laporan kasus anestesi
-
Upload
dessy-puteri -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
description
Transcript of laporan kasus anestesi
ANESTESI REGIONAL PADA SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRESS SOLUTIO PLACENTA PEB PADA MULTIPARA HAMIL PRETERM
ANESTESI REGIONAL PADA SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRESS SOLUTIO PLACENTA PEB PADA MULTIPARA HAMIL PRETERM
Oleh :Dessy Puteri HariyantiG99141086Presentasi kasus
PENDAHULUANSC pembedahan untuk melahirkan janin, membuka dinding perut dan dinding uterusIndikasi :tidak memungkinkan janin lahir per vaginamGawat daruratTidak mungkin menunggu kemajuan persalinan fisiologisPersalinan tak maju, riwayat SC sebelumnyaAngka persalinan SC menurut WHO 10-15% di negara berkembang, 20% di Inggris, 23% di Amerika Serikat
TINJAUAN PUSTAKA
SECTIO CAESARIApembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterusjenis :SC klasik Sectio segmen uterus bawahSC tidak direncanakanSC emergensiSC terencanaHisterektomi caesariaSC extraperitoneal atau porro
SECTIO CAESARIASyarat :Uterus utuhBerat janin >500 gramIndikasi ibu :Panggul sempitTumor jalan lahirStenosis serviks atau vaginaPlasenta previaDisproporsi sefalopelvikBakat ruptur uteriHipertensi maternalTakikardia maternalInduksi persalinan gagalKegagalan persalinan dengan alatPreeklamsiaibu meninggal
Indikasi janin :Kelainan letakGawat janinKelainan plasentagemelliPresentasi janin abnormalMakrosomiaAbnormalitas tali pusat
ANESTESI SPINALAnestesi regional dengan penyuntikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subarachnoid memblok konduksi impuls sarafKelebihan :Biaya minimalKepuasan pasienTidak ada efek pernafasanJalan nafas terjagaDapat dilakukan pada pasien DMPerdarahan minimalJarang terjadi gangguan kaogulasi
KekuranganHipotensiHanya pada operasi 3cm, Mallampati ILeher: JVP tidak meningkat, KGB servikal tidak membesar, gerak leher bebasThoraks: Retraksi (-)Cor: Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi: Ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi: Batas jantung kesan tidak melebar Auskultasi: BJ I-II intensitas normal reguler, bising (-)Pulmo: Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiri Palpasi: Fremitus raba kanan = kiri Perkusi: sonor/sonor Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intrauterin, memanjang, puka, preskep, kepala belum masuk panggul,his (-), DJJ (+) 90x/menit ireguler, TFU : 25 cm TBJ 2300 gramGenitalia : VT : v/u tenang, dinding vagina dbn,portio lunak mencucu di belakang, 3 cm, eff: 10%, kulit ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai, air ketuban (-), sarung tangan lendir darah (+)Ekstremitas: CRT 6 jam pre opInfus RL 12 tetes / menitCeftriaxone 1g/ 12 jam, skin (+)Jenis Anestesi : Regional AnestesiTeknik Anestesi : Anestesi sub arachnoidPremedikasi : Ondansentron 1 ampul intravenaMedikasi : Fentanil 75 g intravena Bupivakain 10 mg spinal Ephedrine 2 cc Oxytocin 2 ampul Ketorolac 1 ampulMaintenance: 02 = 3 l/menit Monitoring : tanda vital selama operasi tiap 5 menit, cairan, perdarahan, ketenangan pasien dan tanda-tanda komplikasi anestesi.Perawatan pasca anestesi di ruang pemulihan
Tata Laksana AnestesiDi ruang Persiapan Cek persetujuan operasiPeriksa tanda vital dan keadaan umumLama puasa > 6 jamCek obat-obat dan alat anestesiInfus RL 12 tetes/menitPosisi terlentangPakaian pasien diganti pakaian operasi
2. Di ruang OperasiJam 05.30 pasien masuk kamar operasi, manset dan monitor dipasangJam 05.40 mulai dilakukan anestesi spinal dengan prosedur sebagai berikut :Pasien dalam posisi duduk dan kepala menunduk. Dilakukan desinfeksi di sekitar daerah tusukan yaitu di regio vertebra lumbal 3-4.Dilakukan Sub Arachnoid Block dengan jarum spinal no. 27 pada regio vertebra lumbal 3-4. Approach median LCS keluar (+) jernih Respirasi : SpontanPosisi : SupineJumlah cairan yang masuk : Kristaloid = 2000 cc(RL 1 + RL 2 + RL 3+ RL4)Perdarahan selama operasi : 800 ccPukul 06.00 operasi dimulaiMonitoring terhadap tanda vital dan saturasi O2 tiap 5 menit.Jam 06.05 bayi lahir, 06.10 plasenta lahirJam 06.45 operasi selesai
Monitoring Selama AnestesiJamTensiNadiSa0205.20200/120709905.25200/1207410005.30200/1207110005.35150/908010005.40145/907510005.45140/85759905.50130/857710005.55115/70789906.00125/857810006.05125/808010006.10125/807810006.15125/80779906.20125/80759906.25125/807710006.30125/80789906.35125/808010006.40125/807910006.45125/8079100
