Laporan Kimia Organik Modul 4
-
Upload
andreas-vetra -
Category
Documents
-
view
102 -
download
5
description
Transcript of Laporan Kimia Organik Modul 4
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PEMISAHAN ZAT PEWARNA MAKANAN DAN ISOLASI
KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.)
Tanggal percobaan: 10 Oktober 2013
Tanggal pengumpulan: 24 Oktober 2013
Disusun oleh:
Ramadhani Qurrota A’yun
10612018
Kelompok IV Shift 1
Asisten:
Vina R. Aldila
20513029
Fajar Sahputra S.
13711031
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2013
I. Tujuan
1. Menentukan nilai Rf kurkumin
2. Menentukan urutan kepolaran kurkumin dan senyawa turunannya
II. Teori Dasar
Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas
komponen-komponen berdasarkan perrbedaan kecepetan migrasi masing-masing
komponen diantara dua fasaa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fase diam dapat
berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang
dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak
dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak maka
prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan juga
kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu cair. Prinsip
kromatografi adalah adanya perbedaan distribusi dan migrasi senyawa pada dua
fasa yang berbeda. Ada dua jenis metode kromatografi, yaitu kromatografi lapis
tipis (KLT) dan kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis merupakan cara
pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya. Prinsip kerja metode
dari KLT sama dengan kromatografi lain, hanya saja KLT menggunakan sebuah
lapis tipis silika atau alumunium yang seragam pada suatu lempeng gelas, logam,
atau platik yang keras (fase diam). Fase gerak merupakan pelarut atau campuran
pelarutyang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang diperoleh. Adapun
kromatografi kolom yaitu kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat
untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Prinsip kerjanya
didasarkan pada perbedaan afinitas absorbsi komponen-komponen campuran
terhadap permukaan fasa diam. Sampel yang memiliki afinitas besar terhadap
absorben akan secara selektif tertahan dan yang memiliki afinitas paling kecil
akan mengikuti aliran pelarut.
III. Hasil Pengamatan
Data 1
Nilai Rf kurkumin = jarak nodajarak eluen
=2.94.2
=0.69
Nilai Rf fraksi warna biru = jarak nodajarak eluen
=2.34.2
=¿ 0.548
Nilai Rf fraksi warna campuran (ungu) = jarak nodajarak eluen
=3.14.2
=0.738
Nilai Rf fraksi warna merah = jarak nodajarak eluen
=3.64.2
=¿ 0.857
Data 2
Nilai Rf kurkumin = jarak nodajarak eluen
=2.84
=0.7
Nilai Rf fraksi warna biru = jarak nodajarak eluen
=2.74
=0.675
Nilai Rf fraksi warna campuran (bening) = -
Nilai Rf fraksi kuning = jarak nodajarak eluen
=2.54
=0.625
Hasil uji kromatografi preparatif
IV. Pembahasan
Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang terdapat dalam rimpang
kunyit (Curcuma longa L.) dengan aktivitas biologi sebagai antioksidan,
antiinflamasi, kemopreventif dan kemoterapi. Kurkumin juga memiliki aktivitas
sebagai antikanker, antimutagenik, antikoagulan, antifertilitas, antidiabetes,
antibakteri, antijamur, antiprotozoa, antivirus, dan antifibrosis. Kurkumin
terkandung dalam rimpang kunyit sebesar 60-80%. Zat aktif lain yang terkandung
dalam rimpang kunyit yaitu demethoxicurcumin sebesar 15-30% dan bis-
demethoxycurcumin sebanyak 2–6%.
(Rohman, 2012)
Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis
suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk
mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguap atau volatile. Pada kondisi
ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi
berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
ada selama reaksi berlangsung.
Pemisahan yaitu proses perpindahan massa zat dalam suatu senyawa
campuran yang terjadi karena adanya perbedaan sifat fisik dan sifat kimia
senyawa-senyawa dalam campuran tersebut. Secara teknis, pemisahan suatu
campuran dapat dapat dilakukan dengan berbagai metode. Umumnya pemisahan
dilakukan dengan mempertimbangkan fasa komponen dari campuran tersebut.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran
heterogen (lebih dari satu fasa). Campuran heterogen dapat dibentuk dari beberapa
fasa misalnya padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, atau
campuran ketiganya padat-cair-dan gas. Adapun cara pemisahan senyawa organik
dapat dilakukan dengan distilasi, ekstraksi dan kromatografi.
