LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

15
A. Pendahuluan Ekstraksi pada gigi sulung memiliki perbedaan dan pertimbangan menyangkut masalah pertumbuhan tulang rahang. Oleh karena itu, sebelum melakukan ekstraksi pada gigi sulung perlu dipertimbangkan beberapa hal, seperti usia, oklusi, perkembangan lekung rahang, ukuran gigi, resorpsi akar, tingkat perkembangan benih gigi permanen dibawahnya, gigi bersebelahan, gigi antagonis, gigi kontralateral dan ada atau tidaknya infeksi. Semua faktor ini harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah gigi sulung tersebut harus di ekstraksi atau kapankah gigi sulung tersebut harus di ekstraksi. Prinsip ekstraksi gigi sulung tidak berbeda dengan dengan gigi permanen, tidak memerlukan tenaga besar. Namun harus diingat bahwa dibawah gigi sulung terdapat benih gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat akar gigi, terutama gigi molar 2 sulung atau penggantinya yaitu premolar 2 terjepit di antara akar gigi sulung molar 2 tersebut. Sehingga pada waktu pencabutan gigi molar 2 sulung, premolar 2 dapat terganggu atau ikut tercabut, sehingga diperlukan perhatian khusus dalam melakukan tindakan ekstraksi. 1

Transcript of LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

Page 1: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

A. Pendahuluan

Ekstraksi pada gigi sulung memiliki perbedaan dan pertimbangan

menyangkut masalah pertumbuhan tulang rahang. Oleh karena itu, sebelum

melakukan ekstraksi pada gigi sulung perlu dipertimbangkan beberapa hal,

seperti usia, oklusi, perkembangan lekung rahang, ukuran gigi, resorpsi akar,

tingkat perkembangan benih gigi permanen dibawahnya, gigi bersebelahan, gigi

antagonis, gigi kontralateral dan ada atau tidaknya infeksi. Semua faktor ini harus

dipertimbangkan dalam menentukan apakah gigi sulung tersebut harus di

ekstraksi atau kapankah gigi sulung tersebut harus di ekstraksi.

Prinsip ekstraksi gigi sulung tidak berbeda dengan dengan gigi permanen,

tidak memerlukan tenaga besar. Namun harus diingat bahwa dibawah gigi sulung

terdapat benih gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat akar gigi, terutama

gigi molar 2 sulung atau penggantinya yaitu premolar 2 terjepit di antara akar

gigi sulung molar 2 tersebut. Sehingga pada waktu pencabutan gigi molar 2

sulung, premolar 2 dapat terganggu atau ikut tercabut, sehingga diperlukan

perhatian khusus dalam melakukan tindakan ekstraksi.

Rongga mulut anak lebih kecil dari rongga mulut dewasa sehingga dapat

menyebabkan sedikit kesukaran dalam melakukan tindakan ekstraksi. Pada anak-

anak tulang rahang masih dalam masa pertumbuhan dan tulang pada anak

mengandung bahan organiklebih tinggi di banding orang dewasa sehingga tidak

mudah fraktur.

B. Tinjauan Pustaka

a. Indikasi Pencabutan Gigi Sulung

Oklusi perkembangan lengkung rahang, ukuran gigi, jumlah akar, termasuk

resorpsi akar pada gigi sulung, serta ada atau tidaknya infeksi merupakan

faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan waktu gigi

sulung harus di ekstraksi.

1

Page 2: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

Indikasi ekstraksi untuk gigi sulung adalah sebagai berikut :

1) Jika gigi sulung bertabrakan dengan erupsi normal gigi permanen

suksesornya

2) Gigi sulung yang sudah waktu tanggal

3) Pada kasus supernumerary

4) Gigi sudah luksasi derajat 2

b. Kontraindiksi Pencabutan Gigi Sulung

Kontraindikasi pencabutan gigi sulung adalah sebagai berikut :

1) Infeksi akut stomatitis atau herpatic stomatitis, serta lesi lain yang hamper

sama dengan lesi-lesi tersebut harus dihilangkan sebelum ekstraksi

dilakukan

2) Untuk keperluan orthodonti

3) Diabetes mellitus

4) Keganasan, trauma pada ekstraksi cenderung mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan dan penyebaran tumor.

c. Persiapan Sebelum Pencabutan Gigi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pra-ekstraksi ada 4 yaitu :

1) Persiapan operator

2) Persiapan alat dan bahan

3) Persiapan daerah kerja

4) Persipan pasien

d. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pencabutan gigi sulung anterior rahang atas:

1) Alat

a) Diagnostik set

b) Bengkok

c) Tang radix

d) Tang anterior atas

2

Page 3: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

2) Bahan

a) Cotoon pellet

b) Chlor ethyl

c) Topical gel

d) Alkohol

e) Betadine

f) kapas

e. Prosedur Pencabutan Gigi Sulung

Prosedur pencabutan gigi sulung anterior rahang atas yaitu :

