Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

15
LAPORAN KEGIATAN MAGANG MANDIRI DI SEAMEO BIOTROP ANALISIS KIMIA B Praktikum 1 Disusun oleh: Diana Agustini Raharja J3L112168

description

Laporan Magang di Lab. Air dan Udara

Transcript of Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

Page 1: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

LAPORAN KEGIATAN MAGANG MANDIRI DI SEAMEO BIOTROP

ANALISIS KIMIA B Praktikum 1

Disusun oleh:Diana Agustini Raharja J3L112168

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIAPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

Page 2: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Persaingan di dunia kerja saat ini semakin tinggi. Ijazah saja belum cukup agar dapat menembus pasar kerja yang semakin ketat. Hal ini menunjukkan bahwa untuk dapat menembus pasar kerja saat ini, ada banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya ialah faktor pengalaman dan keterampilan kerja. Kedisiplinan juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam dunia kerja, sehingga setidaknya aspek-aspek tersebut dapat terbentuk selama melakukan kegiatan magang mandiri.

Kegiatan magang mandiri merupakan suatu kegiatan untuk mempelajari cara bekerja di suatu instansi atau perusahaan tertentu. Kegiatan magang ini dapat memberikan gambaran dari dunia kerja yang sebenarnya dan diharapkan dapat memberikan pengalaman serta keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja agar dapat benar-benar bersaing dalam dunia kerja. Magang mandiri yang dilakukan juga dapat membentuk etos kerja, kedisiplinan, keuletan, dan kejujuran sebelum benar-benar memasuki dunia kerja.

Kegiatan magang mandiri dilaksanakan di salah satu balai, yaitu SEAMEO BIOTROP Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology, khususnya di bagian laboratorium air dan udara. Alasan memilih balai sebagai tempat magang mandiri ialah dapat dijadikan tempat untuk mempelajari hal-hal yang baru maupun untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama belajar di Analisis Kimia Diploma IPB.

1.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan dilaksanakannya magang mandiri ini ialah untuk menambah wawasan, melatih keterampilan dan kemampuan kerja, mengisi waktu liburan denga melakukan kegiatan yang positif dan berpotensi untuk meningkatkan kualitas diri, agar dapat berosialisasi dengan baik di lingkungan kerja, serta untuk mempersiapkan diri sebelum benar-benat memasuki lingkungan kerja.

1.3 Lokasi dan Waktu Magang Mandiri

SEAMEO BIOTROP Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology berlokasi di Jalan Raya Tajur Km. 6 Bogor, Jawa Barat dan waktu magang mandiri dimulai dari jam 8.00 sampai 15.00 WIB. Magang mandiri dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2014 sampai 31 Juli 2014.

Page 3: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

2 GAMBARAN UMUM SEAMEO BIOTROP

2.1 Sejarah SEAMEO BIOTROP

SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) ialah organisasi menteri-menteri pendidikan se-Asia Tenggara yang didirikan pada tahun 1965 melalu SEAMEO Charter yang ditandatangani oleh 7 negara di Asia Tenggara dan dengan terbentuknya SEAMEO, maka dibentuklah pusat-pusat di Negara-negara Asia Tenggara yang saat ini berjumlah 17 pusat dan 3 cabang termasuk SEAMEO BIOTROP. SEAMEO BIOTROP merupakan pusat regional Asia Tenggara untuk biologi tropika dan merupakan salah satu pusat di bawah SEAMEO yang didirikan pada tanggal 6 Februari 1968 berlokasi di lingkungan Kebun Raya Bogor.

SEAMEO BIOTROP memiliki tugas dan mandat dari Dewan Pembina yang meliputi pembinaan sumber daya manusia di Asia Tenggara khususnya. Kegiatan tersebut terdiri dari penelitian, pelatihan, kerjasama, dan penyebaran informasi dalam lingkup biologi tropika serta salah satu yang tertua dan terbesar di samping SEARCA dan INNOTECH di Filipina. SEAMEO BIOTROP melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0186/9/1997 menjadi salah satu pusat penelitian dan pengembangan biologi tropika di lingkungan Institut Pertanian Bogor.

Services Laboratory SEAMEO BIOTROP (SL-SEAMEO BIOTROP) merupakan salah satu bagian dari organisasi SEAMEO BIOTROP yang mempunyai tugas sebagai pelayanann jasa laboratorium pengujian. SL-SEAMEO BIOTROP terdiri dari laboratorium pengujian dan laboratorium kultur jaringan untuk produksi bibit tanaman, selain itu laboratorium ini melayani aktivitas penelitian biologi tropika.

