Laporan Kasus Non Infeksi

23
LAPORAN KASUS NON INFEKSI MIGRAIN TANPA AURA A. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. SM Umur : 40 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswata Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Lr.4 No.63 Tanggal Pemeriksaan : 3 Juli 2015 B. ANAMNESIS 1.Keluhan Utama : Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri dialami sejak 10 hari yang lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri terpusat di tempat yang sama dan tidak menjalar. Frekuensi nyeri kepala sekitar 6-7 kali sehari dengan durasi sekitar 30 menit. Nyeri semakin berat jika pasien sedang berjalan dan melakukan aktivitas. Nyeri berkurang jika pasien istirahat atau berbaring. Tegang pada leher tidak ada, rasa terikat pada kepala tidak ada. Rasa sakit disekitar mata tidak

description

kasus

Transcript of Laporan Kasus Non Infeksi

Page 1: Laporan Kasus Non Infeksi

LAPORAN KASUS NON INFEKSI

MIGRAIN TANPA AURA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. SM

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswata

Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Lr.4 No.63

Tanggal Pemeriksaan : 3 Juli 2015

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri dialami sejak 10 hari yang lalu

dan dirasakan memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri terpusat di tempat

yang sama dan tidak menjalar. Frekuensi nyeri kepala sekitar 6-7 kali

sehari dengan durasi sekitar 30 menit. Nyeri semakin berat jika pasien

sedang berjalan dan melakukan aktivitas. Nyeri berkurang jika pasien

istirahat atau berbaring. Tegang pada leher tidak ada, rasa terikat pada

kepala tidak ada. Rasa sakit disekitar mata tidak ada. Penglihatan kabur

tidak ada, penglihatan berkunang-kunang atau kilatan cahaya tidak ada.

Demam tidak ada, batuk tidak ada. Mual ada tapi tidak sampai muntah.

Nyeri ulu hati ada dirasakan tidak terus-menerus. Nyeri ulu hati dirasakan

jika pasien terlambat makan. Buang air kecil berwarna kuning kesan

lancar. Buang air besar dalam batas normal.

Nyeri kepala sebelah ini pertama kali dirasakan pasien sejak 1

bulan yang lalu. Saat itu pasien mengeluhkan hal yang sama. Namun,

pasien hanya membeli obat sakit kepala di warung dekat rumah, lalu

keluhan hilang setelah 2 hari minum obat tersebut. Dan keluhan Nyeri

Page 2: Laporan Kasus Non Infeksi

kepala ini kambuh kembali sejak 10 hari yang lalu dan memberat sejak 2

hari terakhir. Pasien sudah berobat ke puskesmas namun tidak ada

perubahan. Riwayat Penyakit lain tidak ada.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat keluhan sama : (+) 1 bulan lalu

Riwayat trauma kepala : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat hipetensi : disangkal

Riwayat diabetes : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Diabetes : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK

1 Keadaan Umum : Compos Mentis (GCS=E4M6V5)/Gizi baik

2 IMT TB = 160 cm

BB = 55 kg

IMT = 21,5 Kg/M2

3 Tanda Vital : Tensi : 130/80 mmHg

Nadi : 96 x/ menit

Frekuensi Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,9 0C

3 Kepala : Bentuk kepala normal, mata konjungtiva pucat (-),

pupil isokor, reflek cahaya +/+

4 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

5 Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak, pulsasi tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi : Kesan batas jantung tidak melebar

Page 3: Laporan Kasus Non Infeksi

Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)

6 Pulmo :

Inspeksi : Pengembangan dada simetris kanan=kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan=kiri

Perkusi : Sonor/sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan

(-/-)

7 Abdomen

Inspeksi : datar, ikut gerak napas, massa tumor (-)

Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal

Perkusi : tympani

Palpasi : hepar dan lien tidak teraba

D. STATUS NEUROLOGIS

Status Neurologis dalam batas normal.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan.

F. DIAGNOSA

Migrain Tanpa Aura

G. PENATALAKSANAAN

1. Farmakologi

- Clobazam 5 Mg, Amitriptilin 6,25 Mg, Kafein 30 Mg

- Ibuprofen 3x1

- Ranitidin 2x1

2. Non Farmakologi

- Hindari stress

- Istirahat teratur dan tidur yang cukup

- Makan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi.

