PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

29
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ASURANSI KESEHATAN NASIONAL BERBASIS EARMARKING TAX DENGAN PENDEKATAN PELAYANAN KAPITASI DOKTER KELUARGA Bidang Kegiatan: PKM Gagasan Tertulis Diusulkan oleh: Ketua: Fenty Iswaningtyas (NIM: 20080310087, Angkatan 2008) Anggota: Hendri Okarisman (NIM: 20080310011, Angkatan 2008) Faza Khilwan Amna (NIM: 20080310019, Angkatan 2008) i

description

pkm

Transcript of PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

Page 1: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ASURANSI KESEHATAN NASIONAL BERBASIS EARMARKING TAX DENGAN PENDEKATAN PELAYANAN KAPITASI

DOKTER KELUARGA

Bidang Kegiatan:PKM Gagasan Tertulis

Diusulkan oleh:

Ketua:Fenty Iswaningtyas (NIM: 20080310087, Angkatan 2008)

Anggota:Hendri Okarisman (NIM: 20080310011, Angkatan 2008)

Faza Khilwan Amna (NIM: 20080310019, Angkatan 2008)

Anni Mar’atus Sholihah (NIM: 20080310177, Angkatan 2008)

Munifah Ashlihati (NIM: 20110310138, Angkatan 2011)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2012

i

Page 2: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

HALAMAN PENGESAHANPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Asuransi Kesehatan Nasional Berbasis Earmarking Tax Dengan Pendekatan Pelayanan Kapitasi Dokter Keluarga

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (X) PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Fenty Iswaningtyasb. NIM : 20080310087c. Jurusan : Pendidikan Dokterd. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Yogyakartae. Alamat Rumah/No.Hp : Jl. Tegalwangi 175, Tamantirto, Kasihan, Kab. Bantul, Yogyakarta/085743707095f. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang

5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Arlina Dewi, M.Kesb. NIK : 173 060c. Alamat Rumah/No.Hp : Perumahan Griya Alvita Asri C-15

Yogyakarta/ 08122972576d. Alamat Email : [email protected]

Yogyakarta, 6 Maret 2012

Menyetujui, Kepala Prodi Pendidikan Dokter Ketua Pelaksana

(dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG, M.Kes) (Fenty Iswaningtyas) NIK. 173 027 NIM. 20080310087

Wakil Rektor III Dosen Pendamping

(Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc., Ph.D) (dr. Arlina Dewi, M. Kes) NIK. 123 046 NIK. 173 060

ii

Page 3: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan hidayah dan anugerah-Nya sehingga karya Program Kreativitas

Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul ”Asuransi Kesehatan

Nasional Berbasis Earmarking tax dengan Pendekatan Pelayanan Kapitasi

Dokter Keluarga” ini dapat terselesaikan. Penulisan karya PKM-GT ini

bertujuan untuk memaparkan suatu gagasan mengenai sistem asuransi kesehatan

yang dapat digunakan sebagai upaya alternatif untuk membentuk pelayanan

kesehatan yang universal coverage. Pelayanan kesehatan yang universal

coverage inilah yang nantinya dapat menjangkau kesehatan seluruh lapisan

masyarakat tanpa memandang status sosial dan ekonomi.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah berperan serta dalam membantu penyelesaian Karya PKM-

GT ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. dr Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. dr. Arlina Dewi, M.Kes selaku dosen pendamping dalam penulisan ini.

3. Bapak Sri Atmaja P. Rosyidi, ST, M.Sc, Ph.D selaku Wakil Rektor III UMY.

4. Semua pihak-pihak yang tidak mungkin tersebutkan namanya satu persatu,

terima kasih atas kerjasamanya sehingga pada akhirnya karya PKM-GT ini

dapat terselesaikan dengan sempurna.

