Laporan Fix Week 6

54
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM BASED LEARNING PBL Blok Klinik SKENARIO “Ada Apa dengan Kehamilanku? ” Minggu ke-6 Tanggal 27 Maret s.d 2 April 2015 Grup A Devi Puspita Sari Septi Nur Rachmawati Yunita Reza Rohmawati Geryna Puuspitasari Rahma Putri A Yota Lizafni Nadhrah Nur Hanifah Karin Afinda Wibowo Triya Ulva Kusuma Rahmat Rezky R Fauziatul Firdaus Kartika Diana Pertiwi Masyrotut Taqwiah Dini Rizky Wijayanti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 1

description

laporan pbl

Transcript of Laporan Fix Week 6

LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM BASED LEARNINGPBL Blok KlinikSKENARIO Ada Apa dengan Kehamilanku? Minggu ke-6Tanggal 27 Maret s.d 2 April 2015Grup A

Devi Puspita SariSepti Nur RachmawatiYunita Reza RohmawatiGeryna PuuspitasariRahma Putri AYota LizafniNadhrah Nur HanifahKarin Afinda WibowoTriya Ulva KusumaRahmat Rezky RFauziatul FirdausKartika Diana PertiwiMasyrotut TaqwiahDini Rizky Wijayanti

Jurusan Gizi Fakultas KedokteranUniversitas BrawijayaMalang201

DAFTAR ISIHALAMAN COVER1DAFTAR ISI2ISI 3A. Kompetensi yang Akan Dicapai 3B. Skenario 3C. Daftar Unclear Term4D. Daftar Cues6E. Daftar Learning Objective6F. Hasil Brainstorming71) Pembahasan Unclear Term82) Mengidentifikasi Masalah/Problem Identification83) Pembahasan Problem Identification9G. Hipotesis161) Hipotesis DK 1162) Hipotesis DK 217H. Pembahasan Learning Objective18KESIMPULAN DAN REKOMENDASI36A. Kesimpulan36B. Rekomendasi37DAFTAR PUSTAKA38TIM PENYUSUN42

A. KOMPETENSI

B. SKENARIONy.AL, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun, MRS di RSUB setelah dirujuk oleh dokter spesialis obgyn yang menangani pasien. Diagnose sementara pasien adalah G2 P1001 Ab000 gravid 26-28 minggu + gestational DM + Hiperemesis Gravidarum. Keadaan awal pasien lemah, mual, muntah, pusing dan dada terasa panas. Keluhan mual dan muntah muncul sejak 1 minggu SMRS dan semakin parah pada hari hari berikutnya. Intake makanan dan minum pasien rendah karena nafsu makan pasien menurun akibat dari keluhan yang dirasakan. Berdasarkan hasil anamnesis dan pengukuran, BB sebelum hamil = 76kg, BB saat ini =81kg, TB=153cm LILA=34cm, tekanan darah 110/80mmHg, nadi=80x/menit, RR=20x/menit, suhu=BSN 252 mg/dl, GDP 212 212 mg/dl, dan GD2JPP 325 mg/dl. Untuk kebiasaan makan pasien selama hamil , pasien terbiasa makan 2-3x/hari dengan susunan menu terdiri dari makanan pkok (nasi putih 3-5 sdm/makan) lauk hewani (telur,daging,ayam 1-2x/minggu @50 gram) , lauk nabati (tahu atau tempe 2x/minggu @25gram) dan tidak begitu menyukai sayuran (bayam,wortel,kangkung 1-2x/minggu@25gram) cara pengolahan makanan yang sering digunakan adalah ditumis, digoreng dan di santan . sedangkan untuk buah-buahan pasien mempunyai papaya dan pisang (2x/minggu @100gram) pasien terbiasa minum the manis 1-2 gelas /hari dengan penambahan gula 60 gram dan susu ibu hamil 1x/hari @200cc. karena merasa kondisi nya lemah , pasien juga biasanya mengkonsumsi minuman berenergi 1x/minggu. Berdasarkan hasil recall 24 jam, jumlah asupan pasien adalah energy 986 kkal , KH 152 gram, lemak 29 gram dan protein 33 gramPasien mengaku tidak pernah mengalami kenaikan kadar gula darah pada kehamilan sebelumnya, oleh karena itu pasien makan dalam jumlah sedikit karena khawatir kadar gula darahnya akan semakin meningkat bila makan dalam jumlah banyak. Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi sebelumnya dan pasien juga kurang suka berolah raga sehingga berat badannya tidak pernah 36 minggu atau berat janin >2500gram)digit kedua (0) jumlah kelahiran premature (28-36 minggu atau berat janin 1000-2499 gram)digit ketiga (0) jumlah immature atau kehamilan diakhiri dengan aborsi spontan atau terinduksi pada usia , namun tidak mengetahui porsi makan leptin dilepas diusus halus tidak terkontrol GD tdk terkontrol (Maryunani, 2008) Etnis (risiko meningkat pada ras Afrika, Hispanic, Asia Selatan atau Timur, Amerika Asli (Indian), Pacific Islander (Hawaii) Riwayat melahirkan bayi besar (makrosomia) Glikosuria (Petry, 2010)

Sign/symptom BSN >200mg/dl haus>> Lelah Kelaparan(The Healthy Woman) Glikosuria (glukosa dalam urin) (Ganathipan, 2011) Untuk pasien yang memiliki faktor resiko = GDS >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) atau GDP >126 mg/dl atau kadar gula stelah 2 jam TTGO >200 mg/dl atau HbA1C>6,5% Untuk pasien yang tidak memiliki faktor resiko = GDP > 92 mg/dl, ATAU kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, atau kadar gula darah setelah 2 jam >153 mg/dl(kemenkes, 2013)

Patofisiologi Pada orang hamil umumnya pada saat trimester pertama terjadi peningkatan sekresi insulin tetapi masih dalam status nomal sebagai wujud kompensasi adanya kehamilan. Pada trimester ke dua dan ketiga faktor peningkatan foto placental yang berlanjut akanmenurunkan sensitifitas insulin . HAl ini akan menstimulasi sel ibu untuk menggunakan bahan bakar lain untuk energy selain glukosa agar suplai glukosa ke fetus meningkat, karena lukosa menrupakan bahan utama dalam perkembangan janin. Tetapi pada wanita tertentu tidak bisa mengatur peningkatan produksiinsulin yang berhubungan dengan resistensi insulin yang berdampak pada hiperglikemia dan mengakibatkan diabetes gestasional (Kuhl, 1991 dalam Al - Noaemi, 2011) Pada usia berapa test GDM pada ibu hamil, bagaimana cara test GDM, dan penegakkan diagnose GDM? Peningkatan glukosa darah yang sangat tajam dan resistensi insulin sudah terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu, namun resistensi insulin tersebut baru menimbulkan masalah pada tubuh yang dapat terukur oleh tenaga kesehatan pada kehamilan minggu ke 24-28. Oleh karena itu, tes GDM dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu (NICHD, 2014) MAnajemen dan Diagnosis GDM dilakukan mulai dari saat awal kehamilan . Meliputi proses dibawah ini :1. Skrining Menanyakan Usia .Dimana usia >35 tahuan memiliki resiko yang lebih besar. Riawayat intoleransi glukosa Riwayat Diabetes Melitus Keluarga Obesitas Riwayat Melahirkan yang tidak normal Setelahmemasukin minggu ke 24dilakukan tes Glocose Challage Test (GCT)dengan memberikan glukosa sebanyak 50 g ( dikatakan positif apabila kadar glukosa darah > 140 mg/dl). Apabila hasil tes positif maka dilanjutkan dengan Tes OGTT untuk mengetahui bagaimana toleransi glukosa pasien 2. Tes OGTT ( Oral Glucose Tolerance Test) Tes dilakukan dengan memberikanglukosa sebanyak 75 g . Kemudian dilihat kadar : a. Fasting OGTT >= 92 mg/dlb. 1 jam OGTT >= 180mg/dl c. 2 jam OGTT >= 153 mg/ dl Apabila hasil pemeriksaan pasien memenuhi salah satu kadar gula darah tiap waktu tersebut makan pasien bisa dikatakan mengalami GDM. ( Sugiyama, 2011) Untuk pasien yang memiliki faktor resiko = GDS >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) atau GDP >126 mg/dl atau kadar gula stelah 2 jam TTGO >200 mg/dl atau HbA1C>6,5% Untuk pasien yang tidak memiliki faktor resiko = GDP > 92 mg/dl, ATAU kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, atau kadar gula darah setelah 2 jam >153 mg/dl Tahapan Tata laksana TTGO Bumil :1. Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.2. Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari,kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.(kemenkes, 2013)2. interpretasi dan analisis data assessment (ABCDE) sesuai skenarioa. AntropometriIMT= BB sebelum hamil/TB = 32,47 obes 2. KlasifikasiIMT (kg/m2)

Underweight< 18,5

Normal18,5-22,9

Overweight>23,0-24,9

Obesitas I25,0-29,9

Obesitas II>30,0

( Sidhartawan,2006)

b. Biokimia BSN meningkat (