Laporan Kelompok 2-2 (Autosaved)

65
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala karunia-Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Biokimia yang berjudul “LIPID” dapat selesai tepat dengan waktunya. Dalam makalah yang berjudul “LIPID” ini, penyusun kurang lebih membahas tentang lipid dan asam lemak, baik reaksi maupun sifat-sifatnya. Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang tidak dapat sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam praktikum dan penyusunan tugas makalah ini hingga mencapai hasil yang dapat penyusun sajikan. Penyusun sangat menyadari sepenuhnya, bahwa makalah yang berjudul “LIPID” ini, sangat jauh dari sempurna. Penyusun sangat membutuhkan segala kritik dan saran yang membangun guna menghasilkan tugas makalah yang jauh lebih baik lagi. Sekian makalah ini kami buat. Penyusun mohon maaf yang apabaila dalam makalah ini terdapat kata – kata yang kurang berkenan. Yogyakarta, 27 Januari 2013 Penyusun 1

description

laporan

Transcript of Laporan Kelompok 2-2 (Autosaved)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala karunia-

Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Biokimia yang

berjudul “LIPID” dapat selesai tepat dengan waktunya.

Dalam makalah yang berjudul “LIPID” ini, penyusun kurang lebih membahas tentang

lipid dan asam lemak, baik reaksi maupun sifat-sifatnya.

Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang tidak

dapat sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam praktikum dan penyusunan tugas

makalah ini hingga mencapai hasil yang dapat penyusun sajikan.

Penyusun sangat menyadari sepenuhnya, bahwa makalah yang berjudul “LIPID” ini,

sangat jauh dari sempurna. Penyusun sangat membutuhkan segala kritik dan saran yang

membangun guna menghasilkan tugas makalah yang jauh lebih baik lagi.

Sekian makalah ini kami buat. Penyusun mohon maaf yang apabaila dalam makalah

ini terdapat kata – kata yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 27 Januari 2013

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………….…………………………………… 3B. Tujuan……………………………..………………………… 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lipid……………………...………………………..………… 5B. Lemak……………………. ………………………………… 8

BAB III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan ……..……………………………………… 18

B. Cara Kerja…………………………………………………..... 19

BAB IV. HASIL PERCOBAAN………………………………………… 23

BAB V. PEMBAHASAN

A. Kelarutan dan Terjadinya Emulsi……………………………. 26

B. Sifat Tidak Jenuh…………………………………………….. 30

C. Pembentukan Akrolin………………………………………... 35

D. Larutan Cu(OH)2……………………………………………. 37

E. Menunjukkan Kristal Kolesterol…………………………….. 38

F. Percobaan Salkowski………………………………………... 39

G. Grease Spot Test………………………………………………40

BAB VI. KESIMPULAN...................................................................... 43

BAB VII. KESAN DAN SARAN…………………………………….. 44

BAB VIII. DAFTAR PUSTAKA…………………………………….... 45

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam turnbuhan, hewan atau

manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Lipid didefinisikan

sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam pelarut non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan

tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih

efektif dibandingdengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat

menghasilkan 9 Kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kkal/ gram.

Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial

seperti asam linoleat, lenoleat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh

darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan

pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K.

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang

berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan

makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak

berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, lemak (gajih), metega,

margarine.Selain itu penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta

memperbaiki tesktur dan cita rasa bahan pangan.

Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat

fisisnya,tetapi bukan sifat kimia, fungsional dan struktur mereka, maupun fungsi-fungsi

biologis mereka.Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipid yaitu: lemak dan minyak,

terpen, dan steroid.

Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli

biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik mempunyai sifat fisika seperti lemak,

dimasukkan dalam atu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dirnaksud

ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dan satu pelarut organik (2)

ada hubungan dengan asam-asam lemak.

3

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh

2. Mahasiswa mampu mengetahui reaksi-reaksi dan sifat-sifat lemak

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lipid

1. Pengertian Lipid

Lipid (dari kata Yunani lipos, yang berarti lemak) merupakan penyusun

tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Terutama, lipid tidak larut

dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non-polar; seperti eter (Fessenden and

Fessenden, 1986).

Lipid dinyatakan sebagai senyawa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau

hewan yang larut dalam pelarut organic non-polar atau tidak larut dalam pelarut polar

seperti air. Lipid dapat mencakup tiga golongan yaitu ester gliserol, steroid, dan terpen

(Luhbanjono dan Kasmadi, 1991).

Lipid adalah kelompok besar molekul-molekul yang ada secara alami meliputi

lemak, lilin, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (A, D, E, dan K),

monogliserida, digliserida, fosfolipida, dan lain-lain. Lipid merupakan senyawa organik

yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti

kloroform,eter, benzena. Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang

sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi. Lipid merupakan senyawa

organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar

seperti kloroform,eter, benzena. Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus

struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan

tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut

organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan

penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan,

sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi. Lipid

merupakan salah satu komponen esensial yang mampu meningkatkan aktivitas

degradasi desaturase (Panji et al., 2002). Lipid juga sebagai sumber energi metabolik

yang sangat penting dalam pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang

sangat kaya energi. Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai

berikut :

5

Lipid 9,5 kkal/g

Protein 5,6 kkal/g

Karbohidrat 4,1 kkal/g

Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang

sangat berharga untuk pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu, trigliserida (fat dan

oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar untuk menghasilkan

energi metabolik dalam otot ternak, khususnya unggas dan monogastrik.

Lipid adalah zat organic yang sangat hidrofobik yang berart ibahwa zat-zat

tersebut sangat sukar atau sama sekali tidak larut dalam air. Di dalam sel terdapat

bermacam jenis lipid tetapi hanya terdapat tiga golongan yaitu lemak, fosfolipid, dan

steroid. (Kimball, 1983)

Lipid adalah suatu sekelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan

asam lemak, baik secara actual maupun potensial.Mereka memilik isifat yang sama,

yaitu :

a. relative tidak larut dalam air

b. larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, dan benzene

Supriyantini,2006)

2. Klasifikasi Lipid

Lipid dapat diklasifikasikan menjadi :

Lipid Campuran (Compound lipids) yaitu ester asam lemak yang mengandung

gugus tambahan selain alcohol dan asam lemak (selain mengandung unsure-unsur

C, H, O, juga mengandung unsur N, S, P), seperti :

a. Derivat lemak yaitu senyawa yang berasal dari golongan lipid sederhana dan

lipid campuran dengan jalan hidrolisis, misalnya menjadi asam-asam lemak,

alkohol, gliserol, steroid, aldehid, keton, dan vitamin (A, D, E, K).

b. Fosfolipid yaitu ester asam lemak dengan gliserol yang juga mengandung

asam fosfat, basa nitrogen, atau senyawa lainnya.

c. Serebrosida (glikolipida) yaitu senyawa yang terdiri dari asam lemak dengan

karbohidrat, mengandung basa nitrogen, tetapi tidak mengandung asam

fosfat.

6

Lipid sederhana (simple lipids) yaitu lipid yang mempunyai struktur sederhana

yang tersusun atas unsur-unsur C, H, O, dan tidak mengandung unsur-unsur yang

lain. Dibedakan menjadi :

a. Lilin (wax) adalah ester antara asam lemak dengan alkohol dengan bobot

molekul besar (rantai C panjang) selain gliserol.

b. Lemak (fat) adalah ester antara asam lemak dengan gliserol, sedang yang

dimaksud minyak adalah lemak dalam suhu kamar berbentuk cair.

Klasifikasi menurut Lehninger

1. Lipid komplek (yang bisa mengalami saponifikasi), contoh : trigliserida

2. Lipid sederhana (yang tidak bisa mengalami saponifikasi karena tidak

mengandung gliserol), contoh : terpen, steroid, prostaglandin dll.

