7) Larutan HCl 1 M sebanyak 1000 ml
8) Air keran sebanyak 1000 ml
Pengamplasan
Pembersihan lemak/kotoran
Fe Zn Cu
Amplas
Aquades
Pengukuran luas permukaan dan Penimbangan berat logam
Pemasangan kabel penghubung dan menutup bagian logam yang berhubungan
dengan kabel dan perendamanIsolasi
Diamkan selama 7 hari
Pencucian dan pengeringan logam
Peimbangan berat logam dan perhitungan laju korosi
Pengukuran potensial sel dan pH larutan
Perendaman dalamlarutan :
3.2 ProsedurKerja
Percobaan Logam I Logam II Media Korosi (larutan)
1 Fe Zn LarutanNaCl 3,56 gpl
2 Fe Cu LarutanNaCl 3,56 gpl
3 Fe Zn LarutanHCl 1 M
4 Fe Cu LarutanHCl 1 M
5 Fe Zn Air keran
6 Fe Cu Air keran
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan
Larutan Awal Setelah 7 hari Logam Setelah 7 hari
NaCl
Larutan tidak
berwarna
(bening) dan
bersih
Larutan keruh
kekuningan,
terdapat sedikit
endapan
Fe Berwarna hitam dan terkorosi
Zn Berwarna hitam
dan terkorosi
Fe Berwarna hitam dan terkorosi
Cu Tetap berwarna kekuningan,
sedikit terkorosi
HCl
Larutan tidak
berwarna
(bening) dan
bersih
Larutan keruh
kehitaman,
terdapat banyak
endapan dan
gelembung gas
Fe Berwarna hitam pekat dan
terkorosi
Zn ?
Fe Berwarna hitam pekat dan
terkorosi
Cu Tetap berwarna kekuningan
sedikit coklat dipermukaan
logam, sedikit terkorosi
Air
Keran
Larutan tidak
berwarna
(bening) dan
bersih
Larutan keruh
kuning
kecoklatan,
terdapat
banyak
endapan
Fe Masih berwarna perak, ada
sedikit warna hitam dipermukaan
logam
Zn Berwarna hitam pekat dan
terkorosi
Fe Sebagian permukaan logam
berwarna hitam dan sebagian lagi
perak, terkorosi
Cu Tetap berwarna kekuningan,
sedikit terkorosi
4.2 Data Pengukuran
Larutan pH LogamEologam
(V)/SCE
Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Eosel (V)/SCEBerat (gr)
Awal Akhir Awal Akhir
NaCl 8,02
Fe 4,3 1,9 3,39 3,30
Zn 3,0 2,0 0,47 0,30
Fe 3,7 2,3 3,88 3,42
Cu 3,8 2,4 3,67 3,65
HCl 0,58
Fe 4,9 1,9 3,48 2,61
Zn 2,7 2,0 0,46 0
Fe 4,4 1,9 3,09 2,15
Cu 3,5 2,3 4,45 4,41
Air
Keran7,35
Fe 4,9 1,9 3,39 3,34
Zn 3,4 1,9 0,52 0,51
Fe 4,6 1,9 3,37 3,29
Cu 3,5 2,3 3,22 3,20
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Perhitungan
Laju korosi (v) = ∆ w
A × t × ρ
∆ w : berat yang hilang (gr)A : luas permukaan (cm2)ρ : densitas logam (gr/cm3)t : waktu (jam)v : laju korosi (mpy)
A. Tabel Data Perhitungan
Larutan Logam t (jam) A (cm2) ρ (gr/cm3) ∆ w (gr) V (mpy)
NaCl
Fe
168
16,34 7,86 0,09 14,38
Zn 12 6,57 0,17 44,265
Fe 17,02 7,86 0,46 70,6
Cu 9,12 8,95 0,02 5,03
HCl
Fe
168
18,62 7,86 0,87 122,03
Zn 10,8 6,57 0,46 135,85
Fe 16,72 7,86 0,94 146,835
Cu 16,1 8,95 0,04 5,7
Air Keran
Fe
168
18,62 7,86 0,05 7,013
Zn 12,92 6,57 0,01 2,42
Fe 17,48 7,86 0,08 11,95
Cu 16,1 8,95 0,02 2,85
B. Perhitungan laju korosi
1. Laju korosi pada larutan NaCl (3,56 gpl)
Fe & Zn
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,09 gr
16,34 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3
= 4,17 x 10-6 cm/jam
= 14,38 mpy
