Laporan on Job Training

57
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI) PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN LAPORAN KERJA PRAKTEK Oleh : Rachmat H.M No.Mhs : D 621 04 003 MAKASSAR 2007

Transcript of Laporan on Job Training

Page 1: Laporan on Job Training

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN

PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA

PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI)

PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN

KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh : Rachmat H.M

No.Mhs : D 621 04 003

MAKASSAR

i

2007

Page 2: Laporan on Job Training

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN

PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA

PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI)

PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN

KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Oleh : Rachmat H.M

No.Mhs : D 621 04 003

MAKASSAR

ii

2007

Page 3: Laporan on Job Training

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN

PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA

PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI)

PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN

KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK Disetujui oleh, Penyusun, Ir.Muhammad Ramli, MT Rachmat H.M Koordinator Kerja Praktek No.Mhs : D62104003

Mengetahui, Ketua Jurusan Ketua Program Studi Teknik Geologi Teknik Pertambangan Ir.Irzal Nur,MT Ir.Sufriadin, MTNIP. 132 170 612 NIP. 132 281 792

iii

Page 4: Laporan on Job Training

SARI

Pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut kepada para mahasiswa dalam melihat alur kerja di suatu industri pertambangan sehingga pola fikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan berorientasi untuk masa depan.

Lokasi pelaksanaan kerja praktek secara administrasi termasuk Kabupaten Kotabaru dengan ibukotanya Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak diantara 115º 15’ BT – 116º 30’ BT dan 02º 20’ – 04º 21’ LS. Di daerah ini terletak tambang batubara Senakin yang dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI). Litologi di daerah penelitian secara berurutan terdiri dari serpentinite dan batuan metasedimen yang merupakan anggota Formasi Manunggal dan Formasi Alino. Formasi batuan ini merupakan dasar cekungan dari endapan batubara. Ketebalan lapisan batubara ini berkisar antara 3 – 12 meter. Lapisan batubara sepanjang 40 km dari utara ke selatan sampai kedalam pantai sepanjang 14 km dengan arah perlapisan batuan N 50E/300. Formasi Tanjung ditutupi oleh Formasi Berai yang berumur Oligosen - Miosen terdiri atas batu gamping, batu lempung, batu pasir, intrusi basal dan batu pasir vulkanik. Peringkat/rank batubara yang ditambang adalah batubara SubBituminus sampai batubara Bituminus dengan nilai kalori sekitar 6500-7000 Kcal dengan kualitas batubara yang diinginkan dibagi berdasarkan kandungan abu rata-rata 12% dan kandungan sulfur 0,8-1,1%.

Cadangan batubara yang layak ditambang (mineable reserve) pada tambang batubara Senakin dengan rata-rata nilai Stripping Ratio 7 bcm/ton dan ketebalan batubara minimal 50 cm sebesar 400.000 ton batubara per bulan, dengan total overburden yang dipindahan rata-rata per bulan adalah 2.800.000 bcm. Total batubara bersih(wash coal) dari jig washing plant sekitar 160,000 ton per bulan dan dense medium plant (DMP) sekitar 120,000 ton per bulan dengan recovery sekitar 80%. Metode penambangan yang dilakukan adalah open pit mining yaitu penambangan dengan cara membuat lubang bukaan ke dalam permukaan bumi yang mengandung lapisan batubara. Secara umum kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin meliputi penyiapan lahan, pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil removal), pengupasan dan pembongkaran lapisan tanah penutup(overburden), penambangan batubara dan kegiatan reklamasi . Perusahaan pertambangan PT. Thiess Contractors Indonesia telah mengupayakan pelaksanaan penambangan yang baik dan benar (good mining practices), diantaranya mengoptimalkan dalam penghitungan sumberdaya dan cadangan, recovery penambangan dan pengangkutan dan pengelolaan lingkungan yang baik.

iv

Page 5: Laporan on Job Training

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan

sehingga laporan pelaksanaan kerja praktek yang berjudul”“Kegiatan

Perencanaan dan Penambangan Batubara PT. Thiess Contractors Indonesia

Pada Tambang Batubara Senakin Kotabaru Kalimantan Selatan“ dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja

Praktek pada Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin dan

juga merupakan bentuk pelaporan kepada PT. Thiess Contractors Indonesia

Senakin Project sebagai perusahaan yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan kegiatan kerja praktek.

Dalam melakukan kerja praktek sampai penyusunan laporan ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

2. Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

3. Ketua Program Studi Teknik Pertambangan dan tim dosen yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan kerja praktek.

4. Peter Stregas selaku Project Manager PT. Thiess Contractors Indonesia

Senakin Project.

5. Ir.Gandhi Hermawan selaku Engineering Superintendent PT. Thiess

Contractors Indonesia Senakin Project.

6. Bapak Ir. Mudzakkir dan Ir. Edi Susanto sebagai pembimbing selama

melaksanakan kerja praktek.

7. Tim Engineering Departement PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin

Project.

8. Tim Survey Engineering Departement PT. Thiess Contractors Indonesia

Senakin Project.

9. Training and Development Centre PT. Thiess Contractors Indonesia.

v

Page 6: Laporan on Job Training

10. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan

bantuan baik moril mapun materil selama melaksanakan kegiatan kerja

praktek.

11. Teman-teman Teknik Pertambangan angkatan 2004. 12. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Geologi.

Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari berbagai kekurangan saya

menyadari bahwa didalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan untuk

itu kritik dan saran sangat saya harapkan guna penyempurnaan laporan ini. Akhir

kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sekian dan terima kasih.

Senakin, Oktober 2007

Penyusun

vi

Page 7: Laporan on Job Training

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

SARI

KATA PENGANTAR................................................................................................. v

DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. ix

DAFTAR FOTO ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 1 1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2 1.4 Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 2 1.5 Tahapan Penelitian .................................................................................. 3 1.6 Sistematika Penulisan.............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................ 5

2.1 Keadaan Perusahaan................................................................................ 5 2.2 Flora dan Fauna ...................................................................................... 5 2.3 Keadaan Sosial, Ekonomi Masyarakat ................................................... 6 2.4 Keadaan Geologi ..................................................................................... 6

1.4.1 Geologi Regional ...................................................................... 6 1.4.2 Geologi Lokal............................................................................ 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 15

4.1 Kegiatan Perencanaan ......................................................................... 15 4.1.1 Nilai Stripping Ratio (SR)....................................................... 15 4.1.2 Cadangan Batubara ................................................................. 16 4.1.3 Sistem Penambangan dan Batas Penambangan ...................... 17 4.1.4 Sistem Pengangkutan .............................................................. 18 4.1.5 Peralatan Tambang.................................................................. 19

4.1.5.1 Alat Muat .................................................................... 19 4.1.5.2 Alat Angkut................................................................. 20 4.1.5.3 Alat Pendukung........................................................... 20

4.1.6 Jadwal Produksi ..................................................................... 24 4.2 Kegiatan Penambangan....................................................................... 24

4.2.1 Penyiapan Lahan ..................................................................... 27

vii

Page 8: Laporan on Job Training

4.2.1.1 Pembersihan Lahan .................................................... 27 4.2.1.2 Pembuatan Kolam Pengendapan................................. 28

4.2.2 Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk.......................................... 29 4.2.2.1 Pemuatan Tanah Pucuk............................................... 29 4.2.2.2 Pengangkutan Tanah Pucuk ........................................ 30 4.2.2.3 Tempat Penimbunan Tanah Pucuk.............................. 30

4.2.3 Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup .................................. 30 4.2.3.1 Jenis Tanah Penutup.................................................... 31 4.2.3.2 Pembongkaran Tanah Penutup.................................... 31 4.2.3.3 Pemboran dan Peledakan ............................................ 32 4.2.3.4 Pemuatan Tanah Penutup............................................ 32 4.2.3.5 Pengangkutan tanah penutup ...................................... 33 4.2.3.6 Tempat Penimbunan Tanah Penutup .......................... 33

4.2.4 Penambangan Lapisan Batubara ............................................. 34 4.2.4.1 Jenis Batubara ............................................................. 35 4.2.4.2 Pemuatan Batubara...................................................... 38 4.2.4.3 Pengangkutan Batubara............................................... 39 4.2.4.4 Tempat Pencucian batubara ........................................ 39 4.2.4.5 Tempat penimbunan batubara ..................................... 41 4.2.4.6 Pengapalan batubara ................................................... 41

4.2.5 Kegiatan Reklamasi ................................................................ 43 4.2.5.1 Penghalusan Lahan ................................................... 43 4.2.5.2 Pembentukan Lahan ................................................... 43 4.2.5.3 Penyebaran Lapisan tanah pucuk ............................... 44 4.2.5.4 Pembuatan Gradient Channel ..................................... 44 4.2.5.5 Penyebaran Cover crop .............................................. 44 4.2.5.6 Penanaman Pohon ...................................................... 44 4.2.5.7 Pemeliharaan .............................................................. 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 46

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 46 5.2 Saran.................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

viii

Page 9: Laporan on Job Training

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Keuntungan dan kerugian tambang terbuka............................................................ 9 2 Deskripsi alat muat pada tambang Senakin .......................................................... 20 3 Deskripsi alat angkut pada tambang Senakin....................................................... 20 4 Deskripsi bulldozer pada tambang Senakin ......................................................... 22

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Peta Tunjuk Lokasi Kegiatan Penambangan........................................................... 3 2 Peta Geologi Regional Daerah Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan ....................... 7 3 Contoh-Contoh Metode Penambangan Terbuka................................................... 13 4 Batas Penambangan Tambang Senakin ................................................................ 18 5 Diagram Alir Aktivitas Penambangan Tambang Senakin .................................... 26 6 Desain Pembuatan Sediment Pond Pada Tambang Senakin ................................. 28 7 Urutan lapisan batubara Senakin........................................................................... 36

DAFTAR FOTO

Halaman Foto 1 Jalan Angkut Pada Lokasi Tambang Batubara Senakin ....................................... 18 2 Excavator Liebherr tipe R 994 yang digunakan di Tambang Senakin ................ 19 3 Dump truck Caterpillar tipe 785C pada Tambang Batubara Senakin .................. 21 4 Dozer Komatsu D375 yang digunakan pada Tambang Batubara Senakin .......... 22 5 Water Truck Caterpilar tipe 773E pada Tambang Batubara Senakin .................. 23 6 Kegiatan pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) pada tambang Senakin............ 29 7 Kegiatan peledakan pada salat satu pit di tambang Senakin................................ 32 8 Kegiatan pemuatan lapisan tanah penutup di tambang Senakin .......................... 33 9 Kegiatan penambangan batubara pada Tambang Senakin.................................... 34 10 Tempat pencucian batubara Jig Wash Plant........................................................... 40 11 Tempat pencucian batubara Dense Medium Plant ................................................. 40 12 Pengapalan batubara (barging) pada port Sembilang........................................... 43

ix

Page 10: Laporan on Job Training

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya

peningkatan sumberdaya manusia sebagai pengguna teknologi. Ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, dimana hanya berkutat pada teori

tanpa adanya aplikasi lapangan, dirasakan belum cukup. Kendala yang dihadapi

adalah kurangnya pemahaman dari seorang sarjana Teknik Pertambangan

mengenai kondisi lapangan pekerjaan sebenarnya pada sebuah Perusahaan

Tambang. Salah satu solusinya adalah dengan diharuskannya seorang mahasiswa

Teknik Pertambangan melakukan Kerja Praktek (KP) pada Perusahaan Tambang

sebagai bekal pengalaman untuk bekerja. Disamping itu, kurikulum pendidikan

yang berlaku di Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin, mewajibkan setiap mahasiswanya untuk melakukan suatu kerja

praktek pada suatu perusahaan ataupun industri.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah untuk memberikan

pemahaman yang lebih lanjut kepada para mahasiswa dalam melihat dunia kerja

yang sesungguhnya, setelah kegiatan pemetaan eksplorasi yang telah dilaksanakan

sebelumnya sehingga pola fikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan

berorientasi untuk masa depan

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :

1. Mengetahui seluruh kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT.

Thiess Contractors Indonesia .

2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan

perencanaan penambangan pada tambang batubara Senakin.

1

Page 11: Laporan on Job Training

2

1.3 Batasan Masalah

Semua kegiatan yang berhubungan dengan Perencanaan dan Penambangan

di daerah Senakin yang dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia

(TCI), departemen yang mempunyai tanggung jawab sebagai pembuat konsep

perencanaan dan penambangan yaitu Departemen Engineering. Kegiatan yang

dilakukan seperti kegiatan perencanaan jangka panjang (long term), jangka

pendek (short term), survey, kontrol kualitas batubara, kegiatan reklamasi,

pengeboran, peledakan dan lain-lain.

1.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

Kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 25 Agustus sampai tanggal 18

Oktober 2007. Lokasi penelitian yaitu pada tambang batubara Senakin yang

dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI). Secara Administratif

lokasi penambangan berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru Propinsi

Kalimantan Selatan yang secara geografis terletak diantara 115º 15’ BT – 116º 30’

BT dan 02º 20’ – 04º 21’ LS .Tambang Senakin dibagi menjadi 2 bagian yaitu

Tambang Senakin Timur (East Senakin Mine) yang sedang aktif melakukan

penambangan dan Tambang Senakin Barat (West Senakin Mine) yang sedang

dalam proses reklamasi. Lokasi tambang Senakin meliputi beberapa desa pada

beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Klumpang Tengah dan Utara, Kecamatan

Sampanahan dan Kecamatan Pamukan Selatan.

Untuk sampai ke lokasi penambangan dapat ditempuh dengan jalan darat

dari Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin ke Kotabaru selama 8

jam melewati lokasi penambangan daerah Satui. Setelah sampai ke Kabupaten

Kotabaru dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan Speed Boat sampai ke

lokasi dengan menempuh waktu ± 1 jam. Dapat juga ditempuh dengan jalur udara

dengan menggunakan pesawat terbang dari Kota Balikpapan selama 45 menit ke

Kotabaru dan dilanjutkan dengan menggunakan Speed Boat sampai ke lokasi

dengan menempuh waktu ± 1 jam.

Page 12: Laporan on Job Training

3

Gambar 1 : Peta Tunjuk Lokasi Kegiatan Penambangan

1.5 Tahapan Penelitian

Untuk lebih terarahnya pelaksanaan kerja praktek maka penulis melakukan

beberapa tahapan penelitian sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan, pada tahapan ini hal-hal yang dipersiapkan berupa

pengurusan proposal dan surat izin pelaksanaan kerja praktek dari Program

Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin maupun kepada pihak

PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI) serta dilakukan studi literatur

mengenai kegiatan penambangan batubara pada suatu perusahaan

tambang.

2. Tahapan penelitian diperusahaan berupa :

• Interview atau wawancara secara langsung dilakukan kepada

narasumber yang menangani setiap bidang pekerjaan dilingkup

departemen engineering PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI).

• Pengamatan langsung pada lokasi pertambangan, tahapan ini

dilaksanakan setelah melakukan interview untuk mengetetahui secara

langsung proses penambangan yang dilakukan di Tambang Batubara

Senakin.

3. Tahapan Penyusunan Laporan, pada tahapan ini data-data yang telah

didapatkan baik itu berupa hasil interview maupun pengamatan langsung

Page 13: Laporan on Job Training

4

di lapangan disusun dalam bentuk laporan dan dipresentasekan didepan

departemen engineering PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI) dan di

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada Laporan Kerja Praktek

tentang“ Kegiatan Perencanaan dan Penambangan Batubara oleh PT. Thiess

Contractors Indonesia Pada Tambang Batubara Senakin Kalimantan Selatan “

adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan, batasan masalah, waktu dan lokasi penelitian, tahapan penelitian

dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan umum membahas mengenai penjelasan secara umum

tentang tambang batubara Senakin yang meliputi : keadaan perusahaan,

keadaan geologi, keadaan bahan tambang, flora dan fauna serta keadaan

sosial ekonomi masyarakat.

3. Bab III Tinjauan pustaka membahas teori-teori dasar sebagai acuan dalam

melakukan kegiatan penambangan.

4. Bab IV Pembahasan hasil pengamatan menjelaskan tentang pengamatan

pada perusahaan tempat Kerja Praktek dilakukan. Pembahasan hasil

pengamatan meliputi hasil pengamatan tentang Kegiatan Perencanaan dan

Kegiatan Penambangan yang dilakukan oleh perusahaan.

5. Bab V Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan yang didapat dari

pembahasan hasil pengamatan dan memberikan saran-saran sebagai

alternatif pemecahan masalah yang ada.

Page 14: Laporan on Job Training

5

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 KEADAAN PERUSAHAAN

Tambang batubara Senakin beroperasi di bawah aliansi PT. Arutmin

Indonesia dan PT.Thiess Contractors Indonesia. Pada bulan Juni 2002, PT.

Arutmin dan PT. Thiess melakukan kesepakatan kerja dalam bentuk aliansi

dimana Thiess mengambil alih semua operasi pertambangan milik PT. Arutmin di

Kalimantan Selatan termasuk pengoperasian dan reparasi peralatan berat.

PT. Thiess bertanggung jawab terhadap seluruh operasi pertambangan,

mulai dari penyiapan lahan, penggalian overburden, penambangan batubara,

transportasi batubara ke atas kapal serta rehabilitasi area tambang. Jasa lainnya

adalah perencanan tambang dan penjaminan mutu. PT. Thiess Contractors

Indonesia merupakan kontraktor utama yang melakukan kegiatan operasional

tambang pada tambang Senakin. Kegiatan yang dilakukan PT. Thiess Contractors

Indonesia dibantu oleh beberapa Subkontraktor yaitu :

1. PT. Putra Sarana Transborneo (PST) dan Mitramega Perkasa Samudra

(MPS) sebagai kontraktor angkutan batubara

2. PT. MHB dan PT. REP sebagai kontraktor Alat Mekanis/Alat Berat.

3. PT. United Tractors, Hexindo dan Trakindo sebagai kontraktor

perbaikan alat berat.

4. PT. ORICA sebagai kontraktor Peledakan

5. Dan kontraktor kecil lainnya.

2.2 FLORA DAN FAUNA

Kekayaan flora (vegetasi) yang ada pada tambang Senakin adalah jenis

tanaman revegetasi. Tanaman revegetasi yang ada di sekitar wilayah

penambangan antara lain Sengon, Akasia, Sungkai, Gmelina, bambu, Karet dan

5

Page 15: Laporan on Job Training

6

Mahoni. Sedangkan tumbuhan asli yang terdapat di tambang Senakin yaitu jenis

Alaban, Mampat, Tiwangau, Marambung, Rotan, Ambaratan, Nipal, Bakau, dll.

Untuk fauna (hewan) yang terdapat disekitar wilayah tambang Senakin

yaitu Burung pipit, Belalang, Kadal, Kera, Babi, Biawak dan Ular.

2.3 KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan memiliki mata

pencaharian utama sebagai petani dan peladang. Dampak negatif adanya aktivitas

penambangan yaitu pengalihan fungsi lahan dari pertanian dan perkebunan

menjadi areal pertambangan. Akibatnya banyak petani dan peladang yang beralih

profesi.

Sedangkan dampak positif yang dirasakan masyarakat yaitu mudahnya

masyarakat dalam memasarkan hasil bumi dikarenakan akses jalan yang mudah,

yang secara tidak langsung tersedia akibat kegiatan penambangan. Dampak positif

lainnya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan

kerja baru, terutama dalam bidang perdagangan, bengkel dan rumah makan,

sehingga peredaran uang di masyarakat meningkat.

2.4 KEADAAN GEOLOGI

2.4.1 Geologi Regional

Secara fisiografis, daerah kabupaten Kotabaru termasuk dalam anak

cekungan Asam-Asam dan anak cekungan Pasir. Keduanya merupakan anak

cekungan Barito dan cekungan Kutai. Batuan tertua yang terdapat di kabupaten

Kotabaru adalah kelompok batuan yang diperkirakan berumur Jura yang terdiri

dari batuan ultramafik, batuan malihan, batuan bancuh, dan rijang radiolaria.

Secara tidak selaras di atas kelompok batuan berumur Jura tersebut diendapkan

Formasi Pitap dan Formasi Manunggal. Formasi Pitap berhubungan menjemari

dengan Formasi Haruyan. Formasi ManungguI mempunyai Anggota Paau.

Kemudian secara tidak selaras di atas batuan pra Tersier diendapkan

batuan-batuan berumur Tersier dan Kwarter yang terdiri dari Forrnasi Tanjung,

Page 16: Laporan on Job Training

7

Formasi Pamaluan,Formasi Berai, Formasi Warukin dan Formasi Dahor serta

Aluvium. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan konglomerat batupasir dan

batu-lempung dengan sisipan serpih, batugamping dan batubara. Fomasi Warukin

terdiri dari perselingan batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan serpih,

batubara dan batugamping. Secara tidak selaras, di atas kelompok batuan Tersier

diendapkan batuan Kwarter berupa Aluvium yang terdiri dari kerakal kerikil,

pasir, lanau, lempung dan lumpur, terdapat sebagai endapan sungai, rawa dan

pantai.

Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari

sesar naik, sesar geser, sesar normal dan lipatan. Sesar naik umumnya mempunyai

arah hampir Utara - Selatan hingga Barat daya – Timur laut. Arah sesar bervariasi

dari Timur laut – Barat daya hingga Barat laut – Tenggara.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan

2.4.2 Geologi Lokal

Batuan dasar Pra Tersier yang terdiri mulai dari bagian bawah ke atas

adalah konglomerat, batu pasir, serpih dan batu lempung dengan ketebalan

beberapa meter hingga lebih dari 150 meter. Secara tidak selaras diatasnya

diendapkan batuan-batuan Tersier diantaranya seperti F.Tanjung dan F. Warukin,

Page 17: Laporan on Job Training

8

sebagai Formasi pembawa bahan galian batubara, ketebalan lapisan batubara

berkisar antara 3 – 12 meter.

Formasi Tanjung terdiri dari perselingan konglomerat batupasir dan batu-

lempung dengan sisipan serpih, batugamping dan batubara. Batubara Senakin

termasuk dalam Formasi Tanjung yang berumur Eosen dengan kualitas batubara

bituminous. Lapisan batubara sepanjang 40 km dari utara ke selatan sampai kedalam

pantai sepanjang 14 km . (Sumber http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11-

Kotabaru.pdf)

Page 18: Laporan on Job Training

9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi

endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari

produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang

besar lebih menggunakan tambang terbuka. Tambang Terbuka disebut hanya

memiliki nilai ekonomis apabila lapisan batubara berada dekat dengan permukaan

tanah. Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan batubara yang

lebih banyak daripada tambang bawah tanah karena seluruh lapisan batu bara

dapat dieksploitasi atau lebih dari 90% batu bara dapat diambil. Tambang terbuka

yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi dan menggunakan

banyak alat yang besar dump truck, excavator dan alat-alat pendukung liannya.

Keuntungan dan Kerugian Tambang Terbuka

terbuka

Tabel 1 : Keuntungan dan kerugian tambang

9

Page 19: Laporan on Job Training

10

Pemilihan metoda penambangan yang akan diterapkan ditentukan oleh

Karakteristik Lapangan, Deposit, Lingkungan dan Biaya Operasi yang paling

ekonomis.

Faktor-faktor yang menentukan pemilihan metoda penambangan :

• Karakteristik Deposit : Kemiringan, ukuran dan penyebaran, struktur

geologi (rekahan, patahan dan perlipatan)

• Pertimbangan Topograpi dan Hidrologi (curah hujan & air tanah)

• Pertimbangan Geoteknik

• Pertimbangan Ekonomis

• Pertimbangan Lingkungan :

• Ketersediaan alat

• Rate Produksi

• Kualitas bijih / Batu bara yang diharapkan

• Jarak buang dari pit ke waste dump / crusher

Dasar melaksanakan penambangan terbuka adalah :

Bila hasil operasi penambangan terbuka ini akan memberikan hasil yang

menguntungkan maka dilakukan penambangan secara terbuka dan bila tidak

biasanya dicari alternatif penambangan bawah tanah. Ekonomis tidaknya dalam

operasi penambangan terbuka ini biasanya ditunjukan oleh nisbah kupas

(stripping ratio). Contoh batas stripping ratio:

Senakin 7.0 bcm tanah : 1 ton batubara

Adaro 2.4 bcm tanah : 1 ton batubara

Kpc 6.02 bcm tanah : 1 ton batubara

Sehingga para pengawas tambang harus memperhatikan dalam

pelaksanaan penambangan ini untuk tidak melebihi/ mengurangi batas-batas yang

sudah direncanakan karena akan berakibat mengurangi tingkat keuntungan operasi

tambang tersebut.

Aktivitas penambangan terbuka :

• Pembersihan Lahan (Land Clearing)

• Pengupasan dan Penimbunan Tanah Humus

Page 20: Laporan on Job Training

11

• Pengupasan Tanah Penutup : ripping, drill & Blast

• Pemuatan dan Pembuangan tanah Penutup

• Penggalian batubara

• Prosesing Batubara : crushing & Pencucian

• Pemuatan dan Pengangkutan batubara

• Reklamasi dan revegetasi areal bekas tambang

Pekerjaan Tambahan :

• Perawatan Jalan

• Penyaliran Tambang ( drainage)

• Pengelolaan Dampak Lingkungan

Aktivitas Alat – Alat Produksi

Aktivitas alat – alat produksi dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:

• Alat Gali dan alat muat seperti power shovel, backhoe, excavator, front

end loader, dragline, bucket wheel Excavator (BWE), Bucket Chain

Excavator (BCE)

• Alat Angkut berupa truck (rear-dump, side-dump, articulated), train, belt

conveyor, pipa slurry, Scraper (alat muat sekaligus angkut).

• Alat Bantu berupa bulldozer dan ripper, Grader, Lubriction Truck, Water

Truck, Fuel Truck, dll.

Contoh-contoh Metoda Penambangan Terbuka. Untuk Batubara

A. Contour Mining

Sistem ini diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap (out crop)

di lereng gunung/ bukit. Kegiatan penambangan ini dimulai dengan pengupasan

tanah (overburden) disepanjang lereng (batubara tersingkap) mengikuti garis

kontur, tanah kupasan didorong dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah,

kemudian diikuti penambangan batubara.

Keuntungan : Tanah cukup di dorong dengan buldozer, ataupun jika harus

menggunakan truk akan di angkut dengan jalan menurun.

Kekurangannya : areal terbuka ditambah areal timbunan cukup besar sehingga

dampak lingkungan kurang baik.

Page 21: Laporan on Job Training

12

Contoh untuk metoda adalah mmeettooddaa ccoonnttoouurr ssttrriippppiinngg ddaann mmeettooddaa mmoonnttaaiinn

rreemmoovvaall

B. Area Mining.

Sistem ini digunakan untuk endapan batubara yang hampir datar,

penambangan dimulai dari daerah penambangan awal (box cut), dimana tanah

dari areal box cut ini akan dibuang ke areal buangan diluar pit dan penggalian

tanah berikutnya dibuang dibelakang yang sudah ditambang.

Contoh untuk metoda ini adalah metode area mining menggunakan dragline, dan

metode block area mining dengan menggunakan buldozer dan metode block area

mining dengan truck & shovel khusus lapisan batubara lebih miring

Keuntungan metoda ini adalah luas area yang terganggu dapat diminimalisasi.

Diterapkan : Berau Coal, Petangis

C. Open Pit Mining

Sistem ini diterapkan untuk endapan batubara yang mempunyai

kemiringan yang besar (curam), umumnya diterapkan pada lapisan batubara yang

cukup tebal untuk single seam atau batubara yang mempunyai banyak perlapisan

(multiple seam), karena dengan kemiringan yang curam untuk mendapatkan

batubara yang lebih banyak dibutuhkan penambangan yang cukup dalam.

Umumnya sistem penggalian digunakan sistem jenjang (multi benching). Contoh

open pit mining adalah Tambang Batubara Senakin (Sumber: Teknik Penambangan

Terbuka Departemen Engineering PT.Thiess Contractor Indonesia Senakin Mine Project)

Page 22: Laporan on Job Training

13

Contoh-Contoh Metoda Penambangan Terbuka (Batubara)

AA.. MMeettooddaa ccoonnttoouurr ssttrriippppiinngg

BB.. MMeettooddaa mmoonnttaaiinn rreemmoovvaall

EE.. Haauull Baacckk MMeenngggguunnaakkaann H B

A

TTrruucckk && sshhoovveell

B ADD.. Blloocckk Arreeaa Miinniinngg MMeenngggguunnaakkaann BBuullddoozzeerr MCC.. Arreeaa MMiinniinngg MMeenngggguunnaakkaann

DDrraagglliinnee

Gambar 3 : Contoh-Contoh Metode Penambangan Terbuka

Page 23: Laporan on Job Training

14

Cara – cara mencegah terjadinya bahaya sebagai penyebab kecelakaan di tambang

terbuka:

a. Mencegah masuknya air ke lokasi penambangan atau mengeringkan air yang

masuk lokasi tambang.

b. Pembuatan jenjang yang memenuhi syarat.

c. Pemeliharaan dan penggunaan peralatan yang baik.

d. Pemilihan metode penambangan yang benar.

e. Adanya rambu-rambu Pemasangan rambu-rambu di lokasi kerja, adalah upaya

untuk mencegah adanya kecelakaan. Apabila para operator/pekerja lain

melanggar rambu-rambu tersebut, maka bahaya dan kecelakaan tidak dapat

dihindari.

Page 24: Laporan on Job Training

15

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Perencanaan Perencanaan Tambang adalah kegiatan membuat rancangan suatu tambang

dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Kegiatan

Perencanaan Tambang PT. Thiess Contractors Indonesia dilakukan oleh

Departemen Engineering bagian mine planning (Perencanaan Tambang).

Perencanaan Tambang PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang

Senakin dibagi atas dua yaitu long term dan short term. Long term merencanakan

penambangan dalam jangka panjang waktu 12 bulan, enam bulan, tiga bulan dan

satu bulan. Dari perhitungan dan ketersediaan alat dapat diketahui berapa jumlah

overburden yang dapat dipindahkan dan volume batubara yang dapat diambil

pada jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui berapa lama penambangan

dapat dilakukan. Sedangkan short term merencanakan penambangan secara harian

dan mingguan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dalam long term.

Rencana penambangan dibuat sebelum kegiatan dan saat kegiatan

penambangan berlangsung. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan

dalam perencanaan suatu tambang yaitu :

4.1.1 Nilai Stripping Ratio (SR)

Faktor utama yang sangat penting mengenai keputusan dibuka atau

tidaknya suatu tambang adalah Nilai Stripping Ratio (SR). Stripping ratio dalam

penambangan batubara didefinisikan sebagai Perbandingan volume tanah penutup

dalam bcm terhadap volume batubara yang didapat dalam tonnase.

)()(

tonnaseBatubaraBcmWasteSR =

Rata-rata nilai Striping ratio (SR) yang digunakan pada Tambang

Batubara Senakin adalah 7 : 1. Artinya perbandingan volume material penutup

15

Page 25: Laporan on Job Training

16

yang akan dibongkar dengan jumlah batubara yang akan didapat sebesar 7 m3

tanah penutup berbanding 1 ton batubara.

Semakin kecil nilai Stripping Ratio (SR) yang didapat, maka peluang

untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan semakin besar. Sebaliknya

semakin besar nilai Stripping Ratio maka semakin kecil nilai ekonomis tambang

tersebut.

4.1.2 Cadangan Batubara

Cadangan batubara adalah jumlah batubara yang secara ekonomis dapat

ditambang atau diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Dalam perencanaan suatu

tambang cadangan sangat berpengaruh dalam penentuan sistem penambangan dan

penentuan jumlah alat yang akan digunakan. Jumlah sumberdaya batubara terukur

(measured) PT Arutmin di daerah Senakin sebesar 142.972.538 ton menurut

penjelasan pihak perusahaan jumlah cadangan layak tambang (mineable) sekitar

19 juta ton. Hal ini disebabkan yang dihitung hanya lokasi yang betul-betul dapat

ditambang (clear) bahwa saat ini tidak semua lokasi dalam wilayah yang

direncanakan di Senakin dapat ditambang. Faktor kendalanya adalah adanya

perambahan PETI dan terhambatnya pembebasan lahan. Lapisan batubara yang

ditambang di Senakin hanya terdiri atas satu lapisan (single layer) yang tebalnya

berkisar 3 – 6 meter. (Sumber http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11-

Kotabaru.pdf)

Cadangan batubara yang ditambang pada tambang batubara Senakin

dengan rata-rata nilai Stripping Ratio 7:1 bcm/ton dan ketebalan batubara minimal

50 cm sebesar 400.000 ton batubara per bulan atau sekitar 4.800.000 ton batubara

per tahun (data aktual survey senakin tahun 2007-sekarang).

