Laporan Individu KUNING

11
Laporan Individu Senin, 9 November 2015 LAPORAN TUTORIAL INDIVIDU MODUL II “KUNING” BLOK GASTROENTEROHEPATOLOGI Nama : Novia Putri Rahman Stambuk : 13 777 017 Kelompok : II (Dua) Pembimbing : dr. Christina Kolondam, Sp.A

description

smoga bermanfaat

Transcript of Laporan Individu KUNING

Page 1: Laporan Individu KUNING

Laporan IndividuSenin ,9November 2015

LAPORAN TUTORIAL INDIVIDU

MODUL II

“KUNING”

BLOK GASTROENTEROHEPATOLOGI

Nama : Novia Putri Rahman

Stambuk : 13 777 017

Kelompok : II (Dua)

Pembimbing : dr. Christina Kolondam, Sp.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

2015

Page 2: Laporan Individu KUNING

BAB I

PENDAHULUAN

A. SKENARIO :

Seorang ibu datang ke Rumah Sakit membawa bayi perempuannya yang

baru berumur 3 hari dengan keluhan kulit bayi berwarna kuning. Pada

Pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda yang signifikan selain kulit dan

mata bayi tampak kuning. Bayi di lahirkan cukup bulan melalui persalinan

normal yang di bantu oleh Bidan Polindes (Pondok Bersalin Desa). Ibu

berumur 40 tahun dan selama menjalani kehamilan tidak memiliki keluhan

kesehatan yang berarti.

B. KATA KUNCI

1. Bayi Perempuan, umur 3 hari

2. Kulit dan mata bayi tampak kuning

3. cukup bulan (Aterm)

4. Pemeriksaan fisik normal

5. Ibu berumur 40 tahun

6. Ibu tidak memiliki keluhan kesehatan selama kehamilan

7. Persalinan normal

BAB II

Page 3: Laporan Individu KUNING

PEMBAHASAN

A. ANATOMI

Hepar

Hepar Merupakan organ yang terbesar di dalam tubuh manusia. Warna coklat

kemerah-merahan, konsistensi padat dan mengandung banyak pembuluh darah. Berat

hepar kira-kira 1/50 berat badan; pada pria 1,4 – 1,6 kg dan pada wanita 1,2 – 1,4 kg.

ukuran hepar dalam arah transversal kira-kira 20 – 22,5 cm, arah vertical 15 – 17,5 cm [di

bagian lateral], dan ukuran antero-posterior kurang lebih 10 – 12,5 cm. hepar dibungkus

oleh capsula glissoni, yaitu suatu jaringan ikat yang transparan. mempunyai bentuk

hemisphere dan irregular, serta mempunyai permukaan yang rata. Mempunyai facies

diaphragmatica yang konveks dan facies visceralis yang konkaf. Hepar terdiri dari dua buah

lobi, yang dipisahkan oleh incisura umbilicalis [ligamentum falciforme hepatis] dan fossa

sagittalis sinistra menjadi lobus hepatis dexter dan lobus hepatis sinister.

Lobus hepatis dexter mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis

sinister, yaitu kira-kira 5/6 bagian dari seluruh hepar.

Fossa sagittalis sinistra terdiri atas :

a) fossa ductus venosi [di dorso – cranial];

b) fossa venae umbilicalis [di ventro – caudal].

Pada facies visceralis [=facies postero – inferior] terdapat dua fossae, yaitu :

a. fossae vesicae felleae, yang ditempati oleh vesica fellea;

b. fossae venae cavae, yang ditempati oleh vena cava inferior.

Kedua fossae tersebut, bersama-sama membentuk fossa sagittalis dextra. Di antara

kedua fossae sagittalis sinistra dan fossa sagittalis dextra terdapat suatu cekungan,

letak melintang, disebut porta hepatis, yang membagi dua lobus hepatis dexter, di

antara kedua fossa tersebut tadi, menjadi dua buah lobi yang lebih kecil. Dengan

demikian di antara kedua fossae sagittalis tadi tampak suatu bangunan berbentuk

huruf “H” oleh adanya porta hepatis. Kedua lobi yang dimaksud adalah :

lobus quadratus hepatis;

lobus caudatus hepatis.

Lobus hepatis sinister bentuknya jauh lebih kecil daripada lobus lobus hepatis dexter,

lebih pipih dan hanya kira-kira 1/6 dari hepar keseluruhan. Lokalisasi di dalam region

Page 4: Laporan Individu KUNING

epigastrium dan sedikit di dalam regio hypochondrium sinistrum. Facies superior sedikit

konveks. Permukaannya luas dan dibagi menjadi :

a) facies diaphragmatica : Facies ini berbatasan langsung dengan diaphragm thoracis,

berbentuk konveks dan luas. Terbagi menjadi facies anterior dan facies superior,

namun batasnya tidak jelas, dan disebut facies antero-superior.

b) facies visceralis hepatis.: Berbatasan langsung dengan viscera abdominis lainnya di

dalam cavum abdominis, terdiri dari dua buah permukaan, sebagai berikut :

facies posterior

facies inferior

kedua facies tersebut tidak mempunya batas yang jelas, dan facies visceralis ini

disebut juga facies postero-inferior.

VASCULARISASI HEPAR

Hepar mendapat circulasi darah dari arteria hepatica, vena portae dan vena

hepatica. Circulasi ini disebut circulasi portal.

a. A.Hepatica Communis

Merupakan cabang dari arteria coeliaca. Sampai pada porta hepatis a.hepatica

communis bercabang dua membentuk [a] arteria hepatica propria dextra dan [b]

arteria hepatica propria sinistra.

b. Vena Portae Hepatis

Berada setinggi vertebra lumbalis II. Dibentuk oleh persatuan vena mesenterica

superior dengan vena lienalis. Pada porta hepatis vena portae bercabang dua

menjadi ramus dexter dan ramus sinister, dan bersama-sama dengan a.hepatica

propria dexter dan a.hepatica propria sinister masuk ke dalam lobus hepatis dexter

dan lobus hepatis sinister.

c. Vena Hepatica

Vena ini membawa darah dari hepar masuk ke dalam vena capa inferior. Terdiri dari

[a] upper group, tiga vena yang besar dan [b] lower group, yang jumlahnya bervariasi

dan ukurannya lebih kecil.

APPARATUS EXCRETORIUS HEPATIS

Terdiri dari :

a. Vesicae Fellea

b. Ductus Cysticus

c. Ductus Choledochus

Page 5: Laporan Individu KUNING

Vesica Fellea = Gallbladder

Vesica fellea merupakan suatu kantong berbentuk memanjang, berjalan dari caudo-

anterior pada fossa vesica fellea ke cranio-posterior sampai porta hepatis. Morfologi vesica

fellea terdiri dari corpus, collum dan fundus. Fundus vesica fellea, terletak pada tepi costa 8

– 9 dexter, di sebelah lateral m.rectus abdominis, yaitu pada arcus costarum dexter.

Berbatasan di dorso-caudal dengan colon transversum dan pars descendens duodeni.

DUCTUS CYSTICUS

Merupakan lanjutan dari vesica fellea, terletak pada porta hepatis. Panjangnya kira-

kira 3 – 4 cm. pada porta hepatis ductus cysticus mulai dari collum vesicae fellea,

kemudian berjalan ke postero-caudal di sebelah kiri collum vesicae felleae. Lalu

bersatu dengan ductus hepaticus communis membentuk ductus choledochus.

Mucosa ductus ini longitudional terlihat sebagai valvula, disebut valvula

spiralis[ Heisteri ].

DUCTUS HEPATICUS

Ductus hepaticus berasal dari lobus dexter dan lobus sinister bersatu membentuk

ductus hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada processus papillaris

lobus caudatus. Panjang ductus hepaticus hepaticus communis kurang lebih 3cm.

Page 6: Laporan Individu KUNING

terletak di sebelah ventral a.hepatica propria dexter dan ramus dexter vena portae.

Bersatu dengan ductus cysticus menjadi ductus choledochus.

DUCTUS CHOLEDOCHUS

Mempunyai panjang kira-kira 7cm, dibentuk oleh persatuan ductus cysticus dengan

ductus hepaticus communis pada porta hepatis.

Pada caput pancreatis ducus choledochus bersatu dengan ductus pancrearicus

Wirsungi membentuk ampulla, kemudian bermuara pada dinding posterior pars

descendens duodeni membentuk suatu tonjolan ke dalam lumen, disebut papilla

duodeni major.

B. FISIOLOGI

Hepar memiliki dua fungsi utama dalam sistem pencernaan , yaitu sebagai

metabolisme bilirubin dan garam empedu. Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga

ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses

reaksi oksidasi-reduksi. Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, dimana 75%

berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari penghancuran eritrosit yang imatur

dan protein heme lainnya seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan peroksidase. Bilirubin

meliputi pembentukan bilirubin, transportasi bilirubin, asupan bilirubin, konjugasi bilirubin,

dan ekskresi bilirubin. Metabolisme Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang

dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian

besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain.

Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim

biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hidrogen serta pada pH

normal bersifat tidak larut. Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial,

selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang

terikat dengan albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan

ke sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin bersifat nontoksik.

Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran plasma hepatosit, albumin

akan terikat ke reseptor permukaan sel. Bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang

berikatan dengan ligandin (protein Y), mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya.

Berkurangnya kapasitas pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan

berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis.

Page 7: Laporan Individu KUNING

Bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut

dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate glucoronosyl

transferase (UDPG-T). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu.

Sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum

endoplasmik untuk rekonjugasi berikutnya. Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin

akan diekskresikan ke dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan

diekskresikan melalui feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi

tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak

terkonjugasi oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi kembali

bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut sirkulasi

enterohepatik.

Page 8: Laporan Individu KUNING

C. HISTOLOGI

Hepar

Vesica Fellea = Gallbladder