Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut). Sebagian besar reaksi kimia secara luas dilakukan di dalam larutan. Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan

Transcript of Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

Page 1: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau

gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan

dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum

digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga

disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih

mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk

membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya

terdapat dalam jumlah yang lebih besar (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut).

Sebagian besar reaksi kimia secara luas dilakukan di dalam larutan.

Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut (solvent)

pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar,

sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat terlarut (solute). Pelarut

memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan

reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini akan

memudahkan penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya

terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk.

Salah satu prinsip dalam mengetahui kelarutan yaitu adanya istilah like

dissolves like, dimana reaktan yang nonpolar akan larut dalam pelarut

nonpolar sedangkan reaktan yang polar akan larut pada pelarut polar.

Page 2: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikun kimia organik kali ini adalah untuk mengetahui

kepolaritasan atau kelarutan senyawa – senyawa organik pada beberapa

pelarut yang digunakan.

Page 3: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Informasi Sampel

1. Sucrosum

Sakarosa

Sukrosa

C11H22O11

Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk

kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara.

Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam

eter.

2. Glycerolum

Gliserin

C3H8O3

Page 4: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

Pemerian : cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak berbau, manis

diikuti rasa hangat, higrokopis, jika disimpan beberapa lama pada suhu

rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang

tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200.

Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol, praktis tidak

larut dalam kloroform, eter, minyak lemak.

3. Etanol

CH3CH2OH

Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau khas, rasa panas mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, kloroform, eter.

4. Putih telur (Protein)

Kelarutan : larut dalam air dan mengumpal bila dipanaskan atau bila

dijenuhkan dengan larutan amonium sulfat.

5. Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil)

Pemerian : cairan jernih, berwarna kuning.

Kelarutan : tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam aseton dan

kloroform.

6. Antalgin

Metampiron

Antalgin

C13H16N3NaO4S.H2O

Page 5: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.

Kelarutan : dapat larut 1:1,5 dalam air, 1:30 dalam alkohol, praktis tidak

larut dalam eter.

7. Parasetamol

Asetaminofen

C8H9NO2

Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit

Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N,

mudah larut dalam etanol.

B. Kriteria Pelarut yang Baik

Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut

melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini

akan memudahkan penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya

terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk. Pelarut juga bertindak

sebagai kontrol suhu, salah satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan

partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih cepat, atau

untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik.

Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi.

2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.

3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat.

Page 6: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi.

Kriteria kedua adalah dengan menggunakan prinsip like dissolves like,

dimana reaktan yang nonpolar akan larut dalam pelarut nonpolar sedangkan

reaktan yang polar akan larut pada pelarut polar.

C. Ukuran Untuk Menunjukkan Kepolaran Dari Suatu Pelarut

Terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran dari suatu pelarut

yaitu :

1. Momen dipol

2. Konstanta dielektrik

3. Kelarutannya dengan air

Molekul dari pelarut dengan momen dipol yang besar dan konsanta

dielektrik yang tinggi termasuk polar. Sedangkan molekul dari pelarut yang

memilki momen dipol yang kecil dan konstanta dielektrik rendah

diklasifikasikan sebagai nonpolar. Sedangkan secara operasional, pelarut yang

larut dengan air termasuk polar, sedangkan pelarut yang tidak larut dalam air

termasuk nonpolar.

D. Klasifikasi Pelarut

1. Pelarut Protik Polar

Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif

yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar

adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut

Page 7: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

protik polar ini adalah air (H2O), metanol (CH3OH), dan asam asetat

(CH3COOH).

2. Pelarut Aprotik Dipolar

Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H.

Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikatan

dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon

dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari pelarut yang termasuk kategori

ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).

3. Pelarut Nonpolar

Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memiliki konstanta dielektrik

yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini

adalah benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter

(CH3CH2OCH2CH3).

E. Tabel Kepolaran Pelarut

Solvent Rumus kimia Titik didihKonstanta Dielektrik

Massa jenis

Pelarut Non-Polar

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-

CH2-CH369 °C 2.0 0.655 g/ml

Benzena C6H6 80 °C 2.3 0.879 g/mlToluena C6H5-CH3 111 °C 2.4 0.867 g/ml

Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3 0.713 g/mlKloroform CHCl3 61 °C 4.8 1.498 g/ml

Etil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-

CH377 °C 6.0 0.894 g/ml

Pelarut Polar Aprotic

1,4-Dioksana/-CH2-CH2-O-CH2-

CH2-O-\101 °C 2.3 1.033 g/ml

Tetrahidrofuran(THF) /-CH2-CH2-O-

CH2-CH2-\66 °C 7.5 0.886 g/ml

Page 8: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

Diklorometana (DCM) CH2Cl2 40 °C 9.1 1.326 g/ml

Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 °C 21 0.786 g/mlAsetonitril (MeCN) CH3-C≡N 82 °C 37 0.786 g/ml

Dimetilformamida(DMF) H-

C(=O)N(CH3)2153 °C 38 0.944 g/ml

Dimetil sulfoksida(DMSO) CH3-S(=O)-

CH3189 °C 47 1.092 g/ml

Pelarut Polar Protic

Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 °C 6.2 1.049 g/ml

n-Butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 °C 18 0.810 g/ml

Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18 0.785 g/ml

n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20 0.803 g/ml

Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 30 0.789 g/ml

Metanol CH3-OH 65 °C 33 0.791 g/ml

Asam format H-C(=O)OH 100 °C 581.21 g/ml

Air H-O-H 100 °C 80 1.000 g/ml

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Page 9: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

1. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi, pipet

tetes, tissue, dll.

2. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan gula,

gliserin, etanol, putih telur, minyak kelapa sawit, serbuk parasetamol dan

serbuk antalgin sebagai sampel. Adapun reagen – reagen dan bahan lain

yang digunakan adalah aquadest, metanol, aseton, kloroform dan benzen.

B. Prosedur

1. Ambil 5 tabung reaksi yang bersih, lalu isi masing – masing tabung

dengan 2 ml : larutan gula, gliserin, etanol, putih telur dan minyak kelapa

sawit. Tambahkan 2 ml air ke masing – masing tabung reaksi dan amati

apa yang terjadi.

2. Percobaan diulangi dengan menambahkan 2 ml : metanol, aseton,

kloroform dan benzen.

3. Terakhir ganti sampel dengan jenis obat – obatan yang sebelumnya telah

digerus halus. Amati kelarutan setiap obat dalam air, metanol, aseton,

kloroform dan benzen. Amati apa yang terjadi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Page 10: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

1. Uji Kelarutan Zat Dalam Air

No Sampel Hasil Pengamatan1 Larutan Gula Larut2 Gliserin Tidak Larut3 Etanol Larut4 Putih Telur Larut5 Minyak Kelapa Sawit Tidak Larut

2. Uji Kelarutan Zat Dalam Berbagai Pelarut

a. Larutan Gula

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Metanol Larut2 Aseton Larut3 Kloroform Tidak Larut4 Benzen Tidak Larut

b. Gliserin

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Metanol Larut2 Aseton Tidak Larut3 Kloroform Larut4 Benzen Larut

c. Etanol

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Metanol Larut2 Aseton Larut3 Kloroform Tidak Larut4 Benzen Tidak Larut

d. Putih Telur

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Metanol Terdenaturasi2 Aseton Terdenaturasi3 Kloroform Terdiri dari 2 fase4 Benzen Terdiri dari 2 fase

Page 11: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

e. Minyak Kelapa Sawit

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Metanol Tidak Larut2 Aseton Larut3 Kloroform Larut4 Benzen Larut

3. Uji Tingkat Kelarutan Senyawa Obat Dalam Berbagai Pelarut

a. Antalgin

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Aquadest Tidak Larut2 Metanol Tidak Larut3 Aseton Tidak Larut4 Kloroform Tidak Larut5 Benzen Tidak Larut

Jumlah endapan : Aquadest << Metanol << Benzen << Kloroform <<

Aseton

b. Parasetamol

No Pelarut Hasil Pengamatan1 Aquadest Tidak Larut2 Metanol Tidak Larut3 Aseton Tidak Larut4 Kloroform Tidak Larut5 Benzen Tidak Larut

Jumlah endapan : Aseton << Metanol << Aquadest << Kloroform <<

Benzen

B. Pembahasan

1. Uji kelarutan zat dalam air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Air bersifat tidak

berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Zat kimia ini merupakan suatu

Page 12: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

pelarut yang penting, yang memilki kemampuan untuk melarutkan banyak

zat kimia lainnya seperti, garam – garam, gula, asam, beberapa jenis gas

dan banyak macam molekul organik. Air merupakan pelarut yang

tergolong pelarut polar sehingga dapat melarutkan senyawa – senyawa

polar lainnya dengan baik, namun kurang baik atau tidak dapat melarutkan

senyawa – senyawa yang bersifat non polar.

Pada praktikum kali ini, sampel yang digunakan yaitu larutan gula,

etanol dan putih telur dapat bercampur atau larut dalam air karena ketiga

sampel tersebut bersifat polar. Sementara itu, pada giserin dan minyak

kelapa sawit, air dan zat tersebut tidak dapat bercampur karena adanya

perbedaan kepolaritasan.

2. Uji kelarutan zat dalam berbagai pelarut

Metanol tergolong dalam senyawa alkohol primer dengan rantai

alifatik dan bersifat polar. Aseton termasuk dalam senyawa keton alifatik

yang dapat bercampur dengan air, etanol, eter dan kloroform, dari

kelarutannya tersebut maka aseton dapat digolongkan dalam pelarut

semipolar. Sementara itu, pelarut kloroform dan benzen termasuk dalam

pelarut non polar yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan tidak

dapat larut dalam air.

