BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf ·...

30
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp] Daun Syzygium polyanthum atau yang lebih dikenal dengan nama daun salam dalam bahasa Indonesia, merupakan salah satu tumbuhan yang paling sering digunakan untuk rempah dan bumbu masakan. Di Indonesia sendiri daun Syzygium polyanthum mempunyai berbagai julukan, seperti ubar serai (Melayu), gowok (Sunda), manting (Jawa), dan kastolam (Kangean) (Dalimartha, 2005). Tumbuhan ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan di daerah pegunungan dengan ketinggian 1800 m atau di pekarangan rumah (Fitriani, et al., 2012). Di pulau Jawa, tumbuhan ini tumbuh subur diatas tanah dataran rendah sampai dengan ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut (Rizki & Hariandja, 2015). 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp] Klasifikasi tanaman salam (Syzygium polyanthum) sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Superdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Subkelas : Dialypetalae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Syzygium Spesies : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Gambar 2.1 Tanaman Syzygium polyanthum (Yuwono, 2015; Setiawan, 2015)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp]

Daun Syzygium polyanthum atau yang lebih dikenal dengan nama daun

salam dalam bahasa Indonesia, merupakan salah satu tumbuhan yang paling

sering digunakan untuk rempah dan bumbu masakan. Di Indonesia sendiri daun

Syzygium polyanthum mempunyai berbagai julukan, seperti ubar serai (Melayu),

gowok (Sunda), manting (Jawa), dan kastolam (Kangean) (Dalimartha, 2005).

Tumbuhan ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan di daerah pegunungan

dengan ketinggian 1800 m atau di pekarangan rumah (Fitriani, et al., 2012). Di

pulau Jawa, tumbuhan ini tumbuh subur diatas tanah dataran rendah sampai

dengan ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut (Rizki & Hariandja, 2015).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp]

Klasifikasi tanaman salam (Syzygium polyanthum) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Superdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Dialypetalae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.

Gambar 2.1 Tanaman Syzygium polyanthum (Yuwono, 2015; Setiawan, 2015)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

6

2.1.2 Morfologi Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp]

Tanaman salam berupa pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 meter.

Batang bercabang-cabang, arah tumbuh batang tegak lurus, berkayu, biasanya

keras dan kuat, bentuk batang bulat, permukaan batang beralur (Yuwono, 2015).

Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang,

ujungnya meruncing, pangkal runcing, bertepi rata, mempunyai panjang sekitar 5-

15 cm, dan lebar sekitar 3-8 cm. bentuk pertulangan menyirip, bagian permukaan

licin warnanya hijau tua, permukaan bawah warnanya lebih muda. Daun bila

diremas berbau harum.Bunganya merupakan bunga majemuk, tersusun dalam

malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, berbau harum. Buahnya

merupakan buah buni, bulat, diameter biji bulat, penampang sekitar 1 cm dan

berwarna coklat (Dalimartha, 2005).

2.1.3 Kandungan Kimia Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight)

Walp]

Menurut penelitian yang sudah dilakukan Agustina dkk., (2016),

kandungan daun Syzygium polyanthum antara lain:

Tabel II. 1 Senyawa yang terkandung dalam daun Syzygium polyanthum

Uji Hasil

Flavonoid +

Alkaloid +

Steroid/Terpenoid +

Saponin -

Tanin +

Keterangan : + = Mengandung senyawa yang diuji, - = Tidak mengandung

senyawa yang diuji

Senyawa Flanovoid merupakan senyawa yang bersifat polar karena

memiliki gugus hidroksil (-OH) yang tidak tersustitusi sehingga terbentuk ikatan

hidrogen. Senyawa flavonoid mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan dalam

dosis kecil bekerja sebagai stimultan pada jantung dan pembuluh darah kapiler.

Selain itu juga dapat berkhasiat sebagai antioksidan dalam metabolisme lemak.

Untuk senyawa alkaloid mempunyai beberapa efek yaitu pemicu syaraf,

menaikkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit, obat penyakit jantung dan

sebagai antidiabetes. Sama halnya dengan steroid yang mempunyai fungsi sebagai

penguat jantung (Agustina, et al., 2015). Senyawa tannin juga dapat menghambat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

7

penyerapan lemak di usus dengan cara bereaksi dengan protein mukosa dan sel

epitel usus (A.R, 2015).

Selain senyawa-senyawa diatas, daun Syzygium polyanthum juga

mengandung beberapa vitamin, di antaranya vitamin A, vitamin C, vitamin E,

Thiamin, Riboflavin, vitamin B3 (niasin), vitamin B6, vitamin B12 dan folat.

Vitamin B3 (niasin) dipercaya dapat menurunkan kadar trigliserida dengan cara

menekan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga menurunkan produksi VLDL

di dalam hepar dan dapatmenghambat mobilisasi lemak sehingga produksi

trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol LDL dapat turun. Vitamin B3 (niasin)

juga dapat meningkatkan konsentrasi HDL (A.R, 2015).

2.1.4 Manfaat Tanaman Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp]

Secara tradisional daun Syzygium polyanthum mempunyai banyak manfaat

untuk mengobati penyakit. Seperti mengobati sakit perut, diare, menurunkan asam

urat, kolesterol tinggi, kencing manis (diabetes) melancarkan peredaran darah, dll

(Ramadhani, 2013). Dalam jurnal review Rizky & Hariandja, (2015) menjelaskan

beberapa manfaat yang sudah teruji dari penelitian yang sudah dilakukan. Adapun

manfaat farmakologi dari daun Syzygium polyanthum adalah sebagai obat

antidiabetes. Kemampuan daun Syzygium polyanthum untuk menurunkan glukosa

dalam darah karena mengandung flavonoid yang mampu menangkap radikal

bebas yang merusak sel beta pankreas. Selain dari flavonoid, juga terkandung

glikosida dan squalene. Tidak hanya antidiabetes, daun Syzygium polyanthum juga

berkhasiat sebagai antioksidan dengan menghambat radikal bebas, antihipertensi

karena kandungan eugenol yang mengandung vasorelaksan, antiinflamasi yang

dipengaruhi oleh kandungan senyawa flavonoid.Sebagai antibakteri mempunyai

kemampuan menghambat Methicillin Resistant Staphylociccus aureus (MRSA)

melalui mekanisme penghambatan sintesis dinding sel dan fungsi membrane sel.

Selain itu daun Syzygium polyanthum berfungsi sebagai antikanker, dimana

kandungan flavonoid mampu menghambat sel kanker kolon. Disamping manfaat

diatas, daun Syzygium polyanthum juga berkhasiat menurunkan kolesterol

(kolesterol total, HDL, LDL, dan Trigliserida) yang teruji menurut penelitian yang

telah dilakukan (Hardhania & Suhardjono, 2008) ektrak etanol daun Syzygium

polyanthum dengan dosis 0,72 g/200 gBB tikus dapat menurunkan kadar

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

8

trigliserida yaitu sebesar 63,47±1,59 mg/dL. Menurut penelitian Ariviani, (2010)

daun Syzygium polyanthum dapat menurunkan jumlah kolesterol total dan

trigliserida dengan rata-rata penurunan 8,1% untuk kolesterol total dan 4,51%

untuk trigliserida. Sedangkan untuk kadar LDL rata-rata penurunan sebesar

48,25% dan untuk kadar HDL rata-rata meningkat sebesar 11,87%.

2.2 Tinjauan Tanaman Mangga [Mangifera indica L.]

Tanaman Mangifera indica L. berasal dari India, Srilanka dan Caylon yang

dikenal sejak 4000 tahun yang lalu.Kemudia tersebar di daerah tropis seperti

Indonesia. Tanaman ini hanya dapat berbuah banyak di dataran rendah dan pada

daerah perbukitan rendah dengan ketinggian sekitar 300 meter diatas permukaan

laut (Kusumo, et al., 1985).