SL-SEAMEO BIOTROP pada tahun 2000 ditetapkan menjadi salah satu bagian dari SEAMEO BIOTROP yang mempunyai tugas sebagai pelayanan jasa laboratorium pengujian berdasarkan kepusuan Sidang Dewan Pembina. Saat ini SL-SEAMEO BIOTROP telah memperoleh sertifikat akreditasi sebagai laboratorium pengujian sesuai dengan SNI 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional dengan nomor sertifikat akreditasi laboratorium LP-221-IDN.

SL-SEAMEO BIOTROP berusaha mengimplementasikan, memelihara, serta meningkatkan sistem manajemen yang ditetapkan dalam suatu standar nasional Indonesia, yaitu SNI 17025:2005. Seluruh kegiatan tenaga pelaksana dilakukan dalam kondisi independen, bebas dari pengaruh tekanan komersial, keuangan, serta tekanan lainnya yang dapat memengaruhi mutu kerja, sedangkan untuk manajemen laboratorium kultur jaringan sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan SEAMEO BIOTROP

Page 4: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

2.2.1 Visi

Visi SEAMEO BIOTROP yaitu menjadi pusat yang bermutu dalam penelitian, pelatihan, dan penyediaan informasi di bidang biologi tropis.

2.2.2 Misi

Misi SEAMEO BIOTROP yaitu untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mendukung konservasi keanekaragaman hayati.

2.2.3 Tujuan

Tujuan SEAMEO BIOTRO yaitu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang bijak dalam pengelolaan bidang biologi tropis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, menyediakan informasi yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan di bidang biologi tropis, menyediakan layanan prima bagi para pihak serta terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat.

2.3 Struktur Organisasi SEAMEO BIOTROP

SEAMEO BIOTROP dipimpin oleh direktur yang juga bertugas sebagai Gpverning Board SEAMEO di Indonesia. Direktur membagi tugas kepada dua deputi yaitu Deputi Program dan Pemasaran serta Deputi Manajemen Penelitian dan Komunikasi. Kedua deputi ini mengkoordinasikan tugas kepada kepala bagian. Kepala bagian laboratorium mengkoordinasikan tugas kepada Manajer Mutu setiap laboratorium. Manajer Mutu Services Laboratory mengkoordinasikan tugas kepada Manajer Laboratorium Kultur Jaringan dan Manajer Teknis Laboratorium Pengujian. Struktur oraganisasi SL-SEAMEO BIOTROP yang diterapkan pada prinsipnya merupakan fungsi structural Laboratorium Penelitian SEAMEO BIOTROP yang dimodifikasi dengan penambahan struktur lain sesuai SNI 17025:2005. Keuangan dan tekanan lain yang mengganggu objektifitas hasil pengujian dalam rangka memperkuat pengelolaan laboratorium yang bebas tekanan komersial, maka dibentuk struktur organisasi serta fungsi SL-SEAMEO BIOTROP.

2.4 Sarana SEAMEO BIOTROP

Fasilitas yang dimiliki di antaranya perpustakaan, asrama, aula, ruang kelas, lahan percobaan, rumah kaca, dan beberapa laboratorium seperti laboratorium analisis air dan udara, laboratorium terpadu, laboratorium analisis pangan dan pakan, laboratorium analisis tanah dan tanaman, serta laboratorium kultur jaringan.

Page 5: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

3 PEMBAHASAN

Kegiatan magang mandiri dilaksanakan di laboratorium analisis air dan udara di bawah bimbingan bapak Budy Cahyadi, S. Si. Laboratorium analisis air dan udara ini menyediakan layanan untuk menganalisis kualitas air dan udara dan juga memberikan layanan konsultasi untuk penilaian dan pengukuran keadaan lingkungan di lapangan. Analisis air yang dilakukan meliputi parameter fisika-kimia yang mencakup temperatur, warna, kekeruhan, kadar garam, daya konduksi, pH, COD, nitrat, nitrit, amonia, fosfat, sulfat, sulfida, surfaktan anionik, fenol, klorida, klorin, fluorida, sianida, dan kromium heksavalen. Analisis udara yang dilakukan meliputi SO2, O3, NO2, H2S, dan NH3.

Alat instrumen yang digunakan ialah spektrofotometer. Prinsip kerja dari spektrofotometer ialah analisis yang didasarkan pada serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar 1990). Hukum Lambert-Beer menyatakan bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi, dan intensitas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linear (Underwood 2002)

Temperatur sampel air pada analisis air diukur dengan menggunakan termometer. Termometer terdiri dari sebuah pipa kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa), dan bagian atas cairan merupakan ruang hampa udara. Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda.

Warna pada sampel air diuji berdasarkan SNI 6989.80:2011 tentang cara uji warna secara spektrofotometri. Cara uji ini digunakan untuk menentukan warna air alam, air minum, dan air limbah secara spektrofotometri pada panjang gelombang 450 nm sampai 465 nm dengan kisaran serapan 0,005 sampai 0,8. Cara uji ini digunakan untuk mengukur warna sebenarnya. Apabila warna memberikan serapan lebih besar dari 0,8 maka perlu dilakukan pengenceran. Prinsip uji ini yaitu warna dari larutan contoh uji diukur dengan metode dan panjang gelombang yang telah ditentukan dengan menggunakan larutan standar Pt-Co.

Daya konduksi pada sampel air diuji berdasarkan SNI 06-6989.1-2004 tentang cara uji daya hantar listrik (DHL). Metode ini meliputi cara uji daya hantar listrik (DHL) air dan air limbah dengan menggunakan alat konduktometer. Prinsip uji ini yaitu daya hantar listrik diukur dengan elektroda konduktometer

Page 6: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

dengan menggunakan larutak kalium klorida sebagai larutan baku pada suhu 25oC.

Uji derajat keasaman (pH) pada sampel air dilakukan berdasarkan SNI 06-6989.11-2004 tentang cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter. Alat pH meter yang digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan 7 untuk mengukur larutan yang bersifat asam, 7 dan 10 untuk larutan yang bersifat basa, atau 4, 7, dan 10 jika larutan uji tidak diketahui sifat keasamannya. Prinsip uji ini ialah berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara potensiometri atau elektrometri dengan menggunakan pH meter.

Klorin bebas dalam sampel air dapat ditentukan kadarnya berdasarkan SNI 06-4824-1998 tentang pengujian kadar klorin bebas dalam air dengan alat spektrofotometer sinar tampak secara dietil fenilindiamin (DFD). Uji ini meliputi cara penentuan kadar klorin bebas pada daerah konsentrasi 0,011-4,0 mg/L dan penggunaan metode dietil fenilindiamin (DFD) dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 515 nm.

Fluorida pada sampel air ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.29-2005 tentang cara uji fluorida (F-) secara spektrofotometri dengan SPADNS. Ruang lingkup metode ini untuk kadar fluorida sampai dengan 1,40 mg/L. Bila lebih tinggi maka sampel tersebut harus diencerkan. Prinsip metode ini ialah fluorida bereaksi dengan larutan campuran SPADNS-asam zirkonil menyebabkan berkurangnya warna larutan. Pengurangan warna ini sebanding dengan banyaknya unsur fluorida dalam sampel uji yang kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 570 nm.

Amonia bebas pada sampel air ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.30-2005 tentang cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat dalam contoh air dan air limbah pada kisaran kadar 0,1 mg/L sampai dengan 0,6 mg/L NH3-N pada panjang gelombang 640 nm. Prinsip uji ini ialah amonia bereaksi dengan hipoklorit dan fenol yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida membentuk senyawa biry indofenol.

Penentuan COD (chemical oxygen demand) pada sampel air dapat menggunakan metode refluks tertutup secara titrasi dengan metode pengujian yang mengacu pada SNI M-70-1990-03. Prinsip utama dari metode uji ini ialah mengoksidasi senyawa organik dengan kalium dikromat pada suasana asam kuat (dilakukan dengan penambahan asam sulfat 4 N) pada temperatur 150 oC. Kalium dikromat yang tersisa diukur dengan titrasi menggunakan larutan ferro ammonium sulfat (FAS) dan indikator yang digunakan ialah ferroin. Hal yang sama dilakukan untuk blanko (berupa air suling bebas bahan organik). Konsentrasi COD dinyatakan sebagai mg O2/L.

