Laporan Kinerja Pkm Tulangan Fix Tanpa Biru2

78

Click here to load reader

description

makalah puskesmas tulangan sidoarjo

Transcript of Laporan Kinerja Pkm Tulangan Fix Tanpa Biru2

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DALAM RANGKA PENCAPAIAN PROGRAM

DI PUSKESMAS TULANGANAPRIL 2015KABUPATEN SIDOARJO

Tulangan, April 2015 Menyetujui,

Kepala Puskesmas Tulangan dr. Dina Mariana Manik NIP. 197005182000032001KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN PROGRAM DI PUSKESMAS TULANGAN JANUARI FEBRUARI 2015 KABUPATEN SIDOARJO. Praktek kerja ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dibidang Ilmu Kedokteran Komunitas yang dilaksanakan di Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo.

Dengan menyusun laporan ini, kami berharap dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan kami serta berfikir maju dan kritis dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu terwujudnya laporan ini diantaranya :

1. Prof. Dr. dr. Sri Harmadji T, Sp.THT-KL (K) selaku Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

2. Prof. Dr. H. Djanggan Sargowo, dr. Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FACC, FCAPC, FESC, FASCC, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya.

3. dr. Siti Muslikhah, M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan penelitian ilmiah ini.

4. dr. Ayu C. Noviana, M.KKK selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas.

5. dr. Dina Mariana Manik, selaku Kepala Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo.

6. dr. Teguh Arief Dwiyanto, selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo.

7. Dokter, perawat dan bidan serta seluruh staf Puskesmas Tulangan yang membantu kami dalam melaksanakan tugas praktek kerja lapangan ini.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan laporan praktek kerja lapangan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi yang membutuhkan.

Tulangan, April 2015PenyusunDAFTAR ISILembar Pengesahan1

Kata Pengantar2

Daftar Isi4

BAB I. Pendahuluan6

A. Latar Belakang6

B. Tujuan dan Metodologi11

C. Visi, Misi dan Motto Puskesmas12

D. Pelaksanaan Kerja13

E. Struktur Organisasi Puskesmas13

F. Program Kerja14

BAB II. Analisa Situasi Sumber Daya Kesehatan15

A. Keadaan Geografi15

B. Batas Wilayah15

C. Pemerintahan15

D. Kependudukan15

E. Sarana Kesehatan17

F. Tenaga Kesehatan17

G. Pembiayaan Kesehatan18

BAB III. Program Puskesmas Tulangan19

A. Program Wajib19

1. Program Promosi Kesehatan Masyarakat19

2. Program Kesehatan Lingkungan23

3 Program Usaha Perbaikan Gizi26

4 Program Kesehatan Ibu dan Anak30

5 Program Pemberantasan Penyakit Menular33

6 Program Pengobatan36

B. Program Inovatif37

1. Upaya Kesehatan Usila37

2. Upaya Kesehatan Mata dan pencegahan kebutaan37

3. Upaya Kesehatan Telinga dan pencegahan gangguan pendengaran37

4. Upaya Kesehatan Jiwa / Mental37

5. Upaya Kesehatan Olahraga38

6. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut38

BAB IV. Rumusan Masalah41

BAB V. Prioritas Masalah45

BAB VI. Pemecahan Masalah47

BAB VII. Kesimpulan dan Saran50

Daftar Pustaka51

Lampiran52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

Menurunkan angka kemiskinan.

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4. Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai berikut: Health system is defined as all activities whose primary purpose is to promote, restore or maintain health. Formal Health services, including the professional delivery of personal medical attention, are clearly within these boundaries. So are actions by traditional healers, and all use of medication, whether prescribed by provider or no, such traditional public health activities as health promotion and disease prevention, and other health enhancing intervention like road and environmental safety improvement, specific health-related education, are also part of the system.

Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu penyesuaian terhadap SKN 1982. Didalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung , guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam dokumen SKN tersebut dikatakan pula bahwa untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan Sistem Kesehatan daerah (SKD) dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan supra sistem dari SKD. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan Propinsi (SKP) dan Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota (SKK).SKN itu sendiri terdiri dari enam subsistem yaitu:

1. Upaya kesehatan

2. Pembiayaan kesehatan

3. Sumberdaya Manusia kesehatan

4. Obat dan perbekalan kesehatan

5. Pemberdayaan masyarakat

6. Manajemen kesehatan

Salah satu jajaran kesehatan adalah Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab terhadap penyelengara pembangunan suatu daerah. Di dalam menjalankan peranan sebagai Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD), Puskesmas berperan penting dalam penyelenggaraan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten kota dan merupakan Unit Pelaksana Tingkat Pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Kecamatan merupakan wilayah standar kerja Puskesmas dalam skala nasional. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah meliputi : preventif (pencegahan kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Sebagai calon dokter-dokter puskesmas di masa mendatang, penulis selaku dokter muda membutuhkan bekal pengalaman yang berharga dengan cara berperan aktif dalam segala kegiatan puskesmas maupun berupaya mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang ada di puskesmas Tulangan.B. Tujuan dan Metodologi

1. Tujuan Umum

Menyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang mampu melaksanakan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan melalui puskesmas sebagai pos terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami struktur organisasi dan tugas pokok puskesmas.

b. Memahami daerah kerja puskesmas.

c. Memahami pelaksanaan tugas masing-masing bagian Puskesmas.

d. Memahami sumber daya yang ada di puskesmas.

e. Memahami cara pengumpulan, pengolahan, analisa data dan menginterpretasikan data sehingga mampu merumuskan masalah kesehatan.

f. Memahami cara penyelesaian masalah pelaksanaan program kesehatan.

g. Mampu menginterpretasikan hambatan-hambatan dalam setiap upaya penyelesaian masalah kesehatan.

h. Memahami keterkaitan dari sektor lain.

