Laporan kasus jiwa

31
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.S No RM : 048362 Umur : 55 Tahun Agama : Islam Suku : Makassar Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Penjahit Alamat : Jl.Kandea I no.1 Masuk poli jiwa RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 30 September 2015, diantar oleh adik kandung pasien. II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Nama : Ny. J Umur : 48 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Menikah Pendidikan Terakhir : SMA 1

description

gangguan cemas

Transcript of Laporan kasus jiwa

Page 1: Laporan kasus jiwa

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.S

No RM : 048362

Umur : 55 Tahun

Agama : Islam

Suku : Makassar

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Penjahit

Alamat : Jl.Kandea I no.1

Masuk poli jiwa RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya

pada tanggal

30 September 2015, diantar oleh adik kandung pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny. J

Umur : 48 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl.Kandea I no.1

Hubungan dengan pasien : Adik kandung pasien

1

Page 2: Laporan kasus jiwa

A. Keluhan Utama

Cemas

B. Riwayat Gangguan Sekarang

- Keluhan dan Gejala: Keluhan cemas berlebihan dialami sejak 3

bulan yang lalu namun terasa sangat mengganggu atau memberat

sekitar 1 minggu belakangan ini., serta adanya dorongan dari

keluarga untuk berobat ke RS mengenai penyakit yang

mengganggunya selama ini. Keluhan cemas berlebihan dialami

hampir setiap hari selama 1 minggu belakangan ini. Keluhan cemas

yang dialami pasien disertai dengan keringat dingin. Pasien sering

merasa sedih, susah tidur, dan merasa BB turun bulan ini (dari 60

kg menjadi 56 kg). Sejak lama pasien berobat di RSKD tapi di poli

THT, dan kali ini dikonsul ke poli jiwa RSKD untuk yang pertama

kalinya akibat keluhan cemas yang dialaminya. Pasien mengalami

cemas berlebihan misalnya jika anak dari sepupu (keponakan) yang

serumah dengannya terlambat pulang ke rumah. Pasien sering

berpikir macam-macam mengenai kemungkinan yang terjadi pada

keponakannya sehingga ia terlambat pulang ke rumah. Pasien

mempunyai sifat penuh kekhawatiran terhadap keluarga dekatnya.

Pasien ingin membahagiakan semua pihak keluarga. Pasien juga

sering berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri yakni merasa

khawatir dengan penyakit yang memungkinkan untuk dideritanya.

Pasien sering memikirkan kemungkinan mengidap penyakit

jantung misalnya jika berkeringat dingin, atau berpikir bahwa

dirinya mengidap penyakit ginjal jika nyeri punggung.

- Hendaya/Disfungsi:

Hendaya Sosial (-)

Hendaya Pekerjaan (+)

Hendaya Waktu Senggang (+)

- Faktor stressor psikososial

2

Page 3: Laporan kasus jiwa

Pasien pernah merasa didzalimi/dipergunjingkan oleh tetangga

sejak lama kira-kira tahun lalu. Terkadang jika pasien memikirkan

hal itu, pasien tiba-tiba sedih dan kadang menangis. Saat itu, pasien

merasa sangat sedih karena beliau mendengar bahwa beliau

dipergunjingkan mengenai masalah ekonomi yang rendah.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi,

trauma kapitis, ataupun kejang.

Pasien menderita Hipertensi sejak umur 50 tahun,

Hiperkolesterolemia sejak umur 50 tahun, dan Sinusitis sejak tahun

2007

2. Riwayat Penggunaan Napza

Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat golongan narkotik,

psikotropik, zat adiktif (merokok, mengisap lem, dll).

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Tidak ada

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir normal di rumah, ditolong oleh bidan, cukup bulan,

spontan, langsung menangis dan tidak terdapat kelainan. Berat

badan lahir tidak diketahui. Ibu pasien cukup menjaga kesehatannya

dengan baik. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas

tinggi dan kejang serta minum ASI eksklusif selama 1 tahun.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pasien diasuh oleh kedua orangtua pasien. ASI diberikan secara

eksklusif 1 tahun dan diteruskan sampai umur 2 tahun. Pertumbuhan

dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan

perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang

3

Page 4: Laporan kasus jiwa

menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama adik dan teman

sebayanya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapat

perhatian dan kasih sayang. Pada usia 7 tahun pasien mulai masuk

SD. Selama sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja. Dan saat

berusia 8 tahun, ayah pasien meninggal.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien melanjutkan sekolah hingga SMA

4. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pendidikan terakhir : SMA

b. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai penjahit. Namun semenjak keluhan cemas

berlebihan muncul, pekerjaan diberhentikan 1 bulan terakhir ini

karena mengganggu jalannya pekerjaan dan pasien merasa tidak

bersemangat serta lemas.

b. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah

Sepupu yang tinggal serumah dengannya sudah menikah dan

memiliki seorang anak yang sangat dekat dengan pasien.

c. Riwayat Keluarga

Ayah pasien meninggal sejak pasien berumur 8 tahun. Pasien

tinggal bersama Ibu (85 th), adik, sepupu, dan keponakan.

Pasien adalah anak ke-1 dari 4 bersaudara.

d. Riwayat Kehidupan Sosial

Pasien adalah sosok yang sangat ramah dan mudah berinteraksi

dengan tetangga. Jika beliau tidak menyukai sifat seseorang,

beliau tetap berinteraksi dan cepat memaafkan orang lain serta

sulit mengatakan tidak terhadap permintaan keluarga maupun

orang lain.

4

Page 5: Laporan kasus jiwa

e. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama

dengan cukup baik. Pasien senantiasa berdzikir dan meminta

petunjuk pada Allah swt. terlebih ketika keluhan pasien terasa

sangat mengganggu.

d. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

f. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal dirumah orang tua bersama dengan ibu, saudara,

sepupu, dan keponakannya.

g. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien ingin membahagiakan Ibunya yang sudah tergolong

Lansia, serta ingin membahagiakan seluruh anggota keluarga

yang menjadi tanggung jawabnya (keluarga yang tinggal serumah

dengannya). Pasien ingin bekerja keras dengan menghasilkan

banyak uang sehingga dapat menghidupi keluarga secara layak.

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI ( 30 JULI 2015)

A. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, frekuensi pernafasan

18x/menit, suhu tubuh 36,2 °C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak

ikterus, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologi

Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-),

pupil bulat dan isokor, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan

sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan

refleks patologis.

5

Page 6: Laporan kasus jiwa

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 30 JULI 2015 )

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang wanita memakai jilbab biru gelap, wajah sesuai umur,

memakai kacamata, berpakaian rapi dengan baju blouse lengan

panjang berwarna biru gelap dan celan kain panjang berwarna

hitam. Memakai sendal sepatu. Perawakan sedang, dan perawatan

diri cukup. Kulit berwarna sawo matang.

2. Kesadaran

Secara kuantitas : GCS E4M6V5 (compos mentis)

Secara kualitas : Normal

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Cemas

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan secara spontan, cepat, dan intonasi

biasa.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Hipotimia

2. Afek : Appropriate

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya.

2. Orientasi

6

Page 7: Laporan kasus jiwa

a. Waktu : Baik (Tidak ada disorientasi waktu)

b. Tempat : Baik (Tidak ada disorientasi tempat)

c. Orang : Baik (Tidak ada disorientasi orang)

3. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat

jangka panjang)

b. Jangka Sedang : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat

jangka sedang)

c. Jangka Pendek : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat

jangka pendek)

d. Jangka Segera : Baik (Tidak ada gangguan daya ingat

jangka segera)

4. Konsentrasi dan Perhatian : Pasien tampak penuh

konsentrasi dan perhatian

5. Pikiran Abstrak : Baik

6. Bakat Kreatif : Menjahit

7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

Halusinasi auditorik : Tidak ada

Halusinasi visual : Tidak ada

2. Depersonalisasi dan Derealisasi

Tidak ada

* Pasien tidak ada gangguan persepsi

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

Relevan dan koheren

2. Isi Pikiran

Tidak ada gangguan isi pikir

7

Page 8: Laporan kasus jiwa

F. Pengendalian Impuls

Pasien tidak adapat mengendalikan emosi kesedihan saat bercerita

dengan pemeriksa (Menangis)