Zn : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0 , 17 gr
12 cm2 x 168 jam x6 ,57 gr /cm3
= 1,28 x 10-5 cm/jam
= 44,265 mpy
Fe & Cu
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0 , 46 gr
17 ,02 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3
= 2,046 x 10-5 cm/jam
= 70,6 mpy
Cu : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,02 gr
9,12 cm2 x168 jam x 8,95 gr /cm3
= 1,46 x 10-6 cm/jam
= 5,03 mpy
2. Laju korosi pada larutan HCl (1 M)
Fe & Zn
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0 , 8 7 gr
18,62 cm2 x168 jam x7,86 gr /cm3
= 3,54 x 10-5 cm/jam
= 122,03 mpy
Zn : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,46 gr
10,58 cm2 x168 jam x 6 ,57 gr /cm3
= 3,94 x 10-5 cm/jam
= 135,85 mpy
Fe & Cu
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0.94 gr
16 ,7 2 cm2 x 168 jam x7,86 gr /cm3
= 4,26 x 10-5 cm/jam
= 146,835 mpy
Cu : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,0 4 gr
16 ,1 cm2 x168 jam x 8,95 gr /cm3
= 1,65 x 10-6 cm/jam
= 5,7 mpy
3. Laju korosi pada larutan Air keran
Fe & Zn
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,05 gr
18,62 cm2 x168 jam x7,86 gr /cm3
= 2,033 x 10-6 cm/jam
= 7,013 mpy
Zn : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0.01 gr
12,92 cm2 x 168 jam x6 ,57 gr /cm3
= 7,012 x 10-7 cm/jam
= 2,42 mpy
Fe & Cu
Fe : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0. 08 gr
17 , 48 cm2 x168 jam x 7,86 gr /cm3
= 3,466 x 10-6 cm/jam
= 11,95 mpy
Cu : laju korosi (r) : ∆ w
A × t × ρ =
0,0 2 gr
16,1cm2 x168 jam x 8,95gr /cm3
= 8,26 x 10-7 cm/jam
= 2,85 mpy
BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah tujuh hari, logam Zn yang dihubungkan dengan logam Fe mengalami
korosi terlihat dari logam Zn yang telah berwarna hitam (karat). Hal ini dapat dibuktikan
dari nilai laju korosi logam Zn yang lebih besar daripada laju korosi logam Fe dan juga
teori deret volta yang menyatakan bahwa, Zn akan mengalami korosi terlebih dahulu
(melepaskan elektron) karena logam Zn memiliki potensial yang lebih rendah dari Fe dan
menandakan Zn berperan sebagai anoda dan Fe sebagai katoda. Sehingga, perbedaan
potensial inilah yang menyebabkan logam Zn terkorosi. Lalu, konsentrasi larutan
(pengaruh lingkungan) juga mempengaruhi laju korosi suatu logam. Terbukti dari logam
Zn yang dihubungkan dengan logam Fe pada larutan HCl memilki nilai laju korosi yang
paling besar daripada logam Zn – Fe di larutan NaCl dan air keran. Hal ini dikarenakan,
HCl 1 M memiliki pH sangat rendah yang membuat korosi berlangsung paling cepat.
Selain itu pada larutan HCl, logam Zn langsung mengalami oksidasi yang dapat dilihat dari
gelembung – gelembung yang muncul dari logam Zn. Hal tersebut menandakan bahwa
logam Zn larut dalam HCl dan menghasilkan Cl- yang berupa gas (terdapat bau menyengat
pada larutan HCl). Kemudian, NaCl yang merupakan garam membuat laju korosi lebih
cepat pula bila dibandingkan dengan air keran yang mewakili kondisi lingkungan netral.