Penulis sadar bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan. Semoga PKM-GT mengenai Asuransi

Kesehatan Nasional Berbasis Earmarking tax dengan Pendekatan Pelayanan

Kapitasi Dokter Keluarga dapat bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 5 Maret 2012

Penulis

iii

Page 4: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................iHalaman Pengesahan...............................................................................................iiKata Pengantar........................................................................................................iiiDaftar Isi.................................................................................................................ivDaftar Tabel.............................................................................................................vDaftar Gambar........................................................................................................vi

RINGKASAN..........................................................................................................1PENDAHULUAN...................................................................................................2

Latar Belakang.....................................................................................................2Tujuan...................................................................................................................3Manfaat.................................................................................................................3

GAGASAN..............................................................................................................3Kondisi Kekinian dan Solusi yang Pernah Ditawarkan.......................................3Solusi yang Ditawarkan........................................................................................5Pihak-pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan....................................7Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan.............................................8

KESIMPULAN........................................................................................................8Gagasan yang diajukan.........................................................................................8Teknik Implementasi............................................................................................8Prediksi hasil yang diperoleh...............................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9BIODATA PENULIS............................................................................................11

iv

Page 5: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Biaya Pemasukan dan Pengeluaran Asuransi KesehatanTabel 2. Identifikasi Pelaksana dan Pengambil Kebijakan

v

Page 6: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan kerja Sistem Asuransi Kesehatan Berbasis Earmarking Tax ….8

vi

Page 7: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

1

RINGKASAN

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum sekaligus faktor penentu kualitas bangsa yang harus diwujudkan. Dalam UUD RI 1945, ketersediaan pelayanan bagi seluruh warga Negara sudah dijamin dan difasilitasi oleh Negara. Namun fakta lapangan yang terjadi jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan di Indonesia hanya mampu menjangkau sekitar 56,02% penduduk Indonesia, sedangkan sisanya yaitu 43,98% penduduk Indonesia belum terikat oleh asuransi kesehatan apapun.dalam istilah lain jaminan pelayanan kesehatan nasional belum mampu mencapai universal coverage.

Terjadinya kesenjangan di bidang pelayanan kesehatan ini menimbulkan sebuah usulan untuk mengaitkan sistem asuransi kesehatan nasional dengan sistem perpajakan Indonesia. Sebuah solusi mengenai sistem asuransi kesehatan nasional berbasis earmarking tax, dimana sistem asuransi kesehatan ini menggunakan sumber pendanaan yang diperoleh dari pengalokasian pajak rutin yang dibayar oleh masyarakat namun secara khusus ditujukan untuk pelayanan kesehatan. Pada sistem asuransi ini akan diberlakukan earmark tax dari sumber pajak terbesar yaitu PBB,PPh, dan PPN untuk meng-cover biaya asuransi sekitar sekitar 107.751.000 jiwa penduduk Indonesia yang belum memiliki asuransi.

Dalam pelaksanaan teknisnya, penggunaan sistem asuransi kesehatan nasional berbasis earmarking tax dapat dilaksanakan dengan pendekatan pelayanan dokter keluarga, dimana dokter keluarga adalah tenaga kesehatan yang paling mungkin melakukan pelayanan kesehatan primer di masyarakat dan berkompetensi melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan komprehensif. Keterlibatan dokter keluarga akan dilaksanakan menggunakan sistem kapitasi dimana dokter keluarga dengan dibayar uang dimuka sejumlah dana sebesar perkalian anggota (keluarga) dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.

Gagasan ini dapat terimplementasi jika sudah ada kebijakan bersama atau SK bersama antara Kementerian Keuangan, Dirjen pajak, Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan serta dokter keluarga sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan. Dengan sistem ini diharapkan golongan masyarakat yang selama ini tidak bisa mengikuti asuransi pemerintah maupun swasta bisa menikmati layanan asuransi kesehatan berbasis kedokteran keluarga dan merasakan manfaat pajak yang telah dibayarkan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat khususnya pada bidang kesehatan.

Page 8: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa yang merupakan salah satu faktor penentu kualitas bangsa. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga dalam realisasinya jaminan kesehatan mutlak sebagai hak seluruh warga negara yang dijamin secara penuh oleh negara (Undang- Undang Dasar RI 1945).

Pada tahun 2000 pemerintah telah mengamandemen UUD 1945 pasal 28 yang menyatakan bahwa setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan. Secara lebih khusus jaminan kesehatan diatur dalam UU No. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional dan UUD 1945 pasal 34 ayat 2 dan 3 yang diamademen pada tahun 2002 yang berbunyi, (2) negara mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, (3) negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Dari pernyataan tersebut bahwa negara secara yuridis jelas memiliki tanggung jawab dalam menjamin dan memfasilitasi ketersediaan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga negara (Undang- Undang Dasar RI 1945).