Page 4: Laporan Kasus Non Infeksi

H. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah dilaksanakan untuk melihat keadaan lingkungan sekitar

pasien dan hubungan antara lingkungan dengan penyakit yang diderita. Dengan

demikian pasien dan keluarga dapat memahami bagaimana pengaruh lingkungan

terhadap suatu penyakit dan sebaliknya bagaimana suatu penyakit dapat

mempengaruhi lingkungan.

1. Profil Keluarga

Ny. SM adalah seorang istri dari Tn. AH dan memiliki 3 orang anak yaitu :

anak pertama berjenis kelamin laki-laki bernama MBH yang sekarang duduk di

bangku kelas 2 SMA, anak kedua berjenis kelamin laki-laki bernama MRH yang

sekarang duduk di bangku kelas 3 SMP dan anak ketiga berjenis kelamin

perempan bernama ASH yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD.

2. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga

Ny. SM bekerja sebagai seorang wiraswasta (pegawai kantin) dan suaminya

Tn. AH bekerja sebagai guru di SD Panaikang. Penghasilan Tn. AH sampai saat

ini dirasa mencukupi kebutuhan keluarganya, apalagi istrinya juga bekerja,

sehingga dapat membantu kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak-anaknya.

Rumah pasien luasnya 8x10 m2 dan dihuni oleh 5 orang. Jumlah kamar yang ada

sebanyak 3 buah kamar tidur, 1 kamar digunakan oleh Tn. AH dan Ny. SM

sedangkan kamar yang lainnya digunakan oleh dua orang anak laki-lakinya dan

seorang anak perempuannya. Rumah pasien terdiri dari ruang tamu dan ruan

keluarga yang jadi satu, ruang makan dan dapur terpisah. WC terletak

bersebelahan dengan dapur. Rumah tersebut adalah bangunan permanen,

pembangunannya sempurna, dinding rumah bersih sudah dicat berwarna putih. Isi

rumah tidak tertata rapi, namun cukup bersih, memiliki ventilasi dan pencahayaan

yang baik. Sumber air diperoleh dari PDAM. Tn. AH memiliki sebuah sepeda

motor yang digunakannya untuk transportasi ke tempat kerjanya.

3. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

Page 5: Laporan Kasus Non Infeksi

Pola konsumsi keluarga tersebut kurang baik karena keluarga Ny. SM tidak

makan teratur dikarenakan Ny. SM dan suaminya pulang ke rumah sekitar pukul

14.00. Meskipun pola makannya tidak teratur, tetapi makanan dimasak oleh Ny.

M sesuai selera yang diinginkan. Makanan sehari-hari keluarga tersebut cukup

bervariasi terdiri dari nasi, ikan, ayam, tahu, tempe, makanan kaleng, mie instan,

bakso dan sayur. Ny. SM sendiri tiap hari makan siang (bakso) di tempat

kerjanya.

4. Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga

Psikologi hubungan antar anggota keluarga secara umum baik. Keluarga

tersebut sudah terbentuk selama kurang lebih 18 tahun. Ada kasih sayang,

perhatian dan tanggung jawab dan kepemimpinan kepala keluarga dan

kebersamaan serta keakraban sesama anggota keluarga. Suasana yang harmonis

terjalin di dalam keluarga ini.

5. Lingkungan

Lingkungan sekitar rumah keluarga sudah cukup baik karena lingkungan

perumahan ini sudah memiliki saluran pembuangan air, dan pekarangan rumah

kurang bersih. Meskipun demikian, Ny. SM rajin membersihkan rumahnya.

Lantai rumah dibersihkan setiap hari sehingga suasana di dalam rumah cukup

bersih, tidak berdebu, walaupun barang-barang di dalam rumah ada belum tertata

rapi. Pembangunan rumah selesai sepenuhnya. Sampah dibuang di tempat

sampah dan kemudian di bakar.

Page 6: Laporan Kasus Non Infeksi

LAMPIRAN GAMBAR RUMAH PENDERITA

Gambar 1. Rumah Ny. SM Tampak Depan

Gambar 2. Ruang Tamu

Gambar 3. Ruang Makan Gambar 4. Kamar Mandi

Page 7: Laporan Kasus Non Infeksi

Gambar 5. Kamar TidurTINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri

yang berlangsung 4-72 jam, biasanya satu sisi, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri

sedang-berat, diperhebat dengan aktivitas rutin, dapat disertai nausea, fotofobia

dan fonofobia. Migrain dapat terjadi pada anak dengan lokasi nyeri lebih sering

bifrontal.

Sedangkan menurut Dorland, migrain adalah kompleks gejala serangan

periodik sakit kepala vascular yang biasanya bersifat familial, biasanya terjadi di

temporal dan onsetnya unilateral, sering disertai iritabilitas, mual, muntah,

konstipasi, atau diare, dan seringkali fotofobia. Serangan didahului dengan

penyempitan arteri kranial, biasanya menghasilkan gejala sensorik prodromal

(terutama okular), dan penyebab depresi Leao. Migrain dibedakan atas dua bentuk

primer, migrain dengan aura dan migrain tanpa aura; jenis tanpa aura lebih sering

ditemukan.

B. ETIOLOGI

Penyebab migrain belum diketahui dengan pasti, hanya jarang sekali

diakibatkan oleh suatu penyakit organis seperti tumor otak atau cedera kepala.

Namun sudah dipastikan bahwa migrain adalah suatu gangguan sirkulasi darah,

yang menimbulkan vasodilatasi dan penyaluran darah secara berlebihan ke selaput

otak (meninges) dengan efek nyeri hebat di sebelah kepala.

Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migrain ditentukan oleh adanya

defek biologis herediter pada sistem saraf pusat. Berbagai faktor dapat memicu

serangan migrain pada orang yang berbakat tersebut antara lain:

1. Hormonal

Fluktuasi hormon merupakan faktor pemicu pada 60% wanita, 14% hanya

mendapat serangan selama haid. Nyeri kepala migrain dipicu oleh turunnya

kadar 17- estradiol plasma saat akan haid. Serangan migrain berkurang

selama kehamilan karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan konstan,

Page 8: Laporan Kasus Non Infeksi

sebaliknya minggu pertama post partum, 40% pasien mengalami serangan

yang hebat, karena turunnya kadar estradiol. Pemakaian pil kontraseptif juga

meningkatkan serangan migrain.

2. Menopause

Umumnya, nyeri kepala migrain akan meningkat frekuensi dan berat

ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi, beberapa kasus membaik

setelah menopause. Terapi hormonal dengan estrogen dosis rendah dapat

diberikan untuk mengatasi serangan migrain pascamenopause.

3. Makanan

Berbagai makanan/zat dapat memicu timbulnya serangan migrain. Pemicu

migrain tersering adalah alkohol berdasarkan efek vasodilatasinya di mana

anggur merah dan bir merupakan pemicu terkuat. Makanan yang

mengandung tiramin, yang berasal dari asam amino tirosin, seperti keju,

makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur merah, yogurt, dll.

Makanan lain yang pernah dilaporkan dapat mencetuskan migrain adalah

coklat (feniletilamin), telur, kacang, bawang, pizza, alpokat, pemanis buatan,

buah jeruk, pisang, daging babi, teh, kopi, dan coca cola yang berlebihan.

4. Monosodium glutamat

Adalah pemicu migrain yang sering dan penyebab dari sindrom restoran Cina

yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan, pusing, parestesia leher dan

tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.

5. Obat-obatan

Seperti nitrogliserin, nifedipin sublingual, isosorbid-dinitrat, tetrasiklin,

vitamin A dosis tinggi, fluoksetin,dll.

6. Aspartam

Yang merupakan komponen utama pemanis buatan dapat menimbulkan nyeri

kepala pada orang tertentu.

7. Kafein yang berlebihan (350 mg/hari) atau penghentian mendadak minum

kafein.

8. Lingkungan

Page 9: Laporan Kasus Non Infeksi

Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormon pada

siklus haid dan perubahan irama bangun tidur dapat menimbulkan serangan

akut migrain. Perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim,

tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut, dan terlambat makan.

9. Rangsang sensorik

Cahaya yang berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang terang atau

bau parfum, zat kimia pembersih.

10. Stres fisik dan mental dapat memperberat serangan migrain

11. Faktor pemicu lain aktivitas seksual, trauma kepala, kurang atau kelebihan

tidur.

C. EPIDEMIOLOGI

Sekitar 28 juta orang di AS menderita migrain. Di seluruh dunia, migrain

mengenai 25% wanita dan 10% pria. Wanita dua sampai tiga kali lebih sering

terkena migrain dibanding laki-laki. Migrain paling sering mengenai orang

dewasa (umur antara 20 sampai 50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur,

tingkat keparahan dan keseringan semakin menurun. Migrain biasanya banyak

mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat mengalami migrain, baik dengan

atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar pada orang yang

mempunyai riwayat keluarga penderita migrain.

Marcus Ferrone et al menyimpulkan bahwa prevalensi migrain tetap stabil di

U. S. A sejak lebih dari beberapa dekade yang lalu. Pada tahun pertama prevalensi

dilaporkan menjadi 18,2 % di antara wanita dan 6,4 % di antara pria. Prevalensi

tertinggi baik pada laki-laki dan wanita terjadi antara umur 25 sampai 55 tahun.

Angka ini menurun setelah melewati dekade ke-5 dari usia hidup baik pada laki-

laki maupun wanita; akan tetapi masih menyisakan lebih banyak pada wanita

daripada laki-laki. Lebih dari 28 juta penduduk Amerika (kira-kira 10% sampai

12% dalam populasi) yang menderita migrain, hampir 91% memiliki bentuk

kelemahan fungsional. Ketidakmampuan ini tidak hanya mempengaruhi dalam

kehilangan waktu untuk bekerja atau sekolah, akan tetapi juga mengganggu

aktivitas sosial dan keluarga. Perusahaan-perusahaan di Amerika kehilangan

Page 10: Laporan Kasus Non Infeksi

mendekati 13 juta dollar tiap tahun dikarenakan oleh kelemahan atau penurunan

produktivitas pekerja yang menderita migrain.

D. PATOFISIOLOGI

Ada sejumlah teori tentang terjadinya migrain :

1. Teori vaskular

Serangan disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah intrakranial

sehingga aliran darah otak menurun yang dimulai dari bagian oksipital dan

meluas ke anterior secara perlahan-lahan, melintasi korteks serebri dengan

kecepatan 2-3 mm per menit, berlangsung beberapa jam dan diikuti

vasodilatasi pembuluh darah ekstrakranial yang menimbulkan nyeri

kepala.

2. Teori neurotransmitter

Saat serangan terjadi pelepasan berbagai neurotransmitter antara lain

serotonin dari tombosit yang memiliki efek vasokonstriktor. Reseptor

serotonin ada di meningen, lapisan korteks serebri, struktur dalam otak,

dan yang paling banyak pada inti batang otak. Dua reseptor yang penting

adalah 5-HT1 yang bila terangsang akan menghentikan serangan migrain,

sedangkan reseptor 5-HT2 bila disekat akan mencegah serangan migrain.

Oleh karena itu, baik agonis (sumatriptan, dihidroergotamin, ergotamin

tartat) maupun antagonis serotonin (siproheptadin, metisergid, golongan

anti depresan trisiklik, penyekat saluran kalsium) bermanfaat dalam

penatalaksannan migrain. Selain itu, neurotransmitter yang bermanfaat

dalam terjadinya migrain adalah katekolamin, dopamin, neuropeptida Y,

dan CGRP (calcitonin gene related peptide), histamin, nitrit oksida, serta

prostaglandin.

3. Teori sentral

Serangan berkaitan dengan penurunan aliran darah dan aktivitas listrik

kortikal yang dimulai pada korteks visual lobus oksipital. Gejala

prodormal migrain yang terjadi beberapa jam atau satu hari sebelum nyeri

kepala berupa perasaan berubah, pusing, haus, menguap. Stimulasi lokus

Page 11: Laporan Kasus Non Infeksi

serulues menimbulkan penurunan aliran darah ipsilateral dan peningkatan

aliran dalam sistem karotis ekterna seperti pada migrain. Stimulasi inti rafe

dorsal meningkatkan aliran darah otak dengan melebarkan sirkulasi karotis

interna dan eksterna.

4. Teori unifikasi

Teori ini meliputi sistem saraf pusat dan pembuluh darah perifer.