3. Metodologi

a. Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas Tulangan.

b. Mencatat data-data yang diperlukan secara langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas Tulangan.

c. Mengikuti kegiatan di lapangan.

C. Visi dan Misi

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat puskesmas Tulangan mengacu pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang telah memprioritaskan program pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan milenium (MDGS) 2015 yaitu:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan4. Menurunkan angka kematian anak5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan dan penyakit menular lainnya7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunanAdapun pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tulangan Mengarah pada Visi dan Misi sebagai berikut:

1. Visi

Mewujudkan Masyarakat wilayah Puskesmas Tulangan Sehat dan Mandiri

2. Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan Mningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat.D. Pelaksanaan Kerja

Kegiatan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Tulangan telah dilaksanakan sejak tanggal 30 Maret 2015 s.d. 18 April 2015, setiap hari kerja. Dengan berbagai kegiatan yang meliputi :

1. Mengikuti serta mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan usaha-usaha kegiatan pokok di Puskesmas Tulangan.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data dari berbagai sumber tentang pelaksanaan program di Puskesmas Tulangan.

3. Diskusi langsung dengan dokter kepala puskesmas dan penanggung jawab kepala program.

4. Terlibat secara langsung dalam kegiatan/pelaksanaan program di lapangan.

E. Struktur Organisasi Puskesmas Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Tulangan

F. Program KerjaProgram kerja yang ada di Puskesmas Tulangan meliputi Program Pokok dan Program Pengembangan. Program pokok Puskesmas Tulangan meliputi :

1. Promosi kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat2. Kesehatan lingkungan

3. Upaya perbaikan gizi

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Pengobatan.

Sedangkan program pengembangan Puskesmas Tulangan meliputi :

1. Upaya kesehatan usia lanjut.

2. Upaya kesehatan mata atau pencegahan kebutaan.

3. Upaya kesehatan telinga/ pencegahan gangguan pendengaran. 4. Kesehatan jiwa.5. Kesehatan olah raga.

6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.

7. Perawatan kesehatan masyarakat.

8. Bina kesehatan tradisional9. Bina Kesehatan kerja.10. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS

11. Pengembangan UKBM

12. Program gizi. BAB II

ANALISA SITUASI SUMBER DAYA KESEHATANA. Keadaan GeografiWilayah UPTD puskesmas Tulangan merupakan sebagian dari wilayah kecamatan Tulangan yang merupakan dataran rendah 4M diatas permukaan laut yang mengandalkan hasil pertanian berupa padi, sayuran, dan tebuB. Batas Wilayah

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tulangan ditentukan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Wonoayu Sebelah Timur : Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Candi Sebelah Selatan : Kecamatan Krembung Sebelah Barat : Kecamatan PrambonC. PemerintahanWilayah kerja Puskesmas Tulangan merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo, dengan luas wilayah 1.563,240 Ha yang secara administrtif terbagi dalam 12 (dua belas) desa , antara lain :

Desa Tulangan Desa Kemantren Desa Medalem Desa Singopadu Desa Kajeksan Desa Grinting Desa Modong

Desa Kepuh Kemiri

Desa Grabagan

Desa Kepunten

Desa Grogol

Desa Sudimoro

D. KependudukanSetiap individu dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.

Data kependudukan sangat bermakna, karena masyarakat menjadi titik sentral dalam pembangunan kesehatana) Kepadatan Penduduk

Data tentang kepadatan penduduk memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan target pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas. Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini Puskesmas Tulangan menggunakan sumber data kependudukan Proyeksi Supas. Berdasar Proyeksi Supas tahun 2014 adalah sebesar 52.028 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 26.097 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 25.931 jiwa. Namun mengingat wilayah kerja Puskesmas Tulangan adalah wilayah urban, hal ini mengakibatkan beberapa target pencapaian program kesehatan dibawah target yang ditetapkan. Dari seluruh desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tulangan, desa dengan angka kepadatan penduduk terendah adalah Desa Kajeksan yaitu 1965 jiwa/km2, sedangkan desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Kemantren yaitu 4969 jiwa/km2. sedangkan rasio beban tanggungan mencapai 40b) Distribusi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Data tentang distribusi penduduk bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk usia produktif dan non produktif sehingga bisa diketahui besar angka Dependency Ratio.

Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Wilayah Puskesmas Tulangan Tahun 2013

E. Sarana KesehatanDalam upaya penyembuhan maupun peningkatan pelayanan kesehatan, pengadaan obat-obatan yang memadai sangatlah dibutuhkan. Dengan makin mahalnya obat-obatan di pasaran maka pengadaan obat generik akan sangat membantu masyarakat dalam memperoleh obat sesuai dengan penyakitnya.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna pada masyarakat, maka perlu juga di dukung oleh sarana kesehatan yang tersedia. Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Tulangan meliputi rumah sakit swasta ,Puskesmas Keliling, 2 Puskesmas Pembantu, 9 buah Polindes. Di setiap desa juga sudah terbentuk Poskesdes dan Posyandu yang berada di setiap RW dan desa. Disamping itu pihak swata pun juga turut berperan mendukung dalam membantu memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yaitu dengan adanya Rumah Bersalin, BP/Poliklinik, praktek dokter, dan apotek.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, puskesmas Tulangan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium kesehatan, disamping ada juga laboratorium swasta dan poli spesialis yang dimiliki oleh rumah sakit swasta. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan kesehatan.