Fakta lapangan yang terjadi masih jauh dari harapan dan tujuan yang ingin dicapai. Banyak masyarakat yang belum bisa menikmati pelayanan kesehatan karena alasan keterbatasan dana atas pelayanan kesehatan yang diberikan. Masyarakat lebih memilih tidak berobat karena pada kenyataannya pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang mahal bagi masyarakat. Kebijakan dan strategi pemerintah yang selama ini ada dalam memenuhi pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal.

Asuransi atau jaminan kesehatan nasional adalah salah satu solusi problematika peningkatan taraf kesehatan masyarakat di Indonesia. Pemerintah memfasilitasi terselenggaranya asuransi kesehatan nasional untuk menopang pelayanan kesehatan masyarakat antara lain Sistem asuransi yang sudah ada di Indonesia antara lain Askes bagi PNS dan POLRI, Jamkessos, Jamkesmas, Jamkesda dan asuransi swasta (Djuhaeni, 2007; Thabrany, 2011).

Dalam kenyataanya, asuransi sebagai jaminan kesehatan nasional di Indonesia belum dapat sepenuhnya dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Asuransi hanya bisa dinikmati oleh golongan-golongan tertentu dengan klasifikasi penghasilan tertentu pula. Menurut Ghufron et al (2011) hanya sekitar 56,02% penduduk Indonesia yang telah memiliki asuransi kesehatan, sedangkan sisanya yaitu 43,98% belum memiliki asuransi kesehatan. Berdasarkan penelitian SUSENAS (2009) biaya kesehatan yang harus dikeluarkan perbulan antara masyarakat yang memiliki asuransi dengan yang tidak memiliki asuransi didapatkan hasil bahwa pengeluaran untuk belanja kesehatan masyarakat yang tidak memilki asuransi lebih besar daripada yang memiliki asuransi.

Mengacu pada UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pasal 19 dan 20 yang menyatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia harus ter-cover asuransi sosial dan pemerintah mentargetkan UU tersebut harus dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2014. Oleh karena itu kami mengajukan gagasan mengenai asuransi kesehatan nasional berbasis earmarking tax dengan pendekatan pelayanan kapitasi dokter keluarga sebagai alternatif solusi

Page 9: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

3

sistem pelaksanaan UU tentang masalah asuransi tersebut. Sistem asuransi nasional berbasis earmarking tax ini yaitu sistem asuransi kesehatan yang sumber pendanaannya didapat dari pengalokasian pajak rutin yang dibayar oleh masyarakat namun secara khusus ditujukan untuk pelayanan kesehatan. Penggunaan sistem asuransi kesehatan nasional berbasis earmarking tax dapat dilaksanakan dengan pendekatan pelayanan dokter keluarga, dimana dokter keluarga adalah tenaga kesehatan yang bisa ditemuai pada pelayanan kesehatan primer di masyarakat dan telah mencakup pelayanaan kesehatan secara komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Lee Gan et al, 2004; Utomo, 2011).

Tujuan

Tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini adalah untuk menjabarkan sistem asuransi kesehatan nasional berbasis earmarking tax dengan pendekatan pelayanan kapitasi dokter keluarga sebagai salah satu upaya pencapaian pelayanan kesehatan yang universal coverage sesuai dengan UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN.

Manfaat

Manfaat dari penulisan gagasan tertulis ini adalah memberikan sebuah usulan konkrit tentang solusi alternatif terhadap pihak-pihak terkait mengenai sebuah sistem asuransi kesehatan nasioanal berbasis earmarking tax yang bersifat universal coverage untuk peningkatan taraf kesehatan bangsa Indonesia dan memberikan kesempatan bagi golongan masyarakat yang selama ini tidak bisa mengikuti asuransi pemerintah maupun swasta bisa menikmati layanan asuransi kesehatan berbasis kedokteran keluarga.