Cadangan merupakan sesuatu yang terus dievaluasi, karena cadangan hasil

eksplorasi tidak sepenuhnya akurat. Eksplorasi cadangan batubara pada Tambang

batubara Senakin dilakukan oleh PT. Arutmin Indonesia (PT. AI) sebagai pemilik

lahan. PT. Arutmin Indonesia memberikan gambaran kuantitas cadangan

batubaranya pada Kontraktor utama PT. Thiess Contractors Indonesia untuk

melakukan kegiatan penambangan.

Page 26: Laporan on Job Training

17

PT. Thiess Contractors Indonesia dalam melakukan kegiatan

penambangan selalu mengevaluasi cadangan batubara yang ada. Kegiatan evaluasi

cadangan yang dilakukan PT. Thiess Contractors Indonesia dengan melakukan

Test Pit (lubang pengetesan) pada lokasi tertentu dengan membuat parit uji

(trenching) atau pengeboran inti pada lapisan batubara sehingga cadangan akan

bisa diperkirakan jumlah dan bentuknya.

4.1.3 Sistem Penambangan dan Batas Penambangan

Penentuan sistem penambangan dan batas penambangan menjadi salah

satu faktor penting dalam perencanaan suatu tambang, setelah nilai Stripping ratio

terpenuhi dan cadangan batubara bernilai ekonomis untuk ditambang.

Sistem Penambangan yang dilakukan pada tambang batubara Senakin

adalah sistem Tambang Terbuka dengan Open Pit Mining yaitu penambangan

dengan cara membuat lubang bukaan (Open Pit) ke dalam permukaan bumi yang

mengandung lapisan batubara.

Batas penambangan yang direncanakan pada tambang Senakin mempunyai

ketentuan sebagai berikut :

• Tinggi jenjang maksimal 15 meter

• Lebar jenjang 5 meter

• Sudut kemiringan (Single Slope) maksimal 65°

• Sudut kemiringan keseluruhan (Overall slope) maksimal 52°.

Page 27: Laporan on Job Training

18

Gambar 4 : Batas Penambangan Tambang Senakin Gambar 4 : Batas Penambangan Tambang Senakin

Batas penambangan yang dibuat dilihat dari beberapa faktor seperti faktor

keamanan, geometri, ekonomi dan peralatan sehingga memenuhi standar

keamanan yang berlaku pada tambang batubara Senakin.

Batas penambangan yang dibuat dilihat dari beberapa faktor seperti faktor

keamanan, geometri, ekonomi dan peralatan sehingga memenuhi standar

keamanan yang berlaku pada tambang batubara Senakin.

Masing-masing Pit (lubang bukaan) mempunyai jumlah blok rata-rata

sekitar 10 buah. Ukuran blok yang direncanakan pada tiap pit, mempunyai

ketentuan ukuran (125x125) m3.

Masing-masing Pit (lubang bukaan) mempunyai jumlah blok rata-rata

sekitar 10 buah. Ukuran blok yang direncanakan pada tiap pit, mempunyai

ketentuan ukuran (125x125) m

3.

Permukaan Tanah

Over Burden H

L Lapisan Batubara (Coal Seam) H : Tinggi Jenjang = 15 m L : Lebar Jenjang = 5 m α : Sudut Kemiringan (Single Slope) = 65° β : Sudut Kemiringan Keseluruhan (Overall Slope) = 52°

α

β

4.1.4 Sistem Pengangkutan 4.1.4 Sistem Pengangkutan

Perencanaan sistem pengangkutan

dengan pembuatan jalan merupakan bagian

dalam perencanaan tambang. Sistem

pengangkutan sangat mempengaruhi

produktivitas alat yang digunakan dan biaya

yang dikeluarkan. Sistem pengangkutan yang

baik akan meningkatkan produktivitas alat

yang digunakan dan mengurangi biaya operasi

penambangan, sehingga target produksi akan

terus meningkat.

Perencanaan sistem pengangkutan

dengan pembuatan jalan merupakan bagian

dalam perencanaan tambang. Sistem

pengangkutan sangat mempengaruhi

produktivitas alat yang digunakan dan biaya

yang dikeluarkan. Sistem pengangkutan yang

baik akan meningkatkan produktivitas alat

yang digunakan dan mengurangi biaya operasi

penambangan, sehingga target produksi akan

terus meningkat.

Foto 1 : Jalan Angkut Pada Lokasi Tambang Batubara Senakin

Page 28: Laporan on Job Training

19

Aturan pembuatan jalan angkut pada lokasi tambang batubara Senakin sama

seperti lokasi tambang-tambang yang lain diantaranya :

1. Lebar jalan angkut untuk lalu lintas sekitar 30 m atau sekitar 4 kali

lebar rare dump truck Caterpillar tipe 785C. rare dump truck

Caterpillar 785C merupakan rare dump truck yang paling besar pada

tambang batubara Senakin.

2. Kemiringan jalan dibuat sekitar 8% untuk jalan-jalan permanen dan

maksimal 10% untuk jalan-jalan kecil dengan akses terbatas.

4.1.5 Peralatan Tambang

Kegiatan perencanaan selanjutnya yaitu penentuan peralatan tambang yang

digunakan. Peralatan tambang yang digunakan untuk melakukan aktivitas

penambangan dibagi beberapa macam diantaranya alat untuk melakukan

pemuatan (alat muat), alat untuk melakukan pengangkutan (alat angkut) dan alat

pendukung.

PT. Thiess Contractors Indonesia pada tambang batubara Senakin

melakukan pembagian peralatan sebagai berikut :

4.1.5.1 Alat Muat

Alat muat adalah alat yang digunakan untuk menggali dan memuat

material ke dalam suatu alat angkut. Alat muat yang digunakan pada tambang

batubara Senakin yaitu Excavator dan Wheel Loader.

Foto 2 : Excavator Liebherr tipe R 994 yang digunakan di Tambang Senakin

Page 29: Laporan on Job Training

20

Excavator dan Wheel Loader merupakan alat yang paling sesuai dengan

kondisi permukaan di tambang Senakin. Excavator dan Wheel loader yang

digunakan PT. Thiess Contractors Indonesia untuk melakukan aktivitas

penggalian dan pemuatan material dan batubara. Spesipikasi alat muat yang

digunakan pada PT. Thiess Contractors Indonesia pada tambang batubara Senakin

yaitu : Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Alat Muat

Description Unit Kapasitas Bucket (m3)

Liebherr 994-200HE 2 14 Hitachi EX2500 1 14 Liebherr R-93504 1 21.5 Liebherr R994B 3 18 Hitachi EX3600-5 3 22 Komatsu PC800 3 4.5 Hitachi EX1200 3 7.5 Hitachi ZX330 7 1.4 Komatsu PC200-7 1 1.17 Cat 988G (Loader) 3 6.3 Cat 980G II 3 5.7 Cat 966 F 1 3.8

Tabel 2 : Deskripsi alat muat pada tambang senakin

4.1.5.2 Alat Angkut

Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material dari

satu tempat (Tempat Pemuatan / Loading area) ke tempat yang lain (Tempat

penimbunan /Dumping Area). Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut

material pada tambang batubara Senakin terdiri dari beberapa rare dump truck,

Articulate truck dan beberapa Trailler. Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Alat Angkut Description Unit Kapasitas (ton)

Rare Dump Truck Cat tipe 785C 26 150 Rare Dump Truck Cat tipe 777D 24 106 Rare Dump Truck Cat tipe 773E 7 49 Articulate Cat 740 7 17 Volvo FH16 9 79-80 Truck PST 23-24 Truck MPS 19-20

Tabel 3 : Deskripsi alat angkut pada tambang senakin

Page 30: Laporan on Job Training

21

Foto 3 : Rare Dump truck Caterpillar tipe 785C pada Tambang Batubara Senakin Jenis Alat angkut yang digunakan pada tambang batubara Senakin dibagi

berdasarkan material yang akan diangkut, yaitu:

1. Untuk mengangkut lapisan tanah penutup (topsoil) digunakan rare dump

truck Volvo tipe A35C dan Caterpillar tipe 773E.

2. Untuk mengangkut lapisan tanah penutup (Overburden) digunakan rare

dump truck Caterpillar tipe 785C , dump truck Caterpillar tipe 777D

3. Untuk mengangkut batubara, alat angkut yang digunakan yaitu Truck.

Truck milik Subkontraktor PT.Thiess Contractors Indonesia seperti PT.

Mitramega Perkasa Samudra (MPS) dan Putra Sarana Transborneo (PST).

Truk yang digunakan yaitu Truck buatan HINO dan NISSAN. Jumlah

truck yang dipakai untuk mengangkut batubara sekitar 50 buah.

4. Untuk mengangkut batubara dari tempat pencucian batubara Jig Plant (JP)

ke PLO (Port Load Out) Sembilang dan Dense Medium Plant (DMP) ke

PLO Air Tawar menggunakan Double Trailler Volvo tipe FH16 .

4.1.5.3 Alat Pendukung

1. Bulldozer

Bulldozer berfungsi sebagai alat untuk menumbangkan pohon dan

meratakan semak semak pada kegiatan pembersihan lahan (Land Clearing), pada

kegiatan pemuatan overburden oleh Excavator ke dalam dump truck, bulldozer

Page 31: Laporan on Job Training

22

berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan material yang berserakan. Pada

tempat penimbunan (Dumping area) bulldoser berfungsi meratakan dan

merapikan timbunan material dari Dump Truck, dan fungsi yang lainnya. Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Dozers Description Unit

Cat D9R 1 Komatsu D85ESS-2 2 Cat D10R 9 Cat 834H 1 Komatsu D375A-3A 2 Komatsu D85E-SS-2 1 Komatsu D375A-5 2 Komatsu D375A-3A 2 Dozer Komatsu D65P-12 1

Tabel 4 : Deskripsi bulldozer pada tambang senakin

Foto 4 : Dozer Komatsu D375 yang digunakan pada Tambang Batubara Senakin

2. Grader

Grader merupakan alat yang berfungsi sebagai alat untuk meratakan dan

merapikan material yang berserakan di jalan, akibat material yang tumpah dari

Alat angkut (Dump truck). Grader yang digunakan yaitu Grader Caterpilar tipe

16H berjumlah 7 buah.

