BAB Magang

download BAB Magang

of 27

Transcript of BAB Magang

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan oleh pemerintah pusat dan daerah dengan didukung oleh masyarakat dan pihak lainnya. Berbagai program telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,namun masih banyak dijumpai masalah dalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatn yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,peningkatan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Puskesmas adalah unit pelaksana tekhnis yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakat pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu. Puskesmas Marabatuan sebagai salah satu unit pelayanan masyarakat berfungsi sebagai pusat pengembangan,pembinaan,dan pelayanan upaya kesehatan melalui beberapa program puskesmas yang dijalankan dan mencakup dalam 6 (enam) program pokok ditambah dengan beberapa program pengembangan sesuai dengan kondisi dan keperluan. Program pemberantasan penyakit ( P2M) merupakan salah satu program pokok yang dijalankan di puskesmas Marabatuan,dan program pemberantasan penyakit Kusta merupakan salah satu program yang merupakan bagian dari P2M. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks, masalah tersebut bukan1

hanya dari segi madis tetapi meluas sampai masalah nasional,ekonomi dan social budaya dimasyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini ditakuti sebagian masyarakat, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau pengertian terhadap penyakit kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Disamping cacat yang timbul, pendapat yang keliru dari masyarakat terhadap penyakit kusta adalah rasa takut yang berlebihan atau leprophobia dan mitos yang ada dimasyarakat bahwa penyakit kusta adalah penyakit kutukan. Di Puskesmas marabatuan, penyakit kusta memang tidak termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak,namun karena penyakit ini merupakan penyakit serius yang juga menyebabkan kecacatan dan bisa berpengaruh luas terhadap penderita,keluarga dan masyarakat sekitarnya maka penyakit ini menjadi masalah tersendiri bagi Puskesmas Marabatuan.

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Secara umum tujuan magang adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan Mahasiswa dalam mempraktekkan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah di tempat magang,dalam hal ini penulis berkesempatan magang di Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan.2. TUJUAN KHUSUS

Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan magang ini adalah : y Mampu mengidentifikasi masalah P2 kusta di Puskesmas Marabatuan y Menentukan prioritas masalah P2 Kusta di Puskesmas Marabatuan y Memberikan alternative pemecahan masalah P2 Kusta di puskesmas Marabatuan

C. MANFAAT2

1. BAGI MAHASISWA y Memperdalam pengertian tentang cara berpikir dan bekerja yang komprehensif, sehingga dapat mengidentifikasi suatu permasalahan kesehatan di Puskesmas Marabatuan. Memperdalam kemampuan dalam menganalisa masalah serta memberikan alternative pemecahan masalah yang berorientasi pada managemen di P2 Kusta.

y

2. BAGI INSTANSI MAGANG

Sebagai bahan masukan khususnya dalam perbaikan pelaksanaan program P2 Kusta di Puskesmas Marabatuan.

3

BAB II ANALISIA SITUASIA. Gambaran Umum Puskesmas Marabatuan

1. Geografi Puskesmas Marabatuan terletak di Ibukota Kecamatan Pulau Sembilan terletak didesa tanjung nyiur berjarak tempuh 500km dari kabupaten kotabaru yang mempunyai luas wilayah kerja kurang lebih 105,76 km persegi yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 5 Desa, dengan Geografi Wilayah 2 Desa dapat dilalui dengan kendaraan Roda 2 dan 3 Desa lainnya hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan kapal laut dengan menempuh waktu 5 sampai 6 jam,jumlah penduduk 6046 Jiwa yang ( Data BPS Tahun 2010 ) dan tergolong daerah sangat terpencil . y y y y Adapun batas-batas wilayah Puskesmas marabatuan :

Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Pulau Laut Barat (Lontar ) Sebelah Timur Berbatasan dengan selat makasar Sebelah Selatan Berbatasan dengan Jawa Timur ( Masa lembu) Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Kintap / Banjarmasin

Puskesmas Marabatuan memiliki 3 buah Puskesmas pembantu, 10 buah Posyandu dan 5 buah Polindes, 1 buah posyandu lansia,5 buah Poskesdes.4