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Tingkat perkembangan posyandu di wilayah puskesmas Tulangan menunjukkan bahwa dari 55 posyandu yang ada terdapat , 8 posyandu madya dan 47 posyandu purnama. UKBM selain posyandu adalah desa siaga. Di wilayah puskesmas Tulangan ada 12 desa siaga yang semuanya aktif, 12 poskesdes dan 55 posyandu.

F. Tenaga KesehatanPermasalahan yang sering dihadapi oleh puskesmas adalah ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan yang kurang mencukupi sehingga tidak sesuai dengan beban puskesmas yang cukup berat. Ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan Puskesmas Tulangan akan diuraikan secara jelas di bawah ini.NOTENAGA KESEHATANJUMLAH

(Orang)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12Dokter

Dokter Gigi

Perawat Gigi ( DIII )

Bidan ( DIII )

Bidan (DI)Perawat ( DIII )Ahli Gizi ( DIII )Sanitarian ( DIII )Asisten Apoteker (DIII)Analis Laboratorium/Medis (DIII)Ka Sub Bag.TU

Administrasi Umum31

1

141511

1

1

1

7

JUMLAH37

Tabel 2.1

Jumlah Tenaga Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas TulanganG. Pembiayaan KesehatanUPTD Puskesmas Tulangan mendapat Anggaran pelaksanaan kegiatan dan pembangunan kesehatan didapatkan dari beberapa sumber, sebagai berikut :1. APBD II :

Rp 532.321.9002. JAMKESDA

Rp 26.257.5003. Bantuan Operasional kesehatan (BOK) Rp 67.000.000

4. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

RP. 1.121.432.760BAB III

PROGRAM PUSKESMAS

A. PROGRAM WAJIB1. Program Promosi Kesehatan MasyarakatDefinisiGabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu kelompok/masyarakat. Secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan pertolongan bila perlu.

Tujuan

a. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup.

b. Khusus

Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi, kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit menular dengan harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak melalui komunikasi dan informasi kesehatan.

Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta pembinaan peran aktif dari masyarakat.

Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung program kesehatan.

Target dan pencapaiana. Sasaran

a) Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Tulangan.

b) Rumah tangga.

c) Institusi kesehatan.

d) Tempat-tempat umum

e) Tempat-tempat kerja

b. Target

Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas Tulangan Bulan Januari februari 2015 = 92,37% dari sasaran yang dikaji

1) Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas

2) Peran serta masyarakat :

a. Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (minimal 12x)

b. Pembinaan dan hubungan teknis.

Kader

Pengobatan tradisional

c. Pembinaan lintas sektoral

Strategi Promosi Kesehatan di Puskesmas

1. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut.

2. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah.

3. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

4. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.

5. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar, pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di tumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.Teknik dan Penyuluhan Metode Kesehatan Masyarakat

1. Metode

Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.

2. Teknik

Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud secara baik dan sempurna.

3. Alat peraga

Papan tulis Modul

Buku Booklef

OHP Slide Leaflet

Buku Slide

Poster Video film

Program promosi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Tulangan adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Desa Siaga

2. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS

3. Pengembangan Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)

4. Penyuluhan Napza

Definisi Operasional

A. Pengembangan Desa Siaga1. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

2. Desa Siaga Aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes atau Sarkes yang ada di wilayah tersebut seperti Pustu, Puskesmas, dll serta penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveillance berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

B. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS1. Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga

a) Rumah Tangga dikaji adalah 20% dari jumlah KK se wilayah kerja Puskesmas di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya, Sasaran pengkajian adalah seluruh KK yang ada di wilayah desa/kelurahan setempat, sejumlah hasil perkalian dimaksud yang dipilih secara random.

b) Rumah Tangga Sehat adalah jumlah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS sebagai berikut :

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Memberi bayi ASI ekslusif

Menimbang bayi dan anak balita

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban sehat

Rumah bebas jentik

Makan sayur dan buah setiap hari

Tidak merokok di dalam rumah

Aktifitas fisik

2. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehata. Kelompok Rumah tangga adalah jumlah kelompok rumah tangga yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lain (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d Desember di Posyandu

b. Institusi Pendidikan adalah jumlah institusi Pendidikan yang telah diintervasi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensilainnya oleh petugas puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d Desemberc. Institusi Sarana Kesehatan adalah jumlah institusi kesehatan yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya oleh petugas puskesmas di wilayah ekerjanya pada periode Januari s/d Desemberd. Institusi TTU adalah jumlah TTU yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d Desembere. Institusi tempat kerja adalah jumlah tempat kerja yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d Desemberf. Institusi Pondok Pesantren adalah jumlah pondok pesantren yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d DesemberC. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

a. Jumlah Posyandu adalah jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas selama periode Januari s/d Desember.b. Posyandu Pratama adalah posyandu dengan nilai tingkat perkembangannya 55 tahun dengan kasus DM hipertensi

e. Hipertensi : TD > 130/90 mmHg

e. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di Puskesmas

1. Kebijakan dari kepala puskesmas.

2. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas meskipun masih kurang.

3. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau memonitoring sasaran.

4. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring sasaran.Definisi OperasionalUpaya Perbaikan Gizi

1. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per tahun adalah Jumlah bayi ( 6 11 ) mendapat kapsul vit A biru ( 100.000 IU ) satu kali dan jumlah anak balita ( 12 59 bln ) mendapat kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) 2 x pertahun .

2. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah Jumlah ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat tablet besi tambah darah sebanyak 90 tablet.

