Laporan Praktikum Kimia Organik 1

29
MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI “DATABASE” Disusun oleh Nama : Lidya Hutabalian NRI : 14101101022 Prodi : Kimia LABORATORIUM KOMPUTER DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015

description

bhbjhbkjnj

Transcript of Laporan Praktikum Kimia Organik 1

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASIDATABASEDisusun oleh

Nama : Lidya HutabalianNRI : 14101101022Prodi : Kimia

LABORATORIUM KOMPUTER DASARFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2015

DISTILASI CAP TIKUS

I. TUJUAN

Mengetahui prinsip kerja distilasi fraksionasi. Mengetahui titik didih etanol.

II. DASAR TEORI

Distilasi berarti memisahkan komponen-komponen yang mudah menguap dari suatu campuran yang cair dengan cara menguapkannya, yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan(Handojo,1995).Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai dstilat dan bagian cairan yang tidak menguap sebagai residu(Handojo,1995).

Gambar 2.1 suatu rangkaian alat distilasi sederhanaMenurut Handojo (1995), Peristiwa yang terjadi pada distilasi sederhana adalah : Penguapan komponen yang mudah menguap dari campuran (yang diisikan secara kontinu) dalam alat penguap. Pengeluaran uap yang terbentuk malalui sebuah pipa uap yang lebar dan kosong, tanpa perpindahan panas dan perpindahan massa yang disengaja atau dipaksakan, yang dapat menyebabkan kondensat mengalir kembali ke alat panguap. Bila perlu, tetes-tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam uap dipisahkan dengan bantuan siklon dan disalurkan kembali ke dalam alat penguap. Kondesasi uap dalam kondensor. Pendinginan lanjut dari distilat panas dalam sebuah alat pendingin. Penampungan distilat dalam sebuah bejana (penampung). Pengeluaran residu (secara kontinu) dari alat penguap. Pendinginan lanjut dari residu yang dikeluarkan. Penampungan residu dalam sebuah bejana

Bila suatu campuran dua cairan yang dapat dididihkan, uap yang lepas dari dalam cairan biasanya mempunyai susunan yang lain daripada susunan cairan yang mendidih. Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya akan komponen yang lebih atsiri. Dengan mendidihkan sebagian dari cairan itu dan mengembunkan uapnya, campuran itu dapat dipisahkan menjadi dua bagian. Uap yang terembunkan disebut distilat (sulingan) dan lebih kaya akan komponen yang lebih atsiri dibandingkan cairan aslinya. Cairan yang tertinggal disebut residu dan lebih kaya akan komponen yang sukar menguap(Keenan,1979).Jika disiapkan campuran-campuran cairan yang susunan presentasenya diketahui, titik didih awalnya diukur, demikian pula komposisi uap yang tersuling paling awal, dan data yang diperoleh dialurkan, maka akan dipeoleh kurva-kurva penyulingan seperti ditunjukan pada Gambar. Kurva-kurva macam itu memungkinkan penentuan susunan presentase dari suatu campuran cairan dan susunan distilat jika titik didihnya diketahui(Keenan,1979).

Gambar 2.2 suatu grafik yang menunjukan bagaimana titik didih serta susunan uap yang tersuling dan cairan itu berubah ( ditunjukan dengan anak panah). Ketika suatu larutan dua cairan yang berperilaku kira-kira ideal itu disuling. Dimulai dengan campuran cairan 50-50.