Puskesmas Marabatuan memiliki 1 buah bangunan ruang perawatan jalan (rawat jalan) dengan kapasitas 5 buah tempat tidur dengan dukungan sarana transportasi berupa 1 buah Puskesmas Keliling dan 3 buah kendaraan roda dua, 1 buah Speed boat ( Perahu bermotor ). Jarak tempuh dari Puskesmas Marabatuan ke posyandu atau desa paling dekat sekitar 02 km, yaitu Posyandu Kasih Ibu desa Tengah yang dapat dilalui dengan kendaraan roda dua,untuk keposyandu Desa Tanjung Nyiur dapat ditempuh dengan kendaraan Roda 2,untuk kePosyandu desa Maradapan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan Perahu bermotor ( Speed Boat)dengan jarak 21 Mil Laut memerlukan waktu 5 jam, dan untuk keposyandu Teluk Sungai juga hanya dapat ditempuh dengan menggunakan Perahu bermotor( Speed Boat) dengan jarak tempuh 30 Mil Laut memerlukan waktu 6 jam, dan jarak yang paling jauh sekitar 31 Mil Laut, yaitu Posyandu Labuan Barat di Desa Labuan Barat, yang ditempuh dengan speed boat ( Perahu Bermotor selama 6,5 Jam ) yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur.

2. Demografi Penduduk diwilayah kerja Puskesmas Marabatuan Tahun 2010 berjumlah 6046 menurut data BPS Kabupaten Kotabaru yang terdiri dari 3254 penduduk laki-laki dan 2701 penduduk perempuan yang tersebar di lima Desa dengan rincian sbb :

No

NAMA DESA

LAKILAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

1 2 3 4

Desa Tengah Desa Tanjung Nyiur Desa Maradapan Desa Teluk Sungai

763 972 495 557

682 897 478 459

1445 1824 973 1016

5

5

Desa Labuan Barat Jumlah Total

467 3254

321 2837

582 6046

Dari jumlah penduduk tersebut diatas sebanyak 2873 jiwa tergolong dalam Katagori penduduk sangat miskin ( Data BPS Kabupaten Kotabaru tahun 2010)

B. Gambaran sosial ekonomi Suku yang tinggal didalam wilayah Pulau Sembilan Adalah : y y y y Suku Bugis Suku Mandar Suku Banjar Suku Jawa : 55 % : 40 % : 3% : 2%

Mata pencarian masyarakat pulau Sembilan mayoritas adalah Nelayan, selain itu adalah pedagang dan PNS.

C. Pendidikan Sarana pendidikan di Kecamatan Pulau Sembilan terdiri dari Taman Kanak-kanak 4 buah, Sekolah dasar 5 buah, SLTP 1 buah dan SLTA 1 buah.

D. Sumber daya organisasi Puskesmas Marabatuan 1. Struktur dan ketenagaan Kegiatan operasional pelayanan Puskesmas di pimpin oleh seorang kepala Puskesmas yang membawahi bagian administrasi yaitu ketata usahaan dan program program pokok maupun pengembangan di Puskesmas Marabatuan. Adapun Jumlah tenaga yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas Marabatuan sebanyak 18 orang yang6

terdiri dari Dokter Umum 2 Orang ,Dokter Gigi 1 Orang Perawat 10 Orang, Sanitarian 1 Orang, Kebidanan 3 Orang, Pekarya Kesehatan 1 Orang.

Gambar 1 Struktur Organisasi Puskesmas Marabatuan Tahun 2010KEPALA PUSKESMAS

TATA USAHA

Ka.Unit Promkes

Ka.Unit KESGA

Ka.Unit KESLING

Ka.Unit P3M

Ka.Unit Pengobat an

Ka.Unit GIZI

Pengelola Sarana Umum

Pengelola Kepegawai an

Pengelola Keuangan

PUSTU PUSTU

Jabatan Funsional

Bidan Desa Ahlil Terampil

E.

Program pokok dan program pengembangan di Puskesmas

Marabatuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Puskesmas Marabatuan mempunyai beberapa kegiatan pokok dan program pengembangan antara lain :

7

1. KIA 2. K B 3. Upaya Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular 6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan 7. Upaya promosi kesehatan 8. Usaha Kesehatan sekolah 9. Kesehatan Jiwa 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat 11. Kesehatan Gigi dan Mulut 12. Laboratorium sederhana 13. Kesehatan Manula 14. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka Sistem Informasi kesehatan.

F.

Sarana dan Prasarana Puskesmas Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Marabatuan berupa

Puskesmas Pembantu dan Polindes seperti tabel berikut ; Tabel 2 Sarana dan Prasarana Puskesmas Marabatuan tahun 2010 Puskesmas No 1 2 3 4 5 Desa Desa Tengah Desa tanjung nyiur Desa Maradapan Desa Labuan Barat Desa Teluk Sungai /Pustu 0 1 1 1 1 Polindes 0 1 1 1 1

8

G.