GAGASAN

Kondisi Kekinian dan Solusi yang Pernah Ditawarkan

Asuransi merupakan salah satu bentuk asuransi yang membantu mengurangi resiko akibat sakit yang dilakukan dengan membayar sejumlah uang yang disebut premi secara kelompok kepada suatu badan penyelenggara (Bapel) sebagai pengganti biaya yang mungkin dikeluarkan pada saat sakit. Pembiayaan kesehatan melalui asuransi memberikan beberapa keuntungan, antara lain (1) meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, (2) membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan uang tunai saat berobat, (3) memungkinkan dapat diawasinya biaya dan mutu pelayanan kesehatan, (4) menyediakan data kesehatan yang diperlukan (Djuhaeni, 2007; Thabrany, 2011).

Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia berjalan lambat dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN. Beberapa faktor yang secara teoritis dikemukakan sebagai penyebab lambatnya perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia antara lain permintaan (demand) dan pendapatan penduduk yang rendah, terbatasnya jumlah perusahaan asuransi, buruknya kualitas pelayanan kesehatan serta tidak adanya kepastian hukum di Indonesia (Tangcharoensathien et al, 2011).

Page 10: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

4

Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 pasal 34 ayat 2, yang menyebutkan bahwa Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan adanya UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Subianto, 2011; Undang- Undang Dasar RI 1945; UU No. 40 Tahun 2004).

Berdasarkan konstitusi dan Undang-undang tersebut, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 sampai sekarang. Jamkesmas memiliki tujuan untuk melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial. Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraan yang diatur dalam UU SJSN yaitu dikelola secara nasional, nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan efektif (Depkes RI, 2011).

Menurut Ghufron et al (2011) hanya terdapat sekitar 56,02% penduduk Indonesia yang telah memiliki asuransi kesehatan, sedangkan sisanya yaitu 43,98% belum memiliki asuransi kesehatan. Asuransi yang ada di Indonesia terdiri dari (1) Askes yang mencakup 12,45% dari 56,02% penduduk indonesia yang mendapat asuransi. Asurasi ini beranggotakan pegawai negeri sipil dan TNI-POLRI dengan sistem kerja berupa pemotongan gaji per-bulan, (2) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) mencakup 57,78% dari 56,02% penduduk indonesia yang mendapat asuransi. Asuransi ini diperuntukan untuk masyarakat miskin yang mejangkau hingga jaminan persalinan bagi ibu hamil, (3) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang mencakup 3,33% dari 56,02% penduduk indonesia yang mendapat asuransi. Asuransi ini diperuntukan bagi pekerja swasta atau karyawan swasta, (4) Jaminan Kesehatan daerah (Jamkesda) yang mencakup 20,83% dari 56,02% penduduk indonesia yang mendapat asuransi. Asuransi ini diperuntukan untuk pekerja sektor informal di daerah, (5) Asuransi Swasta mencakup 5,61% dari 56,02% penduduk indonesia yang mendapat asuransi. Asuransi ini beranggotakan orang yang berpenghasilan lebih (orang kaya).

Program asuransi-asuransi kesehatan tersebut masih terlaksana sampai saat ini dan berperan untuk meng-cover 56,02% penduduk Indonesia dari jaminan pelayanan kesehatan meskipun masih banyak dan terus berusaha dievaluasi, contohnya jamkesmas. Pada program Jamkesmas 2011 dilaksanakan dengan beberapa perbaikan yakni, pada aspek kepesertaan, pendanaan dan pengorganisasian. Pada aspek kepesertaan, dilakukan upaya perluasana cakupan. Pada aspek pendanaan, Kementerian Kesehatan melalui Tim Pengelola Jamkesmas terus melakukan upaya perbaikan mekanisme pertanggungjawaban dana Jamkesmas. Pada aspek pengorganisasian dan manajemen, dilakukan penguatan peran Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Jamkesmas di Pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota (Ghufron et al, 2011).

Page 11: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

5

Pada kenyataannya 43,98% penduduk Indonesia belum tercover oleh asuransi kesehatan. Padahal berdasarkan penelitian SUSENAS (2010) masyarakat yang tidak tersentuh asuransi lebih besar biaya belanja kesehatannya dibandingkan masyarakat yang mendapat jaminan asuransi. Sampai saat ini belum ada solusi untuk permasalahn tersebut. Upaya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan saat ini baru terbatas pada pencanangan Jaminan Kesehatan Semesta pada akhir 2014 yakni suatu Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (SJKM) yang mencakup seluruh penduduk Indonesia (universal coverage).

