Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

28
LAPORAN KASUS BBLR & SEPSIS NEONATORUM Oleh : Ika Rahmawati Caesarina H1A008040 Pembimbing : dr. Hj. Artsini Manfaati, Sp.A DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA 1 | Case Presentation – BBLR & Sepsis Neonatorum

description

Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Transcript of Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Page 1: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

LAPORAN KASUS

BBLR & SEPSIS

NEONATORUM

Oleh :

Ika Rahmawati Caesarina H1A008040

Pembimbing :

dr. Hj. Artsini Manfaati, Sp.A

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

RSU DAERAH PRAYA

2013

1 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 2: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

2 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 3: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

LAPORAN KASUS

Tanggal Masuk RSUP NTB : 23 April 2013 (pukul 18.30 WITA)

No. RM : 510967

Diagnosis Masuk : BBLR dan Sepsis Neonatorum

Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 24 April 2013

I. IDENTITAS

Identitas Pasien

Nama Lengkap : By. Ny. Johariah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 21 April 2013 pukul 19.00 WITA

Umur : 4 hari

Status : Anak kandung

Alamat : Bangket Punik, Narmada, Lombok Barat

Identitas Keluarga

Identitas Ibu Ayah

Nama Ny. Johariah Tn. Hirman

Umur 30 tahun 31 tahun

Pendidikan SD SD

Pekerjaan Petani Petani

II. HETEROANAMNESIS

Keluhan Utama :

Sesak nafas

3 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 4: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Riwayat Penyakit Sekarang :

Bayi kiriman PKM Narmada dengan BBLR dan pneumonia aspirasi. Pasien

disampaikan sulit minum ASI sejak lahir karena ASI Ibu yang sedikit sehingga diberikan

minum air kelapa dan kelapa yang masih muda. Sesak nafas dikeluhkan tiba-tiba sejak 1

hari yang lalu setelah diberikan air kelapa tersebut. Sesak nafas semakin lama semakin

bertambah hingga kaki dan tangan pasien sempat kebiruan. Tangisan pasien tidak kuat

dan terkesan suaranya merintih sejak tadi pagi. Pasien muntah sekitar 2 kali berupa cairan

putih dan agak kecoklatan bercampur lendir. Pasien juga dikeluhkan sempat kejang

sekitar tiga kali dan keluar cairan putih berbusa dari mulut pasien tadi pagi saat dibawa

ke PKM Narmada. Pasien juga disampaikan sempat tidak bernafas sebanyak dua kali di

PKM Narmada.

Bayi kemudian dikirim ke NICU RSUP NTB dengan keadaan umum lemah, tangis

(+) merintih, sesak napas (+), demam (+), perut kembung (-), kejang (+), muntah (+).

BAB (+) , frekuensi 2kali sehari, warna kuning dan konsistensi lembek. BAK (+),

frekuensi 4-5 kali sehari dan warna kuning jernih.

Riwayat Kehamilan Ibu

Ini merupakan kehamilan yang pertama bagi ibu pasien. Ibu pasien disampaikan rutin

memeriksakan kehamilannya ke Polindes. Pemeriksaan ini dilakukan rutin sekitar 4 kali.

Usia kehamilan disampaikan 9 bulan lebih. Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-

obatan atau jamu saat hamil. Riwayat hipertensi, asma dan kencing manis disangkal.

Riwayat trauma pada saat kehamilan disangkal oleh ibu pasien. Ibu pasien menderita

anemia selama kehamilan, namun sudah mengkonsumsi vitamin yang diberikan dari

polindes. Menurut keluarga pasien, berat badan Ibu pasien selama hamil meningkat namun

tidak signifikan. . Selama hamil, ibu pasien sering muntah sekitar >5 kali perhari, dan

setiap kali makan biasanya dimuntahkan. Ibu pasien pernah MRS 1 kali pada saat usia

kehamilan sekitar 1 bulan karena keluhan sering muntah tersebut.

Riwayat Persalinan

Bayi lahir secara spontan ditolong oleh bidan di Polindes Narmada tanggal 21 April

2013 pukul 19.00 WITA dengan berat badan lahir 2.200 gram. Pasien lahir letak kepala,

langsung menangis tapi merintih, tampak merah, dan anus (+). Riwayat biru atau kuning

setelah lahir disangkal.

4 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 5: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Riwayat Imunisasi ( Vaksinasi ) :

Bayi telah mendapatkan imunisasi Hepatitis B saat lahir.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Letargi

Aktivitas : Menurun

Tanda Vital

HR : 161 x/menit

RR : 66 x/menit

Suhu : 37,8 oC

SpO2 : 96% (terpasang O2 2 lpm nasal kanul)

GDS : 50 mg/dl

CRT : 3 detik

Penilaian Pertumbuhan

Berat badan sekarang: 1800 gram

Panjang badan : 46 cm

Lingkar kepala : 32 cm

Pemeriksaan Fisik Umum

1. Kepala

Bentuk kepala normocephali, simetris, ubun-ubun besar terbuka, teraba datar

2. Wajah: warna kulit merah

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), R. pupil (+/+) isokor.

Telinga : bentuk dalam batas normal

Hidung : bentuk dalam batas normal, deformitas (-), napas cuping hidung (-/-),

rhinorrhea (-/-).

Mulut : sianosis sentral (-), mukosa bibir basah (+), refleks menghisap (-).

5 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 6: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

3. Leher :

Kaku kuduk : (-)

Pembesaran KGB : (-)

4. Thoraks

Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subkosta,

nafas teratur (+), takipneu (+)

Palpasi : gerakan dinding dada simetris, krepitasi (-), ictus cordis teraba di ICS

IV linea midklavikula sinistra

Perkusi : Cor → sulit di eveluasi

Pulmo → sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

~ Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

~ Pulmo : bronkovesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-), stridor (-/-)

5. Abdomen

Inspeksi : distensi (-),

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : massa (-), turgor kulit normal, hepar-lien-ren tidak teraba

Perkusi : timpani (+) di seluruh lapangan abdomen

6. Umbilicus : tampak sudah mengering, warna kecoklatan, hematoma (-),

edema (-), hernia umbilikalis (-).

7. Genitalia : dalam batas normal, anus (+)

8. Anus dan rektum : Anus (+)

9. Ekstremitas

Atas : akral hangat (+/+), pucat (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-/-).

Bawah : akral hangat (+/+), pucat (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-/-).

6 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 7: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

10. Tulang Belakang : dalam batas normal

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Pemeriksaa Daraha Lengkap (23/04/2013)

Parameter 26/03/2013 Normal

HGB 15,4 11,5-16,5 g/dL

HCT 43,1 37-45 [%]

WBC 11,97 4,0 – 11,0 [10^3/ µL]

MCV 103,1 82,0 – 92,0 [fL]

MCH 36,8 27,0-31,0 [pg]

MCHC 35,7 32,0-37,0 [g/dL]

PLT 130 150-400 [10^3/ µL]

V. RESUME

Pasien perempuan usia 4 hari dikeluhkan sesak nafas tiba-tiba sejak 1 hari yang lalu

setelah pasien diberikan minum air kelapa . Sesak nafas semakin lama semakin bertambah

hingga kaki dan tangan pasien sempat kebiruan. Pasien muntah sekitar 2 kali berupa cairan

putih dan agak kecoklatan bercampur lendir. Pasien juga dikeluhkan sempat kejang sekitar

tiga kali dan keluar cairan putih berbusa dari mulut pasien tadi pagi saat dibawa ke PKM

Narmada. Pasien juga disampaikan sempat apneu sebanyak dua kali di PKM Narmada.

Bayi kemudian dikirim ke NICU RSUP NTB dengan keadaan umum lemah, tangis (+)

merintih, sesak napas (+), kejang (+), dan muntah (+). Saat hamil, ibu pasien rutin

memeriksakan kandungan dan berat bana naik namun tidak signifikan, anemia (+). Dari

riwayat persalinan, Bayi lahir secara spontan ditolong oleh bidan di Polindes Narmada

tanggal 21 April 2013 pukul 19.00 WITA dengan berat badan lahir 2.200 gram, langsung

meningis namun merintih.

Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran : letargi, dan aktivitas

menurun. Suhu: 37,8 oC, HR : 161 x/menit, Respirasi : 66 x/menit, SpO2 : 96% (terpasang

O2 2 lpm nasal kanul), K/L : dbn, Thoraks : takipneu (+), nafas teratur (+), retraksi

7 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 8: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

dinding dada (+) subkosta, auskultasi pulmo ronkhi +/+, Abdomen : distensi (-),

Ekstrimitas : akral teraba hangat.

Hasil pemeriksaan Darah Lengkap : Hemoglobin : 15,4 gr/dL, Hematokrit : 43,1%,

Leukosit : 11.970/mm3, Trombosit : 130.000/mm

VI. DIAGNOSIS

BBLR

Susp. Sepsis neonatorum

- Sesak nafas

- Kejang

- Hipoglikemi

- Demam

VII. RENCANA TERAPI

O2 1 lpm

Pemasangan OGT

Puasa

IVFD D10% 8 tts/menit (mikro)

B-Nutrion 3 tts/menit (mikro)

Inj Gentamicin 1 x 10 mg (IV)

Inj Ampicilin 2 x 100 mg (IV)

Inj Fental 2x 5 mg (IV)

Rawat di inkubator

VIII. FOLLOW – UP

Hari/ tgl S O A P

Kamis,25/04/2013

07.00

Sesak (+) Kejang (+) mulut

berbusa Demam (+) Pasien tidak

tampak kebiruan Merintih (+)

KU : lemah Kesadaran : letargi RR: 56 x/mnt HR: 148 x/mnt T : 38,5 oC SpO2: 97% (dengan O2) GDS : 43 mg%

BBLRSepsis Neonatorum

Kejang Hipoglikemi Demam

O2 1 ltr/mnt Puasa Rawat Inkubator Inf D10% 8

tpm B-Nutrion 3 tpm Inj Ampicillin

8 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 9: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

08.00

09.00

10.00

11.00

Puasa Residu cairan

warna bening serta campur kecoklatan per OGT ± 3 cc

Lemah Sesak Demam

Lemah Sesak Demam

Lemah Sesak Demam Menangis

Sesak Demam Menangis

Kulit kemerahan Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) BB: 1860 g

RR: 60 x/mnt HR: 156 x/mnt T : 38,1 oC GDS : 39 mg%

RR: 59 x/mnt HR: 152 x/mnt T : 38,0 oC GDS : 43 mg%

RR: 59 x/mnt HR: 152 x/mnt T : 38,0 oC GDS : 54 mg%

RR: 57 x/mnt HR: 160 x/mnt T : 38,1oC GDS : 68 mg%

2 x 100 mg (IV) Inj

Gentamycine 1 x 10 mg (IV)

Inj Fental 2x 5 mg (IV)

GDS : 43 mg% bolus Dex 10% 3,6 cc (IV)

GDS 1 jam pasca bolus : 39 mg% bolus Dex 10% 3,6 cc (IV)

GDS 1 jam pasca bolus : 43 mg% bolus Dex 10% 3,6 cc (IV)

Jumat,26/04/2013

07.00

16.00

Sesak (+) Kejang (-) Demam (+) Pasien tidak

tampak kebiruan Merintih (+) Puasa Residu cairan

warna kecoklatan, lendir, per OGT ± 3 cc

Apneu

KU : lemah Kesadaran : letargi RR: 58 x/mnt HR: 153 x/mnt T : 37,1oC SpO2: 96% (dengan O2) GDS : 71 mg% Kulit kemerahan Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) BB: 1860 g

HR : 140x/menit, RP +/+ menurun, Ø 2 cm

BBLRSepsis Neonatorum

O2 1 ltr/mnt Puasa Rawat Inkubator Inf D10% 8

tpm B-Nutrion 4 tpm Inj Ampicillin

2 x 100 mg (IV) Inj

Gentamycine 1 x 10 mg (IV)

Inj Fental 2x 5 mg (IV)

VTP, suction

Rangsang taktil

KIE keluarga

9 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 10: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

19.00

20.30

21.15

Nafas spontan

Apneu

Nafas Spontan

Apneu

Pasien meninggal

HR : 140x/menit RR : 15x/menit T : 38,0 oC

HR : 155x/menit, RP +/+ menurun, Ø 2 cm

HR : 155x/menit RR : 16x/menit

HR : 140x/menit, RP +/+ menurun, Ø 2 cm

HR : - RR : -

pasien

VTP, suction

Rangsang taktil

VTP, suction

Rangsang taktil

+

10 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 11: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

DAFTAR MASALAH

Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun

permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:

1. Berat bayi baru lahir rendah (BBLR)

2. Kejang

3. Demam

4. Sesak Nafas

5. Hipoglikemia

11 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 12: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

ANALISA KASUS

1. BBLR

Berdasarkan kasus di atas, BB lahir pasien adalah 2200 gram. Berat badan pasien

tersebut termasuk dalam kriteria Bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang

masa gestasi.