Sumber Dana Operasional Puskesmas Marabatuan Untuk kelancaran operasional program kegiatan Puskesmas baik di dalam

gedung maupun diluar gedung di biayai dengan sumber dana dari : 1. 2. 3. 4. 5. Dana Operasional Puskesmas (APBD) Dana Jaring Pengaman Sosial (Pusat dan Daerah) Operasional P2 Menular Dana KIA dan GIZI Dana Promkes

H.

Poli Pelayanan 1. Loket 2. Poli umum 3. Poli gigi 4. KIA / gizi 5. Pojok laktasi 6. Laboratorium sederhana

Tabel II.3 DATA PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS MARABATUAN MULAI TAHUN 2005 2010 7. 2005 Tipe kusta Pb Mb Desa 1 tengah Tanjung 1 1 nyiur Maradapan Teluk sungai Labuan barat JUMLAH 2006 Pb Mb 1 1 2007 Pb Mb 1 1 2008 Pb Mb 1 1 2009 Pb Mb 1 1 2010 Pb Mb 2 1

1 1 1 2 3 1 3 1 1 3

1 1 1 3

1 1 1 4

(Sumber; Laporan tahunan Puskesmas marabatuan tahun 2010)9

Tabel II.4 Data penderita kusta yang ditemukan dan diobati di Puskesmas Marabatuan tahun 2010 No Nama Sex Umur Alamat Type Masuk register Tgl Cara Status Tc(who) 1 A L 38 X Mb 2/3 Mk L 1 2 B L 46 X Mb 15/3 Mk L 1 3 C L 43 X Mb 8/5 Mk L 0 4 D P 37 X Mb 21/6 K B 0 5 E P 29 X Pb 10/8 S B 0 (Sumber: laporan tahunanPuskesmas marabatuan tahun 2010) I. PROSEDUR KERJA MAGANG

1. MINGGU I - Mahasiswa melakukan persiapan dan mendapatkan pembekalan magang di Kampus Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin. - Memasukkan surat izin magang ke Dinas Kesehatan Kabupaten. 2. MINGGU II DAN III Mahasiswa melakukan observasi lapangan keseluruh unit kerja yang ada di tempat magang, seperti: - Memasukkan surat izin magang ke Puskesmas. - Menghadap Kepala Puskesmas. - Laporan kepada pembimbing di instansi. - Persetujuan/ kesepakatan magang antara kepala Puskesmas dan mahasiswa. - Mulai masuk kerja magang di instansi. - Melakukan aktifitas magang. - Melaksanakan tata tertib magang. - Mengumpulkan data dan pengkajian data. - Konsultasi. 3. MINGGU IV DAN V Mahasiswa sudah menentukan bidang peminatan yang dinilai dan dijadikan topic laporan magang. - Identifikasi, menganalisa,menentukan prioritas masalah dan pemecahannya. - Membuat rencana kegiatan dan rencana anggaran kegiatan.10

-

Konsultasi Melaporkan kepada Kepala puskesmas bahwa kegiatan magang telah berakhir. Seminar laporan magang.

Tabel II.5 RINCIAN KEGIATAN MAGANG BERDASARKAN WAKTU ( TAHAPAN MINGGU )

Minggu ke Kegiatan I II III IV V

Persiapan dan pembekalan

v

Pelaksanaan magang

v

v

v

Konsultasi

v

v

v

Pembuatan laporan

v

v

Seminar laporan magang

v

11

BAB. III PEMETAAN MASALAH

A. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah dilakukan dengan mengadakan suatu analisa terhadap data yang diperoleh dari program di Puskesmas Marabatuan. Adapun rumusan permasalahan yang didapatkan permasalahan sebagai berikut : 1. Program Gizi - Prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Marabatuan tahun 2010 sebesar 19,2% melampaui ambang batas yang ditetapkan Depkes Ri yaitu sebesar < 15%. 2. Program KIA - Masih ada persalinan yang ditolong bukan oleh Nakes. - Deteksi dini ibu hamil dengan resti oleh masyarakat masih rendah 32,6% dari target 70%.di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan 3. Program P2M - Data ditemukan penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan sebanyak 2 orang dengan tingkat kecacatannya cacat tingkat 1 per 10.000 penduduk. - Data penyakit diare tahun 2010 di Puskesmas Marabatuan sebanyak 96 kasus, CRF = 0. - Data hasil pencapaian temuan BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan sebesar 18 orang, sedangkan target tahun 2010 sebanyak 23 orang, atau 78% . 4. Program Promkes - Penyuluhan kelompok di sekolah dan di masyarakat belum optimal 85,9% dari target 100%.

12

B. PRIORITAS MASALAH Dari beberapa rumusan permasalahan yang tersebut diatas, tidak semuanya dapat dipecahkan sekaligus dalam waktu bersamaan mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, untuk itu diperlukan adanya prioritas masalah. Tekhnik yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah pada Puskesmas Marabatuan adalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility Assessment ) dengan kriteria dan bobot sesuai kesepakatan. Adapun poin yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode MCUA adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh terhadap masyarakat adalah besarnya pengaruh masalah yang ada terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 2. Pengaruh terhadap program adalah besarnya pengaruh masalah terhadap program kesehatan yang ada. 3. Kelayakan adalah kebijakan yang mendukung untuk dilaksanakannya suatu kegiatan pemecahan masalah. 4. Kemampuan adalah adanya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut. 5. Kesiapan adalah tersedianya segala sesuatu yang mendukung untuk pemecxahan masalah. 6. Kebutuhan biaya rendah adalah masalah tersebut dapat diatasi dengan biaya relatif rendah. 7. Waktu singkat adalah dapat dilaksanakan dalam waktu relatif singkat. Besarnya penyebab masalah ditetapkan dalam bentuk scoring, yaitu : - Nilai 1, yaitu sangat sulit dipecahkan. - Nilai 2, yaitu sulit dipecahkan. - Nilai 3, yaitu cukup sulit dipecahkan. - Nilai 4, yaitu mudah dipecahkan. - Nilai 5, yaitu sangat mudah dipecahkan.

13

Tabel 3.1 Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan MCUA Masalah No Kriteria 1 Pengaruh terhadap kesehatan pasien Pengaruh terhadap program Kelayakan 3 Gizi B BS 8 3 KIA B BS 12 4 P2M B BS 16 4 Promkes B BS 16

2

3

12

4

16

4

16

4

16

3

2

6

4

12

3

9

3

9

4

Kemampuan

2

4

1

2

4

8

1

2

5

Kesiapan

2

4

1

2

3

6

1

2

6

Biaya rendah

2

8

2

8

2

12

2

8

7

Waktu singkat

2

4

1

4

3

6

2

4

Jumlah

46

56

72

57

Adapun hasi yang didapat selama ini dgn metode MCUA adalah sebagai berikut:

No

Program

Kumulatif nilai

1 2 3 4

P2M Promkes KIA Gizi

72 57 56 46

14

Daftar prioritas ini kemudian dipakai untuk membahas program apa yang diutamakan atau dipecahkan masalahnya dengan melihat tabel hasilprioritas masalah program di atas, maka masalah P2M menjadi prioritas utama. C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH Dalam penentuan prioritas masalah, dilakukan dengan pendekatan scoring Teenique Metode Bryant, yang mencakup hal- hal berikut: 1. Besarnya Masalah ( Magnitude ) Skor antara 1 5 ditemukan berdasarkan besar tidaknya prevalensi masalah. Skor 1 dan 2 apabila magnitudenya rendah, 3 magnitudenya sedang, dan 4 5 jika magnitudenya tinggi. - Nilai 5 : Apabila masalahnya tinggi dan dari tahun ketahun tidak ada penurunan masalah yang signifikan, artinya masalah sulit untuk ditanggulangi. - Nilai 4 : Apabila masalahnya tinggi dan dari tahun ketahun ada penurunan,tapi hanya sedikit. - Nilai 3 : Apabila masalahnya tinggi dan dari tahun ketahun ada penurunan masalah yang signifikan, artinya masalah dapat dikendalikan. - Nilai 2 : Apabila masalahnya rendah dan dari tahun ketahun ada penurunannya secara cepat. - Nilai 1 : Apabila masalahnya rendah dan dari tahun ketahun penurunannya cepat. 2. Derajat Keparahan Masalah ( Severity ) Yaitu apabila kerugian yang ditimbulkan oleh masalah tersebut yang berupa secara fisik, social dan ekonomi.Skor 5 untuk derajat masalah yang parah sekali, skor 4 untuk masalah sangat parah, skor 3 untuk masalah parah, skor 2 untuk masalah yang kurang parah, dan skor 1 untuk masalah ringan. - Nilai 5 : Apabila masalah yang ditimbulkan dapat menyebabkan kejadian luar biasa ( KLB ). - Nilai 4 : Apabila akibat yang ditimbulkan berupa terjadi infeksi yang luas dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat. - Nilai 3 : Apabila akibat yang ditimbulkan berupa kesakitan yang parah pada masyarakat.

15

- Nilai 2 : Apabila akibat yang ditimbulkan berupa kesakitan yang kurang parah di masyarakat. - Nilai 1 : Apabila akibat yang ditimbulkan berupa kesakitan yang ringan di masyarakat. 3. Ada tidaknya cara penanggulangan yang efektif ( Vulnerability ) Menunjukkan ketersediaan cara-cara yang efektif untuk menanggulangi permasalahan tersebut. - Nilai 1 : Apabila ada penanggulangan yang efektif dan mudah untuk pemecahan masalah bagi puskesmas dan masyarakat. - Nilai 2 : Apabila tidak ada cara penanggulangannya yang efektif dan mudah untuk pemecahan masalah. 4. Biaya ( Cost ) Dana yang tersedia dapat menjangkau tujuan pemecahan masalah. Skor 5 untuk biaya murah dan dapat dijangkau, nilai 4 untuk biaya kurang mahal, nilai 3 untuk biaya cukup mahal, nilai 2 untuk biaya mahal dan nilai 1 untuk biaya sangat mahal. - Nilai 5 : Apabila biaya penanggulangan murah, dana yang tersedia terjangkau oleh Puskesmas dengan adanya bantuan dana dari pemerintah serta penanggulangannya murah dan efektif. - Nilai 4 : Apabila biaya kurang mahal, yaitu dana dari puskesmas mencukupi dan penanggulangannya memerlukan biaya yang murah dan efektif. - Nilai 3 : Apabila biaya untuk penanggulangan cukup mahal, dana yang ada di Puskesmas mencukupi tetapi dana untuk penanggulangan yang lain sudah habis terpakai untuk 1 program saja. Penanggulangannya perlu dana yang cukup besar dan efektif. Nilai 2 : Apabila biaya mahal, dana dari Puskesmas tidak cukup,dana dari masyarakat hanya sedikit untuk membantu dana dari Puskesmas. Penanggulangannya perlu dana yang banyak dan kurang efektif. - Nilai 1 : Apabila biaya sangat mahal sekali, yaitu puskesmas tidak mempunyai dana yang sangat besar. Dana mandiri dari masyarakat hanya sedikit juga tidak cukup. Penanggulangan perlu biaya yang mahal dan kurang efektif.

16

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan rumus P = M x S x V x C. Nilai masalah yang tertinggi menjadi prioritas pertama dalam pemecahan masalah. Penentuan nilai dalam prioritas masalah mempunyai alas an yang berbeda-beda berdasarkan masalah yang ada. Nilai dari masing-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut ; 1. Masalah tentang kasus penyakit kusta yaitu terdapat penyakit kusta sebanyak 2 kasus,dengan tingkat kecacatan 1 = prevalensi 1/10.000. y Magnitude dengan nilai 4 karena masalahnya sulit untuk ditanggulangi karena pengetahuan dan sikap serta perilaku dari masyarakat kurang mendukung terhadap penemuan dini kasus kusta. y Severity dengan nilai 3 karena masalah ini dapat menimbulkan permasalahan bagi penderita, keluarga dan lingkungannya. y Vulnerability dengan nilai 2 karena tidak adanya penanggulangan yang murah dan efektif karena kebiasaan sehari-hari masyarakat yang kurang memahami cara hidup yang baik dan sehat, sehingga memudahkan perkembangan kuman penyakit. y Cost dengan nilai 3 karena biaya penanggulangannya cukup mahal, dana yang ada di Puskesmas Cuma mencukupi untuk beberapa program saja. 2. Masalah penyakit diare karena sepanjang tahun 2010 di Puskesmas Marabatuan terdapat 96 kasus penyakit diare dengan jumlah kematian = 0 ( CFR=0 ) y Magnitude dengan nilai 5 karena masalahnya sulit untuk ditanggulangi karena masalah penyakit diare ini berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air yang tidak dimasak di masyarakat,sehingga dimusim kemarau jumlah kasus diare meningkat. y Severity dengan nilai 3 karena penyakit diare ini dapat menimbulkan kesakitan yang parah di masyarakat, namun dapat diantisifasi dengan cepat karena dapat diketahui waktu dan bulan peningkatan penyakit ini, sehingga tidak menimbulkan KLB/ wabah. y Vulnerability nilai 1 karena secara cepat penyakit ini dapat diantisipasi sehingga tidak terjadi KLB. y Cost dengan nilai 3 karena penanggulangan penyakit ini memerlukan biaya yang cukup mahal dengan berbagai cara dan metode untuk mencegah dan mengobatinya. 3. Masalah penemuan BTA (+) pada tahun 2010 di Puskesmas Marabatuan sebanyak 18 orang dari target 23 orang pertahun atau sebesar 78%.17

