Laporan Faal respi

download Laporan Faal respi

of 6

Transcript of Laporan Faal respi

TAHAN NAFAS, TEKANAN PERNAFASAN

TEORI DASAR

:

Breaking point merupakan keadaan dimana seseorang sudah tidak mampu lagi untuk menahan napas. Keadaan ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar CO2 sebagai hasil dari proses aerob tubuh yang seharusnya dikeluarkan. Pada keadaan normal, perlu terjadi keseimbangan antara tekanan O2 dan CO2. Ketika seseorang menahan napas, tidak ada keseimbangan antara jumlah O2 dan CO2 menyebabkan orang tersebut tidak mampu lagi menahan nafas . TUJUAN :

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat: 1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan napas pada berbagai kondisi pernapasan. 2. Menerangkan perbedaan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan yang berbedabeda. 3. Mengukur tekanan pernapasan dengan manometer air raksa dan manometer air. Alat yang diperlukan :

1. Stopwatch/arloji 2. Beberapa kantung plastik : a. Yang kosong b. Yang berisi O2 c. Yang berisis CO2 10% 3. Sfigmomanometer dan stetoskop 4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2 5. Manometer air raksa + botol perangkap 6. Manometer air Tata Kerja 1) Tahan Napas Tetapkanlah lamanya o.p dapat menahan napas (dalam detik) dengan cara menghentikan pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point pada berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar dibawah ini (berilah istirahat 5 menit antara 2 percobaan). 1. Pada akhir inspirasi biasa.

1

P- IV.1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point? Breaking point adalah kemampuan seseorang untuk menahan napas sampai ia tidak kuat lagi untuk menahannya. P- IV.1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya breaking point? Menurunnya tekanan oksigen dan meningkatnya tekanan karbondioksida. 2. Pada akhir ekspirasi biasa. 3. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat. 4. Pada akhir ekspirasi tunggal yang kuat. 5. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah o.p bernapas dalam dan cepat selama 1 menit. 6. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat dari kantong plastik berisi O2. 7. Pada akhir inspirasi tunggal setelah bernapas dalam dan cepat selama 3 menit dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastik berisi O2. 8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kantong plastik berisi CO2 10%. 9. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat segera sesudah berlari ditempat selama 2 menit. 10. Setelah breaking point pada percobaan nomor 9 tercapai, biarkanlah o.p bernapas lagi selama 40 detik, kemudian tentukanlah berkali-kali lama menahan napas sesudah inspirasi tunggal yang kuat dengan diselingi bernapas selama 40 detik sampai o.p bernapas lagi dengan tenang seperti sebelum berlari. P- IV.1.3 Bagaimana perubahan pO2 dan pCO2 dalam udara alveoli dan darah pada waktu kerja otot dan dalam keadaan hiperventilasi? Pada keadaan normal pO2 dalam keadaan tinggi dan pCO2 dalam keadaan rendah. Saat terjadi kerja otot dan menyebabkan pO2 tetap teatpi pCO2 meningkat karena terjadi pembentukan CO2 lebih banyak pada proses pembentukan ATP oleh sel. Sebagai kompensasi dari kurangnya O2 dalam tubuh, maka tubuh mengalami hiperventilasi untuk meningkatkan PO2 menyeimbangkan PCO2.

Data : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kegiatan Akhir inspirasi biasa Akhir ekspirasi biasa Akhir inspirasi tunggal yang kuat Akhir ekspirasi tunggal yang kuat Akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah o.p bernapas dalam dan cepat selama 1 menit. Akhir inspirasi tunggal kuat dari kantong berisi O2. Akhir inspirasi tunggal setelah bernapas dalam dan cepat selama 3 menit dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastic berisi O2. Akhir inspirasi kuat dari kantong plastic berisi Waktu (s) 29 23 38 13 65 114 162

8.

702

9. 10.

CO2 10%. Akhir inspirasi tunggal yang kuat segera 9 sesudah berlari ditempat selama 2 menit. Lama menahan napas berkali-kali sesudah 17, 34, 35, inspirasi tunggal kuat dengan diselingi 41, 40 bernapas selama 40 detik sampai o.p bernapas dengan tenang kembali.

Kesimpulan : Pada keadaan menahan napas di akhir inspirasi biasa, waktu breaking point lebih lama dibandingkan pada akhir ekspirasi biasa karena pada akhir inspirasi biasa tekanan O2 lebih tinggi dibanding tekanan CO2 yang memungkinkan untuk menahan napas lebih lama. Pada akhir inspirasi tunggal kuat dan ekspirasi tunggal kuat, waktu yang dibutuhkan untuk breaking point lebih lama pada akhir inspirasi tunggal yang kuat karena jumlah O2 yang masuk ke dalam paru-paru lebih banyak dibandingkan saat inspirasi biasa. Sedangkan saat ekspirasi tunggal yang kuat akan dikeluarkan O2 lebih banyak dibanding saat ekspirasi biasa oleh karena itu beraking point ekspirasi tunggal kuat akan lebih cepat. Saat o.p bernapas dengan kantong plastik berisi O2 breaking point yang terjadi akan lebih lama dibanding saat bernapas dengan menggunakan kantong berisi CO2 karena dengan kantong O2 menambah cadangan O2 didalam paru-paru. Pada keadaan setelah lari (kerja otot), breaking point relative lebih sebentar karena terjadi peningkatan kadar CO2 sehingga tekanan CO2 meningkat yang menyebabkan terjadinya kompensasi tubuh untuk meningkatkan tekanan O2 yaitu terjadinya hiperventilasi. Pada keadaan hiperventilasi, CO2 yang dihasilkan oleh tubuh harus segera dikeluarkan sehingga o.p tidak mampu menahan napas terlalu lama.