Klasifikasi menurut Bloor

1. Lipid sederhana : Ester asam lemah dengan berbagai alkohol

a. Lemak : Ester asam lemak dengan gliserol, lemak cair dikenal sbg minyak

b. Malam/wax : Ester asam lemak dengan alkohol mono hidrat BM tinggi

2. Lipid komplek : Ester asam lemak yang mengandung gugus lain disamping

alkohol dan asam lemak

a. Fosfolipid : Mengandung residu asam fosfat

contoh : gliserofosfo lipid, sfingosin

b. Glukolipid : Mengandung karbohidrat

contoh : sfingosin

c. Lipid komplek lainnya

contoh : sulfo lipid, amino lipid, lipoprotein

3. Derivat lipid /prekursor lipid

Bentuk ini mencakup : as lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak,

benda-benda keton, vitamin larut lemak, hormon

3. Fungsi lipid

Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan

makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:

7

a. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesipek

b. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul

c. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena

lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter

gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4

kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat.

d. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk

menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar

air yang dikandungnya atau menjadi kering.

e. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.

f. Memberikan tektur yang lembut dan lunak dalam pembuatan es krim.

g. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine

h. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega

(Ketaren, 1986)

B. Lemak

1. Pengertian Lemak

Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak

terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak

bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu

jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi.

Sifat alkanoat atau asam karboksilat (spec. Oil & Grease, Lipida, dsb)

Asam – asam alifatis :

1. C1 – C10 berwujud cair

2. >C10 berwujud padat

3. Titik didih naik dengan kenaikan MR. (massa atom relatif)

4. Asam – asam suku rendah baunya keras.

5. Membentuk ikatan hidrogen

6. Kelarutan dalam air bertambah dengan bertambahnya MR.

8

Tabel : Perbedaan minyak dengan lemak.

Jenis Lemak Minyak

Ikatan rangkap Sedikit Banyak

Titik leleh Tinggi Rendah

Wujud Padat Cair

Sumber Umumnya dari hewani Umumnya dari tumbuhan

Reaktifitas Tidak mudah tengik Mudah tengik

2. Rumus lemak :

CH3(CH2)14COOH : Asam Palmitat

CH3(CH2)16COOH : Asam Stearat

Rumus minyak :

CH3(CH2)7CH =CH(CH2)7 COOH : Asam Oleat

CH3(CH2)4 CH=CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linoleat

CH3CH2CH=CHCH2CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linolenat

Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi

dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu

gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai

bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil).

Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil

(R -) menjauhi air dan membelah molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih

kecil sehingga air mudah membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air

adalah senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar

bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu

ditambahkan suatu zat emulgator atau zat pemantap, antara lain :

1. Ca Butirat, Ethanol.

2. Senyawa pembentuk sel liofil,protein, gum, dan gelatin.

3. Garam Fe, BaOH, SO4, Fe(OH)SO4, PbSO4, Fe2O3, Tanah liat, CaCO3, dll.

Minyak tanah dan minyak pelumas adalah derivat dari minyak residu dan batu bara

yang berisikan karbon dan nitrogen. Minyak bisa sampai ke perairan sebagai limbah.

9

Sebagian besar lemak mengapung di dalam air limbah, akan tetapi ada juga yang mengendap

terbawa oleh lumpur.

Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak

nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam

ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan

menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak

yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.

Perbandingan model asam stearat (C18:0, atas), asam oleat (C18:1, tengah), dan

asam α-linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis pada ikatan rangkap dua mengakibatkan

melengkungnya rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini.

Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans.

Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi

(rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan

menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki

ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh

memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.

Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya

berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C

penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.

3. Struktur Kimia lemak

a. Asam Lemak

Lipid meliputi bermacam – macam senyawa dengan rumus struktur, kerana itu

sangat sukar mendefinikannya. Persamaan sifat dari kelompok itu adalah sukar larut

dalam air tetapi mudah diekstraksi dengann pelarut non polar atau pelarut organik,

seperti hidrokarbon, karbon tetraklorida, dan lain – lain. Asam – asam lemak yang

merupakan bahan penyusun lemak dapat dilihat pada tabel berikut :

Rumus Nama Trivial Nama IUPAC

C11H23COOH

C13H27COOH

C15H31COOH

C17H35COOH

C17H33COOH

Asam Laurat

Asam Miristat

Asam Palmitat

Asam Stearat

Asam Oleat

Asam Dodekanoat

Asam Tetradekanoat

Asam Heksadekanoat

Asam Oktadekanoat

Asam 9-oktadekanoat

10

C17H31COOH

C17H29COOH

Asam Linoleat

Asam Linolenat

Asam 9,12-oktadekanoat

Asam9,12,15-oktadekanoat

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus

umum dari asam lemak yaitu:

CH3 (CH2)n COOH atau Cn H2n+1 – COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua

macam asam lemak yaitu

i. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) Asam lemak ini tidak memiliki ikatan

rangkap.

ii. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)Asam lemak ini memiliki satu atau

lebih ikatan rangkap.

b. Gliserida Netral

Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi(berupa

lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2atau 3 asam

lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut

monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika

berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan

cadangan energi penting dari sumberlipid.

c. Lipid Kompleks

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh

penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.

i. Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.

11

Ada 4 kelas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas

beberapa jenis lipid, yaitu :

1. Kilomikron

Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke

jaringan lain, kecuali ginjal.

2. VLDL (very low - density lypoproteins)

VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju

jaringan lemak.

3. LDL (low - density lypoproteins)

LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer

4. HDL (high - density lypoproteins)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.

ii. Kolesterol

Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun

membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa

hormon.Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini

timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan

darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk

meregang.Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan

stroke.

12

Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan

progesteron. Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses

metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma,gangguan

pencernaan dan sebagainya

Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan

sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester

antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

4. Biosintesis Lemak

Bertahun-tahun, sintesis Iemak dan minyak lemak oleh onganisme hidup

dipercaya dipengaruhi secara sederhana oleh reaksi balik yang bertanggungjawab

pada peruraiannya. Utamanya, hal ini termasuk hidrolisis ester gliserol-asam Iemak

(gliserida) oleh enzim lipase dan diikuti penyingkiran dua unit atom karbon sebagai

13

asetil-KoA dan rantai asam lemak oleh ß-oksidasi. Studi biosintesis menunjukkan

bahwa pembentukan lipid ini menggunakan jalur kimia yang berbeda.

Biosintesis asam lemak berjalan dengan sederet reaksi melibatkan dua

komplek enzim plus ATP, NADPH2, Mn++, dan karbon dioksida

Pertama asetat bereaksi dengan KoA dan asetil-KoA yang terbentuk diubah

oleh reaksi dengan karbon dioksida menjadi malonil-KoA. Ini selanjutnya bereaksi

dengan asetil-KoA membentuk zantara dengan 5 unit karbon, yang mengalami

reduksi dan eliminasi karbon dioksida membentuk butinil-KoA. Senyawa malonil-

KoA bereaksi lagi dengan senyawa ini membentuk zantara dengan 7-atom karbon,

yang direduksi menjadi kaproil-KoA. Pengulangan reaksi ini akan membentuk asam

lemak (fatty acids) yang mempunyai atom karbon genap dalam rantainya. Jadi

bagian malonil-KoA, senyawa dengan 3 atom karbon, ternyata merupakan pemasok

satuan 2 atom karbon dalam biosintesis asam lemak..

Jalur biosintesis asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids), rantai cabang,

jumlah atom karbon gasal dalam asam lemak, dan lain-lain modifikasi belum

ditegakkan secara rinci.

Bagian molekul (moiety) gliserol yang digunakan dalam biosintesis lipid

diturunkan utamanya dari isomer-L dari α-gliserofosfat (L- α-GP). Reaksi-reaksi

yang terlibat dalam pembentukan tipe trigliserida dirangkum dalam Gambar 3-4. L-

α-GP mungkin diturunkan baik dari gliserol bebas maupun zantara glikolisis,

dihidroasetonfosfat bereaksi berturut-turut dengan 2 molekul asetil-KoA membentuk

pertama asam L-α-flisofosfatidat , kemudian asam L-α-fosfatidat. Senyawa yang

akhir ini diubah menjadi α,ß-digliserida, yang akan baik kembali kedaur asam

fosfatidat atau bereaksi dengan asil-KoA dan asam Iemak untuk membentuk

trigliserida.

Mengenai biosintesis asam Iemak yang penting dalam farmasi belum diketahui

secara rinci. Misalnya ester alkohol tinggi pada malam mungkin terbentuk dari unit

asam lemak yang lebih pendek dalam biosintesis yang analog dengan asam lemak.

Senyawa hidrokarbon dari lemak terbentuk dari reduksi sekualena atau metabolit

yang setara.

14

5. Sifat Fisika dan Kimia Lemak dan Minyak

a. Sifat-Sifat Fisika Lemak dan Minyak

i. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari

lecitin

ii. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatur kamar

iii. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan

untuk pengujian kemurnian minyak.

iv. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil), sedikit

larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan

pelarut halogen.

v. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang

rantai karbon

vi. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena

asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada

kerusakan minyak atau lemak.

vii. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau

minyak dengan pelarut lemak.

viii. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan

minyak/lemak

ix. Shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari

minyak / lemak

x. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta

pengaruh kehadiran komponen-komponennya

b. Sifat-sifat Kimia Minyak dan Lemak

i. Esterifikasi

Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari

trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui

reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan

pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.

15

ii. Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-

asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan

lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam

lemak dan minyak tersebut.

iii. Penyabunan

Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada

trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung

gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.

iv. Hidrogenasi

Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai

karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi

selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring .

Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada

derajat kejenuhan.

16

v. Pembentukan keton

Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa esterr.

vi. Oksidasi

Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen

dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan

bau tengik pada lemak atau minyak. (Fessenden,1986)

.

17

BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Tabung reaksi 1 set

b. Pipet tetes

c. Pipet ukur (5,10 ml)

d. Lampu spiritus

e. Gelas ukur (10, 25 ml)

f. Kertas biasa

g. Gelas piala (250, 500 ml)

h. Cawan porseln

i. Mikroskop

2. Bahan :

a. Kloroform

b. Eter

c. Larutan Na2CO3 1%

d. Empedu encer

e. Air

f. Hubl Jod reagen

g. Minyak kelapa

h. Minyak kacang

i. Minyak wijen

j. Lemak binatang

k. Gliserol

l. Kristal KHSO4

m. Alcohol

n. Kolesterol

o. Asam sulfat pekat

p. CuSO4

q. NaOH

18

B. Cara Kerja

1. Percobaan 1 : Kelarutan dan Terjadinya Emulsi

2. Percobaan 2 : Sifat Tidak Jenuh

19

Menaruh 5 tabung di rak dan mengisi masing-masing tabung dengan 2 cc bahan percobaan :

Tabung 1 : khloroform Tabung 2 : eter Tabung 3 : air Tabung 4 : larutan Na2CO3 1% Tabung 5 : larutan empedu encer

Menambahkan setetes minyak kelapa pada setiap tabung.

Membiarkan pada rak selama 5 menit

Menutup mulut tabung dengan ibu jari dan mencampurnya.

Menyiapkan sebuah tabung reaksi.

Kloroform memperoleh warna merah muda yang disebabkan adanya Jod bebas.

Mengisi dengan 5 cc khloroform dan menambahkan 5 tetes Hulb Jod reagen (lerutan Jod dalam alkohol yang mengandung sedikit HgCl2)

Membagi larutan berwarna ke dalam 4 tabung.

Melihat apa yang terjadi pada masing-masing tabung dan menerangkan pengaruh empedu pada pencernaan lemak.

3. Pembentukan Akrolin

20

Menambahkan minyak kelapa setetes demi setetes hingga warna merah tepat hilang.

Memanaskan dengan hati-hati.

Menambahkan pada setiap tabung kristal KHSO4 setebal 1 cm.

Menyiapkan 2 tabung reaksi kering, tabung 1 diisi dengan 3 tetes gliserol dan tabung 2 dengan 3 tetes minyak (minyak kacang)

Kemudian melakukan penambahan tetes demi tetes :

Tabung 2 : dengan minyak kecang Tabung 3 : dengan minyak wijen Tabung 4 : dengan lemak binatang

Melihat hasil percobaan dan mengetahui urutan-urutan ketidakjenuhan.

Melihat tabung mana yang berbau merangsang lebih cepat dan menuliskan rumus akrolin dan apa kegunaan KHSO4

4. Percobaan 4 : Larutan Cu (OH)2

5. Percobaan 5 : Menunjukkan Kristal Kolesterol

6. Percobaan 6: Percobaan Salkowski

21

Menyiapkan sebuah tabung reaksi.

Mengisi tabung reaksi tersebut dengan campuran CuSO4 dan NaOH dan menambahkan sedikit gliserol.

Melihat apa yang terjadi, senyawa yang terbentuk dan menuliskan rumusnya.

Melerutkan sedikit kolesterol dalam 2 cc alkohol panas, dan membiarkan dingin dalam rak.

Menjelaskan yang disebut steroid dan apa yang disebut sterol.

Memeriksa dan menggambar hablurnya di bawah mikroskop.

Menambahkan 2 cc asam sulfat pekat.

Melarutkan sedikit kolesterol dalam 2 cc kloroform.

Menyiapkan sebuah tabung reaksi.

Mencampur dengan hari-hati, lapisan asam sulfat menjadi kuning dengan fluorensensi hijau atau warna ungu (purple)

Mencari selain reaksi diatas yang untuk menunjukkan sterol dapat ditunjukkan dengan reaksi apa.

7. Percobaan : Grease Spot Test

22

Membiarkan agar lapisan eter keluar.

Mencampurkan zat padat atau zat cair yang akan diselidiki dengan 2cc eter dalam tabung reaksi

Memadamkan semua api terlebih dahulu karena eter mudah terbakar

Memindahkan lapisan eter dalam cawan porselin kering.

Mengusap cawan porselin dengan kertas biasa setelah eter habis.

Membiarkan eter menguap (dibantu menggunakan kipas)

Melihat apa yang terjadi dan guna percobaan ini

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

A. Percobaan 1 : “Kelarutan dan terjadinya emulsi”

Tabung 1 : Khloroform

Hasil : minyak larut dalam chloroform

Tabung 2 : Eter

Hasil : minyak larut dalam eter

Tabung 3 : Air

Hasil : minyak tidak larut dalm air

Tabung 4 : Larutan Na2CO3 1%

Hasil : minyak tidak larut dalam Na2CO3 1% dan sedikit

gelembung putih pada permukaan larutan

Tabung 5 : Larutan empedu encer

Hasil : minyak saat diteteskan ke empedu encer akan mengalami

penggumpalan tetapi setelah dikocok dan didiamkan 5 menit,

minyak akan larut

Pengaruh empedu pada pencernaan lemak :

Empedu terdiri dari kolesterol dan garam empedu serta

lesitin yang sifatnya polar. Bentuk emulsi akan distabilkan

oleh lipid amfipatik seperti lesitin dalam empedu sehingga

lesitin pada merangsangempedu berperan sebagai

pengemulsi

B. Percobaan 2 : “Sifat Tidak Jenuh”

Tabung 1 : minyak kelapa (15 tetes)

Tabung 2 : minyak kacang (10 tetes)

Tabung 3 : minyak wijen (3 tetes)

Tabung 4 : minyak/lemak binatang (17 tetes)

Urutan dari larutan yang tidak jenih ke larutan jenuh :

Minyak jenuh : 3 tetes

Minyak kacang : 10 tetes

23

Minyak kelapa : 15 tetes

Lemak binatang : 17 tetes

Terjadi karena rantai atom C yang jenuh sudah mendekati penuh berikatan

sedangkan yang tidak jenuh atom C karena tidak semua berikatan.

