Laporan Kasus Glaucoma Rinda

19
LAPORAN KASUS ODS CACG tipe Creeping (H.40.2) + Katarak Senilis Imatur (H.25.0) Dibacakan oleh : dr. Raja Erinda Pembimbing : dr. Maharani Sp.M I. PENDAHULUAN Pengertian glaukoma adalah sindrom dengan neuropati N. II yang berhubungan dengan kehilangan lapangan pandang. 1 Glaukoma dibagi menjadi glaukoma primer dan sekunder. Sedangkan glaukoma primer sendiri dibagi atas: Primary Angle- Closure Suspect, Acute Primary Angle Closure, Subacute atau Intermittent Angle Clousure, dan Chronic Angle Closure. Triple procedure adalah tindakan yang terdiri dari trabekulektomi, ekstraksi katarak, dan pemasangan lensa tanam. Laporan kasus ini menyajikan seorang pasien pria dengan mata kanan dan kiri Chronic angle closure tipe creeping dan katarak immatur. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan optalmologis serta follow up pasien akan menjadi bahan diskusi. II. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn S Umur : 63 tahun 1

Transcript of Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Page 1: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

LAPORAN KASUS

ODS CACG tipe Creeping (H.40.2) + Katarak Senilis Imatur (H.25.0)

Dibacakan oleh : dr. Raja Erinda

Pembimbing : dr. Maharani Sp.M

I.PENDAHULUAN

Pengertian glaukoma adalah sindrom dengan neuropati N. II yang berhubungan

dengan kehilangan lapangan pandang.1 Glaukoma dibagi menjadi glaukoma primer dan

sekunder. Sedangkan glaukoma primer sendiri dibagi atas: Primary Angle-Closure

Suspect, Acute Primary Angle Closure, Subacute atau Intermittent Angle Clousure, dan

Chronic Angle Closure.

Triple procedure adalah tindakan yang terdiri dari trabekulektomi, ekstraksi

katarak, dan pemasangan lensa tanam.

Laporan kasus ini menyajikan seorang pasien pria dengan mata kanan dan kiri

Chronic angle closure tipe creeping dan katarak immatur. Anamnesis, Pemeriksaan

Fisik, Pemeriksaan optalmologis serta follow up pasien akan menjadi bahan diskusi.

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn S

Umur : 63 tahun

Alamat : Tengahan, Pati

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Pendidikan : tidak sekolah

No CM :7174130

Datang RS : 23 Januari 2013

III. ANAMNESIS

Autoanamnesis dengan penderita tanggal 23 Januari 2013

Keluhan utama : penglihatan mata kiri kabur

± Satu bulan penglihatan pasien kiri kabur, terkadang terasa cekot – cekot, terasa pegal,

merasa melihat pelangi disekitar lampu dan pusing. Pasien tidak mengeluh mata merah, mual

1

Page 2: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

maupun muntah. Pasien tidak merasa penglihatan menyempit maupun sering jalan

menabrak.Pasien berobat ke Rembang lalu dikatakan tekanan bola mata tinggi ( glakoma ),

diberi obat tetes 2x / hari, obat minum 2 macam (pasien tidak tahu namanya). Karena setelah

1 minggu memakai obat tidak ada perbaikan, pasien dirujuk ke RSDK.

± 1 tahun pasien merasa mata kanan pegal, dan terkadang melihat pelangi pada

lampu.Tetapi pasien tidak pernah merasa penglihatan mata kanan menurun, merah, cekot –

cekot, maupun nyrocos.

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat sakit darah tinggi disangkal

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat memakai kacamata plus sebelumnya disangkal

Riwayat trauma disangkal

Riwayat sakit jantung (nyeri dada, sesak nafas) disangkal

Riwayat asma ( mengi ) disangkal

Riwayat sakit ginjal disangkal

Riwayat kelainan darah disangkal

Riwayat alergi obat disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat sosial ekonomi :

Penderita sekarang tidak bekerja Biaya perawatan ditanggung Jamkesmas.

Kesan sosial ekonomi kurang.

IV. PEMERIKSAAN

A. Status praesen : (23 Januari 2011)

Keadaan umum : compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 88 x/menit, reguler

Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,8 OC

B. Status oftalmologis : (23 Januari 2013)

2

Page 3: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

FOTO PASIEN

Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)

Visus 6/60 6/30

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Bulbus oculi Ortofori, Hirschberg test 00

Parese/Paralise Gerak bola mata bebas ke segala arah Gerak bola mata bebas ke segala arah

Palpebra Edema (-), spasme (-) Edema (-), spasme (-)

Konjungtiva Mixed injection (-) Mixed injection (-)

Kornea Jernih, pigmen iris (-) Jernih, pigmen iris (-)

COA Van Herrick grade I-II, Tyndall Effect

(-)

Van Herrick grade I-II, tyndal effect

(-)

Iris Kripte (+) N, atrofi (-), rubeosis (-), Kripte (+) N,atrofi (-), rubeosis (-)

Pupil Bulat, sentral, reguler, ر 4 mm,

RP (+) menurun

Bulat, sentral, reguler, ر 4 mm, RP

(+) menurun

Lensa Keruh tak rata, glaucoma flecken (-) Keruh tak rata, glaucoma flecken (-)

CV Turbidity (-) Turbidity (-)

Fundus refleks (+)kurang cemerlang (+)kurang cemerlang

TIO (Schioetz) 14,6 mmHg 40,8 mmHg

Funduskopi :

ODS:

Papil N. II : bulat, batas tegas, kuning kemerahan, CDR 0,5, neural retinal rim (NRR) tipis I>S>N>T, excavatio glaucomatosa (+), medialisasi pembuluh darah (+), bayonett sign (-).Vasa : AVR 2/3, spasme (-), Perjalanan vasa dbn. Retina : Perdarahan (-), eksudat (-), edema (-)Makula : Refleks fovea (+) cemerlang

3

Page 4: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Gonioskopi :

OD OS

Keterangan :

Grade I : Hanya ampak Schwalbe’s line

PAS : Peripheral Anterior Synechiae

Neovas : neovaskularisasi

Kesimpulan :ODS sudut iridokornealis tertutup grade I tanpa PAS dan neovaskularisasi

PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG

Pada pemeriksaan lapangan pandang dengan teknik konfrontasi tidak didapatkan

penyempitan lapangan pandang pada kedua mata.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi : Nilai Normal

Hemoglobin : 15,10 gr% 13.00 – 16.00 N

Hematokrit : 44,8 % 40.0 – 54.0 N

Eritrosit : 4,54 juta /mmk 4.50 – 6.50 N

MCH : 31,40 pq 27.00 – 32.00 N

MCV : 95,70 fl 76.00 – 96.00 N

MCHC : 33,80 g/dL 29.00 – 36.00 N

Leukosit : 6,77 ribu/mmk 4.00 – 11.00 N

Trombosit : 399,0 ribu/mmk 150.0 – 400.0 N

PTT : 11,3 detik 10-15 detik

PTTK : 34,5 detik 23,4 -36,8 detik N

4

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Grade IPAS (-), neovas (-)

Page 5: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Kimia Klinis :

Glukosa sewaktu : 108 mg/dl 80 – 110 N

Ureum : 17 mg/dl 15 – 39 N

Kreatinin : 0,70 mg/dl 0.60 – 1.30 N

Kimia Klinik

Gula darah sewaktu : 110 mg/dL 74 – 106 N

Natrium : 142 mmol/L 136 – 145 N

Kalium : 5,0 mmol/L 3.5 – 5.1 N

Klorida : 108 mmol/L 98 – 107 N

Kesimpulan : Laboratorium dalam batas normal

VI. RESUME

Pemeriksaan Oftalmologis

OD OS

Visus 6/60 6/6

Palpebra Tenang Tenang

Segmen anterior Tenang Tenang

Lensa Keruh tak rata Keruh tak rata

Corpus vitreous Tubidity (-) Turbidity (-)

Fundus refleks (+) kurang cemerlang (+) kurang cemerlang

Tekanan intra okuler (Schioetz) 14, 6 mmHg 40,8 mmHg

Pemeriksaan Penunjang

Funduskopi : terdapat ODS papil glaukomatosa

Gonioskopi : ODS ODS sudut iridokornealis tertutup grade I

5

Page 6: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

VII. DIAGNOSIS BANDING

ODS CACG tipe Creeping (H.40.2) + Katarak Senilis Imatur (H.25.0)OD POAG + Katarak Senilis Imatur (H.25.0)

VIII. DIAGNOSIS KERJA

ODS CACG tipe Creeping (H.40.2) + Katarak Senilis Imatur (H.25.0)

IX. DIAGNOSIS TAMBAHAN

X. TERAPI/RENCANA

- Rencana OS triple procedure ( Trabekulektomi + Phacoemulsifikasi + IOL )

- C timol 0, 5 % Eye drop 2 x I gtt OS

- Glaucon 3 x 250 mg

- KCl 3 x 250 mg

XI. PROGNOSIS

OD OS

Quo ad Visam Dubia ad bonam Dubiaad bonam

Quo ad Sanam Dubia ad bonam Dubia adbonam

Quo ad Vitam Ad bonam

Quo ad Cosmeticam Ad bonam

XII. EDUKASI

1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarganya bahwa penyakit penderita adalah glaukoma yang disebakan oleh peningkatan tekanan bola mata yang berlangsung lama dan terdapat kekeruhan pada lensa.

2. Peningkatan tekanan bola mata pada penderita ini disebabkan oleh karena struktur bawaan pada bola mata penderita dan katarak menjadi faktor yang mempunyai andil dalam progresivitas penbyakit utama ( glaucoma ).

3. Menjelaskan kepada penderita dan keluarganya bahwa akan dilakukan tindakan operasi terhadap mata kiri, yaitu berupa operasi pembuatan saluran untuk cairan mata,

6

Page 7: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

pengambilan katarak, dan penggantian lensa dengan lensa tanam. Diharapkan dengan dilakukannya tindakan operasi ini tekanan bola mata tidak akan meningkat lagi, menghentikan progresivitas kerusakan syaraf penglihatan, dan memperbaiki penglihatan.

4. Menjelaskan kepada penderita bahwa harus selalu kontrol teratur untuk memantau hasil operasi dan perkembangan penyakitnya.

5. Menjelaskan kepada penderita agar memeriksakan anggota keluarga yang lain untuk mendeteksi ada/tidaknya glaukoma.

7

Page 8: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

FOLLOW UP

Tanggal 24 Januari 2013 25 Januari 2013

KeluhanSt. Internus St. Oftalmologis :Visus

Segmen anterior Lensa CV Fundus ReflekTekanan Intraokuler( Schioetz )

Funduskopi

Gonioskopi

Diagnosis

TerapiRencana

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

OD : 6/60OS : 6/30TenangKeruh tak rataTurbidity (-)(+) Kurang cemerlangOD : 7,8 mmHgOS : 13,6 mmHg

ODS sudut iridokornealis tertutup grade 1

OS PACG

- Rencana OS triple procedure ( Trabekulektomi +

Phacoemulsifikasi + IOL ) senin 28 anuari 2013

- C timol 0, 5 % Eye drop 2 x I gtt OS

- Glaucon 3 x 250 mg

- KCl 3 x 250 mg

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

OD : 6/60OS : 6/30TenangKeruh tak rataTurbidity (-)(+) Kurang cemerlangOD : 7,8 mmHgOS : 15,1 mmHg

ODS sudut iridokornealis tertutup grade 1

OS PACG

- Rencana OS triple procedure ( Trabekulektomi +

Phacoemulsifikasi + IOL ) senin 28 Januari 2013

- C timol 0, 5 % Eye drop 2 x I gtt OS

- Glaucon 3 x 250 mg

- KCl 3 x 250 mg

8

Page 9: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Tanggal 26 Januari 2013 27 Februari 2011

KeluhanSt. Internus St. Oftalmologis :

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

9

Page 10: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Visus

Lain-lain

Tekanan Intraokuler ( Schioetz )

Funduskopi

Gonioskopi

Diagnosis

Terapi

OD : 6/60OS : 6/30Tenang

OD : 12,2 mmHgOS : 15,6 mmHg

ODS sudut iridokornealis tertutup grade 1

OS PACG

- Rencana OS triple procedure ( Trabekulektomi +

Phacoemulsifikasi + IOL )

- C timol 0, 5 % Eye drop 2 x I gtt OS

- Glaucon 3 x 250 mg

- KCl 3 x 250 mg

OD : 6/60OS : 6/30Tenang

OD : 17,3 mmHgOS : 17,3mmHg

ODS sudut iridokornealis tertutup grade 1

OS PACG

- Rencana OS triple procedure ( Trabekulektomi +

Phacoemulsifikasi + IOL )

- C timol 0, 5 % Eye drop 2 x I gtt OS

- Glaucon 3 x 250 mg

- KCl 3 x 250 mg

10

Page 11: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Tanggal 28 Januari 2013 29 Januari 2013

KeluhanSt. Internus St. Oftalmologis :Visus

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

OD : 6/60

Penglihatan mata kiri ksburTD : 110/70 mmHg

OD : 6/60

11

Page 12: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Lain-lain

Tekanan Intraokuler ( Schioetz )

Funduskopi

Gonioskopi

Diagnosis

Terapi

OS : 6/30Tenang

OD : 13,4 mmHgOS : 18,3mmHg

ODS sudut iridokornealis tertutup grade 1

OS PACG

- OS triple procedure ( Trabekulektomi + Phacoemulsifikasi

+ IOL )/ LA / dr. Maharani , Sp. M/ 13. 30 – 14.30

OS : 6/20

Palpebra OS:

OD : 15,9 mmHgOS : 12,2 mmHg

ODS sudut iridokornealis grade III

OS PACG

- C. Xytrol ED 6 gtt I (OS)

- Naa diclofenac 2 x 25 mg bila nyeri

- C. Lyteers 6 gtt I (ODS)

12

Page 13: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

DISKUSI

Pengertian glaukoma adalah sindrom dengan neuropati N. II yang berhubungan dengan kehilangan lapangan pandang. Glaukoma secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu glaukoma primer dan glaukoma sekunder. Glaukoma primer didasarkan tanpa penyebab dari kelainan patologis lain yang mendasari.

Berdasarkan struktur sudut iridokornealis, glaukoma primer dibagi menjadi glaukoma primer sudut terbuka dan sudut tertutup. Sudut tertutup didefinisikan sebagai adanya aposisi iris perifer dengan trabecular meshwork yang berakibat obstruksi aliran humour aqueous.2

Terdapat mekanisme utama yang mendasari terjadinya sudut tertutup, yaitu : Iris terdorong dari belakang ke arah depan

- Relative blok pupil- Absolute blok pupil- Edema corpus ciliaris- Edema Choroid- Tumor segment posterior- Dislokasi lensa ke anterior- Encircling retinal bands/buckles

Iris tertarik ke depan- Kontraksi atau inflamasi jaringan fibrovaskular- Iridocorneal endothelial (ICE) syndrome- Iris terjepit pada luka trauma atau insisi operasi

Klasifikasi sudut tertutup menurut ISGEO (International Society of Geography and Epidemiology of Ophthalmology) :3

Primary Angle Closure Suspect

Sudut tertutup tanpa disertai dengan adanya PAS. TIO, optic disc dan lapang pandang normal.

Primary Angle Closure (prodromal)

Sudut tertutup dengan atau tanpa PAS disertai mulai adanya peningkatan TIO yang tidak terlalu tinggi. Optic disc dan lapang pandang normal.

Primary Angle Closure Glaucoma

PAC disertai kerusakan optic disc dan defek lapang pandang sesuai dengan lesi pada optic disc.

Pembagian glaukoma sudut tertutup :4

1. Dengan blok pupila. Sudut tertutup primer dengan blok pupi

Terdiri atas; akut, sub akut, kronikb. Sudut tertutup sekunder dengan blok pupil

Terdiri atas; glaukoma fakomorfik, ektopia lentis, sinekia posterior, miotic-induced

2. Tanpa blok pupila. Sudut tertutup primer tanpa blok pupil

Terdapat pada plateau iris syndrome

13

Page 14: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

b. Sudut tertutup sekunder tanpa blok pupil Terdapat pada glaukoma neovaskular, aniridia, perdarahan suprakhoroid, tumor intraokuler.

Glaukoma primer sudut tertutup kronis dapat terjadi setelah glaukoma sudut tertutup akut atau subakut, atau merupakan proses perlahan. Glaukoma primer sudut tertutup kronis tersebut terbagi menjadi tipe creeping, pasca akut dan eksaserbasi akut. Tipe creeping biasanya gradual asimptomatik, memiliki karakteristik gejala klinisyaitu penyempitan lapang pandang, kerusakan papil N.II stadium lanjut, dengan tanpa bekas tanda terjadi serangan akut sebelumnya. Gejala klinis dari glaucoma tipe creeping hampir sama dengan Primary open Angle Glaucoma, keduanya dibedakan dengan pemeriksaan gonioscopy.Tipe pasca akut ditandai dengan adanya tanda-tanda pasca serangan akut sebelumnya yaitu atrofi iris sektoral, pigmen iris di permukaan anterior lensa dan di endotel kornea, pupil mid dilatasi atau dilatasi, refleks pupil menurun hingga negatif dan Glaukomflecken pada lensa.Pada glaucoma primer sudut tertutup kronis dapat pula terjadi gejala klinis yang menyerupai glaucoma attack jika terjadi suatu eksaserbasi akut yang dapat dipicu oleh faktor-faktor pencetus tertentu seperti adanya iridosiklitis akut, katarak dan trauma.

Prinsip pengelolaan glaukoma primer sudut tertutup kronis adalah operatif.6,7

Penatalaksanaannya sebagai berikut :3

1. Berhentiakn faktor resiko atau faktor pemicu2. Turunkan tekanan intra okuler

- Terapi medikamentosa- Laser- Operatif

3. Perbaiki kelainan anatomi- Laser

Pada kasus glaukoma sudut tertutup yang terdiagnosis bersamaan dengan katarak, maka selain operasi definitif untuk penanganan glaukoma, juga perencanaan dilakukannya ekstraksi lensa. Keputusan apakah tindakan tersebut dilakukan bersamaan atau terpisah berdasarkan beberapa faktor, seperti derajat dan progresifitas katarak, faktor TIO, faktor pasien ( usia, ras, riwayat kebutaan akibat glaukoma dalam keluarga, kebutaan pada mata kontralateral akibat glaukoma) dan faktor pengalaman spesialis mata. Apabila glaukoma sudut tertutup terjadi bersamaan dengan katarak yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang signifikan dan membutuhkan ekstraksi lensa, maka dilakukan ekstraksi katarak dan filtering surgery. Teknik bedah katarak yang dipilih adalah phacoemulsification atau small incision cataract surgery.

Pada kasus ini diagnosis glaukoma sudut tertutup kronis tipe creeping dan katarak senilis imatur pada mata kanan dan kiri ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan oftalmologis dan pemeriksaan penunjang. Dimana pada anamnesis didapatkan keluhan penglihatan mata kiri kabur, terkadang terasa cekot – cekot, terasa pegal, merasa melihat pelangi disekitar lampu dan pusing tetapi tidak pernah ditemukan tanda tanda akut / hot eye. Pemeriksaan oftalmologis saat datang didapatkan visus yang menurun pada kedua mata, dan pemriksaan segmen anterior tenang. Pada d=lensa didapatkan kekeruhan tak rata. Tekanan intraokular saat datang pada mata kanan 14,6 mmHg dan mata kiri 40, 8 mmHg. Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan gambaran papil glaukomatosa, pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut iridokornealis tertutup tanpa adanya PAS. Dari pemeriksaan lapangan pandang dengan konfrontasi belum ditemukan penyempitan lapangan pandang.

14

Page 15: Laporan Kasus Glaucoma Rinda

Penatalaksanaan pada kasus ini, sebelumnya pasien telah diberi pengobatan medikamentosa namun pengobatan tidak efektif TIO tetap tinggi. Namun terapi medikamentosa tetap dibutuhkan untuk menurunkan tekanan intraokular preoperative.Pada pemeriksaan EKG tidak di dapatkan kontraindikasi untuk pemberirian beta bloker non slektif. Trabekulektomi pada pasien ini dipilih oleh karena adanya glaukoma sudut tertutup kronis, dimana proses dan tekanan intraokular yang tinggi telah berjalan lama sehingga kemungkinan telah terjadi kerusakan pada trabekulum meshwork. Pada kasus ini kstsrsk merupakan suatu faktor yasng dapat mempengaruhi tekanan bola mata dan progresivitas dari glaukoma, sehingga dilakukan ekstraksi katarak dan pemasangan lensa tanam. Diharapkan dengan triple procedure yang dilakukan dapat menghentikan progresivitas glaucoma juga memperbaiki visus..

Pemeriksaan oftalmologis satu hari post operasi OS triple procedure didapatkan perubahan visus, bleb terbentuk, bilik mata depan cukup, van Herrick grade III-IV dengan tekanan intraokular 13, 6 mmHg. Tekanan intraokular mencapai target pressure sehingga terapi lain dapat dihentikan

Pada pasien glaukoma perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap tekanan intraokular, kondisi papil N.II dan lapang pandang.Edukasi yang penting pada penderita adalah bahwa tetap dibutuhkan kontrol teratur sesuai petunjuk untuk evaluasi glaukoma, sehingga tidak terjadi kebutaan permanen.

15