LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

42
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LAPORAN KASUS Karsinoma Sel Basal Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK Disusun Oleh : Ghariza Pramitaningrum H2A009021

description

LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Transcript of LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Page 1: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

LAPORAN KASUSKarsinoma Sel Basal

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan KlinikDi Bagian Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK

Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021

Kepaniteraan Klinik Departemen Kulit dan KelaminFAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

PERIODE 10 JUNI – 9 JULI 2013

Page 2: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KULIT DAN KELAMIN

Presentasi kasus dengan judul :

Karsinoma Sel Basal

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan KlinikDi Bagian Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021

Telah disetujui oleh Pembimbing :Nama Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

dr. Hiendarto, Sp.KK .................................. .................................

Mengesahkan :Koordinator Kepaniteraan Kulit dan Kelamin

dr. Hiendarto, Sp.KK

NIP. 197308042009091001

Page 3: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit berasal dari sel yang tidak

mengalami keratinisasi dan terdapat pada lapisan basal sel di epidermis.1

Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit tersering pada manusia, pada

umumnya tumbuh lambat dan jarang metastasis tetapi dapat terjadi kerusakan

lokal yang berat jika diabaikan atau tidak mendapat perawatan yang adekuat.2,3

Karsinoma sel basal paling sering di usia tua, tetapi sekarang frekuensinya

meningkat pada usia yang lebih muda yaitu kurang dari 50 tahun. Di Amerika

Serikat, diperkirakan 1 juta kasus baru terjadi tiap tahunnya. Frekuensi antara

laki-laki dan wanita hampir sama, tetapi lelaki lebih sering dari wanita dengan

perbandingan 3 : 2. Insiden Karsinoma Sel Basal diperkirakan meningkat 10 %

pertahun di dunia dan paling banyak mengenai individu kulit putih (30%), orang

tua, terutama di daerah sekitar hidung (20,9%) dan wajah (17,7%).1

Karsinoma Sel basal memiliki distribusi yang tipikal, paling banyak pada

bagian wajah, diikuti oleh ekstremitas atas, batang tubuh dan ekstremitas bawah.4

Karsinoma sel basal juga dilaporkan terjadi pada penis5 dan vulva atau perianal.6

Penyebab karsinoma sel basal belum diketahui tetapi faktor yang

berhubungan dengan lingkungan diduga sebagai faktor predisposisi, antara lain :

paparan sinar ultraviolet, paling sering UVB 290-320 nm diyakini memegang

peranan penting untuk perkembangan KSB dibandingkan UVA; paparan sinar

buatan tanning boots; paparan ion radiasi seperti terapi x-ray, paparan arsenik

terutama pada solution Fowler’s dari potassium arsenite yang digunakan sebagai

obat pada berbagai gangguan termasuk asma dan psoriasis. Paparan karsinogen

lain yang mungkin relevan seperti asap rokok dan arsenik.1,7,8

Page 4: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Karsinoma sel basal mempunyai bentuk klinis yang berbeda, yaitu

nodular, berpigmen, kistik, superfisial dan bentuk morfea.8,9Penatalaksanaan

Karsinoma Sel Basal mencakup berbagai modalitas terapi, perlu beberapa

pertimbangan dalam menetukan penatalaksanaan tersebut, termasuk karakteristik

KSB tersebut dan keadaan pasien. Pilihan pertama penatalaksanaannya adalah

pembedahan, jika tidak ada kontraindikasi untuk melaksanakannya.

Penatalaksanaan KSB selain pembedahan meliputi kuretase dan elektrodesikasi,

bedah beku, laser karbondioksida, radioterapi, terapi topikal, terapi fotodinamik

serta kemoterapi.1,3,9

Bila diterapi dengan baik, prognosis pasien KSB sebagian besar adalah

baik. Untuk kasus metastase yang sangat jarang terjadi prognosisnya adalah

buruk, dimana rata-rata bertahan hidup 8-10 bulan sejak didiagnosis.1

Dilaporkan satu kasus Suspek Karsinoma Sel Basal pada pelipis kiri

seorang laki-laki berusia 64 tahun.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:

1. Umum

Mengetahui tentang penyakit karsinoma sel basal

2. Khusus

a. Menyusun laporan kasus untuk penderita karsinoma sel basal

b. Menjelaskan tentang karsinoma sel basal

c. Menjelaskan pendiagnosaan hingga penatalaksanaan karsinoma sel basal

C. Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang karsinoma sel basal

2. Melakukan follow-up hingga selesai untk memantau perkembangan pasien

BAB II

Page 5: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA

a. Nama : Tn. Y.S.

b. Usia : 64 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Alamat : Sawahan Lor

e. Agama : Katholik

f. Status : Kawin

g. Suku : Jawa

h. Pekerjaan : Pensiunan PNS

i. Tanggal Masuk : 18 Juni 2013

j. Diambil dari : Bangsal Anyelir kelas I-F

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Juni 2013 pukul

08.00 WIB di bangsal Anyelir.

a. Keluhan Utama : Luka pada pelipis kiri yang tak kunjung sembuh

b. Riwayat Penyakit Sekarang

± 1 tahun yang lalu SMRS pasien mengeluhkan adanya benjolan sebesar biji

beras yang menyerupai andeng-andeng. Benjolan terasa gatal dan tumbuh.

Akan tetapi, bila digaruk pada area benjolan tersebut pasien terasa nyaman. ± 4

bulan yang lalu ketika digaruk benjolan tersebut menjadi luka. Luka diobati

menggunakan getah tanaman tetapi luka yang dialami tidak sembuh malah

semakin parah dan melebar dari luka awal. Daerah luka menjadi gatal dan sedikit

nyeri. Pasien tidak merasa demam selama ada luka, pasien sering merasa sakit

kepala dan leher terasa tegang, BAB tidak terganggu, BAK tidak terganggu, lemas

tidak dirasakan oleh pasien.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Page 6: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Keluhan serupa : Disangkal

Alergi : Disangkal

Diabetes Mellitus : Diakui (sejak 18 tahun yang lalu)

Hipertensi : Diakui (sejak 18 tahun yang lalu)

Jantung : Belum Tahu

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa : Disangkal

Alergi : Disangkal

Diabetes mellitus : Diakui (ibu pasien)

Hipertensi : Diakui (ayah dan ibu pasien)

Jantung : Disangkal

e. Riwayat Pribadi

Perokok aktif : Diakui (dari muda sampai 1995)

Olah raga : Diakui (jalan santai setiap pagi)

f. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama istri dan mempunyai 2 orang anak. Biaya pengobatan

ditanggung oleh ASKES (Kesan Ekonomi Cukup)

PEMERIKSAAN FISIK

Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 18 Juni 2013 Pukul 08.30 di bangsal Anyelir

Keadaan Umum :

Kesadaran: Compos Mentis

GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)

Vital sign :

TD : 160/80 mmHg

Nadi : 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 20x/menit

Suhu : 36,50C secara aksiler

Page 7: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

BB : tidak dilakukan

TB : tidak dilakukan

Status Gizi : Kesan Status gizi kurang

Status Generalisata :

Kulit : Warna sawo matang, tampak kusam, terdapat luka di

pelipis kiri

Kepala : Mesosephal, terdapat luka di pelipis kiri

Mata : Corpus alienum(-/-); konjungtiva: anemis (-/-),

hiperemis (-/-), ikterik (-/-); Reflek cahaya (+/+); Pupil

isokor 3mm/3mm

Hidung : Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)

Telinga : Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), sekret (-/-)

Mulut : Lembab (+), sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)

Leher :Limfonodi(-), pembesaran tiroid (-), otot bantu

pernafasan (-)

Status Dermatologik :

Lokasi : di pelipis kiri

UKK :Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Status Venerologi : Tidak dilakukan

Status Internus :

Page 8: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Thorax :

Cor :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : IC teraba di SIC VI 2 cm LMCS, tak kuat angkat

Perkusi :

Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra

Pinggang jantung : ICS III Linea parasternal sinistra

Batas kiri bawah jantung : ICS VI 2 cm medial Linea mid

clavicula sinistra

Batas kanan bawah jantung : ICS IV Linea sternalis dextra

Auskultasi: BJ I & II normal & murni, bising (-), gallop (-)

Pulmo

Dextra SinistraInspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Simetris statis & dinamis, retraksi (-)

Stem fremitus normal kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

SDparu vesikuler (+), suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)

Simetris statis & dinamis, retraksi (-)

Stem fremitus normal kanan = kiri

Sonor seluruh lapang paru

SDparu vesikuler (+),suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)

Abdomen :

Inspeksi : Dinding abdomen datar, massa (-), warna kulit sama

dengan warna kulit sekitar

Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),

Page 9: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

ascites (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba

Ekstremitas

Superior InferiorAkral dingin -/- -/-Oedem -/- -/-Sianosis -/- -/-Ikterik -/- -/-Spider nevi -/- -/-Ptekie -/- -/-Varises -/- -/-Gerakan Bebas/Bebas Bebas/BebasKekuatan 5/5/5 5/5/5Tonus Normotoni NormotoniRefleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukanRefleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hematologi

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 12.0 14.0-18.0 g/dl

Leukosit 7.0 4.0-10 Ribu

Eritrosit 3.92 4.0-6.2 Juta

Hematokrit 35.0 40-58 %

Trombosit 227 200-400 Ribu

MCV 89.3 80-90 Mikro m3

MCH 30.6 27-34 Pg

MCHC 34.3 32-36 g/dl

RDW 11.5 10-16 %

MPV 7.2 7-11 Mikro m3

Limfosit 2.4 1.7-3.5 10^3/mikroL

Page 10: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Monosit 0.4 0.2-0.6 10^3/mikroL

Granulosit 4.3 2.5-7.0 10^3/mikroL

Limfosit% 33.8 25-35 %

Monosit% 5.1 4-6 %

Granulosit% 61.1 50-80 %

Globulin 2.64 2.0-4.0 g/dl

Uric Acid 4.40 2-7 mg/dl

Cholesterol 244 < 200 dianjurkan

200-240 Risiko

sedang

>240 Risiko tinggi

mg/dl

HDL cholesterol 43 40-75 mg/dl

LDL cholesterol 180.2 < 130 dianjurkan

130-159 Risiko

sedang

≥160 Risiko tinggi

mg/dl

Trigliserid Acid 104 70-140 mg/dl

2. Serologi

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HBsAg Non-reaktif Non-reaktif

PCT 0.163 0.2-0.5 %

PTT 11.5 9.7-13.1 detik

APTT 29.9 23.9-39.8 detik

3. Kimia Klinik

Page 11: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Gula Darah Puasa 169 92-115 mg/dl

Gula darah 2 jam PP 170 < 120 mg/dl

Ureum 33.0 10-50 mg/dl

Creatinin 1.36 0.62-1.1 mg/dl

Bilirubin total 0.62 0.2-1.1 mg/dl

Bilirubin direct 0.20 < 0.2 mg/dl

Bilirubin indirect 0.42 0.0-0.8 mg/dl

SGOT 25 0-50 U/L

SGPT 55 0-50 IU/L

Protein Total 6.8 6-8 g/dl

Albumin 4.17 3.4-4.8 g/dl

4. Histopatologi

Sudah dilakukan pengambilan sampel jaringan tetapi untuk hasil belum ada.

RESUME

Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan keluhan ulkus

ekskoriatum pada pelipis sinistra. ± 1 tahun yang lalu terdapat massa menyerupai

nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa gatal dan membesar. ± 4 bulan yang lalu

massa yang digaruk menjadi ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati

menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri. Pasien sering

mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan sistematis tidak ada. Pasien

mempunyai riwayat DM dan darah tinggi sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang

perokok aktif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80

mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.

Page 12: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Status dermatologik pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan

UKK berupa Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.

Bentuknya numular dan lokasinya soliter.

DIAGNOSIS BANDING

- Karsinoma Sel Skuamosa

- Melanositic naevi

- Melanoma Malignan

DIAGNOSIS

- Suspect Karsinoma Sel Basal

PENATALAKSANAAN

1. Farmakologis

a. Inj. Inj. cefotaxim 3x1 amp

b. Diamicron 80mg 1x1 tab.

c. Bio 1x1 tab.

d. Eclid 50mg 3x1.

e. Pembukaan jalur iv (cairan RL 20 tpm)

2. Bedah

a. Dilakukan bedah scalpel pada tanggal 26 Juni 2013 pada pukul 10.30 WIB

Bedah yang dilakukan selain untuk mengangkat jaringan, digunakan pula

untuk tes histopatologis untuk mengetahui ada atau tidaknya keganasan.

3. Non-farmakologis

a. Diet rendah gula dan rendah garam

b. Melakukan balut pada luka dang anti balut tiap 3 hari sekali

Page 13: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

EDUKASI

Untuk edukasi diberikan pada pasien dan keluarganya:

1. Motivasi pada pasien dan keluarga untuk rajin melakukan ganti balut sesuai

dengan anjuran yang diberikan.