Di ruang pemulihanJam 06.50 : pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dalam keadaan sadar penuh, dalam keadaan posisi terlentang, diberikan O2 2 liter/menit.Jam 07.00 : Pasien dipindah ke bangsal.Monitoring pasca anestesi
JamTensiNadiRR08.00120/80751814.00120/808020
Instruksi pasca anestesiInfus RL/NSPuasa sampai dengan segera setelah operasiLain-lainKontrol balance cairan tiap 15 menitMonitor vital sign tiap 15 menit
PEMBAHASAN
PRE OPERATIFPersiapan pasien :Penilaian klinis penanggulangan keadaan daruratInformasi penyakit : anamnesisriwayat alergi, hipertensi, DM,operasi sebelumnyaAsma, komplikasi tranfusi darahRiwayat keluargaMakan minum terakhirPersiapan operasiInformed consentSetelah pemeriksaan pasien termasuk klasifikasi ASA IIE
DURANTE OPERATIFPremedikasi : ondansentron 1 ampul IV mencegah aspirasi asam lambungTeknik : RASAB (pemberian obat anestesi lokal ke ruang subarachnoid)Induksi : Bupivacaine HCL
posisi pasien duduk tegak dengan kepala menunduk hingga prossesus spinosus mudah terabaperpotongan garis yang menghubungkan kedua crista illiaca dengan tulang punggung yaitu antara vertebra lumbal 3-4, lalu ditentukan tempat tusukan pada garis tengahdisterilkan tempat tusukan dengan alkohol dan betadinJarum spinal nomor 27-gauge ditusukkan dengan arah median, barbutase positif dengan keluarnya LCS (jernih) kemudian dipasang spuit yang berisi obat anestesi dan dimasukkan secara perlahan-lahan
Monitoring tekanan darah tiap 5 menitoksitosin mencegah perdarahan dengan merangsang kontraksi uterus secara ritmik atau untuk mempertahankan tonus uterus post partum, dengan waktu partus 3-5 menitKetorolac mengatasi nyeri akut jangka pendek post operasi, durasi kerja 6-8 jamcairan infus RL (ringer laktat) cairan fisiologis untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang
Pasien sudah tidak makan dan minum 6 jam, maka kebutuhan cairan pada pasien ini:BB = 60 kgMaintenance = 2 cc/kgBB/jam = 2 x 60 kg = 120 cc/jamPengganti puasa = 6 x maintenance = 6 x 120 cc = 720 cc/jamStress operasi = 8 cc/kgBB/jam = 8 x 60= 480cc/jamEBV = 70 cc/kgBB/jan = 70 x 60 = 4200/jamABL = EBV X 20% = 4200 X 20 % = 840 ccPemberian Cairan :1 jam pertama = (50% x pengganti puasa) + maintenance + stress operasi + jml. perdarahan= (50 % x 720) + 120 + 480 + 800= 360 + 120 + 480 + 800= 1760 cc1 jam kedua = (25 % x pengganti puasa) + maintenance= (25 % x720) + 120= 300 cc
POST OPERATIFPasien dibawa ke VK IGDBerbaring posisi kepala lebih tinggiObservasi selama 2 jam, pemantauan tada vitalOksigen tetap diberikan 2-3 lpmSetelah KU stabil, pasien dibawa ke ruangan
KESIMPULANG4P3A0 Usia 40 tahun hamil 36 minggu janin tunggal hidup intra uterin, letak membujur presentasi kepala punggung kanan dengan fetal distress, solution plasenta, PEB sectio caesarea pada tanggal 23 Februari 2015 di kamar operasi atas indikasi kegagalan induksi persalinan Spinal anestesi (subarachnoid block) merupakan teknik anestesi sederhana, cukup efektifAnestesi Bupivacain spinal 5 mg untuk maintenance dengan oksigen 2-3 liter/menit. Mengatasi nyeri ketorolac 30 mgPerawatan post operatif dilakukan dibangsal dan dengan diawasi vital sign, tanda-tanda perdarahan.
DAFTAR PUSTAKAWinkjosastro. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Mayo Clinic Staff. C-section. Diunduh dari http://www.mayoclinic.com/health/x-section/MY00214 pada tanggal 17 September 2012.Aaron B Caughey, Jennifer R. Butler. Postterm Pregnancy. Medscape references, 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape/article/26136-overview#aw2aab6b5 pada tanggal 17 September 2012.Anonim. Caesarean section. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/ Caesarean_section pada tanggal 17 September 2012. Said A Latief, Kartini A Suryadi dan M Ruswan Dachlan. Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi kedua, Jakarta: Bagian anestesiologi dan terapi intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010.Chris Ankcorn dan William F Casey. Spinal anaesthesia-a practical guide. Diunduh dari: http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u03/u03_003.htm. Edward Morgan dan Maged S. Mikhail. Clinical anaethesiology second edition, USA: Prentice-Hall International, Inc. 1996.Dobson MB. 1994. Penuntun praktis anestesi, cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC