Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

27
PRAKTIK JARINGAN KOMPUTER II PERCOBAAN X INSTALASI JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL MODE AD HOC Ivandi Julatha Putra 4.31.13.1.10 TE-2B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

description

laporan

Transcript of Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

Page 1: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

PRAKTIK JARINGAN KOMPUTER II

PERCOBAAN X INSTALASI JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL MODE AD HOC

Ivandi Julatha Putra

4.31.13.1.10

TE-2B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

PERCOBAAN X

INSTALASI JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL MODE AD HOC

10.1 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa dapat:

a. menjelaskan konfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc

b. mengkonfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc

10.2 Teori Pendahuluan

Penggunaan kabel untuk menghubungkan komputer pribadi (PC), modem dan printer

untuk membentuk jaringan lokal yang sering disebut dengan istilah Lokal Area network

(LAN) tenyata memakan biaya yang tidak sedikit. Dari sini kemudian timbul gagasan untuk

meniadakan sama sekali kabel penghubung agar biaya pengkabelan dan kesemrawutan kabel

dapat ditiadakan. Pada tahun 1991, komunikasi LAN nirkabel dibahas standarnya melalui

komite institusi perekayasa elektro dan elektronika, yaitu “Institute of Electrical and

Electronic Engineer’s” (IEEE), yang dikenal dengan IEEE 802.11. Rekomendasinya

mencakup karakteristik jangkauan, persyaratan throughput, prosedur, dan media transmisinya.

Adanya standar ini akan mempermudah kerja para pekerja jaringan, dan terjadinya

ketidaksesuaian antara piranti dari berbagai pabrik pembuat pun dapat dihindari.

IEEE 802.11 merupakan standar LAN nirkabel pertama yang bersifat internasional

yang dikeluarkan oleh IEEE. Ada beberapa varian 802.11 beberapa diantaranya masih

sebenarnya bukan merupakan LAN nirkabel yang baru, tetapi lebih merupakan ekstensi yang

dapat diterapkan di salah satu atau ketiga varian 802.11 yang ada, sebenarnya IEEE

bermaksud untuk mengurangi atau mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul di dalam

protokol-protokol pada sistem yang sudah ada. Varian dari 802.11 dari “a” sampai “i” itu

adalah :

a. 802.11a, merupakan pengembangan untuk memperkaya komunikasi 54 Mbps yang

digunakan Amerika Serikat di pita tak berlisensi, atau Unlicensed National Information

Infrastructure (U-NII), yakni 5,1 GHz.

b. 802.11b, merupakan pengembangan untuk menaikan laju data pada 5,5 sampai 11 Mbps

yang menempati pita DSSS 802.11, yakni 2,4 GHz

Page 3: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

c. 802.11d, dimaksudkan sebagai versi 802.11b yang bekerja pada frekuensi lain, yang

membuatnya cocok dipakai di belahan dunia tertentu yang tidak mengijinkan penggunaan

frekuensi 2,4 GHz.

d. 802.11e, yang menambahkan kemampuan QoS bagi jaringan-jaringan 802.11 untuk

menggantikan Ethernet dengan sistem TDMA yang terkoordinasi dan menambahkan

koreksi kesalahan khusus untuk lalu lintas data yang penting .

e. 802.11f, yang mencoba untuk memperbaiki mekanisme handover pada sistem 802.11

sehingga para penggunanya dapat tetap terkait ke jaringan ketika menjelalah di antara dua

segmen penyakelar (kanal radio), atuaupun di antara AP yang berada pada jaringan yang

berbeda. Ini merupakan hal penting ketika LAN nirkabel menawarkan sistem pergerakan

(mobile) yang sama pengguna telepon seluler yang dapat menjelajah.

f. 802.11g, merupakan pengembangan untuk menaikan laju data sampai 54 Mbps di pita 2,4

GHz.

g. 802.11h, sebagai usaha untuk menambahkan kendali yang lebih baik pada pemilihan kanal

radio dan daya transmisinya bagi 802.11a. Bersama-sama dengan 802.11e, ia dapat

membuat standarnya dapat diterima oleh para penentu kebijakan bidang komunikasi data

nirkabel di daratan Eropa.

h. 802.11i, berkaitan dengan kelemahan yang ada pada 802.11, yakni keamanaan. Secara

keseluruhan, ia merupakan standar yang baru dibandingkan dengan WEP, berlandas pada

Advance Encryption Standard (AES) yang merupakan algoritma remi pemerintah Amerika

Serikat.

i. 802.11j, sebagai usaha untuk mencakup cara 802.11a dan HiperLAN2 dapat berada

bersama- sama diudara pada frekuensi gelombang yang sama.

