Laporan Epidemiologi 2 Fix

15
LAPORAN PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER Pengukuran Kejadian Penyakit Kelompok 1 : 1. Hazar Sukareksi B04080017 2. Mursyid B04080135 3. Yuliana Fatie B04089001 4. Rahmiati Amaryllis S.L B04090111 5. Jessica Rizkina Wibowo B04090127 6. R.M. Rizky Jauhari B04090139 7. Bagus Aditya P B04090164 8. Zerlinda Amelia B04090183 9. Risnia Buatama B04090199 Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Transcript of Laporan Epidemiologi 2 Fix

Page 1: Laporan Epidemiologi 2 Fix

LAPORAN PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI

VETERINER

Pengukuran Kejadian Penyakit

Kelompok 1 :

1. Hazar Sukareksi B04080017

2. Mursyid B04080135

3. Yuliana Fatie B04089001

4. Rahmiati Amaryllis S.L B04090111

5. Jessica Rizkina Wibowo B04090127

6. R.M. Rizky Jauhari B04090139

7. Bagus Aditya P B04090164

8. Zerlinda Amelia B04090183

9. Risnia Buatama B04090199

Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

2013

Page 2: Laporan Epidemiologi 2 Fix

1. Diketahui: Penelitian terhadap penyakit pada sapi perah dilakukan pada 1 Juli

2003, kemudian dilakukan penelitian ulang pada 1 Juli 2004 dengan hasil sebagai

berikut:

Total populasi pada 1 Juli 2003 = 600 ekor

Jumlah hewan sakit secara klinis pada 1 Juli 2003 = 100 ekor

Jumlah yang menjadi sakit antara 1 Juli 2003 – 1 Juli 2004 = 200 ekor

Jumlah yang mati karena penyakit tersebut dari 1 Juli 2003 – 1 Juli 2004 = 120

ekor

Ditanya: a. Prevalensi pada 1 Juli 2003

b. Insidensi Kumulatif pada 1 Juli 2003 – 1 Juli 2004

c. Mortality Rate pada 1 Juli 2003 – 1 Juli 2004

d. Case Fatality Rate pada 1 Juli 2003 – 1 Juli 2004

Jawaban:

a. Prevalensi (P) = Jumlah individu sakit pada waktu tertentu

Populasi beresiko pada waktu te rtentu×100 %

= 100600

×100 %

= 16, 67 %

b. Insidensi Kumulatif (I) =

Jumlahkasusbaru selama periode tertentuJumlah individu sehat pada awal pengamatan

×100 %

= 200

(600−100)×100 %

= 40 %

c. Mortality Rate = Total individumati pada periode tertentu( populasiberesiko pada waktu tertenu)

× 100 %

= 120

(600+480 )÷ 2× 100 %

= 120540

×100 %

= 22, 2 %

d. Case Fatality Rate = Total individumati pada periode tertentu

Totalhewan yangmenderita penyakit× 100 %

= 120

(100+200)× 100 %

Page 3: Laporan Epidemiologi 2 Fix

= 40 %

2. Diketahui: Penelitian tentang penyakit Septicaemia epizootica di jawa barat tahun

1997, ditemukan bahwa ada 15 kasus per 100.000 sapi perah menderita penyakit

tersebut. Juga dilaporkan bahwa seluruh kasus tersebut berakhir dengan kematian

Ditanya: a. Mortality rate per 100.000

b. Case fatality rate per 100

c. Apa kepentingan ekonomis dari CFR?

Jawaban:

a. Mortality rate = total individu mati pada periode tertentu

populasi beresiko pada periode waktu tertentu

= 15

100000

= 0.00015 per 100.000

b. Case fatality rate =

Total yangmati akibat penyakit SE pada perode waktuTotal hewan yang menderita penyakit

× 100

= 1515

×100 %

= 100 %

c. Tingkat kefatalan penyakit SE pada tahun 1997 di Jawa Barat adalah 100 %,

hal ini menunjukkan penyakit memiliki sifat sangat fatal. Oleh karena itu,

upaya yang perlu dilakukan adalah mengeliminasi hewan yang sakit. apabila

terdapat beberapa hewan yang menunjukkan gejala klinis yang sama

hendaknya diberikan treatment dan diisolasi dari sapi yang sehat. Sapi yang

sehat diberikan vitamin, suplemen dan perbaikan diet guna meningkatkan

imunitas. Pentingnya peningkatan imunitas untuk mencegah penyebaran

penyakit, imunitas kelompok lebih baik agar menciptakan populasi yang

berimunitas baik. Lebih cepat dilakukan eliminasi maka kerugian ekonomi

akan semakin kecil. Namun, proses peningkatan imunitas akan mempengaruhi

ekonomi pada awalnya, seiring dengan biosekuriti yang baik maka pada tahun

sesudahnya kerugian ekonomi tidak akan terjadi.

Page 4: Laporan Epidemiologi 2 Fix

3. Diketahui: Pengamatan insidensi penyakit Z pada Farm X dan Farm Y. Populasi

masing-masing farm 10.000 ekor.

Populasi menderita penyakit Z pada farm X = 180 ekor

Populasi menderita penyakit Z pada farm Y = 90 ekor

Berdasarkan pengelompokan umur:

UmurPopulasi Jumlah Hewan sakit

Farm X Farm Y Farm X Farm Y

< 1 tahun

1 - 3 tahun

> 3 tahun

3000

3000

4000

7000

2000

1000

12

28

120

28

32

30

Ditanya: a.Tingkat Insidensi Penyakit Z pada Farm X dan Farm Y per-1000 ekor

b.Perbandingan Tingkat Insidensi antara Farm X dan Farm Y dan

penafsirannya

c.Susun tabel lengkap mengenai populasi dan jumlah penderita penyakit

Z berdasarkan pengelompokan umur pada Farm X dan Farm Y

d.Hitung tingkat insidensi berdasarkan pengelompokan umur per-1000

dan bandingkan hasilnya

e. Jumlah penderita penyakit Z berdasarkan populasi standar

f. Tingkat insidensi yang telah disesuaikan (Adjusted Rate) untuk Farm

X dan Farm Y. Apa kesimpulan yang diperoleh?

Jawaban:

a. Insidensi Farm X = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 180

10.000

= 0,018 ekor/ tahun.

Insidensi per-1000 ekor = 0,018 × 1000 = 18/ 1000 ekor/ tahun.

Insidensi Farm Y = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 90

10.000

= 0,009 ekor/ tahun

Insidensi per-1000 ekor = 0,009 × 1000 = 9/ 1000 ekor/ tahun

Page 5: Laporan Epidemiologi 2 Fix

b. Insidensi penyakit Z di Farm X lebih tinggi dari pada Farm Y, hal ini

menunjukkan bahwa Farm X lebih berpotensi terkena penyakit Z.

c. Tabel 1. Populasi ternak berdasarkan umur serta jumlah ternak yang menderita

penyakit Z di Farm X

Umur Populasi Jumlah Hewan sakit

< 1 tahun

1 – 3 tahun

> 3 tahun

3000

3000

4000

12

28

120

Tabel 2. Populasi ternak berdasarkan umur serta jumlah ternak yang menderita

penyakit Z di Farm Y

Umur Populasi Jumlah hewan sakit

< 1 tahun

1 – 3 tahun

> 3 tahun

7000

2000

1000

28

32

30

d. Farm X

Insidensi < 1 tahun = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 12

3.000 = 0,004/ ekor/ tahun

Insidensi per-1000 = 0,004 X1000 = 4/ 1000 ekor tahun.

Insidensi 1- 3 tahun = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 48

3.000= 0,016/ ekor/ tahun.

Insidensi per-1000 = 0,016 X 1000 = 16/ 1000 = 16/1000 ekor tahun.

Insidensi > 3 tahun = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 12 0

4 .000 = 0,03 / ekor tahun

Insidensi per-1000 = 0,03 X 1000 = 30/ 1000 ekor tahun.

Farm Y

Page 6: Laporan Epidemiologi 2 Fix

Insidensi < 1 tahun = Jumlah kasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengam atan

= 28

7.000 = 0,004/ ekor tahun

Insidensi per-1000 ekor = 0,004 X 1000 = 4/1000 ekor tahun

Insidensi 1- 3 tahun = Jumlah kasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awa l pengamatan

= 32

2.000 = 0,016/ ekor tahun

Insidensi per-1000 ekor = 0,016 X 1000 = 16/ 1000 ekor tahun

Insidensi > 3 tahun = Jumlahkasusbaru selama periode tertentu

Jumlah individu sehat pada awal pengamatan

= 30

1.000 = 0,03/ ekor tahun

Insidensi per-1000 ekor = 0,03 X 1000 = 30/ 1000 ekor/ tahun.

Tingkat insidensi berdasarkan umur di masing – masing Farm memiliki nilai

yang sama. Insidensi tertinggi di Farm X maupun Farm Y berada di tingkat umur

> 3 tahun.

Diketahui: Populasi standar = 20.000 ekor

< 1 tahun = 10.000 ekor

1- 3 tahun = 5.000 ekor

> 3 tahun = 5.000 ekor

e. Penderita penyakit Z berdasarkan populasi standar pada tiap kelompok umur pada

Farm X

Umur < 1 tahun = 0,004 × 10.000 = 40 ekor

Umur 1 – 3 tahun = 0,016 × 5.000 = 80 ekor

Umur > 3 tahun = 0,03 × 5.000= 150 ekor

Penderita penyakit Z berdasarkan populasi standar pada tiap kelompok umur pada

Farm Y

Umur < 1 tahun = 0,004 × 10.000 = 40 ekor

Umur 1 – 3 tahun = 0,016 × 5.000 = 80 ekor

Umur > 3 tahun = 0,03 × 5.000= 150 ekor

f.Insidensi yang telah disesuaikan (Adjusment rate) yaitu,

Page 7: Laporan Epidemiologi 2 Fix

Ar (Farm X) =( Sr 1 × S 1N

) + (Sr 2 × S 2

N) + (

Sr 3 × S 3N

)

= ((4 × 10000

20000) + (

16 ×500020000

)+ (30 ×5000

20000) )

= 40.000/20.000 + 80.000/ 20.000 + 150.000/ 20.000

= 2 + 4 + 7,5 = 13, 5 / 1000 ekor tahun

Ar (Farm Y) = (Sr 1 × S 1

N)+ (

Sr 2 × S 2N

) + (Sr 3 × S 3

N)

= ((4 × 10000

20000) + (

16 ×500020000

) +( 30 ×500020000

)

= 40.000/20.000 + 80.000/ 20.000 + 150.000/ 20.000

= 2 + 4 + 7,5 = 13, 5 / 1000 ekor tahun

Dalam perhitungan Adjusment rate, nilai yang dihasilkan pada Farm X dan

Farm Y sama. Perhitungan insidensi dengan metode standar menunjukkan nilai

yang berbeda pada masing-masing Farm. Hal ini dapat disimpulkan bahwa untuk

mengetahui secara benar mengenai perbandingan suatu percobaan pada dua

kelompok yang berbeda, lebih akurat menggunakan adjustment rate.

4. Diketahui: Pengukuran Incidence rate penyakit surra pada populasi kerbau (10

ekor) selama 1 tahun. Setelah satu tahun pengamatan, hasilnya adalah sebagai

berikut:

No

Kerbau

Waktu timbul

penyakit

sejak awal

pengamatan

Kontribusi Sebagai Hewan

Beresiko

(ekor tahun)

1

2

3

4

5

6

7

8

3 bulan

Tidak Sakit

Tidak Sakit

6 bulan

9 bulan

4 bulan

Tidak Sakit

Tidak Sakit

90/ 365

365/ 365

365/365

180/ 365

270/ 365

120/ 365

365/ 365

365/ 365

0,25

1

1

0,5

0,75

0,33

1

1

Page 8: Laporan Epidemiologi 2 Fix

9

10

4 bulan

Tidak Sakit

120/ 365

365/ 365

0,33

1

Ditanya: a. Hitunglah incidence rate per 100 ekor tahun dengan menggunakan

perhitungan eksak pada penyebutnya

b. Hitunglah incidence rate per 100 ekor tahun dengan menggunakan

perhitungan perkiraan pada penyebutnya!

Jawaban:

a. I R= Jumlah kasus baru pada periode tertentujumlah periode yangberesiko untuk setiap∈dividu yangdiamati

¿5

0,25+1+1+0,5+0,75+0,33+1+1+0,33+1= 5

7,16

¿ 0,698/ ekor tahun = 69,8/100 ekor tahun

b. I R= Jumlah kasus baru pada periode tertentu( jlh yang beresiko pada awal+ jlh yangberesiko pada akhir)/2

¿ 5(10+5 )/2

= 515 /2

=1015

¿ 0,667/ ekor tahun = 66,7/100 ekor tahun

5. Diketahui:

Populasi Juli 1983: 60 sapi dengan 6 menderita FP, 42 beranak

Selama tahun 1983:

10 ekor sapi siap lahir masuk peternakan

8 ekor sapi keluar dengan diantaranya 4 ekor telah beranak dan mengalami

LDA dan FP, 4 ekor tidak sakit dan tidak beranak

Sapi sakit 8 ekor menderita LDA dengan 6 menderita LDA dan FD, 2

menderita LDA

6 ekor menderita FP

32 ekor mengalami penyakit lain selain LDA dan FP

2 ekor sapi perah mati dengan 1 menderita LDA dan 1 tidak sakit

Ditanya: mortality, morbidity, culling dan proportional morbidity rate

Jawaban:

Penambahan sapi (asumsi 1 sapi, 1 anak) : 42 + 42 = 84

Page 9: Laporan Epidemiologi 2 Fix

Populasi sapi 1 januari 1983 (n1) = 6 (FP) + 84 (Induk dan anak) + 12 (sapi sehat)

= 102 ekor

Populasi selama 1983 (n2) = 102(n1) + (10 + 10(sapi masuk dan beranak))

= 122 ekor

Populasi 1983 setelah keluar (n3) = 122 (n2) –8 (keluar) = 114 ekor

Jumlah hewan sakit = LDA + FP+ Penyakit lainnya

= 8+12+32 = 52 ekor

a. Mortalitas

Crude mortality rate = total individumati

populasi beresiko x ITC× 100 %

= 2

114 x 1 x 100% = 1,75%

Spesific Mortility = total individu matikarena penyakit x

populsi beresiko x ITC

LDA = 1

114 x 1x100 %=¿ 0,88 %

FP = 1

114 x 1x100 %=¿ 0,88 %

b. Morbiditas

Prevelansi = Jumlah individu sakit

jumlah populasiawal pengamatan×100%

= 52

102 x 100% = 50,98 %

Insidensi =

Jumlahkasus baru (sehat menjadi sakit )

Jumlah individu sehat awal pengamatan−(12

jumlahindividu keluar)×100%

=

(102−52 )

(102−6 )−( 12

(8+2 ))× 100 %=52 ,08 %

Case Fatality Rate

Hewan sakit = tota l yangmati akibat penyakit x

totalhewan yangmenderita penyakit x ×100%

= 18

× 100 %=12,5 %

Page 10: Laporan Epidemiologi 2 Fix

Tidak sakit = 1

114−52x 100% = 1,6 %

c. Culling = total hewan tersingkirkan

populasihewan ×100%

= 8 (keluar )+2(mati)

114×100% = 8,77 %

d. Proporsional morbidityrate = Jumlah individuterserang penyakit x

Jumlah individu yang sakit

×100 %

LDA = 8

52x100 %=15 , 38 %

FD = 1252

x 100 % = 23, 08%

Penyakit lain = 3252

x100 %=61 , 54 %