laporan kasus bblr

21
I. IDENTITAS Nama bayi : By. Ny. K Umur : 0 bulan Tanggal lahir : 11 Juni 2014 Jenis Kelamin : perempuan Nama ibu : Ny. K Nama Ayah : Tn. S Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun Pekerjaan : ibu Rumah Tangga Pekerjaan : buruh pabrik Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK Agama : Islam Agama : Islam Alamat : Perbalan, Semarang Alamat : Perbalan, Semarang II. Anamnesis dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 di bangsal Tulip secara autoanamnesis a. Keluhan Utama : post partum sectio cesarea b. Riwayat penyakit Sekarang :

description

lalalala

Transcript of laporan kasus bblr

Page 1: laporan kasus bblr

I. IDENTITAS

Nama bayi : By. Ny. K

Umur : 0 bulan

Tanggal lahir : 11 Juni 2014

Jenis Kelamin : perempuan

Nama ibu : Ny. K Nama Ayah : Tn. S

Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun

Pekerjaan : ibu Rumah Tangga Pekerjaan : buruh pabrik

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

Agama : Islam Agama : Islam

Alamat : Perbalan, Semarang Alamat : Perbalan, Semarang

II. Anamnesis

dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 di bangsal Tulip secara autoanamnesis

a. Keluhan Utama : post partum sectio cesarea

b. Riwayat penyakit Sekarang:

bayi lahir perempuan preterm secara sectio cesarea atas indikasi fetal distres

c. Riwayat kehamilan :

Anak pertama, ante natal care > 4 kali, imunisasi TT 2kali, saat masa kehamilan ibu pasien

tidak ada keluhan maupun minum obat tanpa resep bidan maupun dokter

d. Riwayat Persalinan / natal :

Page 2: laporan kasus bblr

usia kehamilan 35 minggu, letak kepala, lahir sectio secarea atas indikasi fetal distres

ditolong oleh dokter, langsung menangis, BBL 2300 gram, PB 46 cm, LK 31 cm, LD 30 cm,

APGAR SCORE 8,9,10

e. Riwayat pasca persalinan / post natal

ibu dirawat di ruang bugenvil di RSUD Tugurejo

f. Riwayat Imunisasi

belum di imunisasi

g. Riwayat makan dan minum :

Lahir di beri ASI

h. Riwayat lingkungan dan sosial ekonomi:

Pasien tinggal dengan ayah ibu dan kakek neneknya. Pasien tinggal di perumahan yang

padat penduduk. Kesan ekonomi kurang. Biaya pengobatan menggunakan JAMKESMAS

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Juni 2014 jam 07.00 WIB

• Keadaan umum : tangisan < keras, gerak < aktif

• Kesadaran : compos mentis

• Vital Sign :

• Nadi : 138 x/ menit isi dan tegangan cukup

• RR : 38 x/ menit

• Suhu : 36,8 º C (axiler)

Status Interna

• Kepala : Mesochepal, CH (-), CS (-), rambut bisa dipilah

• Mata : cekung -/-, Ca -/-, SI -/-, reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-

• Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)

Page 3: laporan kasus bblr

• Telinga : serumen (+/+), tulang rawan terbentuk sempurna

• Mulut : kering (+), sianosis (-), Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)

• Leher : pembesaran KGB (-/-)

• Thorax :

Inspeksi : puting susu sudah menonjol, diameter areola mamae 5,3 mm, ictus

cordis tidak terlihat,

Cor

Palpasi : ictus cordis teraba namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus

epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi :

• batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra

• pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra

• batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra

• batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial mid clavikula

sinistra

• konfigurasi jantung Normal

• Auskultasi : reguler

• Suara jantung murni : SI, SII (normal) reguler.

• Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)

• Pulmo : suara dasar vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-, hantaran -/-

• Abdomen : datar, timpani, turgor baik, hepar maupun lien tidak teraba

• Genitalia : Labia minora belum tertutup labia mayora, anus (+)

• Ekstremitas : lanugo (-), garis telapak tangan maupun kaki jelas , posisi bayi fleksi

Page 4: laporan kasus bblr

IV. RESUME

• Neonatus lahir sc atas indikasi fetal distres, jenis kelamin perempuan BBL 2300 gram,

PB 46 cm, bayi lahir langsung menangis APGAR 8,9,10. LK 31 cm, LD 30 cm.

riwayat ibu G1P0A0,22 tahun, hamil 35 minggu, letak kepala.

• Pemeriksaan fisik didapatkan : nadi 80x/menit, respiratory rate38x/menit, suhu

36,80C. Rambut bisa dipilah, lanugo (-), tulang rawan telinga sudah terbentuk, puting

menonjol, diameter areola mamae > 5 mm, labia minora belum tertutup labia mayora,

posisi pasien fleksi sempurna.