Di Indonesia sendiri Tanaman ini dibudidayakan pertama kali di pulau

Maluku pada tahun 1665 yang diperkirakan dibawa oleh Bangsa Portugis. Kondisi

lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman Mangifera indica L. adalah

iklim yang sedikit kering dengan surah hujan berkisar 750-2000 mm, dengan

masa kering selama 4-7 bulan. Suhu udara berkisar antara 25o-32oC (Pertanian,

2014).

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Mangga [Mangifera indica L.]

Klasifikasi dari tanaman Mangga (Mangifera indica L.) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Rosidae

Order : Sapindales

Family : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Species : Mangifera indica L.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

9

Gambar 2.2 Pohon dan daun Mangifera indica L.(Parvez, 2016; Sadung, 2017)

2.2.2 Morfologi Tanaman Mangga [Mangifera indica L.]

Pohon Mangifera indica L. berukuran sedang hingga besar, tinggi pohon

berkisar antara 10 sampai 40 meter. Berbatang tegak, bercabang agak kuat,

biasanya berwarna abu-kecokelatan agak gelap sampai hitam, bertekstur agak

halus, keretakan tidak terlalu dalam dan tidak mencolok, mengelupas secara tidak

beraturan dan dalam ukuran yang tebal. Akar berupa akar tunggang yang

panjangnya mencapai 6 meter dan pertumbuhan akarnya akan terhenti apabila

mencapai permukaan air tanah yang lalu terbentuk banyak akar cabang yang

semakin ke bawah jumlahnya semakin sedikit. Letak daun bergantian dengan

panjang 15-45 cm dan panjang tangkai daun antara 1-12 cm bentuknya lebih besar

di pangkal dan meruncing di ujung. Jumlah cabang tulang daun berjumlah 18

sampai 30 pasang (Parvez, 2016).

Permukaan daun berwarna hijau mengkilat dan bagian bawah daun

berwarna hijau muda. Bunga mangga merupakan bunga majemuk berbentuk

kerucut yang lebar, dibagian bawah panjangnya kurang lebih 10-60 cm. setiap

rangkaian bunga terdiri dari bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga dengan

kelamin ganda). Besar bunga kurang lebih 6-8 mm jumlah bunga jantan lebih

banyak dibandingkan bunga hermaprodit.Jumlah bunga hermaprodit sebagai

penentu pembentukan buah. Buah mangga termasuk buah batu yang berdaging

dengan panjang 2,5-30 cm. Bentuk buah bulat, bulat telur atau memanjang dan

ada juga yang pipih. Warnanya bermacam-macam mulai dari hijau hingga kuning.

Biji buah terdapat di dalam kulit biji yang keras (endocarp), besarnya bevariasi.

Terdiri dari 2 jenis biji yaitu, monoembrional (mengandung satu embrio) dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

10

poliembrional (mengandung lebih dari satu embrio) (Akhbar, 2010; Parvez,

2016).

2.2.3 Kandungan Kimia Tanaman Mangga [Mangifera indica L.]

Tanaman mangga mengandung berbagai macam kandungan kimia

senyawa metabolit. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningish, et al.,

(2017), sebagai berikut:

Tabel II. 2 Senyawa kimia daun Mangifera indica L. var. Arumanis (Ningsih, et

al., 2017)

Senyawa Warna Hasil

Flavonoid Merah/jingga Positif (+)

Alkaloid Endapan putih Positif (+)

Steroid Hijau tua Positif (+)

Terpenoid Hijau tua Negatif (-)

Polifenol Hijau kebiruan (+) Positif (+)

Tannin Hijau kebiruan (+++) Positif (+)

Saponin Busa yang stabil ± 1,5 cm Positif (+)

Selain itu kandungan terbesar dari daun Mangifera indica L. adalah

mangiferin yang telah diteliti berkhasiat sebagai antioksidan, antiinflamasi,

antimikroba, analgesik, dan antidiabetes (Syah, dkk., 2015). Flavonoid yang

terkandung pada daun Mangifera indica L. mampu mengurangi kadar kolesterol

darah yang mengalami hiperlipidemia dan dapat mengurangi jumlah oksidasi dari

kolesterol LDL. Flavonoid dapat mengurangi kolesterol dengan cara menghambat

aktivasi enzim acyl-CoA cholesterol acyl transferase (ACAT) pada sel HepG2

yang berperan dalam penurunan esterifikasi kolesterol pada usus dan hati (Arief,

et al., 2012).

2.2.4 Manfaat Tanaman Mangga [Mangifera indica L.]

Tanaman mangga mempunyai banyak khasiat sebagai obat tradisional.

Menurut jurnal review Parves, (2016) tanaman mangga mempunyai khasiat

sebagai berikut: sebagai antikanker, dalam penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya ekstrak polifenol dari beberapa varietas mangga dibandingkan dengan

sifat antikanker dalam beberapa sel termasuk Molt-4 leukimia, 549 lung, MDA-

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

11

MB-231 breast, SW-480 colon cancer, dan non-cancer colon line CCD-18Co.

Tanaman mangga juga berkhasiat sebagai antidiabetes terutama pada ekstraksi

etanol dan aqua dari bagian daun, dengan dosis 250 mg/KgBB mampu

menurunkan diabetes tipe 2 pada tikus.

Selain itu, ekstrak aqua dari daun Mangifera indica L. mampu menurunkan

kolesterol total, trigliserida, LDL, VLDL, dan menaikkan kadar HDL pada tikus

dengan dosis 200mg/KgBB. Khasiat lainnya sebagai agen inflamasi,

hepatoprotektif, anti-tetanus, analgesic dan antipiretik, anti-ulkus, antibakteri,

anti-diare, antifungi, anti amuba, anti malaria, pemulihan sistem imun, anti virus,

bronkodiltor, laksatif, dan penegahan osteoporosis (Parvez, 2016).

2.3 Tinjauan Ekstraksi

Metabolit sekunder yang banyak terkandung dalam tanaman harus

dipisahkan dari tanaman terlebih dahulu sebelum dapat digunakan. Biasanya

untuk memisahkan senyawa metabolit tanaman diperlukan metode khusus yang

dikenal dengan metode ekstraksi, dimana senyawa metabolik sekunder yang

terkandung akan diisolasi dengan pelarut yang sesuai.

Ekstraksi merupakan metode memisahkan satu komponen atau lebih secara

selektif dari campuran larutan ataupun padatan (Zurich, 2014). Selain itu ekstraksi

bertujuan untuk menentukan struktur produk dan aktivitas biologis dari suatu

tanaman yang dimurnikan (Sarker, et al., 2006).

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ekstraksi adalah jenis

pelarut yang digunakan. Pemilihan jenis pelarut dengan mempertimbangkan sifat

polaritas dari senyawa yang akan diekstraksi mengikuti prinsip “like dissolved like”.

Selain itu keamanan, tingkat toksisitas dan sifat mudah terbakar juga harus

dipertimbangkan (Seidel, 2006).

Pemilihan pelarut yang sesuai menentukan keberhasilan dalam proses

ekstraksi (Azis, et al., 2014). Pada ekstraksi dengan tujuan menarik kandungan

metabolit sekunder secara sebagian/selektif dapat digunakan pelarut yang

mempunyai sifat sama dengan metabolit sekunder tersebut dengan prinsip “like

dissolved like”. Pelarut non polar digunakan untuk melarutkan senyawa yang

bersifat lipofilik (alkana, asam lemak, wax, sterol, beberapa terpenoid dan

alkaloid). Pelarut medium-polaritas untuk melarutkan senyawa yang mempunyai

tingkat kelarutan sedang (flavonoid, beberapa alkaloid), dan pelarut polar

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

12

digunakan untuk senyawa yang kelarutannya tinggi (flavonoid, tannin, glikosida,

beberapa alkaloid) (Seidel, 2006).