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Norma Sosial : Baik

2. Uji Daya Nilai : Baik

3. Penilaian Realitas : Baik

4. Tilikan : Tilikan derajat 6 (Pasien merasa dirinya sakit

dan perlu pengobatan)

H. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan 55 tahun masuk RSKD poli jiwa untuk yang pertama

kalinya, ditemani oleh adiknya dengan keluhan cemas berlebihan. Keluhan cemas

berlebihan dialami sejak ± 3 bulan yang lalu dan memberat sekitar 1 minggu

belakangan ini. Keluhan cemas dialami hampir setiap hari selama 1 minggu

belakangan ini. Pasien sering mengalami kecemasan terhadap berbagai hal. Pasien

mempunyai sifat penuh kekhawatiran terhadap keluarga dekatnya. Pasien ingin

membahagiakan semua pihak keluarga. Pasien juga sering berpikiran negatif

terhadap dirinya sendiri yakni merasa khawatir dengan penyakit yang

memungkinkan untuk dideritanya. Pasien sering memikirkan kemungkinan

mengidap penyakit jantung msialnya jika berkeringat dingin atau berpikir dirinya

mengidap penyakit ginjal jika nyeri punggung. Pasien bekerja sebagai penjahit

dan merasa seperti kepala keluarga dirumahnya sejak ayahnya meninggal

sehingga merasa bahwa dirinyalah yang paling bertanggungjawab akan seluruh

anggota keluarganya.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan Seorang wanita

memakai jilbab biru gelap, wajah sesuai umur, memakai kacamata, berpakaian

8

Page 9: Laporan kasus jiwa

rapi dengan baju blouse lengan panjang berwarna biru gelap dan celan kain

panjang berwarna hitam. Memakai sendal sepatu. Perawakan sedang, dan

perawatan diri cukup. Kulit berwarna sawo matang. Kesadaran normal, perilaku

dan aktivitas psikomotor cemas, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa,

menjawab sesuai pertanyaan, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood yang

hipotimia, afek luas dan serasi, empati dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan

sesuai, tidak ada gangguan orientasi, tidak ada gangguan daya ingat. Pasien

tampak penuh konsentrasi dan perhatian, pikiran abstrak baik, kemampuan

menolong diri sendiri baik. Tidak terdapat gangguan persepsi. Arus pikir relevan

dan koheren. Tidak ada gangguan isi pikir serta tidak ditemukan hendaya

berbahasa. Pasien tampak tidak dapat mengendalikan emosi kesedihan saat

bercerita dengan pemeriksa (menangis). Pasien merasa dirinya sakit dan butuh

pengobatan. Secara umum yang diutarakan pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku cemas.

Perubahan pola perilaku cemas yang dialami menimbulkan distress dan

disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga dapat

disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat melainkan

ditemukan hendaya ringan berupa hendaya pekerjaan dan penggunaan

waktu senggang sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Non-Psikotik.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya

kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat

disingkirkan dan didiagnosis Gangguan Jiwa Non-Psikotik Non

Organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental

didapatkan keluhan cemas dengan mood yang hipotimia,serta afek yang

appropriate maka didiagnosis Gangguan Anxietas Lainnya

(ICD-10/PPDGJ III: F41). Pada pasien ini terdapat gejala-gejala

9

Page 10: Laporan kasus jiwa

anxietas maupun depresi, sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) Gangguan campuran

Anxietas dan Depresi (ICD-10/PPDGJ III: F 41.2) Perlangsungan

penyakit pada pasien ini sudah 3 bulan.

Aksis II

Tidak ada diagnosis Aksis II (ICD-10/PPDGJ III Z03.2)

Aksis III

Hipertensi

Hiperkolesterolemia

Sinusitis

Aksis IV

Pasien pernah merasa didzalimi oleh tetangga sejak lama kira-kira tahun

lalu. Terkadang jika pasien memikirkan hal itu, pasien tiba-tiba sedih dan

kadang menangis. Saat itu, pasien merasa sangat sedih karena beliau

mendengar bahwa beliau dipergunjingkan mengenai masalah ekonomi

yang rendah.

Aksis V

GAF Scale saat ini : 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

VII. DAFTAR MASALAH

Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan

psikofarmakoterapi.

Psikolososiologik

Ditemukan adanya hendaya ringan berupa hendaya pekerjaan dan hendaya

penggunaan waktu senggang yang diakibatkan oleh gejala psikis gejala

psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi dan sosioterapi.

10

Page 11: Laporan kasus jiwa

VIII. PROGNOSIS

Bonam

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmakoterapi :

Fluoxetine 20 mg 1 dd I pagi

Alprazolam 0,5 mg 1 dd I malam

B. Psikoterapi

Suportif :

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga

dapat membantu pasien dalam memahami dan cara menghadapi

penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping

yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien

supaya mau minum obat secara teratur.

Sosioterapi :

Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien

sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan

dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif

untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya saat

kunjungan kedua di poli jiwa RSKD.

XI. DISKUSI

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan

merupakan hal yang normal terjadi menyeyrtai perkembangan, perubahan,

pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan

identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami

siapapun. Namun cemas yang berlebihan seperti yang dialami oleh pasien ini,

11

Page 12: Laporan kasus jiwa

apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam

kehidupannya.

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental

yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada

umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis. Keluhan cemas yang dialami pasien ini

disertai dengan perubahan fisiologis seperti tingginya tekanan darah dan

kolesterol darah. Keluhan cemas yang dialami oleh pasien juga disertai kluhan

fisik seperti keringat dingin dan susah tidur jika malam. Gejala-gejala yang

bersifat fisik diantaranya adalah: jari tangan dingin, detak jantung makin cepat,

berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak,

dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa

bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari

kenyataan.

Kaplan, Saddock, & Grebb menyebutkan bahwa rasa takut dan cemas merupakan

dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut

muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan

tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika

bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi

individu.

Ada beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain:

- Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

menimbulkan rasa takut dan cemas. Pasien ini mencemaskan berbagai hal,

mulai dari kecemasan terhadap dirinya sendiri mengenai kemungkinan

mengidap penyakit berat hingga kecemasan terhadap orang lain misalnya

merasa cemas ketika anak dari sepupu (keponakan) terlambat 1 jam pulang

dari sekolah dan pasien mulai berpikir kemungkinan-kemungkinan negatif

sehingga keponakannnya terlambat pulang.

- Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan

sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan

12

Page 13: Laporan kasus jiwa

tetapi sering juga dihinggapi depresi. Terkait dengan pasien ini yang

mengalami emosi yang kuat dan tidak stabil berupa perasaan depresi akan

masalah tanggungjawab sebagai kepala keluarga serta pikiran menjadi

bahan pembicaraan yang negatif bagi dirinya.

- Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of

persecution (delusi yang dikejar-kejar). Namun pada pasien ini tidak

terdapat gejala tersebut.

- Sering merasa mual dan muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare. Sebagian dari gejala

diatas dialami juga oleh pasien ini yakni kecemasannya kerap kali disertai

dengan banyak berkeringat/keringat dingin, gemetar, mudah lelah dan

bahkan sakit kepala.

- Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan

jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi. Pada pasien inipun

terjadi gejala demikian yakni tekanan darah yang tinggi.

Adapun yang mengklsifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis

gejala, diantaranya yaitu:

- Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,

banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,

panas dingin, mudah marah dan tersinggung.

- Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,

terguncang, melekat dan dependen.

- Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan

terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,

keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan

akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercamput

aduk dan kebingungan, sulit berkonsentrasi.

Ciri utama sindrom anxietas terdiri atas meningkatnya keterjagaan,

meningkatnya aktivitas simpatetik dan perasaan subjektif ketakutan serta

kecemasan.

13

Page 14: Laporan kasus jiwa

Jaras saraf ascendens yang mengandung noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin

menginervasi lobus limbik dan neokortex. Meningkatnya aktivitas saraf

noradrenergik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan; meningkatnya

aktivitas saraf 5-hidroksitriptamin akan meningkatkan respons terhadap

stimulus yang bersivat aversif.

Antagonis reseptor serotonin (5-HT2) terbukti bersifat anxiolitik. Efek ini

didapat dengan menurunkan sensitivitas reseptor 5HT-2.

Saraf yang mengandung GABA (gamma-amino butyric acid) merupakan sistem

inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron

monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan

benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin, bekerja

melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neokortex, memodulasi

reseptor GABA-A postsinapsnya sehingga meningkatkan efek GABA. Karena

itulah pasien ini diberikan farmakoterapi berupa golongan benzodiazepin

(Alprazolam) yang awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya antara 4-6

minggu, setelah itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai akhirnya

dihentikan. Pasien juga diberikan obat golongan SSRI (serotonine selective

reuptake inhibitors) yakni fluoxetine. Obat dapat diberikan dalam 3-6 bulan

atau lebih, etrgantung kondisi individu, agar kadarnya stabil dalam darah

sehingga dapat mencegah kekambuhan.

14

Page 15: Laporan kasus jiwa

AUTOANAMNESE (TANGGAL 30 SEPTEMBER 2015)

DM : Assalamualaikum bu

P : Waalakumsalam dok

DM : siapa namanya bu?

P : Ibu salmah dok

DM : Ibu salmah, saya mau tanya-tanyaki seputar keluhanta di’ jadi tolong ibu

ceritakan saja dan bilang yang sejujurnya mengenai keluhan dan seputar

kehidupanta yang akan saya tanyakanki nantinya. Dan kalau ibu merasa itu

rahasia atau sangat privasi, dan ibu belum bisa ceritakan kepada saya,

tidak apa-apa ibu. Tapi kalau ada yang bersifat rahasia, insya allah saya

akan amanah sebagai dokter jika ibu kasih saya kepercayaan. Bersedia ji

ibu?

P : Iye dok

DM : datang sama siapaki ibu?

P : adekku dok

DM : Ibu salmah, apa keluhanta kesini?

P : Sebetulnya saya kontrol di poli lain dok (poli tht) tapi saya dikonsul ke

poli jiwa karena cemas ku yang berlebihan ini dok. Dan sebetulnya sudah

lama saya disuruh ke poli jiwa tapi saya tidak berani dan saya takut

dibilang gangguan jiwa.

DM : kalau boleh tau, sakit apaki berobat di THT ibu?

P : sinusitis katanya dok

DM : sejak kapanki sinusitis bu?

P : dari tahun 2007 kalau tidak salah dok

DM : trus sejak kapan ini keluhan cemasta ibu?

P : sekitar 3 bulan ma begini dok

DM : sudah 3 bulan di’, tapi kapan kita rasa ini keluhan ta mengganggu sekali

sampai kita terdorong mi untuk berobat kesini?

P : sekitar 1 minggu belakangan ini dok

DM : selama 1 minggu ini setiap hari muncul itu cemas ta?

P : hampir setiap hari dok, makanya merasa terganggu sekalimi saya rasa.

15

Page 16: Laporan kasus jiwa

DM : di saat-saat kapan contohnya kita merasa cemas ibu salmah?

P : banyak yang saya cemaskan dok, contohnya keponakanku (anak dari

sepupu yang tinggal serumah) terlambat pulang dari sekolah 1 jam,

langsung mka panik dan berfikir yang tidak-tidak kenapa itu keponakanku

belum pulang, mungkin ada sesuatu yang buruk terjadi sampai dia belum

pulang.

DM : biasanya keponakanta terlambat pulang karena apa memang ibu?

P : karena ada pelajaran tambahan dari sekolahnya atau jajan dulu baru

pulang.

DM : kalau begitu, jangan mki terlalu khawatir dan langsung berfikir buruk

dulu kalau agak terlambat keponakanta pulang ibu.

P : iye dok, memang saya yang terlalu khawatir. Biasa juga saya berfikir

negatif tentang diriku dok

DM : berfikir negatif bagaimana ibu?

P : biasa kalau keringat dingin kupikir diriku sakit jantung, kalau sakit

punggungku kupikir diriku sakit ginjal mungkin.

DM : jangan dibiasakan begitu ibu salmah, kalau kita rasa ada keluhan begitu,

kita buktikan dengan datang ke dokter periksakan dirita supaya tenang

juga perasaanta kalau memang sudah mki periksakan dirita ke dokter dan

memang tidak ada apa-apa ji.