V. DAFTAR MASALAH

Anamnesis Pemeriksaan fisik

1. Bayi kecil

2. Hamil 35 minggu

3. BBL 2300 gr

4. PB 46 cm

5. labia minora belum tertutup labia

mayora

VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

- Intra Uterin Growth Retardation (IUGR)

- BBL

VII. DIAGNOSIS

• Diagnosis klinis : BBLR Preterm

• Diagnosis gizi : kesan gizi kurang

• Diagnosis perkembangan : perkembangan sesuai umur

• Diagnosisi imunisasi : -

• Diagnosis sosial : ekonomi kurang

VIII. INISIAL PLAIN

BBLR Preterm

Page 5: laporan kasus bblr

• IpDx kerja : BBLR Preterm

• Dx :

• S : -

• O : darah rutin

• IpTx :

• Inkubator dengan suhu 33º-34ºC

• ASI 50-60 cc/kgBB/hari dinaikkan perlahan sampai 200 cc/kgBB/hari

• IpMx : monitoring keadaan umum bayi, tanda vital, konsumsi ASI

• IpEx :

• Penjelasan tentang keadaan bayi kepada keluarga pasien

• Edukasi ibu untuk memberikan ASI setiap 2jam dengan durasi menyusu

selama 15-30 menit

Page 6: laporan kasus bblr

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada

saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau

sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan

mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas

bayi itu.1

Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine II di

London (1970) telah diusulkan defenisi berikut : 1,2

- Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.

- Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42

minggu.

- Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih. 1,2

Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi

dua golongan, yaitu :

1. Prematuritas murni

Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa

gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai masa kehamilan (BKB-SMK).

2. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.

Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang

kecil untuk masa kehamilan (KMK). 1,3

ETIOLOGI

A. Prematuritas murni

1. Faktor ibu

a. Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia

gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab

Page 7: laporan kasus bblr

lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial vaginosis,

chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi

prematuritas.

b. Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun dan

pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu yang

sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan. Kejadian

terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun.

c. Keadaan sosial ekonomi

Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan

oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

2. Faktor janin

Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan

mengakibatkan BBLR. 1,4

B. Dismaturitas

Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat antara ibu

dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan

keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan

perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu. 2,3

PATOGENESIS

Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan pretermnya

biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk

mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan

kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi

efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan. 2

Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan

efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi

ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan nutrisi atau

oksigen. Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya, tetapi agaknya pada resiko

Page 8: laporan kasus bblr

malnutrisi dan hipoksia yang terus menerus. Serupa halnya dengan beberapa kelahiran

preterm yang menandakan perlunya persalinan cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi

merugikan. 2,4

GEJALA KLINIK

A. Prematuritas murni

Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm,

lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi kurang

dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya, kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak,

lemak subkutan kurang. Ossifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia

imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup

oleh labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga belum

cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma belum sempurna,

puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu

posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur

daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan

apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi

lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan. 1,2

Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum sempurna, begitu

juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktivitas bertambah. Bila

dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak ada, kemungkinan besar bayi menderita

infeksi atau perdarahan intrakranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang

menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat

‘pitting edema’. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes

mellitus, dan toksemia gravidarum. 1,2

Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila frekuensi

pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada kemungkinan

terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan susunan

saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan

pemeriksaan radiologis toraks. 1,2

Page 9: laporan kasus bblr

B. Dismaturitas

Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan terlihat gejala

fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat badan

kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin ditambah

dengan retardasi pertumbuhan dan ‘wasting’. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas,

gejala yang menonjol adalah ‘wasting’, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,3

Bayi dismatur dengan tanda ‘wasting’ tersebut, yaitu :

1. Stadium pertama

Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti perkamen,

tetapi belum terdapat noda mekonium.

2. Stadium kedua

Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit,

plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam

amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus, dan plasenta sebagai

akibat anoksia intrauterin.

3. Stadium ketiga

Ditemukan tand stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning, demikian

pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang sudah

berlangsung lama. 1,3

DIAGNOSIS

Bayi berat lahir rendah didiagnosis bila termasuk dalam golongan :

1. Prematuritas murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannnya sesuai dengan berat

badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Bayi Kurang Bulan-Sesuai Masa

Kehamilan (BKB-SMK).

2. Dismaturitas

Page 10: laporan kasus bblr

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi

itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi

yang Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK). 1

PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan Prematur Murni

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus, maka perlu

diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan bila perlu pemberian

oksigen, mencegah infeksi, serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 2

- Atur suhu

BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat. Bisa dengan membersihkan cairan pada tubuh bayi,

kemudian dibungkus. Atau bisa juga dengan meletakkannya di bawah lampu atau

dalam inkubator. Dan bila listrik tidak ada, bisa dengan metode kangguru, yaitu

meletakkan bayi dalam pelukan ibu (skin to skin). 5

- Cegah sianosis

Cara mencegah sianosis dapat dengan cara pemberian oksigen agar saturasi oksigen

dalam tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal.

- Cegah infeksi

BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh

terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk membentuk antibodi dan

daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perlu

diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, antara lain mencuci tangan sebelum

dan sesudah memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak

dipakai lagi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi dengan baik. 5,6

- Pemberian vitamin K

Dosis 1 mg intra muskular, sekali pemberian. Pemberian vitamin K pada bayi imatur

adalah sama seperti bayi-bayi dengan berat badan dan maturitas yang normal.

- Intake harus terjamin

Page 11: laporan kasus bblr

Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas

lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama lipase masih kurang.

Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita

hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000

gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500

gram kurang mampu mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari

pertama. Dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung. 2,6

B. Penatalaksanaan bayi dismaturitas

Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan

suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Bayi dismatur biasanya

tampak haus dan harus diberi makanan dini (early feeding). Hal ini sangat penting untuk

menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam.

Frekuensi pernapadan terutama dalam 24 jam pertama harus diawasi untuk mengetahui

adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan pernapasan idiopatik.

Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernapasan. Bila frekuensi lebih dari 60x/menit,

dibuat foto thorax. Pencegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat

rentan terhadap infeksi, yaitu karena pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu.

Temperatur harus dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah

menjadi hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatif

lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang. 1,6

Perawatan bayi dalam inkubator

Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan kelembaban bayi

agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat

diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator dibersihkan.

Kemampuan bayi berat lahir rendah dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka

dirawat pada suhu mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan

mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif, dan aliran

udara sehingga produksi panas sesedikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat

dipertahankan dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua memerlukan suhu

lingkungan lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih muda. Suhu inkubator yang

optimum diperlukan agar panas yang hilang dan konsumsi oksigen terjadi minimal

Page 12: laporan kasus bblr

sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5- 37,5 oC.

Tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan bayi. Dalam

keadaaan tertentu, bayi yang sangat prematur tidak hanya memerlukan inkubator untuk

mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga memerlukan pleksiglas penahan panas atau topi

maupun pakaian. 2,6

Seandainya tidak ada inkubator, pengaturan suhu dan kelembapan dapat diatur

dengan memberikan sinar panas, dan botol air hangat, disertai dengan pengaturan suhu

dan kelembapan ruangan. Mungkin pula diperlukan pemberian oksigen melalui pipa

intubasi. 6

Ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak perlu khawatir lagi soal

perawatan buah hatinya itu selepas keluar rumah sakit. Sekarang para ahli di bidang

kedokteran mengembangkan metode kangguru untuk merawat BBLR itu. Metode

tersebut memungkinkan panas tubuh ibunya memberikan kehangatan bayinya. Metode

kangguru ini memang terkesan unik, dengan sebuah pakaian yang berbentuk seperti

tubuh kangguru yang berkantung, bayi bisa mendapatkan kehangatan cukup karena

bersentuhan langsung dengan tubuh ibunya. Ada tiga kriteria BBLR sudah bisa dirawat

di rumah setelah keluar dari inkubator. Pertama, berat sudah kembali ke berat lahir dan

lebih dari 1500 gram. Kemudian berat bayi cenderung naik dan suhu tubuh stabil selama

tiga hari berturut-turut. Yang juga harus diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan

menelan. Selain itu, ibu sudah harus merawat dan memberi minum. Metode kangguru ini

cukup efektif sebab selain membuat bayi tidak tergantung pada rumah sakit, ibu lebih

percaya diri merawat bayinya di rumah. Keuntungan lainnya, BBLR bisa mendapatkan

ASI eksklusif dan menurunkan resiko bayi terkena kehilangan panas tubuh. 6

KOMPLIKASI

Komplikasi prematuritas 1,5,6

1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik

Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir akan terbentuk

membran hialin yang akan melapisi paru.

2. Pneumonia aspirasi

Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk belum

sempurna.

Page 13: laporan kasus bblr

3. Perdarahan intraventrikuler

Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini biasanya

hanya ditemukan pada otopsi.

4. Fibroplasias retrolental

Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan oksigen

yang berlebihan.

5. Hiperbilirubinemia

Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan dengan bayi

cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar yang tidak sempurna

sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.

6. Infeksi

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma globulin.

Komplikasi dismaturitas 1,2,5

1. Sindrom aspirasi mekonium

Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan ‘gasping’ dalam uterus.

Selain itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion, akibatnya cairan yang

mengandung mekonium yang lengket itu masuk ke dalam paru janin karena inhalasi.

Pada saat lahir, bayi akan menderita gangguan pernapasan idiopatik.

2. Hipoglikemia simptomatik

Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan

oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas. Diagnosis dapat

dibuat dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bayi BBLR dinyatakan

hipoglikemia bila kadar gula darah yang kurang dari 20 mg%.

3. Asfiksia neonatorum

Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan bayi

biasa.

4. Penyakit membran hialin

Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada paru belum

cukup sehingga alveoli selalu kolaps.

Page 14: laporan kasus bblr

5. Hiperbilirubinemia

Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi yang sesuai

dengan masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan pertumbuhan hati.

PROGNOSIS

Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal, misalnya masa

gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan, makin tingggi angka kematian),

asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler,

fibroplasias retrolental, infeksi, gangguan metabolik. Prognosis ini juga tergantung dari

keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan

dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi,

mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain). 2,4

Page 15: laporan kasus bblr

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-6. Jakarta :

FKUI, 2007;1051-7.

2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu Kebidanan;

edisi ke-5. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008;771-83.

3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang.

Jakarta : FKUI, 2004;9-11.

4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson

Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 20010; 550-8.

5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta : yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010;376-8.

6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth Infant

During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New York : Medical

Publishing Division, 2011; 120-31.