Hidayat (2009) menuliskan bahwa arsitektur WLAN secara umum dibedakan menjadi 2

macam, yaitu :

a. Satuan Layanan Dasar (Basic Service Set, BSS), yang terdiri dari:

1) Independent Basic Service Set (IBSS), disebut juga mode Ad Hoc, dan

2) BSS Infrastruktur, disebut juga mode BSS.

b. Satuan Layanan Lanjutan (Extended Service Set, ESS), disebut juga mode ESS.

Suatu BSS merupakan satuan semua station yang dapat saling berkomunikasi melalui

identifikasi (ID) yang sama, yang disebut BSSID. Arsitektur IBSS merupakan jaringan ad

hoc, yang pada jaringan tersebut tidak terdapat Access Point (AP) dan tidak dapat

Page 4: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

berkomunikasi dengan BSS lain, sedangkan pada arsitektur BSS Infrastruktur dapat dilakukan

komunikasi dengan BSS lain melalui AP. Umumnya, arsitektur IBSS disebut sebagai Mode

Ad Hoc sedangkan BSS Infrastruktur disebut sebagai Mode BSS.

Implementasi mode Ad Hoc digunakan untuk wilayah yang terbatas. Pada konfigurasi

ini, semua stasiun harus tetap berada dalam lingkungan dengan radius sekitar 300 kaki

(100m). Untuk menciptakan jaringan IBSS, perlu dilakukan instalasi Network Interface Card

(NIC) nirkabel, mengatur sistem driver ke mode operasi ad-hoc, lalu memilih kanal radio

yang digunakan untuk kelompok jaringan tersebut. Konfigurasi umum mode Ad Hoc

ditunjukkan pada Gambar 10.1.

Gambar 10.1 Konfigurasi umum jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc (IBSS)

10.3 Peralatan dan Bahan

Untuk membentuk jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc, diperlukan peralatan sebagai

berikut.

a. Dua unit Station (PC atau Laptop)

b. Dua unit WLAN Adapter (bagi PC)

10.4 Gambar Konfigurasi Jaringan

Konfigurasi praktek jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc dengan dua PC diperlihatkan

pada Gambar 10.2, sedangkan jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc dengan dua Laptop

diperlihatkan pada Gambar 10.3.

Page 5: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

WLAN Adapter WLAN Adapter

PC1 PC2

Gambar 10.2 Konfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc antara dua PC

Laptop1 Laptop2

Gambar 10.3 Konfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc antara dua Laptop

10.5 Langkah Kerja

A. Konfigurasi SSID pada PC1

1. Nyalakan PC1 (atau Laptop1)

2. Pastikan WLAN Adapter serta drivernya telah terinstal pada PC, dengan cara klik

StartControl PanelNetwork ConnectionsWireless Network Connection telah

terdapat indikator seperti pada Gambar 1.4.

Gambar 10.4 Indikator Wireless Network Connection telah terinstal

3. Klik-kanan pada Wireless Network Connection lalu klik Properties untuk memunculkan

jendela Wireless Network Connection Properties seperti pada Gambar 10.5.

Page 6: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

Gambar 10.5 Jendela Wireless Network Connection Properties

4. Pada jendela Wireless Network Connection Properties klik Internet Protocol

(TCP/IP) lalu klik Properties sehingga muncul jendela Internet Protocol (TCP/IP)

Properties. Atur alamat IP pada PC1 menggunakan IP Address kelas C seperti pada

Gambar 10.6, lalu klik OK untuk menyimpan konfigurasi.

Gambar 10.6 Pengaturan alamat IP pada PC1

5. Pada jendela Wireless Network Connection Properties klik tab Wireless Networks

sebagaimana pada Gambar 10.7, lalu klik Add untuk menampilkan jendela Wireless

network properties.

Page 7: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

Gambar 10.7 Jendela Wireless Network Connection Properties

Gambar 10.8 Jendela Wireless network properties untuk mengatur SSID

6. Pada jendela Wireless network properties sebagaimana Gambar 1.8, isikan Network

Page 8: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

name (SSID): adhoc_(nomorAP) sesuai nomor Komputer yang Anda gunakan di

Laboratorium (Tanyakan ke pengajar bila belum mengetahuinya). Misalnya PC yang

Anda gunakan nomor 1, maka SSIDnya adhoc_01.

7. Pada Data encryption: pilih Disabled untuk membuat unsecured network, sehingga tidak

perlu password bagi PC lain untuk terhubung ke jaringan.

8. Klik pada pilihan This is a computer-to-computer (ad hoc) network; wireless access

points are not used, lalu klik OK untuk menutup jendela Wireless network properties.

9. Bila ada kotak dialog sebagaimana Gambar 10.9, klik Continue Anyway.

Gambar 10.9 Kotak dialog pengaturan disabled encryption

10. Klik OK untuk menutup jendela Wireless Network Connection Properties sebagaimana

Gambar 10.10.

