experimen korosi

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada percobaan ini

Transcript of experimen korosi

Page 1: experimen korosi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang

disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan

reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam

bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa

latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi

dikenal sangat merugikan.

Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha

untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah

membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi

merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam

kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat

mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan

nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus

membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam

upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada

percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat

terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mempelajasi peristiwa korosi terhadap besi (dalam bentuk paku) tanda dan

dengan kontak dengan berbagai logam termasuk Cu, Zn, dan Al.

Page 2: experimen korosi

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi.

1.3 Prinsip Percobaan

Mengamati proses terjadinya korosi pada besi dengan mengamati besi yang tidak dilapisi

logam lain dalam besi yang dilapisi Zn, Cu, dan Al dengan bantuan indikator PP dimana

akan menghasilkan warna merah muda yang menunjukkan tempat dimana terjadi

reduksi dan menghasilkan warna biru yang menunjukkan tempat dimana terjadinya

oksidasi.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat menentukan berbagai sifat korosi dari

logam seperti zink, tembaga, aluminium terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam

mana yang mampu melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat

korosi besi. Hal ini sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual

dari besi. Selain itu, praktikan juga lebih mahir dalam menggunakan alat-alat

laboratorium.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap

sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini

hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif

yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang

dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak

digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu

tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,

1991).

Page 3: experimen korosi

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron

antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah

oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka

reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian

pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus

disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun

hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau

reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada

pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan

pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan

lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi

itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau

di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan

yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam

bereaksi secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang

mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih

mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida

atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan

untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan

bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi

oksida). Deret volta dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui

kemungkinan terjadinya korosi (Anonim, 2008).

Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik

bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan

kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel.

Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur

Page 4: experimen korosi

pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang

normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di

permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan

karbion pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).

Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang

menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksida

yang transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikan laju

korosi dan melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang

terbuta dari aluminium dan paduan-paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput

itu rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam ini akan berlangsung cepat sekali.

Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini

biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk

mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap

memperahankan ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi

kerja yang lebih buruk (Chamberlain, 1991).

Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada

suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif,

yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat

encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa

dan liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni

melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau

kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa

tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya

zink-zink komersial (Svehla, 1990).

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia

melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi

mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit

Page 5: experimen korosi

grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.

Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat

ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif,

ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya

oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating

selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang

pada natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini

akan terjadi korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan

pemasaran generator ini, sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian

mencegah berlanjutnya proses korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi

natrium dengan air, dll (Hamada dan Tanabe, 2004).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, indikator pp, larutan

H2SO4 2 M, agar-agar, K3Fe(CN)6 0,01 M, aquadest, tissue roll, plat seng, plat tembaga,

plat aluminium, kertas label dan paku.

3.2 Alat

Adapun alat-alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini, adalah tabung reaksi, rak

tabung, gelas piala 250 mL, kasa asbes, pembakar gas, neraca Ohaus, batang pengaduk,

pipet tetes dan pinset

3.3 Prosedur Kerja

1. Dipanaskan kira-kira 100 mL air dalam gelas piala 250 mL sampai mendidih

Page 6: experimen korosi

2. Ditambahkan 2 g agar-agar ke dalam air dan dipanaskan sambil diaduk hingga larut.

3. Ditambahkan 5 g NaCl ke dalam larutan panas dan larutan tersebut diaduk

4. Ditambahkan 2 mL indikator pp dan 1 mL K3Fe(CN)6 0,1 M, diaduk dan dihentikan

pemanasan. Larutan dibiarkan sampai hangat sebelum digunakan.

5. Ditempatkan 4 paku besi pada tabung reaksi yang berisi 15 mL H2SO4 2 M selama

beberapa menit.

6. Didihkan air dalam gelas piala 250 mL didekantasi asam dari paku dalam langkah 1

dibilas dengan air dan dengan hati-hati dimasukkan paku-paku tersebut dalam air

panas. Paku dipindahkan pada waktu diperlukan dengan menggunakan gegep yang

bersih.

7. Diberi label pada tabung reaksi 1 sampai 4. Pada tabung satu dimasukkan satu paku

bersih. Pada preparasi tiap tabung 2 sampai 4, harus diingat bahwa potongan logam

yang digunakan harus melekat dengan kuat pada paku.

8. Paku dibungkus dengan foil Cu.

9. Dilakukan hal yang sama dengan langkah 8 terhadap foil Zn dan foil Al. Dimasukkan

paku-paku tersebut ke dalam tabung 2 sampai 4 dan dituangkan gel indikator ke

dalam tiap tabung sampai seluruh paku tertutupi dengan gel, dihindari terbentuknya

gelembung udara. Jika gel indikator telah dingin sehingga sulit dituangkan,

dipanaskan kembali dan didinginkan hingga hangat.

10. Ditempatkan tabung satu sampai empat dalam rak tabung dan diamati daerah yang

berwarna yang muncul dalam gel.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Sistem Lokasi warna merah Lokasi warna biru

Page 7: experimen korosi

Fe

Fe/Zn

Fe/Al

Fe/Cu

Tidak ada

Ujung, kepala dan foil Zn

Tidak ada

Foil Cu

Ujung, kepala dan sepanjang paku

Tidak ada

Tidak ada

Kepala dan ujung

4.3 Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena logam ini

sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses pencegahan korosi

pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain berdasarkan sifat-sifat kimia

tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah

salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas.

Dimana oksigen akan membentuk lapisan oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida

logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air.

Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada

bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai

semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos,

yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi

tersebut.

Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atau

terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain seperti Cu,

Zn, dan Al. Mula-mula, paku besi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi asam sulfat.

Hal ini dilakukan untuk mempercepat korosi, sebagaimana kita ketahui bahwa keasaman

tinggi merupakan faktor utama meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam

asam sulfat beberapa menit, kemudian di pindahkan dengan menggunakan pinset bersih. Hal

ini dilakukan untuk menghindari adanya pengotor yang melekat pada paku, paku kemudian

dimasukkan ke dalam air mendidih, untuk membersihkan paku dari kotoran yang mungkin

masih terdapat dalam paku ataupun pinset yang digunakan.

Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator, juga

digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih

dahulu, agar-agar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut dalam air

dingin. Camouran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jembatan garam yang

dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan

adanya warna merah muda dengan adanya OH-, warna merah muda dalam gel menunjukkan

Page 8: experimen korosi

tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk

menunjukkan tempat dimana Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.

Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi,

maka dalam percobaan ini digunakan tiga macam logam dalam bentuk foil seperti foil Cu, Zn,

dan Al yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebut dimasukkan ke dalam

tabung reaksi yang berbeda, kemudian ke dalam tabung reaksi dimasukkan gel dalam

keadaan panas, hal ini dilakukan agar gel tersebut tidak meggumpal.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh

warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh

warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bahwa logam

Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya daya reduksi yang kuat dari

logam tersebut. Zn dan Al dapat menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga

potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi Cu bila dibandingkan dengan

Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku yang ditandai dengan adanya warna

biru, hal ini disebabkab karena Cu melindungi diri kemudian melindungi Fe.

Jika dilihat dari potensial reduksi standar (Eo) masing-masing logam, maka Al yang paling

negatif (-1,66), kemudian Zn(-0,76), dan Cu yang paling elekropositif dari ketiga logam yang

diujikan (+0,34. Semakin positif Eo semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi, tetapi

semakin mudah untuk teroksidasi. Berdasarkan harga Eo, logam Cu lebih mudah tereduksi

sehingga tidak dapat melindungi paku besi yang memiliki Eo -0,44 dari korosi, sedangkan

logam Zn dapat melindungi paku dari korosi. Logam Al memiliki Eo lebih negatif dibanding Zn,

dengan demikian Al lebih mudah mengalami oksidasi daripada Zn, sehingga Al lebih baik

dalam melindungi besi daripada Zn.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Cu dapat mempercepat korosi, Zn

dapat menghambat korosi, dan Al mudah menghambat korosi.

5.2 Saran

Page 9: experimen korosi

Sebaiknya pada percobaan ini digunakan jenis logam yang lain untuk diketahui sifat-sifatnya

dalam mempercepat atau menghambat korosi pada besi. Selain itu, dicobakan juga untuk

jenis agar-agar yang lain.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang

disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan

reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam

bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa

latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi

dikenal sangat merugikan.

Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha

untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah

membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi

merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam

kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat

mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan

nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus

Page 10: experimen korosi

membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam

upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada

percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat

terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mempelajasi peristiwa korosi terhadap besi (dalam bentuk paku) tanda dan

dengan kontak dengan berbagai logam termasuk Cu, Zn, dan Al.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi.

1.3 Prinsip Percobaan

Mengamati proses terjadinya korosi pada besi dengan mengamati besi yang tidak dilapisi

logam lain dalam besi yang dilapisi Zn, Cu, dan Al dengan bantuan indikator PP dimana

akan menghasilkan warna merah muda yang menunjukkan tempat dimana terjadi

reduksi dan menghasilkan warna biru yang menunjukkan tempat dimana terjadinya

oksidasi.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat menentukan berbagai sifat korosi dari

logam seperti zink, tembaga, aluminium terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam

mana yang mampu melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat

korosi besi. Hal ini sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual

dari besi. Selain itu, praktikan juga lebih mahir dalam menggunakan alat-alat

laboratorium.

Page 11: experimen korosi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap

sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini

hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif

yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang

dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak

digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu

tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,

1991).

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron

antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah

oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka

reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian

pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus

disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun

hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau

reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada

pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan

pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan

lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi

itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau

di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan

yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam

bereaksi secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang

Page 12: experimen korosi

mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih

mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida

atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan

untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan

bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi

oksida). Deret volta dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui

kemungkinan terjadinya korosi (Anonim, 2008).

Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik

bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan

kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel.

Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur

pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang

normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di

permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan

karbion pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).

Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang

menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksida

yang transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikan laju

korosi dan melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang

terbuta dari aluminium dan paduan-paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput

itu rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam ini akan berlangsung cepat sekali.

Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini

biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk

mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap

memperahankan ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi

kerja yang lebih buruk (Chamberlain, 1991).

Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada

suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif,

Page 13: experimen korosi

yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat

encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa

dan liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni

melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau

kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa

tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya

zink-zink komersial (Svehla, 1990).

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia

melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi

mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit

grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.

Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat

ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif,

ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya

oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating

selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang

pada natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini

akan terjadi korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan

pemasaran generator ini, sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian

mencegah berlanjutnya proses korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi

natrium dengan air, dll (Hamada dan Tanabe, 2004).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Page 14: experimen korosi

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, indikator pp, larutan

H2SO4 2 M, agar-agar, K3Fe(CN)6 0,01 M, aquadest, tissue roll, plat seng, plat tembaga,

plat aluminium, kertas label dan paku.

3.2 Alat

Adapun alat-alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini, adalah tabung reaksi, rak

tabung, gelas piala 250 mL, kasa asbes, pembakar gas, neraca Ohaus, batang pengaduk,

pipet tetes dan pinset

3.3 Prosedur Kerja

1. Dipanaskan kira-kira 100 mL air dalam gelas piala 250 mL sampai mendidih

2. Ditambahkan 2 g agar-agar ke dalam air dan dipanaskan sambil diaduk hingga larut.

3. Ditambahkan 5 g NaCl ke dalam larutan panas dan larutan tersebut diaduk

4. Ditambahkan 2 mL indikator pp dan 1 mL K3Fe(CN)6 0,1 M, diaduk dan dihentikan

pemanasan. Larutan dibiarkan sampai hangat sebelum digunakan.

5. Ditempatkan 4 paku besi pada tabung reaksi yang berisi 15 mL H2SO4 2 M selama

beberapa menit.

6. Didihkan air dalam gelas piala 250 mL didekantasi asam dari paku dalam langkah 1

dibilas dengan air dan dengan hati-hati dimasukkan paku-paku tersebut dalam air

panas. Paku dipindahkan pada waktu diperlukan dengan menggunakan gegep yang

bersih.

7. Diberi label pada tabung reaksi 1 sampai 4. Pada tabung satu dimasukkan satu paku

bersih. Pada preparasi tiap tabung 2 sampai 4, harus diingat bahwa potongan logam

yang digunakan harus melekat dengan kuat pada paku.

8. Paku dibungkus dengan foil Cu.

Page 15: experimen korosi

9. Dilakukan hal yang sama dengan langkah 8 terhadap foil Zn dan foil Al. Dimasukkan

paku-paku tersebut ke dalam tabung 2 sampai 4 dan dituangkan gel indikator ke

dalam tiap tabung sampai seluruh paku tertutupi dengan gel, dihindari terbentuknya

gelembung udara. Jika gel indikator telah dingin sehingga sulit dituangkan,

dipanaskan kembali dan didinginkan hingga hangat.

10. Ditempatkan tabung satu sampai empat dalam rak tabung dan diamati daerah yang

berwarna yang muncul dalam gel.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Sistem Lokasi warna merah Lokasi warna biru

Fe

Fe/Zn

Fe/Al

Fe/Cu

Tidak ada

Ujung, kepala dan foil Zn

Tidak ada

Foil Cu

Ujung, kepala dan sepanjang paku

Tidak ada

Tidak ada

Kepala dan ujung

4.3 Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena logam ini

sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses pencegahan korosi

pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain berdasarkan sifat-sifat kimia

tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah

salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas.

Dimana oksigen akan membentuk lapisan oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida

logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air.

Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada

bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai

semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos,

yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi

tersebut.

Page 16: experimen korosi

Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atau

terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain seperti Cu,

Zn, dan Al. Mula-mula, paku besi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi asam sulfat.

Hal ini dilakukan untuk mempercepat korosi, sebagaimana kita ketahui bahwa keasaman

tinggi merupakan faktor utama meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam

asam sulfat beberapa menit, kemudian di pindahkan dengan menggunakan pinset bersih. Hal

ini dilakukan untuk menghindari adanya pengotor yang melekat pada paku, paku kemudian

dimasukkan ke dalam air mendidih, untuk membersihkan paku dari kotoran yang mungkin

masih terdapat dalam paku ataupun pinset yang digunakan.

Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator, juga

digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih

dahulu, agar-agar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut dalam air

dingin. Camouran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jembatan garam yang

dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan

adanya warna merah muda dengan adanya OH-, warna merah muda dalam gel menunjukkan

tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk

menunjukkan tempat dimana Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.

Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi,

maka dalam percobaan ini digunakan tiga macam logam dalam bentuk foil seperti foil Cu, Zn,

dan Al yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebut dimasukkan ke dalam

tabung reaksi yang berbeda, kemudian ke dalam tabung reaksi dimasukkan gel dalam

keadaan panas, hal ini dilakukan agar gel tersebut tidak meggumpal.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh

warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh

warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bahwa logam

Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya daya reduksi yang kuat dari

logam tersebut. Zn dan Al dapat menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga

potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi Cu bila dibandingkan dengan

Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku yang ditandai dengan adanya warna

biru, hal ini disebabkab karena Cu melindungi diri kemudian melindungi Fe.

Jika dilihat dari potensial reduksi standar (Eo) masing-masing logam, maka Al yang paling

negatif (-1,66), kemudian Zn(-0,76), dan Cu yang paling elekropositif dari ketiga logam yang

Page 17: experimen korosi

diujikan (+0,34. Semakin positif Eo semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi, tetapi

semakin mudah untuk teroksidasi. Berdasarkan harga Eo, logam Cu lebih mudah tereduksi

sehingga tidak dapat melindungi paku besi yang memiliki Eo -0,44 dari korosi, sedangkan

logam Zn dapat melindungi paku dari korosi. Logam Al memiliki Eo lebih negatif dibanding Zn,

dengan demikian Al lebih mudah mengalami oksidasi daripada Zn, sehingga Al lebih baik

dalam melindungi besi daripada Zn.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Cu dapat mempercepat korosi, Zn

dapat menghambat korosi, dan Al mudah menghambat korosi.

5.2 Saran

Sebaiknya pada percobaan ini digunakan jenis logam yang lain untuk diketahui sifat-sifatnya

dalam mempercepat atau menghambat korosi pada besi. Selain itu, dicobakan juga untuk

jenis agar-agar yang lain.

Page 18: experimen korosi

KOROSI

KOROSI

Penelitian (pengamatan) dan Percobaan terhadap Perkaratan Besi* TujuanTujuannya adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan besi berkarat

* Alat dan bahana. Airb. Cukac. Minyak sayurd. Paku 8 buahe. Gelas 8 buah

* Cara kerja- Persiapkan 8 gelas kosong yang bersih- 2 gelas di isi dengan Air, lalu masukkan paku ke dalam 2 gelas yang di isi Air, kemudian salah satu gelas tersebut di tutup rapat dan yang satunya terbuka- 2 gelas selanjutnya di isi dengan cuka dan paku dan tutup rapat salah satu gelas tersebut dan yang satunya terbuka- 2 gelas berikutnya di isi minyak sayur dan paku sama seperti di atas- selanjutnya 2 gelas terakhir hanya di isi dengan paku tanpa ada yang lain dan satu gelas di tutup rapat sedangkan yang satunya terbuka- Kedelapan gelas yang telah kita isi di simpan di tempat yang aman dan tidak ada gangguan- Kita amati setiap harinya minimal selama satu minggu.

* Hasil pengamatanDari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa Paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air. Paku yang tidak dapat berkarat adalah paku yang di dalam gelas di isi minyak sayur yang di tutup rapat.Urutan paku yang cepat berkarat adalah sebagai berikut :1. Paku dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup2. Paku dalam gelas yang di isi air dan di tutup3. Paku dalam gelas kosong yang terbuka4. Paku dalam gelas berisi asam cuka tanpa di tutup5. Paku dalam gelas yang berisi minyak tanpa di tutup6. Paku dalam gelas yang berisi asam cuka,minyak dan gelas kosong yang di tutup tidak berkarat

* Pertanyaan1. Paku dalam gelas manakah yang berkarat?Jawab : Paku dalam gelas di isi air, cuka, minyak sayur dan gelas kosong yang terbuka dan Paku dalam gelas di isi air dan cuka dan yang di tutup.2. Samakah kecepatan terjadinya perkaratan?Jawab : Tidak, karena masing-masing gelas ada pengaruh oksigen.3. Apa Faktor yang menyebabkan besi berkarat?Jawab : Oksigen dan air yang paling berpengaruh adalah oksigen.

Page 19: experimen korosi

* Kesimpulan dan saranBesi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2OAgar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O