LAPORAN KEGIATAN EVALUSI PASCA PELATIHAN JABATAN...

36
Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 1 LAPORAN KEGIATAN EVALUSI PASCA PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN AHLI Balai Pelatihan Kesehatan Lemahabang Kementrian Kesehatan RI 2010

Transcript of LAPORAN KEGIATAN EVALUSI PASCA PELATIHAN JABATAN...

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 1

LAPORAN KEGIATAN

EVALUSI PASCA PELATIHAN

JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN AHLI

Balai Pelatihan Kesehatan Lemahabang Kementrian Kesehatan RI 2010

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 2

Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP)

Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Lemahabang Tahun 2010

ini.

Kegitaan EPP ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pelatihan

Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli yang diselenggarakan tahun 2009, melalui beberapa tahapan

evaluasi pasca dan sekaligus untuk mengetahui seberapa jauh para pejabat fungsional (mantan

peserta latih) dapat menerapkan kemampuan hasil pelatihan serta memperoleh gambaran

tentang faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan kemampuan

tersebut.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah memberikan

kerjasama dan partisipasinya dalam proses evaluasi pasca hingga laporan ini selesai.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, walaupun

telah diupayakan dengan baik. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan guna

perbaikan pelaksanaan evaluasi pasca pelatihan di masa yang akan datang.

Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Bapelkes Lemahabang

dan bagi semua pihak terkait pada umumnya.

Bekasi, Oktober 2010

Kepala,

H. Suganda, SKM, M.Si

NIP. 19570319 198111 1 001

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 3

Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………. 1

B. Tujuan Evaluasi …………………………………………………………………………………………. 1

II. PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Tujuan Pelatihan ..………………………………………………………………………………………. 2

B. Gambaran Penyelenggaraan Pelatihan ..…………………………………………………….. 3

C. Hasil Pelatihan ……………………………………….…………………………………………………... 3

III. PENGUMPULAN DATA

A. Instrumen Pengumpulan Data ………………..…………………………………………………… 6

B. Metoda Pengumpulan Data ……………………..………………………………………………… 6

C. Gambaran Hasil Pengumpulan Data ……………………………………………………………. 8

IV. PEMBAHASAN

A. Keadaan/situasi pelaksanaan pelatihan yang terindikasi belum optima..........30

B. Keadaan/situasi di tempat tugas penghambat penerapan kemampuan..........32

V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan …………………………………………………………………………………………... .........33

B. Rekomendasi …………………………………………………………………………………… .........33

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Keputusan Meneg PAN No.19 Tahun 2000, dinyatakan bahwa sanitarian adalah

pejabat fungsional yang melakukan kegiatan pengamantan, pengawasan dan

pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan. Oleh karena

itu peningkatan kualitas sanitarian melalui pendidikan dan pelatihan fungsional untuk

mencapai persyaratan kompetensi sesuai dengan jabatan fungsional, khususnya pada

Sanitarian Ahli merupakan langkah penting yang harus ditempuh.

Untuk itu dengan menggunakan DIPA Bapelkes Lemahabang Tahun Anggaran 2009

telah dilakukan Pelatihan Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli. Pelatihan dilaksanakan

pada tanggal 5 sampai dengan 14 Agustus 2009 atau selama 10 hari kerja dengan

beban 90 JPL. Peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang berasal dari 9 Provinsi dan

Pusat/Unit Utama Kementerian Kesehatan RI.

Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pelatihan dapat dicapai telah

dilakukan ujian kompetensi sesaat sebelum pelatihan berakhir, namun untuk

mengetahui seberapa jauh para pejabat fungsional ini dapat menerapkan

kemampuan hasil pelatihan dan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

keberhasilan penerapan kemampuan itu kiranya perlu dilakukan Evaluasi Pasca

Pelatihan.

Sekaitan dengan uraian di atas, maka melalui DIPA Bapelkes Lemahabang Tahun

Anggaran 2010 telah dilakukan Evaluasi Pasca Pelatihan Jabatan Fungsional Sanitarian

Ahli yang telah dilaksanakan pada tahun 2009 yang lalu. Apa dan bagianaimana

Evaluasi Pasca Pelatihan ini dilaksanakan dapat disimak pada laporan ini.

B. Tujuan Evaluasi Pasca Pelatihan

Evaluasi Pasca Pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi

tentang :

1. Tingkat ketercapaian tujuan pelatihan (TPU dan TPK)

2. Tingkat penerapan kemampuan hasil diklat di tempat tugas

3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menerapkan kemampuan hasil pelatihan

di tempat tugas

4. Perubahan tampilan kerja (kinerja) yang dirasakan mantan peserta diklat dan

atasan/teman sekerja sesudah mengikuti pelatihan (menggunakan indikator

tertentu menurut yang bersangkutan)

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 5

II. PELAKSANAAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN AHLI

DI BAPELKES LEMAHABANG

Pelatihan Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli di Bapelkes Lemahabang dilaksanakan 5 s.d

14 Agustus 2009 atau 10 hari kerja dengan beban 90 JPL. Pelatihan ini dikuti oleh 30

orang peserta yang berasal dari 9 Provinsi dan Pusat/Unit Utama Kementerian Kesehatan

RI.

A. Tujuan Pelatihan

1. Tujuan Pelatihan Umum :

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta latih mampu melakukan kegiatan

persiapan/perencanaan, pengamantan, pengawasan dan pemberdayaan

masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan lingkungan.

2. Tujuan Pelatihan Khusus :

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta latih mampu :

a. Melakukan persiapan/perencanaan kesehatan lingkungan

b. Melakukan pengamantan kesehatan lingkungan

c. Melakukan penyelidikan (tindak lanjut pengawasan) kesehatan lingkungan

b. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan

lingkungan

c. Melakukan pengembangan profesi

B. Gambaran Penyelenggaraan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan Jabatan fungsional Sanitarian Ahli secara garis besar dapat

digambarkan sebagai berikut.

Sesuai standar dan Pedoman Pelatihan Jabatan Fungsional Sanitarian yang

diterbitkan Pusdiklat Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2004, pelatihan

pembekalan diharuskan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan jenjang

jabatannya. Seterusnya dalam standar dan pedoman tersebut ditetapkan bahwa

fungsi/kompetensi Sanitarian adalah sbb :

1. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan

2. Melakukan pengamantan kesehatan lingkungan

3. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan

4. Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan

5. Membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang kesehatan lingkungan

6. Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang kesehatan

lingkungan

7. Membuat buku pedoman/juklak/juknis dibidang kesehatan lingkungan

8. Mengembangkan teknologitepat guna dibidang kesehatan lingkungan

9. Mengajar/melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 6

Proses penyelenggaraan pelatihan terdiri atas 3 tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, dilakukan persiapan pelatihan secara administrasi dan teknis.

Secara administrasi antara lain penunjukan Panitia Pelatihan, persiapan anggaran

pelatihan, proses pemanggilan peserta pelatihan. Secara teknis dilakukan

persiapan Akreditasi Pelatihan, dimulai dari Kerangka Acuan Pelatihan, GBPP,

Jadual Pelatihan dan persiapan teknis sarana dan prasarana.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran menggunakan prinsip andragogi dengan menggunakan

beragam teknik seperti ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, simulai dan

praktek. Pada akhir pembelajaran peserta melaksanakan praktek lapangan dalam

rangka mempraktikkan teori yang diperoleh di kelas dan membandingkannya

dengan keadaan sesungguhnya di lapangan, serta melakukan pemeriksaan 10

parameter air (sampel) di laboratorium.

Para Pengajar/Narasumber berasal dari :

a. Struktural dan Fungsional Widyaiswara Bapelkes Lemahabang

b. Direktorat PP

c. Direktorat Jenderal PP & PL

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap 3 komponen, yaitu :

• Peserta latih

Evaluasi terhadap peserta latih dilakukan melalui pre test, post test dan uji

komprehensif.

• Fasilitator/Narasumber

• Penyelenggara Pelatihan

C. Hasil Pelatihan

• Evaluasi Terhadap Peserta

1. Pre Test

Pre test dilaksanakan pada hari pertama yaitu hari Rabu, 5 Agustus 2009, pukul

08.00-08.45 WIB. Pre test berlangsung selama 45 menit untuk 25 soal berbentuk

pilihan ganda dengan 4 pilihan (a, b, c atau d) dan soal pilihan benar atau salah.

Secara proses, peserta serius berkonsentrasi dan tekun dalam menjawab pre test

pada lembar jawaban yang telah disediakan.

2. Post Test

Post test dilaksanakan setelah proses pembelajaran terakhir selesai yaitu pada

hari Kamis, tanggal 13 Agustus 2009 pukul 14.00-14.45 WIB. Waktu pelaksanaan

post test adalah 45 menit untuk 25 soal. Nilai pre test yang merupakan gambaran

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 7

tingkat pengetahuan awal calon peserta sebelum mengikuti pelatihan dinilai

masih kurang dengan nilai rata-rata 48,00.

Adapun rekapitulasi nilai pre test dan post test peserta pelatihan adalah sbb : No Keterangan Pre Test Post Test

1. Rata-Rata Nilai 48 66,13

2. Nilai Tertinggi 68 88

3. Nilai Terendah 20 40

4. Standar Deviasi 14 12,81

3. Uji Komprehensif

Uji komprehensif dilakukan di akhir proses pembelajaran yaitu pada hari Kamis,

tanggal 13 Agustus 2009 pukul 08.00-10.15 WIB. Uji komprehensif ini dirancang

dalam bentuk soal Essay, yang meliputi uji terhadap perundang-undangan yang

melandasi Jabatan Fungsional Sanitarian, kewenangan Sanitarian AAhli dan uji

terhadap kemampuan menyusun bukti fisik DUPAK dari materi inti yang sudah

diberikan.

Berdasarkan hasil uji komprehensif diatas, seluruh peserta (30 orang) dinyatakan

lulus mengikuti pelatihan dengan nilai terendah 6,00 dan nilai tertinggi 8,90.