Beberapa proses pada korteks orbitofrontal dan limbik memacu sistem

noradrenergik batang otak melalui lokus seruleus dan sistem

serotoninergik melalui inti rafe dorsal serta sistem trigeminovaskular yang

akan merubah lumen pembuluh darah, yang juga memicu impuls saraf

trigeminus, terjadi lingkaran setan rasa nyeri. Nausea dan vomitus

mungkin disebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin pada area

postrema dasar ventrikel IV dalam medula oblongata. Proyeksi dari lokus

seruleus ke korteks serebri dapat menimbulkan oligemia kortikal dan

depresi korteks menyebar, menimbulkan aura.

Page 12: Laporan Kasus Non Infeksi

E. KLASIFIKASI MIGRAIN

Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society

memaparkan 7 jenis migrain yang terjadi di kepala manusia. Ketujuh jenis

migrain itu antara lain:

1. Migrain dengan aura

Migrain jenis ini membuat penderitanya mengalami gangguan penglihatan.

Semakin kepala terasa pusing, pandangan akan semakin kabur dan tidak bisa

fokus.

2. Migrain tanpa aura

Kebalikan dari migrain jenis pertama, migrain tanpa aura tak menyebabkan

kaburnya pandangan pada mata penderita.

3. Childhood periodic syndrome

Page 13: Laporan Kasus Non Infeksi

Migrain jenis ini membuat penderitanya muntah terus-menerus dalam jangka

waktu tertentu, sakit di bagian perut yang biasanya disertai dengan rasa mual,

dan vertigo.

4. Retinal migraine

Melibatkan migrain yang disertai gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan

temporer di salah satu mata.

5. Komplikasi migrain

Adanya migrain yang disertai aura dan gangguan otak dalam jangka panjang.

6. Probable migraine

Jenis ini sebenarnya tidak dapat dipastikan sebagai migrain, karena hanya

memiliki sedikit saja gejala migrain.

7. Migrain kronis

Di kondisi ini terjadi komplikasi migrain yang memenuhi kepala yang muncul

dalam jangka waktu panjang. Migrain jenis ini disebut kronis karena dapat

terjadi hingga 3 bulan.

F. GAMBARAN KLINIK

Jalannya serangan migrain dapat diterangkan sebagai berikut :

a. Fase prodromal.

Sekitar 25% penderita migrain mendapat serangan setelah didahului oleh

suatu fasa pertanda, umumnya ½ - 2 jam sebelum nyeri kepala muncul. Fasa

ini bercirikan tanda-tanda pertama (aura) berupa gejala neurologis seperti

fonofobia dan fotofobia, yaitu kepekaan berlebihan terhadap bunyi-bunyian

yang keras, bau yang tajam, maupun cahaya yang tampak seperti kilat

(teichopsia), bintik-bintik hitam atau warna-warni (scotomata). Gejala ini

disertai gelisah, mudah tersinggung, pusing, termenung, mual dan pada

sebagian orang timbul perasaan nyaman. Lamanya fasa ini lebih kurang ½ - 1

jam lebih, kemudian disusul serangan.

b. Serangan.

Aura ini dihubungkan dengan ischemia (tak menerima darah) dari arteri otak,

yang menciut keras (vasokonstriksi) selama kira-kira 15 menit sampai 1 jam.

Kemudian disusul oleh vasodilatasi, edema dari pembuluh darah dan sakit

Page 14: Laporan Kasus Non Infeksi

kepala yang berdenyut-denyut. Penyaluran darah ke bagian kepala meningkat

dan denyutan arteri tersebut (pulsasi) diperkuat hingga tampak jelas di

permukaan pelipis (sebelah atau kedua pelipis). Gejala ini menimbulkan rasa

sakit yang hebat seolah-olah kepala mau pecah. Perasaan mual meningkat,

timbul muntah dan pasien memilih tiduran di tempat yang gelap. Setelah

beberapa jam, serangan migrain ini berhenti dan kemudian dapat timbul diare,

serta pasien cenderung banyak kencing dan mengantuk.