y Magnitude dengan nilai 3, karena masalahnya dapat dikendalikan dan ditanggulangi. y Severity dengan nilai3 karena jika tidak diobati penyakit ini dapat menular kepada orang lain. y Vulnerability dengan nilai 1 karena ada penanggulangan penyakit TBC yang efektif yaitu dengan imunisasi dan pengobatan menggunakan OAT. y Cost dengan nilai 4 karena memerlukan biaya yang cukup mahal dalam upaya penanggulangan penyakit ini.

Tabel 3.3 Penetapan prioritas masalah dengan menggunakan metode Bryant No Masalah 1 Masalah penyakit kusta ditemukan tahun 2010 kecacatan tingkat 1 sebanyak 2 kasus dengan prevalensi 1/10.000 penduduk Masalah penyakit diare pada tahun 2010 berjumlah 96 kasus dan jumlah kematian akibat diare 0. Masalah penemuan BTA (+) sepanjang tahun 2010 berjumlah 18 dari target 23 pertahun atau 78%. M 4 S 3 V 2 C 3 Jumlah Ranking 72 I

2

5

3

1

3

45

II

3

3

3

1

4

36

III

Keterangan : o M : Magnitude / besarnya masalah o S : Severity / derajat keparahan o V : Vulnerability / ada tidaknya cara penanggulangan o C : Cost / besarnya biaya yang diperlukan o Jumlah : M x S x V x C18

Setelah melakukan skorsing dengan menggunakan metode Bryant seperti yang tersebut di atas maka didapatkan penentuan prioritas masalah yang harus secepatnya ditanggulangi adalah masalah penyakit kusta ditemukan tahun 2010 sebanyak 2 kasus dengan tingkat kecacatan 1, prevalensi 1/10.000 penduduk.

19

BAB. IV PEMECAHAN MASALAH

A. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Adapun upaya untuk mengatasi pemecahan masalah yang telah ditentukan tersebut dilakukan dengan alternative pemecahan masalah berdasarkan factor-faktor yang ada dengan menggunakan metode Fish bone seperti di bawah ini :

Diagram Tulang Ikan Program P2 Kusta Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru Tahun 2010

Manusia Pengetahuan Kurang Kinerja Petugas Pembinaan Atasan Metode Transportasi kurang Kurangnya tenaga

Sarana Dana terbatas

Dana

P2 Kusta Pesisir Pantai Kebiasaan Masyarakat Lingkungan

Gambar 1.1. Diagram fish bone identifikasi penyebeb masalah kusta.

20

Keterangan: 1. Manusia - Perilaku hidup barsih dan sehat Berdasarkan keadaan di lapangan, sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan, kurang melaksanakan kebiasaan hidup bersih dan sehat, misalnya ventilasi rumah yang kurang, udara yang lembab atau kebiasaan membuang sampah sembarangan. - Perbandingan jumlah penduduk dengan petugas kesehatan tidak sesuai dengan yang di inginkan, Pemecahan masalahnya yaitu program KB harus dijalankan untuk menekan jumlah penduduk. Target kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan indicator Indonesia sehat 2010, tiap 100.000 penduduk,dokter 40, Dokter spesialis 6, Dokter gigi 11, Perawat 117,5, bidan 160, ahli gizi 22 dan Sanitarian 40. 2. Dana Dana dari pemerintah setempat yang masih minim mengakibatkan tidak semua program penanggulangan penyakit bias terlaksana sesuai dengan herapan. Pemecahan masalahnya yaitu dengan mengajukan anggaran penambahan dana untuk penanggulangan dan pemberantasan penyakit kusta,sesuai dengan data-data yang ada dan melaksanakan program lintas sector, baik dengan instansi Pemerintah maupun swasta. 3. Metode - Pembinaan kurang Pembinaan oleh petugas kesehatan dan pihak terkait mengenai bahaya penyakit kusta masih kurang maksimal. Pemecahan masalahnya yaitu memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada kader maupun masyarakat mengenai penyakit kusta. - Prosedur tetap tidak tersedia Tidak adanya peraturan yang mengharuskan penderita penyakit kusta untuk berobat ke puskesmas. Pemecahan masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, menggerakkan seluruh elemen yang ada di Puskesmas dan melibatkan tokoh masyarakat untuk berperan serta dalam pemantauan dan penemuan kasus dini. 4. Lingkungan - Sarana sanitasi

21

Masih banyaknya masyarakat yang kurang memahami cara hidup bersih dan sehat sehingga menyebabkan media yang baik untuk perkembangan bibit penyakit. Maka perlu pemahaman yang baik dari masyarakat tentang kebiasaan atau cara hidup yang mencukupi syarat-syarat kesehatan. - Hygiene perorangan Kebersihan perorangan maupun kebiasaan masyarakat perlu diperhatikan seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, mandi minimal dua kali sehari, makan makanan yang bergizi, agar daya tahan tubuh menjadi kuat dan terhindar dari masuknya bibit penyakit.

B. PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH Prioritas pemecahan masalah dari beberapa alternative pemecahan masalah yang ditunjukkan di atas, maka yang menjadi prioritas untuk pemecahan masalah yang mungkin adalah : 1. Alternatif pemecahan masalah pertama adalah mengadakan penyuluhan tentang penyakit kusta, cara pencegahan,dan penanggulangan bahaya penyakit kusta. 2. Alternatif ke dua adalah dengan mengadakan pengobatan bagi penderita. 3. Alternatif ke tiga adalah dengan meningkatkan sarana dan fasilitas kesehatan. Dari ketiga alternative pemecahan masalah yang ada, maka untuk memperoleh keputusan pemecahan masalah yang tepat dilakukan dengan metode Bryant, mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Besarnya masalah / Magnitude y Nilai 1 : Alternatif pemecahan masalahnya sangat tidak menyelesaikan masalah. y Nilai 2 : Alternatif penyelesaian tidak menyelesaikan masalah. y Nilai 3 : Alternatif penyelesaian cukup menyelesaikan masalah. y Nilai 4 : Alternatif penyelesaian dapat menyelesaikan masalah. y Nilai 5 : Alternatif penyelesaian masalah sangat dapat menyelesaikan masalah. 2. Derajat keparahan masalah / Severity y Nilai 1 : Alternatif penyelesaian masalah sangat tidak penting. y Nilai 2 : Alternatif penyelesaian tidak penting.22

y Nilai 3 : Alternatif penyelesaian cukup penting. y Nilai 4 : Alternatif penyelesaian penting. y Nilai 5 : Alternatif penyelesaian sangat penting. 3. Ada atau tidaknya penanggulangan yang efektif / Vulnarebility y Nilai 1 : Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan. y Nilai 2 : Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan. 4. Biaya / Cost y Nilai 1 y Nilai 2 y Nilai 3 y Nilai 4 y Nilai 5

: Alternatif penyelesaian dengan biaya sangat mahal. : Alternatif penyelesaian dengan biaya mahal. : Alternatif penyelesaian dengan biaya cukup mahal. : Alternatif penyelesaian dengan biaya murah. : Alternatif penyelesaian dengan biaya sangat murah.

Penentuan nilai dalam prioritas alternative penyelesaian masalah mempunyai alas an yang berbeda-beda berdasarkan alternative pemecahan masalah masing-masing. Nilai dari pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan penyuluhan penyakit kusta tentang cara pencegahan, penanggulangan bahaya penyakit kusta. - Magnitude dengan nilai 4 karena upaya pemecahan ini dapat mengubah sikap dan perilaku, serta dapat menambah pengetahuan masyarakat. - Severity dengan nilai 5, karena dengan penyuluhan tentang penyakit kusta menjadikan masyarakat dapat lebih waspada akan bahaya penyakit tersebut. - Vulnerability dengan nilai 2 karena alternative pemecahan efektif untuk dilakukan. - Cost dengan nilai 4 karena tersedianya dana dan lebih murah. 2. Mengadakan pengobatan penyakit kusta bagi masyarakat yang terkena penyakit kusta. - Magnitude dengan nilai 3 karena upaya pemecahan ini cukup dapat memecahkan masalah yang bersifat sementara, tidak sampai pada akar permasalahan. - Severity dengan nilai 3, karena dengan pemecahan masalah ini dianggap cukup penting apabila terjadi penyakit. - Vulnerability dengan nilai 2 karena alternative pemecahan efektif untuk dilakukan.23

-

Cost dengan nilai 3 karena perlu biaya yang cukup mahal.

3. Mengadakan dan meningkatkan fasilitas kesehatan - Magnitude nilai 3 karena upaya ini cukup dapat menyelesaikan masalah. - Severity dengan nilai 3 karena pemecahan masalah ini dianggap cukup penting. - Vulnerability dengan nilai 2 karena alternative pemecahan efektif untuk dilakukan. - Cost dengan nilai 3, karena perlu biaya yang cukup mahal. Tabel 4.1 Pemetaan prioritas alternative pemecahan masalah dengan metode Bryant No 1 Alternatif pemecahan masalah Mengadakan penyuluhan tentang pencegahan,penanggulangan dan bahaya peny kusta Mengadakan pengobatan terhadap penderita kusta Meningkatkan fasilitas kesehatan M 4 S 5 V 2 C 4 MxSxVxC 160 Ranking I

2 3

3 3

3 3

2 2

3 3

54 54

II III

Setelah melakukan scoring dengan metode Bryant maka prioritas alternative pemecahan masalah yang didapat adalah : Mengadakan penyuluhan tentang pencegahan, penanggulangan dan bahaya penyakit kusta.

24

C. RINCIAN KEGIATAN POA Program penyuluhan penyakit kusta Rincian kegiatan penyuluhan penyakit kusta bisa dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2 Rincian kegiatan penyuluhan penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan

N o 1

Kegiatan

Sasaran

Isi

Wakt u 2 hari

Pelaksana

Pembentuka n panitia penyuluhan Usulan kegiatan penyuluhan

Staff Puskesmas

Membentuk panitia penyuluhan Usulan proposal ke Dinkes

Petugas Puskesma s Panitia

2

DinKes kabupaten

1 hari

3

Persiapan kegiatan

4

Kegiatan penyuluhan

Menyiapkan tempat penyuluhan dan pemberitahua n Lintas Penyampaian program,linta isi s sector dan penyuluhan masyarakat

3 hari

Panitia

Indikator keberhasila n Panitia terbentuk sesuai rencana DinKes mengetahui dan menyetujui usulan kegiatan Tempat penyuluhan siap

10 hari

Panitia

Peserta tahu dan mengerti masalah penyakit kusta

25

Tabel 4.3 Format Gantt chart Rencana kegiatan Puskesmas Kegiatan Pembentukan panitia Usulan kegiatan penyuluhan Persiapan kegiatan Kegiatan penyuluhan - Lintas sector - Lintas program - masyarakat Apr v v Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

v

v v v v

D. RENCANA ANGGARAN Tabel 4.4 Rencana anggaran kegiatan penyuluhan penyakit kusta Uraian kegiatan Honor nara sumber 2x10 hari x100.000,Honor panitia 3x10 hari x40.000,Honor peserta 20x10 hari x25.000 Konsumsi peserta - Nasi kotak 20 orang x 10 hari x 7.500,- Snack 20 orang x 10 hari x 5.000 ATK 1 paket x 20 orang x 10 hari x 7.500 Dokumentasi/pelaporan Volume Satuan Harga satuan 100.000,40.000 25.000 Jumlah biaya

20 30 200

OH OH OH

2.000.000 1.200.000 5.000.000,-

200 200 200 1

Kotak Kotak Paket Paket

7.500 5.000 7.500 200.000

1.500.000 1.000.000 1.500.000 200.000 12.400.000,-

JUMLAH

26

BAB. V PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kerja magang dan pembahasan masalah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah penyakit kusta di puskesmas marabatuan adalah masih ditemukannya beberapa kasus berat dengan kecacatan tingkat 1 terdapat 2 kasus. 2. Prioritas masalah kusta di Puskesmas marabatuan untuk saat ini yang sangat signifikan adalah perlunya segera dibentuk tim khusus untuk pananganan penderita kusta, mengingat pengobatannya memerlukan waktu yang lama dan adanya efek samping dari obat-obatan kusta itu sendiri. 3. Alternatif pemecahan masalah yang memungkinkan adalah : 1. Pembentukan tim khusus yang melibatkan pemegang program, Dokter, Ahli gizi dan petugas Kesling yang diharapkan dapat berperan aktif sesuai keahlian di bidangnya. 2. Melibatkan keluarga dengan tujuan mengurangi penderita yang drop out dalam pengobatan, juga diharapkan keluarga bias membantu memberikan motivasi yang positif bagi penderita.

B. SARAN 1. Diharapkan bagi penentu kebijakan agar lebih proaktif lagi dalam menanggulangi masalah ini, dengan cara pengalokasian dana yang lebih memadai atau pengiriman petugas untuk mengikuti pelatihan-pelatihan sehingga ke depannya eleminasi penyakit kusta akan dapat tercapai. 2. Melibatkan semua elemen di masyarakat , lintas program dan lintas sector dalam penemuan kasus dini untuk mencegah kecacatan.

27