Laporan Kasus Peb Pp

Click here to load reader

download Laporan Kasus Peb Pp

of 28

Transcript of Laporan Kasus Peb Pp

LAPORAN KASUS PREEKLAMSIA BERAT DENGAN GAWAT JANIN

Pembimbing :Prof. Dr. dr. Eddy Suparman, SpOG (K)LAPORAN KASUS PREEKLAMSIA BERAT DENGAN GAWAT JANIN OLEH :AMELIA MICHIKO POSUMAH070 111 154PENDAHULUAN Hipertensi dalam kehamilan 5 15 % penyulit kematian dalam kehamilan dengan angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi Insiden Preeklamsia 3-10 % dari semua kasus

PREEKLAMSIA BERATTD sistolik 160 mmHg atau tekanan diastolik 110 mmHg Proteinuria + 2 pada pemeriksaan kualitatif Faktor PredisposisiPrimigravida Perempuan dengan Diabetes Melitus, molahidatidosa, kehamilan ganda.Obesitas Usia >35 tahunHipertensi sebelumnya.GAWAT JANINSuatu keadaan dimana janin mengalami hipoksia, ditandai dengan :- frekuensi bunyi jantung janin 160 x / menit- berkurangnya gerakan janin dan adanya air ketuban yang bercampur mekoniumLAPORAN KASUS .........IDENTITAS PASIENNama: Ny. VWUmur: 29 tahunPendidikan: Tamat S2Pekerjaan: SwastaAlamat: Batukota Lingkungan IIISuku: MinahasaBangsa: IndonesiaAgama: Kristen ProtestanNama suami : Tn. PLPekerjaan: PNSMRS: 18 April 2013, jam 08.15

aNaMneSisKeluhan utama dirujuk oleh dr spesialis dengan G1P0A0, 29 tahun, hamil aterm, belum inpartu + PEBRiwayat penyakit sekarang- nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan belum dirasa teratur- pelepasan lendir campur darah (-)- pelepasan air dari jalan lahir (-)- pergerakan janin (+) - BAB dan BAK biasa Riwayat Penyakit dahulu disangkalAnamnesa KebidananMenarche 14 tahun, siklus teratur, lamanya haid 4 hariHPHT 8 Juli 2012. TTP 15 April 2013Menikah 1x dengan suami sekarang 1 tahunRiwayat kehamilan : hamil pertama = hamil iniPAN : 13 kali di dokter spesialis kebidanan dan kandungan , TT 2xPemeriksaan FisikStatus PraesensTekanan Darah : 160/110 mmHgNadi : 80 x/ menitPernapasan : 24 x / menitSuhu Badan : 36,5 0C.BB / TB : 65 kg /152 cm

Pemeriksaan kepala, mata, hidung, telinga, mulut, jantung, paru-paru,perut, ekstremitas dalam batas normalProteinuria + ++Pemeriksaan fisik (lanjutan)Status obstetrik TFU: 33 cmLetak janin: kepala U pukaBJJ: 140 -150 x/menitHis: (-)TBBA: 3400 gramPD: portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-) ketuban (+), PP kepala HI

Pemeriksaan LaboratoriumHb : 12,9 gr %. Leukosit : 7.200/mm3.Trombosit : 222.000/mm3GDS: 110 mg/dL

G1P0A0, 29 tahun MRS 18 April 2013, jam 18.05 WITA. Pasien dirujuk oleh dr spesialis kebidanan dan kandungan. Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan belum dirasakan, pelepasan lendir campur darah (-), pelepasan air dari jalan lahir (-), pergerakan janin (+) SMRS. BAB dan BAK biasa.RPD disangkal. Status praesens : TD= 160/110 mmHg; N= 80x/m; R =24 x / menit; SB =36,5 0C. BB / TB : 65 kg /152 cm. Proteinuria +++Status obstetrik : TFU=33 cm ; BJJ = 140-250x/m letak kepala Puka, His (-)Pemeriksaan dalam ; portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), ketuban (+), PP kepala HI

RESUME MASUKG1P0A0, 29 tahun, hamil 40-41 minggu, belum inpartu + PEBJanin intrauterin tunggal hidup, letak kepala

DIAGNOSISSIKAP / TERAPIIVFD Dekstrosa 5 %MgSO4 sesuai protokolDopamet 3 x 250 mgKateterisasi, urin albuminPemeriksaan Laboratorium, USG, crossmatchEKGKonsul mata, internaObservasi T, N, R, S, BJA His

Observasi ....Tanggal 18 April 2013Jam 09.00: Kes: CM; T: 160/100 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 20 x/mnt, S: 36,40C ; His (-) BJA: 145-150Diagnosis:G1P0A0 29 tahun hamil 40-41 minggu belum inpartu + PEBJanin intrauterin tunggal hidup letak kepala Sikap:- Amniotomi putih keruh - Observasi TNRS, His, BJAPemeriksaan Dalam :Portio tebal lunak, arah aksial, pembukaan (-), ketuban (-) putih keruh, PP kepala HISikap :- Oksitosin drips- Konseling, informed consent- Observasi T,N,R,S, HIS, BJJ

Observasi (lanjutan)...Jam 09.45: 5 IU oksitosin drips dalam 500 ml Dextrose 5% dimulai dengan 8 gtt/mnt, dinaikkan 4 gtt/15 menit maksimal 60 gtt Jam 10.00-10.15: BJA: 130-140 x/m 8 gtt/mntJam 10.15-10.30: BJA: 139-145 x/m 12 gtt/mntJam 10.30-10.45: BJA: 130-141 x/m 16 gtt/mntJam 10.45-11.00: BJA: 130-140 x/m 20 gtt/mntJam 11.00-11.15: BJA :142-145 x/m 24 gtt/mntJam 11.15-11.30: BJA 142-150 x/m28 gtt/mntJam 11.30: Visite DPJP advis observasi

Observasi (lanjutan)...Jam 11.30-11.45: BJA 120-131 x/m 32 gtt/mntJam 11.45-12.00: BJA 120-130 x/m 36 gtt/mntJam 12.00-12.15: BJA 125-130 x/m 40 gtt/mntJam 12.15-12.30 : BJA 125-127 x/m 44 gtt/mntJam 12.30-12.45: BJA 130-135 x/m 48 gtt/mntJam 12.45-13.00:BJA 140-145 x/m 52 gtt/mntJam 13.00-13.15:BJA 135-140 x/m 56 gtt/mntJam 13.15-13.30:BJA 145-150 x/m60 gtt/mntJam 13.30-13.45:BJA 140-145 x/m 60 gtt/mntJam 13.45-14.00:BJA 142-147 x/m 60 gtt/mntJam 14.00-14.15 :BJA 145-150 x/m 60 gtt/mnt

Observasi (lanjutan)...Jam 14.00: Botol I habis TD: 160/100 mmHg; N: 88x/mnt; R: 20 x/mnt, S:36,60CPD : Portio tebal lunak, arah aksial, ketuban (-) putih keruh,PP kepala HIIDiagnosis : G1P0A0 29 tahun hamil 40-41 minggu belum inpartu + PEB Janin intra uterin tunggal hidup letak kepalaSikap : Lanjut oksitosin botol II

Observasi (lanjutan)...Jam 14.15-14.30 His jarang jarang BJA 130-135 x/mJam 14.30-14.45His jarang jarangBJA 135-140 x/mJam 14.45-15.00His jarang jarangBJA 132-138 x/mJam 15.00-15.15His jarang jarangBJA 128-132 x/mJam 15.15-15.30His jarang jarangBJA 125-130 x/mJam 15.30-15.45His jarang jarangBJA 132-137 x/mJam 15.45-16.00His jarang jarangBJA 130-135 x/m Jam 16.00-16.158 9// 10 15BJA 125-130 x/mJam 16.15-16.308 9// 10 15BJA 118-122 x/m Jam 16.30-16.458 9// 10 15BJA 105-110 x/mJam 16.45-17.008 9// 10 15BJA 90-100 x/m Jam 17.00-17.158 9// 10 15BJA 80-90 x/m oksitosin = 30 gtt/m

Observasi (lanjutan)...Jam 17.15Botol II dihentikanKes : CM; T: 160/100 mmHg; N: 7x6/mnt; R: 20 x/mnt, S:36,30CPD : Eff 50 %, pembukaan 1-2 cm, ketuban (-) sligh mekonium, PP kepala HIIDiagnosis : G1P0A0 29 tahun hamil 40-41 minggu inpartu kala I + PEB Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala + gawat janinSikap : Lapor konsulen,advis: Seksio sesareaJam 07.10: pasien didorong ke OK CITOJam 07.15: operasi dimulai, dilakukan SCTPJam 07.20 : lahir bayi , BBL: 3500 gr, PBL: 49 cm, AS: 5-7Jam 08.25: Operasi selesai

Keadaan post operasi :- T : 130/100 mmHg, N : 82 x/m, R : 24 x/m, Sb : 36,20C- Kontraksi uterus baik - Perdarahan 400 cc- Diuresis 200 cc

20 April 2013 21 April 2013SKeluhan: nyeri luka operasi (+), flatus (+)Keluhan : (-)OKU: Cukup, Kes: CMT: 120/80 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 360CTFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baikPayudara: Laktasi -/- ; tanda infeksi: -/-Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik, tertutup kain gaas.Vulva: edema (-)BAB (-)/ BAK (+) diuresis 600 ccKU: Cukup; Kes: CMT: 120/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,6 0CTFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baikPayudara: Laktasi +/+ ; tanda infeksi: -/-Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik, tertutup kain gaas.Vulva: edema (-)BAB (-)/ BAK (+)A P1A0 29 tahun post SCTP Hr I a.i. PEB + gawat janinP1A0 29 tahun post SCTP Hr I a.i. PEB + gawat janinPIUFD D5% : RL = 2:2 30 gtt/mntCeftriaxone 3x1 gr ivMetronidazol 2x500 mg ivVitamin C 1x1 ivDiet cairPeriksa HB post OP (2 jam post OP Hb: 10,5 gr%, 6 jam post OP Hb 11,1 gr%).

Aff infusAff kateterCefadroksil 3 x 500 mgMetronidazol 3 x 500 mgVitamin C 3x1 tabSF 1x1 tab

22 April 2013 23 April 2013SKeluhan: (-)Keluhan : (-)OKU: Cukup; Kes: CMT: 120/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt, S:36,30CTFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baikPayudara: Laktasi +/+ ; tanda infeksi: -/-Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik, tertutup kain gaas.Vulva: edema (-)BAB (-)/ BAK (+)KU: Cukup; Kes: CMT: 120/80 mmHg; N: 76 x/mnt; R: 24 x/mnt, S:36,20CTFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baikPayudara: Laktasi +/+ ; Tanda infeksi: -/-Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik, tertutup kain gaas.Vulva: edema (-)BAB (+)/ BAK (+)

A P1A0 29 tahun post SCTP Hr I a.i. PEB + gawat janinP1A0 29 tahun post SCTP Hr I a.i. PEB + gawat janinPCefadroksil 3 x 500 mgMetronidazol 3 x 500 mgVitamin C 3x1 tabSF 1x1 tab

Cefadroksil 3 x 500 mgMetronidazol 3 x 500 mgVitamin C 3x1 tabSF 1x1 tab

24 April 2013 SKeluhan: (-)OKU: Cukup; Kes: CMT: 120/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt, S:36,40CTFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baikPayudara: Laktasi +/+ ; tanda infeksi: -/-Abdomen: Peristaltik , luka operasi baik, tertutup kain gaas.Vulva: edema (-)BAB (-)/ BAK (+)A P1A0 29 tahun post SCTP Hr I a.i. PEB + gawat janinPCefadroksil 3 x 500 mgMetronidazol 3 x 500 mgVitamin C 3x1 tabSF 1x1 tabRencana pulangDISKUSIDIAGNOSIS

Pada anamnesa penderita ini didapatkan bahwa penderita berusia 29 tahun, hamil sebanyak 1 kali dan belum pernah melahirkanpemeriksaan Leopold didapatkan janin letak kepala, belum masuk PAP dengan TFU=33cm, dengan TTP rumus Naegele usia kehamilan pasien sudah memasuki 40-41 mingguAnamnesa + pemeriksaan dalam belum ada tanda inpartuTekanan darah penderita 160/110 mmHg dan pada pemeriksaan urin bakar didapatkan protein +++ PEBBJA < 120 dan air ketuban yang mengandung mekonium menunjukkan sedang terjadi gawat janin G1P0A0, 29 tahun, hamil 40-41 minggu, belum inpartu + PEB. Janin intrauterin tunggal hidup, letak kepala + gawat janin

PENANGANAN

sikap : MRS MgSO4 sesuai protokol obat anti hipertensi rencana partus pervaginam dengan percepat kala II

penaganan aktif : belum ada tanda inpartu Induksi persalinan, yaitu amniotomi + tetes oksitosin Gawat Janin SC cito

- Indikasi SC cito : gawat janin + PEBPROGNOSISPrognosis ibu dan bayi sebelum dan saat masuk rumah sakit adalah dubia ad malam (meragukan, ke arah buruk) karena bila tidak dilakukan terminasi kehamilan dapat menimbulkan komplikasiPrognosis setelah dilakukan seksio sesarea adalah dubia ad bonamPENUTUPKESIMPULANPada umumnya hipertensi dalam kehamilan berakhir dengan baik bila dilakukan pemeriksaan antenatal yang teratur dan berkualitas terhadap ibu hamil maupun terhadap janin yang dikandungnya. Pada kasus ini keadaan ibu dan anak setelah operasi baik, dimana tekanan darah post operasi menurun dan apgar skore pada anak adalah 5-7, serta selama perawatan di ruangan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Maka prognosisnya adalah dubia ad bonam.penting diingat dan dilakukan oleh ibu hamil dengan kehamilan > 20 minggu agar melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur, untuk mendeteksi adanya tanda dan gejala preeklampsia secara dini