Contoh: CH lebih tidak jenuh dibandingkan dengan CH4 sehingga larutan

jenuh lebih sulit untuk menguraikan atau melepaskan chloroform

C. Percobaan 3 : “Pembentukan Akrolin”

Tabung yang baunya merangsang adalagh yang berisi gliserol + KHSO4 1 cm

Rumus akrolein : CH2OH-CHOH- CH2OH + KHSO4 CH2=CH-CHO

Kegunaan KHSO4 adalah mengikat air, sebagai katalisator dan sebagai oksidator

D. Percobaan 4 : “ Larutan Cu(OH)2

CuSO4 (1ml) + NaOH (1ml) terdapat 3 tingkat warna yaitu biru muda, biru tua

dan endapannya berupa putih

Setelah ditambahkan gliserol terjadi sedikit gumpalan, terdapat warna biru

dibagian atas, kuning dibagian tengah dan tetap terdapat endapan putih

E. Percobaan 5 : “Menunjukkan Kristal Kolesterol

Hasil Mikroskop

Steroid adalah senyawa yang terdapat bersama lemak dan mempunyai inti

siklopentano perhidrofenantren yaitu fenantren cincin ABC yang terikat cincin

siklopentan D (cincin D)

Sterol adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksil tetapi

tidak mengandung gugus karbonil atau karboksil

24

F. Percobaan 6 : “Percobaan Salkowski”

Didapatkan hasil :

- warna merah kebiruan(ungu) menunjukkan hasil dari reaksi kloroform dan

kolesterol yang berupa kolestadiena

- warna flourensensi hijau merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam

sulfat yang berupa asam sulfonat

- warna kuning merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi

G. Percobaan 7 : “Grease Spot Test”

a. Yang terjadi adalah :

1) Pada hasil sisa penguapan eter yang telah dicampuri minyak kelapa yang

diusap dengan menggunakan kertas putih adalah terbentuk bagian yang

lebih transparan tanpa ada endapan yang berwarna kuning

2) Pada hasil sisa penguapan eter yang telah dicampuri dengan minyak

jelantah dengan menggunakan kertas putih adalah terbentuk bagian yang

lebih transparan dengan ada endapan yang berwarna kuning muda

Hasil ini tidak lebih transparan dari hasil yang pertama

b. Dasar dan guna percobaan ini adalah serat sehingga cuku kecil membentuk

pori-pori yang sang sukr ditembus cahaya. Jika berikatan dengan partikel

lemak, pori-pori akan renggang sehingga kertas menjadi lebih mudah

ditembus cahaya dan tampak transparan. GUna percobaan ini untuk melihat

endapan minyak hasil penggorengan yang sulit untuk di uapkan. Yang mana

jika enapan minyak ini ada di dalam tubuh kita akan sulit untuk dicerna dan

bisa mengganggu kelancaran metabolisme tubuh

25

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kelarutan dan terjadinya Emulsi

1. PRINSIP PERCOBAAN

a. Uji Kelarutan Lipid

Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut

dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,

seton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk

emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah

menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk

emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi

dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,

sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.

Pada uji kelarutan lipid, kita ingin mengetahui kelarutan lipid pada pelarut

tertentu. Pada percobaan ini, minyak yang digunakan yakni minyak kelapa

murni. Kelarutan dapat dilihat dari fase larutan yang terbentuk satu fase

menunjukkan bahwa lipid larut, dan dua fase menunjukkan bahwa lipid tidak

larut, di mana fase yang di atas memiliki massa jenis lebih kecil dari pada fase

yang di bawah. Minyak dalam air membentuk emulsi tidak stabil setelah

pengocokan, ditandai dengan kedua jenis cairan yang segera memisah setelah

dikocok kuat.

Adapun penyebab sehingga air tidak larut dalam minyak dan terbentuk emulsi

tidak stabil ialah karena air merupakan senyawa yang bersifat polar, berbeda

dengan minyak yang sifatnya nonpolar. Sedangkan minyak dapat larut pada

laruan kloroform dan eter karena sifat kelarutan kedua larutan tersebut sama

dengan sifat kelarutan minyak, yakni nonpolar. Pada pencampuran antara

minyak dan soda (Na2CO3), juga menunjukkan bahwa minyak tidak larut tapi

membentuk emulsi yang stabil karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau

minyak.

Menurut teori yang ada, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk

emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak

bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif

26

permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya. Itulah yang

dinamakan emulsi yang stabil.

b. Uji Pembentukan Emulsi

Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan

lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,

diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent,

yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan

emulsifier dapat berupa protein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja

emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik

pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling

minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi

butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir

minyak satu sama lain.

Pada uji pembentukan emulsi, kita ingin mengetahui terjadinya

pembentukan emulsi dari minyak. Pada percobaan ini, juga digunakan minyak

yakni minyak kelapa murni. Adapun hasil yang diperoleh ialah pada penambahan

minyak pada air dan larutan soda adalah terbentuk emulsi tidak stabil. Sedangkan

pada penambahan minyak pada pelarut lainnya menunjukkan hasil bahwa

terbentuk emulsi yang stabil. Adapun yang menyebabkan minyak yang

ditambahkan dengan air membentuk emulsi tidak stabil ialah karena air yang

sifatnya polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya nonpolar sehingga

kedua cairan tersebut akan saling memisah (tidak bisa bersatu). Hal yang

menyebabkan terbentuknya emulsi tidak stabil pada penambahan minyak dengan

air dan larutan soda ialah karena adanya air pada campuran tersebut sehingga

walaupun sebenarnya minyak dalam pelarut soda akan membentuk emulsi stabil

karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda

membentuk sabun, tetap terbentuk emulsi yang tidak stabil. Sementara itu,

penambahan minyak dengan larutan lainnya yakni protein, larutan empedu, dan

larutan sabun membentuk emulsi yang stabil karena ketiga larutan tersebut

mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan, inilah yang

dinamakan zat pengemulsi (emulsifier atau emulsying agent). Daya kerja

emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik

pada minyak maupun pada air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling

27

minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi

butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir

minyak satu sama lain.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa eter dan

kloroform merupakan pelarut yang paling baik untuk melarutkan minyak kelapa,

hal ini dikarenakan kloroform dan eter merupakan bahan non-polar yang

memiliki densitas tinggi dan dapat melarutkan lemak. Sedangkan air merupakan

pelarut yang sifatnya polar sehingga tidak dapat digunakan untuk melarutkan air

karena air memiliki densitas yang rendah.

Lipid mempunyai sifat nonpolar sehingga lipid larut dalam larutan-larutan

yang bersifat non polar seperti eter, kloroform, benzena, karbontetraklorida,

xylena, alkhol, dan aseton. Dalam menguji suatu kelarutan minyak atau lemak,

disiapkan 5 tabung reaksi yang di dalamnya berisi masing-masing 2cc kloroform,

eter, air, larutan Na2CO3 1 % dan empedu encer yang ditetesi 1 tetes minyak

kelapa. Fungsi dari jumlah 5 tabung tersebut adalah sebagai pembanding, mana

yang lebih larut dan mana yang tidak.

2. Fungsi Reagen

a. Kloroform dan eter

Merupakan bahan yang bersifat nonpolar, sehingga dapat melarutkan minyak

kelapa yang juga bersifat nonpolar.