Panitia menentukan 5 peswerta terbaik sebagai berikut :

1. Saiful Bahri, SKM, nilai 8,90 dari KKP Batam

2. Siti Yulaekah, SKM, M.Kes, nilai 8,70 dari Dinas Kesehatan Prop. Jawa Tengah

3. Rin Dwi, SKM, M.Kes, nilai 8,50 dari Dinas Kesehatan Prop. Jawa Barat

4. Ohan Hanifah, ST, nilai 8,20 dari Bapelkes Lemahabang

5. Zulfia Maharani, ST, nilai 8,20 dari RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo

• Evaluasi Terhadap Fasilitator/Narasumber

Hasil evaluasi peserta latih terhadap kepiawaian narasumber/fasilitator sangat baik,

dengan nilai rata-rata 7,61 dengan rincian data sbb :

No Pengajar Pada Materi Rata-Rata Penilaian

1 Peraturan Perundang-undangan Kesehatan Lingkungan 73,81

2 Dasar-Dasar Sanitasi dan Perkembangan Kesehatan

Lingkungan

72,34

3 Jafung Sanitarian dan Angka Kreditnya 83,01

4 Persiapan Kesehatan Lingkungan 79,06

5 Pengamantan Kesehatan Lingkungan 82,75

6 Pengawasan Kesehatan Lingkungan 76,44

7 Praktek Pengawasan Kesehatan Lingkungan 76,41

8 Pemberdayaan Masyarakat 80,67

9 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah 73,40

10 Teknik Menerjemahkan 81,60

11 Penyusunan Pedoman Juklak dan Juknis -

No Pengajar Pada Materi Rata-Rata Penilaian

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 8

12 Pengembangan Teknologi Tepat Guna 71,41

13 Critical Thinking 77,26

14 Teknik Melatih 81,10

15 BLC 77,57

16 Rencana Tindak Lanjut -

RATA-RATA 77,61

• Evaluasi terhadap Penyelenggaraan

Evaluasi peserta latih terhadap kualitas pelayanan penyelenggaraan dan penyiapan

sarana cukup baik, yaitu rata-rata 70,12, Namun jika dicermati lebih dalam, ada nilai-

nilai yang memang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan pelayanan, antara

lain :

- Pelayanan petugas auditorium

- Kesiapan fasilitas olahraga dan kesehatan

- Kebersihan halaman

- Kebersihan dan kenyamanan auditorium

- Persiapan dan ketersediaan sarana diklat

Adapun rekapitulasi evaluasi penyelenggaraan pelatihan adalah sbb :

No Aspek yang dinilai Rata-Rata

1 Efektivitas Penyelenggaraan 39,77

2 Relevansi Program Diklat dengan Pelaksanaan Tugas 76,87

3 Persiapan dan Ketersediaan Sarana Diklat 67,50

4 Hubungan Peserta dengan Penyelenggaraan Pelatihan 76,33

5 Hubungan Antar Peserta 79,03

6 Pelayanan Kesekretariatan 67,30

7 Kebersihan dan kenyamanan ruangan kelas 76,03

8 Kebersihan dan kenyamanan auditorium 67,50

9 Kebersihan dan kenyamanan ruang makan 76,50

10 Kebersihan dan kenyamanan asrama 65,27

11 Kebersihan toilet 65,80

12 Kebersihan halaman 64,47

13 Pelayanan petugas resepsionis 70.73

14 Pelayanan petugas ruang kelas 71,00

15 Pelayanan petugas auditorium 62,73

16 Pelayanan petugasruang makan 73,17

17 Pelayanan petugas asrama 73,30

18 Pelayanan petugas keamanan 72,77

19 Ketersediaan fasilitas olahrga, ibadah dan kesehatan 66,50

RATA-RATA 70,77

III. PENGUMPULAN DATA

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 9

A. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen Evaluasi disusun berdasarkan kurikulum yang digunakan dalam Pelatihan

Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli yang telah diterbitkan oleh Pusat Diklat SDM

Kesehatan. Jenis instrumen yang dipergunakan meliputi kuesioner dan chek list (daftar

tilik). Kedua instrumen ini didesain untuk dapat menilai gambaran tingkat pelaksanaan

hasil pelatihan ditempat tugas beserta faktor–faktor yang mempengaruhinya baik di

tempat tugas maupun pada saat pelatihan di Bapelkes Lemahabang. Jenis instrumen

yang dipergunakan dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yakni (1) instrumen untuk

responden mantan peserta diklat dan (2) instrumen untuk responden atasan atau

teman sekerja mantan peserta diklat.

Sebelum digunakan secara resmi, instrumen evaluasi ini telah dilakukan uji coba pada

4 orang responden pada tanggal 1 dan 2 Maret 2010. Hasil uji coba instrumen

terdapat beberapa hal yang memerlukan penyempurnaan. Secara rinci instrumen

evaluasi ini dapat disimak pada lampiran.

B. Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan dilakukan dengan cara mendatangi instansi responden mantan peserta

diklat ditempat tugas masing–masing dengan sasaran mantan peserta diklat dan

atasan/teman sekerja mantan peserta diklat. Jumlah responden 19 orang, dengan

demikian tidak semua mantan peserta pelatihan dijadikan sasaran evaluasi, hal ini

dilakukan dengan pertimbangan tidak semua peserta yang hadir saat pelatihan

memenuhi kwalifikasi latar belakang pendidikan sebagai sanitarian. Kepastian

penentuan responden sebagai sasaran evaluasi terlebih dahulu dilakukan pengecekan

biodata dan konfirmasi melalui telepon.

Hasil pengecekan dan konfirmasi didapatkan calon responden sebagai berikut:

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 10

No Nama Responden Asal Instansi Jabatan

1 Neneng Oyah, SKM PKM Bojonegara Kab.

Serang Sanitarian

2 Yanit Wediarsih, SKM Dinkes Kab. Serang Staf Kesehatan

Lingkungan P2KL

3 Budiman, SKM KKP Kelas II Banten Sanitarian Ahli Pertama

4 Yossant Afriadi, A.Md.AK Dinkes Prop. Banten Staf PP&PL

5 R. Muhajid, ST RSUP. DR. Sardjito DIY PJ. Yan Limbah Cair dan

Padat

6 Siti Yulaekah, SKM,

M.Kes

Dinkes Prop. Jawa

Tengah

Sanitarian Ahli/Staf

Seksi PL

7 Kasmaidi, SKM RSUP. DR. Kariadi

Semarang Staf IPS dan Sanitasi

8 Moch. Usman Effendy,

S.Si BBTKL-PPM Surabaya Sanitarian Penyelia

9 Yanita Setyaningrum,

SKM KKP Kelas I Surabaya Staf TU Perencanaan

10 Didi Purnama, SKM BBTKL PPM Jakarta, Staf Bidang ADKL

11 Dora Herdiana, SKM Dinkes Kep. Riau, Staf PL Bidang PP&PL

12 Saiful Bahri, SKM KKP Kelas I Batam, Staf Seksi PRL

13 Ade Prima, BISAc Dinkes Prop. Sumatera

Barat,

Staf Penyehatan

Lingkungan

14 Roery Yohanes, SKM KKP Kelas II Padang, Staf PRL

15 Tukitno, SKM KKP Kelas II Cirebon, Sanitarian Terampil

16 Sukardi, AMKL Dinkes Kab. Cirebon, Pelaksanaanana Bidang

BPPL

17 Rin Dwi Septarina,

SKM,M.Kes Dinkes Prop Jawa Barat

Pelaksanaanana Bidang

Bina PLPP

18 Anselmus Moja, SKM KKP Kelas III Kupang, Staff PRL & KLW

19 Raida, SKM Dinkes Kab. Bogor, Staf

20 Jhonson Simarmata,

SKM

KKP Kelas III

Pangkalpinang, Staf PRL & KLW

Pengumpulan data dilaksanakan pada rentang tanggal 24 Maret s.d 31 Maret 2010

oleh 5 tim, masing-masing tim terdiri dari Evaluator dan Staf Administrasi dengan

tahapan pengisian kuesioner dan chek list yang dilakukan oleh responden mantan

peserta diklat dan atasan/teman sekerja, kemudian tahap berikutnya dilakukan

wawancara mendalam dan observasitentang hal–hal yang memerlukan konfirmasi,

khususnya pada isian chek list dengan maksud sebagai upaya “re-check” terhadap

“kebenaran” isian itu. Dengan demikian dapat saja isian dalam chek list berubah

sesuai hasil wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan oleh para evaluator

yang berkunjung.

C. Gambaran Hasil Pengumpulan Data

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 11

Tahap berikutnya adalah mengolah data hasil isian kuesioner dan chek list secara

manual yang digambarkan pada tabel–tabel dengan menggunakan ukuran proporsi

dalam bentuk prosentase serta rekapitulasi kesan dan saran responden. Secara

lengkap/rinci dapat disimak pada lampiran dan secara garis besar dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Gambaran Hasil Pengumpulan Data dengan Responden Mantan Peserta Diklat

a. Identitas Responden Mantan Peserta Diklat Jabatan fungsional Sanitarian Ahli

• Latar belakang jabatan responden mantan peserta diklat sebagai pemangku

Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli hanya 26,32%, sebagai staf pelaksanaanana

bidang kesehatan lingkungan 31,58% dan sebagai staf di bidang lain (non

kesehatan lingkungan) 31,58%. Sedangkan menurut golongan kepangkatan

mayoritas para responden peserta diklat golongan III (89,47%)

• Latar belakang pendidikan responden mantan peserta diklat yang bukan di

bidang kesehatan lingkungan terdapat 26,32%, sedangkan tingkat pendidikan

terakhir yang terbanyak adalah Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan berbagai

jurusan/peminatan (63,16%).

• Gambaran usia responden yang terbanyak antara 25–34 tahun (36,84%) dan

antara 45–54 tahun (36,84%), dengan masa kerja sebagai sanitarian lebih dari

10 tahun sebanyak 47,37%, sedangkan lama bekerja di instansi sekarang ini

lebih dari 10 tahun sebanyak 42,11%

b. Gambaran penerapan kemampuan hasil diklat ditempat tugas :

1) PENERAPAN TPU (A) : MEMPERSIAPKAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

TPK : “Menyusun Rencana 5 Tahunan, Rencana Tahunan, Rencana 3 Bulanan,

Rencana Bulanan dan Rencana Operasional”, hasil evaluasi yang didapat:

• 26,32% responden “belum pernah menyusun sama sekali” dan 31,58%

responden “sudah pernah menyusun, tetapi belum sesuai ketentuan”.

Sedangkan penyebab dari kedua hal di atas menurut responden 36,36%

mengaku belum mampu melaksanakan dan 54,54% adanya faktor lain,

diantaranya :

� belum pernah menyusun Rencana Tahunan

� tugas saya hanya merekap indikator PL

� rencana kerja dilakukan di kantor induk

� saya bukan sanitarian

� perencanaan dilakukan terpusat di bagian struktural

� tidak tersedianya sarana pendukung

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 12

• Dari responden (36,36%) yang mengaku “belum mampu” melaksanakan

perencanaan mengemukakan alasan karena pada waktu pelatihan 42,86%

responden merasakan bahwa saat pembelajaran di kelas bahan

pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung dan pada

saat praktikum/penugasan 45,45% responden merasakan bahwa alat bantu

dan media pembelajaran yang digunakan praktikum/penugasan masih

kurang mendukung

• Tetapi dari 6 orang responden (31,58%) yang telah melaksanakan

peserencanaan dengan benar sebagian besar (83,33%) mengaku sebagian

besar kemampuan itu didapatkan dari hasil pelatihan di Bapelkes

Lemahabang yang sedang di evaluasi ini. Sedangkan jenis perencanaan yang

paling banyak ditemukan adalah Perencanaan Tahunan (100%) dan

Perencanaan Bulanan (100%)

2) PENERAPAN TPU (B) : MELAKUKAN PENGAMANTAN KESEHATAN

LINGKUNGAN

TPK B1 : Melakukan persiapan pengumpulan data, hasil evaluasi yang didapat:

• 21,05% responden belum pernah melakukan persiapan pengumpulan data

sama sekali dan 31,58% responden sudah melakukan persiapan

pengumpulan data, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan penyebab

dari kedua hal di atas menurut responden 30% mengaku belum mampu

melaksanakannya dan 70% karena adanya faktor lain, diantaranya :

� rencana kerja dilakukan di kantor induk

� tidak tersedianya dana

� tugas saya di bagian TU/bukan bertugas sebagai sanitarian

� tidak ada kegiatan lapangan

� kurang rasa tanggung jawab/disiplin

• Dari responden (30%) yang mengaku “belum mampu” melaksanakan

persiapan pengumpulan data mengemukakan alasan karena pada waktu

pelatihan responden merasakan bahwa saat pembelajaran di kelas bahan

pembelajaran/modul/buku referensi (25%) dan alat bantu dan media

pembelajaran yang digunakan (25%) masih kurang mendukung. Demikian

juga pada saat praktikum/penugasan responden merasakan bahwa

kemampuan fasilitator dalam membimbing praktikum/penugasan kurang

optimal, alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan

praktikum/penugasan masih kurang mendukung dan jumlah jam yang

digunakan untuk praktikum/pernugasan relatif masih kurang memadai

(masing–masing 33,33%)

• Sedangkan dari 8 orang responden (42,11%) yang telah melaksanakan

persiapan pengumpulan data dengan benar mengaku seluruhnya (25%) dan

sebagian besar (50%) kemampuan itu didapatkan dari hasil pelatihan di

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 13

Bapelkes Lemahabang yang sedang di evaluasi ini. Sedangkan jenis dokumen

yang ditemukan dalam rangka persiapan pengumpulan data adalah

Protokol/Kerangka Acuan Pengumpulan Data (25%) dan Instrumen

Pengumpulan Data (25%)

TPK B2-B3 : Melakukan kajian data secara deskriptif/analitik dan

penyajian/penyebarluasan, hasil evaluasi yang didapat:

• 31,58% responden belum pernah melakukan kajian data secara

deskriptif/analitik dan penyajian/penyebarluasan sama sekali dan 31,58%

responden sudah melakukan, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan

penyebab dari kedua hal di atas menurut responden 50% mengaku belum

mampu melakukan kajian data secara deskriptif/analitik dan

penyajian/penyebarluasan dan 50% karena adanya faktor lain, diantaranya :

� program kesehatan lingkungan kurang mendapat dukungan

� tidak tersedianya sarana/fasilitas pendukung untuk menyusunnya :

� tidak tersedianya alat dan bahan

� tugas saya di bagian TU/bukan bertugas sebagai sanitarian

� belum pernah mencoba

� kurang semangat

• Dari responden (50%) yang mengaku “belum mampu” melakukan kajian

data secara deskriptif/analitik dan penyajian/penyebarluasan

mengemukakan alasan karena pada waktu pelatihan responden merasakan

bahwa saat pembelajaran di kelas bahan pembelajaran/modul/buku

referensi (28,57%) dan metoda pembelajaran yang digunakan di kelas

kurang mendukung (21,43%). Demikian juga pada saat

praktikum/penugasan responden merasakan bahwa kemampuan fasilitator

dalam membimbing praktikum/penugasan kurang optimal, alat bantu dan

media pembelajaran yang digunakan praktikum/penugasan masih kurang

mendukung dan jumlah jam yang digunakan untuk praktikum/pernugasan

relatif masih kurang memadai (masing–masing 33,33%)

• Sedangkan dari 5 orang responden (26,32%) yang telah melaksanakan kajian

data secara deskriptif/analitik dan penyajian/penyebarluasan dengan benar

mengaku seluruhnya (20%) dan sebagian besar (40%) kemampuan itu

didapatkan dari hasil pelatihan di Bapelkes Lemahabang yang sedang di

evaluasi ini. Sedangkan jenis dokumen yang ditemukan dalam rangka kajian

data secara deskriptif/analitik dan penyajian/penyebarluasan adalah Kajian

deskriptif/analitik (20%) dan Sajian dan Penyebarluasan hasil kajian (60%)

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 14

3) PENERAPAN TPU (C) : MELAKUKAN PENGAWASAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TPK C1-C5 : Melakukan penyelidikan (tindak lanjut pengawasan) kesehatan

lingkungan, studi dampak kesehatan lingkungan secara detail,

penilaian rencana pengelolaan/pemantauan kesehatan

lingkungan, penilaian penyajian HACCP, dan penilaian penyajian

analisis kesehatan lingkungan lainnya, hasil evaluasi yang didapat:

• 52,63% responden belum pernah melakukan sama sekali dan 10,53%

responden sudah melakukan, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan

penyebab dari kedua hal di atas menurut responden 28,57% mengaku

belum mampu melakukan dan 71,42% karena adanya faktor lain,

diantaranya :

� belum menjadi prioritas program

� kurang dukungan

� tidak tersedianya peralatan yang memadai

� tidak ada anggarannya

� tugas saya di bagian TU/bukan bertugas sebagai sanitarian

� yang melakukan tim AMDAL

� belum memiliki sertifikat AMDAL

� belum pernah mencoba

• Dari responden (28,57%) yang mengaku “belum mampu” melakukan

mengemukakan alasan karena pada waktu pelatihan responden merasakan

bahwa saat pembelajaran di kelas

� proses pembahasan materi di kelas sulit dipahami/dimengerti (19,23%)

� metoda pembelajaran yang digunakan di kelas kurang mendukung

(23,08%)

� alat bantu & media pembelajaran yang digunakan di kelas mendukung

(11,54%)

� bahan pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung

(19,23%)

� jumlah jam pembelajaran yang disediakan di kelas terasa masih kurang

(11,54%)

� saat itu saya menganggap pokok bahasan ini tidak penting, sehingga

kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran materi ini (15,38%)

• Demikian juga pada saat praktikum/penugasan responden merasakan

bahwa kemampuan fasilitator dalam membimbing praktikum/penugasan

kurang optimal (30%), alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan

praktikum/penugasan masih kurang mendukung (40%) dan jumlah jam yang

digunakan untuk praktikum/pernugasan relatif masih kurang memadai

(20%)

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 15

• Sedangkan dari 5 orang responden (26,32%) yang telah melaksanakan

penyelidikan (tindak lanjut pengawasan) kesehatan lingkungan, studi

dampak kesehatan lingkungan secara detail, penilaian rencana

pengelolaan/pemantauan kesehatan lingkungan, penilaian penyajian

HACCP, dan penilaian penyajian analisis kesehatan lingkungan lainnya

mengaku sebagian besar (60%) kemampuan itu didapatkan dari hasil

pelatihan di Bapelkes Lemahabang yang sedang di evaluasi ini.

• Jenis dokumen yang ditemukan dalam rangka pelaksanaan penyelidikan

(tindak lanjut pengawasan) kesehatan lingkungan, studi dampak kesehatan

lingkungan secara detail, penilaian rencana pengelolaan/pemantauan

kesehatan lingkungan, penilaian penyajian HACCP, dan penilaian penyajian

analisis kesehatan lingkungan lainnya adalah :

� Penyelidikan (tindak lanjut pengawasan) kesehatan lingkungan (60%)

� Studi dampak kesehatan lingkungan secara detail (20%)

� Penilaian rencana pengelolaan/pemantauan kesehatan lingkungan (20%)

� Penilaian penyajian analisis kesehatan lingkungan lainnya (40%)

4) PENERAPAN TPU (D) : MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TPK D1 s.d D3 : Melakukan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kegiatan kesehatan lingkungan, hasil evaluasi yang didapat:

• 52,63% responden belum pernah melakukan sama sekali dan 10,53%

responden sudah melakukan, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan

penyebab dari kedua hal di atas menurut responden 30,77% mengaku

belum mampu melakukan dan 69,23% karena adanya faktor lain,

diantaranya :

� belum menjadi prioritas program

� belum dipercaya melakukannya

� dilakukan oleh seksi lain

� tidak ada anggarannya

� tugas saya di bagian TU/bukan bertugas sebagai sanitarian

� belum ada dalam rencana kerja

� bukan merupakan tupoksi satuan kerja

� belum pernah mencoba

� kurang disiplin/malas

• Dari responden (52,63%) yang mengaku “belum mampu” melakukan

persiapan, perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas kegiatan kesehatan lingkungan mengemukakan

alasan karena pada waktu pelatihan responden merasakan bahwa saat

pembelajaran di kelas

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 16

� proses pembahasan materi di kelas sulit dipahami/dimengerti (21,43%)

� metoda pembelajaran yang digunakan di kelas kurang mendukung

(14,29%)

� alat bantu & media pembelajaran yang digunakan di kelas mendukung

(21,43%)

� bahan pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung

(14,29%)

� jumlah jam pembelajaran yang disediakan di kelas terasa masih kurang

(11,54%)

� saat itu saya menganggap pokok bahasan ini tidak penting, sehingga

kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran materi ini (7,14%)

• Demikian juga pada saat praktikum/penugasan persiapan, perencanaan dan

pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas

kegiatan kesehatan lingkungan responden merasakan bahwa kemampuan

fasilitator dalam membimbing praktikum/penugasan kurang optimal

(28,57%), alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan

praktikum/penugasan masih kurang mendukung (42,86%) dan jumlah jam

yang digunakan untuk praktikum/pernugasan relatif masih kurang

memadai (28,57%)

• Sedangkan dari 3 orang responden (15,79%) yang telah melaksanakan

persiapan, perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas kegiatan kesehatan lingkungan mengaku seluruhnya,

sebagian besar dan sebagian kecil kemampuan itu didapatkan dari hasil

pelatihan di Bapelkes Lemahabang yang sedang di evaluasi ini (masing-

masing 33,33%)

• Jenis dokumen yang ditemukan dalam rangka pelaksanaan persiapan,

perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas kegiatan kesehatan lingkungan adalah :

� Persiapan dan Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam meningkatkan

kualitas kegiatan kesehatan lingkungan (100%)

� Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam meningkatkan kualitas kegiatan

kesehatan lingkungan (66,66%)

5) PENERAPAN TPU (E) : MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH DI BIDANG

KESEHATAN LINGKUNGAN TPK E1 s.d E5 : Menyusun karya ilmiah hasil penelitian, tinjauan/ulasan,

tulisan ilmiah populair di bidang kesehatan lingkungan, hasil evaluasi yang didapat:

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 17

• 63,16% responden belum pernah melakukan sama sekali Sedangkan

penyebab dari hal di atas menurut responden 42,86% mengaku belum

mampu melakukan dan 54,14% karena adanya faktor lain, diantaranya :

� tugas saya di bagian TU/bukan bertugas sebagai sanitarian

� belum pernah mencoba

� kurang disiplin

� malas mencari referensi

• Dari responden (63,16%) yang mengaku “belum mampu” menyusun

karya ilmiah hasil penelitian, tinjauan/ulasan, tulisan ilmiah populair di

bidang kesehatan lingkungan mengemukakan alasan karena pada waktu

pelatihan responden merasakan bahwa saat pembelajaran di kelas:

� proses pembahasan materi di kelas sulit dipahami/dimengerti (23,81%)

� metoda pembelajaran yang digunakan di kelas kurang mendukung

(14,29%)

� alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung

(9,52%)

� bahan pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung

(28,57%)

� jumlah jam pembelajaran yang disediakan di kelas terasa masih kurang

(19,05%)

• Demikian juga pada saat praktikum/penugasan menyusun karya ilmiah

hasil penelitian, tinjauan/ulasan, tulisan ilmiah populair di bidang

kesehatan lingkungan responden merasakan bahwa kemampuan

fasilitator dalam membimbing praktikum/penugasan kurang optimal

(23,08%), alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan

praktikum/penugasan masih kurang mendukung (30,77%) dan jumlah

jam yang digunakan untuk praktikum/pernugasan relatif masih kurang

memadai (30,77%), serta metodanya tidak aplikatif (15,38%)

• Sedangkan dari 5 orang responden (26,32%) yang telah menyusun karya

ilmiah hasil penelitian, tinjauan/ulasan, tulisan ilmiah populair di bidang

kesehatan lingkungan mengaku seluruhnya (80%) dan sebagian besar

(20%) kemampuan itu didapatkan dari hasil pelatihan di Bapelkes

Lemahabang yang sedang di evaluasi ini.

• Jenis dokumen yang ditemukan dalam rangka penyusunan karya ilmiah

hasil penelitian, tinjauan/ulasan, tulisan ilmiah populair di bidang

kesehatan lingkungan adalah :

� Karya tulis ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan lingkungan (60%)

� Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri

dalam bidang kesehatan lingkungan (40%)

� Karya tulis ilmiah popular di bidang kesehatan lingkungan (60%)

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 18

6) PENERAPAN TPU (F) : MENERJEMAHKAN/MENYADUR BUKU DI BID.

KESEHATAN LINGKUNGAN

TPK F1 s.d F4 : Menerjemahkan/menyadur buku dan membuat abisatraksi

tulisan ilmiah di bidang kesehatan lingkungan, hasil evaluasi yang didapat:

• 68,42% responden belum pernah melakukan sama sekali, dan 5,26% sudah

melakukan, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan penyebab dari kedua

hal di atas menurut responden 50% mengaku belum mampu melakukan dan

35,71 karena adanya faktor lain, diantaranya :

� bukan bertugas sebagai sanitarian

� belum pernah mencoba dan malas/kurang kreatif

� kurang pandai berbahasa asing

� terlalu banyak pekerjaan/tidak sempat

� tidak berhubungan dengan pekerjaan saya

• Dari responden (50%) yang mengaku “belum mampu” menerjemahkan/

menyadur buku dan membuat abisatraksi tulisan ilmiah di bidang kesehatan

lingkungan mengemukakan alasan karena pada waktu pelatihan responden

merasakan bahwa saat pembelajaran di kelas:

� proses pembahasan materi di kelas sulit dipahami/dimengerti (29,41%)

� metoda pembelajaran yang digunakan di kelas kurang mendukung

(17,65%)

� bahan pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung

(23,53%)

� jumlah jam pembelajaran yang disediakan di kelas terasa masih kurang

(23,53%)

• Demikian juga pada saat praktikum/penugasan menerjemahkan/menyadur

buku dan membuat abisatraksi tulisan ilmiah di bidang kesehatan

lingkungan responden merasakan bahwa alat bantu dan media

pembelajaran yang digunakan praktikum/penugasan masih kurang

mendukung (50%) dan jumlah jam yang digunakan untuk

praktikum/pernugasan relatif masih kurang memadai (30 %), serta cara

belajarnya yang kurang tepat (10%)

• Sedangkan dari 1 orang responden (5,26%) yang telah

menerjemahkan/menyadur buku dan membuat abisatraksi tulisan ilmiah di

bidang kesehatan lingkungan mengaku sebagian besar (100%) kemampuan

itu didapatkan dari hasil pelatihan di Bapelkes Lemahabang yang sedang di

evaluasi ini.

• Jenis dokumen yang ditemukan dalam rangka menerjemahkan/menyadur

buku dan membuat abisatraksi tulisan ilmiah di bidang kesehatan

lingkungan adalah :

� Karya tulis ilmiah hasil terjemaahan buku bidang kesehatan lingkungan

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 19

(100%)

� Karya tulis berupa abisatraksi dalam bidang kesehatan lingkungan (100%)

7) KOMPETENSI (TPU G) : MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DIBIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN

TPK G1 s.d G2 : Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan

lingkungan, hasil evaluasi yang didapat:

• 68,42% responden belum pernah melakukan sama sekali, dan 10,53% sudah

melakukan, tetapi belum sesuai ketentuan. Sedangkan penyebab dari kedua

hal di atas menurut responden 52,94% mengaku belum mampu melakukan

dan 47,06 karena adanya faktor lain, diantaranya :

� bukan bertugas sebagai sanitarian

� belum pernah mencoba dan malas/kurang kreatif

� alat bahan sulit ditemukan

� terlalu banyak pekerjaan/tidak sempat

� tidak berhubungan dengan pekerjaan saya

� tidak memerlukan teknologi tepat guna

• Dari responden (52,94%) yang mengaku “belum mampu” mengembangkan

teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan mengemukakan alasan

karena pada waktu pelatihan responden merasakan bahwa saat

pembelajaran di kelas:

� proses pembahasan materi di kelas sulit dipahami/dimengerti (17,39%)

� metoda pembelajaran yang digunakan di kelas kurang mendukung

(13,04%)

� alat bantu dan media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung

(17,39%)

� bahan pembelajaran/modul/buku referensi masih kurang mendukung

(30,43%)

� jumlah jam pembelajaran yang disediakan di kelas terasa masih kurang

(21,74%)

• Demikian juga pada saat praktikum/penugasan mengembangkan teknologi

tepat guna di bidang kesehatan lingkungan responden merasakan bahwa

diperlukan fasilitator yang ahli (26,67%), alat bantu dan media

pembelajaran yang digunakan praktikum/penugasan masih kurang

mendukung (26,67%) dan jumlah jam yang digunakan untuk

praktikum/pernugasan relatif masih kurang memadai (46,67%), serta cara

belajarnya yang kurang tepat (10%)

• Sedangkan dari 2 orang responden (10,53%) yang telah mengembangkan

teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan mengaku sebagian

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 20

besar (50%) kemampuan itu didapatkan dari hasil pelatihan di Bapelkes

Lemahabang yang sedang di evaluasi ini, sedangkan 50% lagi didapatkan

pada kegiatan lain diluar diklat.