Menurut data yang didapatkan selama Heteroanamnesis, bapak pasien menyampaikan

bahwa usia kehamilan ibu pasien adalah cukup bulan yaitu sekitar 9 bulan lebih. Berdasarkan

data yang disampaikan tersebut, usia kehamilan cukup bulan adalah > 37 minggu ( sekitar 37

– 42 minggu). BBLR ini dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu BBLR Prematuritas

murni dan Dismaturitas. Pasien dalam kasus ini masuk ke dalam kategori BBLR

Dismaturitas. BBLR Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa gestasi itu (Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan). Hal ini

menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang

kecil untuk masa kehamilannya. Hubungan antara berat badan pasien dan masa kehamilan ini

dapat dilihat melalui Kurva Lubchenco.

12 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 13: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

13 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 14: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Berdasarkan Kurva Lubchenco, berat badan lahir pasien < 10 persentil dan

digolongan sebagai bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Penyebab BBLR Dismaturitas adalah setiap keadaan yang mengganggu

pertukaran zat antara ibu dan janin yang disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum,

faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan. Dalam

kasus ini, faktor yang lebih berperan terhadap BBLR pada pasien adalah faktor Ibu.

Berdasarkan kasus di atas, Ibu pasien mengalami anemia dan hiperemis gravidarum

selama kehamilan. Keadaan anemia selama kehamilan ini menyebabkan kemampuan

metabolisme tubuh berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim. Sedangkan, Hiperemis gravidarum yaitu komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda akan sangat berpengaruh terhadap intake selama masa kehamilan dan

status gizi ibu pasien. Apabila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi

dan karbohidrat dan lemak habis untuk keperluan energi. Hal ini akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain itu, berat badan pasien pada usia 4 hari turun menjadi 1.800 gram.

Penurnan berat badan bayi yang fisiologis pada 10 hari pertama kehidupan adalah 5-10%

dari berat badan lahir. Pada kasus ini, penurun berat badan seharusnya berkisar sekitar 110

gram hingga 220 gram dari berat badan lahir. Namun penurunan berat badan pada kasus

ini adalah 400 gram ( 18 % dari berat badan lahir). Pada kasus ini, penurnan berat badan

ini sangat dipengaruhi asupan nutrisi pasien yang tidak sesuai dengan kebutuhan energi

pasien. Pasien tidak mendapatkan ASI yang cukup pada hari-hari pertama kehidupan.

2. Kejang

Kejang pada pada neonatus secara umum dapat disebabkan oleh berbagi hal, yaitu

ensefalopati iskemik hipoksik, perdarahan intracranial, metabolik, infeksi, kernikterus,

kejang yang berhubungan dengan obat, ganguan perkembangan otak, kelainan yang

diturunkan dan idiopatik. Pada kasus ini, pasien juga dikeluhkan kejang sejak tanggal 23

April 2013, pada saat pasien berusia 3 hari. Keluhan kejang ini tetap terjadi hingga tanggal

25 April 2013. Dari data heteroanamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

dapat disimpulkan terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kejang pada pasien ini.

14 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 15: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Berberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kejang pada kasus ini

adalah faktor prenatal dan postnatal. Faktor yang berpengaruh selama prenatal adalah

kemungkinan hipoksia pada fetus akibat faktor ibu yang mengalami anemia selama

kehamilan. Hipoksia selama fetus ini dapat menyebabkan Hypoxic ischaemic

encephalopathy (HIE) merupakan penyebab penting kerusakan permanen sel-sel pada

Susunan Saraf Pusat (SSP). Pada bayi dapat terjadi terjadi infark fokal atau multifokal

pada korteks yang dapat menyebabkan kejang fokal. Namun biasanya kejang neonatus

dikeluhkan dalam 24 jam pertama kehidupan, sedangkan pada kasus kejang dikeluhkan

pada saat pasien berusia 3 hari. Sehingga faktor lain yang berpengaruh pada kejang pada

pasien ini adalah faktor postnatal. Keluhan kejang pada pasien terutama dikeluhkan

setelah pasien diberikan minum air kelapa. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan

aspirasi yang menyebabkan sesak nafas hingga sempat mengalami henti nafas. Kejadian

ini dapat menyebabkan hipoksia jaringan terutama hipoksi otak sehingga dapat

menyebabkan terganggu fungsi neuronnya (eksitasi berlebihan dan inhibisi yang kurang)

dan akan menimbulkan kejang.

Hal lain yang berpengaruh adalah keadaan pasien yang hipoglikemi. Hipoglikemi

pada kasus ini disebabkan oleh asupan ASI yang kurang yang tidak sesuai dengan

kebutuhan energi dimana pasien mengalami keadaan sepsis yang biasanya terjadi

metablisome basal sel meningkat. Keadaan hipoglikemi yang berkepanjangan dan

berulang dapat mengakibatkan dampak yang menetap pada SSP. Selain itu, hal lain yang

dapat menyebabkan kejang pada pasien adalah infeksi. Pasien dikeluhkan kejang setelah

diberikan minum air kelapa. Hal ini dapat menjadi salah satu sumber infeksi pada pasien,

air kelapa yang tidak steril tersebut yang kemungkinan menyebabkan aspirasi. Infeksi ini

dapat berujung pada keadaan sepsis dimana terdapat mikroorganisme patogen terdapat

dalam darah, apabila mikroorganisme ini menyebabkan infeksi pada otak dapat

menimbulkan manifestasi klinis kejang.

Berdasarkan analisa kasus di atas, maka ada beberapa etiologi yang lebih

mengarah pada penyebab kejang pada pasien, yaitu :

Etiologi Onset (hari) Masa gestasi

0-3 Hari >3 hari Kurang bulan Cukup bulan

Encefalopati iskemik hipoksik + +++ +++

Perdarahan intrakranial + + ++ +

15 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 16: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Infeksi + + ++ ++

Gangguan perkembangan otak + + ++ ++

Hipoglikemia + + + +

Hipoklasemia + + + +

Sindrom epileptik + + +

3. Demam

Pada kasus ini, pasien dikeluhkan demam. Hal ini dapat disebabkan karena

infeksi melalui air kelapa yang tidak steril yang diberikan tersebut yang kemungkinan

menyebabkan aspirasi. Infeksi ini dapat berujung pada keadaan sepsis dimana terdapat

mikroorganisme patogen (bakteri) terdapat dalam darah. Demam tersebut terjadi akibat

pirogen eksogen (toksin bakteri) dan mediator lainnya seperti makrofag, dan limposit

memicu produksi pyrogen endogen melalui proses inflamasi. Piroen endogen seperti IL-

1,IL-6, tumor necrosis factor, interferon B dan interferon gamma. Yang mana pyrogen

endogen secara langsung memicu hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin E2,

yang mana mereset set poin temperature regulator.

16 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 17: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

4. Sesak Nafas

Sesak nafas pada kasus ini ditandai dengan pernafasan yang cepat (takipneu)

yang frekuensi pernafasan pasien > 60 kali/menit dan retraksi dinding dada subkosta.

Beberapa kemungkinan penyebab keluhan sesak nafas pada pasien adalah kemungkinan

aspirasi air kelapa yang diberikan sehingga alveoli terisi cairan dan menghambat

pertukaran oksigen. Selain itu, sesak nafas ini juga dipengaruhi keadaan sepsis yang

dialami pasien. Pada sespsis terjadi kerusakan pada epitel alveolar dan endotel

mikrovaskuler secara tidak langsung melalui pengakifan kaskade inflamasi yang dibagi

dalam 3 fase yang dapat dijumpai secara tumpang tindih yakni : inisiasi, amplifikasi dan

injury. Pada fase inisiasi, sepsis menyebabkan sel-sel imun dna non imun melepaskan

mediator –mediator inflamasi di dalam paru dan ke sistemik. Pada fase amplifikasi, sel

efektor seperti netrofil teraktivasi, tertarik ke dan tertahan di paru. Didalam organ target

tersebut mereka melepaskan mediator inflamasi, termasuk oksidan dan protease yang

secara langsung merusak dan mendorong proses inflamasi selanjutnya. Sehingga

mengarah pada gangguan pernapasan.

Pada sepsis terjadi juga gangguan perfusi. Dimana transport oksigen ke

jaringan dapat terganggu akibat keadaan hipovolemik dan disfungsi miokard yang

menyebabkan penurunan curah jantung. Transport oksigen ke jaringan juga tergangu

akibat disfungsi vascular.

17 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 18: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

5. Hipoglikemi

Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar glukosa darah. Kadar

glukosa darah yang normal terjadi karena adanya keseimbangan antara penyediaan

glukosa dalam darah dengan pemakaiannya oleh tubuh. Hipoglikemia didefinisikan untuk

bayi cukup bulan bila kadar gula darahnya kurang dari 30 mg/dL dalam 48 jam pertama

dan 40-50 mg/dL setelah usia 48 jam setelah lahir. Pada kasus keadaan hipoglikemi pada

pasien saat tanggal 25 April 2013, GDS pasien pada saat itu 43 mg/dL.

Secara garis besar, etiologi hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu

kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.

Berdasarkan kasus diatas didapatkan bahwa Hipoglikemi pada pasien dapat disebabkan

oleh berbagai faktor. Dalam kasus ini, keadaan hipoglikemik pada pasien disebabkan

keadaan sepsis, dimana keadaan hipermetabolik dan dibutuhkan glukosa sebagai sumber

energi. Namun hal ini tidak sesuai dengan intake pasien karena pasien dipuasakan. Hal

lain yang berpengaruh adalah keadaan pasien yang BBLR dimana simpanan glukosa tidak

adekuat.

18 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 19: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Berdasarkan pembahasan permasalahan-permasalahn yang didapatkan pada kasus di atas,

dapat disimpulkan bahwa diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah BBLR

dan Susp.sepsis neonatorum.

Sepsis neonatorum

Pada kasus ini, pasien dapat dikategorikan dalam sepsis berdasarkan kriteria berikut ini :

1. Early onset sepsis (EOS)

- Bayi berumur sampai 3 hari

- Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan kecurigaan infeksi berat

atau ketuban pecah dini

- Bayi memiliki 2 atau lebih gejala pada kategori A atau 3 atau lebih gejala

pada kategori B (lihat tabel dibawah)

2. Late onset sepsis (LOS)

- Bayi umur > 3 hari

- Bayi memiliki 2 atau lebih gejala pada kategori A atau 3 atau lebih gejala

pada kategori B (lihat tabel dibawah)

Kategori A Kategori B

1. Kesulitan bernafas (apneu, nafas > 60

kali permenit, retraksi dinding dada,

grunting pada waktu ekspirasi, sianosis

sentral)

2. Kejang

3. Tidak sadar

4. Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir dan

tidak respon dengan pemberian terapi) atau

suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu

normal selama tiga kali atau lebih

5. Persalinan dilingkungan yang kurang

higienis (menyokong ke arah sepsis)

6. Kondisi memburuk secara cepat dan

dramatis (menyokong ke arah sepsis)

1. Tremor

2. Letargi atau lunglai

3. Mengantuk atau aktivitas

berkurang

4. Iritable atau rewel, muntah, perut

kembung

5. Tanda-tanda mulai munculnya

sesudah hari ke empat

6. Air ketuban bercampur mekonium

7. Malas minum, sebelumnya minum

dengan baik

19 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 20: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

Dari tabel diatas, untuk kategori A didapatkan 4 kriteria yaitu kesulitan bernafas/apneu,

kejang dan suhu tubuh yang tidak normal, sedangkan untuk kategori B didapatkan 3 kriteria

sehingga kriteria sepsis neonatorum sudah terpenuhi, dan jika dilihat berdasarkan usia pasien,

maka masuk kedalam kriteria late onset sepsis (LOS).

20 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m

Page 21: Laporan Kasus Nicu Ika Caesarina- Bblr Dan Sepsis Neonatorum

DAFTAR PUSTAKA

Harianto, Agus. 2006. Sepsis Neonatorum. Available from http://www.pediatrik.com/

(Accessed on April, 25th 2012)

Kosim, Sholeh.dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit

IDAI

NNF. Neonatal Sepsis. NNF Teaching Aids:Newborn Care. Availabe from

http://www.newbornwhocc.org/pdf/teaching-aids/neonatalsepsis.pdf (Accessed on

April, 25th 2012)

Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.

Kosim, M. Sholeh, dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Ed.I. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Susanto R. 2007. Hipoglikemia Pada Bayi dan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Universitas Dipenogoro - Rumah Sakit Dr. Kariadi : Semarang.

21 | C a s e P r e s e n t a t i o n – B B L R & S e p s i s N e o n a t o r u m