Laporan FAAL tekanan Osmotic

21
PRAKTIKUM PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA OSMOTIC FRAGILITY TESTDisusun oleh : Tiara Nugrahayu NRP. 2443014163 PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

description

pemeriksaan tekanan osmoyic pada darah

Transcript of Laporan FAAL tekanan Osmotic

Page 1: Laporan FAAL tekanan Osmotic

PRAKTIKUM PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“OSMOTIC FRAGILITY TEST”

Disusun oleh :

Tiara Nugrahayu NRP. 2443014163

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2015

Page 2: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 1. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui pengaruh larutan isotonis, hipotonis dan hipertonis terhadap darah

BAB 2. LANDASAN TEORI

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ

yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi

suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah:

sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem

peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan

pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan

hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan

mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida

dalam arah yang berlawanan.

2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula

dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk

mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang

kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar).

Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-

bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh. ( Ganong, 2002 )

Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata 4,2 sampai 5,5

juta sel/mm3. Pada perempuan sehat berukuran rata-rata 3,2 sampai 5,2 juta sel/mm3.

Sedangkan hematocrit adalah persentase volume darah total yang mengandung

eritrosit. Persentase ini ditentukan dengan melakukan sentrifugasi sebuah sampel

Page 3: Laporan FAAL tekanan Osmotic

darah dalam tabung khusus dan mengukur dn menghitung kerapatn sel dari dasar

tabung. ( pearce, 2006 ).

Osmotic fragility test (OFT) metode pertama yang digunakan untuk screening

thalassemia dan mengenalkan sebagai usul sederhana untuk mendeteksi thalassemia.

Osmotic fragility test diperkenalkan oleh Silvestroni dan Bianco pada 1940.

Tonisitas dipakai untuk menjelaskan pengaruh larutan terhadap bentuk “tonus”

menurut hokum osmosis :

a. Larutan isotonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi yang sama dengan

konsentrasi partikel yang tidak dapat berdifusi.

b. Larutan hipotonik adalah larutan lebih encer dibandingkan larutan selular.

c. Larutan hipertonik adalah larutan lebih kental dibandingkan isi sel. ( Sloane,

2003 )

Page 4: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 3. ALAT DAN BAHAN

3.1. 0,5 % larutan NaCl

3.2. Aquadest

3.3. Tabung-tabung reaksi

3.4. Rak tabung reaksi

3.5. Semprit 2cc

BAB 4. TATA KERJA

1. 12 tabung reaksi diletakkan di dalam rak tabung reaksi.

2. Tabung reaksi diberi angka-angka mulai dengan 25,24,23,22,21 sampai

dengan 14.

3. Larutan 0,50% NaCl dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung sesuai dengan

angka yang ada pada tabung-tabung tersebut.

4. Pada masing-masing tabung ditambahkan aquadest sebanyak 0 tetes pada

tabung no 25, 1 tetes pada tabung no 24, dan seterusnya. Untuk mendapatkan

persentase kelarutan NaC, kalikan angka-angka pada tiap tabung dengan 0,02.

Jadi pada tabung no 25 persentasenya adalah 25x0,02 = 0,050% dan

seterusnya.

5. Kemudian beberapa ml darah vena diambil dan diteteskan ke dalam masing-

masing tabung sebanyak 1 tetes.

Page 5: Laporan FAAL tekanan Osmotic

No pada

tabung

25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14

Jumlah

tetes

0,5%

25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14

Jumlah

tetes

aquades

t

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

%

larutan

garam

NaCl

menjadi

0.5

0

0.4

8

0,4

6

0.4

4

0.4

2

0.4

0

0,3

8

0,3

6

0,3

4

0,3

2

0,3

0

0,2

8

6. Rak tabung reaksi di gerak-gerakkan agar isi tabung mencampur.

7. Biarkan selama 2 jam pada temperature kamar.

8. Kemudian, dilihat apa yang terjadi pada masing-masing tabung. Pada darah

normal hemolysis terjadi di tabung 22. Di tabung 22 ini terlihat sediment dari

eritrosit di dasarnya dan beberapa bintik hitam dicairkan di atasnya sedimen.

Bila kita melihat ke kanan akan terlihat bahwa sedimen eritrosit akan semakin

berkurang dan hemolisisnya makin bertambah. Hemolysis mulai lengkap pada

tabung 17.

Permulaan hemolisis : tabung 22 larutan NaCl 0,44%

Hemolisis lengkap : tabung 17 larutan NaCl 0,34%

9. Hasil dicatat apakah darah itu menunjukkan fragility yang normal, meninggi

atau menurun.

Membuat Hapusan Darah Untuk Melihat Bentuk/Macam-Macam Sel Darah

Page 6: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 3. ALAT DAN BAHAN

3.1. Darah dari vena

3.2. Gelas-gelas obyek

3.3. Giemsa atau Wright’s stain

3.4. Minyak emmersi

3.5. Mikroskop

BAB 4. TATA KERJA

1. Setetes darah diletakkan pada salah satu ujung dari gelas obyek.

2. Paparkan tetesan darah menjadi lapisan tipis dengan perantaraan pinggiran

gelas obyek lain.