3. Remaja putrid / Catin dapat tablet Fe: jumlah remaja putri / catin yang mendapat tablet Fe

4. Bumil KEK adalah Jumlah Bumil KEK yang ditemukan dengan ukuran LILA < 23,5 cm.

Penanganan Gangguan Gizi

1. Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah Jumlah balita Gizi buruk yang ditemukan mendapat perawatan sesuai standart tatalaksana gizi buruk.

2. MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan adalah Jumlah Balita usia 6 24 bulan yang mendapat PMT pemulihan selama 90 hari.

3. Pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi buruk adalah Jumlah Balita Gizi buruk yang mendapat PMT Pemulihan selama 90 hari.

4. Balita bawah garis merah adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan dimana berat badanya berada dibawah garis merah pada KMS.

5. Jumlah BUMIL KEK yang ditangani : jumlah bumil KEK yang ditemukan dan ditangani.

6. Balita BGM yang ditangani : Balita BGM yang ditangani secara adekuat.

Pemantauan Status Gizi

1. Desa bebas rawan gizi adalah Jumlah Desa / Kelurahan dengan prevalensi status gizi kurang dan gizi sangat kurang pada balita < 15 %.

2. Balita Naik Berat badannya (N/D) adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan dan naik berat badannya ( sesuai dengan kenaikan Berat Badan Minimal / KBM ).

3. ASI EKSKLUSIF : jumlah bayi yang hanya diberi ASI saja mulai dari usia 0 s/d 6 bulan.

Keterangan:

S: Jumlah Balita yang ada

=4452K: Jumlah Balita yang punya KMS

=4452D: Jumlah Balita yang datang ditimbang

=3970N: Jumlah Balita yang berat badannya naik saat ditimbang = 3448N / S: Balita yang naik berat badannya saat ditimbang dibanding semua balita yang ada

( Menunjukkan keberhasilan program Gizi = 77,45 %N / D: Balita yang naik berat badannya dibanding semua balita yang ditimbang

( Menunjukkan keberhasilan penimbangan = 86,85 %D / S: Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang ada

( Menunjukkan peran serta masyarakat = 89,17 %D / K: Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang punya KMS

( Menunjukkan kelangsungan penimbangan = 89,17%K / S: Balita yang punya KMS dibanding seluruh balita yang ada

( Menunjukkan jangkauan program = 100%4. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYIDefinisiKesehatan ibu dan anak (KIA) adalah suatu usaha dalam memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu baik pada saat ibu hamil, bersalin dan menyusui serta anak dari lahir sampai masa pra sekolah.

Tujuan

a. Umum :

Bagi ibu

Pencapaian kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju keluarga berkualitas.Bagi anak

Menjamin proses tumbuh kembang yang optimal sebagai landasan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

b. Khusus :

1) Menurunkan angka kematian bayi, anak dan ibu bersalin.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah.

3) Meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

4) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.Target dan Capaian

a. Sasaran

1) Bayi (0-1 tahun)

2) Balita (1-4 tahun)

3) Anak prasekolah (5-6 tahun)

4) Ibu hamil, menyusui dan kala nifas

5) Pasangan usia subur dan calon ibu

b. Kegiatan yang dikerjakan di KIA

1) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil serta ibu menyusui, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.

2) Pertolongan persalinan.

3) Imunisasi ibu dan imunisasi dasar anak.

4) Pengobatan sederhana.

5) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

6) Penyuluhan gizi.

7) Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.

8) Kunjungan rumah.Definisi Operasionala. Kesehatan Ibu

1. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar, untuk kunjungan lengkap (K4) pada bulan januari februari 2015 mencapai 140 (17,37%) orang2. Drop Out K1-K4 adalah Kesenjangan presentase K1 dikurangi K4. pada bulan januari februari 2015 mencapai 10 (100%) orang3. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten : pada bulan januari februari 2015 mencapai 148 (18%) orang4. Pelayanan Nifas lengkap sesuai standar : pada bulan januari februari 2015 mencapai 148 (18%) orang5. Pelayanan maternal risti/komplikasi yang ditangani : pada bulan januari februari 2015 mencapai 35 (24,13%) orangb. Kesehatan Bayi

1. Pelayanan neonatal risti/komplikasi : pada bulan januari februari 2015 mencapai 24 (3,69%) orang2. Pelayanan Neonatal sesuai standar (KN2) :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 148 (19,22%) orang3. Pelayanan bayi paripurnpada bulan januari februari 2015 mencapai 139 (17,66%) orangc. Upaya Kesehatan Balita Dan Anak Pra Sekolah

1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini timbuh kembang balita (kontak pertama):pada bulan januari februari 2015 mencapai 242 (7,5%) orang

2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra sekolah :pada bulan januari februari 2015 mencapai 140 (8,61%) orangd. Upaya Kesehatan Anak Usia sekolah dan Remaja ( PSKM PKM )

Definisi

UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah.

1. Jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatannya: pada bulan januari februari 2015 belum dilakukan2. Frekuensi pembinaan kesehatan disekolah:a. SD / MI : pada bulan januari februari 2015 mencapai 25 kali (16,23%)b. SMP / MTs: pada bulan januari februari 2015 belum dilakukanc. SMA / MA : pada bulan januari februari 2015 belum dilakukan3. Frekuensi kader yang dilatih tentang kesehatana. Murid SD / MI: pada bulan januari februari 2015 mencapai 514 murid (98,1%)b. Murid SMP /MTs : pada bulan januari februari 2015 mencapai 65 murid (97,01%)c. Murid SMA / MA : pada bulan januari februari 2015 mencapai 70 murid (89,74%)4. Cakupan pelayanan kesehatan remaja : pada bulan januari februari 2015 mencapai 556 remaja (10,12%)e. Pelayanan Keluarga Berencana