Page 32: Laporan on Job Training

23

3. Water Truck

Water Truck adalah Truck berisi air yang berfungsi sebagai alat untuk

menyiram jalan yang berdebu, akibat aktivitas pengangkutan material oleh Alat

angkut. Water truck yang digunakan yaitu Caterpilar tipe 773E berjumlah 3 buah

dan Iveco 6x6 H/Duty Prime Mover berjumlah 2 buah.

Foto 5 : Water Truck Caterpilar tipe 773E pada Tambang Batubara Senakin

4. Mesin Pemboran (Drilling Machines)

Mesin Pemboran adalah alat untuk membuat lubang bor tempat bahan

peledak pada aktivitas peledakan. Mesin pemboran juga dapat digunakan untuk

mengetahui lapisan batubara dengan melakukan test Pit (Lubang test batubara).

Mesin pemboran yang digunakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada

tambang batubara Senakin yaitu Driller Ingersoll Rand tipe DR 0741, DR 5020,

dan DR 5021 masing-masing 1 buah.

5. Lighting Plant

Lighting Plant adalah alat penerangan yang dipergunakan untuk menerangi

aktivitas penambangan pada malam hari.

6. Pompa Air

Pompa air adalah alat untuk memompa air yang ada dalam Pit yang

tergenang akibar air hujan.

Page 33: Laporan on Job Training

24

4.1.6 Jadwal Produksi

Jadwal Produksi Batubara pada tambang Senakin dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu Jadwal produksi batubara dari alat pencucian batubara Jig Washing Plant

dan jadwal produksi batubara dari alat pencucian Dense Medium Plant..

Batubara bersih (wash coal) hasil pencucian yang direncanakan pada

tempat pencucian batubara Jig Washing Plant (JWP) Tambang Senakin sekitar

160,000 Ton coal product per Bulan, sedangkan pada tempat pencucian batubara

Dense Medium Plant (DMP) Tambang Senakin Barat sekitar 120,000 Ton coal

product per bulan. Wash Plant memiliki yield recovery 80%. Masing-masing wash

plant memiliki feed rate (tingkat pemasukan) berbeda. Untuk JWP feed rate

sekitar 575 TPH (Ton Per Hour) sedangkan untuk DMP feed rate sekitar 390 TPH

(Ton Per Hour).

Tambang batubara Senakin beroperasi selama 24 Jam. Waktu jam kerja

karyawan 12 jam per hari dengan pembagian kerja menjadi 2 giliran yaitu Day

Shift dan Night Shift.

4.2 Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia

berlangsung pada Tambang Senakin Timur. Tambang Senakin Timur dibagi

menjadi 22 Pit. Pit yang sedang melakukan kegiatan penambangan pada bulan

September 2007 adalah Pit 2,16 dan Pit Manggis . Masing masing Pit dibagi

menjadi beberapa blok. Masing-masing blok mempunyai kegiatan yang berbeda.

Seperti pada Pit 16 Tambang Senakin Timur, ada sebagian blok yang sedang

melakukan kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup dan penggalian

batubara sedangkan pada blok lain ada yang masih dalam kegiatan penyiapan

lahan.

Secara umum kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors

Indonesia pada Tambang Senakin Timur meliputi :

Page 34: Laporan on Job Training

25

1. Penyiapan Lahan

2. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup ( top soil removal )

3. Pengupasan dan Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup

4. Penambangan Batubara (coal mining)

5. Kegiatan Reklamasi

Kegiatan Penambangan batubara pada Tambang Senakin oleh PT. Thiess

Contractors Indonesia dilakukan dengan menambang blok yang mempunyai nilai

Stripping Ratio kecil (Low Strip) terlebih dahulu kemudian dilanjutkan sampai

blok yang nilai Stripping Rationya besar (High Strip).

Penyiapan Lahan (Land Scaping) meliputi

• Pembersihan lahan (Land Clearing) • Pembuatan Settling Pond

Pengupasan dan Pemindahan tanah pucuk (Top Soiling)

Kontrol Kualitas Batubara (Coal Quality Control) Penggalian bebas (free digging)

• Penggaruan (ripping) • Peledakan (Blasting)

Pembongkaran dan Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)

Penambangan Batubara (Coal Mining) Pencucian batubara (Coal Processing)

Reklamasi daerah bekas tambang (Reclamation)

Barging (Pengapalan)

Page 35: Laporan on Job Training

26

MS

Loading Seam(SU)

Move/Blending Parting(PA)

Loading SM 1

Move/Blending Parting(PB)

Loading SL

Move/Blending Parting(PC)

Loading SM 2

JIG PLANT/DMP

Rom Stock HS

Direct sale Costumer

NPLCT

Barging HS, MS, LS

PLO HS, MS, LS

Product HS,MS,LS

Rom Stock LS

Cleaning

Coal Expose

Catatan : Parting dengan ketebalan <15 Cm dimasukkan dalam batubara untuk di blending Parting dengan ketebalan >15 Cm dibuang (sesuai kontrak dengan PT.Arutmin)

Gambar 5 : Diagram Alir Aktivitas Penambangan Tambang Senakin

Kegiatan Penambangan batubara yang sedang dilakukan oleh PT. Thiess

Contractors Indonesia pada Tambang Senakin Timur mempunyai tahapan

penambangan sebagai berikut :

Page 36: Laporan on Job Training

27

4.2.1 Penyiapan Lahan

Sebelum melakukan kegiatan pembongkaran dan penggalian material

penutup, kegiatan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan yang akan

ditambang. Proses penyiapan lahan yang Akan ditambang pada lokasi Tambang

Senakin Timur oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dibagi menjadi 2 tahap.

Tahap awal adalah Pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-semak

(Land Clearing). Tahap selanjutnya adalah Pembuatan Kolam Pengendapan

(Sediment Pond).

4.2.1.1 Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan (Land Clearing) adalah kegiatan membersihkan daerah yang

akan ditambang dari pepohonan dan semak semak. Tujuan utama dari pembersihan lahan

yaitu untuk memudahkan alat muat mengambil lapisan tanah paling atas (topsoil). PT.

Thiess Contractors Indonesia dalam melakukan kegiatan pembersihan lahan (land

clearing) mempunyai 2 macam cara, yaitu :

1. Pembersihan lahan dengan menggunakan Alat Mekanis

Alat mekanis yang digunakan pada kegiatan pembersihan lahan Tambang

Senakin Timur yaitu Bulldozer dan Excavator. Bulldozer berfungsi untuk meratakan

semak-semak dan mendorong pepohonan pada permukaan yang relatif datar,

sedangkan Excavator mempunyai fungsi yang sama, hanya pada permukaan yang

lebih curam. Semua semak-semak diratakan dan dibersihkan oleh alat mekanis. Untuk

penebangan pohon, diameter pohon yang bisa didorong oleh alat mekanis maksimal

300 mm.

Cara penebangan pohon oleh alat mekanis (Bulldozer/Excavator) yaitu

dengan mendorong pohon ke arah condongnya pohon (arah kemiringan pohon).

Proses pendorongannya dilakukan dengan cara menuruni lereng dari bagian atas

sampai ke bagian bawah lereng. Setelah pohon tumbang, semak-semak

dibersihkan dan diratakan, kemudian lubang bekas pohon yang ditumbangkan

diisi kembali dan diratakan seperti permukaan tanah semula.

Page 37: Laporan on Job Training

28

2. Penebangan pohon menggunakan Gergaji Kayu (Chainsaw)

Untuk pohon yang besar dengan diameter lebih dari 300 mm, ditumbangkan

atau ditebang dengan cara digergaji oleh pekerja lokal (masyarakat sekitar) yang

dikontrak oleh perusahaan. Pohon-pohon yang berdiameter lebih dari 300 mm

hanya boleh ditebang oleh regu penggergaji yang sudah berpengalaman dan

dikontrak oleh perusahaan.

4.2.1.2 Pembuatan Kolam Pengendapan

Proses penyiapan lahan selanjutnya adalah Pembuatan Kolam Pengendapan

(Sediment Pond). Sistem penirisan air (drainase) tambang dengan membuat Kolam

Pengendapan diatur sedemikian rupa sehingga aliran air / limbah dari tambang

(lahan terbuka, timbunan tanah penutup, stockpile, dll.) masuk ke dalam kolam

pengendapan. Sistem penirisan air dari dalam lokasi tambang ke luar lokasi

tambang mempunyai beberapa saluran air (gambar 11)

Gambar 6 : Desain Pembuatan Sediment Pond Pada Tambang Senakin

Kolam Pengendapan berfungsi sebagai pengendap lumpur dan penetralisir

air yang berasal dari kegiatan penambangan sebelum dilepaskan ke sungai.

Saluran-saluran air limpahan dari aktivitas penambangan dibuat, agar dapat

mengeringkan air dengan cepat dari permukaan. Air limpahan ini dapat bersifat

sangat keruh akibat adanya erosi dan lumpur dengan pH sekitar 2-4. Air limpahan

Page 38: Laporan on Job Training

29

ini mengandung berbagai macam unsur yang didominasi Fe dan Mn yang dapat

membahayakan lingkungan apabila jumlahnya melebihi ambang batas. Tingkat

keasaman air dalam Kolam Pengendapan rutin diperiksa untuk memastikan

kisaran pH antara 6 sampai 9. Untuk proses penetralan apabila pH asam,

dilakukan dengan penambahan tawas (Al (SO ) dan untuk penanganan air keruh

digunakan kapur Ca(OH) sesuai dengan kebutuhan. 2 4 3

2

4.2.2 Pengupasan lapisan tanah pucuk(topsoil)

Foto 6 : Kegiatan pengupasan lapisan tanah

pucuk (top soil) pada tambang Senakin

Setelah melakukan kegiatan

penyiapan lahan, kemudian

dilanjutkan dengan pengupasan lapisan

tanah pucuk(topsoil). Ketebalan lapisan

tanah penutup pada tambang Senakin

berkisar 0,5 sampai 1 meter. Lapisan

topsoil merupakan lapisan tanah

penutup paling atas yang cukup lunak.

Lapisan tanah pucuk(topsoil)

digunakan sebagai lapisan tanah

penutup yang paling atas saat kegiatan Reklamasi dan saat penutupan ulang

lubang bekas galian batubara.

Pengupasan lapisan tanah penutup mempunyai tujuan untuk :

• Memisahkan tanah penutup dengan tanah penutup bagian atas

(Overburden) sebelum aktivitas penggalian tambang dimulai.

• Penutupan lahan tambang sebagai tanah cadangan.

4.2.2.1 Pemuatan lapisan tanah pucuk(topsoil)

Lapisan topsoil pada Tambang Senakin dikupas dan dimuat oleh Alat

Mekanis Hydraulic Excavator ke dalam Dump truck. Excavator yang digunakan

adalah Excavator Komatsu tipe PC 800 dan Excavator Hitachi tipe ZX330.

Page 39: Laporan on Job Training

30

4.2.2.2 Pengangkutan lapisan tanah pucuk(topsoil)

Topsoil yang sudah dikupas kemudian dimuat ke dalam Dump truck oleh

Excavator. Setelah dimuat kemudian diangkut ke tempat penimbunan lapisan tanah

penutup (Stock topsoil). Dump truck yang digunakan untuk mengangkut lapisan tanah

penutup adalah Articulate Cat 740 dengan kapasitas 14 BCM dan Truck Hino dan

Nissan milik kontraktor PST dan MPS.

4.2.2.3 Tempat penimbunan tanah pucuk

Topsoil yang sudah dimuat ke dalam Dump Truck kemudian diangkut ke

tempat penimbunan. Tempat penimbunan tanah penutup disebut dengan Stock topsoil.

Stock Topsoil berfungsi sebagai penampung semua tanah penutup yang sudah

dikupas, sehingga apabila diperlukan kembali akan mudah untuk didapat. Selain ke

tempat penimbunan, lapisan tanah penutup juga ada yang langsung disebar ke

wilayah reklamasi.

Pada lokasi reklamasi tanah pucuk(topsoil) disebar sebagai lapisan tanah

paling atas yang akan ditanami oleh tumbuh-tumbuhan reklamasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas

penimbunan tanah pucuk(topsoil) yaitu :

• Memilih lokasi yang tepat untuk menyimpan tanah penutup, misalnya

tanah bertopografi datar (<15%) dan bukan pada daerah aliran air.

• Mengeraskan dan meratakan alas tempat penyimpanan tanah penutup

dengan alat berat.

• Membuat drainase dan kolam pengendapan (sediment pond) untuk

menampung aliran permukaan yang berasal dari tumpukan tanah penutup

tersebut.

• Pengecekan setiap hari terhadap tanah penutup yang disimpan.

• Menanami atau menutup tanah penutup jika tidak digunakan dalam jangka

waktu minimal 2 bulan.

4.2.3 Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup

Setelah lapisan tanah penutup dikupas, tahapan selanjutnya adalah

pengupasan dan pembongkaran lapisan tanah penutup.

Page 40: Laporan on Job Training

31

4.2.3.1 Jenis Tanah Penutup (Overburden)

Lapisan tanah penutup dibagi menjadi 2 yaitu Lapisan tanah penutup yang

lunak dan lapisan tanah penutup yang keras. Lapisan tanah penutup yang terdapat

setelah lapisan tanah penutup adalah lapisan tanah penutup yang lunak. Pada lapisan

ini terdapat tanah yang cukup lunak terdiri dari batulempung dan batupasir yang

lunak. Lapisan tanah penutup yang lunak ini termasuk ke dalam lapisan tanah

penutup (Overburden), tetapi mudah dikupas sehingga tidak memerlukan aktivitas

peledakan. Lapisan tanah penutup yang lunak ini mempunyai ketebalan bervariasi.

Kegiatan pengupasan lapisan tanah lunak ini menggunakan alat mekanis Excavator

Komatsu. Pengupasan lapisan tanah penutup yang lunak ini disebut dengan Free Dig

(Penggalian bebas).

Lapisan tanah penutup selanjutnya yang menjadi lapisan tanah penutup

sebelum lapisan batubara adalah lapisan tanah penutup yang keras. Lapisan tanah

penutup yang keras adalah lapisan tanah penutup yang paling dekat dengan lapisan

batubara. Lapisan tanah penutup yang melapisi batubara ini dibagi menjadi 3, yaitu:

• Overburden (Lapisan tanah penutup bagian atas)

Lapisan Overburden (OB) adalah lapisan tanah diatas lapisan batubara dengan

ketebalan bervariasi.

• Parting ( Sisipan Pengotor )

Parting adalah lapisan pengikut/pengotor yang berada diantara lapisan

batubara yang apabila ditambang akan mempengaruhi kualitas batubara.

Ketebalan parting kurang dari 1 meter.

• Interburden ( Lapisan pengotor diantara batubara )

Interburden adalah lapisan pengikut/pengotor yang berada diantara lapisan

batubara. Ketebalan Interburden lebih dari 1 meter.

4.2.3.2 Pembongkaran Tanah Penutup

Kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup yang keras dilakukan dengan

aktivitas peledakan, setelah diledakkan lapisan tanah penutup yang keras akan mudah

untuk dimuat oleh alat mekanis. Ketebalan lapisan tanah penutup (Overburden) yang

Page 41: Laporan on Job Training

32

ada di tambang Senakin bervariasi. Total pemindahan tanah penutup rata-rata per

bulan adalah 2.800.000 BCM.(data LOM survey tahun 2007)

4.2.3.3 Pemboran dan Peledakan

Foto 7 : Kegiatan peledakan pada salat satu pit di

tambang Senakin

Kegiatan pembongkaran lapisan

tanah penutup pada Tambang Senakin

dilakukan dengan cara diledakkan.

Peledakan yang dilakukan bekerja

sama dengan Subkontraktor Peledakan

PT. Thiess Contractors Indonesia yaitu

PT. ORICA. PT. ORICA merupakan

Subkontraktor khusus untuk

melakukan kegiatan peledakan.

Sebelum kegiatan peledakan terlebih

dahulu dilakukan pemboran lubang ledak.

Untuk proses pembuatan lubang ledak dengan Mesin bor dilakukan oleh

PT. Thiess Contractors Indonesia dengan menggunakan Mesin Bor Ingersoll Rand

tipe DM50E berjumlah 2 unit dengan kapasitas pemboran 58 m/jam. Untuk

lubang ledak kedalamannya rata-rata 16 meter per lubang dengan total kedalaman

lubang bor 400 m/hari dan 2800 m/minggu. Volume lapisan tanah penutup

(overburden) yang diledakkan adalah 150.000-180.000 bcm untuk satu kali

blasting dengan powder factor 0,26-0,33 kg/bcm

Setelah lubang ledak dibuat, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

pengisian bahan peledak pada lubang ledak. Untuk proses pengisian lubang ledak

sampai peledakan dilakukan dilaksanakan oleh PT. ORICA. Jenis bahan peledak

yang digunakan adalah power gel dan energan masing-masing 36,11 kg/m dan

37,6 kg/m. . (Sumber: Drill&Blast Engineering PT.Thiess Contractor Indonesia Senakin Mine

Project)

Page 42: Laporan on Job Training

33

4.2.3.4 Pemuatan Tanah Penutup

Foto 8 : Kegiatan pemuatan lapisan tanah penutup di tambang Senakin

Setelah lapisan tanah penutup yang

keras diledakkan, maka kegiatan

penggalian dan pemuatan menjadi

mudah. Alat mekanis yang digunakan

untuk menggali dan memuat lapisan

tanah penutup pada Tambang Senakin

yaitu Excavator. Jenis Excavator yang

digunakan tergantung ketebalan lapisan

tanahnya. Untuk lapisan tanah yang

paling tebal digali dan dimuat oleh Excavator Hitachi tipe EX-3600 dengan

produktivitas 1.500 BCM/jam. Excavator Liebherr 994B, 994 dan Liebherr R-

93504 dengan produktivitas masing 1.300/jam, 900 BCM/jam dan 1300

BCM/jam. Untuk lapisan tanah penutup yang lebih tipis bisa digunakan Excavator

Hitachi EX-2500 dan Komatsu PC 800 .

4.2.3.5 Pengangkutan tanah penutup

Untuk proses pengangkutannya menggunakan dump truck Caterpillar tipe

785C dengan kapasitas maksimal 55-56 BCM, dump truck Caterpillar tipe 777D

dengan kapasitas maksimal 36-37 BCM. Semua dump truck yang digunakan, cara

mengosongkan muatan/materialnya ke belakang atau sering disebut Rear Dump

Truck (RDT).

4.2.3.6 Tempat Penimbunan Tanah Penutup

Tanah penutup (Overburden) yang sudah digali dan dimuat kemudian

diangkut oleh Dump Truck ke tempat penimbunan. Tempat penimbunan lapisan tanah

penutup sering disebut Dumping area atau Disposal. Tempat penimbunan

Overburden ini dibagi menjadi 2, yaitu :

1. In Pit Dump

In Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di dalam Pit.

2. Out Pit Dump / Out Of Dump

Out Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di luar Pit.

Page 43: Laporan on Job Training

34

Jarak dari tempat penggalian ke tempat penimbunan di luar Pit (Out Of

Dump/OOD) bervariasi dengan ketentuan maksimal 1,5 Km.

4.2.4 Penambangan Lapisan Batubara

Penambangan batubara pada Tambang batubara Senakin adalah kegiatan

pengambilan batubara dari tambang kemudian dikirim ke tempat penimbunan batubara

(ROM Stock), tempat pencucian (Jig Wash Plant/Dense medium Plant) atau langsung ke

dermaga (Sembilang/Air Tawar Port)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penambangan

batubara antara lain :

• Lokasi penambangan batubara dibersihkan dari material ikutan, seperti ;

batu, kayu, lumpur, dll.

• Lokasi penambangan batubara tidak boleh tergenang oleh air.

• Batas batubara (coal line) harus jelas dan jarak dari dumpingan

overburden di dalam tambang (In Pit Dump) dengan batas batubara

minimal 5 meter.

• Batas batubara (coal line) yang tertutup harus dibuka terlebih dahulu

sebelum dilakukan penambangan.

• Sebelum digali dan dimuat lapisan batubara digaru (ripping) terlebih dulu

untuk mempermudah pengambilan serta memperkecil ukuran batubara,

ukuran batubara yang ditambang maksimal 80 cm (baik panjang, lebar,

tebal)

Foto 9 : Kegiatan penambangan batubara pada Tambang Senakin

Page 44: Laporan on Job Training

35

4.2.4.1 Jenis Batubara Batubara yang ada di tambang batubara Senakin mempunyai rank / peringkat

batubara dari batubara SubBituminus sampai batubara Bituminus dengan nilai kalori

sekitar 6500-7000 Kcal. Untuk kualitas batubara yang diinginkan pada tambang

batubara Senakin, dibagi berdasarkan kandungan Abu (%Ash) dan Kandungan Sulfur

(% Total sulfur/TS).

A. Kandungan Abu (%Ash)

Kandungan Abu adalah kandungan mineral-mineral logam dan non logam

yang terkandung dalam batubara, dinyatakan dalam prosentase berat ( % ).

Kandungan abu yang terkandung pada batubara Tambang Senakin bervariasi.

Untuk batubara yang mempunyai kandungan abu tinggi dibersihkan dengan cara

dicuci pada tempat pencucian batubara. Tempat pencucian batubara pada tambang

Senakin yaitu Jig Wash Plant (JWP) dan Dense Medium Plant (DMP). Kadar abu

(%Abu) yang dibersihkan oleh tempat pencucian menghasilkan kandungan Abu

rata-rata 12%.

B. Kandungan Sulfur (%TS)

Kandungan Sulfur adalah kandungan mineral Sulfur / Belerang (S2) yang

terkandung dalam batubara, dinyatakan dalam persen berat (%). Kandungan

Sulfur batubara yang ada pada tambang Senakin dibagi menjadi 3, yaitu :

• Batubara HS (High Sulfur) adalah Batubara yang kandungan sulfurnya

(% sulphur) paling tinggi diatas 1.1 % sulfur.

• Batubara MS (Medium Sulfur) mempunyai kandungan sulfur (%

Sulfur) pada batubara sekitar 0.8 – 1.1 %.

• Batubara LS (Low sulfur), adalah batubara yang paling kecil

kandungan Sulfurnya yaitu dibawah 0.8 %.

Kecenderungan kualitas kandungan Abu (%Ash) batubara dan Total Sulfur (%TS)

batubara dalam Lapisan batubara Tambang Senakin yaitu :

• Untuk Abu (% Ash), semakin kebawah kandungan Abu relatif semakin

rendah, jadi % Ash SU > % Ash SL

Page 45: Laporan on Job Training

36

• Untuk Sulfur (% Total Sulfur) semakin kebawah kandungan TS (Total

Sulfur) makin rendah, jadi % TS SU > %TS SL.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam batubara, diantaranya

adalah :

• Coal Seam, adalah lapisan batubara yang mempunyai batasan kualitas

tertentu sehingga dapat ditambang dengan menguntungkan.

• Seam profile, adalah kolom penampang dari lapisan (seam) batubara.

• SU (Seam Upper), adalah lapisan batubara paling atas.

• SM (Seam Medium), adalah lapisan batubara ditengah

• SL (Seam Lower), adalah lapisan batubara paling bawah

• Raw Coal adalah Batubara hasil penambangan tanpa dicuci.

• Wash Coal adalah Batubara bersih yang sudah melalui proses pencucian

• Parting adalah lapisan di antara seam batubara dengan ketebalan 5 – 100 cm.

• Interburden adalah lapisan tanah diantara seam batubara dengan ketebalan

lebih dari 1 meter.

Secara umum urutan lapisan batubara pada Tambang Senakin yaitu :

Gambar 7 : Urutan lapisan batubara senakin

Page 46: Laporan on Job Training

37

Secara umum Tambang Batubara Senakin memproduksi batubara dengan

tipe sebagai berikut :

A. Untuk batubara bersih hasil pencucian (Wash Coal) yaitu :

• Washcoal 12 LS : Batubara Low Sulfur yang sudah bersih mengandung

kadar abu 12% dengan kandungan sulfur < 0,8

• Washcoal 12 MS : Batubara Medium Sulfur yang sudah bersih

mengandung kadar abu 12% dengan kandungan sulfur 0,8-1,1

• Washcoal 12 HS : Batubara High Sulfur yang sudah bersih mengandung

kadar abu 12% dengan kandungan sulfur > 1,1

B. Untuk batubara yang keluar dari tambang tanpa melalui proses pencucian

(Raw Coal) dengan kadar Ash tertentu (misalnya 15 % ash) yaitu :

• Rawcoal 15 HS : Batubara High Sulfur yang masih kotor mengandung

kadar abu 15% dan kandungan sulfur > 1,1< 0,8

• Rawcoal 15 LS : Batubara Low Sulfur yang masih kotor mengandung

kadar abu 15% dan kandungan sulfur < 0,8

Setiap batubara yang diperoleh mempunyai kandungan Kadar abu dan

Kadar Sulfur bermacam-macam. Untuk menghasilkan kandungan Sulfur batubara

yang sesuai dengan permintaan maka dilakukan coal blending. Coal Blending

adalah proses pencampuran batubara untuk mendapatkan kualitas Batubara yang

diinginkan.

Rumus umum untuk coal blending :

) dimana :

E = % ash atau % sulphur (

A, C = tonnase

A + C = total tonnage

B, D = % ash atau %TS (yang

Sebelum melakukan

dahulu melakukan pengamb

E(A+C) = (AxB)+(CxD

yang di cari)

diketahui)

kegiatan penggalian dan pemuatan batubara, terlebih

ilan sampel batubara. Pengambilan sampel batubara

Page 47: Laporan on Job Training

38

bertujuan untuk mengetahui kualitas batubara, baik kandungan Abu atau

Kandungan Sulfur.

Prosedur Pengambilan Sampel Batubara :

1. Menentukan lokasi pengambilan sampel.

2. Membersihkan freeface batubara yang akan di ambil sebagai sampel, agar

diperoleh sampel yang representatif.

3. Mengambil sampel dengan cara membuat paritan vertikal dengan

ketentuan :

a. lebar 20 cm

b. Kedalaman 15 cm

4. Dengan menggunakan palu geologi dari lapisan paling atas ke lapisan

paling bawah.

5. Mengumpulkan tiap hasil sampel dan memasukkan ke dalam kantong

plastik sampel yang telah disediakan sebelumnya. Setelah sampel batubara

diambil kemudian dikirim ke Laboratorium untuk dianalisa kualitasnya.

Batubara hasil analisa yang sudah diketahui kualitasnya, akan

memudahkan dalam proses pengangkutan batubara ke tempat penimbunan.

4.2.4.2 Pemuatan batubara

Dengan memperhitungkan nilai ekonomi dan ketebalan lapisan batubara maka

penggalian dan pemuatan batubara tambang Senakin menggunakan 2 macam alat

mekanis yaitu Hydraulic Excavator dan Wheel Loader.

Hydraulic Excavator yang digunakan adalah Hydraulic Excavator Hitachi

EX2500 dan EX 1200 dan Komatsu PC 800 serta menggunakan 2 buah Wheel

Loader Komatsu tipe Cat 998G dan cat 980 G.

Pemilihan alat penggalian dan pemuatan batubara berdasarkan area. Untuk

batubara yang areanya relatif luas lebih mudah dengan menggunakan Wheel

Loader, sedangkan untuk area yang lebih sempit digunakan alat Excavator.

Proses pemuatan batubara oleh Excavator dibantu oleh Bulldozer.

Bulldozer berfungsi untuk menggaru (ripping) batubara yang keras dan

Page 48: Laporan on Job Training

39

mengumpulkan batubara yang terserak. Bulldozer yang digunakan yaitu Bulldozer

Komatsu tipe D375 .

4.2.4.3 Pengangkutan batubara

Untuk proses pengangkutan batubara yang dilakukan pada tambang Senakin

dibagi 3 tempat yaitu :

• Pengangkutan ke ROM Stock, Proses pengangkutannya diserahkan kepada

Subkontraktor yaitu PT. Mitramega Pasifik Samudra (MPS), Putra Sarana

Transborneo (PST) sebagai penyedia sarana pengangkutan batubara. Jenis

truck yang digunakan adalah Truck buatan HINO dan NISSAN. Kapasitas

bak dari truck HINO dan NISSAN milik Subkontraktor sekitar 20-24 Ton

batubara.

• Pengangkutan ke tempat pengolahan (Jig Wash Plant/Dense medium Plant),

juga dilakukan oleh Subkontraktor dengan menggunakan Alat Angkut Truck

buatan HINO dan Nissan.

• Pengangkutan ke Dermaga, dilakukan oleh alat angkut Trailler dengan 2 bak

batubara. Double trailer (2 bak batubara) yang digunakan adalah Double

Trailler Volvo tipe FH16 dengan kapasitas 83 ton.

4.2.4.4 Tempat Pencucian batubara

Coal Washing Plant atau Pabrik Pencucian Batubara dioperasikan untuk

memisahkan batubara dari pengotornya sehingga diperoleh kandungan abu (ash)

yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Di Senakin terdapat 2 Pabrik Pencucian

Batubara, yaitu Jig Wash Plant di Senakin Timur dan Dense Medium Plant di

Senakin Barat. Kedua Pabrik Pencucian Batubara pada dasarnya memiliki tujuan

utama memproses material dari tambang dengan kandungan abu kumulatif 25%

untuk memperoleh batubara dengan kandungan abu kumulatif 12 %.

JIG WASH PLANT Proses awal sebelum pemisahan batubara adalah pengecilan ukuran hingga -100

mm untuk mengoptimalkan pembebasan batubara dari pengotornya. Jig Wash

Page 49: Laporan on Job Training

40

Plant menggunakan Jig jenis Baum sebagai

alat pencucian utama. Nama resmi alat ini

adalah Baum Jig McNally Wellman Mogul

Washer. Alat ini efektif digunakan untuk

memproses batubara dengan selang ukuran

–100mm +1 mm. Pada prinsipnya proses

pemisahan batubara pada Baum Jig terjadi

berdasarkan perbedaan density melalui

proses stratifikasi (penyusunan lapisan

density) dengan menggunakan air sebagai med

dengan ukuran –1mm diproses menggunakan h

Produk batubara bersih dari Baum Jig yang m

crusher mengalami proses pengecilan ukuran

dengan produk dari hydrocyclone dan fines co

rata-rata dari Jig Wash Plant adalah 10.000 TP

(tailing) dari proses dialirkan ke tailing dam

airnya dipompa kembali oleh multiflo pump unt

DENSE MEDIUM PLANT Dense Medium Plant (DMP) dirancang

untuk mampu mencuci material dari

tambang yang memiliki kandungan material

near gravity > 10%. Besarnya kandungan

material near gravity ini menunjukkan

bahwa pemisahan batubara relatif akan lebih

sulit dilakukan jika hanya menggunakan air

saja sebagai media pemisah, sehingga

diperlukan suspended solid sebagai media

pemisah agar proses pemisahan dapat dilaku

pemisah yang digunakan dalam hal ini adal

batubara di DMP dibagi menjadi 3 sirkit, yaitu

Foto 10 : Tempat pencucian batubara (Jig Wash Plant)

ia pemisah. Sementara itu batubara

ydrocyclone dan fines coal spiral.

asih berukuran besar melalui roll

ke –50mm sebelum digabungkan

al spiral. Produksi batubara bersih

H (ton per hari). Lumpur buangan

yang berlokasi di pit 17, dimana

uk kebutuhan proses.

Foto 11 : Tempat pencucian batubara (Dense medium Plant)

kan secara lebih spesifik. Media

ah Magnetite. Proses pemisahan

:

Page 50: Laporan on Job Training

41

1. Dense Medium Bath (DMB) untuk ukuran –100+50mm

2. Dense Medium Cyclone (DMC) untuk ukuran –50+1mm

3. Fines coal spiral untuk ukuran –1+0.1mm

Pada prinsipnya proses pemisahan batubara terjadi berdasarkan perbedaan density,

pada DMB melalui proses float&sink (mengapung dan tenggelam), pada DMC

dengan memanfaatkan gaya sentrifugal, sedangkan pada fines coal spiral terjadi

konsentrasi gravitasi. Produk batubara bersih dari DMB yang masih berukuran

besar melalui roll crusher mengalami proses pengecilan ukuran ke –50mm

sebelum digabungkan dengan produk dari DMC dan fines coal spiral. Produksi

batubara bersih rata-rata dari DMP adalah 6.000 TPH (ton per hari). Lumpur

buangan (tailing) dari proses dialirkan ke tailing dam yang berlokasi di pit 8,

sedangkan air untuk kebutuhan proses dipompa oleh multiflo pump dari pit 4.

4.2.4.5 Tempat Penimbunan batubara

ROM stockpile adalah tempat penimbunan batubara sebelum dilakukan

proses pencucian (coal processing) pada tempat pencucian batubara. ROM

Stockpile dibagi menjadi :

- ROM stockpile HS adalah tempat penimbunan sementara batubara yang

mempunyai kualitas High Sulfur.

- ROM stockpile LS adalah tempat penimbunan sementara batubara yang

mempunyai kualitas Low Sulfur.

4.2.4.6 Pengapalan batubara (barging)

Pengapalan batubara (barging) hasil penambangan dari tambang batubara

Senakin dilakukan di Port Sembilang dan Air Tawar II dengan menggunakan

barged dengan kapasitas antara 3000 ton sampai 8000 ton dan operasionalnya

menjadi tanggung jawab PT. Arutmin Indonesia sebagai owner dan selanjutnya di

bawa ke North Pulau Laut Coal Terminal di Kotabaru dan siap di eksport.

Page 51: Laporan on Job Training

42

SEMBILANG PORT LOAD OUT

Batubara hasil pencucian dari Jig Wash Plant dibawa ke Port Load Out yang

berlokasi di Sembilang. Untuk membedakan jenis batubara yang diproduksi

berdasarkan kandungan Sulphur. Sembilang port memiliki 3 tripper yang masing-

masing dilengkapi feeder untuk memuat batubara ke tongkang melalui conveyor.

Kapasitas conveyor dan stockpile di Sembilang Port adalah sbb:

1. In Load Conveyor berkapasitas 700 TPJ.

2. Load Out Conveyor berkapasitas 1500 TPJ.

3. Stockpile dengan daya tampung 130.000 Ton.

Sembilang Port juga dilengkapi fasilitas Automatic Sampler untuk menjamin

pengambilan sample batubara secara benar dan representatif.

AIR TAWAR 2 PORT LOAD OUT

Batubara hasil pencucian dari DMP dibawa ke Port Load Out yang berlokasi di

Air Tawar 2. Air Tawar 2 port juga memiliki 3 tripper yang masing-masing

dilengkapi feeder untuk memuat batubara ke tongkang melalui conveyor.

Kapasitas conveyor dan stockpile di Air Tawar 2 port adalah sbb:

1. In Load Conveyor berkapasitas 450 TPJ.

2. Load Out Conveyor berkapasitas 1500 TPJ.

3. Stockpile dengan daya tampung 70.000 Ton.

Air Tawar 2 port juga dilengkapi fasilitas Automatic Sampler untuk menjamin

pengambilan sample batubara secara benar dan representatif.

Page 52: Laporan on Job Training

43

Foto 12 : Pengapalan batubara (barging) pada port Sembilang

4.2.5 Kegiatan Reklamasi

Reklamasi adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan

vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat usaha pertambangan dan

energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.

Aktivitas Reklamasi yang dilakukan oleh PT. Thiess Contractors

Indonesia yaitu :

4.2.5.1 Penghalusan Lahan

Penghalusan Lahan (Smoothing) adalah proses menghaluskan lahan

bekas aktivitas penambangan. Alat yang digunakan adalah Bulldozer kecil yaitu

Bulldozer Caterpillar tipe D7G untuk melakukan aktivitas smoothing

(penghalusan) lahan.

4.2.5.2 Pembentukan Lahan

Pembentukan lahan (Regrading) yang dilakukan setelah penghalusan

lahan adalah Pembuatan sudut kemiringan dari permukaan lahan yang akan

direklamasi sekitar 25% atau perbandingan 1 : 4 untuk panjang dan tinggi

permukaan.

Page 53: Laporan on Job Training

44

4.2.5.3 Penyebaran Lapisan Tanah Pucuk

Penyebaran lapisan tanah pucuk (Topsoiling) adalah aktivitas

penyebaran lapisan tanah pucuk pada area yang akan direklamasi. Lapisan tanah

pucuk yang disebarkan mempunyai tebal 0,375-0,5 meter. Tanah pucuk tersebut

berasal dari Stock Topsoil dan dari kegiatan pengupasan tanah pucuk secara

langsung.

4.2.5.4 Pembuatan Gradient Channel

Gradient Chanel adalah tempat mengalirnya air pada area yang akan

direklamasi dengan membuat paritan memanjang dengan kemiringan tertentu

supaya aliran air hujan tidak menghanyutkan topsoil yang sudah disebarkan.

Gradient Chanel berfungsi untuk mengontrol dan mengarahkan air limpahan

hujan di areal reklamasi untuk mengurangi erosi dengan meminimalisir catchmen

area dan kecepatan aliran air.

4.2.5.5 Penyebaran Covercrop

Cover crop adalah sejenis kacang-kacangan yang dapat tumbuh cepat

menutupi areal terbuka. Penanaman cover crop pada daerah yang terbuka

dilakukan sebagai perlindungan untuk mengurangi jumlah lapisan yang terbawa

air.

Fungsi dari penyebaran covercrop antara lain ;

• Untuk melindungi topsoil dari erosi dan limpasan air hujan

• Untuk menyediakan zat organik/humus yang meningkatkan kesuburan

tanah.

4.2.5.6 Penanaman Pohon (revegetasi)

Pohon yang ditanam pada kegiatan reklamasi Tambang Senakin oleh

PT. Thiess Contractors Indonesia dibagi 2 macam yaitu Tanaman Cepat Tumbuh

(Fast Growing) sekitar 60% dan tanaman Multi Guna (Multi Purpose) sekitar

Page 54: Laporan on Job Training

45

40%. Jenis pohon yang tergolong Tanaman cepat tumbuh (Fast growing) yang

dipakai dalam proses Revegetasi adalah Akasia (Acacia Mangium), Sengon Laut

(Paraserianthes Falcataria), Sungkai (Peronema Canescens) dan Gmelina

(Gmelina Arborea)

Sedangkan tanaman yang tergolong Tanaman multi guna yang ditanam

adalah Karet, Kecapi, Rambutan, Durian, Nangka, Cempedak, dan lain-lain.

4.2.5.7 Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan diantaranya :

1. Pemupukan tanaman pada umur 2 minggu. 3 bulan. 6 bulan. 9 bulan. 12

bulan dan 18 bulan

2. Pembersihan tanaman pengganggu/ pesaing.

3. Penyiangan dilakukan sampai tanaman umur 6 bulan

4. Pemangkasan cabang/ranting yang tidak perlu

5. Inspeksi tanaman dan penyulaman Sumber (Buku saku pedoman kepedulian lingkungan hidup PT.Thiess Contractor

Indonesia)

Page 55: Laporan on Job Training

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

PT. Thiess Contractors Indonesia merupakan Kontraktor Utama PT. Arutmin

Indonesia (PT. AI). PT. Arutmin Indonesia merupakan perusahaan yang

mempunyai izin penambangan pada tambang batubara Senakin. Semua kegiatan

penambangan batubara yang ada pada Tambang Batubara Senakin dilakukan oleh

PT. Thiess Contractors Indonesia dengan pengawasan dari PT. Arutmin

Indonesia. Kegiatan perencanaan penambangan batubara pada tambang Senakin

oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dilakukan oleh Departemen Engineering

bagian Mine Planning. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam

melakukan perencanaan penambangan pada tambang batubara Senakin yaitu :

1. Stripping Ratio batubara

Rata-rata nilai Stripping ratio pada tambang batubara Senakin yaitu 1:7

2. Cadangan Batubara

Cadangan batubara yang ditambang pada tambang batubara Senakin

sekitar 400 ribu ton/bulan.

3. Sistem Penambangan dan Batas Penambangan

Tambang batubara Senakin merupakan tambang terbuka dengan sistem

penambangan Open Pit Mining.

4. Peralatan Tambang

Peralatan tambang yang digunakan terbagi menjadi 3, yaitu alat muat, alat

angkut dan alat pendukung.

5. Jadwal Produksi

Jadwal produksi batubara tambang batubara Senakin dilihat dari hasil

pencucian batubara di tempat pencucian (Coal Washing).

46

Page 56: Laporan on Job Training

47

Faktor-faktor dalam perencanaan tersebut menjadi acuan untuk melakukan

kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess

Contractors Indonesia meliputi kegiatan :

1. Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan pada tambang batubara Senakin meliputi kegiatan

pembersihan lahan dan pembuatan kolam pengendapan

2. Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk (topsoil)

Pengupasan lapisan tanah pucuk meliputi kegiatan pemuatan,

pengangkutan dan penimbunan tanah pucuk.

3. Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup (overburden)

Pembongkaran lapisan tanah penutup meliputi kegiatan pemuatan tanah

penutup, pengangkutan tanah penutup, sampai penimbunan tanah penutup.

4. Penambangan Batubara

Jenis batubara yang ada di tambang Senakin dipisahkan berdasarkan

Kandungan Abu dan kandungan Sulfur. Batubara dimuat, diangkut dan

ditimbun, kemudian diproses pada tempat pencucian batubara.

5. Kegiatan Reklamasi

Kegiatan Reklamasi yang dilakukan pada tambang batubara senakin

meliputi kegiatan penghalusan lahan sampai kegiatan pemeliharaan.

5.2 SARAN

Tambang batubara Senakin merupakan salah satu tambang batubara yang

sangat potensial yang ada di Indonesia. PT. Thiess Contractors Indonesia dalam

melakukan kegiatan perencanaan dan penambangannya telah menerapkan good

mining practice dan sudah memenuhi standar keselamatan yang dibutuhkan bagi

para karyawan. Pengelolaan lingkungan yang baik merupakan hal yang wajib

dilakukan oleh setiap perusahaan yang melakukan penambangan sesuai dengan

komitmen yang telah dibangun oleh PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin

Mine.

Page 57: Laporan on Job Training

48

DAFTAR PUSTAKA

-, 2003,Bahan presentase Teknik Peledakan, Departemen Engineering PT.Thiess

Contractor Indonesia (TCI).(unpublish) -, 2003,Bahan presentase Teknik Penambangan Tambang Terbuka, Departemen

Engineering PT.Thiess Contractors Indonesia (TCI). (unpublish) -,Buku Saku Pedoman Kepedulian lingkungan Hidup PT.Thiess Contractors

Indonesia(TCI). (unpublish) http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11-Kotabaru.pdf

Utama, PT. Trakindo, 1995, “Caterpillar Performance Hand Book, Edition 26”, Caterpillar Inc., Illinois, U.S.A.