Solusi yang ditawarkan

Asuransi kesehatan berbasis earmarking tax dengan pendekatan sistem kapitasi dokter keluarga merupakan salah satu solusi untuk menutupi 43,98% atau sekitar 107.751.000 jiwa dari 245.000.000 jiwa penduduk Indonesia yang tidak mendapatkan pelayanan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan berbasis earmarking tax adalah asuransi kesehatan yang pendanaannya diambil dari pengalokasian pajak yang secara khusus ditujukan untuk pelayanan kesehatan. Sistem ini mengoptimalkan fungsi pajak sebagai pendapatan negara terbesar setelah pendapatan dari hasil minyak bumi dan gas yang biasanya hanya digunakan untuk menutupi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) (Djuhaeni, 2007; Prakoso, 2012; Utomo, 2011).

Untuk mengetahui berapa pengeluaran minimal yang harus dikeluarkan perorang untuk meng-cover asuransi 43,98% penduduk Indonesia, Thabrany (2011) telah melakukan perhitungan terkait perkiraan iuran asuransi kesehatan terendah dan tertinggi yang harus dibayar per-orang atau keluarga selama satu bulan untuk menutupi kebutuhan pelayanan kesehatan, didapatkan hasil bahwa jumlah iuran perbulan perorang terendah adalah Rp. 8.597 per-orang atau berjumlah 0,83% dari rata-rata upah nasional, sedangkan untuk iuran per-keluarga dengan ratio satu keluarga terdiri dari empat orang didapatkan hasil sebesar Rp. 34.389 per keluarga selama satu bulan atau sebesar 3,32% dari rata-rata upah nasional. Sedangkan iuran asuransi kesehatan tertinggi yang dikeluarkan per-orang sebesar Rp. 16.298 atau 1,57% rata-rata upah nasional dan untuk satu keluarga adalah sebesar Rp. 69.190 atau 6,2% dari rata-rata upah nasional. Jika diambil biaya minimal untuk biaya asuransi kesehatan perorang terendah selama satu bulan, maka dana yang diperlukan untuk menutupi 43,98% atau 107.751.000 (107,75 juta) jiwa penduduk Indonesia adalah sebesar Rp. 926.335.350.000 (926,335 milyar).

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Penghasilan (PPh) merupakan tiga sumber penerimaan pajak terbesar untuk negara. Ketiga pajak tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukannya earmarking tax atau pengalokasian penerimaan sebagian hasil pajak untuk bidang kesehatan. Berdasarkan Siaran Pers Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan terkait strategi pengamanan penerimaan pajak tahun 2012 didapatkan laporan bahwa hasil penerimaan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2011 sebesar 277,73 triliun atau mencapai 93,06% dari target awal, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2011 mencapai 29,89 triliun atau 102,6% dari target awal dan penerimaan Pajak Penghasilan selama tahun 2011 mencapai 431,08 triliun atau mencapai 99,98% dari target awal.

Page 12: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

6

Jika diasumsikan bahwa earmaking tax dapat meng-cover kebutuhan dana asuransi sebesar Rp. 926.335.350.000 (926,335 milyar), maka diperlukan earmark PPN sebesar 0,25% dengan dana yang dihasilkan untuk asuransi kesehatan sebesar 694.325.000.000 (694,325 milyar) earmark PBB dialokasikan sebesar 0.15% dengan dana yang dihasilkan untuk asuransi kesehatan sebesar 44.835.000.000 (44,835 milyar) dan earmark Pajak Penghasilan dialokasikan 0,04343% maka dana yang dihasilkan untuk asuransi kesehatan sebesar 187.218.044.000 (187, 218 milyar). Jadi total alokasi dana dari tiga pendapatan pajak tersebut adalah Rp. 926.334.940.000 dapat meng-cover kebutuhan dana asuransi kesehatan untuk 43,98% penduduk Indonesia yang belum tersentuh asuransi kesehatan.

Tabel 1. Biaya pemasukan dan pengeluaran Asuransi Kesehatan

Jumlah Perkiraan Iuran Dana Perorang Untuk Biaya Kesehatan Satu BulanNo Item Jumlah1 Biaya perorang Rp.8.597 x 107.751.000 (43,98%

penduduk Indonesia)Rp. 926.335.350.000

Total Rp. 926.335.350.000Jumlah Pemasukan Dana dari Pajak

1 0,25% x (277,73 x 1012) PPN Rp. 694.325.000.0002 0,15% x (29,89 x 1012) PBB Rp. 44.835.000.0003 0,04343% x (431,08 x 1012) PPh Rp. 187.218.044.000

Total Rp. 926.378.044.000

Asuransi kesehatan (health insurance) adalah cara pembiayaan pelayanan kesehatan yang paling sesuai dengan konsep dokter keluarga. Hal ini mudah dipahami karena prinsip asuransi kesehatan sama dengan prinsip dokter keluarga. Untuk memperkecil resiko biaya, asuransi melalui dokter keluarga akan berupaya untuk mencegah kerugian dengan cara memelihara dan meningkatkan kesehatan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidak sampai jatuh sakit (Djuaheni, 2007; Lee Gan et al, 2004).

Kapitasi berasal dari kata kapita yang berarti kepala. Sistem kapitasi adalah cara perhitungan berdasarkan jumlah kepala yang terikat dalam kelompok tertentu. Kepala disini adalah orang atau peserta atau anggota. Sistem asuransi kesehatan berbasis earmarking tax dengan pendekatan kapitasi dokter keluarga adalah sistem asuransi yang dana asuransinya diambil dari pengalokasian pajak secara khusus untuk pelayanan kesehatan yang dalam pelaksanaanya melibatkan dokter keluarga dengan membayar uang dimuka sejumlah dana sebesar perkalian anggota (keluarga) dengan satuan biaya (unit cost) tertentu (Prakoso, 2012).

Dana yang terkumpul dari earmarking tax dikelola oleh dinas kesehatan untuk dialokasikan ke pos-pos pelayanan kesehatan seperti layanan rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan dokter keluarga. Alokasi dana untuk pelayanan dokter keluarga ini penting karena dokter keluarga merupakan gate keeper atau tenaga terdepan dalam pelayanan kesehatan yang komprehensif di masyarakat.

Page 13: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

7

Dana pelayanan dokter keluarga diserahkan kepada dokter keluarga guna memberikan jasa pelayanan yang memuaskan kepada para anggota dalam hal ini keluarga yang diampu dokter keluarga. Pelayanan kesehatan yang diberikan tidak hanya diberikan kepada para anggota keluarga yang sakit, tetapi ditujukan pula untuk anggota keluarga yang sehat untuk menjaga kesehatannya dengan upaya promotif dan preventif, serta anggota yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan untuk diobati dengan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pihak-pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan

Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai

berikut:

Tabel 2. Identifikasi pelaksana dan pengambil kebijakan

Pelaksana Program yang diterapkan

Kementerian Keuangan

1. Membuat kerjasama dengan Kementerian kesehatan dan dirjen pajak

2. Membuat kebijakan penetapan Earmark pengalokasian dana pajak PPh (0,04343%), PPN (0,25%) dan PBB (0,15%).

Kementerian Kesehatan

1. Membuat kerjasama dengan Kementerian kesehatan, dinas kesehatan dan Dirjen pajak

2. Membuat kebijakan regulasi nasional kapitasi dokter keluarga.

3. Sosialisasi, edukasi dan promosi sistem asuransi kesehatan

Dinas Kesehatan

1. Sosialisasi, edukasi dan promosi sistem asuransi kesehatan

2. Pelaksana teknis dan kordinasi dokter keluarga tingkat provinsi dan kabupaten/kota

3. Kontrak kerja dokter keluarga4. Melaporkan evaluasi ke kementerian

kesehatan

Dirjen Pajak 1. Meregulasi kebijakan pengalokasian dana ke sektor asuransi kesehatan