Pada tabung reaksi pertama yang di dalamnya terdapat 2cc kloroform yang

dicampur minyak kelapa, didapatkan terlihat minyak kelapa larut dalam

khloroform.

Pada tabung kedua yang didalamnya terdapat 2cc eter yang dicampur 1 tetes

minyak kelapa, didapatkan hasil minyak kelapa larut dalam eter.

b. Air

Berfungsi sebagai pelarut yang bersifat polar. Karena sifatnya yang polar, air

tidak dapat melarutkan lipid yang bersifat nonpolar.

28

Pada tabung reaksi ketiga yang berisi 2cc air yang dicampurkan dengan 1

tetes minyak kelapa, didapatkan hasil yakni minyak tidak larut dalam air.

c. Larutan Na2CO3 1 %

Na2CO3 merupakan larutan yang bersifat alkali. Alkali berfungsi untuk

menghidrolisis minyak kelapa (lipid) menjadi gliserol dan sabun (garam alkali

dari asam lemak). Reaksii ini disebut reaksi penyabunan. Penyabunan adalah

hidrolisis lemak dan alkali. Hasilnya adalah gliserol, dan garam alkali dari asam

lemak yang disebut sabun. Hidrolisis lemak oleh asam menghasilkan gliserol dan

asam lemak. Sabun dapat mengemulsikan dan larut dalam air.

Pada tabung rekasi keempat yang berisi larutan Na2CO3 dicampur dengan

minyak kelapa maka mendapatkan hasil, yaitu minyak tidak larut sempurna,

dan terdapat sedikit gelembung putih di permukaan larutan.

d. Larutan empedu encer

Empedu terdiri atas tiga komponen : kolesterol, garam empedu dan lesitin. Ketiga

senyawa ini merupakan senyawa amfipatik (lipid amfipatik/polar), yaitu senyawa

yang mempunyai bagian hidrofobik yang berinteraksi dengan lemak dan bagian

hidrofilik yang berinteraksi dengan air. Karena itu, senyawa tersebut sering

ditemukan di pertemuan antara lemak dan air. Jika lipid polar yang berada dalam

media aquous telah mencapai konsentrasi tertentu maka akan terbentuk misel.

Emulsi adalah lipid nonpolar (dalam bentuk partikel besar) yang terdapat dalam

medium aquous. Bentuk emulsi ini akan distabilkan oleh lipid amfipatik seperti

lesitin. Jadi di sini lesitin berfungsi sebagai emulgator.

Pada tabung rekasi kelima yang berisi larutan empedu cair 2cc yang

dicampur dengan minyak kelapa 1 tetes maka minyak tersebut dapat sedikit

larut, karena akan diemulsi kan oleh bahan yang terkandung dalam empedu

yakni lesitin. Lesitin berperan sebagai emulgator/pengemulsi.

29

Korelasi Klinik

Lipid amfipatik sangat diperlukan unutk membantu mengabsorbsi hasil pencernaan

lipid dalam usus halus. Selain itu lipid amfipatik juga merupakan struktur penting

penyusun membran sel biologik.

B. Sifat Tidak Jenuh

Pada percobaan sifat tidak jenuh, menggunakan khloroform dan reagen HublJod yang

di campurkan. Campuran tersebut akan berwarna merah yang disebabkan oleh jod yang

bebas. Setelah warna bercampur, larutan dibagi menjadi 4 tabung sama rata.

Pada tabung pertama ditambahkan minyak kelapa dengan menggunakan pipet tetes

hingga warna merah menjadi tepat hilang, menghitung berapa jumlah tetesan minyak hingga

warna merah tepat hilang. Didapatkan hasil 15 tetes. Tabung kedua ditambahkan minyak

kacang dengan menggunakan pipet tetes hingga warna merah menjadi tepat hilang,

menghitung berapa jumlah tetesan minyak hingga warna merah tepat hilang, didapatkan hasil

10 tetes. Tabung ketiga ditambahkan minyak wijen dengan menggunakan pipet tetes hingga

warna merah menjadi tepat hilang, menghitung berapa jumlah tetesan minyak hingga warna

merah tepat hilang, didapatkan hasil 3 tetes. Tabung keempat ditambahkan lemak binatang

dengan menggunakan pipet tetes hingga warna merah menjadi tepat hilang, menghitung

berapa jumlah tetesan minyak hingga warna merah tepat hilang, didapatkan hasil 17 tetes.

Jadi urutan sifat ketidak jenuhan, yang paling tidak jenuh adalah minyak wijen,

minyak kacang, minyak kelapa dan minyak binatang. Hal tersebut terjadi karena rantai atom

C yang jenuh sudah mendekati penuh berikatan, kalau yang tidak jenuh atom C tidak semua

berikatan.

Asam lemak jenuh dan tidak jenuh dapat dibedakan dengan cara melihat strukturnya.

Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan rangkap pada gugus hidrokarbonnya. Pada uji sifat

tidak jenuh ini pereaksi Hubl Jod akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan

rangkap pada molekulnya sehingga menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda akan

berubah menjadi warna orange, hal tersebut menunjukkan bahwa lemak tidak jenuh telah

mereduksi pereaksi Hubl Jod.

30

1. Fungsi Reagen

a. Kloroform

Berfungsi sebagai pelarut lemak (seperti pada percobaan I).

b. Reagen Hubl Jod

Terdiri atas larutan iod dalam alkohol yang mengandung sedikit HgCl2. Larutan Jod

berfungsi sebagai sumber iod bebas yang nantinya akan berikatan dengan ikatan

rangkap pada lipid. Sedangkan HgCl2 berfungsi sebagai katalisator reaksi.

c. Minyak kelapa, minyak wijen, minyak kacang dan lemak binatang

Merupakan lemak dengan tingkat kejenuhan yang berbeda, yang akan diuji tingkat

kejenuhannya pada praktikum ini. Semakin tidak jenuh suatu lipid berarti ikatan

rangkap dalam lipid tersebut semakin banyak, semakin banyak jumlah tetes minyak

yang diperlukan untuk mengikat semua Iod bebas yang ada. Sifat cair asam lemak

berkurang menurut panjang rantai dan bertambah menurut derajad

ketidakjenuhannya.

2. Korelasi Klinis

Kebanyakan asam lemak tidak jenuh berperan sebagai asam lemak essensial, karena

tubuh manusia tidak dapat memproduksinya.

Asam lemak terutama ditemukan sebagai bentuk ester di dalam lemak dan minyak

alami, tetai juga ditemukan dalam bentuk tidak terseterifikasi sebagai asam lemak bebas,

suatu bentuk pengangkut yang ada di dalam plasma darah. Asam lemak yang terdapat di

dalam lemak alami biasanya merupakan derivat rantai lurus dan mengandung atom karbon

dalam jumlah genap karena senyawa tersebut di sintesis dari unit dua-karbon. Rantai tersebut

bisa berupa rantai jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) atau rantai takjenuh

(mengandung satu atau lebih ikatan rangkap).

Asam lemak jenuh dapat digambarkan berupa asam asetat (CH3 – COOH) sebagai

anggota pertama rangkaian dengan –CH2 yang ditambahkan di antara gugus CH3 – dan –

COOH terminal.

31

Tabel Asam Lemak Jenuh

Nama UmumJumlah

Atom C

Asetat2 Produk akhir utama pada fermentasi

karbohidrat oleh organisme puminansia

Butirat 4 Pada lemak tertentu dalam jumlah sedikit

(terutama mentega). Suatu produk akhir

fermentasi karbohidrat oleh organisme

ruminansia

Valerat 5

Kaproat6

Laurat

12 Spermaseti, kayu manis, biji pohon palem

(palm kernel), minyak kelapa, pohon salam,

mentega.

Miristat14 Pala, biji pohon palem, minyak kelapa, myrtle,

mentega.

Palmitat 16 Banyak di semua lemak nabati dan hewani.

Stearat 18

Anggota – anggota lain yang lebih tinggi dari rangkaian ini terdapat, terutama dia malam

(wax). Beberapa asam lemak rantai bercabang juga pernah diisolasi dari sumber nabati dan

hewani.

2.   Asam Lemak Tidak Jenuh

Asam lemak tidak jenuh dapat dibagi menjadi :

(a).   Asam tidak jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung satu ikatan

rangkap.

(b).   Asam tidak jenuh ganda (polietenoid, polienoat), mengandung dua atau lebih

ikatan rangkap.

(c).   Eikosanoid: senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa (20 – karbon) polienoat

ini, terdiri dari prostanoid, leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Prostanoid

mencakup prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI), dan tromboksan (TX).

Prostaglandin terdapat pada hampir semua jaringan mamalia yang bekerja sebagai

hormon lokal, zat ini memiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis yang penting.

Senyawa golongan ini disintesis in vivo dengan cara siklisasi bagian tengah rantai karbon

32

dari asam lemak tak jenuh ganda 20 – karbon (eikosanoat), misalnya asam arakidonat

untuk membentuk suatu cincin siklopentana.Serangkaian senyawa terkait, tromboksan,

memiliki cincin siklopentana yang diselingi oleh sebuah atom oksigen (cincin oksana)

Tiga asam lemak eikosanoat yang berbeda menghasilkan tiga gugus eikosanoid

yang ditandai oleh jumlah ikatan rangkap di rantai samping, misalnya PG1, PG2, PG3.

Gugus – gugus substituen berbeda yang melekat pada cincin menghasilkan serangkaian

prostaglandin dan tromboksan yang dinamai A, B, dst, misalnya tipe E prostaglandin

(seperti pada PGE2) memiliki sebuah gugus keto di posisi 9, sementara tipe F memiliki

sebuah gugus hidroksil di posisi ini. Leukotrien dan lipoksin adalah kelompok ketiga

turunan eikosanoid yang terbentuk melalui jalur lipoksigenase

Kelompok ini masing – masing ditandai oleh adanya tiga atau empat ikatan

rangkap terkonjugasi. Leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi dan merupakan agen

proinflamasi kuat serta berperan dalam asma.

Tabel Asam Lemak Tak Jenuh yang Memiliki Makna Fisiologis dan Nutrisi

Jumlah Atom C

serta Jumlah dan

Posisi Ikatan

Rangkap

FamilyNama

UmumNama Sistematik Keberadaan

Asam Monoenoat (satu ikatan rangkap)

16:1;9 ω7 Palmitoleat cis-9-

Heksadesenoat

Pada hampir semua

lemak

18:1;9 ω9 Oleat cis-9-

Oktadesenoat

Mungkin asam lemak

tersering dalam lemak

alami

18:1;9 ω9 Elaidat trans-9-

Oktadesenoat

Lemak terhidrogenasi

dan ruminansia

Asam Dienoat (dua ikatan rangkap)

18:2;9,12 ω6 Linoleat all-cis-9, 12-

Oktadekadienoat

Jagung, kacang tanah,

biji kapas, kedelai, dan

banyak minyak nabati

33

Asam Trienoat (tiga ikatan rangkap)

18:3;6,9,12 ω6 γ – Linoleat all-cis-6,9,12-

Oktadekatrienoat

Sebagian tumbuhan,

misalnya minyak

evening primrose,

minyak borage, asam

lemak minor pada

hewan

18:3;9,12,15 ω3 α – Linoleat all-cis-9,12,15-

Oktadekatrienoat

Sering ditemukan

bersama asam linoleat,

tetapi terutama pada

minyak biji rami

Asam Tetraenoat (empat ikatan rangkap)

20:4;5,8,11,14 ω6 Arakidonat all-cis-5,8,11,14-

Eikosatetranoat

Ditemukan dalam

lemak hewan;

komponen penting

fosfolipid pada hewan

Asam Pentanoat (lima ikatan rangkap)

20:5;5,8,11,14,17 ω3 Timnodonat all-cis-

5,8,11,14,17-

Eikosapentaenoat

Komponen penting

pada minyak ikan,

misalnya hati ikan cod,

mackerel, menhaden,

minyak salmon

Asam Heksanoat (enam ikatan rangkap)

22:6;4,7,10,13,16,1

9

ω3 Servonat all-cis-

4,7,10,13,16,19-

Dokosaheksaenoat

Minyak ikan,

fosfolipid dalam otak

34

C. Pembentukan Akrolin

1. Fungsi Reagen

a. Gliserol

Merupakan hasil pemecahan lemak pada suhu tinggi. Gliserol merupakan

komponen pokok pembentukan akrolein. Akrolein mempunyai bau spesifik yang

merangsang.

b. Minyak

Sebagai kontrol negatif, karena minyak tidak membentuk akrolein dengan

penambahan KHSO4.

c. Kristal KHSO4

Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atomkarbon.Jadi tiap

atom karbon mempunyai gugus –OH.Satu molekul gliserol dapatmengikat

satu,dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester,yang disebut

monogliserida,digliserida atau trigliserida. Pada lemak,satu molekul gliserol

mengikat tiga molekul asam lemak,oleh karena itu lemak adalah Suatu

trigliserida, R1-COOH, R2-COOH, dan R3-COOH ialah molekul asam lemak

yang terikat pada gliserol.

Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol

menjadi akrolein.Dalam uji ini ada dua percobaan yaitu percobaan pertama 3 tetes

lemak cair + 1 cm kristal KHSO4, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi

kering, selanjutnya dipanaskan dengan pembakar Bunsen.Pada saat danKHSO4

medidih menghasilkan bau lemak (tengik). Pada percobaan yangkedua untuk uji

akrolein,3 tetes gliserol ditambahkan dengan 1 cm kristal KHSO4 kemudian

dipanaskan. Dari hasil yang diperoleh, campuran tersebut menghasilkan

bau.Untuk reaksi nya adalah apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan

dipanaskan hati-hati,akan timbul bau yang tajam khas karena mengalamai

dehidrasi menjadi akrolein,sedangkan asam asam lemak akan mengalami oksidasi

menjadi keton dan aldehid. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu,akrolein

mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk menentukan adanya

gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol seperti lemak dan minyak.

Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskanhati-hati juga

akan terjadi akrolein. Gliserol digunakan dalam industri kosmetika sebagai bahan

35

dalam pembuatan preparat yang dihasilkan. Disamping itu gliserol berguna bagi

kita untuk sintesis lemak didalam tubuh.

KHSO4 dalam sebuah reaksi dapat berfungsi :

Mengikat air

Sebagai katalisator

Sebagai oksidator

Pada percobaan ini yang digunakan adalah sifat KHSO4 yang mengikat air dari gliserol.

Reaksinya adalah sebagai berikut :

CH2 – OH CH2

CH – OH + KHSO4 CH + H2O

CH2 – OH CH = O

Gliserol Kalium Hidrosulfat Akrolein

Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskanhati-hati,akan timbul bau

yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yangdisebabkan oleh terbentuknya

akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu,akrolein mudah

diketahui dan reaksi ini telah dijadikanreaksi untuk menentukan adanya gliserol atau senyawa

yang mengandung gliserolseperti lemak dan minyak.

Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskanhati-hati juga akan

terjadi akrolein. Glierol digunakan dalam industri kosmetika sebagai bahan dalam pembuatan

preparat yang dihasilkan. Disamping itu gliserol berguna bagi kita untuk sintesis lemak

didalam tubuh

2. Korelasi Klinis

Gliserol merupakan jenis lipid yang secara kuantitatif sangat bermakna bagi tubuh

manusia. Contohnya :

triasilgliserol sebagai cadangan lipid dalam jaringan adiposa.

fosfoasilgliserol sebagai prekusor second messenger dan sebagai pelapis terluar dari

surfaktan paru.