3. Biarkan sebentar agar menjadi kering.

4. Supaya lapisan darah menjadi basah digunakkan methanol (untuk fiksasi)

kemudian dikeringkan.

5. Kemudian diwarnai dengan larutan giemsa (yaitu : lapisan darah ditutupi

larutan giemsa selama 10-15 menit)

6. Setelah 10-15 menit preparat dicuci dengan air dan dikeringkan.

7. Lihat macam-macam sel darah dengan menggunakan minyak emmersi dan

lensa 100x di bawah mikroskop.

Page 7: Laporan FAAL tekanan Osmotic

Di dalam preparat hapusan darah yang sudah di warnai dapat kita lihat bentukan-

bentukan erythrocyte dan leucocyte. Sel-sel erythrocyte normal Nampak sebagai

bulatan-bulatan yang bagian tengahnya agak pucat dan terdapat dalam jumlah besar.

Erythrocyte-erythrocyte tadi tidak mempunyai inti sel. Sel-sel leucocyte sebaliknya

mempunyai inti dengan bentuk-bentuk yang khas.

Darah normal mengandung hanya 6 macam leucocyte yaitu :

Neutrophilic band cell (2-6%)

Neutrophilic segmented cell (55-75%)

Lymphocyte (20-35%)

Monocyte (2-6%)

Eosinophilic segmented cell (1-3%)

Basophilic segmented cell (0-1%)

Angka-angka dlam kurung menunjukkan jumlah dari masing-masing sel leukosit per

100 hitungan leukosit. Biasanya pada pemeriksaan hapusan darah kita menghitung

macam-macam sel leukosit tadi (yang kita sebut perhitungan diferensial sel-sel

leukosit) memperhatikan bentuk-bentuk eritrosit dan kalau mungkin menemukan

bentukan-bentukan lain, misalnya parasite-parasit (malaria, filarial).

Page 8: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 5. HASIL PRAKTIKUM

Gambar 5.1. Macam-Macam Sel Darah Pada Hapusan Darah.

Pada praktikum kali ini materi yang dipraktikumkan adalah tentang membuat

hapusan darah untuk melihat bentuk atau macam-macam sel darah. Untuk membuat

hapusan darah di lakukan dengan cara menggunakan dua kaca obyek yang terlebih

dahulu dibersihkan dengan cara dicuci dengan air kran kemudian dicuci dengan

alcohol dan dikeringkan dengan tissue. Setelah kering kemudian kaca obyek pertama

diberikan 1 tetes darah kemudian di ratakan dengan ujung kaca obyek kedua. Setelah

itu di biarkan hingga kering, kemudian di tetesi metanol dan di tunggu sampai kering.

Setelah kering di tetesi dengan giemsa selama 10-15 menit. Kemudian preparat di

Page 9: Laporan FAAL tekanan Osmotic

cuci dengan air dan di keringkan. Setelah kering, preparat di amati dengan

mikroskop.

Gambar 5.2. Fragility Test.

Page 10: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 6. PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan Hasil Praktikum.

6.1.1. Fragilitas Eritrosit.

Hemolisa adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah

menuju ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena

pecahnya membran sel darah merah. Membrane sel darah merah mudah dilalui atau

ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+, HCO3-, Cl- , dan juga oleh substansi-substansi

yang lain seperti glukosa, asam amino, urea,dan asam urat. Sebaliknya membran sel

darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K +, Ca2+, Mg2+, fosfat organik, dan juga

substansi lain seperti hemoglobin dan protein plasma. Membran sel darah merah

termasuk membran permeabel selektif, yaitu membran yang dapat ditembus oleh

molekul air dan substansi-substansitertentu, tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi

yang lain. Ketahanan membran eritrosit terhadap terjadinya hemolisis dapat diketahui

dengan mencampurkan eritrosit ke dalam larutan hipotonis (NaCl) dengan

konsentrasi yang berbeda-beda. Larutan hipotonis dengan konsentrasi tertentu dapat

mengakibatkan pecahnya eritrosit. Keadaan ini disebut dengan fragilitas eritrosit.

6.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fragilitas Eritrosit.

Ada 2 macam hemolisa, yaitu hemolisa osmotik dan hemolisa kimiawi.

Hemolisa osmotik terjadi karena adanya perubahan yang besar antara tekanan osmosa

cairan di dalam sel darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam

hal ini tekanan osmosa sel darh merah jauh lebih besar daripada tekanan osmosa di

luar sel. Tekanan osmosa di dalam sel darah merah sama dengan tekanan osmosa

larutan NaCl 0.9%. Bila sel darah merah dimasukkanke dalam larutan 0.8% belum

Page 11: Laporan FAAL tekanan Osmotic

terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan

NaCl 0.4% hanya sebagian saja yang megalami hemolisa, sedangkan sebagian sel

darah merah yang lainnya masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel

darah merah, sel darah merah yang sudah tua, membran selnya mudah pecah

sedangkan sel darah merah muda membrane selnya masih kuat. Bila sel darah merah

dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0.3% semua sel darah merah akan mengalami

hemolisa. Hal ini disebut hemolisa sempurna. Larutanyang mempunyai tekanan

osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa ini sel darah merah disebut larutan

hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besar dari

tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang

mempunyai tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi sel darah

merah disebut larutan isotonis.

6.1.3. Hapusan Darah.

Sel darah merah atau SDM adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Karena

sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin, maka dengan

sendirinya darah  berwarna merah. Sel ini dengan mudah dapat dilihat dengan

bantuan mikroskop pada sediaan hapusan darah. Pada sediaan hapusan darah dengan

pewarnaan giemsa, sel darah merah tampak sebagai sel-sel bulat dengan ciri khas

tidak berinti, yang menutup lapangan pandangan. Sesungguhnya, bila dilihat dari satu

arah, sel darah merah tampak sebagai lingkaran. Bila dilihat dalam arah yang tegak

lurus dari arah yang pertama, akan tampak bentuk penampang dwicekung atau

bikonkaf dari sel darah merah. Dengan demikian, dalam keadaan yang biasa,

morfologi sel darah merah bukanlah berupa suatu bola, akan tetapi berupa suatu

cakram dwicekung atau bikonkaf. Namun, tidaklah berarti sel ini selalumempunyai

morfologi serupa itu. Bila sel-sel tersebut terpaksa harus melewati pembuluh kapiler

dengan garis tengah rata-rata yang lebih kecil daripada garistengah sel darah merah,

Page 12: Laporan FAAL tekanan Osmotic

sel ini dapat pula mengambil  bentuk lain sedemikian rupa,sehingga diameternya

lebih kecil daripada kapiler. Bentuk yang mungkinuntuk itu hanyalah bentuk silinder

atau bahkan kerucut. Selain itu, dalam penyakit  bawaan tertentu, sel darah merah

dapat pula berbentuk bola yang sempurna,seperti yang tampak dalam keadaan

sferositosis.

6.1.4. Leukosit atau Sel Darah Putih.

Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah.

Leukosit berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing

yang dianggap bersifat patogen. Sel darah putih berfungsi sebagai pengangkut zat

lemak. Sel darah putih mempunyai ciri-ciri, antara lain tidak berwarna, mempunyai

nucleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat

berubah bentuk. Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

granulosit dan agranulosit. Sebenarnya kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat

pada granulosit. Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel

darah putih dalam melindungi tubuh.

Granulosit mempunyai nukleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-macam

granulosit, antara lain :

a. Neutrofil : 

Page 13: Laporan FAAL tekanan Osmotic

Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang,

bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertama

merespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis.

b. Basofil    : 

Berbentuk U dan berbintik-bintik. Basofil melepaskan histamin pada saat terjadi

reaksi alergi.

c. Eosinofil  :

Berbintik-bintik kemerahan. Meningkat apabila terjadi infeksi atau reaksi alergi.

Agranulsit hanya mempunyai sebuah  nukleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit.

Macam-macam agranulosit, antara lain :

a. Monosit   :    

Jenis sel darah putih terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang,

dan dapat bergerak cepat. Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat

berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar. Makrofag berfungsi

untuk memfagosit patogen, sel using, dan puing-puing seluler dan dapat merangsang

sel-sel darah putih yang lain untuk melindungi tubuh.

b. Limfosit  : 

sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya cenderung  berbentuk lingkaran,

berinti tunggal, dan hanya memperhatikan sedikit pergerakan. Fungsi limfosit untuk

imunitas (kekebalan) terhadap patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit

yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan memproduksi

antibody yang akan menghancurkan patogen, sedangkan limfosit T secara langsung

menghancurkan sel-sel yang mengandung antigen.

Page 14: Laporan FAAL tekanan Osmotic

BAB 7. KESIMPULAN

Pada praktikum osmotic fragility test dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Neutrofil, eosinofil dan basofil adalah bagian sel darah putih dari kelompok

granulosit.

2. Monosit dan limfosit adalah bagian sel darah putih dari kelompok non

granulosit.

3. Eritosit menggembung jika pada medium hipotonis.

4. Eritosit pecah jika pada medium hipertonis.

5. Pada pembuatan hapusan darah akan terlihat macam-macam sel darah seperti

eritrosit, makrofag, limfosit, basofil, eosinofil, neutrofil dan monosit.

Page 15: Laporan FAAL tekanan Osmotic

DAFTAR PUSTAKA

Ethel Sloane. 2003. Anatomi Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta:EGC

Evelyn C, Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis.

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Ganong WF, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 20, EGC, Jakarta.