Definisi

Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan.

a. Akseptor KB aktif di Puskesmas (CU)

pada bulan januari februari 2015 mencapai 7494 (69,52%)b. Akseptor KB baru

pada bulan januari februari 2015 mencapai 220 orang (17,94%)c. Akseptor KB drop outTidak adad. Akseptor KB mengalami komplikasi

Tidak ada.

e. Akseptor KB mengalami kegagalan

Tidak ada.

f. Akseptor KB mengalami efek samping

pada bulan januari februari 2015 mencapai 32 peserta (0,45%)5. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

Tujuan

a. DIARE1) Penemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader: pada bulan januari februari 2015 mencapai 239 kasus (21,47%)2) Cakupan pelayanan diare: pada bulan januari februari 2015 mencapai 100%3) Angka penggunaan oralit: pada bulan januari februari 2015 mencapai 100%4) Angka penggunaan RL : pada bulan januari februari 2015 tidak ada5) Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc : pada bulan januari februari 2015 mencapai 38 kasus (100%)6) Case fatality rate KLB diare : pada bulan januari februari 2015 tidak adab. ISPA

Cakupan penemuan penderita Pnemonia balita : pada bulan januari februari 2015 mencapai 80 kasus (32,25%)

c. KUSTA

1) Penemuan penderita kusta baru (case detection rate) : pada bulan januari februari 2015 mencapai 1 orang (100%)2) Proporsi kasus kusta anak : pada bulan januari februari 2015 tidak ditemukan3) Proporsi kasus kusta TK II : pada bulan januari februari 2015 mencapai 1 (100%)4) Prevalensi kusta (PR) : pada bulan januari februari 2015 tidak ditemukan5) RFT rate penderita PB : pada bulan januari februari 2015 tidak ada6) RFT rate penderita MB : pada bulan januari februari 2015 tidak adad. TB PARU

1) Penemuan suspect penderita TB : pada bulan januari februari 2015 mencapai 24 orang (34,3%)2) Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek TB : pada bulan januari februari 2015 mencapai 8,3% (83%)3) Angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif : pada bulan januari februari 2015 belum ada4) Angka kesalahan laboratorium : pada bulan januari februari 2015 belum adae. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS

1) Jumlah kegiatan penyuluhan HIV / AIDS di puskesmas : pada bulan januari februari 2015 belum ada2) Kelompok sasaran yang dijangkau : pada bulan januari februari 2015 belum adaf. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1) Insidens kasus DBD : pada bulan januari februari 2015 mencapai 4 kasus (100%)2) Prosentase penderita DBD ditangani : pada bulan januari februari 2015 mencapai 4 orang (100%)3) Case fatality rate kasus (CDR) penyakkt DBD : pada bulan januari februari 2015 tidak ada4) Angka bebas jentik (ABJ) : pada bulan januari februari 2015 mencapai 90,82% (95,6%)5) Jumlah wilayah KLB DBD : pada bulan januari februari 2015 belum adag. MALARIA (P2)

1) Penderita klinis malaria yang dilakukan pemeriksaan sediaan darah (SD) : pada bulan januari februari 2015 tidak ada2) Penderita positif malaria yang diobati sesuai standar (ACT) : pada bulan januari februari 2015 tidak ada3) Penderita positif malaria yang di follow up

h. Pencegahan dan penanggulangan rabies

1) Cuci luka terhadap kasus gigitan hewan perantara rabies : pada bulan januari februari 2015 tidak ada2) Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi : pada bulan januari februari 2015 tidak adai. Pelayanan Imunisasi

1) Imunisasi HB 0-7 hari pada bayi :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 144 bayi (17,75%)2) Imunisasi BCG pada bayi :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 119 bayi (14,67%)3) ImunisasiDPT/HB 1 pada bayi :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 119 bayi (14,67%)4) Imunisasi DPT/HB3 pada bayi :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 103 bayi (12,7%)5) Imunisasi campak pada bayi :

pada bulan januari februari 2015 mencapai 114 bayi (14,05%)6) Drop out DPT/HB 1 campak

pada bulan januari februari 2015 tidak ada7) Drop out DPT/HB 1- DPT/HB 3

pada bulan januari februari 2015 tidak ada8) UCI desa

pada bulan januari februari 2015 mencapai 14% (16,47%)9) Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD

pada bulan januari februari 2015 belum dilakukan10) Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD

Pada bulan januari februari 2015 belum dilakukan11) Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3

Pada bulan januari februari 2015 belum dilakukan 12) Imunisasi TT5Pada bulan januari februari 2015 adalah 150 WUS (18,49%)13) Imunisasi TT2 plus bumilPada bulan januari februari 2015 adalah 150 Bumil (18,49%)14) Pemantauan suhu lemari es vaksin

Pada bulan januari februari 2015 adalah 100%15) Ketersediaan vaksinPada bulan januari februari 2015 adalah 100%16) Pemantauan KIPI per-bulanPada bulan januari februari 2015 mencapai 2 laporan (16,67%)A. PENGAMATAN EPIDEMIOLOGILaporan Pada bulan januari februari 2015 sudah ada untuk 2 bulan tersebut6. PROGRAM PENGOBATANA. Pengobatan

1. Visite rate Pada bulan januari februari 2015: jumlah kunjungan kasus baru adalah 289 dan kasus lama adalah 5584, sehingga total kunjungan adalah 5793 kasus2. Contact rate Pada bulan januari februari 2015: jumlah kunjungan kasus baru penyakit 7257, jumlah kunjungan kasus lama penyakit 1070, sehingga total kunjungan adalah 8327 kasusB. Pemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil :

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 150 spesimen (100%)b. Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD :

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 35 spesimen (35%)c. Pemeriksaan tes kehamilan :

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 155 spesimen (100%)d. Pemeriksaan sputum penderita tersangka DBD :

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 24 spesimen (40%)e. Pemeriksaan protein urine pada ibu hamil :

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 3 spesimen (5%)B. PROGRAM INOVATIF1. Upaya Kesehatan Usila

1) Jumlah posyandu lansia yang dibinaPada bulan januari februari 2015 mencapai 27 kelompok (100%)2) Jumlah pralansia dan lansia baru yang dilayani kesehatannya standar

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 869 orang (100%)

3) Pembinaan petugas kesehatan pada kelompok

Pada bulan januari februari 2015 belum ada2. Upaya Kesehatan Mata Dan Pencegahan Kebutaana. Penemuan kasus di masyarakat dan puskesmas, melalui pemeriksaan visus/refraksi Pada bulan januari februari 2015 mencapai 13orang (52%)b. Penemuan kasus penyakit mata di puskesmas Pada bulan januari februari 2015 mencapai 43 orang (89,58%)c. Penemuan kasus buta katarak pada usia >45 tahun Pada bulan januari februari 2015 mencapai 2 orang (0,2%)d. Pelayanan operasi katarak di puskesmas Pada bulan januari februari 2015 belum adae. Pelayanan rujukan mata Pada bulan januari februari 2015 mencapai 13 orang (32,5%)3. Upaya Kesehatan Telinga dan Pencegahan Gangguan Pendengaran

a. Penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis di puskesmas melalui pemeriksaan fungsi pendengaran Pada bulan januari februari 2015 mencapai 4 orang (8,3%)b. Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas Pada bulan januari februari 2015 mencapai belum ada4. Upaya Kesehatan Jiwa / Mental

a. Pemberdayaan kelompok masyarakt khusus dalam upaya penemuan dini dan rujukan kasus gangguan kejiwaan Pada bulan januari februari 2015 belum adab. Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, masalah Napza, dll dari rujukan kader dan masyarakat Pada bulan januari februari 2015 mencapai 31,32%c. Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS/spesialis adalah Pada bulan januari februari 2015 mencapai 25,64%d. Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, gangguan spikosomatik, masalah napza dll) yang datang berobat ke puskesmas Pada bulan januari februari 2015 mencapai 28,65%5. Upaya Kesehatan Olahraga1. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kader Pada bulan januari februari 2015 mencapai 37 klub (100%)2. Pembinaan kelompok potensial/klub (khusus) dalam kesehatan olahraga Pada bulan januari februari 2015 mencapai 37 kelompok (100%)3. Pemeriksaan kesegaran jasmani pada anak sekolah Pada bulan januari februari 2015 mencapai 79,9%6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigia. Pembinaan kesehatan gigi di posyandu Pada bulan januari februari 2015 mencapai 7,27% (4)b. Pembinaan kesehatan gigi pada TK Pada bulan januari februari 2015 mencapai 24,24% (8)c. Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD/Mi Pada bulan januari februari 2015 mencapai 27,27% (6)d. Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI Pada bulan januari februari 2015 mencapai 27,27% (6)e. Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi paripurna Pada bulan januari februari 2015 mencapai 4,42% (112)f. Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yang dicabut Pada bulan januari februari 2015 mencapai 25,58% (19/26)g. Bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi Pada bulan januari februari 2015 mencapai 8,82% (80)7. Perawatan kesehatan masyarakata. Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga rawan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 50 keluarga rawan (3,73%)b. Kegiatan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 75 kelompok rawan (51,72%)c. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga rawan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 40 keluarga (80%)d. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok rawan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 27 kelompok (36%)8. Bina Kesehatan Tradional

1. Pembinaan pengobatan tradisional ramuan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 1 orang (50%)2. Pembinan pengobatan tradisional ketrampilan Pada bulan januari februari 2015 mencapai 1 (50%)

3. Pembinaan fasilitas pelayan kesehatan tradisional Pada bulan januari februari 2015 belum ada4. Frekuensi pengobatan tradisional Pada bulan januari februari 2015 mencapai 1 kali (50%)

Evaluasi :

Program bina obat tradisiaonal belum mencapai target hal ini karena sebagian kegiatan akan dilaksanakan pada semester kedua.9. Upaya Kesehatan Kerja1. Jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 74 (92,5%)2. Jumlah klinik perusahaan yang dibina

Pada bulan januari februari 2015 mencapai 2 (50%)10. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS1. Institusi pendidikan yang dikaji

Pada bulan januari februari 2015 belum ada2. Institusi sarana kesehatan yang dikaji Pada bulan januari februari 2015 mencapai 12 institusi (75%)3. Tatanan Tempat tempat umum / TTU yang dikaji

Pada bulan januari februari 2015 belum ada4. Tatanan tempat kerja yang dikaji Pada bulan januari februari 2015 belum ada5. Tatanan pondok Pesantren yang dikaji Pada bulan januari februari 2015 belum ada11. Pengembangan UKBM

1. Bina poskesdes

Pada bulan januari februari 2015 poskedes madya adalah 12 poskedes (100%)2. Bina PolindesPada bulan januari februari 2015 polindes purnama adalah 12 polindes (100%)3. Bina Kesehatan Kerja (UKK)