Sianida dalam air dapat ditentukan berdasarkan SNI 6989.77:2011 tentang cara uji sianida (CN-) secara spektrofotometri. Cara uji ini digunakan untuk

Page 7: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

menentukan kandungan sianida dalam air dan air limbah secara kolorimetri dengan menggunakan spekrofotometer dengan rentang kerja 0,02 mg/L sampai 0,2 mg/L. Prinsip uji ini yaitu sianida dalam sampel yang telah didistilasi diubah menjadi CNCl (gas yang sangat beracun) melalui reaksi dengan kloramin-T pada pH kurang dari 8. CNCl membentuk senyawa kompleks berwarna merah kebiruan dengan penambahan pereaksi asam barbiturate-piridin setelah reaksi sempurna, kemudian diukur secara kolorimetri menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm sampai 582 nm.

Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometer berdasarkan SNI 06-2480-1991 pada kisaran kadar 0,1 mg/L – 2,0 mg/L dengan menggunakan metode brusin sulfat. Prinsip dari uji ini ialah nitrat dalam air dalam suasana asam dengan brusin sulfanilat dan asam sulfat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terjadi diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.

Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan metode spektrofotometer berdasarkan SNI 06-2484-1991 pada kisaran kadar 0,001 mg/L – 0,2 mg/L NO2-N dengan menggunakan metode asam sulfanilat. Prinsip dari dari uji ini ialah nitrit dengan asam sulfanilat dan NED dihidroklorida dalam suasana asam (pH 2,0-2,5) membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Intensitas warna yang terjadi diukur absorbansiny adengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm.

Kromium heksavalen dalam sampel air dapat ditentukan berdasarkan SNI 6989-71-2009 tentang cara uji kromium heksavalem (Cr6+) dalam contoh uji menggunakan spektrofotometer. Prinsip metode ini ialah ion kromium heksavalen direaksikan dengan difenilkarbazida dalam suasana asam membentuk senyawa kompleks berwarna merah-ungu yang menyerap cahaya tampak pada panjang gelombang 530 nm atau 540 nm. Serapannya yang diukur pada panjang gelombang tersebut sebanding dengan kadar ion kromium heksavalen.

Fenol dalam air dapat ditentukan dengan menggunakan SNI 06-6989.21-2004. Metode ini digunakan untuk penentuan kadar fenol dalam air dan air limbah dengan menggunakan aminoantipirin dengan alat spektrofotometer. Kadar fenol yang diukur antara 0,005 mg/L sampai dengan 0,1 mg/L dan menggunakan panjang gelombang 460 nm, sedangkan untuk kadar fenol lebih besar dari 0,1 mg/L menggunakan panjang gelombang 500 nm. Prinsip metode ini ialah semua fenol dalam air akan bereaksi dengan 4-aminoantipitin pada pH 7,9 ± 0,1 dalam suasana larutan kalium ferri sianida akan membentuk warna merah kecoklatan dari antipirin. Warna yang terbentuk diukur absorbansnya pada panjang gelombang 460 nm atau 500 nm.

Sulfida dalam air dapat ditentukan dengan menggunakan SNI 6989.70-2009 tentang cara uji sulfida dengan menggunakan biru metilena secara spektrofotometri. Metode ini digunakan untuk penentuan total sulfida dalam air dan air limbah pada kisaran kadar 0,02 mg/L sampai dengan 1,0 mg/L. Prinsip

Page 8: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

metode ini ialah sulfida bereaksi dengan ferri klorida dan dimetil-p-fenilendiamina membentuk senyawa berwarna biru, kemudian diukur pada panjang gelombang 664 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Surfaktan anionik dalam sampel air dapat ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.51-2005 tentang cara uji kadar surfaktan anionik dengan spektrofotometer secara biru metilena. Cara uji ini digunakan untuk menentukan kadar surfaktan anionic dalam air dan air limbah secara biru meilena dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan kisaran kadar 0,025 mg/L sampai 2,0 mg/L pada panjang gelombang 652 nm. Prinsip uji ini ialah surfaktan anionik bereakasi dengan biru metilena membentuk pasangan ion berwarna biru yang larut dalam pelarut organik. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm. Serapan yang terukur setara dengan kadar surfaktan anionik.

Fosfat dalam air dapat ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.31-2005 tentang cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asalm askorbat dalam contoh air dan air limbah pada kisaran kadar 0,01 mg P/L sampai dengan 1,0 mg P/L pada panjang gelombang 880 nm. Prinsip uji ini ialah dalam suasana asam maka amonium molibdat dan kalium antimonil tartrat bereaksi dengan ortofosfat membentuk senyawa asam fosfomolibdat yang kemudian direduksi oleh asam askorbat menjadi kompleks biru molibden.