Jika susunan uap yang mengembun pada awal penyulingan (titik m) dan menjelang akhir penyulingan (titik x) itu diperhatikan, nampak bahwa F dan G tak dapat dipisahkan menjadi dua cairan murni dengan suatu penyulingan sederhan , seperti dilukiskan dalam gambar 1-9(Keenan,1979).Jika uap yang mula-mula kaya dengan F diembunkan, dan kemudian cairan yang diperoleh dipanasi lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih kaya lagi akan F, komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh F murni. Proses penguapan dan pengembunan berturut-turut ini disebut penyulingan fraksional(Keenan,1979).Untuk melaksanakan pemisahan F dan G sebagai cairan murni, distilat dapat ditampung dalam besaran-besaran (batcb). Tiap tampungan dapat disuling ulang menjadi besaran-besaran yang lebih kecil lagi. Akhirnya, akan diperoleh fraksi pertama yang mendekati 100 % F dan fraksi terakhir yang mendekati 100% G. Penyulingan bertingkat semacam ini disebut proses tampungan, karena tiap bagian dari campuran yang ditampung diolah sebagai suatu besaran yang terpisah(Keenan,1979).Penyulingan fraksional dengan suatu proses batcb ini agak merepotkan dan tidak efisien. Suatu pemisahan yang lebih efisien dicapai dengan suatu proses sinambung,yang berupa sederetan penyulingan, pengembunan, penyulingan-ulang dan pengembunan-ulang. Suatu proses penyulingan sinambung dilakukan dengan cara yang cepat dan efisien dalam suatu kolom fraksional, dalam mana uap mengembun dan tersuling-ulang banyak kali, sebelum meninggalkan kolom itu. Kolom fraksional, agar efisien, harus menyediakan kesempatan yang baik untuk bersentuhan, antara uap yang mengalir keatas dan cairan yang menetes kebawah, yang dibentuk dari pengembunan uap. Dengan kolom yang didisain dengan baik, dapat diperoleh F yang ada hakekatnya murni sebagai destilat yang keluar dari ujung atas kolom, dan G murni sebagai residu yang diambil dari bawah(Keenan,1979).Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan(Soebagio,2005).Menurut Soebagio (2005), terdapat beberapa macam distilasi :Distilasi SederhanaPada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil . Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.Distilasi FraknionasiFungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponencair,dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.Distilasi AzeotropAzeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.Distilasi UapDistilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.Distilasi keringDistilasi kering merupakan distilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.Distilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didih yang bedekatan. Prinsip kerja dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi ini menggunakan kolom vigreux. Pada percobaan ini kita menggunakan sampel berupa bensin, dimana dalam pemisahannya dibagi menjadi dua fraksi. Maka diperoleh distilat pada fraksi 40 60 C, bensin terdiri atas komponen dichlorometane dan acetone. Sedangakan pada fraksi 61 80 C, bensin terdiri atas komponen berupa chloroform, methanol, heksane,carbon tetrachloride, ethylacetate, ethanol, dan benzene. Adapun salah satu kelebihan distilasi fraksionasi yaitu hasil yang didapatkan lebih murni, karena proses pemisahannya dilakukan secara bertingkat dan berulang-ulang(Syukri, 2007).Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton(Sailah, 1998).

Pembagian Distilasi menurut Sailah (1998)Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :a. Distilasi kontinyub. Distilasi batch

Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :a. Distilasi atmosferis b. Distilasi vakumc. Distilasi tekanan

Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :a. Distilasi system binerb. Distilasi system multi komponen

Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :a. Single-stage Distillationb. Multi stage Distillation

Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing masing(Sailah,1998).

Gambar 2.3 alat distilasi sederanaGambar di atas merupakan alat distilasi atau yang disebut destilator.Yang terdiri dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung distilat. Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didistilasi selama proses distilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus memenuhi syarat: a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didistilasi.b. Ditempatkan pada labu distilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang akan didistilasi(Sailah,1998). Pipa T berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran.Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna.Penampung distilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya.Pemanasnya juga dapat menggunakan pemanas, ataupun mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator(Sailah, 1998).

Pemisahan senyawa dengan distilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran.Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar(Sailah,1998).

Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka distilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran (Sailah,1998).

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada proses distilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( distilat ). Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan berbeda. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Macam - macam distilasi, yaitu Distilasi sederhana, Distilasi bertingkat (fraksional), Distilasi azeotrop, Distilasi vakum, Refluks / destruksi, dan Distilasi keing(Rusli,2013).Menurut Rusli (2013), berikut gambar rangkaian alat distilasi :

Gambar 2.4 rangkaian alat distilasiKeterangan Gambar : 1. Kran air2. Pipa penghubung3. Erlenmeyer4. Termometer5. Statif dan Klem6. Labu alas bulat7. Tempat air keluar dari kondensor8. Tempat air masuk pada kondensor9. Pemanas10. KondensorDistilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut di dinginkan kembali menjadi cairan.Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air.Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni(Walangare,2013).Menurut Walangare (2013), distilasi terbagi atas :Distilasi Sederhana Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing- masing.

Gambar 2.5 Destilasi Sederhana

Distilasi Fraksionasi (Bertingkat) Sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan distilasi bertingkat. Distilasi bertingkat adalah suatu proses distilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat.

Gambar 2.6 Distilasi FraksionalDistilasi Azeotrop Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnyadigunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

Gambar 2.7 Distilasi AzeotropDistilasi Uap Untuk memurnikan zat / senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan,dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.

