laporan Kasus Malaria

49
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a) Nama/ Jenis Kelamin/ Umur : An. R/ Laki-Laki / 17 Tahun b) Pekerjaan : Pelajar c) Alamat : RT. 03 Olak Kemang II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : belum menikah b. Jumlah saudara : 3 bersaudara c. Status ekonomi : cukup d. Kondisi Rumah : Pasien tinggal di rumah permanen yang terbuat dari semen dengan lantai keramik dengan atap genteng. Beberapa ruangan mempunyai ventilasi untuk pertukaran udara sedangkan yang lain tidak, dan tidak memakai jaring untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam kamar. Mempunyai 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga sekaligus ruang tempat makan yang bergabung dengan dapur pasien serta 3 kamar tidur. Mempunyai 1 kamar mandi yang dilapisi dengan keramik dan dilengkapi dengan WC leher angsa. 1

description

Lapsus malaria

Transcript of laporan Kasus Malaria

Page 1: laporan Kasus Malaria

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a) Nama/ Jenis Kelamin/ Umur : An. R/ Laki-Laki / 17 Tahun

b) Pekerjaan : Pelajar

c) Alamat : RT. 03 Olak Kemang

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : belum menikah

b. Jumlah saudara : 3 bersaudara

c. Status ekonomi : cukup

d. Kondisi Rumah :

Pasien tinggal di rumah permanen yang terbuat dari semen dengan

lantai keramik dengan atap genteng. Beberapa ruangan mempunyai

ventilasi untuk pertukaran udara sedangkan yang lain tidak, dan tidak

memakai jaring untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam kamar.

Mempunyai 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga sekaligus ruang tempat makan

yang bergabung dengan dapur pasien serta 3 kamar tidur. Mempunyai 1

kamar mandi yang dilapisi dengan keramik dan dilengkapi dengan WC

leher angsa. Sumber air berasal dari PDAM, dan sumber penerangan

berasal dari PLN.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga :

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya beserta adiknya. Ayah

pasien merupakan seorang guru di salah satu sekolah di kota jambi. Ibu

pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kakak pasien sudah menikah dan

tidak tinggal 1 rumah lagi dengan pasien. Adik pasien masih sekolah.

Pasien tidur sendiri di kamar dan tidak memakai kelambu, tetapi kadang-

kadang memakai obat nyamuk semprot. Di belakang rumah pasien

terdapat kolam ikan yang sudah lama tidak digunakan yang airnya tidak

1

Page 2: laporan Kasus Malaria

mengalir. Di depan rumah pasien juga ada kebun pisang. Dikanan kiri

rumah pasien berbatasan dengan rumah tetangga pasien.

III. Aspek Psikologis di Keluarga :

Pasien dikenal sebagai anak yang rajin dan berbakti kepada orang tua.

Denga adiknya pasien sangat akrab, tidak ada percekcokan.

IV. Keluhan Utama :

Demam sejak ± 3 hari sebelum datang ke puskesmas.

V. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak ± 3 hari sebelum datang ke puskesmas, pasien mengeluh

demam, demam naik turun, terjadi pada siang hari maupun malam hari.

Pasien mengeluh demam diawali dengan menggigil, lamanya kira-kira 15

menit. Dan ketika demam turun pasien berkeringat banyak dan badan terasa

lebih baikan.

Pasien juga mengeluh badan terasa pegal-pegal dan kepala pusing,

mual (+), muntah (+) 4 kali isi apa yang dimakan, nyeri ulu hati (+) dan

nafsu makan berkurang. BAK tidak ada keluhan, warna kuning pekat jernih,

darah(-), nyeri (-). BAB tidak ada keluhan, warna kuning kecoklatan, darah

(-), lendir (-). Pasien mengaku sudah minum obat paracetamol yang dibeli di

apotik, panas hanya turun sebentar, setelah itu panas muncul lagi.

VI. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

- Riwayat sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal.

- Riwayat berpergian ke luar daerah sebelum sakit disangkal.

- Riwayat transfuse darah sebelum sakit (-).

- Riwayat keluarga yang sakit malaria disangkal.