Sulfat dalam air dapat ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.20-2004 tentang cara uji sulfat dalam air dengan alat spektrofotometer. Metode ini digunakan untuk menguji kadar sulfat yang terdapat dalam air antara 1-40 mg SO4/L pada panjang gelombang 420 nm. Prinsip uji ini yaitu ion sulfat bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam akan membentuk suspensi barium sulfat dengan membentuk kristal barium sulfat yang sama besarnya diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

Klorida dalam air dapat ditentukan berdasarkan SNI 6989.19:2009 tentang cara uji klorida dengan metode argentometri. Metode ini digunakan untuk penentuan klorida dalam air dan air limbah pada kisaran kadar 1,5 mg klorida/L sampai 100 mg klorida/L. Prinsip uji ini ialah dalam larutan netral atau sedikit basa maka ion perak bereaksi secara kuantitatif dengan ion klorida. Titrasi diakhiri dengan pembentukan perak kromat yang berwarna merah hasil reaksi kelebihan ion perak dengan ion kromat.

Kekeruhan air ditentukan berdasarkan SNI 06-6989.25-2005 tentang cara uji kekeruhan dengan nefelometer. Cara uji ini digunakan untuk menetapkan kekeruhan air dan air limbah dengan nefelometer yang mana kekeruhan maksimum yang dapat diukur dalam pengujian ini ialah 40 NTU. Apabila sampel uji mempunya kekeruhan lebih dari 40 NTU maka sampel harus diencerkan. Prinsip uji ini yaitu intensitas cahaya sampel uji yang diserap dan dibisakan dibandingkan terhapa intensitas cahaya suspensi baku.

Page 9: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

Kadar garam atau salinitas dapat ditentukan berdasarkan RASNI 1111:2012 tentang cara uji kegaraman (salinitas) dengan metode salinometri. Alat yang digunakan ialah salinometer. Salinometer merupakan alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Cara kerjanya berdasarkan daya hantar listrik, semakin besar salinitas semakin besar pula daya hantar listriknya.

Uji SO2 dalam udara ambien dapat ditentukan berdasarkan SNI 19-7119.7-2005 tentang cara uji kadar sulfur dioksida dengan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer. Metode ini digunakan untuk penentuan sulfur dioksida di udara ambien dengan menggunakan pararosanilin secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 25 µg/m3 sampai 1000 µg/m3. Prinsip uji ini yaitu gas sulfur dioksida diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat dan dengan menambahkan larutan pararosanilin serta formaldehida maka keadaan senyawa diklorosulfonatomerkurat akan membentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu.

Uji NO2 pada udara ambien dapat dilakukan secara spektrofotometri berdasarkan SNI 19-7119.2-2005 tentang cara uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan metode Griess Saltzman. Prinsip uji ini ialah gas nitrogen dioksida dijerap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye yang berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm.

Kadar H2S di udara ambien dapat ditentukan berdasarkan metode W Leithe 1971. Prinsip uji ini ialah gas dihidrogen sulfide diserap dalam larutan penjerap kadmium dihidroksida dan dengan menambahkan larutan amina serta FeCl3 ke dalam larutan tersebut maka akan terbentuk senyawa FeS beserta endapan putih. Konsentrasi larutan tersebut kemudian diukur secara spektrofotometri dengan menggunakan panjang gelombang 670 nm.

Kadar NH3 dalam udara ambien dapat ditentukan berdasarkan SNI 19-7119.1-2005 tentang cara uji kadar amonia dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer. Prinsip uji ini yaitu amonia dari udara yang telah dijerap oleh larutan penjerap asam sulfat akan membentuk amonium sulfat, yang kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa sehingga akan membentuk senyawa komples indofenol yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.

Kadar O3 di udara ambien dapat ditentukan berdasarkan SNI 19-7119.8-2005 tentang cara uji kadar O3dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer. Prinsip uji ini ialah O3 dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan NBKI dan bereaksi dengan ion iodida akan

Page 10: Laporan Kegiatan Magang Mandiri Seameo Biotrop

membebaskan iod (I2) yang berwarna kuning muda. Konsentrasi larutan kemudian ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm.

4 SIMPULAN

Simpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan magang mandiri yang telah dilakukan di SEAMEO BIOTROP ialah peserta magang mandiri telah memiliki keahlian dan keterampilan dalam melakukan analisis kuantitatif terhadap kualitas air dengan beberapa parameter kualitas air yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptorahardjo A, penerjemah; Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Basic Concepts of Analytical Chemistry.

Underwood AL, Day RA. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Ed. ke-6. Sopyan I, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis.