Laporan kimia Organik
-
Upload
akbar-d-yogaswara -
Category
Documents
-
view
156 -
download
2
description
Transcript of Laporan kimia Organik
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 1
HIDROKARBON
NAMA : DALE AKBAR YOGASWARA
NIM : J1C111015
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RIF’ATUL MAHMUDAH
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
PERCOBAAN I
HIDROKARBON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat senyawa
hidrokarbon dan mengetahui reaksi–reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang
hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa
yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang
paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan
tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dengan hanya atom karbon sp3 (yakni dengan hanya ikatan-
ikatan tunggal disebut alkana (atau sikloalkana yang lazim ialah metana, etana
, propana, dan butana). Alkana-alkana ini berbentuk gas dan terdapat dalam
minyak bumi. Gas-gas ini digunakan sebagai bahan bakar (Fessenden, 1986).
Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh (saturated
hydrocarbon), artinya “jenuh dengan hidrogen”. Senyawa ini tak bereaksi
dengan hidrogen. Senyawa yang mengandung ikatan-pi disebut hidrokarbon
tak jenuh; dalam kondisi reaksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan
hidrogen membentuk produk yang jenuh (Fessenden, 1986).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun
siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau
hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon
yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan
ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas
(Syukri, 1999).
Hidrokarbon alkana, alkena, alkuna dan benzena mempunyai sifat fisika
yang sangat mirip. Semua berupa senyawaan yang tak berwarna, tak larut atau
hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut dalam pelarut non polar.
Hidrokarbon dengan bobot molekul rendah, C1 sampai C5 adalah gas, yang
berbobot molekulnya sedang bersifat cair dan yang bobot molekulnya tinggi
berupa zat padat (Keenan, dkk. 1982)
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai
empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron
terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut
juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai
atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam
suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana.
Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada
tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung
paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom
karbon lain (Fessenden, 1986).
Alkana rantai lurus:
CH3 – CH2 - CH3
Alkana rantai cabang :
CH3 – CH – CH2 – CH3
CH3
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang
berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat
yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain
alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak
mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh
setiap karbon (Pettruci, 1987).
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon
aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai
tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan
terbakar di udara (Wilbraham, 1992).
Reaksi utama alkana ialah halogenasi dan pembakaran. Kalor
pembakaran suatu alkana (atau senyawa lain) adalah kalor yang dibebaskan
bila senyawa itu dibakar dan menyatakan selisih energi produk-produk (CO2 +
H2O) yang lebih stabil (energi lebih rendah) dari pereaksi (yang energinya
lebih tinggi). Minyak bumi adalah sumber utama bensin dan bahan kimia
organik dunia dewasa ini. Alkana, alkena dan senyawa aromatik diperoleh
dalam proses pengilangan (refining) minyak bumi: penyulingan, kertakan dan
reformasi. Di masa depan proses-proses gasifikasi-batubara atau pencairan-
bartubara (coal-liquifaction) mungkin merupakan sumber utama metana dan
alkana lain (Fessenden, 1986).
III. ALAT DAH BAHAN
A. Alat
Alat–alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
gelas ukur, beaker glass, alat pemanas, pipet tetes, dan botol semprot.
B. Bahan
Bahan–bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah asetaldehid,
CCl4, air brom, siklohekasana, Na2CO3 5%, logam Zn, H2SO4 pekat,
aquades, heksana, KMnO4 0,5%, dan benzena.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan alkana dari aldehid (reduksi Clemensen)
a. Dimasukkan 1 mL asetaldehid ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 2 gram logam Zn dan 4 mL H2SO4 pekat.
b. Diamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Bayers
a. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing–masing 0,5 mL senyawa
hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena).
b. Ditambahkan pada tiap sampel tetes demi tetes larutan KMnO4 0,5%
dan Na2CO3 5%. Dicatat jumlah tetes yang diperlukan sampai larutan
berwarna ungu.
c. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
3. Uji Asam Sulfat
a. Dimasukkan masing–masing 1 mL asam sulfat pekat ke dalam 2
tabung reaksi.
b. Pada tabung 1 ditambahkan 0,5 mL alkana dan pada tabung 2
ditambahkan 0,5 mL sikloheksana.
c. Dikocok masing–masing tabung reaksi dengan baik dan diamati
perubahan yang terjadi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pembuatan alkana dari aldehid (reduksi Clemensen)
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1 mL asetaldehid + 2 gr logam Zn + 2
mL H2SO4 dimasukkan dalam tabung
reaksi.
Awalnya larutan berwarna
bening menjadi coklat dan
hitam pekat, baunya asam, Zn
tidak larut, larutan terasa panas
dan mengendap.
2. Uji Bayers
No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1. 0,5 mL heksana + larutan KMnO4 0,5%
+ Na2CO3 5% dimasukkan dalam tabung
reaksi dan dicatat jumlah tetes yang
diperlukan sampai larutan berwarna
ungu.
0,5 mL sikloheksana + larutan KMnO4
Diperlukan 9 tetes
KMnO4 0,5% dan 9
tetes Na2CO3 5 %
sampai larutan
berwarna ungu.
Diperlukan 2 tetes
2.
3.
0,5% + Na2CO3 5% dimasukkan dalam
tabung reaksi dan dicatat jumlah tetes
yang diperlukan sampai larutan
berwarna ungu.
0,5 mL benzena + larutan KMnO4 0,5%
+ Na2CO3 5% dimasukkan dalam tabung
reaksi dan dicatat jumlah tetes yang
diperlukan sampai larutan berwarna
ungu.
KMnO4 0,5% dan 2
tetes Na2CO3 5%
sampai larutan
berwarna ungu.
Diperlukan 2 tetes
KMnO4 0,5% dan 2
tetes Na2CO3 5%
sampai larutan
berwarna ungu.
3. Uji Asam Sulfat
No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1.
2.
- Tabung I
10 tetes asam sulfat pekat + 5 tetes
alkohol
- Tabung II
20 tetes asam sulfat pekat + 10 tetes
sikloheksana
Warna coklat bening
Warna coklat bening cair
B. Pembahasan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
Alkana merupakan hidrokarbon tak jenuh yang berasal dari aldehid
dapat direaksikan dengan asetaldehid, logam Zn dan dalam suasana
asam ditambahkan H2SO4, setelah dilakukannya penambahan H2SO4
maka terjadi perubahan warna berubah menjadi hitam pekat, pekat
logam Zn yang adapun menjadi larut akibat pengaruh H2SO4. Reaksi
ini dinamakan Reduksi Clemensen, adapun reaksinya sebagai berikut:
O
CH3 – C – H + Zn + H2SO4 ZnSO4 + C2H6
Logam Zn berfungsi sebagai reduktor, sedangkan H2SO4 pekat
berfungsi sebagai oksidator. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
perubahan warna. Asetaldehid merupakan golongan dari aldehid yang
mudah tereduksi menjadi senyawa dengan jumlah atom yang sama
banyaknya. Logam Zn yang ditambahkan berfungsi sebagai reduktor
(mengalami oksidasi), sedangkan larutan H2SO4 pekat sebagai
oksidator (mengalami reduksi). Hal inilah yang menyebabkan
perubahan warna larutan menjadi hitam pekat dan kental.
2. Uji Bayers
Uji bayers mengalami reaksi adisi, dimana aldehid dengan jumlah
atom C yang kecil dapat melakukan reaksi adisi dengan asam akan
mambentuk senyawa karbonil kembali, sehingga reaksi ini dapat
digunakan untuk memisahkan senyawa–senyawa lain. Reaksi uji
bayers ini menggunakan KMnO4 0,5% dan Na2CO3 5%. Reaksi ini
digunakan untuk melihat ikatan tak jenuh dari setiap sampel yang
digunakan. Pada percobaan ini dengan menambahkan 2 tetes KMnO4
0,5% dan Na2CO3 5% larutan dapat berubah menjadi warna ungu.
H3C(CH2)4CH3 + KMnO4 + H2O (Tidak terbentuk hasil reaksi)
heksana
+ KMnO4 + H2O (Tidak terbentuk hasil reaksi)
sikloheksana
+ KMnO4 + 3H2O + MnO2↓ + K2O + 6H+
benzena
3. Uji Asam Sulfat
Pada reaksi antara alkana dan asam sulfat pekat terlihat warna
larutan yang mulanya warna coklat bening berubah menjadi warna
coklat keruh. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara alkana dengan
asam sulfat dapat bereaksi dengan mudah dan cepat.
Sedangkan reaksi antara sikloheksana dan asam sulfat pekat
terlihat bahwa warna larutan yang mulanya warna coklat bening cair
OH
tidak terjadi perubahan. Ini juga membuktikan bahwa antara
sikloheksana dengan asam sulfat dapat bereaksi.
Heksana : C6H14 + H2SO4 C6H13SO3H + H2O
Sikloheksana : + H2SO4 SO3H + H2
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
a. Asetaldehid dapat mereduksi logam Zn sehingga terjadi perubahan
gugus dan membentuk senyawa alkana (etana).
b. Uji bayers digunakan untuk melihat adanya ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap), dan terjadi reaksi adisi dimana aldehid dapat melakukan reaksi
adisi dengan asam dan membentuk senyawa karbonil kembali.
c. Hidrokarbon dengan rantai lurus lebih mampu bereaksi dibandingkan
hidrokarbon siklik. Percobaan yang terakhir adalah uji asam Sulfat. Uji
asam sulfat, mempunyai fungsi yang sama dengan uji bayers, yaitu
untuk menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap dalam suatu
hidrokabon.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Keenan, Kleinefelter dan Wood. 1982. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. ITB. Bandung.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.