2. Tekanan Pernapasan A. Pengukuran tekanan pernapasan normal. a. Suruh o.p bernapas biasa selama 1-2 menit. b. Dengan tetap bernapas melalui hidung, hubungkanlah pipa kaca manometer air dengan mulut o.p sehingga permukaan air dalam manometer naik turun mengikuti ekspirasi dan inspirasi. c. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi normal o.p.3

B. Tekanan pernapasan maksimal. a. Hubungkanlah pipa kaca manometer air raksa dengan mulut o.p melalui botol perangkap. b. Suruhlah o.p melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya beberapa kali sambil menutup hidung. Permukaan air raksa dalam manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan ekspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal o.p P- IV.1.4 Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini? Untuk menangkap udara yang dikeluarkan oleh mulut dan untuk menentukan tekanan inspirasi dan ekspirasinya. Data : Percobaan I Inspirasi Ekspirasi Selisih Kesimpulan : Perbedaan (selisih) tekanan pernapasan pada inspirasi dan ekspirasi maksimal lebih besar dibandingkan pada inspirasi dan ekspirasi biasa. 30 10 20 Percobaan II (pernapasan maksimal) 40 50 10 Percobaan III 30 10 20

3. Pernafasan pada Orang TEORI DASAR :

Pada orang dewasa sehat, rata-rata, jumlah maksimum udara yang dapat dikandung oleh kedua paru adalah 5,7 liter pada pria (4,2 liter pada wanita). Bentuk anatomis, usia, distensibilitas paru dan ada atau tidak adanya penyakit pernapasan mempengaruhi kapasitas paru total ini. Secara normal, selama proses bernapas biasa, paru tidak pernah mengalami pengembangan maksimum atau penciutan yang mendekati volume minimumnya. Dengan demikian, secara normal paru mengalami pengembangan tingkat sedang selama siklus pernapasan. Pada akhir ekspirasi biasa, paru masih mengandung sekitar 2.200 ml udara. Selama satu kali bernapas biasa dalam keadaan istirahat, sekitar 500 ml udara dihirup dan udara dalam jumlah yang sama dihembuskan, sehingga selama bernapas tenang volume paru bervariasi antara 2.200 ml pada akhir ekspirasi dan 2.700 ml pada akhir inspirasi. Perubahan-perubahan volume yang terjadi selama bernapas dapat diukur dengan menggunakan spirometer. TUJUAN :4

Dalam latihan ini akan dipelajari 1. 2. 3. 4. Kapasitas vital fungsional. Kapasitas vital. Kapasitas residu fungsional. Kurva flow volume :

:

Alat yang Diperlukan

Autospirometer AS 500 lengkap dengan peralatannya yang terdiri dari Autospirometer AS 500, mouth piece, tranducer. Tata Kerja :

Mula-mula dicatat data mengenai o.p yaitu jenis kelamin, umur, tinggi badan yang kemudian dimasukkan kedalam alat. Setelah alat-alat siap, dihubungkan dengan listrik. 1. Pemeriksaan Kapasitas Vital Fungsional Tekan FCV, setelah itu tekan start/stop, lalu dilihat pesan yang tertulis di LCD dan dikerjakan : a. Ekspirasi pelan-pelan. b. Inspirasi maksimal. c. Ekspirasi paksa. d. Bernapas biasa. 2. Pemeriksaan Kapasitas Vital Tekan VC/MVV, kemudian tekan start/stop lalu baca pesan yang tertulis di LCD. Kemudian dilihat hasilnya di LCD. 3. Pemeriksaan Kapasitas Residu Fungsional Seperti diatas, tetapi dilakukan pernapasan tenang selama 3 kali, kemudian ekspirasi komplit, bila tidak stabil tidak terdapat pesan di LCD, tetapi bila stabil terdapat pesan dan dilakukan pernapasan dangkal, ekspirasi komplit kemudian inspirasi penuh, dan lihat hasilnya di LCD. 4. Pemeriksaan Kapasitas Pernapasan Maksimal Tekan VC/MVV lalu tekan start/stop, perhatikan pesan pada LCD, bernapas biasa dan cepat selama 12 detik. 5. Pemeriksaan Kurve Flow Volume Tekan FVC, lalu start dan stop ditekan, dan lihat pesan di LCD yaitu napas semaksimal mungkin diluar alat kemudian ekspirasi secepat-cepatnya dan sedalam-dalamnya kedalam mouth piece yang dihubungkan dengan transducer. Dan setelah itu dilihat hasilnya dan bila perlu direkam. Data :

5

6