- Tetangga didekat rumah yang terkena sakit malaria (+).

2

Page 3: laporan Kasus Malaria

VII. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

1. Keadaan sakit : tampak sakit sedang

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 38,4°C

4. Tekanan darah : 110/70 mmHg

5. Nadi : 110 x/menit

6. Pernafasan : 22 x/menit

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Kornea : normal

Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya +/+

Lensa : normal, keruh (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

5. Mulut Lidah : putih kotor/ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembesaran

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

7. Thorak :

Paru :

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal

Perkusi : Sonor

Auskustasi : suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-

3

Page 4: laporan Kasus Malaria

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

8. Abdomen:

Inspeksi : datar, venektasi (-), jaringan parut (-)

Auskultasi : BU (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), heparlien tidak

teraba, tugor kulit baik.

Perkusi : Timpani, nyeri CVA (-)

9. Ektremitas : Akral hangat, edema (-), petechi (-), uji torniquet

(-), Reflek fisiologis +/+, Reflek Patologis -/-,

CRT < 2 detik.

VIII.Laboratorium

1. Eritrosit : 5,5 x 106 mm3

2. Leukosit : 4.9 x 103 mm3

3. Trombosit : 105 x 103 mm3

4. Hematokrit : 47,1 %

5. Hb : 14,9 g%

6. GDS : 96 g/dL

IX. Pemeriksaan Anjuran

- Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis (DDR)

- Urin Rutin

X. Diagnosis Kerja :

Febris et causa Malaria Klinis

4

Page 5: laporan Kasus Malaria

XI. Diagnosis Banding

- Febris et causa Malaria

- Febris et causa DBD

- Febris et causa Demam Dengue

- Febris et causa ISK

XII. Manajemen

a. Promotif :

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit malaria dan

akibatnya, serta kemungkinan penyakit lain yang dicurigai.

Menjelaskan pengaruh lingkungan terhadap penyakitnya.

Menjelaskan pencegahan terhadap penyakit tersebut.

b. Preventif :

Membersihkan lingkungan disekitar rumah sehingga tidak menjadi

tempat nyamuk bersarang, serta mengubur barang-barang bekas.

Memasukkan ikan ke dalam kolam di belakang rumah pasien

sehingga tidak menjadi tempat berkembang biakan nyamuk dan

menutup tempat tempat penampungan air.

Tidur menggunakan kelambu atau menggunakan obat nyamuk

Menggunakan jaring pada ventilasi agar nyamuk tidak masuk ke

dalam rumah.

Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang-

kurangnya seminggu sekali.

Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, salah satunya tidak sering

menggantung atau menumpuk baju yang akan menjadi tempat nyamuk

bersarang.

c. Kuratif :

Nonfarmakologis

5

Page 6: laporan Kasus Malaria

Istirahat yang cukup

Tidak beraktivitas berlebihan

Makan makanan yang bergizi

Farmakologis

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj. Ondancentron 3 x 4 mg

PO:

Kloroquin hari I : 4 tablet, hari II: 4 tablet, hari III 2

Primakuin 1 tablet sehari selama 14 hari

Parasetamol tablet 3 x 500 mg bila demam

Antasida 3 x 1 tablet

Vitamin B Complex 3 x 1 tablet

Tradisional

Bahan :

Daun papaya

Cara Pembuatan :

Ambil dua helai daun pepaya

Cuci daun sampai bersih

Masukkan kedalam panci dengan air tiga gelas

Rebus air dan daun pepaya sampai mendidih hingga menjadi

takaran satu gelas

Dinginkan rebusan daun pepaya sejenak sebelum diminum.

Cara Penggunaan:

Minum sebelum tidur malam.

d. Rehabilitatif

Meminum oabt yang teratur dan istirahat yang cukup

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang

bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien.

6

Page 7: laporan Kasus Malaria

Pola hidup yang sehat dan bersih

7

Page 8: laporan Kasus Malaria

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas Perawatan Olak Kemang

Jl. Jenderal Sudirman Olak KemangDr. Siti Annisa SIP. GIA108013 STR.151190

1 September 2014

R/ RL Kolf No. III

Inj. Ondancentron amp No. III

S.i.m.m

R/ Kloroquin tab No. X

S1dd. Tab. IV. pc

R/ Primakuin tab No. XIV

S1dd. Tab. I. pc

R/ Paracetamol tab No. XV

S3dd. Tab. I. pc

R/ Antasida tab No. XV

S3dd. Tab. I. ac

R/ B Complex tab No. XV

S3dd. Tab. I. pc

Pro : An. R Usia : 17 tahun

Alamat: RT 03 Olak KemangResep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

8

Page 9: laporan Kasus Malaria

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas Perawatan Olak Kemang

Jl. Jenderal Sudirman Olak KemangDr. Siti Annisa SIP. GIA108013 STR.151190

1 September 2014

R/ RL Kolf No. III

Inj. Ranitidin amp No. III

Inj. Neurobion 5000 No. III

S.i.m.m

R/ Kina tab No. LXIII

S3dd. Tab. III. pc

R/ Primakuin tab No. XIV

S1dd. Tab. I. pc

R/ Ibuprofen tab No. XV

S3dd. Tab. I. pc

Pro : An. R Usia : 17 tahun

Alamat: RT 03 Olak KemangResep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

9

Page 10: laporan Kasus Malaria

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas Perawatan Olak Kemang

Jl. Jenderal Sudirman Olak KemangDr. Siti Annisa SIP. GIA108013 STR.151190

1 September 2014

R/ RL Kolf No. III

Inj. Ranitidin amp No. III

Inj. Neurobion 5000 No. III

S.i.m.m

R/ ACT tab paket blister No.I

Artesunat No. XIIS1dd. Tab. IVAmodiakuin No.XIIS1dd. Tab. IV

R/ Primakuin tab No. XXVIII

S1dd. Tab. II. pc

R/ Asam Mefenamat tab No. XV

S3dd. Tab. I. pc

Pro : An. R Usia : 17 tahun

Alamat: RT 03 Olak KemangResep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

10

Page 11: laporan Kasus Malaria

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi

Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan

oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis berupa demam,

anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan

suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi

Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk

aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran

limpa.

2.2 Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus

Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada

manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum,

Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan

oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi

darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai

malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria

kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum

menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling

berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam

waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga

menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh.

2.3 Siklus Hidup Plasmodium

Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu

manusia dan nyamuk anopheles betina.

2.4.1 Silkus Pada Manusia

11

Page 12: laporan Kasus Malaria

Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia,

sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam

peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk

ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi

skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini

disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.

Pada P. vivak dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang

menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit.

Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai

bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif

sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam

peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah,

parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30

merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya

eritrosit yang terinfeksi skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi

sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer.

Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah

merah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina.

12

Page 13: laporan Kasus Malaria

2.4.2 Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina

Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung

gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan

pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian

menembus dinding lambung nyamuk. Di luas dinding lambung nyamuk ookinet

akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya akan

bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit

masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan

demam bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten

atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi

dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

2.4 Patogenesis Malaria

Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang

dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan

permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oeleh karena

skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya

anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit

selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang

menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa

sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia

mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit.

Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi

sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag

dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak

terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta

peningkatan makrofag.

Pada malaria beratm mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi

merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung

parasit mengalami perubahan struktur danmbiomolekular sel untuk

13

Page 14: laporan Kasus Malaria

mempertahankan kehidupan parasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme,

diantaranya transport membran sel, sitoadherensi, sekuestrasi dan resetting.

Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah

terinfeksi P. falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler.

Selain itu eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga

terbentuk roset.

Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang

mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit

non parasit, sehingga berbentu seperti bunga. Salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya

antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan

eritrosit yang tidak terinfeksi.

Menurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multifaktorial dan

berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Penghancuran eritrosit

Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi

juga terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan

anemia dan hipoksemia jaringan. Pada hemolisis intravascular yang berat

dapat terjadi hemoglobinuria (black white fever) dan dapat menyebabkan

gagal ginjal.

2. Mediator endotoksin-makrofag

Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu

makrofag yang sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator.

Endotoksin mungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri

dapat melepaskan faktor nekrosis tumor (TNF) yang merupakan suatu

monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang

terinfeksi parasit malaria. TNF dan sitokin dapat menimbulkan demam,

hipoglikemia, dan sndrom penyakit pernapasan pada orang dewasa.

3. Sekuestrasi eritrosit yang terluka

Eritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium dapat membentuk tonjolan-

tonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen

14

Page 15: laporan Kasus Malaria

dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas

eritrosit yang mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam,

sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Eritrosit yang

terinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yang

mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan anoksia dan edema

jaringan.

2.5 Patologi Malaria

Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpa

menyebabkan reaksi inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan menginfeksi

eritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya

patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah

terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhi

leukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset

eritrosit yang terinfeksi.

2.6 Manifestasi Klinis

Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium

mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan

dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl

phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa

penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak

orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah

demam periodic, anemia dan splenomegali.

Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:

2. Masa inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies

parasit (terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae),

beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi

hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk

15

Page 16: laporan Kasus Malaria

atau secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium

aseksual).

3. Keluhan-keluhan prodromal

Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam,

berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang

dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa

dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P.

ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak

jelas.

4. Gejala-gejala umum

Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria

proxym) secara berurutan:

Periode dingin

Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering

membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil,

sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang

kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti

dengan meningkatnya temperatur.

Periode panas

Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan

panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita

membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,

muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama

dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan

berkeringat.

Periode berkeringat

Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,

penderita merasa capek dan sering tertidur. Bial penderita bangun akan

merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

16

Page 17: laporan Kasus Malaria

Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi

malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada

limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan

membengkak, nyeri dan hiperemis.

Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P.

falciparum. pada infeksi P. falciparum dapat meimbulkan malaria berat

dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang

menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium

aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:

2.7 Diagnosis

Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah

secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.

1. Anamnesis

Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai

sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.

Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu ke

daerah endemik malaria.

Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.

Riwayat sakit malaria.

Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

Riwayat mendapat transfusi darah.

Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat,

dapat ditemukan keadaan di bawah ini:

Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.

Keadaan umum yang lemah.

Kejang-kejang.

Panas sangat tinggi.

Mata dan tubuh kuning.

17

Page 18: laporan Kasus Malaria

Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna.

Nafas cepat (sesak napas).

Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.

Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman.

Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.

Telapak tangan sangat pucat.

2. Pemeriksaan Fisik

Demam (≥37,5oC)

Kunjunctiva atau telapak tangan pucat

Pembesaran limpa

Pembesaran hati

Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis

sebagai berikut:

Temperature rectal ≥40oC.

Nadi capat dan lemah.

Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50 mmHg pada

anak-anak.

Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40 kali permenit

pada balita, dan >50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun.

Penurunan kesadaran.

Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.

Tanda-tanda dehidrasi.

Tanda-tanda anemia berat.

Sklera mata kuning.

Pembesaran limpa dan atau hepar.

Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.

Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.

3. Pemeriksaan Laboratorium

A. Pemeriksaan dengan mikroskopik

18

Page 19: laporan Kasus Malaria

Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada

penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi.

Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:

Ada/tidaknya parasit malaria.

Spesies dan stadium Plasmodium

Kepadatan parasit

- Semi kuantitatif:

(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB

(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB

(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB

(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB

(++++) : ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB

- Kuantitatif

Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah

tebal atau sediaan darah tipis.

Gambar: stadium-stadium dalam siklus P. Falciparum

19

Bentuk tropozoit matur

Bentuk tropozoit awal (bentuk cincin)

Page 20: laporan Kasus Malaria

B. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,

dengan menggunakan metoda immunokromatografi dalam bentuk dipstik.

C. Tes serologi

Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap

malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang

bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibodi baru terbentuk setelah

beberapa hari parasitemia. Titer >1:200 dianggap sebagai infeksi baru, dan tes

>1:20 dinyatakan positif.

2.8 Pengobatan Malaria

Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin,

sulfadoksin-pirimetamin, kina, primakuin, serta derivate artemisin. Klorokuin

merupakan obat antimalaria standar untuk profilaksis, pengobatan malaria klinis

dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam program pemberantasan

malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal penderita

20

Bentuk schizont matur, jarang terlihat di sedian darah perifer karena sekuestrasi mikrovaslular

Bentuk pisang (Gametosit)

Page 21: laporan Kasus Malaria

malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat anti malaria pilihan

untuk pengobatan radikal malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina

juga digunakan untuk pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi.

Primakuin digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis,

pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan untuk

pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten multidrug..

Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di

Rumah Sakit, obat tersebut dapat digunakan dengan kombinasi obat antimalaria

lain, untuk mengobati penderita resisten multidrugs. Obat antibiotika yang sudah

diujicoba sebagai profilaksis dan pengobatan malaria diantaranya adalah derivate

tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksazol-trimetoprim dan

siprofloksasin. Obat-obat tersebut digunakan bersama obat anti malaria yang

bekerja cepat dan menghasilkan efek potensiasi antara lain dengan kina.

a. Pengobatan malaria falciparum

Lini pertama: Artesunat+Amodiakuin+Primakuin

dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10 mg/kgBB (dosis

tunggal), primakuin= 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal).

Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat

badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.

Dosis makasimal penderita dewasa yan dapat diberikan untuk artesunat dan

amodiakuin masing-masing 4 tablet, 3 tablet untuk primakuin.

Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Malaria Falciparum Menurut

Kelompok Umur.

Har

i

Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1

bln

2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th

I

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2-3

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

21

Page 22: laporan Kasus Malaria

II Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

III

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan

malaria falciparum. Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk

membunuh parasit stadium aseksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk

membunuh gametosit yang berada di dalam darah.

Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila pengobatan

lini pertama tidak efektif.

Lini kedua: Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin

Dosis kina=10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin= 4

mg/kgBB/hr (dewasa, 2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14 th, 2x/hr

selama 7 hari), tetrasiklin= 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari).

Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan

berat badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan

umur.

Tabel 2. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria falciparum

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th ≥ 15 th

I

Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3

Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-2

II-VII

Kina * 3x½ 3x1 3x½ 3x2-3

Doksisiklin - - - 2x1** 2x1***

* : dosis diberikan per kgBB** : 2x50 mg doksisiklin*** : 2x100 mg doksisiklin

b. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale

22

Page 23: laporan Kasus Malaria

Lini pertama: Klorokuin+Primakuin

Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk pengobatan

malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin bertujuan membunuh parasit

stadium aseksual dan seksual. Pemberian primakuin selain bertujuan untuk

membunuh hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di

eritrosit.

Dosis total klorokuin= 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari), primakuin= 0,25

mg/kgBB/hr (selama 14 hari).

Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat

badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur, sesuai

dengan tabel.

Tabel 3. Pengobatan Malaria vivax dan Malaria ovale

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th

I

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

II

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

III

Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28 setelah

pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut: klinis sembuh (sejak hari

keempat) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh.

Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:

Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau

timbul kembali setelah hari ke-14.

Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari

ke-15 sampai hari ke-28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru).

23

Page 24: laporan Kasus Malaria

Pengobatan malaria vivax resisten klorokuin

Lini kedua: Kina+Primakuin

Dosis kina= 10 mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), primakuin= 0,25

mg/kgBB (selama 14 hari).

Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis

berdasarkan golongan umur sebagai berikut:

Tabel 4. Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1

bln

2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th

1-7 Kina * * 3x½ 3x1 3x2 3x3

1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1*: dosis diberikan per kgBB

Pengobatan malaria vivax yang relaps

Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang

ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali perhari selama 3 hari, dengan

dosis total 25 mg/kgBB dan primakuin diberikan selama 14 hari dengan

dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan

menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur.

Tabel 5. Pengobatan Malaria vivax yang Relaps

Hari Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

0-1 bln 2-11

bln

1-4 th 5-9 th 10-14

th

≥ 15 th

1

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

2

Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

24

Page 25: laporan Kasus Malaria

3 Primakuin - - ½ 1 1½ 2

14-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2

c. Pengobatan malaria malariae

Klorokuin 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25

mg/kgBB. Klorokuin dapat membunuh parasit bentuk aseksual dan seksual P.

malariae. Pengobatan dapat juga diberikan berdasarkan golongan umur

penderita.