• Jenis benda/prototype yang ditemukan dalam rangka Pengembangan

teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan adalah :

� penurunan kadar besi

� alat pembubuhan kaporit

� prototype pengolahan limbah

� filter air

c. Gambaran hasil penilaian responden mantan peserta diklat terhadap komponen

Praktik Lapangan (PKL) dalam menunjang proses pembelajaran pada saat Diklat

Jabatan fungsional Sanitarian Ahli di Bapelkes Lemahabang 2009

1) Alat Bantu PKL : 36,84% mendukung dan 5,26% sangat mendukung, dengan

komentar :

• Akses internet untuk referensi agar disediakan

• Alat & bhn masih kurang, peserta tidak praktek langsung

• Alat bantu masih terbatas

• Kurang memadai

• Masih ada yang tidak bisa dipenuhi panitia pelatihan

• Tidak ada alat bantu pengukur kualitas lingkungan

• Tidak ada alat-alat, karena hanya orientasi

2) Bahan/media PKL : 31,58% hampir mndukung dan 47,37 mendukung, dengan

komentar :

• Bahan/media PKL masih terbatas

• Hanya mengunjungi

• Kurang lengkap

• Kurang memadai

• Masih terdapat kekurangan

• Tidak ada karena hanya orientasi lapangan

3) Kompetensi Instruktur di bidang keahliannya : 52,63% mendukung dan 5,26%

sangat mendukung, dengan komentar :

• Cuma mengarahkan saja

• Instruktur agar berasal dari Jabatan fungsional Sanitarian

• Kurang menguasai lapangan

• Perlu ditingkatkan

• Perlu meningkatkan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan

• Tidak tahu instruktur hanya menunjukan alat, tidak dipraktekkan

• variasinya sedikit, jumlah instruktur sedikit

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 21

4) Kompetensi Instruktur dibidang ”transfer of skill” (coaching) : 36,84% mendukung

dan 10,53% sangat mendukung, dengan komentar :

• Beberapa instruktur membuat peserta tegang dan mengganggu konsentrasi

• Cuma mengarahkan saja

• Dirasakan belum optimal, masih kurang kamunikatif

• Instruktur agar berasal dari Jabatan fungsional Sanitarian

• Kurang detail dalam pengarahan di lapangan

• Kurang komunikatif

• Perlu ditingkatkan agar peserta mudah memahami

• Perlu meningkat keterampilan melalui pelatihan-pelatihan

• Tidak tahu, hanya transfer knowledge

5) Situasi dan kondisi tempat PKL : 42,11% kurang mendukung dan 26,32% hampir

mendukung, dengan komentar :

• Bising, jauh dari jangkauan

• Di tempat lingkungan sendiri

• Hanya di sekitar Bapelkes, semestinya praktek keluar

• Harus yang benar & sesuai,sebaiknya di lokasi yang skala besar

• Kotor dan kurang mendukung

• Kurang aplikatif dan berbeda dgn di tempat bekerja

• Kurang, hanya ada WTP, tempat lain tidak ada

• Masalah kesehatan lingkungan di bapelkes belum tertangani scr tuntas

• Perlu mendapat perhatian yang serius

• Tidak ada ruang khusus utk PKL

• Ternyata bukan pengolahan air limbah

d. Gambaran penilaian responden mantan peserta pelatihan terhadap sarana dan

prasarana penunjang dalam penyelenggaraan Diklat Jabatan fungsional Sanitarian

Ahli di Bapelkes Lemahabang 2009

1) Alat Bantu Pembelajaran (AVA) dan Media Pembelajaran : 73,68% mendukung

dan 5,26% sangat mendukung, dengan komentar :

• Beberapa sangat menarik jika disajikan dalam bentuk AVA yang relevan

• Cukup untuk kebutuhan belajar mengajar

• Kurang lengkap

• Sudah memenuhi syarat shg kami dpt menerima dgn baik

2) Bahan Pembelajaran : Modul, Hand Out, Panduan Praktik dll : 42,11% hampir

mendukung dan 31,58% mendukung, dengan komentar :

• Bahan pembelajaran sebaiknya diberikan di awal kegiatan

• Buku panduan jabatan fungsional sanitarian tidak dibagianikan ke peserta

• CD materi dibagianikan pada akhir diklat dan masih kosong

• Kadang-kadang telat,harusnya sebelum pelaksanaan sudah disiapkan

• Modul tidak ada, panduan tidak ada

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 22

• Modul tidak diberikan lebih awal melainkan di akhir diklat

• Panduan praktek kurang tersedia padahl sgt diperlukan

• Sebagian bahan diberikan pada akhir sesi

• Semua modul dibagianikan lebih awal supaya bisa dipelajari

• Tidak ada SOP yang jelas tentang pembelajaran

• Tidak diberi mudul:perUU, juklak, juknis, form pengawasan

3) Ruang Kelas : 68,42% mendukung dan 21,05% sangat mendukung, dengan

komentar :

• Cukup memadai

• Enak tapi kedinginan

• Layout duduk kurang menunjang

• Penerangan baik, suhu ruangan bagianus

• Utk peserta 30 orang dg metode partisipatori kurang luas

4) Ruang Diskusi : 68,42% mendukung dan 21,05% sangat mendukung, dengan

komentar :

• Cukup baik

• Cukup memadai

• LCD ada, bagianus

• Pemanfaatan ruang kelas kosong

5) Ruang Makan : 57,89% mendukung dan 21,05% sangat mendukung, dengan

komentar :

• Banyak lalat

• Bersih, bagianus, dan nyaman

• Cukup menyenangkan

• Kondisi dapur kurang

• Sudah memadai dan memenuhi syarat

• Terlalu jauh dengan kamar

6) Ruang Penginapan : 31,58% kurang mendukung dan 26,32% hampir mendukung,

dengan komentar :

• Banyak nyamuk

• air kurang bersih, bau FE

• 1 kamar 3 orang

• lingkungan krg bersih

• Kamar sumpek,byk vektor penyakit,tidak memenuhi std kesehat

• Kerusakan pada kmr mandi, pintu2,ac,agar diperbaiki

• Tidak ada meja untuk membuat tugas

7) Konsumsi : 52,63% mendukung dan 31,58% sangat mendukung, dengan

komentar :

• Baik

• Cukup memberi energi

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 23

• Enak banget, bervariasi

• Kurang sayur dan buah

• Menunya kurang bervariasi

8) Pelayanan Adminitrasi : 68,42% mendukung dan 10,53% sangat mendukung,

dengan komentar :

• Ada keterlambatan utk mendptkan bhn/materi pelatihan

• Baik, modulnya kebagian semua

• Cukup baik

• Diusahakan on time

• Kadang tidak tepat waktu

9) Sarana Ibadah : 36,84 kurang mendukung dan 26,32% hampir mendukung,

dengan komentar :

• Jauh dgn kamar, tidak bisa ibadah malam

• Kebersihan dan kelengkapannya agar diperhatikan

• Keran wudhu kurang banyak

• Kurang bersih

• Sholat di kamar agak sempit

• Tidak bersih, byk vektor dan sampah

• Terbuka, mengurangi kekhusuan ibadah

• Terbuka, tak berkaca, banyak nyamuk, bau sampah

• Tidak ada tempat khusus

e. Gambaran Indikator peningkatan kinerja yang dirasakan (pengakuan) responden

mantan peserta diklat setelah mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli

di Bapelkes Lemahabang 2009

NO INDIKATOR

SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

1 Penyusunan laporan Tidak menyebutkan dasar

surat/kegiatan

Dilengkapi dasar surat

/kegiatan

2 Disiplin Kurang Sudah baik

3 Perencanaan Kurang Sudah baik

4 Administrasi Kurang Sudah baik

5 Evaluasi Kurang Sudah baik

6 Naik pangkat kurang Sudah baik

7 Rencana kerja Belum membuat Membuat rencana atau jadwal

kegiatan bulanan

8 Laporan kegiatan Belum lengkap dalam laporan

kegiatan

Laporan kegiatan bulanan

lebih lengkap

9 Kinerja sesuai SOP SOP yang dilakukan belum

sesuai ketentuan

Kegiatan-kegiatan diupayakan

sesuai dengan ketentuan

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 24

NO INDIKATOR

SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

10 Menyusun karya tulis Kurang termotivasinya dalam

menyusun karya tulis

Termotivasinya menyusun

karya tulis

11 Kesadaran menulis

data awal

Tidak mesti menulis mencatat

pada lembar dokumen

Mencatat dan merencanakan

program lebih rinci

12 Pengawasan terhadap

alat dan SDM

Belum tercatat dan

terdokumentasi

Memberikan masukan pada

teman sekerja lebih terarah

dan terprogram rutin

13 Adanya sasaran mutu

kegiatan sanitarian RS

Belum ada hanya target

program kerja

Sasaran mutu kegiatan

sanitarian tercapai minimal

80%

14 Administrasi pekerjaan

PRL

belum tertata sesuai bidang

dan kegiatan

Cukup baik dalam pencatatan

dan pelaporan

15 Kerangka acuan Sudah mampu Kemampuan menjadi lebih

baik

16

Menyusun rencana

tahunan tingkat

kabupaten

Sudah mampu

Kemampuan menyusun

rencana tahunan menjadi lebih

baik

17

Menyajikan rancangan

rencana 5 tahunan tk

Kab

Sudah mampu Lebih baik

18 Menyajikan laporan

pengambilan sampel Sudah mampu Lebih baik

19

Mengolah data dalam

rangka menyusun

rencana tahunan

Sudah mampu Lebih baik

20

Pembuatan/design

instrument

pemeriksaan

Belum terspesialisasi (1

instrumen)

Lebih spesialisasi atau setiap

kegiatan ada instrument

21 Pembuatan laporan

kegiatan

Laporan kadang dibuat atau

tidak

Setiap kegiatan harian ada

laporan dan laporan bulanan

22 Keaktifan Menunggu

Mencari/menggali hal apa

yang dilakukan untuk

mendukung jabatan fungsional

serta turut berperan dalam

perencanaan bln/tahunan

23 Sesuai administrasi

pelaporan

Tidak terlalu memperhatikan

administrasi pelaporan

Sudah memperhatikan

administrasi pelaporan

24 Kecepatan

menyelesaikan tugas Masih 60% dikerjakan

Meningkat menjadi 75%

dikerjakan

25 Inovasi melaksanakan

tugas Masih 60% dikerjakan

Meningkat menjadi 75%

dikerjakan

26 Pekerjaan lebih Masih 60% dikerjakan Meningkat menjadi 75%

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 25

NO INDIKATOR

SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

JABATAN FUNGSIONAL

SANITARIAN AHLI

terstruktur dikerjakan

27

Dalam melaksanakan

tugas lebih

dipersiapkan sebagai

bukti fisik PAK

Masih 60% dikerjakan Meningkat menjadi 75%

dikerjakan

28 Mendokumentasikan

bukti fisik PAK Masih 60% dikerjakan

Meningkat menjadi 75%

dikerjakan

f. Gambaran manfaat diklat yang dirasakan (pengakuan) responden mantan peserta

diklat dalam pelaksanaan tugas setelah mengikuti Diklat Jabatan fungsional

Sanitarian Ahli di Bapelkes Lemahabang 2009

1) Saya mengikuti posedur dan teknik yang diperoleh pada diklat untuk diterapkan

dalam melaksanakan tugas sebagai Sanitarian Ahli : 57,89% setuju dan 21,05

ragu-ragu

2) Saya mampu mengembangkan cara kerja baru dengan berpedoman pengetahuan

dan pengalaman sewaktu mengikuti diklat Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli :

63,16% setuju dan 15,79% ragu-ragu

3) Berbagai masalah dapat saya diselesaikan dengan mudah melalui pengembangan

pengetahuan & pengalaman yang saya peroleh melalui diklat Jabatan Fungsional

Sanitarian Ahli : 47,37% setuju dan 31,58% ragu-ragu

4) Saya menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam diklat itu untuk

mengembangkan kompetensi di bidang kesehatan lingkungan : 63,16% setuju

dan 21,05% sangat setuju

5) Saya menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam diklat untuk

mengembangkan cara penyelesaian tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan

kesehatan lingkungan, sehingga terasa lebih ringan, mudah dan cepat : 47,37%

setuju dan 15,79% sangat setuju

6) Setelah menerapkan hasil diklat ini, tingkat kesalahan dalam pekerjaan saya

terutama yang berakitan dengan kesehatan lingkungan semakin berkurang :

52,63% setuju dan 15,79% sangat setuju

7) Setelah mengikuti diklat, saya dapat menunjukan cara kerja yang lebih baik

khususnya sebagai Sanitarian Ahli : 52,63% setuju dan 21,05 ragu-ragu

g. Kesan dan Saran responden mantan peserta diklat terkait dengan

penyelenggaraan diklat serupa dimasa mendatang :

• Diklat mohon diselenggarakan secara rutin dan memenuhi kebutuhan di tingkat

Provinsi dan Kab/Kota

• Di lingkungan bapelkes sebaiknya kondisi lingkungan memenuhi syarat seperti :

penanganan sampah, limbah rumah tangga, serangga dll sehingga bisa dijadikan

bahan pembelajaran atau menambah pengetahuan

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 26

• Khusus untuk diklat jabatan fungsional sanitarian : seluruh proses, metode, dan

peralatan yang digunakan cukup baik

• Fasilitator/tutor agar lebih aplikatif dalam mengajar peserta latih

• Pelatihan agar lebih aplikatif (lebih banyak praktik daripada penyampaian teori)

• Penyusunan DUPAK adalah bagian terpenting dari pelatihan baik teori maupun

praktik

• Fasilitator agar lebih bisa mendorong spirit peserta dalam mengaplikasikan

pelatihan

• Materi : pada umumnya sudah sesuai dengan silabus (kurikulum yang diberikan)

• Pokok bahasan : ok

• Selama pelatihan suasana mengajar sudah sangat kondusif untuk suasana

penginapan sebaiknya dihilangkan nyamuknya

• Diberikan buku modul sebelum pelatihan dimulai

• Dalam penyampaian materi, mohon fasilitator tidak menciptakan suasana yang

menegangkan

• Waktu PKL ditambah lagi

• Lebih banyak praktik yang sesuai dengan teori bahan dan lain-lain seharusnya

sudah disiapkan lebih awal

• Untuk hal tersebut sudah baik, akan tetapi lebih sempurna kalau pada praktek cara

menulis membuat laporan untuk menjadikan buku bukti karya tulis yang akan

menjadi bukti angka kredit perlu contoh kongkret dari fasilitator

• Materi : seluruh materi agar diberikan di awal pembelajaran agar bisa dipelajari

terlebih dahulu

• Fasilitator : agar tepat sesuai dengan jadwal dan tidak ada terjadi kekosongan dan

jumlah fasilitator kurang/terbatas

• Tempat penginapan : terlalu banyak nyamuk dan kurang nyaman untuk belajar

• Materi cukup untuk pelaksanaan dalam rangka penerapan jabatan fungsional di

masing masing instansi. Fasilitator, metoda, dan seterusnya perlu peningkatan,

terutama fasilitator harus diusahakan sesuai bidang keahliannya dan tepat waktu

• Materi/pokok bahasan : perlu penambahan materi pengembangan teknologi

kesehatan lingkungan

• Fasilitator : perlu ada penambahan fasilitator sehingga tidak timbul kejenuhan

dimana banyak materi hanya diberikan oleh seorang fasilitator

• Metoda : perlu lebih dikembangkan/ditingkatkan lagi

• Waktu : masih terasa kurang terutama pada praktek perlu ditambah waktu

kegiatan praktek

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 27

• Materi/pokok bahasan : sudah cukup baik hanya saja perlu ditambah jam pelajaran

untuk praktek dan penugasan

• Fasilitator : cukup baik

• Metoda, Waktu dan Media pembelajaran : perlu dilakukan perbaikan pada metoda

dan media pembelajaran agar lebih menarik dan tidak monoton, waktu pelatihan

sebaiknya ditambah agar penerapan materi lebih maksimal

• Materi/pokok bahasan : sebaiknya ada modul yang standar (tidak hanya berupa

hand out saja), dan dengan tahapan yang jelas

• Fasilitator : keterlibatan tenaga fungsional dari KKP (pelaksanaan sebelumnya

cenderung kearah Dinkes)

• Penginapan sebainya dilengkapi sarana olahraga, televisi dan internet (wi-fi)

• Kelengkapan modul dan bahan materi sudah dibagikan ke peserta pelatihan di awal

proses pembelajaran/pelatihan

• Pembaharuan materi/pokok bahasan oleh fasilitator harus lebih sistematis, detil

dan dilengkapi dengan contoh

• Agar waktu untuk pembelajaran materi/pokok bahasan serta prakteknya ditambah

supaya mudah dalam pemahamannya

• Materi dan bahan yang didapat adalah hal-hal yang diperlukan bagiani seorang

sanitarian ahli, namun penerapannya di lapangan sangat tergantung pada instansi

setempat

• Khususnya untuk dinas kesehatan, khususnya Provinsi, jarang ada kegiatan di Sie PL

sehingga sulit dalam mempublikasikan tugas fungsional seorang Sanitarian, begitu

pula dalam hal pengumpulan kredit poin akan sangat sulit

• Baru kali ini pelatihan yang ada evaluasinya

• Ragu dan bingung untuk pelaksanaannya dan hubungannya dengan DUPAK/PAK

• Belum terbiasa melakukan tupoksi Sanitarian Ahli

• Karena menurut SK Meneg PAN 19/2000 butir kegiatan untuk Sanitarian Ahli

Puskesmas tidak ada

• Ada materi praktek, perhitungan nilai PAK

• Narasumber HAKLI harus hadir karena menambah motivasi tenaga kesehatan

lingkungan

• Contoh-contoh yang diberikan fasilitator pada saat praktik penyusunan bukti fisik

agar lebih bervariasi sesuai dengan perkembangan kesehatan lingkungan saat ini

• Sarana penunjang ditingkatkan kembali

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 28

2. Gambaran Hasil Evaluasi dengan Responden Atasan/Teman Sekerja

a. Identitas Responden atasan/teman sekerja mantan Peserta Diklat Jabatan

fungsional Sanitarian Ahli

• Latar belakang jabatan responden atasan/teman sekerja mantan peserta diklat

sebagai pemangku Jabatan Struktural 63,16%, sebagai Koordinator bidang

Sanitasi 15,79% dan sebagai staf Pelaksanaanana 21,05%. Menurut hubungan

kerja dengan mantan peserta diklat 52,63% sebagai atasan langsung dan 36,84%

sebagai teman sekerja dengan masa kenal 0 – 10 tahun (57,89%),

• Latar belakang pendidikan responden atasan/teman sekerja mantan peserta

diklat di bidang kesehatan lingkungan terdapat 68,42%, sedangkan tingkat

pendidikan terakhir yang terbanyak adalah Sarjana dan Magister Kesehatan

Masyarakat (47,37%)

• Gambaran usia responden atasan/teman sekerja mantan peserta diklat yang

terbanyak antara 35-54 tahun (78,95%) dengan masa kerja di instansi sekarang

10 – 20 tahun (52,63%)

b. Gambaran perubahan tampilan kerja menurut atasan/teman sekerja :

1) 57,89% atasan/teman sekerja merasakan telah terjadi perubahan tampilan

kerja setelah mengikuti diklat, 21,05% menyatakan tidak terjadi perubahan

dengan melihat kemungkinan penyebabnya : yang bersangkutan terlihat belum

mampu menerapkan hasil diklat secara baik (50%) dan tidak tersedianya

sarana/fasilitas/dana pendukung untuk menerapkan hasil diklat (50%)

2) Pernyataan atasan/teman sekerja yang melihat telah terjadi perubahan

tampilan kerja setelah yang bersangkutan mengikuti diklat :

• Yang bersangkutan terlihat lebih/selalu berusaha mengikuti posedur dan

teknik yang seharusnya diterapkan sesuai ketentuan dalam melaksanakan

tugasnya sehari – hari sebagai Sanitarian Ahli : 31,58% ragu-ragu dan

47,37% setuju

• Yang bersangkutan mampu mengembangkan cara kerja baru dengan

berpedoman pada pengetahuan dan pengalaman baru dibandig sebelum

mengikuti diklat Jab. Fung. Sanitarian Ahli :21,05% ragu-ragu dan 63,16%

setuju

• Yang bersangkutan telah dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang

berkaitan dengan pekerjaannya dengan mudah melalui pengembangan

pengetahuan & pengalaman yang sebelumnya belum pernah di

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 29

tampilkannya : 42,11% ragu-ragu dan 47,37% setuju

• Yang bersangkutan terlihat berusaha untuk selalu memperbarui

kompetensi dirinya, khususnya kegiatan dibidang kesehatan lingkungan

yang menjadi tanggung jawabnya : 26,32% ragu-ragu dan 57,89% setuju

• Yang bersangkutan terlihat lebih ringan dalam menyelesaikan tugasnya

sehari–hari khususnya kegiatan dibidang kesehatan lingkungan yang

menjadi tanggung jawabnya : 36,84% ragu-ragu dan 42,11% setuju

• Yang bersangkutan terlihat hampir tidak pernah membuat kesalahan dalam

pekerjaannya khususnya dalam kegiatan kesehatan lingkungan : 31,58%

ragu-ragu dan 47,37% setuju

3) Indikator yang digunakan atasan/teman sekerja dalam melihat adanya

perubahan tampilan kerja setelah yang bersangkutan mengikuti diklat :