Tabel II. 3 Indeks polasritas pelarut untuk metode ekstraksi (Seidel, 2006)

Pelarut Indeks

Polaritas

Titik Didih

(° C)

Viskositas

(cPoise)

Kelarutan

dalam air

(% w/w)

n-Hexane 0.0 69 0.33 0.001

Diklorometan 3.1 41 0.44 1.6

n- Butanol 3.9 118 2.98 7.81

1so-Propanol 3.9 82 2.30 100

n-Propanol 4.0 92 2.27 100

Kloroform 4.1 61 0.57 0.815

Etil asetat 4.4 77 0.45 8.7

Aseton 5.1 56 0.32 100

Metanol 5.1 65 0.60 100

Etanol 5.2 78 1.20 100

Air 9.0 100 1.00 100

Penggunaan pelarut alkoholik dalam ekstraksi dimaksudkan untuk

menarik senyawa metabolik sebanyak mungkin. Karena jika dilihat dari sifat

kelerutanya, pelarut alkoholik dapat meningkatkan permeabilitas dari dinding sel

dan dapat menarik tidak hanya senyawa polar, tetapi senyawa dengan kepolaran

sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006).

2.3.1 Maserasi

Maerasi merupakan salah satu cara ekstraksi yang sangat sederhana dan

sering digunakan. Metode ini dapat digunakan untuk maserasi awal dan akhir

dalam jumlah yang besar. Selain itu untuk jumlah kecil dapat dilakukan dalam

labu erlemeyer yang ditutup dengan alumunium foil untuk mencegah penguapan.

Secara singkat, simplisia yang sudah ditambahkan dengan pelarut harus

didiamkan semalaman pada suhu ruangan. Setelah itu pelarut dituangkan melalui

penyaring dan rendaman ditambahkan dengan pelarut baru, diaduk dan dimaserasi

kembali (Jones & Kinghorn, 2006).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

13

Prinsip dari maserasi adalah ”like dissolved like” atau senyawa yang bersifat

polar akan terikat dengan pelarut yang bersifat polar pula dan sebaliknya. Fungsi

pelarut yang digunakan dalam metode ini untuk menarik zat aktif dalam sampel

dengan cara pelarut akan berdifusi ke dalam sel, melarutkan senyawa metabolit

yang terkandung, dan berdifusi keluar kembali dari sel dan bercampur dengan

pelarut yang lain (Seidel, 2006).

2.4 Tinjauan Diabetes

Istilah diabetes berasal dari bahasa Yunani yaitu “siphon”, ketika tubuh

mengeluarkan cairan yang berlebihan dan mellitus berasal dari bahasa Yunani

yang berarti madu. Jadi diabetes mellitus dapat diartikan saat tubuh mengandung

terlalu banyak gula atau “madu”. Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis

yang ditandai dengan adanya peningkatan konsenterasi gula dalam darah (Bilous

& Donelly, 2014).

Diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan utama karena komplikasinya

tidak hanya bersifat jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Penyebab dasar dari

diabetes mellitus adalah defisiensi relatif dari hormon insulin yang merupakan

satu-satunya hormone yang mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Prevalensi penyakit diabetes mellitus meningkat dari angka 5,9% sampai 7,1% di

seluruh dunia pada kelompok usia 20-79 tahun (Bilous & Donelly, 2014).

2.4.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus dibagi atas beberapa jenis, diantaranya diabetes tipe 1

(disebabkan oleh rusaknya sel pulau pembentuk insulin), diabetes tipe 2

(disebabkan oleh kombinasi dari disfungsi ekskresi insulin dan resistensi insulin),

diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pada saat kehamilan) dan diabetes tipe

lain (disebabkan oleh beberapa kondisi seperti endokrinopati, sindrom genetik,

infeksi, dll).

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe ini sangat sering terjadi pada usia remaja dan anak-

anak tapi tidak jarang juga terjadi pada usia dewasa terutama pada non-

obesitas dan pada usia lanjut. Hal ini disebabkan karena tidak adanya

hormone insulin di dalam sirkulasi akibat dari destruksi sel beta pankreas

yang menyebabkan sel beta pankreas tidak mampu untuk memproduksi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

14

insulin, akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi meningkat

(Katzung, 2002).

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 termasuk diabetes yang tidak tergantung terhadap

insulin. Diabetes tipe 2 ditandai dengan defisiensi insulin yang relative,

jumlah insulin dalam darah yang meningkat, disfungsi pankreas dalam

pengeluaran insulin dan produksi glukosa dalam hati yang berlebihan

(Nettleton, 1994). Secara histologis, pulau langerhans pada penderita DM

tipe 2 tampak normal dan mengandung 60-70% sel beta penghasil insulin

dan 20-30% sel alfa penghasil glucagon. Secara morfologis, sel-sel ini

kelihatan normal tetapi abnormal secara fungsional (Damjanov, 1998).

Diabetes tipe ini pankreas masih mampu memproduksi insulin,

tetapi kualitas insulin yang dihasilkan tidak cukup baik yang akhirnya

insulin tidak dapat bekerja dengan baik pula dalam mengikat glukosa. Ada

kemungkinan lain terjadinya diabetes tipe ini, yaitu sel otot dan sel-sel

jaringan penderita sudah tidak peka dan resisten terhadap insulin yang

akhirnya glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menimbun di

pembuluh darah (Tandra, 2007).

3. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)

Diabetes gestasioanal merupakan diabetes dapat muncul pada saat

kehamilan yang menjadi pemicu munculnya diabetes tipe 2 (Kim, et al.,

2002). Biasanya tanpa gejala dan muncul pada trisemester ketiga (bulan

akhir kehamilan). Kehamilan dapat terjadi stres untuk memetabolisme

karbohidrat pada ibu, saat itu akan terjadi peningkatan produksi hormon-

hormon antagonis insulin, seperti progesteron, estrogen, human plasenta

laktogen, dan kortisol. Peningkatan hormon-hormon tersebut

menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa

darah. Diabetes tipe ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang

serius. Selain itu juga dapat berdampak pada janin yang dikandung

(Rahmawati, et al., 2016).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

15

4. Diabetes tipe lain

Diabetes tipe lain merupakan diabetes yang karena adanya

kenaikan hormon-hormon yang sifat kerjanya berlawanan dengan kerja

insulin, seperti contohnya diabetes yang timbul pada penyakit kelebihan

hormon tiroid (Kariadi, 2009). Selain itu penyebab lain dari diabetes tipe

lain adalah:

1. Penggunaan hormon kortikosteroid

2. Gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis

3. Malnutrisi

4. Infeksi

5. Pemakaian beberapa obat antihipertensi dan antikolesterol (Tandra,

2007).

2.4.2 Gejala Klinik

Ada 3 gejala utama yang sering dialami oleh penderita diabetes, yaitu 3P

(poliuria, polidipsia, polifagia). Pada umumnya penderita akan sering berkemih

(poliuria) pada malam hari dengan volume yang banyak dikarenakan kerja ginjal

terganggu akibat kadar glukosa yang tinggi. Akibat dari gagalnya proses

penyerapan kembali glukosa ke dalam tubulus proksimal, dan akhirnya

dikeluarkan bersama-sama dengan urin. Karena banyaknya jumlah urin yang

dikeluarkan, tubuh semakin kekurangan cairan. Akibatnya timbul rasa haus yang

berlebihan (polidipsia). Selain itu nafsu makan penderita akan meningkat

(polifagia). Ini diakibatkan karena jumlah glukosa yang masuk kedalam sel hanya

sedikit dan sel akan memberikan rangsangan lapar ke otak (Wijayakusuma, 2004).

Selain 3 gejala utama diatas, ada beberapa gejala lain yaitu: berat badan

yang menurun secara drastis dalam waktu singkat akibat dari glukosa sebagai

sumber energi tidak dapat masuk ke dalam sel dan cadangan lemak dari hati akan

dirubah menjadi energi. Pandangan menjadi kabur, dan jika terjadi luka akan sulit

sembuh akibat dari sistem kekebalan tubuh penderita menurun (Wijayakusuma,

2004).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

16

2.4.3 Faktor Resiko

Menurut Fatimah, (2015) ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu

timbulnya penyakit diabetes mellitus, antara lain:

1. Obesitas

Ada hubungan yang bermakna antara kadar glukosa darah dengan

obesitas dengan derajat kegemukan dengan indeks massa tubuh (IMT)

> 23, yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa

darah menjadi 200 mg%.

2. Riwayat Keluarga

Keluarga yang mempunyai riwayat diabetes mellitus akan

memiliki resiko lebih besar untuk menderita diabetes. Karena diduga

bakat diabetes merupakan gen resesif.

3. Umur

Umur diatas 45 tahun merupakan usia terbanyak dan rentan untuk

terkena diabetes mellitus.

4. Riwayat persalinan

Seseorang dengan riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat

atau berat badan bayi > 4000 gram.

5. Hipertensi

Tekanan darah tinggi merupakan tanda dari tidak tepatnya

penyimpanan garam dan air dalam tubuh atau akibat meningkatnya

tekanan dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

6. Dislipidemia

Pada keadaan diabetes mellitus ditemukan keadaan dislipidemia

yang biasa ditandai dengan kenaikan kadar lemak dalam darah atau

trigliserida >250 mg/dL dan nilai HDL <35 mg/dL, terdapat hubungan

meningkatnya kenaikan plasma insulin.

7. Alkohol dan Rokok

Gaya hidup seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol dpaat

meningkatkan resiko terkena diabetes mellitus. Pada penderita diabetes

tipe 2, alkohol dapat mengganggu metabolisme gula dalam darah dan

meningkatkan tekanan darah.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

17

2.4.4 Diagnosa Diabetes Mellitus

Penderita dapat dikatakan menderita diabetes apabila ditemukan kriteria

seperti:

1. Kadar gula darah puasa >126 mg/dL

2. Kadar gula darah plasma 2 jam diatas atau sama dengan 200 mg/dL pada

saat setelah meminum 75 g glukosa anhidrat yang dilarutkan didalam air

pada pemeriksaan OGTT (tes tolerasi glukosa oral)

3. Kadar gula darah acak diatas atau sama dengan 200 mg/dL, ditandai

dengan gejala umum hiperglikemia (Wells, et al., 2015).

2.4.5 Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi diabetes mellitus dibagi atas 2 jenis yaitu komplikasi akut dan

komplikasi kronis. Komplikasi akut akan timbul dalam jangka waktu yang relatif

singkat apabila kadar glukosa darah penderita tidak dapat diatasi. Sedangkan

komplikasi kronis merupakan komplikasi yang dapat timbul dalam jangka waktu

tertentu atau relatif lama.

a. Komplikasi akut terdiri dari:

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula dalam darah seseorang dibawah

angka normal (<50 mg/dL). Umumnya gejala hipoglikemia adalah rasa lapar,

gemetar, pusing, gelisah, perasaan berdebar dan berkeringat. Gejala dapat

timbul karena tingginya kadar katekolamin dalam darah (Utami & Sumekar,

2017).

2. Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK)

Keadaan ini diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa ada penimbunan

lemak, sehingga penderita tidak menunjukkan pernapasan yang dalam dan

cepat. Gejala yang sering dijumpai pada keadaan ini adalah hipotensi,

dehidrasi berat dan akhirnya shock. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan

bahwa kadar glukosa darah penderita sangat tinggi, kadar natrium tinggi, tidak

ada ketonemia dan kadar pH darah normal (Utami & Sumekar, 2017).

3. Ketoasidosis Diabetik

Keadaan dimana kadar gula darah penderita terlalu tinggi dan tubuh sangat

kekurangan insulin yang mengakibatkan metabolisme tubuh berubah dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

18

kebutuhan energi dalam tubuh tidak tercukupi. Akhirnya lemak dipecah untuk

memenuhi kebutuhan energi menjadi keton. Keton yang terbentuk selanjutnya

akan dikeluarkan melalui urin dan menimbulkan bau yang dapat terhirup oleh

penderita yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, perubahan pH darah

menjadi asam dan akhinya keadaan tidak sadarkan diri (Utami & Sumekar,

2017).

b. Komplikasi Kronis

Komplikasi kronis dapat timbul dalam jangka waktu 10-15 tahun setelah

awal menderita diabetes. Adapun komplikasi kronis terdiri dari:

1. Penyakit Makrovaskular (pembuluh darah besar)

Penyakit makrovaskular mempengaruhi pembuluh darah koroner

yang berakibat penyakit jantug koroner, pembuluh darah perifer

mengakibatkan penyakit PVD (Peripheral Vascular Disease) dan sirkulasi

serebrovaskular yang mengakibatkan penyakit penyakit pembuluh darah

otak. Penyakit makrovaskular sangat sering terjadi pada penderita diabetes

tipe 2 yang umumnya menderita kegemukan, dislipidemia, dan hipertensi

(Brunner & Suddarth, 2010).

2. Penyakit Mikrovaskular (pembuluh darah kecil)

Penyakit mikrovaskular mempengaruhi bagian mata (retinopati)

dan ginjal (nefropati). Komplikasi ini biasanya terjadi pada penderita

diabetes tipe 1 akibat kadar gula darah yang terlalu tinggi membentuk

protein yang terglikasi menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi

rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kecil. Satu-satunya

hal yang dapat dilakukan untuk memperlambat terjadinya komplikasi

mikrovaskular adalah dengan mempertahankan dan mengontrol kadar gula

dalam darah (Brunner &Suddarth, 2010; RI, 2005).

3. Penyakit Neuropatik

Penyakit neuropatik mempengaruhi motor sensorik dan saraf otonom serta

berkontribusi pada berbagai macam penyakit seperti impotensi dan ulkus

kaki (Bare & Smeltzer, 2010)

.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

19

2.4.6 Terapi Diabetes Mellitus

1. Insulin

Insulin merupakan hormon anabolik dan antianabolik yang sangat

berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Insulin biasa

digunakan untuk terapi pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 dan

sekitar satu per tiga penderita diabetes tipe 2 juga menggunakan terapi ini.

Pada penderita diabetes tipe 2 insulin digunakan jika terapi oral tidak lagi

mampu menurunkan kadar gula darah pendertia Insulin digunakan secara

penyuntikan subkutan (Dipiro, et al., 2005).

Insulin bekerja dengan mengikat reseptor glikoprotein

transmembran dan hasil dari ikatan tersebut adalah mengaktivasi glukosa

yang tergantung terhadap insulin dalam jaringan adiposa dan otot melalui

transporter GLUT-4. Menghambat metabolisme dari adenilil ciclase

(lipolisis, proteolisis, glikogenolisis). Akumulasi intraseluler potasium dan

fosfat yang terikat dengan transport glukosa di beberapa jaringan. Insulin

dilepas dalam sistem pencernaan (usus) oleh hati dan ginjal dan secara

ekternal (injeksi). Insulin yang dilepaskan dari pankreas terutama

dilepaskan ke sikulasi portal dan kembali ke hati, dimana 60% insulin

akan terdegradasi sebelum mencapai ke sirkulasi sistemik (Ritter, et, al.,

2008).

2. Biguanida (metformin)

Golongan obat biguanida bekerja dengan carameningkatkan

kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh pankreas. Obat ini

tidak bekerja untuk merangsang peningkatan pengeluaran insulin dan tidak

menyebabkan hipoglikemia. Biguanida menurunkan penyerapan glukosa

dalam usus, menghambat glukogenesis dalam hati, dan membantu

masuknya glukosa kedalam otot dengan mekanisme responsif non-insulin

(Ritter, et, al., 2008).

Obat golongan ini dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita

diabetes mellitus dengan obesitas (BBR > 120%) dan pemakainannya

dapat dikombinasi dengan golongan sulfonilurea jika BBR > 110%

(Dalimartha, 2005).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

20

3. Sulfonilurea

Golongan obat sulfonilurea terdiri dari glibenklamida, glimepirida,

glipizida dan lain sebagainya merupakan obat antihiperglikemik oral yang

paling awal ditemukan dan merupakan obat piPlihan utama (drug of

choice) dalam terapi diabetes mellitus. Sulfonilurea bekerja dengan

meningkatkan stimulasi terhadap pankreas untuk memproduksi insulin

(Wells, et al., 2015).

Sulfonilurea akan berikatan dengan reseptor spesifik sulfonilurea

reseptor (SUR) di sel β pankreas. Semua obat akan dimetabolisme di hati,

sebagian akan disalurkan ke jaringan aktif dan sebagian ke jaringan

inaktif. Efek samping yang sering muncul pada penggunaan obat golongan

sulfonilurea adalah hipoglikemia (gula darah rendah) dan adanya

peningkatan berat badan (Dipiro, et al., 2005).

4. Golongan Tiazolidindion (TZD)

Senyawa golongan tiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon)

bekerja meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dengan berikatan

dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di

otot, jaringan lemak, dan hati guna menurunkan resistensi insulin. TZD

juga menurunkan glikoneogenesis (PC Diabetes, 2005). Kedua jenis TZD

(rosiglitazon dan pioglitazon) diabsorbsi dengan sangat baik dan banyak

berikatan dengan protein dan merupakan subjek untuk metabolisme hati

(Ritter, et. al., 2008).

5. Akarbosa

Obat anti diabetes ini bekerja dengan memperlambat proses

perubahan glukosa menjadi glukosa sehingga kadar glukosa setelah makan

tidak sekaligus mengalami peningkatan (Dalimartha, 2005). Akarbosa

adalah inhibitor kompetitif reversibel dari hidrolase α-glukosida usus dan

menunda penyerapan pati dan sukrosa, namun tidak mempengaruhi

penyerapan glukosa yang telah dikonsumsi (Ritter, et. al., 2008).

2.4.7 Tinjauan Diabetes Menyebabkan Hipertrigliseridemia

Dalam keadaan diabetes, resistensi hormon insulin dipercaya sebagai

pencetus utama dari keadaan diabetes dislipidemia. Resistensi insulin dapat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

21

mengakibatkan keadaan hipertrigliseridemia, yang menjadi karakteristik paling

sering ditemukan pada penderita diabetes. Dalam jaringan adiposa, insulin

menekan lipolisis dengan menghambat aktivitas dari hormon sensitive lipase

(HSL) yang mengkatalisis asam lemak bebas dari trigliserida yang tersimpan. Jika

terjadi resisensi insulin, enzim HSL akan aktif dan meningkatkan lipolisis dari

trigliserida menjadi asam lemak bebas dan asam lemak bebas yang menuju ke hati

semakin banyak. Dengan demikian insulin berkerja dalam mengatur jumlah asam

lemak bebas yang ada dalam sirkulasi yang berfungsi sebagai substrat dan faktor

sekresi VLDL (Ginsberg, 2000).

Produksi VLDL yang berlebihan dan tingkat pembersihan dari VLDL

yang menurun juga sebagai faktor peningkatan trigliserida (hipertrigliseridemia).

Penurunan pembersihan VLDL juga berhubungan dengan menurunnya aktivitas

dari enzim lipoprotein lipase (LPL), pengambilan kembali VLDL ke dalam hati

menurun dan akibatnya terjadi penumpukan lipoprotein yang kaya akan

trigliserida. Peningkatan asam lemak bebas mampu mengganggu kerja dari enzim

LPL. Selain asam lemak bebas, Apo CIII juga dapat menghambat kerja dari LPL.

Apo CIII di aktivasi oleh glukosa dan dihambat oleh insulin (Wu & Parhofer,

2014).

2.5 Tinjauan Kolesterol

Kolesterol merupakan zat berlemak yang ditemukan di setiap sel tubuh

manusia. Kolesterol berasal dari 2 cara, yaitu tubuh membuatnya sendiri di hati

dan juga didapatkan dari sumber makanan. Kolesterol mempunyai peran penting

terhadap fungsi tubuh manusia, salah satunya sebagai sumber energi. Kolesterol

merupakan komponen terbesar membrane sel. Selain itu kolesterol berfungsi

dalam produksi hormone tertentu, produksi vitamin tertentu dan memastikan

dalam pembentukan empedu, sistem pencernaan bekerja dengan baik (Bull &

Morel, 2007).

2.5.1 Tinjauan Lipoprotein

Lipoprotein merupakan pengangkut lemak untuk melewati aliran darah

dikarenakan sifat lemak yang tidak larut dalam air.Lipid harus berikatan dengan

protein untuk membentuk ikatan makromolekul.Senyawa yang termasuk daam

lipid atau lemak yaitu kolesterol, kolesterol ester, trigliserida, fosfolipid dan asam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

22

lemak.Semua lemak plasma diangkut ke dalam darah dalam bentuk lipoprotein

kecuali asam lemak dalam darah terutama yang terikat dengan albumin.Susunan

tingkat lipoprotein dalam plasma bergantung pada keseimbangan antara asupan

lipid dari makanan, proses dalam hati dan penggunaannya dalam jaringan. Jenis

lipid yang dapat ditentukan dalam darah yaitu kilomikron, lipoprotein densitas

sangat rendah (VLDL), Lipoprotein densitas rendah (LDL), dan lipoprotein

densitas tinggi (HDL) yang terdiri atas 2 komponen utama, yaitu trigliserida dan

kolesterol dan ditambah sebagian kecil dari fosfolipid (Sriwijaya, 2009).

2.5.1.1 Kilomikron

Kilomikron merupakan lipoprotein yang mempunyai ukuran paling

besar.Kilomikron terbentuk di dalam usus yang mengangkut dan mengandung

trigliserida yang berasal dari makanan.Trigliserida terbentuk dalam kilomikron

karena tidak dapat melewati pembuluh darah apabila dalam bentuk

aslinya.Beberapa ester kolesteril juga terdapat pada inti kilomikron. Kolesterol

bebas dan fosfolipid bersama dengan Apo B48, Apo A1, Apo2 dan protein

lainnya yang baru disintesis membentk suatu permukaan satu lapis yang kemudian

kilomikron menuju ke aliran darah melewati duktus toraksikus (Katzung, 2002).

Trigliserida dalam kilomikron kemudian dikeluarkan di jaringan

ekstrahepatis melalui jalur yang berhubungan dengan VLDL termasuk hidrolisis

oleh system lipase lipoprotein (LPL).Pada saat trigliserida dalam inti dikosongkan

terjadi penurunan progresif diameter partikel. Kemudian lemak permukaan yang

dialirkan ke HDL yaitu Apo A1, Apo A2, dan Apo C, dan kilomikron yang masih

tersisa diambil oleh endositosis yang dibantu oleh reseptor ke dalam hepatosit

(Katzung, 2002).

Gambar 2.3 Struktur kilomikron (Al-Maqassary, 2013)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

23

2.5.1.2 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

VLDL merupakan lipoprotein yang berdensitas sangat rendah, juga proses

awal terbentuknya LDL. Partikel VLDL sangat banyak mengandung trigliserida

(Soeryoko, 2012). VLDL disekresi oleh hati dan sebagai perantara transfer

trigliserida ke dalam jaringan perifer. Apo B100, Apo C dan Apo E merupakan

kandungan dari VLDL. Setelah di sekresi, VLDL akan mendapatkan Apo C yang

lebih banyak dari HDL. Trigliserida yang terkandung pada VLDL akan

terhidrolisis pada jaringan perifer oleh suatu enzim LPL (lipoprotein lipase) yang

kemudian trigliserida berubah menjadi asam lemak bebas dan disimpan dalam

jaringan adiposa. Setelah proses hidrolisis terbentuk sisa (remnant) VLDL atau

yang lebih sering dikenal dengan IDL (Intermediate Density Lipoprotein) yang

masih mengandung trigliserida. IDL dapat segera diambil oleh hati dan beberapa

dirubah menjadi LDL, dan kandungan trigliserida dalam IDL akan hilang

(Katzung, 2002; Pusparini, 2006).

2.5.1.3 LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL adalah lipoprotein yang mempunyai fungsi untuk mengangkut

kolesterol dari hati ke jaringan perifer.Lipoprotein jenis ini lebih dikenal dengan

kolesterol jahat.Karena apabila kandungannya yang terlalu banyak dalam tubuh

dapat mengakibatkan penimbunan plak pada pembuluh darah.LDL yang paling

kuat dalam mengangkut kolesterol (Soeryoko, 2012).LDL merupakan katabolisme

akhir dari VLDL dan IDL dan merupakan jalur utama katabolisme dalam

hepatosit dan sel lainnya yang diperantarai reseptor. Kolesterol LDL menahan

kolesterol dan apoprotein B-100 yang umumnya berasal dari dalam VLDL

sehingga LDL ini kaya akan kolesterol dan apoprotein B-100. LDL dihilangkan

dari sirkulasi dengan cara berikatan dengan reseptor B-100/E membrane plasma

(reseptor LDL) dihepar dan jaringan ekstrahepatik. Sebagian besar dari eliminasi

LDL disebabkan oleh endositosis LDL ke dalam hepatosit (Sriwijaya, 2009;

Katzung, 2002; Soeryoko, 2012).

2.5.1.4 HDL (High Density Lipoprotein)

HDL atau yang paling sering dikenal dengan sebutan kolesterol baik.

Susunan HDL terdiri dari 50% Apoprotein (AI dalam jumlah yang lebih banyak,

AII, CI, CII, CIII, E, dan J), 20% kolesterol bebas (FC) dan kolesterol

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

24

teresterifikasi (CE), 15% fosfolipid, dan 15% trigliserida (TG). Kadar HDL yang

diharapkan didalam tubuh adalah, untuk HDL-C <35 mg/dL bagi pria dan <45

mg/dL bagi wanita. Hindari nilai <40 mg/dL karena akan meningkatkan resiko

penyakit aterosklerosis koroner (CAD) dan diharapkan nilai HDL >60 mg/dL

(Diament, 2006).

Gambar 2.4 Komposisi HDL (Diament, 2006)

HDL berfungsi untuk mengangkut kelebihan kolesterol yang ada dalam

tubuh dan bertanggung jawab untuk memetabolisme VLDL, kolesterol dan

kilomikron.Susunan terbanyak dari HDL adalah fosfolipid dan disekresi di dalam

hati dan usus.HDL mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer. Pada proses ini

kolesterol bebas dipindahkan dari sitosol ke membrane sel oleh protein transpoter

yaitu ABC1. Koleterol bebas yang terbentuk kemudian ambil oleh partikel HDL

prabeta-1, selanjutnya diesterifikasi oleh LCAT (Lecithin: cholesterol

acyltransferase) yang membentuk HDL yang lebih besar (Katzung, 2002).

2.5.2 Tinjauan Metabolisme Lipoprotein

Sebagian besar lemak yang masuk ke dalam tubuh akan dikategorikan

sebagai asam lemak dan trigliserida; eikosanoid; dan beberapa jenis lemak

lainnya. Lemak-lemak tersebut mempunyai fungi dan struktur kimia yang

beragam, namun memiliki sifat yang sama yaitu tidak larut dalam air. Asam

lemak yang disimpan dalam bentuk trigliserida berfungsi sebagai energy utama

tubuh. Metabolisme lipoprotein terbagi atas 3 jalur, yaitu jalur eksogen, jalur

endogen, dan jalur reverse cholesterol (Rampengan, 2015).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

25

2.5.2.1 Jalur Eksogen

Jalur eksogen berawal dari absorbsi kolesterol dari makanan dari usus

dalam bentuk ikatan gliserol-ester dengan 3 cincin asam lemak yang dinamakan

kilomikron. Pada jaringan lemak, kapiler dan otot polos, ikatan trigliserida-ester

akan dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam lemak, dan

sisanya (remnant) adalah partikel kaya akan kolesterol dan jika sampai ke hati

(hepar) akan diikat oleh reseptor khusus dan diambil kembali masuk ke dalam sel

hepar. Sebagian kolesterol yang terdapat dalam hepar akan disekresikan ke dalam

usus sebagai asam lemak bebas atau dalam bentuk trigliserida yang berbentuk

partikel VLDL. Kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi (Sriwijaya, 2009).

Gambar 2.5 Jalur eksogen (Heppy, 2017)

2.5.2.2 Jalur Endogen

Dalam jalur endogen, trigliserida akan dikeluarkan dari jaringan lemak

dtau jaringan otot lainnya dengan meninggalkan sisa berupa IDL (Intermediate

Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Sebagian dari IDL akan akan

dirubah dan diikat oleh reseptor LDL dan akan diambil kembali oleh sel hepar.

Sedangkan sisanya akan tetap berada dalam sirkulasi dan akan dikonversi dalam

bentuk LDL. Kebanyakan LDL akan berikatan dengan reseptor LDL yang ada

dalam hepar atau sel lain dan akan dikeluarkan ke sirkulasi. Kolesterol yang

terlepas dari ikatan sel le bentuk HDL akan diesterifikasi oleh enzim LCAT. Ester

akan ditransfer ke IDL, kemudian ke LDL dan akhirnya diambil kembali oleh sel

hepar (Sriwijaya, 2009).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

26

Gambar 2.6 Jalur Endogen (Heppy, 2017)

2.5.2.3 Jalur Reverse Kolesterol

Pada jalur reverse kolesterol atau jalur balik kolesterol, HDL yang

mengandung sedikit kolesterol akan dilepaskan dalam ukuran kecil yang

mengandung apolipoprotein (Apo) A, C, dan E (HDL nascet). Apo E atau HDL

nascent ini berasal dari hati dan usus halus berbentuk gepeng dan mengandung

Apo A1.Kemudian HDL nascent akan mendekati makrofag untuk memakan

kolesterol yang tersimpan di dalamnya. Kolesterol yang berada dalam makrofag

harus dibawa ke permukaan membrane oleh makrofag di bantu oleh adenosine

triphosphate - binding cassette transporter-1 (ABC-1), yang selanjutnya HDL

nascent akan berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat (Rampengan,

2015).

Enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) kemudian bertugas

mengesterifikasi kolesterol bebas yang diambil makrofag menjadi kolesterol ester.

Sebagian kolesterol ester dibawa oleh HDL melalui dua jalur, yaitu jalur pertama

menuju hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 (SR-B1) dan

jalur kedua kolesterol ester dalam HDL ditukarkan dengan trigliserid dari VLDL

dan IDL di bantu oleh cholesterol ester transfer protein (CETP) (Rampengan,

2015).

Gambar 2.7 Jalur reverse kolesterol (Rampengan, 2015)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

27

2.5.3 Tinjauan Trigliserida

Trigliserida atau dikenal juga sebagai triasilgliserol adalah lemak utama

yang terdapat dalam makanan manusia karena merupakan cadangan utama lemak

dalam tumbuhan dan hewan yang dirubah menjadi makanan manusia.

Triasilgliserol memiliki sebuat rangka gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan

dan merupakan bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang

penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh (Hardiasari

& Koiriyah, 2016). Trigliserida merupakan penyimpanan lipid yang utama

didalam jaringan adipose, bentuk lipid ini akan terlepas setelah terjadi hidrolisis

oleh enzim lipase yang sensitif - hormon menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Rute pencernaan utama dari trigliserida adalah dihidrolisis menjadi asam lemak

bebas dan 2-monoasilgliserol dalam lumen usus. Hasil tersebut tadi dikonversi ke

dalam misel (suatu butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam

empedu) (Watuseke, et al., 2016).

Gambar 2.8 Struktur trigliserida (Suhendri, 2013)

Kemudian trigliserol diangkut dalam bentuk partikel lipoprotein karena

tidak larut dalam darah apabila langsung masuk ke dalam darah, trigliserol akan

mengalami penggumpalan dan dapat mengganggu aliran darah. Sel usus akan

mengemas trigliserol bersamaan dengan protein dan fosfolipid dalam bentuk

kilomikron yang merupakan lipoprotein yang tidak mudah menggumpal dalam

air. Apoprotein utama yang berikatan dengan kilomikron sewaktu meninggalkan

sel usus adalah B-48 yang secara struktural dan genetis sama dengan apoprotein

B-100 yang disintesis dihati dan berfungsi sebagai protein utama pada VLDL

(Marks, et al., 2000).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

28

2.5.4 Pembentukan Trigliserida dari Karbohidrat

Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari yang digunakan

sebagai energi, jumlah yang kelebihan ini kemudian disimpan dan dirubah

menjadi trigliserida yang disimpan pada jaringan lemak. Trigliserida terbentuk di

hati terutama diangkut oleh lipoprotein ke sel lemak dan akan digunakan jika

diperlukan untuk membuat energi. Pertama karbohidrat dirubah menjadi asetil-

KoA yang terjadi pada saat penguraian normal glukosa oleh sistem glikolitik.

Dimana asam lemak merupakan polimer besar bagian asetil dari asetil KoA (Hall,

2009).

2.5.4.1 Asam Lemak Berikatan dengan α-Gliserofosfat untuk membentuk

Trigliserida

Asam lemak yang berantai 14 sampai 18, secara otomatis mengikat

gliserol dan membentuk trigliserida. Bagian gliserol trigliserida berasal dari α-

Gliserofosfat yang juga merupakan produk penguraian glikolitik glukosa.

Mekanisme ini penting karena α-Gliserofosfat mengontrol produk akhir

kombinasi asam-asam lemak dengan gliserol dan ditentukan oleh jumlah

karbohidrat. Jika jumlah karbohidrat banyak, maka pembentukan α-Gliserofosfat

akan banyak pula yang berakibat dalam keseimbangan pembentukan dan

penyimpanan trigliserida. Sebaliknya jumlah asam lemak yang banyak akan

menggantikan posisi ketiadaan metabolisme karbohidrat (Hall, 2009).

2.5.5 Pencernaan Trigliserida

Trigliserida merupakan jenis lemak yang lebih dominan dan terdapat di

makanan tinggi lemak.Sebelum diabsorpsi, trigliserida harus terlebih dahulu

dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Trigliserida bersifat hidrofobik atau

tidak bercampur dengan air. Lemak harus terlebih dahulu mengalami emulsifikasi

agar dapat becampur dengan air dan enzim dapat bekerja dalam pencernaan.

Enzim merupakan sebuah substrat bermuatan positif dan negatif dan bersifat

hidrofilik atau dapat bercampur dengan air (Almatsier, 2009).

2.5.6 Tinjauan Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dimana kolesterol dalam darah

meningkat melebihi angka normal yang ditandai dengan adanya peningkatan

kadar trigliserida plasma, LDL, dan kolesterol total. Hiperlipidemia termasuk

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

29

faktor besar penyebab terjadinya aterosklerosis dan penyakit yang berhubungan

dengan aterosklerosis, seperti penyakit jantung koroner (Brunton, et al., 2008).

Tabel II. 4 Data klasifikasi nilai lemak plasma (Brunton, et al., 2008)

Klasifikasi Nilai Lemak Plasma

Kolesterol total

<200 mg/Dl Nilai diinginkan

200-239 mg/Dl Batas tinggi

≥240 mg/dL Tinggi

HDL-C

<40 mg/dL Rendah

>60 mg/dL Tinggi (diharapkan)

LDL-C

<70 mg/dL Optimal dengan resiko tinggi (CHD

equivalent patients)

<100 mg/dL Optimal

100–129 mg/dL Mendekati optimal

130–159 mg/dL Batas tinggi

160–189 mg/dL Tinggi

≥190 mg/dL Sangat tinggi

Trigliserida

<150 mg/Dl Normal

150–199 mg/dL Batas tinggi

200–499 mg/dL Tinggi

≥500 mg/dL Sangat tinggi

2.6 Terapi Hiperkolesterolemia

Ada beberapa golongan obat untuk terapi hiperkolesterolemia, yaitu:

1. Statin

Obat golongan statin bekerja dengan menghambat pembentukan

kolesterol di hati.Statin merupakan golongan obat penurun kolesterol yang

paling sering dianjurkan dan digunakan.Keseimbangan produksi kolesterol

berhubungan dengan katalis biologis yang lebih dikenal dengan sebutan

enzim.Enzim yang mengontrol produksi kolesterol adalah HMG-KoA

(Hidroksimetilglutaril koenzim A) reduktase. Mekanisme statin dengan

cara menghambat kerja dari enzim HMG-KoA (Bull & Morel, 2007).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

30

Obat-obat ini efektif dalam menurunkan kadar kolesterol plasma

pada semua tipe hiperlipidemia. Simvastatin dan lovastatin harus

dihidrolisis dalam bentuk asamnya. Karena ada ekstraksi lintas-pertama,

obat ini bekerja di hepar dan di ekskresi dalam empedu dan feses. Masa

paruh obat berkisar antara 1,5-2 jam. Salah satu efek samping dari obat ini

adalah terjadinya kelainan biokimia pada hepar (Harvey & Champe,

2013).

2. Fibrat (Gemfibrozil, bezafibrat)

Golongan fibrat bekerja di bagian hati dengan cara menghambat

produksi trigliserida. Di jaringan tubuh dengan cara meningkatkan

pemecahan trigliserida. Menurunkan kadari trigliserida juga dapat

membantu meningkatkan kadar HDL (Bull & Morel, 2007).

Fibrat mampu menurunkan LDL sekitar 10% dan meningkatkan

HDL sekitar 10%.Tetapi fibrat mempu menurunkan trigliserida plasma

secara bermakna sekitar 30% (Neal, 2006).Mekanisme kerja golongan

fibrat adalah mengaktifkan reseptor PPAR (proliferator peroksisom

aktivasi reseptor) merupakan anggota kelompok reseptor nukleus yang

mengatur metabolisme lipid yang merupakan faktor transkripsi yang

diaktifkan oleh ligan. Kemudian berikatan dengan elemen respon

proliferator peroksisom dan terjadi penurunan konsentrasi dari trigliserida

dengan peningkatan konsetrasi Apo CII (Harvey & Champe, 2013).

3. Resin

Golongan resin bekerja denan mengikat kolesterol dan asam

empedu. asam empedu berasal dari kolesterol yang terbentuk di hati dan

disimpan dalam kandung empedu. asam empedu berfungsi untuk

mengabsorbsi kolesterol yang berasal dari makanan (Bull & Morrell,

2007).

Obat golongan resin seperti Cholestyramine, colestipol digunakan

secara per oral karena sifatnya yang tidak larut air dan bentuknya yang

besar. Obat ini tidak diabsorbsi atau dirubah secara metabolik oleh usus,

melainkan disekresi secara total dalam feses (Harvey & Champe, 2013).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

31

4. Asam Nikotinat

Asam nikotinat berbentuk vitamin B bekerja dengan cara

mencegah pelepasan asam lemak dari tempat penympanan dalam tubuh.

