laporan individu

download laporan individu

of 7

Transcript of laporan individu

2. Morfologi Tanaman Wortel. 2.1. Daun Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anakanak daun berbentuk lanset (garisgaris). Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan yang halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis. 2.2. Batang.

Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak nampak, batang bulat, tidakberkayu, agak keras, dan berdiameter kecil (sekitar 1-1,5 cm). Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi oleh tangkaidaun yang berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti bercabang. 2.3. Akar. Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi inilah yang sering disebut atau dikenal sebagai Umbi Wortel.

2.4. Bunga.

Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung berganda, dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran kecil dan berbulu (Cahyono, 2007 dalam (Keliat, 2008)).

2.5. Umbi.

Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak yang dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin c dan mineral (setiawan, 1995dalam (Pohan, 2008)).

Sumber : http://mukegile08.wordpress.com/2011/06/06/morfologi-dan-klasifikasi-tanaman-wortel/

Sukun merupakan sejenis buah yang tidak bermusim, namun ia mempunyai puncak pengeluarannya bunga dan buah utama sebanyak dua kali setahun. Musim bunganya ialah antara Februari hingga Mac dan antara Julai hingga Ogos. Manakala musim pemetikan buahnya di antara April hingga Jun dan di antara Oktober hingga November. Morfologi Buah Buah sukun terbentuk dari keseluruhan jambak bunganya. Buahnya terbentuk bulat atau sedikit bujur,. Ukuran garis pusatnya ialah di antara 10 hingga 30 cm. Berat normal buah sukun ialah di antara 1 hingga 3 kg. Ia mempunyai kulit yang berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmensegmen petak berbentuk poligonal pada kulitnya. Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun. Poligonal yang lebih besar menandakan buahnya telah matang manakala buah yang belum matang mempunyai segmen-segmen poligonal yang lebih kecil dan lebih padat. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Morfologi Batang Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Permukaan kasar, coklat, tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar.

Morfologi Daun Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. tunggal, berseling, lonjong,ujung runcing, , pangkal meruncing, tepi bertoreh, panjang 50-70 cm, lebar 25-50 cm, pertulangan menyirip tebal, permukaan kasar hijau.

Morfologi Bunga

Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel, panjang 10-20 cm berwarna kuning. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik.

Morfologi Akar Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit. Sumber : http://toiusd.multiply.com/journal/item/144/Artocarpus_altilis

Kelapa DAUN : Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. BATANG : Pohon dengan batang tunggal, Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. pohonnya mencapai ketinggian 30 m. AKAR : Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol. Susunan akar kelapa terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang manjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadangkadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.[1] Eceng gondok merupakan herba yang mengapung, kadang-kadang berarak dalam tanah, menghasilkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun yang dapat tumbuh lagi menjadi tumbuhan baru dengan tinggi 0,4-0,8 m, tumbuhan ini memiliki bentuk fisik berupa daundaun yang tersusun dalam bentuk radikal (roset). Setiap tangkai pada helaian daun yang dewasa memiliki ukuran pendek dan berkerut. Helaian daun (lamina) berbentuk bulat telur lebar dengan tulang daun yang melengkung rapat panjang 7-25 cm, gundul dan warna daun hijau licin mengkilat (Moenandir, 1990). Lebih lanjut Masan (1981) menerangkan, bahwa kerangka bunga berbentuk bulir, bertangkai panjang,berbunga 10-35, tangkai dengan dua daun pelindung yang duduknya sangat dekat, yang terbawa dengan helaian kecil dan pelepah yang berbentuk tabung dan bagian atas juga berbentuk tabung. Poros bulir sangat bersegi, tabung tenda bunga 1,5-2 cm panjangnya dengan pangkal hijau dan ujung pucat. Taju sebanyak 6 masingmasing tidak sama ukurannya, lila panjang 2-3 cm, taju belakang yang terbesar dengan noda ditengah-tengah berwarna kuning cerah. Benang sari 6,bengkok, tiga dari benang sari tersebut lebih besar dari yang lain. Bakal buah beruang tiga dan berisi banyak. Tangkai

daun pada Eceng gondok bersifat mendangkalkan dan membangun spon yang membuat tumbuhan ini mengambang.

Sumber : http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/eceng-gondok-review/