Pada praktikum kali ini, larutan gula yang bersifat polar dapat larut

atau bercampur dengan pelarut metanol yang bersifat polar dan aseton

yang merupakan pelarut semipolar, sementara itu pada pelarut klorofom

dan benzen yang merupakan pelarut non polar, larutan gula tidak dapat

Page 13: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

bercampur atau terpisah menjadi dua fase. Pada sampel gliserin yang

bersifat dapat bercampur dengan air dan etanol (bersifat polar), zat dapat

larut dalam metanol, kloroform dan benzen, sementara pada pelarut

aseton, gliserin tidak larut. Adanya perbedaan antara hasil praktikum

dengan teori yang didapatkan kemungkinan karena perbedaan

perbandingan zat dan pelarut, dimana zat yang digunakan lebih sedikit

dibandingkan pelarut atau sebaliknya. Pada sampel etanol yang bersifat

polar, zat dapat larut dengan pelarut polar yaitu metanol dan pelarut

semipolar yaitu aseton dan tidak larut dalam pelarut non polar yaitu

kloroform dan benzen, hal yang sama juga terjadi pada putih telur yang

merupakan protein yang dapat larut dalam air (bersifat polar) sehingga zat

terdenaturasi dengan penambahan metanol dan aseton serta menghasilkan

dua fase pada penambahan dengan pelarut kloroform dan benzen. Pada

sampel minyak kelapa sawit yang merupakan senyawa yang tergolong

lemak, zat dapat larut dalam pelarut non polar yaitu kloroform dan benzen

serta pelarut semipolar yaitu aseton, sementara itu pada pelarut metanol,

sampel terpisah menjadi dua fase atau tidak bercampur.

3. Uji tingkat kelarutan senyawa obat dalam berbagai pelarut

Pada uji ini, senyawa obat yang digunakan yaitu parasetamol dan

antalgin (metampiron). Pada literatur, parasetamol dapat larut dalam air

mendidih dan dalam NaOH 1 N serta dalam etanol. Berdasarkan hasil

Page 14: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

praktikum, parasetamol tidak seluruhnya larut dalam pelarut yang

digunakan begitu pula pada antalgin. Hal ini dapat dikarenakan adanya zat

– zat yang tidak dapat larut dalam pelarut yang ditambahkan saat proses

formulasi pembuatan obat, seperti talcum yang berfungsi sebagai pelicin

agar serbuk tidak menempel saat dikempa. Dari banyaknya jumlah

endapan serbuk antalgin yang tertinggal dari yang paling sedikit sampai

paling banyak pada masing – masing pelarut adalah sebagai berikut :

aquadest << metanol << benzen << kloroform << aseton. Dari hasil

tersebut maka dapat diketahui bahwa pada serbuk antalgin lebih banyak

zat yang bersifat polar dibanding zat non polar karena jumlah endapan

yang terdapat pada aquadest lebih sedikit daripada pelarut lainnya. Pada

serbuk parasetamol, jumlah endapan yang terdapat pada masing – masing

pelarut dari yang paling sedikit sampai paling banyak yaitu : aseton <<

metanol << aquadest << kloroform << benzen. Dari hasil tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa zat yang bersifat semi polar hingga polar lebih

banyak terdapat pada formulasi dibandingkan zat yang bersifat non polar

karena jumlah endapan yang tertinggal lebih sedikit.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Page 15: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

1. Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau

gas, yang menghasilkan sebuah larutan.

2. Secara garis besar, pelarut diklasifikasikan menjadi pelarut protik polar,

pelarut aprotik dipolar dan pelarut non polar.

3. Dari hasil praktikum, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Uji kelarutan zat dalam air

Larutan gula, etanol dan putih telur larut dalam air, sementara itu

gliserin dan minyak kelapa sawit tidak larut dalam air.

b. Uji kelarutan zat dalam berbagai pelarut

1) Larutan gula : larut dalam metanol dan aseton, tidak larut dalam

kloroform dan benzen.

2) Gliserin : larut dalam metanol, kloroform dan benzen, tidak larut

dalam aseton.

3) Etanol : larut dalam metanol dan aseton, tidak larut dalam

kloroform dan benzen.

4) Putih telur : terdenaturasi dengan metanol dan aseton.

5) Minyak kelapa sawit : larut dalam aseton, kloroform dan benzen,

tidak larut dalam metanol.

c. Uji tingkat kelarutan senyawa obat dalam berbagai pelarut

Berdasarkan jumlah endapan yang tertinggal dari yang paling sedikit

hingga yang paling banyak :

Page 16: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

1) Antalgin : aquadest << metanol << benzen << kloroform <<

aseton.

2) Parasetamol : aseton << metanol << aquadest << kloroform <<

benzen.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

Anonim. 1978. Farmakope Indonesia Edisi I II . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi I V . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. Diktat Praktikum Kimia organik. 2010. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. DR Hamka.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC

http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/

http://id.wikipedia.org/wiki/Air

Page 18: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

KEPOLARAN SENYAWA

Disusun Oleh :

Anggrie Fetra

Noviasrini Kemala N.

Novi Rachmayanti

Sudarman Yulianto

Thirani D.

Yusnia Gulfa Maharani

Kelas II B

Kelompok II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

Page 19: Laporan Kepolaran Senyawa Kelompok 2

TAHUN 2010