Pada larutan NaCl, terdapat endapan – endapan kuning yang menandakan bahwa logam Fe
mengalami korosi namun tidak terlalu cepat. Endapan tersebut merupakan Fe2O3 hasil
korosi dari logam Fe.
Logam Cu yang dihubungkan dengan logam Fe tidak mengalami korosi melainkan
sangat kecil terjadinya korosi bahkan sebaliknya logam Fe lah yang mengalami korosi. Hal
ini dapat dilihat dari warna logam Fe yang telah berubah menjadi warna hitam (karat).
Logam Fe terkorosi dapat dibuktikan dari nilai laju korosi logam Fe yang lebih besar
daripada logam Cu dan juga teori deret volta yang menyatakan bahwa, Fe akan mengalami
korosi karena logam Fe memiliki potensial yang lebih rendah daripada logam Cu dan
menandakan logam Fe berperan sebagai anoda dan logam Cu berperan sebagai katoda.
Lalu, konsentrasi larutan (pengaruh lingkungan) juga mempengaruhi laju korosi suatu
logam. Terbukti dari logam Fe yang dihubungkan dengan logam Cu pada larutan HCl
memilki nilai laju korosi yang paling besar daripada logam Fe-Cu di larutan NaCl dan air
keran. Hal ini dikarenakan, HCl 1 M memiliki pH sangat rendah yang membuat korosi
berlangsung paling cepat. Selain itu pada larutan HCl, logam Fe larut dalam HCl dan
menghasilkan Cl- yang berupa gas (terdapat bau menyengat pada larutan HCl). Kemudian,
NaCl yang merupakan garam membuat laju korosi lebih cepat pula bila dibandingkan
dengan air keran yang mewakili kondisi lingkungan netral. Pada larutan NaCl, terdapat
endapan – endapan kuning yang menandakan bahwa logam Fe mengalami korosi. Endapan
tersebut merupakan Fe2O3 hasil korosi dari logam Fe.
BAB VII
KESIMPULAN
1. Korosi terjadi akibat adanya perbedaan potensial
2. Kondisi lingkungkan (dalam hal ini pH) sangat mem[pengaruhi laju korosi
3. Laju korosi pada larutan HCl > NaCl > air keran (Asam > garam > air)
4. Pada sel galvanik antara Fe dan Zn, Zn berperan sebagai anoda dan Fe katoda
5. Pada sel galvanik antara Fe dan Cu, Fe berperan sebagi anoda dan Cu katoda.
LAMPIRAN
Gambar 1.Larutan HCl 1 M awal Gambar 2. Larutan NaCl 3,56 gpl awal
Gambar 3.Larutan HCl 1 M setelah 7 hari Gambar 4.LarutanNaCl 3,56 gpl setelah 7 hari
Gambar 5.Air Keran setelah 7 hari
Gambar 6.Logam Fe dan Logam Zn pada larutan NaCl 3,56 gpl setelah 7 hari
Gambar 7.Logam Fe dan Logam Cu pada larutan NaCl 3,56 gpl setelah 7 hari
Gambar 8.Logam Fe dan Logam Zn pada larutan HCl 1 M setelah 7 hari
Gambar 9.Logam Fe dan Logam Cu pada larutan HCl 1 M setelah 7 hari
Gambar 10.Logam Fe dan Logam Zn pada Air Keran setelah 7 hari
Gambar 11.Logam Fe dan Logam Cu pada Air Keran setelah 7 hari
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. ElektrokimiadanKinetika Kimia. Bandung :PT Citra
AdityaBakti.
Indarti, Retno. 2008. BukuPetunjukPelaksanaanPraktikumTeknikPencegahanKorosi,
KorosiGalvanik. Bandung :PoliteknikNegeri Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI
KOROSI GALVANIK
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Korosi semester ganjil
Program Diploma III Jurusan Teknik Kimia
Pembimbing : Ir. Gatot S, M.T
Penyusun : Kelompok 8
Teti Hartianti Assyfa NIM. 101411060
Theresia Leyster G NIM. 101411061
Kelas : 3B
Tanggal Praktikum : 24 September 2012
Tanggal Penyerahan Laporan : 08 Oktober 2012
\
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012