P : iye dok

DM : biasanya kalau lagi datang cemas ta, ada gejala-gejala lain yang kita rasa

contohnya berdebar-debar?

P : iye dok, biasa juga sampai keringat dingin, susah tidur.

DM : kalau makan bagaimana ibu? Bagus ji nafsu makan ta?

P : tidak dok. Kadang ka malas makan atau sedikit ji saya makan.

DM : kenapa begitu ibu? Memang dari dulu kita nda kuat makan, atau takut

makan karena ada penyakit atau takut gemuk mungkin?

P : iye dok itumi karena tinggi juga tensi ku, baru ada juga kolesterol ku

makanya takutka makan nanti naik lagi tensiku.

16

Page 17: Laporan kasus jiwa

DM : sejak kapan tinggi tensi ta ibu? Ada obat penurun tekanan darah yang

selalu kita konsumsi?

P : adami 5 tahun kayaknya dok. Kolesterol ku juga.

Saya minum captopril sama simvastatin. Amlodipin 10 mg saya minum

dok tapi tensiku akhir-akhir ini tidak pernah mi naik dok. Apa saya kasih

terus saja minum atau berhenti dok?

DM : biasanya kalau pengobatan tensi yang tinggi itu ibu, tidak langsung

dikasih berhenti minum obat. Jadi meskipun normal mi tensi ta tetap diminum

obatnya, hanya saja diturunkan dosisnya misalnya 5 mg tetap 1x1 terus kalau

lama-lama tetap normal tensi ta, biasanya tetap minum yg 5 mg tapi 1x1/2 sampai

nanti akhirnya dikasih berhenti pelan-pelan

P : oh begitu dok

DM : tapi akhir-akhir ini ibu tidak turun ji berat badanta kita rasa?

P : turun dok.

DM : kita tau dari berapa kilo turunnya?

P : dari 60 kg dok. Tadi pagi saya menimbang sudah 46 dok

DM : kira-kira dalam berapa lama 4 kg turun BB ta bu?

P : dalam 1 bulan ini kayaknya dok

DM : tadi kita bilang, susah tidur jg ibu. Maksudnya susahki memulai tidur

atau biasa terganggu tidur ta?

P : iye dok, saya susah masuk tidur baru trus kalau terbangun tengah malam

susah mi tidur lagi dok.

DM : ibu salmah, kalau boleh tau bagaimana kah kita orangnya?

P : saya orangnya susah bilang tidak kalau ada permintaannya keluargaku

susahka menolak dok. Trus saya seakan-akan mau bahagiakan semua

keluargaku. Saya kerja terus supaya bisa cukupi semua kebutuhannya

keluargaku

DM : kalau boleh tau, kita kerja apa ibu salmah?

P : penjahit dok

DM : sampai sekarang kita masih aktif bekerja ibu?

P : selama 1 bulan ini tidak bekerja ka dulu dok

17

Page 18: Laporan kasus jiwa

DM : bisa saya tau apa alasannya ibu?

P : istirahat ka dulu dok. Tidak bisaka kerja akhir-akhir ini. karena itumi

dok, kalau datang cemasku sampai keringat dingin baru gemetar juga.

Biasa saya nda fokus mi kerja jadi lebih baik istirahat mi saja dulu.

Ditambah lagi tidak ada semangat sama loyo kurasa dok.

DM : iya ibu, karena kita kurang tidur sama sedikit makan nya jadi

berpengaruh ke kegiatan ta hari-hari, makanya loyo ibu rasa. Ditambah

lagi dari psikis nya ibu, yang kalau cemas jadinya banyak pikiran, susah

tidur, susah aktivitas juga, sama tidak bisa makan

P : iye dok

DM : ibu salmah, saya mau bertanya seputar kehidupan pribadi ta ibu. Bisaji

ibu?

P : iye, bisa ji dok

DM : bagaimana hubungan ta dengan keluarga sama tetangga selama ini bu?

Baik-baik ji? Atau kalau ibu punya masalah dengan orang lain mungkin

ibu bisa ceritakan.

P : sebenarnya saya pernah didzalimi sama orang dok (menangis)

DM : didzalimi bagaimana ibu salmah? Ada masalah apa? Bisa ibu ceritakan?

