Laporan Kasus Tb Paru
-
Upload
rini-afrina -
Category
Documents
-
view
198 -
download
15
description
Transcript of Laporan Kasus Tb Paru
Borang Portofolio
Nama Peserta dr. Rini Afrina
Nama Wahana Puskesmas Tembilahan Kota – Indragiri Hilir
Topik TB Paru
Tanggal Kasus 10 Maret 2015
Nama Pasien Ny. Misdawarni Nomor RM -
Tanggal Presentasi - Pendamping dr. Eka Alpasra
Tempat Presentasi -
Objek Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia bumil
Deskripsi Os datang ke poli umum Puskesmas Tembilahan Kota dengan keluhan batuk
berdahak, tidak disertai dengan darah, campuran sisa makanan dan berjumlah ± 1
sendok makan. Sejak kemarin malam os mengaku batuk darah dialami hanya
sekali saja. Menurut os, batuk darah terjadi setelah os mengkonsumsi obat dari
puskesmas. Saat ini os hanya batuk disertai dahak dengan bercak darah sedikit.
Os juga mengeluhkan batuk sejak 3 bulan yang lalu dan tidak pernah hilang
sampai saat ini. Batuk disertai dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan
dengan jumlah ± 1 sendok tiap kali batuk. Os sudah sering berobat ke puskesmas
namun batuknya tidak pernah hilang. Saat ini, os merasa batuknya susah keluar
dan sangat mengganggu terutama pada malam hari. Selain itu, os juga mengeluh
demam sejak 3 bulan yang lalu. Demam tidak disertai dengan menggigil dan
bersifat hilang timbul. Demam akan turun jika os mengkonsumsi obat dari
puskesmas. Os menyangkal adanya flu. Os sering berkeringat dingin pada malam
hari. Os juga mengeluhkan sesak napas sejak 1 bulan yang lalu. Sesak napas
sering dikeluhkan oleh os terutama jika banyak melakukan aktivitas. Sejak 2 hari
ini sesak napas dirasakan semakin memberat. Sesak napas ini sedikit berkurang
jika os sudah beristirahat.
1
Sesak tidak disertai dengan bunyi “ngik”. Sesak tidak dipengaruhi oleh
suhu,cuaca, maupun debu. Selain itu, os pernah merasakan nyeri dada sebelah kiri
seperti ditusuk - tusuk sejak beberapa minggu yang lalu. Os menyangkal adanya
penjalaran nyeri ke punggung dan tangan sebelah kiri. Nyeri dada timbul
terutama jika pasien sedang merasakan batuk dan sesak napas. Os juga
mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir sehingga os merasa
badanya semakin kurus. Selain itu, os juga sering merasa mual namun tidak
sampai muntah. Os menyangkal adanya nyeri pada ulu hati. Kadang - kadang os
juga mengeluhkan kepalanya terasa pusing dan badannya terasa lemas sehingga
os tidak dapat melakukan pekerjaannya lagi. Buang air kecil normal dengan
frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, kencingbatu (-), nyeri saat BAK (-),
darah (-). Sejak 1 minggu yang lalu os mengalami BABencer namun tidak
disertai dengan lendir maupun darah. Frekuensi BAB 1-2x/hari,dengan
konsistensi encer warnanya kekuningan.
Tujuan Menegakkan diagnosis dengan keluhan batuk berdahak dan penatalaksanannya
Bahan
Bahasan Tinajuan Pusataka Riset Kasus Audit
Cara
Membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien Nama Ny. Misdawarni No. Reg. -
Nama Ruanagan : No. Telp : - Masuk RS :
Data Utama Untuk Bahan Diskusi :
Diagnosis / Gambaran Klinis :
Keluhan batuk berdahak, tidak disertai dengan darah, campuran sisa makanan dan
berjumlah ± 1 sendok makan.
batuk darah dialami hanya sekali saja.
batuk sejak 3 bulan yang lalu dan tidak pernah hilang sampai saat ini. Batuk disertai
dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan dengan jumlah ± 1 sendok tiap kali
batuk.
2
Os juga mengeluh demam sejak 3 bulan yang lalu.
Os sering berkeringat dingin pada malam hari.
Os juga mengeluhkan sesak napas sejak 1 bulan yang lalu.
Os juga mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir sehingga os merasa
badanya semakin kurus.
Os juga sering merasa mual namun tidak sampai muntah.
Buang air kecil normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, kencingbatu (-),
nyeri saat BAK (-), darah (-).
BAB encer namun tidak disertai dengan lendir maupun darah. Frekuensi BAB
1-2x/hari,dengan konsistensi encer warnanya kekuningan.
1. Riwayat Kesehatan Dan Penyakit :
Os belum pernah mengalami batuk darah sebelumnya
2. Riwayat Pengobatan :
Os menyangkal pernah mengkonsumsi obat OAT selama 6 bulan.
Os sering berobat ke puskesmas untuk mengurangi keluhan batuk dan demam.
Riwayat alergi obat (-)
3. Riwayat keluarga :
Tidak ada anggota keluarga os dengan keluhan batuk darah.
Tidak ada keluarga os yang menderita batuk lama.
Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis (-), asthma (-), keganasan (-),TBC
( - )
4. Riwayat pekerjaan :
Pasien ibu rumah tangga
5. Riwayat lingkungan sosial dan fisik :
6. Riwayat kebiasaan pasien : -
Daftar Pustaka
3
ArtoYuwono Soeroto. (2002). Bahaya pengobatan TBC yang tidak tuntas. PT Rineka
Cipta, Bandung
Budiarto, E. & Dewi Anggraeni. (2001). Epidemiologi. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta.
Danusantoso, Halim. (1999). Ilmu penyakit paru. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Nadesul, Handrawan. (1995). Penyebab, pencegahan dan pengobatan TBC. Puspa Swara.
Jakarta.
Trastotenojo. M.S. dkk.(1995). Tuberkulosis Klinik. Widya Medika. Jakarta
Hasil Pembelajaran :
1. Pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien TB Paru
2. Penegakkan diagnosis pada pasien TB Paru
3. Penatalaksanaan pada pasien TB paru
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
batuk sejak 3 bulan yang lalu dan tidak pernah hilang sampai saat ini. Batuk disertai
dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan dengan jumlah ± 1 sendok tiap kali
batuk.
batuk darah dialami hanya sekali saja.
os juga mengeluh demam sejak 3 bulan yang lalu.
Os sering berkeringat dingin pada malam hari.
Os juga mengeluhkan sesak napas sejak 1 bulan yang lalu.
Os juga mengeluhkan nafsu makan berkurang
os juga sering merasa mual namun tidak sampai muntah.
Buang air kecil normal
BAB encer
Objektif :
Keadaan umum : sedang
Keadaan sakit : sakit sedang.
4
Kesadaran/GCS : compos mentis/E4V5M6.
Tekanan Darah : 140/80 mmHg.
Nadi : 86 kali per menit, reguler, kuat angkat.
Pernafasan : 32 kali per menit
Suhu : 36,1 oC
Berat Badan : 50 kg .Tinggi Badan : 160 cm.
Status generalisata
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-),
ptosis (-/-), pupil isokor (+/+).
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Wajah : edema (-)
Leher : bentuk simetris, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tyroid (-),
peningkatan JVP (-), deviasi trakea (-)
Thoraks :
Inspeksi : simetris kanan = kiri, gerakan dada tertinggal (-), iktus kordis (-),
retraksi (-), pelebaran sela iga (-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan dada (-), tidak teraba massa
dan tidak teraba iktus kordis
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar dalam batas normal,
batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara pernafasan bronkial, suara tambahan : ronki basah saat ekspirasi
(+), bunyi jantung I/II reguler, BT (-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut tampak lebih tinggi dari dari dinding dada,, pergerakan
dinding perut simetris
Palpasi : Nyeri Tekan dan nyeri lepas Mc. Burney(-), Rovsing sign (-),
Blumberg sign (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok kuadran kanan bawah (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+), kesan normal, tidak ada bising aorta abdominalis
Genitalia : tidak ada kelainan
5
Ekstremitas : ekstremitas atas : akral hangat, edema (-), deformitas (-)
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), deformitas (-)
Pemeriksaan tambahan : Psoas sign (+), Obturator sign (+)
Laboratorium
Parameter Hasil
Hemoglobin 10 gr/dl
BTA SPS 3+, 3+,3+
Asassement
Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena ukurannya yang
sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang terhirup, dapat mencapai
alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non
spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup
menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag
tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag.
Kuman TB dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni
di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer
GOHN.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
6
yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
Diagnosis TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas
dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis,
asma, kanker paru, dan lain-lain.
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan
pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan
diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu
(SPS):
S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat
pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada
7
hari kedua.
P(Pagi):
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.
Dosis OAT
Rifampisin . 10 mg/ kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau
BB > 60 kg : 600 mg
BB 40-60 kg : 450 mg
BB < 40 kg : 300 mg
Dosis intermiten 600 mg / kali
INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 X seminggu,
15 mg/kg BB 2 X semingggu atau 300 mg/hari
untuk dewasa. lntermiten : 600 mg / kali
Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB,
35 mg/kg BB 3 X semingggu,
50 mg /kg BB 2 X semingggu atau :
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1 000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB,
30mg/kg BB 3X seminggu, 45 mg/kg BB 2 X seminggu atau :
BB >60kg : 1500 mg
BB 40 -60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali
Streptomisin:15mg/kgBB atau
BB >60kg : 1000mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
Kombinasi dosis tetap
Rekomendasi WHO 1999 untuk kombinasi dosis tetap, penderita hanya minum obat
8
3-4 tablet sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat menggunakan
kombinasi dosis 2 obat antituberkulosis seperti yang selama ini telah digunakan sesuai
dengan pedoman pengobatan. Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap
tersebut, bila mengalami efek samping serius harus dirujuk ke rumah sakit / fasiliti
yang mampu menanganinya.
Plan :
Diagnosis
TB Paru Kasus Baru
Penatalaksanaan
BB : 50 kg
FDC 1 x 3 tablet
B6 1x1
Anjuran
Minum obat tepat waktu dan jangan putus obat.
Pendidikan
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab terjadinya
penyakit dan perjalanan penyakit, penanganan penyakit TB Paru selama 6 bulan
Konsultasi
Menjelaskan secara keseluruhantentang kondisi pasien dan menganjurkan perlunya minum
obat secara teratur selama 6 bulan.
9