36

Suhu Tinggi

D. Larutan Cu (OH)2

1. Fungsi Reagen

a. Cu(OH)2

Dibentuk dari CuSO4 + NaOH. Cu(OH)2 yang terbentuk tidak larut dalam air

(berupa endapan).

b. Gliserol

Untuk melarutkan kembali Cu(OH)2 yang terbentuk.

Tabung reaksi diberi larutan CuSO4 1 ml yang memiliki warna biru muda

kemudian ditambahkan larutan NaOH 1 ml ke dalam tabung reaksi, ketika CuSO4 dan

NaOH dalam tabung reaksi terjadi lapisan antara CuSO4 dan NaOH yang berwarna

biru muda pada bagian atas yang merupakan larutan CuSO4 dan endapan berwarna

putih pada bagian dasar yang merupakan larutan NaOH. Kemudian ditambahkan

gliserol ke dalam tabung reaksi hingga terdapat gumpalan diantara kedua lapisan tadi.

Kelompok kami menambahkan 8 tetes gliserol ke dalam tabung reaksi dan reaksi

menunjukkan adanya penggumpalan berwarna kuning, seharusnya hanya 1 tetes saja

sudah bisa menunjukkan gumpalan berwarna putih diantara kedua lapisan. Kesalahan

pada kelompok kami tidak mengamati benar reaksi penggumpalan ketika meneteskan

gliserol tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi. Rumus senyawanya :

CuSO4+NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4

Cu(OH)2 sebagai hasil reaksi akan membentuk endapan.

Gliserol merupakan trihidrat alkohol, dimana mempunyai dua gugus hidroksil

primer dan satu gugus hidroksil sekunder. Gliserol alami merupakan hasil samping

proses konversi lemak dan minyak .

2. Korelasi Klinis Secara Umum

Makna klinikopatologis dari pengukuran lipida , baik total maupun fraksi

fraksinya masih kontroversial. Kalau mempelajari hubungan antara kadar tinggi

kolesterol total dan penyakit kardiovaskular atherosklerosis atas dasar penyebaran

geografis, jelas ada korelasi positif, tetapi untuk menyatakan hal yang sam terhadap

satu individu tetap sukar. Usaha untuk membuktikan bahwa menurunkan lemak dalam

makanan atau kadar lipida dalam darah dapat menurunkan resiko atau beratnya

37

atherosklerosis masih kontroversial. Belum juga jelas apa sebabnya kadar tinggi

kolesterol- HDL mempunyai korelasi negatif dengan penyakit kardiovaskular. Yang

jelas, Kolesterol-LDL tinggi dan koesterol-HDL yang rendah merupakan faktor resiko

untuk penyakit atherosklerosis dan di lain pihak kolesterol-HDL tinggi dan kolesterol-

LDL rendah meramalkan kurangnya resiko penyakit kardiovaskular.

E. Menunjukkan Kristal Kolesterol

1. Fungsi Reagen

a. Alkohol

Digunakan untuk melarutkan kolesterol sehingga mudah untuk diamati di bawah

mikroskop.

Pada percobaan ini, kita ingin mengetahui bentuk kristal dari kolesterol. Adapun

hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah terlihat/nampak ada gambar kristal pada

pengamatan di bawah mikroskop larutan kolesterol yang telah dicampurkan dengan

alkohol panas

Menurut teori, kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap lalu membentuk

kristal. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena

dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal

dalam bentuk kristal yang tidak dapat berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran Kristal kolesterol seperti diatas. Hal ini

menunjukkan adanya Kristal kolesterol yang berbentuk kotak.

2. Korelasi Klinis

Kolesterol merupakan lipid amfipatik yang berperan sebagai komponen memran

sel yang penting. Selain itu kolesterol juga merupakan senyawa induk bagi sitesis

berbagai steroid dalam tubuh seperti hormon korteks adrenal, hormon seks, vitamin D

dan asam empedu serta glikosida jantung.

38

F. Percobaan Salkowski

Steroid adalah gugus senyawa yang mengandung struktur cincin yang terdiri dari cincin

fenantren (cincin A, B, dan C) serta cincin siklopentana (cincin D). kolesterol merupakan

senyawa induk yang merupakan asal dari semua steroid yang dihasilkan di dalam tubuh

manusia.

1. Fungsi Reagen

a. Kolesterol

Berfungsi sebagai sumber sterol jenuh

b. Kloroform

Berfungsi sebagai pelarut kolesterol agar lebih mudah bereaksi

c. H2SO4

Berfungsi sebagai oksidator

Dalam percobaan ini, akan terbentuk 3 lapisan dalam tabung reaksi, dari permukaan

bawah :

a. warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu (purple), merupakan hasil dari

reaksi antara kloroform dan kolesterol yang berupa kolestadiena.

b. fluoresensi hijau, merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang

berupa asam sulfonat.

c. kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi.

2. Korelasi Klinis

Sterol adalah senyawa yang mempunyai lebih dari satu gugus hidroksil dan

tidak memiliki gugus karbonil maupun karboksil. Fungsinya dalam tubuh sama

dengan fungsi steroid di dalam tubuh manusia.

3. Percobaan yang dapat menunjukkan adanya sterol selain dengan percobaan

Salkowski adalah metode Lieberman-Burchards yang menggunakan alat spesifik

berupa spektrofotometer. Pada metode ini, kolesterol total berupa kolesterol bebas

dan ester kolesterol diekstraksi. Jumlah kiolesterol ditentukan kolorimetris dengan

menerapkan reaksi Liebermann-Burchard dan dibandingkan dengan larutan standard

39

kolesterol yang diketahui. Namun dalam kegiatan ini menggunakan larutan standar

sebagai pembanding. Reaksi Liebermann-Burchard merupakan dasar penentuan

fotometri kolesterol. Cuplikan kolesterol dilarutkan dalam kloroform direaksikan

dengan asetat anhidrat dan sedikit asam sulfat pekat akan terjadi pewarnaan yang

khas untuk sterol tunggal . Pada reaksi Liebermann-Burchard larutan akan berubah

warna dengan segera menjadi merah dengan cepat akan menjadi biru-violet

(Kolekalsiterol kolesterol) dan untuk selanjutnya akan menjadi hijau (ergokalsiferol).

G. Grease Spot Test

1. Prinsip percobaan : Bila selulosa berikatan dgn partikel lemak, pori-pori selulosa

akan merenggang hingga kertas akan menjadi lebih rengang

sehingga akan mudah di tembus oleh cahaya.

2. Fungsi Reagen

a. Eter

Digunakan untuk melarutkan zat zat selain lemak yang terkandung dalam zat

yang akan diselidiki pada praktikum. Zat selain lemak tersebut akan menguap

secara cepat bersama eter. Zat-zat tersebut perlu dihilangkan agar tidak

mengganggu jalannya reaksi.

b. Pengusapan menggunakan kertas biasa

Kertas terbuat dari serat selulosa membentuk pori-pori yang sangat kecil sehingga

cukup sukar ditembus cahaya. Bila selulosa berikatan dengan partikel lemak,

pori-pori tersebut akan meregang sehingga kertas menjadi lebih mudah ditembus

cahaya dan tampak transparan.

2. Hasil percobaan

a. Minyak jelantah + eter menghasilkan kertas transparan + endapan berwarna

kuning muda.

b. Minyak kelapa murni + eter menghasilkan kertas transparan tanpa endapan warna

kuning muda.

4. Pembahasan

Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste cooking oil) adalah minyak limbah yang

bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak

sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas

40

pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, yang bisa menjadi bahan

karsinogenik.

Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang

dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau

tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia.