NO INDIKATOR SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

1 Ketrampilan terampil Lebih terampil

2 Pengetahuan baik Lebih baik

3 Pengetahuan mampu Lebih mampu

4 Adanya data program

kesehatan lingkungan

Keakuratan data kurang baik

(pengolahan data)

Data tersaji sesuai dengan

peruntukannya

5 Pemecahan masalah Dalam pemecahan masalah

program masih ragu-ragu

Sudah sesuai dengan

prosedur atau langkah-

langkah yang ada

7 Pemahaman Kesulitan dalam memecahkan

masalah

Lebihmemahami masalah

kesehatan lingkungan secara

komplek

8 Pemecahan masalah

kesehatan lingkungan

Kurang mampu menerapkan

pengetahuan dengan praktek

Dapat meningkatkan factor

resiko dengan masalah dan

pemecahannya serta analisis

nya lebih tajam

9 Tanggung jawab Agak kurang Lebih tanggap dan

bertanggung jawab

10 Kinerja SOP nya belum sesuai

ketentuan

SOP nya sudah dijalankan

dengan baik

11 Karya tulis Kurang atau belum mengerti Penulisan karya tulis sudah

mengerti

12 Pendidikan Minat pendidikan berkurang Motivasinya untuk

pendidikan bertambah

15 Angka kredit Bingung mencari poin atau

angka kredit

Lebih bisa melihat peluang

untuk mendapat poin

16 Kepatuhan terhadap

SOP Belum semua Semakin banyak sesuai SOP

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 30

NO INDIKATOR SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

17 Analisis masalah Kurang Bertambah

18 Pelaporan Tidak semua Semakin banyak

19 Inovasi Belum Ada

20 Analisa hasil kegiatan Dalam membuat analisa masih

sedang-sedang saja

Ada penajaman dalam mem-

buat analisa hasil kegiatan

21 Adanya perencanaan

bulanan/tahunan

Sudah ada, tetapi tidak ter-

rekapitulasi dengan baik

Perencanaan yang lebih

teratur dan terarah

22 Instrumen

pengumpulan data

Belum ada instrument

pengumpulan data

Terbentuk instrument data

yang baik

23 Pencatatan dan

pelaporan kegiatan Belum tertib administrasi Administrasi semakin baik

25 Perencanaan

kesehatan lingkungan Kurang bersemangat Lebih bersemangat

26 Pengamantan

kesehatan lingkungan Kurang bersemangat Lebih bersemangat

27 Pengawasan

kesehatan lingkungan Kurang bersemangat Lebih bersemangat

28 Pemberdayaan

kesehatan lingkungan Kurang bersemangat Lebih bersemangat

29 Perencanaan

(Penyusunan Laporan) Belum berwawasan lingkungan

Sudah berwawasan

lingkungan

30 Pelaksanaan

Belum menerapkan

pembangunan/kegiatan

berwawasan lingkungan

Sudah menerapkan

pembangunan/kegiatan

berwawasan lingkungan

31

Evaluasi dan

monitoring kegiatan

atau program

Belum menerapkan kardah-

kaedah kesehatan lingkungan

Sudah menerapkan kardah-

kaedah kesehatan lingkungan

32 Prosedur dan teknik Tidak terlalu jadi perhatian Selalu mengikuti prosedur

dan teknik

33 Pengembangan cara

kerja Biasa saja

Berpedoman pada

pemantauan pengetahuan

dan pengalaman baru

34 Penyelesaian

pekerjaan Lama dan tidak terfokus

Dapat menyelesaikan

pekerjaan melalui

pengembangan pengetahuan

35 Kompetensi diri Vakum

Selalu memperbaharui

khususnya dalam bidang

kesehatan lingkungan

36 Tanggung jawab Kurang

Bertanggung jawab dan

dapat menyelesaikan tugas

dengan baik

37 Kesalahan dalam

melaksanakan Kurang

Hamper tidak pernah

melakukan kesalahan pada

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 31

NO INDIKATOR SEBELUM MENGIKUTI DIKLAT SETELAH MENGIKUTI DIKLAT

pekerjaan tugas yang diberikan

38 Disiplin dengan tugas

yang diberikan kurang

Mempunyai disiplin tinggi

untuk menyelesaiakan

pekerjaan

39

Tidak banyak

perubahan

(contohnya :

penanggulangan KLB)

Penyusunan laporan tidak

lengkap atau belum buat

laporan seperti makalah

Penyusunan laporan seperti

membuat makalah

40 Ketelitian data

cakupan PL Data kurang diperhatikan

Kesinambungan dan

kontinuitas data (logika)

sudah menjadi perhatian

c. Gambaran karya nyata (terbanyak) yang dihasilkan setelah yang bersangkutan

mengikuti diklat (menurut atasan/teman sekerja) :

• Rencana Lima Tahunan/Tahunan/3 Bulanan/Bulanan/Rencana Operasional

(31,58%)

• Protokol/Kerangka Acuan Pengumpulan Data (52,63%)

• Instrumen Pengumpulan Data (52,63)

• Penilaian rencana pengelolaan/pemantauan kesehatan lingkungan (26,32%)

• Persiapan dan Perencanaan Pemberdayaan Masy. dalam meningkatkan kualitas

kegiatan Kesehatan lingkungan (63,16%)

• Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam meningkatkan kualitas kegiatan

Kesehatan lingkungan (78,95%)

d. Kesan dan saran perbaikan yang ditujukan pada teman pasca mengikuti diklat

Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli

1 Tugas pokok sehari-hari sudah dijalankan dengan baik namun agar lebih

dioptimalkan untuk hal-hal sbb :

• Menindaklanjuti pengawasan kesehatan lingkungan

• Penilaian penyajian HACCP tidak saja hanya untuk Food Security VVIP

tetapi juga untuk lainnya

• Melaksanakan studi dampak kesehatan lingkungan

• Menyusun karya tulis ilmiah di bidang kesehatan lingkungan

2 Ilmu kesehatan kesehatan lingkungan terus bergerak maju sesuai dengan

kemajuan teknologi. Untuk itu yang bersangkutan (peserta diklat) mohon

terus dapat mengikuti perkembangan ilmu kesehatan lingkungan baik melalui

membaca buku-buku kesehatan lingkungan, informasi-informasi yang ada

sehingga yang bersangkutan dapat mengembangkan diri sesuai dengan ilmu

yang dimiliki

3 Tugas teknis berkaitan lingkungan baik sesuai tugas staf dari lingkungan fisik

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 32

dan kimia, bidang ADKL BBTKL-PPM Jakarta

4 Untuk fungsional/jabatan sanitarian ahli belum ada untuk tim penilaian

5 Humble, wise dan wisdom adalah modal untuk diri Anda untuk berkembang

lebih baik dan baik lagi

6 Pandang suatu masalah dari horizon yang berbeda dan lebih luas lagi

7 Manfaat dan kembangkan yang anda tahu untuk diri sendiri dan lingkungan

anda

8 Learn, learn and be a good team, please!!!

9 Agar dapat melanjutkan dan menjalankan tihas fungsional untuk mendukung

kegiatan-kegiatan yang berhubungan pada tugasnya

10 Menjadi motivator teman2 yang lain supaya fungsionalnya dikerjakan

11 Kesan :

• Penempatan tugas belum sesuai dengan pendidikan dan keahlian

• Formasi yang ada sementara ditempatkan untuk mengisi kekurangan

tenaga di Bagian Tata Usaha

• Di Bagian Tata Usaha belum memiliki SDM yang kualifikasinya sesuai

12 Saran :

• Sementara ini yang bersangkutan masih ditugaskan di Bagian. TU, namun

sebenarnya diklat yang diikuti sudah sesuai dengan latar belakang

pendidikannya

• Akan segara dilakukan reposisi sesuai dengan pendidikan dan keahlian

jabatan fungsionalnya

• Setelah dilakukan reposisi yang bersangkutan agar dapat menerapkan apa

yang diperoleh selama diklat

• Agar menambah wawasan tentang sanitarian

• Perlu diikutsertakan pelatihan Tim Penilai Jabatan Fungsional

• Penambahan tenaga Bagian Tata Usaha yang sesuai dengan kualifikasi

dengan pendidikan minimal D3.

13 Tangkaplah peluang yang ada sekecil apapun peluang itu dan segeralah

dikerjakan dan jangan ditunda lagi seperti :

• Teknologi tepat guna yang murah

• Tulisan Ilmiah Populer yang mudah dicerna tentang tips-tips yang

berhubungan dengan sanitasi kesehatan lingkungan ataupun makanan

14 Memperbanyak referensi tentang kesehatan lingkungan

15 Pengawasan terhadap sanitasi di bawahnya, hendaknya semakin ketat

16 Dalam setiap melaksanakan tugasnya bisa membuat inovasi yang baru

17 Dapat menjadi motivator untuk teman-temannya

18 Membuat suatu kajian ilmiah di bidang kesehatan lingkungan dengan

membuat suatu karya ilmiah popular, hasil terjemahan buku maupun berupa

abisatrak

19 Buatlah lingkungan di sekeliling tempat kerja menjadi lebih baik

20 Berbagiani ilmu dengan sesama rekan kerja

21 Kinerja pekerjaan supaya ditingkatkan lebih baik serta administrasi

pencatatan dan pelaporan kegiatan dilakukan dengan baik pula

22 Agar dapat melaksanakan materi yang sudah didapat pada waktu mengikuti

pelatihan diklat jabatan fungsional sanitarian ahli

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 33

IV. PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan difokuskan pada aspek penerapan kemampuan hasil

pelatihan ditempat tugas beserta faktor–faktor yang mempengaruhinya yang dapat

dikelompokkan dalam 2 faktor yakni, faktor yang berpengaruh pada saat pelaksanaan

diklat di Bapelkes Lemahabang tahun 2009 yang lalu dan faktor yang berpengaruh di

tempat tugas ketika mantan peserta diklat akan menerapkan kemampuan hasil diklatnya.