Dokter Keluarga

1. Pelaksana teknis lapangan sebagai pemberi jasa layanan asuransi kesehatan berbasis kapitasi dokter keluarga

2. Memberi pelayan komprehensif meliputi promotif, preventif dan kuratif

Page 14: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

Yankes Paripurna

Ikatan kerja/ kontrak

Premi iuran prabayarPembayaran Pra Bayar Pra

Upaya dengan sistem Kapitasi

Dinas Kesehatan

Badan Asuransi

Dokter Keluarga

Keluarga

Kantor Pajak Kemenkeu Earmarking Tax

Kemenkes

8

Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan

Gambar 1. Bagan kerja Sistem Asuransi Kesehatan Berbasis Earmarking Tax

Setelah dilakukan kebijakan bersama, Kementerian Keuangan melalui Dirjen pajak melakukan earmark atas pajak PPN, PBB, PPh untuk dialokasikan pada asuransi kesehatan. Dana yang telah dialokasikan kemudian dikelola Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dokter keluarga mendapatkan dana dimuka dari dinas kesehatan berdasarkan jumlah kepala/ perorang/ keluarga yang ditanggunggnya. Dokter keluarga memberikan pelayanan prima yang komprehensif kepada keluarga.

KESIMPULAN

Gagasan yang diajukan

Gagasan ini berangkat dari permasalahan upaya pelaksanaan asuransi kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia yang belum meng-cover seluruh penduduk Indonesia. Sampai saat ini terdapat 43,98% atau sekitar 107.751.000 jiwa dari 245.000.000 jiwa penduduk Indonesia yang belum ter-cover asuransi kesehatan. Gagasan asuransi kesehatan berbasis earmarking tax dengan pendekatan sistem kapitasi dokter keluarga memiliki sistem pendanaan yang diambil dari pengalokasian pajak PBB, PPh dan PPN yang secara khusus dialokasikan untuk pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan kapitasi dokter keluarga sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan primer masyarakat.

Teknik Implementasi

Gagasan ini dapat terimplementasi jika sudah ada kebijakan bersama atau SK bersama antara Kementerian Keuangan, Dirjen pajak, Kementerian Kesehatan

Page 15: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

9

dan dinas kesehatan serta dokter keluarga sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan. Promosi dan sosialisai serta kesiapan perangkat badan pelaksana dari Depkes dan Dirjen pajak menjadi awal pelaksanaan program ini. Evaluasi dan controlling harus dilakukan berkala untuk menilai keberhasilan program ini.

Prediksi hasil yang diperoleh

Asuransi kesehatan berbasis earmarking tax dengan pendekatan sistem kapitasi dokter keluarga merupakan salah satu solusi untuk menutupi 43,98% penduduk Indonesia yang belum ter-cover asuransi kesehatan. Dengan sistem ini golongan masyarakat yang selama ini tidak bisa mengikuti asuransi pemerintah maupun swasta bisa menikmati layanan asuransi kesehatan berbasis kedokteran keluarga. Sistem ini sangat memungkinkan untuk dilaksanakan, karena premi pembiayaan asuransi langsung diambil dari pajak yang dibayar oleh peserta asuransi (earmark) atau pengalokasian pajak khusus untuk kesehatan, sehingga masyarakat merasakan langsung manfaat dari pajak yang selama ini mereka bayar kepada negara.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Laporan Program Jamkesmas Tahun 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Tujuh Langkah Strategis untuk Mengamankan Penerimaan Pajak Tahun 2012; Siaran PERS Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Diakses tanggal 29 Februari 2012 dari http://www.pajak.go.id/content/dirjen-pajak-ada-7-langkah-strategis-untuk-mengamankan-penerimaan-pajak-2012

Djuhaeni, H. 2007. Asuransi Kesehatan dan Managed Care. Bandung: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Padjajaran

Ghufron et al. 2011. Indonesia’s Health Insurance Landscape and The Options For Expanding Coverage To The Informal Sector; How To Deal With Multiple Schemes In Moving Toward Universal Coverage. Dipresentasikan pada JLN (Joint Learning Network) Workshop, 6-10 Juni Tahun 2011, Mombasa, Kenya

Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.