1) Asepsis

2) Dioleskan topical gel

3) Aplikasikan chlor ethyl dengan disemprotkan pada kapas sampai

menimbulkan salju dibagian labial palatal

4) Dilakukan pencabutan gigi dengan tang radix

5) Pasien di instruksikan menggit kapas selama kurang lebih 30 menit

f. Komplikasi Pencabutan Gigi Sulung

1) Fraktur Akar

Untuk menghindari terjadinya fraktur akar gigi sulung, diperlukan teknik

yang baik dan hati-hati sewaktu melakukan pencabutan. Tindakan yang

dilakukan apabila terjadi fraktur akar dengan pengambilan langsung.

2) Terjadinya Trauma Pada Benih Gigi Tetap

Apabila benih gigi permanen ikut tercabut atau berubah tempat/posisi.

Untuk menghindari kemungkinan ini perlu teknik pencabutan yang baik

dan hati-hati dan harus diingat posisi benih gigi tetapnya. Apabila terjadi

trauma maka tindakan yang dilakukan benih gigi permanen yang ikut

tercabut dapat dikembalikan ke tempatnya, kemudian mukosa (gingiva)

dilakukan penjahitan sehingga soket tempat gigi sulung tertutup. Benih

gigi yang berubah posisi dilakukan observasi atau dilakukan reposisi.

3

Page 4: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

3) Dry Soket

Komplikasi ini jarang terjadi sebab vaskularisasi pada anak cukup baik,

bila terjadi di bawah umur 10 tahun kemungkinan terdapat gangguan

sistemik seperti pada penderita anemia, defisiensi vitamin, gangguan

nutrisi atau terdapat infeksi.

4) Pendarahan

Hal ini kemungkinan terjadi apabila anak menderita penyakit darah atau

ada sisa akar atau tulang yang menyebabkan iritasi terhadap jaringan.

g. Manajemen Perilaku Anak

1) Permasalahan Manajemen Perilaku anak

Permasalahan manajamen perilaku adalah yang diamati dokter gigi,

sedangkan ketakutan dan kecemasan gigi adalah yang biasa dirasakan

pasien dan dua hal tersebut tidak selalu berkorelasi.

Beberapa anak hadir dengan perilaku manajemen tanpa ketakutan dan

kecemasan, beberapa menangkap ketakutan dan kecemasan, tapi mampu

mengatasi situasi dan beberapa mengalami ketakutan dan kecemasan

serta masalah manajemen perilaku.Faktor etiologi dari kecemasan dan

masalah manajemen perilaku dibagi menjadi tiga kelompok utama:

a) Faktor pribadi

(1) Usia

(2) Ketakutan dan kecemasan

b) Faktor eksternal

(1) Gigi orang tua

(2) Situasi sosial keluarga

(3) Latar belakang etnis keluarga

c) Dental faktor

(1) Nyeri

(2) Dental operator

4

Page 5: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

2) Strategi Pencegahan

Hal ini berkaitan dengan bagaimana mencegah masalah manajemen

perilaku serta rasa takut dan kecemasan dengan menggunakan teknik

perilaku. Ada dua kelompok faktor etiologi dan salah satu strategi

mengatasi perilaku anak adalah dengan komunikasi. Komunikasi yang

baik adalah :

a) Disesuaikan dengan usia anak

b) Verbal dan non verbal (komunikasi non verbal setidaknya sama

pentingnya dengan kata-kata yang digunakan untuk berbicara dengan

pasien cemas)

c) Menggunakan teknik tell-show-do (TSD)

3) Prinsip – Prinsip Teknik Pencegahan

Hal ini berkaitan dengan metode yang digunakan ketika anak

membutuhkan invasive dental treatment, misalnya restorasi dan

pembedahan. Anak memerlukan rasa aman dalam klinik gigi.

Pengalaman positif pada anak saat perawatan gigi sebelumnya

mempengaruhi dalam perawatan selanjutnya. Sedangkan yang membuat

anak takut untuk kembali lagi adalah pengalaman negative. Oleh sebab

itu, dokter gigi harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan

sehingga anak tidak takut kembali lagi dalam memenuhi perawatan.

h. Periode Pergantian Gigi

1) Periode Gigi

a) Gigi susu : umur 6 bulan sampai 6 tahun

b) Gigi bercampur : 2 tahun sampai 13 tahun

c) Gigi permanen : 13 tahun ke atas

5

Page 6: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

2) Periode erupsi gigi decidui

Gigi

(maksila)

Waktu erupsi

(bulan)

Gigi

(mandibula)

Waktu Erupsi

(bulan)