2. Melakukan diet rendah gula dan garam untuk menstabilkankan gula darah dan

tekanan darah.

3. Rutin untuk meminum obat yang telah diberikan untuk tindakan preventif

kedepannya.

PROGNOSIS

1. Quo ad Vitam : ad bonam.

2. Quo ad Sanam : dubia ad bonam.

3. Quo ad Cosmeticam : dubia ad bonam

FOLLOW-UP

1. Tanggal 18 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 160/80 mmHg

Nadi : 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 20x/menit

Suhu : 36,50C secara aksiler

GD : 103 mg/dl

Keluhan:

Gatal dan nyeri pada luka

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

2. Tanggal 19 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 170/100 mmHg

Nadi : 90x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

Page 14: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

RR : 18x/menit

Suhu : 370C secara aksiler

GD : 132 mg/dl

Keluhan:

Gatal dan nyeri pada luka

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Dilakukan ganti balut

- Inj. cefotaxim 3x1

- Diamicron 80mg 1x1

- Bio 1x1

3. Tanggal 20 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 160/80 mmHg

Nadi : 78x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 20x/menit

Suhu : 36,80C secara aksiler

GD : 130 mg/dl

Keluhan:

Gatal pada luka, sakit kepala hingga ke leher

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab

- Bio 1x1

Page 15: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

4. Tanggal 21 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 16x/menit

Suhu : 360C secara aksiler

GD : 151 mg/dl

Keluhan:

Gatal pada luka

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

5. Tanggal 22-23 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 16x/menit

Suhu : 360C secara aksiler

GDP : 151 mg/dl

Keluhan:

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab

- Bio 1x1

Page 16: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

- Persiapan tindakan operasi

- Ganti balut

6. Tanggal 24 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 170/80 mmHg

Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 18x/menit

Suhu : 37,10C secara aksiler

GD : 125 mg/dl

Keluhan:

Keluhan berkurang

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

7. Tanggal 25 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 160/100 mmHg

Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 18x/menit

Suhu : 37,10C secara aksiler

GD : 212 mg/dl

Keluhan:

Keluhan berkurang

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Page 17: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

- Eclid 50 mg 3x1

8. Tanggal 26 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 140/80 mmHg

Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 18x/menit

Suhu : 37,10C secara aksiler

GD : 154 mg/dl

Keluhan:

Keluhan berkurang

Lokasi : pelipis kiri

UKK : Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi,

d = 5cm

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

- Eclid 50 mg 3x1

- Dilakukan operasi pukul 10.30 WIB

- Ketorolac 2x1 amp.

9. Tanggal 27 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 150/80 mmHg

Nadi : 82x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 20x/menit

Suhu : 370C secara aksiler

GD : 180 mg/dl

Page 18: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Keluhan:

Keluhan berkurang

Lokasi : pelipis kiri

Tindakan:

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

- Eclid 50 mg 3x1

10. Tanggal 28 Juni 2013 pada bangsal anyelir

TD : 140/80 mmHg

Nadi : 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat

RR : 18x/menit

Suhu : 37,10C secara aksiler

GD : 154 mg/dl

Keluhan:

Keluhan tidak ada

Lokasi : pelipis kiri

Tindakan:

- ganti balut

- Inj. cefotaxim 3x1 amp

- Diamicron 80mg 1x1 tab.

- Bio 1x1

- Eclid 50 mg 3x1

Page 19: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

KARSINOMA SEL BASAL

A. Definisi

Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang

berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada

kulit yang berambut.

B. Epidemiologi

Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-

melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar

lebih tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya.

Berdasarkan hasil statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan

mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya.

Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit

sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis

kanker lainnya.

Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1

dari 105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada

kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang

menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika serikat

adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur). Selain adanya

peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk kanker yang paling

dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap tahunnya

dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900 meninggal per tahun

karena kanker kulit melanoma.

Page 20: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

C. Etiologi

Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:

1. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-produk

terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.

2. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik melalui

kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan tidak

langsung.

3. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar.

4. Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.

5. Paparan arsenik.

6. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit. 

D. Patofisiologi

Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik

yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang

dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling

efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu

sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang

akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik

ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan

diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan

terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer

atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA

yang abnormal.

Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan

cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul

hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan

cytosine yang lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV

Page 21: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan

tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang

merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari

BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel

bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.

Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel

tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara

komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,

fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa

aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak

bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini

sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma

sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel

dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar

dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik

ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan

melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering

mengadakan metastase.

Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi

sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel

ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin.

Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut,

khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea.

Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang

terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada

lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan

autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi

pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel

basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan

Page 22: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

CC → TT pada susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang

mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-

akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan

peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum

diketahui.

E. Manifestasi Klinis

Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit

kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak

berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan

seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

F. Stadium Klinis

Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :

Stadium Clarke Ketahanan 5 tahun ( % ) Ketebalan tumor (mm)

I ( Epidermis ) 100 < 0,76

II ( dermis papiler ) 90-10 0,76 – 1,49

III ( dermis papiler/retikuler ) 80 – 90 1,50 – 2,49

IV ( dermis retikuler ) 60 – 70 2,50 – 3,99

V ( lemak subkutan ) 15 – 30 4,00 – 7,99

> 8,00

G. Klasifikasi Histopalogis

Menurut gambaran histopalogis diklasifikasikan menjadi:

a. Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ), pada

kulit bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang terjadiulserasi.

b. Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena

eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan dengan

SCC ataupun Bowen disease

Page 23: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

c. Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul

yang induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan

“parut”.

d. Pigmented BCC : mungkin merupakan varian dari nodular BCC.

e. Cystic BCC  : jaringan sekali dijumpai

f. Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang jarang dijumpai

H. Pemeriksaan

Penegakan diagnosis berdasarkan:

1. Anamnesis

Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti ‘’tahi lalat’’ yang berubah warnanya,

gatal, nyeri, berdarah, membesar atau timbul “tukak” atau ulkus. Kadang

disebut sebagai “borok” yang tidak sembuh-sembuh .

2.   Pemeriksaan Fisik

Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi

berbentuk tidak rata, seakan –akan seperti gambaran “ gigitan rodent/tikus”.

Biasanya seperti adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk

melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.

b. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan

pembedahan.

c. Biopsi jaringan

Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah :

a. Jenis nodulo-ulseratif (paling seringm : mula-mula berbentuk papul

(papula) meninggi, “pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”,

sering terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif.

Kadang berskuama halus dan berkrusta tipis  dan tumbuh lambat.

Page 24: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

b. Jenis berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat

hitam, berbintik dan homogen.

c. Jenis morphea liek atau fibrosis jarang : bentuk “plakat”, kekuningan, tepi

tidak jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa

folikel rambut yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan

kadang tertutup krusta. Ulserasi jarang.

d. Jenis superficial : lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak

kemerahan, berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan

meluas secara lambat, ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada

pasien berkulit putih.

e. Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat,

bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma.

f. Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt)

g. Sindroma Xeroderma Pigmentosum.

h. Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi.

i. Jenis generalized follicular  : disertai kerontokan rambut sebagai akibat

kerusakan folikel rambut karena pertumbuhan tumor.

j. Albinism : sensitif terhadap UV (tidak adanya “melanin” perlindung kulit )

mudah terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.

I. Diagnosa Banding

a. Karsinoma Sel Skuamosa

b. Melanositic naevi

c. Melanoma Malignan

Page 25: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

J. Penatalaksanaan

Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) :

1. Standar bedah eksisi

Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat

kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A dapat

membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor tidak

bisa dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit

dengan tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan.

Kelemahan dengan eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi

kanker sel basal dari wajah, terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan

struktur wajah. Sebuah diagram pada halaman 33 dari publikasi NCCN

menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena kebanyakan wajah dengan

pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan bagian histologi

yang dibekukan.

2. Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi

Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat

jalan di mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di

bawah mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut

CCPDMA. Hal ini diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97%

menjadi 99,8% oleh beberapa individu. Dasar dan ujung-ujungnya

mikroskopis diperiksa untuk memverifikasi margin yang cukup sebelum

bedah perbaikan situs. Jika margin tidak cukup, lebih akan dihapus dari pasien

sampai margin yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk karsinoma sel

skuamosa, namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs untuk

karsinoma sel basal.

3. Kemoterapi

Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen

kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima

Page 26: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

aplikasi per minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90%

keberhasilan untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.

4. Imunoterapi

Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan

peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan

Australia Peplin biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk

BCC. Imiquimod atau Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang

tercantum di sini di bawah kemoterapi.

5. Radiasi

Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai

akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik

sebagai sinar radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi

internal). Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih

tua yang tidak kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus

di mana eksisi bedah akan menodai atau sulit untuk merekonstruksi (terutama

pada ujung hidung, dan rims lubang hidung). pengobatan Radiasi sering

mengambil sesedikit 5 kunjungan ke sebanyak 25 kunjungan untuk terapi

radiasi. Biasanya, kunjungan lebih dijadwalkan untuk terapi, komplikasi

kurang atau kerusakan yang dilakukan terhadap jaringan normal yang

mendukung tumor. Cure rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau

serendah 80% untuk tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah

radiasi diperlakukan dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan

radiasi lebih lanjut lebih lanjut akan merusak jaringan normal, dan tumor

mungkin resisten terhadap radiasi lebih lanjut.

6. Terapi Photodynamic

Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel

basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika

molekul ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga

menghancurkan sel target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa

Page 27: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

sebagai fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis

kanker kulit lainnya.

7. Cryosurgery

Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit

banyak. Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen

cryotherapy, dapat menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan

termasuk kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah

pengobatan tumor, dan waktu pemulihan yang lama.

8. Electrodessication dan kuret atau EDC

EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis

pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini

semakin melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong

lebih dalam dengan lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan

margin keamanan kuretase kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini

diulang 3 sampai 5 kali, dan margin kulit bebas diperlakukan biasanya 4

sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak digunakan tergantung pada ukuran dan

jenis tumor.

K. Komplikasi

1. Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh. Bahkan

setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di tempat yang

sama.

2. Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel basal

juga dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker

kulit, seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma.

3. Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel

basal dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat

jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.

Page 28: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 29: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan keluhan ulkus

ekskoriatum pada pelipis sinistra. ± 1 tahun yang lalu terdapat massa menyerupai

nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa gatal dan membesar. ± 4 bulan yang lalu

massa yang digaruk menjadi ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati

menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri. Pasien sering

mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan sistematis tidak ada. Pasien

mempunyai riwayat DM dan darah tinggi sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang

perokok aktif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80

mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.

Status dermatologik pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan

UKK berupa Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.

Bentuknya numular dan lokasinya soliter.

Pada kasus ini pasien didiagnosis suspek KSB karena pada anamnesis ditemukan

luka yang tak kunjung sembuh pada pelipis kiri yang berbentuk soliter dengan tepi

hiperpigmentasi dan perdarahan pada tengah ulkus. Pada riwayat pribadi pasien seorang

perokok aktif dan sering kegiatan di luar ruangan.

Untuk pengobatan secara medika mentosa memang tidak terlalu ditekankan

karena efek yang kurang bermakna. Penatalaksanaan utamanya dengan terapi bedah. Hal

ini dilakukan untuk mencegah penjalaran luka yang lebih luas lagi. Selain itu, terapi

bedah juga digunakan untuk biopsi jaringan (pemeriksaan Histopatologis).

Kesulitan terpi eksisi pada pasien ini adalah riwayat DM dan hipertensi sejak 18

tahun yang lalu. Sehingga harus dilakukan pengontrolan gula darah dan tensi yang tepat

supaya pada proses pembedahan tidak terjadi perdarahan yang hebat dan kesulitan

anestesi sewaktu pembedahan.

BAB V

RESUME

Page 30: LAPORAN KASUS CARSINOMA SEL BASAL

Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan keluhan ulkus

ekskoriatum pada pelipis sinistra. ± 1 tahun yang lalu terdapat massa menyerupai

nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa gatal dan membesar. ± 4 bulan yang lalu

massa yang digaruk menjadi ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati

menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri. Pasien sering

mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan sistematis tidak ada. Pasien

mempunyai riwayat DM dan darah tinggi sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang

perokok aktif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80

mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.

Status dermatologik pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan

UKK berupa Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.

Bentuknya numular dan lokasinya soliter.

Pasien merupakan rawat bersama antara dokter kulit dengan dokter penyakit dalam.

Pasien mendapatkan terapi diabetes dan hipertensi yang diderita. Setelah itu pasien

dilakukan terapi pembedahan untuk menghilangkan ulkus yang diderita ditambah dengan

cefotaxim injeksi 3x1 ampul untuk mengurasi resiko infeksi sekunder dan ketorolac

untuk analgetik pasca operasi.