Lee Gan, G., Azwar, A., Wonodirekso, S. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore: Singapore International Foundation

Prakoso, D.A., 2012. Sistem Kapitasi Dalam Pembiayaan Pelayanan Dokter Keluarga; Dalam Modul Block Of Family Medicine. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Subianto, A. 2011. Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pilar Penyangga Kemandirian Perekonomian Bangsa. Jakarta: Gibon Books

Page 16: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

10

SUSENAS. 2010. Survei Sosial Ekonomi Nasional; Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Jakarta-Indonesia

Tangcharoensathien, V., Patcharanarumol, W., Ir, P., Mukti, A. G., Akkhavong, K., Banzon, E., Huong, D. B., Thabrany, H., Mills, A. 2011. Health Financing Reforms In Southeast Asia: Challenges In Achieving Universal Coverage. Health In Southeast Asia 6; p.64-73

Thabrany, H. 2011. Asuransi Kesehatan Nasional. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Utomo, D. 2011. Perpajakan - Aplikasi dan Terapan. Semarang: Penerbit Andi

Page 17: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

11

BIODATA PENULIS

DAFTAR RIWAYAT HIDUPPENULIS UTAMA (KETUA KELOMPOK)

1. Nama : Fenty Iswaningtyas2. NIM : 200803100873. Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 14 September 19894. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamar Rumah/No.Hp: Jalan Tegalwangi 175, Tamantirto,

Kasihan, Kab. Bantul, Yogyakarta/085743707095

8. Email : [email protected]

Ketua Kelompok,

(Fenty Iswaningtyas) NIM. 20080310087

DAFTAR RIWAYAT HIDUPPENULIS ANGGOTA 1

1. Nama : Hendri Okarisman 2. NIM : 200803100113. Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 12 Oktober 1989 4. Jenis Kelamin : Laki-laki 5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter 7. Alamat Rumah/No.Hp: Kos Baitul Firdaus, Tamantirto, Kasihan,

Kab. Bantul, Yogyakarta/0852234619188. Email : [email protected]

Anggota I,

(Hendri Okarisman) NIM. 20080310011

Page 18: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

12

DAFTAR RIWAYAT HIDUPPENULIS ANGGOTA II

1. Nama : Faza Khilwan Amna2. NIM : 20080310019 3. Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 15 November 1990 4. Jenis Kelamin : Laki-laki 5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter 7. Alamat Rumah/No.Hp: Jalan Parantritis No. 202, Yogyakarta

/0858682596618. Email : [email protected]

Anggota II,

(Faza Khilwan Amna) NIM. 20080310019

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PENULIS ANGGOTA III

1. Nama : Anni Mar’atus Sholihah 2. NIM : 20080310177 3. Tempat, tanggal lahir : Bantul, 1 Januari 1991 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter 7. Alamat Rumah/No.Hp: Samparan RT 04, Caturharjo, Pandak,

Kab. Bantul, Yogyakarta/08566779438

8. Email : [email protected]

Anggota III,

(Anni Mar’atus Sholihah) NIM. 20080310177

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 19: PKM GT - Dokter Keluarga- 99 % FIX

13

PENULIS ANGGOTA IV

1. Nama : Munifah Ashlihati2. NIM : 201103101383. Tempat, tanggal lahir : Bantul, 7 Juni 1994 4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah/No.Hp: Jalan Imogiri Timur Km.8, Botokenceng,

Banguntapan, Kab.Bantul, Yogyakarta/8. Email : [email protected]

Anggota IV,

(Munifah Ashlihati) NIM. 20110310138

DAFTAR RIWAYAT HIDUPDOSEN PEMBIMBING

1. Nama : Arlina Dewi, dr, M.Kes2. Tempat, tgl.lahir : Balikpapan, 31 Oktober 19683. Alamat : Griya Alvita C 15 Jl. Wates Km 3,5

Yogyakarta4. Agama : Islam5. Pekerjaan terakhir : Dosen Fak.Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UMY Bagian IKM/ Kedokteran Keluarga

7. Jabatan /gol : Asisten Ahli /IIIb8. Riwayat pendidikan: S1: FK Universitas Diponegoro lulus tahun 1994 S2: Magister Manajemen Rumahsakit UGM lulus tahun 2003 S3: Program Pendidikan Doktor di Bag. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM ( 2010 sd sekarang)

Dosen Pembimbing,

(dr. Arlina Dewi, M.Kes) NIK. 173 060