P : masalah ekonomi dok. Katanya saya orang yang kurang mampu tapi tetap

bisa hidupi keluargaku dengan kerja sebagai penjahit saja. Intinya begitu

dok.

DM : kapan itu kejadiannya ibu?

P : tahun lalu dok

DM : bagaimana perasaan ta saat itu ibu? Masih kita pikir sampai sekarang?

P : sedih sekali dok. Iye masih saya pikir sampai sekarang. Makanya

terkadang saya tiba-tiba sedih sampai menangis dirumah kalau saya pikir

lagi.

DM : setelah kejadian itu, apa yang kita lakukan ibu? Apakah cerita dengan

keluarga ta atau bagaimana ibu?

18

Page 19: Laporan kasus jiwa

P : tidak dok, saya pendam ji. Saya sabar saja. Beberapa bulan kemudian

baru saya cerita dengan adekku. Tapi adekku juga orangnya emosian jadi

saya takut dia emosi sampai datangi itu orang yang bilang begitu.

DM : jadi pas ibu kasih tau adeknya ibu, apa yang terjadi ibu?

P : saya nasehati saja kalau kita sabar saja, tidak usah dipermasalahkan.

Tidak usah marah-marah dengan itu orang.

DM : iya, terimakasih ibu sudah mau cerita mengenai masalahnya ibu yang

lalu-lalu. Sekarang kita masuk ke pemeriksaan status mental namanya ibu.

P : iye dok

DM : kita tau ji ibu sekarang dimana?

P : di rumah sakit dok, poli jiwa.

DM : kita tau sekarang pagi, siang atau malam kira-kira ibu? (10.30 a.m)

P : pagi dok

DM : kita tau dengan siapa ibu di wawancara sekarang ibu?

P : dengan dokter muda

DM : ibu, kita tau peribahasa?

P : iye dok

DM : apa contoh peribahasa yang kita tau ibu?

P : berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian

DM : apa artinya itu ibu?

P : bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian.

DM : ada bakat tertentu ta ibu? Memasak atau menyanyi misalnya?

P : menjahit ji dok

DM : tidak pernah jki dengar suara-suara aneh yang orang lain tidak dengar ibu

salmah?

P : tidak pernah dok

DM : ibu salmah, kita rasa dirita sakit? Dan perlu ki berobat bu? Ibu ada niat

sembuhji?

P : iye dok, makanya saya datang kesini. Dan saya mau sekali sembuh dok

supaya bisa bekerja lagi. Terlbih karena saya merasa terganggu sekali mi

dok.

19

Page 20: Laporan kasus jiwa

DM : iye ibu salmah. Saya pikir sampai disini dulu perbincangan ta ibu.

Terimakasih sudah kasih saya kepercayaan dengan menceritakan semua

keluhan sampai masalahya ibu dirumah. Pesan saya ibu, jangan terlalu

banyak pikiran dan jangan gampang berpikir negatif sama dirita. Jangan

hanya karena keringat dingin kita langsung berfikir kalau mungkin kita

sakit jantung. Sakit jantung itu ibu selain ada gejala-gejala lain contohnya

berdebar-debar atau sakit dada , dibuktikan juga dengan pemeriksaan.

Setelah itu baru bisa dibilang sakit jantung kalau memang ada yang tidak

normal. Usahakan jangan selalu sugesti dirita ke arah yang negatif karena

berdampak ke psikis atau mentalnya ibu.

Kalau keponakannya ibu terlambat pulang juga jangan langsung pikir hal-

hal buruk. Trus kalau datang serangan cemas nya, coba ibu kendalikan diri

secara sederhana dengan tarik nafas panjang kemudian hembuskan pelan-

pelan, secara berulang kita lakukan itu ibu.

Kalau bisa juga, kalau ibu ada masalah, masalah apapun itu ibu ceriatakan

saja dengan orang terdekatnya ibu sama minta pendapatnya, ibaratnya

jangan ditanggung sendiri masalahnya kalau memang berat. Tidak semua

masalah bisa ditanggung sendiri.

P : iye dok. Saya yang harusnya terimakasih. Terimakasih banyak dok

DM : sama-sama ibu. Semoga cepat sembuh

20