Gambar 2.8 Distilasi UapDistilasi VakumMemisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Mantel Pemanas Labu distilat Tabung Fraksi Pipa T Kondensor Pipa penghubung Erlemeyer Selang Ember Aluminium Statif dan Klem

3.2 Bahan

Cap Tikus Es Batu Air vaselin

IV. PROSEDUR KERJA

Gambar 4.1 Rangkaian alat distilasi fraksionasi1. Sampel cap tikus dimasukan kedalam labu yang dipanaskan melalui pemanas.2. Dirangkai alat distilasi seperti pada gambar 4.1.3. Pemanas listrik dinyalakan.4. Suhu dapat diatur dengan mengamati thermometer.5. Aerator yang telah dimasukan kedalam ember dinyalakan. Sehingga air masuk kedalam kondensor melewati selang yang telah disambungkan.6. Suhu akhir dan waktu dicatat.

V. HASIL PENGAMATAN

JAMSUHU 0C

02.45270C

03.00280C

03.15750C

03.30770C

03.45790C

04.00760C

04.15770C

04.30730C

04.4574,50C

05.00830C

05.15810C

05.30660C

05.45780C

06.00650C

06.15820C

06.30750C

06.45870C

07.00860C

07.15770C

07.30790C

07.45670C

08.00880C

08.15660C

08.45300C

09.00730C

09.15740C

09.30790C

09.45800C

10.00790C

10.15770C

10.30720C

10.45730C

11.00770C

11.15750C

11.30720C

11.45730C

12.00720C

12.15730C

SUHUKEMUNCULAN

270C1 kali

280C1 kali

300C1 kali

650C1 kali

660C2 kali

670C1 kali

720C3 kali

730C5 kali

740C1 kali

74,50C1 kali

750C3 kali

760C1 kali

770C5 kali

780C1 kali

790C4 kali

800C1 kali

810C1 kali

820C1 kali

830C1 kali

860C1 kali

870C1 kali

880C1 kali

Suhu dibawah 720C: muncul sebanyak 7 kali. Suhu di kisaran 72C -780C: muncul sebanyak 20 kali. Suhu diatas 780C : muncul sebanyak 11 kali. Sampel cap tikus yang didestilasi:1000 ml. Etanol yang terdistilasi: 472,5 ml Residu: 527,5 ml

Ralat PengamatanRata-rata

=

Simpangan Baku

Ralat relative:

VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, digunakan metode Distilasi Fraksionasi atau Distilasi Bertingkat. Distilasi Fraksionasi adalah proses pemisahan campuran ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimasukkan untuk di distilasi ulang.Prinsip dasar dari distilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (distilat). Distilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap.Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat.Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alkohol tidak bisa lebih pekat dari 96 %. Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sampel. Sampel yang digunakan dalam praktikum distilasi ini adalah cap tikus sebanyak 1000 ml. Pada saat merangkai alat, disetiap sambungan diberi vaselin, agar mudah dikeluarkan atau dipisahkan dari setiap-tiap bagian alatnya. Sebagaimana prinsip dasar dari distilasi adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan tetap tertampung pada labu distilasi.Pada saat memulai praktikum, sampel cap tikus tidak diisi semua. Melainkan setengahnya (500 ml) pada tahap pertama, dan setengahnya (500 ml) lagi. Hal ini dikarenakan agar waktu distilasi tidak berlangsung lama.Percobaan ini akan memisahkan campuran yang terdiri dari air dan etanol. Titik didih air adalah 100 oC, sedangkan etanol memiliki titik didih 78 oC. karena kedua zat tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar, maka distilasi yang digunakan adalah distilasi Fraksionasi.Seperti yang yang telah ditentukan, suhu pemanas selalu dicatat setiap 15 menit. Jadi selisih waktu pertama, kedua, dan seterusnya ialah 15 menit.Dapat juga dilihat dari hasil praktikum, pada pukul 02.45 praktikum dimulai dengan menambahkan sampel cap tikus sebanyak 500 ml dengan suhu 27C.Pada proses distilasi ini, distilat ditampung pada suhu tetap (konstan) berkisaran 72C-78C. Hal ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh distilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Namun kenyataan yang terjadi masih ada suhu yang kurang dari suhu konstan tersebut dan juga ada yang melebihi dari suhu konstan tersebut. ada waktu dimana suhunya menurun seperti pada pukul 06.00 yang suhunya 65C, dan ada waktu dimana suhunya naik seperti padapukul 08.00 yang suhunya 88C, hal ini mungkin dikarenakan ketidak-tepatan praktikan dalam mengontrol saklar pemanas yang sudah berada di angka terendah.Sampel pada labu pemanas bulat berkurang, maka suhu akan naik karena jumlah sampel yang didistilasi telah berkurang. untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati.Pada pukul 08.30 sampel cap tikus ditambahkan sebanyak 500 ml kedalam labu pemanas. Namun sebelum sampel cap tikus itu ditambahkan, terlebih dahulu dilakukan pendingina alat selama 15 menit, agar tidak terjadi perubahan tekanan pada titik didih. Setelah alat didinginkan, sampel cap tikus dimasukan dengan cara mengeluarkan atau mencabut sambungan antara labu pemanas dengan tabung fraksi, kemudian sampel cap tikus dimasukan.Pada pukul 08.30, tidak ada suhu yang tercatat karena pada saat itu dilakukan penambahan sampel yang telah berkurang sebanyak 500 ml. Oleh sebab itu suhu mulai tercatat pada pukul 08.45 senilai 30C, hal ini yang menyebabkan adanya penurunan drastis dari suhu 66C menjadi 30C.Seperti dilihat pada hasil praktikum, suhu dibawah 72C muncul sebanyak 7 kali, suhu dikisaran 72C-78C muncul sebanyak 20 kali, dan suhu di atas 78C muncul sebanyak 11 kali. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa bukan hanya etanol saja yang terdistilasi, dengan kata lain, ada zat atau senyawa lain yang ikut terdistilasi. Hal ini disebabkan karena ada suhu yang melebihi dan ada suhu yang kurang dari kisaran titik didih etanol. Jikalau suhu kurang dari kisaran titik didih etanol maka yang terdistilasi adalah Metanol yang titik didihnya 64,7C, sedangkan jikalau suhu melebihi kisaran titik didih etanol, maka yang terdestilasi adalah Propanol yang titik didihnya 97C. Maka diletahui nahwa hasil yang didapatkan bukan etanol murni.Seperti yang diketahui, bahwa sampel yang digunakan adalah sampel cap tikus sebanyak 1000 ml, maka hasil Etanol yangdidapatkan sebanyak 472,5 ml dan residunya sebanyak 527,5 ml. Residu adalah sisa dari proses distilasi.Hasil yang didapatkan dari praktikum ini berwarnah bening.Dari warnah hasilnya saja, dapat diperkirakan kemurnian etanol yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan. Dapat dibedakan dengan hasil-hasil praktikum dari kelompok lain untuk melihat kemurniannya. Hanya saja ini atas dasar perkiraan saja.Jika ingin mengetahui kemurnian etanol yang pasti, diperlukan perhitungan, agar ketelitian kemurnian etanol dapat diketahui dengan pasti atas dasar perhitungan secara matematis.Jumlah waktu yang diperlukan dalam melakukan praktikum dari awal sampai selesai berjumlah 9 jam lebih atau555 menit atau 1.998.000 detik. Sebenarnya waktu yang diperlukan untuk mendistilasi semua sampel cap tikus tidak hanya memerlukan waktu 9 jam lebih saja, namun dapat memerlukan atau menghabiskan waktu lebih dari 9 jam, hanya saja praktikum dihentikan karena masih banyak kelompok yang tersisa yang menunggu untuk bergantian, disebabkan karena alat distilasi hanya satu yang bias dipakai, juga disebabkan karena hasil (etanol) yang terdistilasi sudah cukup banyak yang hamper setengah dari sampel yang terdistilasi, dapat dilihat dari perbandingan jumlah hasil (etanol) dengan residu Selama 555 menit waktu yang dibutuhkan untuk mendistilasi cap tikus sebanyak 1000 ml, dan didapatkan etanol sebanyak 472,5 ml.

VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan Prinsip dasar dari distilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Titik didih Etanol adalah 78,4C.

7.2 SaranDiharapkan ketelitian para praktikan saat mengontrol suhu menggunakan thermometer.

DAFTAR PUSTAKA

Handojo, L. 1995. Teknologi Kimia 2. Jakarta: PT PertjaKeenan. 1994. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: ErlanggaRusli. 2013. Pemisahan Kimia Untuk Universitas. Bandung: ErlanggaSailah, I. 1989. Dasar Teknik Kimia. Jakarta: ErlanggaSoebagio. 2005. Kimia Analitik II. Malang: UM PressSyukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITBWalangare K. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik.Jurnal Teknik Elektro.4(1) : 1-2

LAMPIRAN

Rangkaian Alat Distilasi

Hasil distilasi (etanol)Residu