Sedangkan faktor lain di luar kedua faktor itu untuk sementara diabaikan, karena adanya

kendala pada biaya dan waktu yang dibutuhkan.

Penerapan kemampuan hasil pelatihan ditempat tugas dengan benar masih jauh dari

tujuan pelatihan, mantan peserta diklat yang belum menerapkan dan yang sudah

menerapkan tetapi belum sesuai dengan ketentuan rata–rata masih diatas 60% dari total

sampel 19 orang (63,33) yang telah dikonfirmasi bekerja sebagai sanitarian, walaupun

bukan pemangku jabatan fungsional sanitarian.

Keadaan di atas menurut data dapat diketahui penyebabnya 2 (dua) faktor utama, yakni

keadaan/situasi saat pelaksanaan pelatihan dan keadaan/situasi ditempat kerja yang

tidak memungkinkan untuk menerapkannya.

A. KEADAAN/SITUASI PELAKSANAAN PELATIHAN YANG TERINDIKASI BELUM OPTIMAL

Sesuai dengan data yang ditemukan keadaan/situasi saat pelaksanaan pelatihan yang

terindikasi sebagai penyebab langsung maupun tidak langsung belum optimalnya

pencapaian tujuan pelatihan yang dilihat dari aspek penerapan kemampuan di

tempat tugas pasca pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kesesuaian kriteria dan kwalifikasi peserta pelatihan

Walaupun sewaktu penentuan sample sasaran evaluasi sudah diperhitungkan

sedemikian juga agar responden tepat sasaran, tetapi pada kenyataannya masih

ditemukan bahwa kriteria dan kwalifikasi peserta yang mengikuti diklat masih

jauh dari harapan. Latar belakang pendidikan di bidang kesehatan lingkungan

74% tetapi latar belakang jabatan responden mantan peserta diklat sebagai

pemangku Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli hanya 26,32%, sebagai staf

pelaksanaanana bidang kesehatan lingkungan 31,58% dan 31,58% mengaku

sebagai staf di bidang lain (non kesehatan lingkungan). Hal ini sudah dapat

dipastikan bahwa tidak semua mantan peserta diklat ini akan menerapkan

kemampuan hasil diklat di tempat tugasnya karena memang tupoksinya berbeda

walaupun masa kerja sebagai sanitarian di tas 10 tahun tahun sebanyak 42,11%

2. Kesiapan bahan latih (modul, hand out dan media pembelajaran belum optimal)

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 34

Hal ini sempat diutarakan mantan peserta diklat (30%-50%) sebagai salah satu

dari penyebab mereka yang belum mampu menerapkan kemampuan hasil diklat

ditempat kerja, terutama pada materi–materi yang tergolong baru buat mereka

seperti, Teknologi Tepat Guna, Menyadur tulisan, Menyusun Karya Ilmiah dan

Melakukan Analisis Hasil Pengamantan bidang Kesehatan Lingkungan.

3. Penggunaan Alat Bantu Pelatihan dan Metoda Pembelajaran masih dirasakan

kurang mendukung

Alat bantu pelatihan dan Metoda pembelajaran merupakan salah satu komponen

penting dalam pelatihan yang berbasis kompetensi seperti diklat ini. Dalam

kaitan ini lebih dari 35% peserta mantan diklat mengutarakan bahwa ketidak-

mampuannya dalam menerapkan kemampuannya ditempat tugas disebabkan

alat bantu dan metoda pembelajaran yang digunakan kurang mendukung,

terutama pada saat praktik/penugasan.

4. Fasilitator dan Pembimbing dirasakan mantan peserta diklat masih belum

optimal keberadaannya

Pada beberapa materi, seperti penyusunan karya Ilmiah, Menyadur,

Pengembangan Teknologi Tepat Guna serta saat praktikum/penugasan peranan

fasilitator dan pembimbing belum berperan secara bermakna, hal ini diutarakan

lebih 35% responden.

5. Jumlah dan porsi jam pembelajaran (teori & praktik) yang masih belum seimbang

Lebih dari 45% responden mengutarakan bahwa jam praktik sangat kurang

sehingga kesempatan untuk “mencoba” dirasakan kurang sekali, apalagi terdapat

beberapa kegiatan praktikum ternyata hanya “melihat-lihat saja” karena memang

waktu yang tersedia kurang mendukung.

6. Wahana Praktikum yang tidak mendukung

Pada saat praktikum lebih dari 34% responden mengeluhkan bahwa tempat

praktik 42,11% kurang mendukung dan 26,32% hampir mendukung, Hal ini

tentunya sangat berpengaruh terhadap pembentukan keterampilan peserta

diklat untuk selanjutnya akan dapat diterapkan di tempat tugas.

7. Sarana Penunjang yang belum mendukung

Sarana penunjang yang masih dirasakan kurang mendukung diantaranya Ruang

Penginapan : 31,58% kurang mendukung dan 26,32% hampir mendukung,

dengan komentar :

Banyak nyamuk, air kurang bersih, air bau Fe/besi, 1 kamar 3 orang, lingkungan

kurang bersih, kamar sumpek, banyak vektor penyakit, tidak memenuhi standar

kesehatan, tidak ada meja untuk membuat tugas. Disamping itu juga dikeluhkan

tentang sarana ibadah 36,84% kurang mendukung dan 26,32% hampir

mendukung.

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 35

B. KEADAAN/SITUASI DI TEMPAT TUGAS PENGHAMBAT PENERAPAN KEMAMPUAN

Keadaan/situasi di tempat tugas menurut data yang ada ternyata mempunyai andil

yang cukup besar terhadap belum diterapkannya kemampuan hasil diklat ditempat

tugas, diantaranya Kebijakan Pimpinan di era otonomi daerah, diantaranya :

• Tidak adanya dana dan fasilitas pendukung untuk menerapkan kemampuan

hasil diklat

• Rencana kerja dilakukan dikantor induk

• Tidak ada kegiatan lapangan

• program kesehatan lingkungan kurang mendapat dukungan

• belum menjadi prioritas program

• Memidahkan staf tanpa patroon karir yang jelas, sehingga mantan peserta

diklat tidak mungkin lagi dapat menerapkan kemampuan hasil diklat, karena

tupoksinya sudah berbeda.

Walaupun belum semua tujuan diklat Jabatan fungsional Sanitarian ini dapat mencapai

hasil seperti yang diharapkan, tetapi pada kenyataannya diklat ini membawa dampak

pada terjadinya perubahan kinerj mantan peserta diklat seperti yang diutarakan sendiri

oleh mantan peserta diklat dan atasan/temen sekerjanya. Jika isian cheklist dan hasil

wawancara itu benar maka telah terjadi keuntungan lain di luar tujuan pelatihan seperti

yang diamanatkan oleh kurikulum diklat.

Lebih lanjut untuk melihat keuntungan lain selain ketercapaian tujuan diklat, maka dapat

disimak pada bab III tentang :

• Gambaran Indikator peningkatan kinerja yang dirasakan oleh mantan peserta diklat

• Gambaran manfaat diklat yang dirasakan oleh mantan peserta diklat

• Gambaran perubahan tampilan kerja menurut atasan/teman sekerja

• Indikator yang digunakan atasan/teman sekerja dalam melihat adanya perubahan

tampilan kerja setelah yang bersangkutan mengikuti diklat :

• Gambaran karya nyata menurut atasan/teman sekerja (terbanyak) yang dihasilkan

setelah yang bersangkutan mengikuti diklat

Laporan EPP Jabatan fungsional Sanitarian Ahli Tahun 2010 36

V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasar pada data yang berhasil diolah dan uraian pembahasan di atas maka

Evaluasi Pasca Diklat Jabatan fungsional Sanitarian Ahli dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Hampir 50% mantan peserta Diklat Jabatan fungsional Sanitarian Ahli, yang

diwakili oleh 19 orang responden (63,33%) belum menerapkan kemampuan hasil

diklat, hal ini disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama, yakni (1) faktor yang

berpengaruh pada saat pelaksanaan diklat di Bapelkes Lemahabang tahun 2009

yang lalu dan (2) faktor yang berpengaruh di tempat tugas ketika mantan peserta

diklat akan menerapkan kemampuan hasil diklatnya. Faktor yang pertama

mengakibatkan mantan peserta merasa belum mampu untuk menerapkan

disebabkan keadaan/situasi saat pelaksanaan diklat yang masih belum optimal

sedangkan faktor yang kedua mengakibatkan mantan peserta sekembalinya

ketempat tugas tidak dapat menerapkannya disedbakan oleh adanya kebijakan

(sistem) di tempat kerja yang tidak memungkinkan.

Walaupun belum semua tujuan diklat Jabatan fungsional Sanitarian ini dapat

mencapai hasil seperti yang diharapkan, tetapi pada kenyataannya diklat ini

membawa dampak pada terjadinya perubahan kinerja mantan peserta diklat

seperti yang diutarakan sendiri oleh para mantan peserta diklat dan atasan/teman

sekerjanya.

B. Rekomendasi

Pelatihan ini cukup strategis guna mengembangkan jabatan fungsional bagian

para sanitarian, tetapi kurang mendapat perhatian yang serius di tingkat user,

untuk itu perlu dilakukan advokasi di tingkat user.

Pada pelaksanaan diklat serupa dimasa mendatang perlu dioptimalkan hal–hal

sebagai berikut :

1. Pemilihan Calon Peserta agak diperketat sesuai kriteria dan kwalifikasinya

2. Memperbaiki Proses Pembelajarn, terutama memperbaiki porsi JPL antara

teori dan Praktikum, mengingat diklat ini seharusnya berbasis kompetensi

3. Menyiapkan bahan latih, media mpembelajaran, alat bantu yang berkaitan

dengan praktikum

4. Memilih fasilitator dan pembimbing praktikum yang berpengalaman sesuai

materi yang dibawakannya

5. Menyiapkan sarana dan prasaran penunjang diklat seoptimal mungkin