Pada bulan januari februari 2015 belum ada4. Bina Poskestren

Pada bulan januari februari 2015 belum ada12. Program Gizi

Kunjungan pojok gizia. Puskesmas non perawatanPada bulan januari februari 2015 mencapai 51% (1,5%)

b. Remaja putri / Catin dapat Fe

Pada bulan januari februari 2015 belum ada

c. Pengamatan pola konsumsi

Sudah dilaksanakan 1x pada januari (25%)BAB IV

RUMUSAN MASALAH

A. PERUMUSAN MASALAH MASING MASING PROGRAM POKOK / WAJIBI. Promosi kesehatanPemberdayaan Masyarakat dalam PHBS Belum dilaksanakannya program pengkajian PHBS pada tatanan rumah tangga

Belum dilaksanakannya point 2, 4, dan 6 pada program intervensi dan penyuluhan PHBS, dengan cakupan variabel hanya mencapai total 13,19%

II. Kesehatan Lingkungana. Penyehatan air Masih kurangnya penyehatan air dengan cakupan variabel (59,85%)

pada point pengawasan sarana air bersih (SAB) mempunyai cakupan sub-variabel 4,61%, dan jumlah KK yang memiliki akses SAB mempunyai sub-variebel 74,95%b. Penyehatan makanan dan minuman

Mempunyai cakupan variabel 51,12% Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM) hanya mencapai sub-variabel 18,92%

TPM yang memenuhi syarat kesehatan mempunya sub-variabel 83,33%

c. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar

Mempunyai cakupan variabel 51,73%

Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar mempunyai sub-variabel 3,46%

d. Pembinaan TTU

Mempunyai cakupan variabel 60,41%

Pembinaan sarana TTU mempunyai sub-variabel 20,83%

e. Klinik sanitasi

Mempunyai cakupan variabel 79,56%

Klinik sanitasi mempunyai sub-variabel 79,82% Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi / tindak lanjut mempunyai sub-variebl 79,31%

f. Sanitasi total berbasis masyarakat

Mempunyai cakupan variabel 42,80%

Jumlah KK yang memiliki akses terhadap jamban mempunyai sub-variabel 71,20%

Point 2 dan 4 belum dikerjakan

III. Upaya perbaikan gizia. Penanganan gangguan gizi

Dengan cakupan variabel 20,12%

b. Pemantauan status gizi

Dengan cakupan variabel 75,64%

Subvariabel terendah dari persentase bayi dengan ASI eksklusif 26,56%

IV. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

a. Kesehatan ibu Dengan cakupan variabel 35,5%

Sub-variabel terendah berasal dari pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standart, untuk kunjungan lengkap (K4) yaitu 17,37%

Point 3, 4, dan 5 juga rendah, dengan sub-variabel berturut-turut 18%, 18%, dan 24,13%

b. Kesehatan Bayi Masih rendahnya pelayanan Neonatal Risti / Komplikasi yang ditangani yaitu 24 bayi (3,69%) dari target 649 bayi Masih rendahnya pelayanan Neonatal sesuai standar (KN lengkap), yaitu 148 bayi (19,22) dari target 770 bayic. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah Masih rendahnya pelayanan kesehatan anak balita, yaitu 242 (7,5%) dari target 3226

Masih rendahnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah, yaitu 140 orang (8,61%) dari target 1625 orang

d. Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remajaMasih rendahnya frekuensi pembinaan kesehatan disekolah SD/MI yang baru dilakukan 25 kali (16,23%) dari targetnya sebanyak 154 kali. Dan pembinaan SMP/MT dan SMA/MA yang belum dilaksanakane. Pelayanan keluarga berencana

Dengan cakupan variabel 64,65%, yang rendah hanya pada point 2 dan 6, dengan sub-variabel nya adalah 17,94% dan 0,45%V. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

a. Diare

Sudah memiliki cakupan variabel 86,91%, hanya pada bagianpenemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader yang memiliki sub-variabel 21,47%b. ISPA

Cakupan penemuan penderita pnemonia balita 32,25%

c. TB Paru Cakupan variabel nya 29,32%.

Dengan bagian terendah dari point pertama yaitu dengan sub-variabel 34,3%

d. Pelayanan imunisasi Masih rendahnya cakupan variabel pelayanan imunisasi yaitu 22,93%, dikarenakan jumlah pengumpulan data yang hanya 2 bulan Dan pada point 6, 7, 9, 10 dan 11 belum dilakukan

e. Pengamatan penyakit Pengamatan penyakit memiliki cakupan variabel yang rendah yaitu 14,82% dikarenakan pengumpulan data yang baru 2 bulan

VI. Pengobatan

a. Pemeriksaan laboratorium

Mempunyai cakupan variabel 56%B. PERUMUSAN MASALAH MASING MASING PROGRAM PENGEMBANGANI. Upaya kesehatan lanjut usiaMemiliki cakupan variabel 66,67%

II. Upaya kesehatan mata /pencegahan lool

Memiliki cakupan variabel 54,86%

III. Upaya kesehatan telinga / pencegahan gangguan pendengaran

Memiliki cakupan variabel 62,27%IV. Upaya kesehatan jiwa

Memiliki cakupan variabel 75%

V. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigiMemiliki cakupan variabel 28,87%

VI. Perawatan kesehatan masyarakat

Memiliki cakupan variabel 42,86%

VII. Bina kesehatan nasional

Memiliki cakupan variabel 37,5%

VIII. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS

memiliki cakupan variabel yang rendah yaitu 15%, dikarenakan jumlah pengambilan datanya yang hanya 2 bulanIX. Pengembangan UKBM

Memiliki cakupan variabel 50%

BAB V

PRIORITAS MASALAH

Untuk menentukan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Tulangan ini, maka dipilih beberapa kegiatan yang menjadi program Puskesmas dengan kesenjangan antara target dan pencapaian lebih dari 50%. Kemudian dengan metode MCUA dicari prioritas terbesarnya.

TABEL 5.1. Prioritas Masalah berdasarkan metode MCUA

NoKRITERIAPengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakatBiayaKemampuan PetugasKeikutsertaan masyarakatWaktu yang diperlukanJumlahRangking

BOBOT3025201510100

MASALAH

1Pelayanan Neonatal Risti/ Komplikasi yang ditanganiS15121

B x S301252030102154

2Pelayanan Kesehatan anak balitaS344551

B x S90100807550395

3Pembinaan kesehatan di sekolahS233342

B x S6075604540280

4Intervensi dan penyuluhan PHBS pada institusi tempat kerjaS422123

B x S12050401520245

GRAFIK FISH BONE PENYEBAB MASALAH I

BAB VI

PEMECAHAN MASALAH

A. Pemecahan Masalah / SolusiNoMasalahPenyebabMasalahPemecahan Masalah

1ManusiaKurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan balitaMemberikan peyuluhan-peyuluhan yang mudah di mengerti oleh masyarakat mengenai penting nya kesehatan balita

Aktivitas yang sibukMenghimbau kepada masyarakat agar meluangkan waktu untuk memeriksakan balitanya, agar kesehatan balita terjamin

Kurangnya kesadaran ortu untuk memeriksakan balitaMemberikan pengertian kepada para ibu-ibu agar lebih perhatian dengan kesehatan balita mereka

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehatMenyadarkan masyarakat bahwa kesehatan merupakan hak dan kewajiban setiap orang. Sehingga anak anak balita juga mempunyai hak tersebut

2LingkunganRumah yang jauh dari sarana kesehatan Perumahan yang jauh membuat susah dijangkau

3.MetodeSosialisasi kurangMengadakan penyuluhan di sekolah, tempat kerja, dan tempat-tempat umum

Minimnya waktuWaktu pemeriksaan yang minim, yaitu hanya 2 bulan (januari dan februari)

4.SaranaKeterbatasan tenaga medisMenambah tenaga medis untuk program kesehatan balita

Kurangnya fasilitas yang memadaiMenambah fasilitas yang ada

5DanaMinimnya danaMenambah anggaran dana

B. Identifikasi Pemecahan Masalah / Solusi

Memberikan peyuluhan-peyuluhan yang mudah di mengerti oleh masyarakat

Menambah tenaga medis untuk program kesehatan balita Menambah anggaran dana Memberi rewardC. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

NoKegiatanPelaksanaSasaranWaktu PelaksanaanTujuan KhususTujuan Umum

1Penyuluhanpetugas kesehatan setempat kader

masyarakatMengikuti pertemuan rutin di desaAgar masyarakat rajin mengikuti pelayanan kesehatan Meningkat kan jumlah pelayanan kesehatan balita

2Menambah tenaga medis untuk program kesehatan balitaKepala puskesmasTenaga kesehatan balitaSesegera mungkinMenghindari tidak tercapai nya targetMenghindari penambahan balita yang sakit

3Menambah anggaran danaPetugas kesehatan setempatDinas KesehatanSesegera mungkinMenambah jumlah pelayanan kesehatan balitaLebih banyak balita yang terkontrol

4Memberi reward-Petugas kesehatan setempat

-Dinas kesehatanMasyarakatSaat masyarakat datang untuk memeriksakan bayinya atau mengantar seseorang untuk memeriksakan balitaMemacu ibu ibu yang belum memeriksa kan bayinya agar ikut memeriksan kan bayinya jugaSebagai imbalan kepada kader dan petugas kesehatan dan reward bagi kader yang rajin

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan kegiatan pembangunan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:1. Hasil akhir pencapaian dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas Tulangan Bulan Januari Februari 2015 hampir keseluruhan program kinerjanya mendekati target yang diharapkan.

2. Hanya sebagian kecil program yang masih belum memenuhi target.

3. Beberapa program yang belum memenuhi target, yaitu:a. pemberdayaan masyarakat dalam PHBS

b. upaya kesehatan anak usia sekolah remaja

c. pemberdayaan masyarakat dalam PHBS (Promkes PKM)

d. kesehatan ibu dan anak

e. kesehatan bayi4. Beberapa pemecahan masalah yang dapat dilakukan, yaitu:a. Memberikan peyuluhan-peyuluhan yang mudah dimengerti oleh masyarakatb. Menambah tenaga analis laborat

c. Menambah anggaran dana

d. Memberi reward

5. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak diantaranya petugas kesehatan setempat, Dinas Kesehatan, tokoh masyarakat, kader, dan seluruh masyarakat setempat.B. Saran

1. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat dengan memanfaatkan pertemuan formal maupun informal seperti rapat desa, arisan ibu rumah tangga, pengajian dan sebagainya.

2. Penambahan jumlah tenaga analis laborat

3. Penambahan dana operasional4. Pemberian reward kepada masyarakat yang rajin mengontrol kesehatan DAFTAR PUSTAKA1. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.2. Data-Data dari Pemegang Program Puskesmas Tulangan bulan Januari Agustus 2014.3. Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2013.LAMPiRANMANUSIA

LINGKUNGAN

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan balita

Aktivitas yang sibuk

Rendahnya pelayanan kesehatan anak balita yaitu 243 (7,5%) dari target 3226 di puskesmas Tulangan pada Januari Februari 2015

Kurangnya kesadaran ortu untuk memeriksakan balita

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat

Rumah yang jauh dari sarana kesehatan

Minimnya dana

Sosialisasi kurang

Kurangnya fasilitas yang memadai

Keterbatasan tenaga pemeriksa

DANA

METODE

SARANA

Minimnya waktu

5

_1489910563.xls