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R

dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah

pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat

umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan

gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

Dalam percobaan kali ini kami melakukan reaksi eter dengan 2 macam minyak,

minyak kelapa dan minyak jelantah (minyak bekas) eter berguna sebagai pelarut lemak dan

kedua minyak berguna sebagai lemak pada percobaan ini, pada awal percobaan kami

mengambil 5 tetes minyak kelapa dan 5 tetes minyak jelantah, kedalam tabung reaksi yang

berbeda, yang mana tiap tabung di tuang dengan 2 cc eter, setelah itu goyangkan tabung

reaksi agar minyak dan eter menyatu dengan baik, setelah itu tuangkan eter yang sudah di

gabung dengan minyak ke dalam porcelin, hal ini bertujuan untuk mempermudah eter untuk

menguap.

Percobaan pertama adalah eter dengan minyak kelapa, setelah campuran eter dan

minyak kelapa, di tuangkan kedalam porcelin akan terjadi penguapan dengan bau yang

kurang sedap, kita mengipas bagian dalam porcelin dengan bertujan agar eter lebih cepat

menguap dan bau menjadi lebih tipis sehingga tidak mengganggu jalannya percobaan kami,

saat penguapan berhenti terjadi dan tidak tercium lagi bau tidak sedap, kemudian usaplah

porcelin dengan kertas putih. Pada hasil usapan kertas terhadap hasil penguapan eter yang

telah tercampur dengan minyak kelapa ditemukan hasil usapan yang lebih semitransparan

pada kertas putih. Pada cara yang sama juga kami lakukan dengan minyak jelanta dan hasil

yang ditemukan ialah hasil usapan yang semitransparan tetapi ada sedikit gumpalan berwarna

kuning disekitar area semitransparan tersebut. Jika dibandingkan dengan hasil usapan

penguapan eter pada campurannya dengan minyak kelapa, hasil pengusapan dengan minyak

kelapa lebih semitrnsparan dibandingkan dengan minyak jelanta. Bagian kertas yang terusap

dengan sisa penguapan eter pada campuran eter dengan minyak jelanta jelas meninggalkan

bagian yang berwarna kuning karena adanya lemak yang telah berikatan dengan protein,

karbohidrat yang tidak dapat diurai dengan sempurna oleh eter dalam penguapan yang terjadi.

41

Bagian yang berwarna kuning ini membuat area semitransparan menjadi tidak luas seperti

pada hasil usap pada sisa penguapan minyak kelapa murni. Hubungan percobaan ini juga

dasar yang mana ketika selulosa dapat berikatan dengan partikel lemak murni sehingga pori-

pori kertas menjadi lebih renggang dan mudah ditembusi oleh cahaya. Hal yang berbeda

terjadi pada percobaan yang sama tapi menggunakan minyak jelanta yang mana tidak terjadi

ikatan partikel lemak yang lebih banyak dengan pori-pori selulosa, dibandingkan pada

percobaan menggunakan minyak kelapa murni. Penumpukan lemak dengan zat-zat yang ada

dalam minyak jelanta ini membuat area transparansi pada kertas menjadi lebih sempi

hubungannya dengan kesehatan manusia ialah, ketika kita sering mengkonsumsi makanan

yang diolah dengan minyak jelanta akan berdampak buruk bagi kesehatan. Karena lemak

yang bersifat tidak jenuh tersebut yang sulit untukdicerna/dipecahkan oleh sistem pencernaan

dalam tubuh kita.

42

BAB VI

KESIMPULAN

1. Perbedaan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh

Untuk lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap yang tersusun dalam

posisi isomer geometri yaitu bentuk trans dan cis isomer. Contohnya terdapat dalam

daging, susu dan hewan memamah biak lain. Sedangkan lemak jenuh contohnya pada

asam asetat yang didapat dari hasil fermentasi karbohidrat oleh ragi anggur. Lemak jenuh

memiliki rumus CnH2n+1-COOH dengan akhiran enoat, dan asam lemak jenuh memiliki

titik didih lebih tinggi daripada lemak tidak jenuh.

2. Reaksi-reaksi dan sifat-sifat lemak berdasarkan percobaan adalah:

a. Pada uji kelarutan minyak atau lemak setelah penambahan 1 tetes minyak kelapa di

kocok dan didiamkan selama 5 menit akan terjadi larutan campur dan tidak campur,

hal ini dikarenakan ada tidaknya kandungan gugus karboksil dalam senyawa tersebut.

Perbandingan kelarutan kloroform dan eter > Na2CO3 1% >larutan empedu encer > air.

b. Pada uji urutan sifat ketidakjenuhan, yang paling tidak jenuh adalah minyak wijen,

menyak kacang, minyak kelapa dan lemak binatang. Hal tersebut terjadi karena rantai

atom C yang jenuh sudah mendekati penuh berikatan, kalau yang tidak jenuh atom C

tidak semua berikatan

c. Pada uji pembentukan akrolin apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan

dipanaskan hat-hati, akan timbul bau yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar

yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehidra atau akrolein.

d. Pada uji larutan Cu(OH)2 setelah ditambahkan gliserol ke dalam tabung reaksi hingga

terdapat gumpalan berwarna putih diantara kedua lapisan tadi. Hal ini merupakan

gambaran hasil reaksi CuSO4 + NAOH Cu(OH)2 + NaSO3

Cu(OH)2 yang merupakan hasil reaksi yang memberi gambaran warna putih

43

e. Pada uji menunjukkan adanya kristal kolesterol didapati steroid merupakan zat yang

terdapat bersama lemak dan mempunyai inti derifat siklopentaso perhidrofenantren

yaitu fenantrn yang terikat pada cincin siklopentan. Sedangkan sterol adalah setiap

kelas dari alkohol siklik padat ditemukan baik pada tanaman (misalnya : kampesterol,

stigmasterol, beta-sitosterol) maupun hewan (misalnya : kolesterol)

f. Pada uji Salkowski ditemukan hasil yang bisa menunjukkan strerol, tapi percobaan

yang dapat menunjukkan adanya sterol selain dengan percobaan Salkowski adalah

dengan metode Libermann-Burchards yang menggunakan alat spesifik berupa

spektrofotometer.

g. Pada uji Grease-Spot Test jika dibandingkan dengan hasil usapan penguapan eter pada

campurannya dengan minyak kelapa, hasil pengusapan dengan minyak kelapa lebih

semitraksparan dibandingkan dengan minyak jelantah. Pengujian ini penting untuk

melihat lehib berbahayanya penggunaan minyak jelantah dalam pengolahan makanan

bagi tubuh manusia bila dibandingkan dengan minyak kelapa yang belum dipakai

berkali-kali.

44

BAB VII

KESAN DAN SARAN

Kesan

Jalannya praktikum sudah berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Para laboran sudah membimbing mahasiswa dengan baik namun pengontrolan terhadap

setiap percobaan yang dilakukan perlu di tingkatkan untuk mengurangi kesalahan yang

terjadi saat praktikum.

Sarana dan prasaran yang di sediakan oleh laboran sudah lengkap sehingga praktikum

dapat berjalan dengan baik.

Saran

Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing – masing praktikan.

Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan praktikum

sehingga praktikum berjalan lebih lancar.

45

BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reeche and Mitchel, 2002. Biologi.edisi ke 5.Alih bahasa Lestari, L. Penerbit

Erlangga. Jakarta

Harold Hart,” Organic Chemistry”, a Short Course, Sixth Edition, Michigan State University,

1983, Houghton Mifflin Co.

Harper, H.A, Rodwell,V.W., Mayes,P.A.,1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Muliawan, M.

Lange Medical Publication. Los Altos, California 94022.U.S.A.

Hart, Harold. (2003) Kimia OrganikSuatuKuliahSingkat.Erlangga: Jakarta

Page, David. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga

Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Supriyantini, Endang . Ir. 2006. Lipid. Semarang : Undip

46