Gambar 10.10 SSID telah muncul di jendela Wireless Network Connection Properties

Page 9: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

11. Pada jendela Network Connections, klik-kanan pada ikon Wireless Network Connection

lalu klik View Available Wireless Networks sehingga muncul SSID seperti Gambar

10.11. Bila SSID belum muncul, klik Refresh network list.

12. PC1 telah selesai mempersiapkan SSID dan siap terhubung ke PC2.

Gambar 10.11 SSID telah muncul di jendela Wireless Network Connection

B. Konfigurasi pada PC2

1. Nyalakan PC2 (atau Laptop2)

2. Pada PC2, lakukan pengaturan TCP/IP sebagaimana Langkah A.2 hingga A.4 di atas,

dengan alamat IP berada satu jaringan dengan PC1. PC2 tidak perlu membuat SSID,

karena PC2 akan terhubung ke SSID dari PC1.

3. Pada jendela Network Connections di PC2, klik-kanan pada ikon Wireless Network

Connection lalu klik View Available Wireless Networks sehingga muncul SSID seperti

Gambar 10.11. Bila SSID belum muncul, klik Refresh network list.

4. Pilih SSID yang telah dibuat oleh PC1, lalu klik Connect untuk terhubung ke jaringan

tersebut.

5. Pada PC1, juga pilih SSID yang sama lalu klik Connect, sehingga PC1 dan PC2 saling

terhubung secara Ad Hoc.

Page 10: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

10.6 Lembar Kerja

1. Nama SSID = Jarkom job 10

2. Band = .........................................

3. Konfigurasi TCP/IP PC1

4. Konfigurasi TCP/IP PC2

Page 11: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

5. Pengujian koneksi PC1 dengan PC2 dengan command ping =

PC1PC2

PC2PC1

Page 12: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

10.7 Tugas

1. Lakukan transfer file dari PC1 ke PC2 dengan ukuran file > 50 MB, hitung kecepatan

transfer dalam KBps dan Kbps !

Page 13: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

2. Buat jaringan Ad Hoc Mode dengan 8 PC dan nama SSID tugasAdHoc_(no

komputer)!

Page 14: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10
Page 15: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10
Page 16: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10
Page 17: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10
Page 18: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

10.8 Pertanyaan

1. Apakah kepanjangan dari WLAN?

Jawab : Wireless Local Area Network

2. Ad Hoc Mode dapat digunakan pada frekuensi dan kecepatan berapa?

Jawab :

a. 802.11, standar transmisi 1 - 2 Mbps pada band 2.4 GHz menggunakan FHSS atau

DSSS

b. 802.11a, standar transmisi 54 Mbps pada band 5GHz menggunakan OFDM

c. 802.11b, standar transmisi 11, fallback 5.5, 2, 1 Mbps pada band 2.4 GHz

menggunakan DSSS

d. 802.11g, standar transmisi 20+ Mbps pada band 2.4 GHz menggunakan DSSS

3. Apakah fungsi SSID!

Jawab :

SSID merupakan singkatan dari Service Set Identifier. Sebuah SSID memiliki fungsi

untuk menamai sebuah jaringan wireless yang dipancarkan dari sebuah AP. Sistem

penman ini adalah system control per tama sebuah jaringan wireless. Maksudnya, dengan

diberikannya sebuah name, make penguin yang n bergabung dalam jaringan tersebut

harus mengetahui name ini terlebih dahulu.  Jika name yang dimasukkan oleh klien

penguin sama dengan name yang ada di AP make jaringan wireless tersebut baru dapat

diakses. Jika tidak, make Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dalam jaringan tersebut

meskipun sinyalnya bisa tertangkap.

Sistem penman SSID dapat diberikan maksimal sebesar 32 karakter. Karakter-karakter

tersebut juga dibuat case sensitive sehingga SSID dapat lebih banyak variasinya.

Tujuan penggunaan SSID ini adalah agar semua wireless klien yang menagkap sinyal-

nya dapat mengenali access point tersebut secara otomatis. Koneksi kedua bisa terjadi

setelah identitas dari access point dapat dikenali oleh wireless klien.

Page 19: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10

4. Apakah keuntungan dan kerugian WLAN?

Jawab :

Keuntungan :

a. Biaya pemeliharaan murah

b. Pembagunan jaringan cepat

c. Mudah dikembangkan

d. Mudah dan murah untuk direlokasi

e. Infrastruktur berdimensi kecil

Kelemahan :

a. Biaya peralatan mahal

b. Keamanan data rentan

c. Interferensi gelombang radio

d. Delay yang sangat besar

Page 20: Laporan Ivandi Julatha 4.31.13.1.10 Job 10