KLT preparatif merupakan cara pemisahan yang dipakai untuk
memperoleh komponen campuran dalam jumlah yang memadai (mg sampai g)
dalam keadaan murni sehingga komponen itu dapat dicirikan lebih lengkap atau
dipakai pada reaksi berikutnya. Seperti halnya KLT secara umum, KLT preparatif
juga melibatkan fase diam dan fase gerak. Di mana fase diamnya adalah sebuah
plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg, dapat
dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben silika gel atau
aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua
kalikan, maka banyaknya sampel yang dapat dipisahkan bertambah 50%, seperti
halnya KLT biasa, adsorben yang paling umum digunakan pada KLT Preparatif
adalah silika gel.
Dalam isolasi kurkumin dari kunyit digunakan diklorometan. Penggunaan
diklorometana (pelarut non polar) ini bertujuan untuk melarutkan senyawa-
senyawa organik pada kunyit yang cenderung bersifat nonpolar. Reagen lain yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu NaCl 1%, etanol-air, dan air. Reagen-reagen
tersebut digunakan dalam pemisahan zat pewarna makanan dengan kromatografi
kolom. Fungsi pemberian NaCl 1% yaitu untuk melarutkan senyawa non polar
dalam zat pewarna tersebut agar keluar/bergerak turun dari kolom kromatografi.
Jika diberi NaCl 1% zat warna dalam kolom tidak bergerak turun lagi, maka
diteteskan etanol-air yang bersifat semipolar sehingga senyawa-senyawa yang
bersifat semipolar akan larut dan ikut bergerak turun. Sedangkan pemberian air
bertujuan untuk melarutkan senyawa yang bersifat polar. Air merupakan pelarut
polar. Senyawa-senyawa yang tidak dapat dilarutkan dengan etanol-air, kemudian
dilarutkan dengan pelarut air sehingga semua segmen warna dalam kromatografi
kolom dapat bergerak turun.
Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal
ditemukan. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan
kromatografi terapan atau adsorpsi berdasarkan jenis fasa yang digunakan. Fasa
diam berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran partikel
fasa diam harus seragam. Zat pengotor yang terdapat pada fasa diam dapat
menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam dapat digunakan
alumina, silica gel, arang, bauksit, magnesium kerbonat, talk, pati, sekilator, gula,
dan tanah diatome. Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dlakukan dengan
cara kering dan cara basah. Fasa gerak pada kromatografi kolom dapat berupa
pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu.
Pelarut dapat berupa pelarut polar dan pelarut non polar. Umumnya senyawa non
polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan nilai Rf kurkumin sebesar 0.69 dan 0.7, sedangkan menurut literatur, Rf kurkumin sebesar 0.43. Hasil tersebut sangat berbeda dengan literatur. Hal ini menunjukkan bahwa kurkumin yang diperoleh mengandung zat pengotor atau tidak murni.
Untuk hasil pengamatan KLT preparatif, diperoleh 3 fraksi yang terlihat pada media. Ketiga fraksi tersebut menunjukkan senyawa-senyawa aktif yang terdapat pada rimpang kunyit tidak hanya kurkumin saja, tetapi juga terdapat senyawa turunannya yaitu demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin yang mana keduanya mirip dengan kurkumin. Tingkatan fraksi dalam gambar menunjukkan tingkat kepolaran zat. Senyawa yang terletak pada fraksi terbawah bersifat polar, yaitu desmetoksikurkumin. Fraksi di atasnya merupakan bismetoksikurkumin yang bersifat semipolar, dan yang fraksi paling teratas yaitu kurkumin yang bersifat paling non polar. Berdasarkan literatur, nilai Rf kurkumin paling besar jika dibandingkan dengan senyawa turunannya tersebut. Nilai Rf yang besar menunjukkan bahwa kurkumin bersifat non polar. Sedangkan nilai Rf yang terkecil yaitu desmetoksikurkumin yang memang bersifat polar. Untuk bismetoksikurkumin memiliki nilai Rf di antara keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa zat tersebut bersifat semipolar.
KESIMPULAN
1. Nilai Rf kurkumin yang diperoleh yaitu 0.69 DAN 0.7
2. Urutan kepolaran senyawa kurkumin dan turunannya yaitu desmetoksi
kurkumin merupakan senyawa polar, bismetoksikurkumin bersifat
semipolar, dan kurkumin merupakan senyawa non polar.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48321/BAB%20V
%20Simpulan_%20G11niz.pdf?sequence=8 (diakses 24 Oktober 2013 pukul
22.57 WIB)
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php? (diakses tanggal 24 Oktober 2013
pukul 17.44 WIB)