Incisivus

sentral

8-12 Incisivus

sentral

6-10

Incisivus

Lateral

9-13 Incisivus

Lateral

10-16

Caninus 16-22 Caninus 17-23

Molar pertama 13-19 Molar

pertama

14-18

Molar kedua 25-33 Molar kedua 23-31

3) Periode erupsi gigi permanen

Gigi

(maksila)

Waktu erupsi

(tahun)

Gigi

(mandibula

)

Waktu Erupsi

(tahun)

Incisivus

sentral

7-8 Incisivus

sentral

6-7

Incisivus

Lateral

8-9 Incisivus

Lateral

7-8

Caninus 11-12 Caninus 6-7

Premolar

pertama

10-11 Premolat

pertama

10-12

Premolar

kedua

10-12 Premolar

kedua

11-12

Molar

pertama

6-7 Molar

pertama

6-7

Molar kedua 12-13 Molar

kedua

11-13

6

Page 7: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

Molar

ketiga

17-21 Molar

ketiga

17-21

C. Gambaran Kasus

D. Rekam Medis

1. Identifikasi Pasien :

Nama Pasien : Nn. Restu Astuti

Umur : 8 th

Alamat : Banyuanyar

Pekerjaan : Siswi

2. Anamnesis

a. Pemeriksaan Subjektif

Motivasi : pasien diantar ibunya datang ke MMC atas keinginan

sendiri untuk mencabutkan gigi

CC : Pasien datang dihantarkan oleh ibunya ingin

mencabutkan gigi atas bagian depan

PI : Pasien merasakan giginya goyah sejak satu bulan yang

lalu

PMH : Menurut keterangan ibu pasien anaknya belum pernah

dirawat inap rumah sakit dan tidak memiliki riwayat

penyakit serius

7

Page 8: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

PDH : Menurut keterangan ibu pasien satu tahun yang lalu ke

dokter gigi mencabutkan gigi depan atas

FH : Umum :

Ayah : tidak mempunyai riwayat penyakit

Sistemik

Ibu : mempunyai riwayat penyakit sistemik

darah rendah

Gigi :

Ayah : pernah mengalami sakit gigi

Ibu : sering merasakan giginya ngilu

SH : Menurut keterangan pasien menggosok gigi dua kali

sehari

b. Pemeriksaan Objektif

1) Kesan umum kesehatan penderita :

Jasmani : Sehat

Mental : Sehat

2) Vital Sign :

Nadi : 116 x/ menit

Pernafasan : 32 x/ menit

Suhu : 36 ºC

Berat Badan : 25 kg

Tinggi badan : 120 cm

c. Pemeriksaan Ekstra oral

d. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa Bibir : tidak ada kelainan

Mukosa Pipi : tidak ada kelainan

Dasar mulut : tidak ada kelainan

8

Page 9: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

Lidah : tidak ada kelainan

Gingiva : tidak ada kelainan

Orofaring : tidak ada kelainan

Oklusi : Normal bite/ Cross bite/ Steep bite

Torus palatinus : Tidak ada/ Kecil/ Sedang/ Besar/ Multiple

Torus Mandibula : Tidak ada/ Sisi Kiri/ Sisi kanan/ Kedua sisi

Palatum : Dalam/ Sedang/ Rendah

Supernumerary Teeth : Tidak ada/ Ada

Diastema : Tidak ada/ ada : terdapat diastema antara gigi

(11 12) (11 21)

Gigi Anomali : Tidak ada/ ada

Gigi Tiruan : Tidak ada/ ada

Oral Hygiene : 0,6 Baik/ Sedang/ Buruk

Lain-lain : Tidak dilakukan

e. Pemeriksaaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan

E. Diagnosis dan Rencana Perawatan

ELEMEN RINGKASAN HASIL

PEMERIKSAAN

DIAGNOSIS/

DIFFERENTIAL

DIAGNOSIS

RENCANA

PERAWATAN

22

52

51

61

62

72

mising

mising

mising

mising

luksasi

mising

D/ luksasi derajat 2 Eksodonsia

menggunakan CE

9

Page 10: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

71

81

82

mising

mising

mising

dan topical anestesi

F. Instruksi Pasca Ektraksi Gigi

1. Gigit tampon selama ½ sampai 1 jam

2. Jangan sering berkumur

3. Jangan sering meludah

4. Jangan makan dan minum jangan panas

5. Makan pada sisi yang berlawanan

G. Kesimpulan

Pada anak-anak akan dilakukan pencabutan apabila terjadi karies, untuk

keperluan orthodonsi, adanya gigi supernumerary. Berbeda hal dengan

pencabutan gigi sulung dengan chlor ethyl dilakukan pada gigi yang mengalami

kegoyahan atau luksasi.

10

Page 11: LAPORAN KASUS EKSO ANAK ANTERIOR.doc

11