Asam nikotinat membatasi jumlah trigliserida yang masuk ke dalam hati

dan menurunkan kadar LDL serta meningkatkan kadar HDL. Niasin

menghambat secara kuat lipolilsis pada jaringan adiposa. Niasin dalam

tubuh dikonversi menjadi nikotinamid yang bergabung dengan kofaktor

nikotinamid-adenin dikuleotida (NAD). Niasin diekskresika dalam urin

(Harvey & Champe, 2013).

Efek samping yang sering terjadi ketika mengkonsumsi obat ini

adalah timbul kemerahan pada kulit disertai dengan rasa hangat dan tidak

nyaman dan pruritus. Niasin digunakan sekali sehari sebelum tidur

(Harvey & Champe, 2013).

5. Inhibitor absorbis kolesterol selektif (ezetimibe)

Merupakan golongan baru penurun lipid.Mekanisme kerja dari

obat ini dengan menghambat absorbsi kolesterol dalam usus.Biasanya obat

ini diberikan kombinasi dengan statin untuk memaksimalkan efek

teurapetik. Semakin sedikit jumlah kolesterol yang diserap, makin sedikit

pula jumlah kolesterol yang dapat mencapai hati (Harvey & Champe,

2013).

6. Minyak ikan Omega-3

Merupakan sediaan asam lemak yang diturunkan dari minyak ikan

omega-3. Adapun sumber dari omega-3 ini berasal dari minyak ikn seperti

salmon, makarel, sardin, kipper,dan pilchard. Minyak ikan bekerja dengan

cara menghambat produksi trigliserida dalam hati (Harvey & Champe,

2013).

2.7 Metode Pengukuran Kolesterol

Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dengan metode enzymatic

colorimetric test GPO-PAP . Sebanyak 10 µl sampel plasma dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 1,00 mL larutan reagen, kemudian

di divorteks. Reagen yang digunakan berasal dari triglycerides assay kit, ABX

Pentra Truglycerides CP diagnostic system. Reagen tersebut terdiri dari larutan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

32

glycerol phosphate oxidase (GPO), buffer Ph 7.2, 4-chlorophenol 4 mmol/l, enzim

glycerol kinase (GK) 9,5 kU/l, peroxidase 2 kU/l, lipoprotein lipase 2 kU/l, dan 4-

aminophenazone 0,5 mmol/l. Untuk blanko digunakan 1,00 mL reagen. Larutan

kemudian diinkubasi selama 20 menit dengan suhu 20-25 °C atau 10 menit

dengan suhu 37°C. Absorbansi larutan kemudian dibaca pada panjang gelombang

500 nm (Hardisari & Koiriyah, 2016).

2.8 Tinjauan Induksi Aloksan

Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil) merupakan senyawa

hidrofilik dan tidak stabil suatu substrat derivat pirimidin sederhana.1-3 Aloksan

diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan encer. Aloksan murni

diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Waktu paruh dari aloksan 1,5

menit pada suhu 37oC, pada suhu yang lebih rendah akan lebih lama dan tidak

stabil terhadap senyawa hidrofilik (Rohilla & Ali, 2012).

Gambar 2.8 Struktur aloksan (Nugroho, 2006)

Aloksan merupakan bahan kimia penginduksi diabetes pada hewan

percobaan dan merupakan cara yang efektif dan relatif cepat untuk menghasilkan

kondisi diabetik eksperimental hewan uji. Aloksan diberikan secara parenteral,

baik intravena, subkutan, ataupun intraperitoneal. Dosis yang umum digunakan

sebesar untuk pemberian intravena adalah 65 mg/KgBB, untuk pemberian secara

intraperitoneal dosis harus ditingkatkan sebanyak 2-3 kali, dan untuk pemberian

secaa subkutan pemberian dosis dibawah 150 mg/KgBB tidak mampu untuk

menghasilkan kondisi fisiologis diabetes. Pemberian aloksan sebaiknya pada saat

kondisi hewan uji sudah dipuasakan terlebih dahulu (Szkudelski, 2001).

Aloksan bekerja dengan cepat mencapai pankreas dan langsung diambil

oleh sel β Langerhans dan terjadi pembentukan oksigen relative yang menjadi

faktor utama kerusakan sel β Langerhans. Selain dari pembentukan oksigen

relatif, faktor lain terjadinya kerusakan sel β pankreas adalah gangguan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

33

homeostatis kalium intraseluler. Aloksan mampu meningkatkan konsentrasi ion

kalsium bebas sitosolik pada sel β Langerhans pankreas.Kemudian diikuti influks

kalsium dari cairan ekstraseluler, mobilisasi kalsium dari simpanannya secara

berlebihan, dan eliminasinya yang terbatas dari sitoplasma.Influks kalsium

mengakibatkan depolarisasi sel β Langerhans, kemudian membuka kanal kalsium

tergantung voltase dan semakin menambah masuknya ion kalsium ke sel.

Akibatnya konsentrasi insulin meningkat dengan cepat, dan secara signifikan

mengakibatkan gangguan pada sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat.

Aloksan juga diduga berperan dalam penghambatan glukokinase dalam proses

metabolisme energi (Nugroho, 2006). Kondisi diabetes yang diakibatkan oleh

pemberian aloksan bersifat irreversible atau tidak bisa kembali ke keadaan awal.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi diabetes juga cukup cepat yaitu

sekitar 24-48 jam setelah pemberian atau penginduksian aloksan (Rohilla & Ali,

2012).

2.9 Tinjauan Tikus Wistar

Tikus (Rattus sp) termasuk binatang hama yang merugikan dan dapat

menularkan beberapa wabah penyakit. Tikus hidup di lubang-lubang seperti

selokan dan hidup berkelompok hingga mencapai 200 ekor. Perkembangbiakan

tikus dapat dikatakan sangat besar, karena sekali beranak ibu tikus dapat

melahirkan 9 sampai 15 ekor anak tikus. Tikus juga dipergunakan sebagai hewan

uji untuk penelitian. Terdapat tiga galur tikus putih yang memiliki kekhususan

untuk digunakan sebagai hewan percobaan antara lain Wistar, long evans dan

Sprague dawley (Widiartini, et al., 2013).

Adapun klasifikasi dari tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Odontoceti

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Spesies :Rattus norvegicus

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syzygium polyanthum (Wight) Walpeprints.umm.ac.id/41033/3/BAB II.pdf · sedang hingga senyawa dengan kepolaran rendah (non-polar) (Seidel, 2006). 2.3.1

34

Gambar 2.9 Tikus putih galur wistar (Artiyono, 2015)

Alasan tikus putih banyak digunakan untuk penelitian karena mudah

diperoleh dalam jumlah banyak.mempunyai respon yang cepat, memberikan

gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia dan harganya relatif

murah. Tikus putih mampu mengkonsumsi makanan sebanyak 12-20 g dan

konsumsi air minum sebanyak 20-45 mL. Makanan yang disediakan harus sesuai

dan memenuhi nutrisi kebutuhan tikus (Akbar, 2010).

Hal yang harus diperhatikan pada saat tikus akan digunakan sebagai

hewan uji adalah data fisiologis. Respon fisiologis merupakan gabungan fungsi

dari setiap sel dan organ tubuh sebagai satu kesatuan fungsional.Data fisiologis

tikus percobaan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

Tabel II. 5 Data nilai fisiologi tikus putih (Irama, 2009; Zulkarnain, 2013)

Kriteria Penilaian Nilai

Denyut jantung 330-480/menit,

Tekanan darah 90-180 sistol, 60-145 diastol

Suhu tubuh 36-39o C (rata- rata 37,5oC)

Kolesterol serum 10-54 mg/dL

Lemak serum 10-54 mg/dL

Trigliserida 26-145 mg/dL

LDL 7-27,2 mg/dL

HDL 35-85 mg/dL

Glukosa darah <200 mg/dL

Gula Darah Puasa (GDP) 140 mg/dL