Laporan i Herbamy
-
Upload
blackkribo -
Category
Documents
-
view
105 -
download
2
Transcript of Laporan i Herbamy
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUMEKOLOGI TUMBUHAN
“ANALISIS VEGETASI HERBA”
OLEH :MAYA JUANITA SALAMA
101404049A / 2010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM
2012
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa masalah yang biasanya muncul dalam bidang ekologi,
seperti bagaimana menentukan distribusi dan menentukan ukuran dan
menentukan perubahan populasi dalam komunitas suatu habitat atau
ekosistem. Beberapa contoh masalah ini tentunya membutuhkan penelitian
yang bukan main-main juga agar suatu saat dapat juga terjadi perkembangan
yang baik dalam pembahasan masalah-masalah ini. Manfaat-manfaat khusus
dari penelitian terhadap masalah-masalah tersebut dapat juga terlihat, seperti
menjelaskan komposisi dan struktur vegetasi sebagai dokumentasi karakter
ekologi di suatu ekosistem, menjelaskan pengertian hubungan atau asosiasi
antara komunitas tumbuhan dan faktor lingkungan, misalnya klimat edafik dan
unsur hara. Sehingga dari hasil tersebut dapat dipelajari mengapa populasi –
populasi tumbuhan bervariasi baik secara spasial (ruang atau tempat) maupun
secara temporal (waktu) dan dapat dipelajari jumlah tumbuhan yang tersedia
pada suatu habitat untuk satwa liar dan hewan di peternakan, jumlah kayu
yang ada di hutan alam atau hutan perkebunan, kualitas habitat satwa liar,
produk - produk lainnya yang dihasilkan oleh komunitas tumbuhan, serta
distribusi satwa liar di antara komunitas di ekosistem.
Dengan berdasarkan pada contoh permasalahan ekologi tersebut yang
diselaraskan dengan teori-teori yang ada, kami mencoba melakukan
pengamatan tentang vegetasi tanaman herba di lingkungan kampus kami.
Meski bukan merupakan tempat yang cukup baik untuk melakukan
pengamatan ini, karena banyaknya faktor yang sudah membuat banyak
perubahan di tempat-tempat yang kami amati itu, setidaknya dengan mencoba
mengaplikasikan cara mengamati vegetasi ini, kami belajar bagaimana
melakukan analisis vegetasi dengan sederhana, khususnya analisis vegetasi
untuk tanaman herba di tempat yang berbeda-beda.
B. Tujuan
Untuk memahami cara-cara menentukan plot dalam analisis vegetasi
tanaman herba dengan pendekatan Indeks Nilai Penting (INP) pada lingkungan
yang terbuka, semi teduh dan teduh.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengaplikasikan cara-cara menentukan plot dalam
analisis vegetasi tanaman herba dengan pendekatan Indeks Nilai Penting (INP)
pada lingkungan yang terbuka, semi teduh dan teduh.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan
atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan,
satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang
merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu
habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas
adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu
wilayah yang dipelajari. Dalam banyak penelitian mengenai kondisi ekosistem
pada suatu daerah diperlukan gambaran tentang kondisi ekologis daerah tersebut.
Gambaran kondisi ekologis ini penting untuk mengetahui struktur dan fungsi di
dalam ekosistem daerah tersebut, yang kemungkinan dapat terganggu, rusak atau
bahkan hancur oleh kegiatan yang akan dilakukan. Salah satu bentuk dari
gambaran kondisi ekologis tersebut adalah gambaran deskripsi vegetasi berupa
diagram profil vegetasi. Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara
deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu
komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies, tetapi juga oleh
jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal ini menyebabkan kelimpahan
relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, distribusi
individu antar spesies dalam komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada
keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas.
Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi
struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan parameter
kuantitatif atau secara kualitatif dengan parameter kualitatif. Parameter kualitatif
dalam analisis komunitas tumbuhan antara lain :
1. Stratifikasi
Stratifikasi adalah distribusi tumbuhan dalam ruang vertikal. Semua
spesies tumbuhan dalam komunitas tidak sama ukurannya, serta secara
vertikal tidak menempati ruang yang sama. Stratifikasi tumbuhan di
bagian atas tanah berhubungan dengan sifat spesies tumbuhan untuk
memanfaatkan radiasi matahari yang diterima, dan memanfaatkan ruangan
menurut keperluan yang berbeda-beda. Dalam ekosistem hutan, stratifikasi
tersebut diciptakan oleh susunan tajuk pohon-pohon menurut arah vertikal
dan terjadi karena adanya pohon-pohon yang menduduki kelas pohon
dominan (lapisan A), pohon kodominan (lapisan B), pohon tengahan
(lapisan C), pohon tertekan (lapisan D) dan pohon bawah (lapisan E).
2. Kelimpahan
Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi
relatif spesies organisme dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya
berhubungan dengan densitas berdasarkan penaksiran kualitatif. Menurut
penaksiran kualitatif, kelimpahan dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu sangat jarang, kadang-kadang atau jarang, sering atau tidak banyak,
banyak atau berlimpah dan sangat banyak atau sangat berlimpah.
3. Penyebaran
Penyebaran adalah parameter kualitatif yang menggambarkan keberadaan
spesies organisme pada ruang secara horizontal. Penyebaran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga antara lain random, seragam dan
berkelompok.
Analisis komunitas tumbuhan merupakan cara mempelajari susunan atau
komposisi spesies dan bentuk atau struktur masyarakat tumbuhan (vegetasi).
Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari adalah suatu komunitas
tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang
menempati habitat. Analisis komunitas bertujuan untuk mengetahui komposisi
spesies dan struktur komunitas yang ada di suatu wilayah yang dipelajari dan
hasilnya disajikan secara deskripsi. Adapun pengambilan data untuk analisis
komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan metode petak (plot)
baik petak tunggal maupun petak ganda, metode jalur, metode garis berpetak,
metode kombinasi ataupun metode kuadran. Metode kuadran umumnya
dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi
fase pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode ini mudah dikerjakan dan lebih
cepat jika akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi jenis, tingkat
dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapan metode kuadran adalah
distribusi pohon yang akan diteliti harus acak. Metode kuadran atau metode titik
pusat kuadran merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang dapat
dilakukan secara efisien karena dalam ndikerjakan. Di dalam metode kuadran,
pada setiap titik pengukuran dibuat garis absis dan ordinat khayalan, sehingga
pada setiap titik pengukuran terdapat empat buah kuadran.
Berbagai karakter tumbuhan dapat diukur, biasanya parameter vegetasi yang
umum diukur adalah densitas (kerapatan), dominansi, dan frekuensi (kekerapan),
Indeks Nilai Penting (INP). Densitas, dominan, frekuensi, dan INP dapat
diperoleh dengan berbagai cara metode sampling. Parameter vegetasi tersebut
dapat diukur secara kuantitatif sebagai berikut:
1. Densitas
Densitas (kerapatan) adalah jumlah cacah individu suatu spesies per satuan
luas. Luas tersebut dapat dalam meter persegi (m2) atau hektar (Ha =
10.000 m2).
Densitas seluruh spesies = Jumlah cacah individu seluruh spesies
Luas area cuplikan
Perhitungan di atas adalah perhitungan densitas absolut atau disebut juga
densitas aktual. Untuk tujuan tertentu akan sangat berguna bila konstribusi
cacah individu dari satu spesies diekspresikan sebagai hubungan antara
cacah individu suatu spesies dengan total cacah individu seluruh spesies
yang akan ditemukan di dalam seluruh plot yang dikaji. Ini disebut sebagai
densitas relatif.
Densitas relatif spesies A = Total cacah individu spesies A x 100 %
Jumlah total cacah individu seluruh spesies
2. Frekuensi
Frekuensi adalah pengukuran distribusi atau agihan spesies yang
ditemukan pada plot yang dikaji. Frekuensi menjawab pertanyaan pada
plot mana saja spesies tersebut ditemukan atau berapa kali munculnya
suatu spesies pada plot yang diteliti. Frekuensi diekspresikan sebagai
presentase munculnya cacah plot tempat suatu spesies ditemukan.
Frekuensi spesies A = Jumlah plot terdapatnya spesies A x 100 %
Jumlah seluruh plot yang dicuplik
Frekuensi dapat dinyatakan dalam pecahan atau dalam persen. Frekuensi
dapat juga diekspresikan dengan istilah relatif.
Frekuensi relatif spesies A = Total frekuensi spesies A x 100 %
Jumlah total frekuensi seluruh spesies
3. Dominansi
Dominansi suatu spesies dapat ditentukan dengan mengukur basal area
pohon atau penutup (coverage) pohon atau herba. Luas basal area suatu
jenis pohon dapat diperoleh dari diameter pohon setinggi 1,5 m dari
permukaan tanah. Bila pohonnya mempunyai akar banir maka diameter
pohon diukur langsung di atas banirnya. Penutup pohon atau herba adalah
luas proyeksi tajuk atau kanopi pohon atau herba. Penentuannya hampir
mirip dengan penentuan densitas, satuannya adalah cm2 atau m2.
4. Indeks Nilai Penting (INP)
Merupakan penjumlahan nilai relatif dari frekuensi kerapatan dan
dominansi suatu jenis. INP sering dipakai karena memudahkan dalam
interprestasi hasil analisis vegetasi.
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2012
Waktu : 08.00 – 12.00 Wita
Tempat : Kampus Fakultas Teknik UNM
B. Alat dan Bahan
Alat :
a. Plot Ukuran 1 x 1 m
b. Pembatas plot (patok)
c. Tali Rafia panjang 100 m
d. Alat tulis
C. Cara Kerja
a. Tentukan 3 lokasi daerah yang ditentukan sebagai lokasi praktikum yaitu
lokasi dengan spesifikasi terang, setengah tertutup (teduh), dan tertutup.
b. Bentangkan buah transet sepanjang 100 m dengan pembatas plot (patok)
c. Beri penanda setiap 10 meter pada tiap transet sebagai tanda untuk
penentuan lokasi plot 1 sampai plot 10.
d. Letakkan plot pada tiap 10 meter di setaip transet, dan amati tumbuhan
herba yang menetap pada plot tersebut.
e. Tentukan luas penutupan tajuk tiap tanaman
f. Catat hasil pengamatan pada table dengan menggunakan Microsoft exel
dengan file extensi .csv
g. Analisis data yang telah di cata dengan menggunakan R software
h. Tentukan tanaman herba jenis apa yang paling banyak mendiami tiap plot
pada tiap lokasi penelitian.
D. Analisis Data
Dalam percobaan ini analisis data yang dikelola melalui R Software, fungsi
yang di gunakan terlampir.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Tabel INP untuk lokasi terbuka
Transek 1
Tabel pengamatan
Tabel INP
Transek 2
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 3
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 4
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 5
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Tabel INP untuk lokasi semi teduh
Transek 1
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 2
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 3
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 4
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 5
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Tabel INP untuk lokasi teduh
Transek 1
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 2
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 3
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 4
Tabel Pengamatan
Tabel INP
Transek 5
Tabel Pengamatan
Tabel INP
B. Pembahasan
1. Tempat terbuka
Beberapa jenis tumbuhan yang kami temukan pada tempat terbuka
ini antara lain Cynodon dactylon, Ciperus rotundus, Graminae,
Gynandropsis gynandra, Impary cylindrica, Paspalum conjugatum,
rumput gajah. Berdasarkan hasil analisis INP, spesies yang dominan pada
transek 1 di tempat ini adalah Paspalum conjugatum, pada transek 2 yaitu
Paspalum conjugatum, pada transek 3 yaitu Impary cylindrical, pada
transek 4 yaitu Paspalum conjugatum dan pada transek 5 spesies yang
dominan yaitu Paspalum conjugatum. Dari kelima transek ini, dapat
diketahui bahwa spesies yang mendominasi di tempat terbuka ini adalah
Paspalum conjugatum.
2. Tempat Semiteduh
Beberapa jenis tumbuhan yang kami temukan pada tempat semi
teduh ini antara lain Cynodon dactylon, Ciperus rotundus, Graminae,
Gynandropsis gynandra, Impary cylindrica, Paspalum conjugatum,
Clitoria ternatea, Passiflora foetida, Panicum maximum, dan Arundinella
setosa. Berdasarkan analisis INP, diketahui bahwa pada transek 1 spesies
yang dominan yaitu Graminae, pada transek 2 yaitu Clitoria ternatea,
pada transek 3 yaitu Clitoria ternatea, pada transek 4 yaitu Graminae, dan
pada transek 5 spesies yang dominan yaitu Passiflora foetida. Spesies
yang paling mendominasi di tempat semiteduh ini adalah Graminae.
3. Tempat Teduh
Beberapa jenis tumbuhan yang kami temukan pada tempat ini
antara lain Cynodon dactylon, Impary cylindrica, Paspalum conjugatum,
Commelina nudiflora, Musa paradisiaca, dan keladi hijau. Berdasarkan
analisis INP, pada transek 1 spesies yang dominan yaitu Impary cylindrica,
pada transek 2 yaitu Impary cylindrica, pada transek 3 yaitu Paspalum
conjugatum, pada transek 4 yaitu Impary cylindrica dan pada transek 5
spesies yang dominan yaitu Impary cylindrica. Dari kelima data spesies
dominan pada masing-masing transek tersebut dapat diketahui bahwa
spesies yang paling mendominasi di tempat teduh yaitu Impary cylindrica.
Hasil pengamatan kami ini tentunya sebagaimana adanya yang terjadi pada tempat-
tempat pengamatan. Kondisi tempat pengamatan yang sudah tidak alami lagi mungkin saja
banyak mempengaruhi hasil pengamatan ini. Selain karena pengaruh kemarau panjang yang
sedang terjadi, adanya hewan-hewan peliharaan seperti sapi serta ulah manusianya juga yang
tidak menjaga dengan baik tempat yang kami amati, menjadi faktor-faktor yang pastinya
mempengaruhi vegetasi herba di tempat tersebut.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan analisis INP yang telah dilakukan vegetasi yang
sering muncul untuk tanaman herba adalah vegetasi dari jenis rumput-rumputan, terutama
dari jenis Paspalum conyugatum dan Penisetum purpureum. Beberapa faktor yang
mempengaruhi banyak tidaknya sebaran vegetasi dalam suatu lingkungan yaitu cuaca,
kematian, ulah manusia, ataupun penyebarannya yang terbatas lewat penyerbukan dan
tempat tanaman itu hidup.
B. Saran
Sebaiknya ada asisten yang ditugaskan khusus untuk mendampingi setiap kelompok
dalam melakukan pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi
Bandung Press
Kimball. 1999. Biologi Edisi kelima Jilid II . Jakarta : Erlangga
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press