G. DIAGNOSIS

Kadang-kadang timbul kesulitan untuk mengetahui jenis sakit kepala guna

menentukan apakah penderita memerlukan pengobatan atau harus menjalani

terapi “stress management”. Akhir-akhir ini telah dikembangkan suatu screening

test 15 menit (Ohio University) untuk memperoleh informasi di mana letak sakit,

keparahan, dan apakah ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya.

Gejala prodrom atau aura yang dapat terjadi bersamaan atau mendahului

serangan migrain, berupa :

1. Fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang seperti melihat

kembang api, bulatan-bulatan terang kecil yang melebar seperti gejala

fortifikasi yang berupa gambararan benteng dari atas).

2. Fenomena visual negatif (penglihatan semakin kabur, seperti berawan sampai

semuanya tampak gelap).

3. Anoreksia, mual, muntah, diare, fotofobia/takut cahaya, dan/atau kelainan

otonom lainnya.

H. DIAGNOSIS BANDING

a. Nyeri kepala kluster.

b. Nyeri kepala tegang (tension headache).

c. Spondilosis servikal.

d. Peningkatan tekanan darah.

e. Kelainan intrakranial.

f. Sinusitis.

g. Otitis media.

h. Transcient Ischemic Attack (TIA).

Page 15: Laporan Kasus Non Infeksi

I. Terapi

A. Penatalaksanaan.   

Jenis-jenis obat migrain antara lain :

1. Anti Migrain– digunakan untuk menghentikan serangan migrain, meliputi:

a. Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen,

yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migrain.

b. Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk

menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga

digunakan untk mencegah migrain haid.

c. Ergotamin, misalnya Cafergot, obat ini tidak seefektif triptan dalam

mengobati migrain.

d. Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen,

dan dikloralfenazon. Kalau di Indonesia dijumpai kombinasi antara

asetaminofen (parasetamol) dan profenazon.

e. Terapi migraine dengan memberikan terapi akut pada saat nyeri, dapat

dicoba dulu dengan analgetika, bila tidak menolong dapat

diberikanergotamine atau dihydroergotamine ½ - 1 mg (bila perlu 2

mg) pada saat nyeri kepala, dapat diulang tiap setengah jam sampai 3

kali. Jumlah ergotamine dalam seminggu, sebaiknya tidak melebihi 12

mg.

f. Bila frekuensi serangan lebih dari 2 kali sebulan, dapat diberikan terapi

profilaktik dengan obat2 antiserotonin (cyproheptadine, pizotifen,

dimethothiazine). Dapat diberikan 3 kali sehari ½ -1 tablet selama

beberapa saat.

2. Pencegah Migrain – digunakan untuk mencegah serangan migrain,

meliputi :

a. Beta bloker, misalnya propanolol

b. Penghambat Kanal Kalsium, yang mengurangi jumlah penyempitan

pembuluh (konstriksi) darah.

c. Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang

terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migrain.

Page 16: Laporan Kasus Non Infeksi

d. Antikonvulsan

3. Non medika mentosa

a. Bila perlu dapat diberikan tranquilizer.

b. Akupuntur, yaitu dengan menusukkan jarum yang sangat halus ke kulit

pada titik tertentu untuk menimbulkan aliran energi di sekujur tubuh.

Tindakan ini dapat membantu relaksasi otot dan mengurangi nyeri

kepala.

c. Teknik Relaksasi, yang dapat membantu mengurangi stres dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Pencegahan

Cara terbaik untuk mengatasi migrain adalah dengan menghindarinya.

Dengan mengenali dan menghindari pencetus, jumlah serangan dan tingkat

keparahan migrain dapat dikurangi. Memang, beberapa pencetus di luar

kemampuan kita untuk mengontrolnya, tetapi ada beberapa diantaranya yang

dapat kita hindari. Hal-hal berikut dapat membantu anda untuk mencegah migrain:

a. Mengenali pencetus migrain dengan membuat buku harian.

b. Tidur dan beraktifitas secara teratur.

c. Makan teratur, dan menghindari makanan yang dapat mencetuskan

migraine.

d. Mengatasi stress.

e. Menghindari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif. 

Individu yang berisiko menderita migrain:

a. Mempunyai keluarga yang menderita migrain

b. Wanita, tiga kali lebih sering dibanding pria.

c. Remaja atau dewasa muda

Menderita depresi, gangguan cemas, asma, atau epilepsi.