Tabel 6. Pengobatan Malaria Malariae

Hari Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

0-1 bln 2-11

bln

1-4 th 5-9 th 10-14

th

≥ 15 th

I Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

II Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

III Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

d. Kemoprofilaksis

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria

sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini

ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam

waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai kehutanan dan

lain-lain. Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian atau tugas

dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal protection

seperti pemakaian kelambu, kawat kassa, dan lain-lain.

Oleh karena P. falciparum merupakan spesies yang virulensinya cukup

tinggi maka kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini.

Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi P. falciparum

terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan. Doksisiklin diberikan

setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu.

Kemoprofilaksis untuk P. vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 5

25

Page 26: laporan Kasus Malaria

mg/kgBB setiap minggu. Obat tersebut diminum 1 minggu sebelum masuk ke

daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali.

Tabel 7. Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin

Golongan umur (thn) Jumlah tablet klorokuin (dosis tunggal, 1x/minggu)

<1 ¼

1-4 ½

5-9 1

10-14 1½

>14 2

2.9 Prognosis

1. Prognosis malaria berat tergantung pada kecepatan dan ketepatan

diagnosis serta pengobatan.

2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang

dilaporkan pada anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan

meningkat sampai 50%.

3. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih baik

daripada gangguan 2 atau lebih fungsi organ.

Mortalitas dengan gangguan 3 fungsi organ adalah 50%.

Mortalitas dengan gangguan 4 atau lebih fungsi organ adalah 75%.

Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu:

Kepadatan parasit <100.000/µL, maka mortalitas <1%.

Kepadatan parasit >100.000/µL, maka mortalitas >1%.

Kepadatan parasit >500.000/µL, maka mortalitas >5%.

26

Page 27: laporan Kasus Malaria

BAB III

ANALISA KASUS

ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK

a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :

Sejak ± 3 hari pasien demam naik turun, diawali dengan menggigil dan

ketika demam turun pasien berkeringat banyak dan badan terasa lebih baikan.

Badan terasa pegal-pegal, kepala pusing, mual (+), muntah (+), nyeri ulu hati (+)

dan nafsu makan berkurang. BAK tidak ada keluhan, warna kuning pekat jernih,

darah(-), nyeri (-). BAB tidak ada keluhan, warna kuning kecoklatan, darah (-),

lendir (-). Pasien tidak hilang dengan obat penurun panas. Riwayat sakit malaria

sebelumnya disangkal, tetangga ada yang sakit malaria.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,4°C, tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 110 x/menit, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), lidah

kotor (-). Abdomen supel, BU (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+), tugor kulit

baik. Ektremitas akral hangat, petechi (-), uji torniquet (-), CRT < 2 detik.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosa penyakit yang

diderita pasien yaitu Febris et causa malaria klinis.

Pasien tinggal di rumah permanen dan beberapa ruangan mempunyai

ventilasi dan tidak memakai jaring untuk mencegah nyamuk. Mempunyai 1 ruang

tamu, 1 ruang keluarga sekaligus ruang tempat makan yang bergabung dengan

dapur pasien serta 3 kamar tidur. Mempunyai 1 kamar mandi yang dilapisi dengan

keramik dan dilengkapi dengan WC leher angsa. Sumber air berasal dari PDAM,

dan sumber penerangan berasal dari PLN. Di belakang rumah pasien terdapat

kolam ikan yang sudah lama tidak digunakan yang airnya tidak mengalir. Di

depan rumah pasien juga ada kebun pisang. Dikanan kiri rumah pasien berbatasan

dengan rumah tetangga pasien.

27

Page 28: laporan Kasus Malaria

Hubungan antara lingkungan rumah dan kondisi keadaan lingkungan dengan

penyakit malaria yang diderita pasien yaitu,

Kondisi rumah pasien yang tidak memakai jaring di ventilasi, tidak

memakai kelambu, dan jarang menggunakan obat nyamuk.

Kondisi belakang rumah pasien dengan kolam ikan yang tidak terawat lagi

dengan air yang tidak mengalir dapat menjadi tempat perkembang-biakan

nyamuk anopheles.

Kebun pisang yang berada di depan rumah pasien bisa menjadi tempat

sarang nyamuk.

b. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga

Pasien dikenal sebagai anak yang rajin dan berbakti kepada orang tua.

Denga adiknya pasien sangat akrab, tidak pernah ada percekcokan.

Didalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis disini tidak ada hubungan

yang memperberat penyakit akibat dari faktor psikologi pasien.

c. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis

Perkembangbiakan nyamuk anopheles yang berasal dari kolam belakang

rumah pasien dan kebun pisang di depan rumah pasien mengigit pasien

sehingga plasmodium berkembang biak di tubuh pasien.

Tidak adanya proteksi terhadap nyamuk anopheles yang akan masuk ke

dalam rumah sehingga mempermudah nyamuk anopheles menggigit

pasien.

Tetangga pasien terkena penyakit malaria.

d. Analisis untuk mencegah terjadinya penyakit :

Untuk mencegah terjadinya penyakit malaria pada pasien ini yaitu dengan

membersihkan kolam ikan di belakang rumah dan mengelolanya dengan

memasukkan ikan kedalam kolam tersebut sehingga jentik nyamuk dapat dimakan

oleh ikan yang ada didalam kolam.

28

Page 29: laporan Kasus Malaria

Menggunakan kelambu atau jaring ventilasi ataupun obat nyamuk untuk

mencegah nyamuk anopheles menggigit tubuh pasien.

e. Analisis untuk mengurangi paparan/ memutuskan rantai penularan

dengan faktor resiko atau etiologi pada pasien ini dan keluarga

1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit malaria, seperti gejala-gejala

malaria yang khas (trias malaria: Panas, berkeringat, menggigil) sehingga

pasien dapat segera berobat apabila ada gejala seperti itu.

2. Menjelaskan hubungan antara lingkungan dan perilaku terhadap penyakit

malaria.

3. Menjelaskan pentingnya pengobatan dan kepatuhan pada pengobatan malaria.

4. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit malaria merupakan penyakit

yang disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles, maka perlu untuk

memberantas tempat perkembangbiakan nyamuk anopheles, dengan cara:

Membersihkan lingkungan disekitar rumah sehingga tidak menjadi tempat

nyamuk bersarang, serta mengubur barang-barang bekas.

Memasukkan ikan ke dalam kolam di belakang rumah pasien sehingga

tidak menjadi tempat berkembang biakan nyamuk dan menutup tempat

tempat penampungan air.

Tidur menggunakan kelambu atau menggunakan obat nyamuk

Menggunakan jaring pada ventilasi agar nyamuk tidak masuk ke dalam

rumah.

Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang-

kurangnya seminggu sekali.

Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, salah satunya tidak sering menggantung atau

menumpuk baju yang akan menjadi tempat nyamuk bersarang.

5. Berobat segera ke puskesmas kalau terdapat gejala-gejala malaria karena

kalau tidak segera diobati makan dapat timbul komplikasinya seperti, malaria

29

Page 30: laporan Kasus Malaria

serebral, kalau malaria sudah mencapai otak dan komplikasi lainnya yang

membahayakan pasien sendiri.

30

Page 31: laporan Kasus Malaria

DAFTAR PUSTAKA

1. Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60.

2. Nugroho A & Tumewu WM. Siklus Hidup Plasmodium Malaria.. Malaria,

Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta.

Diunduh dari: www.google.com

3. Pribadi W. Parasit Malaria. Dalam: gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W

(editor). Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta, Fakultas Kedokteran UI,

2000, Hal: 171-97.

4. Tjitra E. Obat Anti Malaria. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi

Klinis dan Penanganan. Jakarta. Diunduh dari: www.google.com

5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di

Indonesia. Jakarta, 2006; Hal:1-12, 15-23, 67-68.

31

Page 32: laporan Kasus Malaria

LAMPIRAN

32

PASIEN SAAT DIPERIKSA