Laporan DK Biomol P1

48
Laporan Diskusi Pemicu 1 A. Pemicu 1 Sekelompok mahasiswa melakukan sebuah praktikum bersifat obsevatif terhadap komponen-komponen yang ada diambil dari manusia seperti darah, air liur, urin serta tinja. Beberapa hal yang teramati kemudian dicatat untuk dilaporkan seperti darah yang tampak memisah menjadi 2 lapisan, air liur yang mampu mencerna makanan (dari literatur), urin berwarna kuning dan berbau pesing serta tinja yang berbau busuk maupun hal-hal lainnya. Seteah melakukan praktikum, kelompok tersebut diwajibkan oleh pembimbingnya untuk membuat laporan tentang apa saja yang didapat dari praktikum mereka kali ini. B. Definisi dan Klarifikasi Darah (Dorland) cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler dan vena yang mengangkut nutrien dan sel-sel tubuh. Urin (Dorland) cairan yang disekresi oleh ginjal yang disimpan dalam kandung kemih dan dikeluarkan melalui ureter Tinja (Dorland) kotoran yang dikeluarkan dari anus. Air liur adalah sekret jernih, basa dan agak kental dari kelenjar parotidia, submaksilaris, sublingual dan kelenjar air liur lainnya. Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 1

Transcript of Laporan DK Biomol P1

Page 1: Laporan DK Biomol P1

Laporan Diskusi Pemicu 1

A. Pemicu 1

Sekelompok mahasiswa melakukan sebuah praktikum bersifat obsevatif

terhadap komponen-komponen yang ada diambil dari manusia seperti darah, air

liur, urin serta tinja. Beberapa hal yang teramati kemudian dicatat untuk

dilaporkan seperti darah yang tampak memisah menjadi 2 lapisan, air liur yang

mampu mencerna makanan (dari literatur), urin berwarna kuning dan berbau

pesing serta tinja yang berbau busuk maupun hal-hal lainnya. Seteah

melakukan praktikum, kelompok tersebut diwajibkan oleh pembimbingnya untuk

membuat laporan tentang apa saja yang didapat dari praktikum mereka kali ini.

B. Definisi dan Klarifikasi

Darah (Dorland) cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler dan vena

yang mengangkut nutrien dan sel-sel tubuh.

Urin (Dorland) cairan yang disekresi oleh ginjal yang disimpan dalam kandung

kemih dan dikeluarkan melalui ureter

Tinja (Dorland) kotoran yang dikeluarkan dari anus.

Air liur adalah sekret jernih, basa dan agak kental dari kelenjar parotidia,

submaksilaris, sublingual dan kelenjar air liur lainnya.

C. Kata Kunci

- Komponen

- Darah

- Urine

- Tinja

- Air liur

D. Rumusan Masalah

Apa yang menyebabkan komponen pada manusia terlihat seperti yang diamati

oleh sekelompok mahasiswa tersebut?

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 1

Page 2: Laporan DK Biomol P1

E. Analisis Masalah

F. Hipotesis

Kompenen terlihat seperti yang diamati disebabkan oleh kandungan yang

menyusun komponen itu sendiri.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 2

Praktikum/Pengamatan

Kandungan

Karbohidrat

Komponen Biokimia

Tinja

Darah

Laporan

Air Liur

Lipid

Urine Tinja

Protein

Page 3: Laporan DK Biomol P1

G. Pertanyaan Diskusi

1. Komponen biokimia

a. Karbohidrat

b. Protein

c. Lipid

d. Asam nukleat

2. Darah

3. Air liur

4. Urine

5. Tinja

H. Pembahasan

1. Komponen biokimia

a. Karbohidrat

1. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat memiliki peran struktural dan metabolik yang

penting. Karbohidrat adalah turunan aldehida atau keton dari alkohol

polihidrat. Ada pula yang menyatakan karbohidrat merupakan

polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan

turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan

salah satu atau kedua komponen tersebut.

2. Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana

susunan molekulnya, tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohdrat yang lebih sederhana. Monosakarida merupakan

hasil akhir pemecahan sempurna dari karbohidrat yang lebih

kompleks susunannya dalam proses pencernaan karena di

dalam tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 3

Page 4: Laporan DK Biomol P1

usus halus yang kemudian dialirkan kedalam aliran darah.

Monosakarida dapat diklasifikasikan lagi dalam 2 kelompok

yang didasarkan pada:

a. Jumlah atom karbon, yaitu triosa, tetrosa, pentosa,

heksosa atau heptosa.

b. Gugus aldehida atau keton, yaitu aldosa atau

ketosa.

Selain jenis aldehida dan keton terdapat pula jenis

alkohol polihidrat (alkohol gula atau pliol) dengan gugus

aldehida atau keton yang telah direduksi menjadi suatu

gugus alkohol dimana alkohol ini dibentuk melalui reduksi

monosakarida untuk pembuatan makanan yang dipakai

menurunkan berat badan dan untuk pasien diabetes. Alkohol

polihidrat ini kurang diserap dengan baik oleh tubuh dan

hanya menghasilkan separuh energi yang dihasilkan oleh

gula. Rumus bangun dari monosakarida merupakan turunan

dari gliseraldehida yang terikat satu dengan yang lain melalui

gugus karbonil.

Berikut ini adalah klasifikasi beberapa gula penting

aldosa ketosa

Triosa (C3H6O3) Gliseraldehida Dihidroksiaseton

Tetrosa (C4H8O4) Eritrosa Eritrulosa

Pentosa (C5H10O5) Ribosa Ribulosa

Heksosa (C6H12O6) Glukosa Fruktosa

Heptosa (C7H14O7) Sedoheptulosa

b. Disakarida

Disakarida adalah produk kondensasi 2 unit

monosakarida yang reaksinya dapat melepaskan air.

Disakarida merupakan gula yang terdiri dari 2 residu

monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 4

Page 5: Laporan DK Biomol P1

Beberapa contoh disakarida yang penting sacara fisiologis

adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.

c. Oligosakarida

Produk kondensasi 3-10 monosakarida yang sebagian

besar oligosakarida ini tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh

manusia.

d. Polisakarida

Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari 10 unit

monosakarida, terdiri dari monosakarida yang membentuk

rantai polimer dengan ikatan glikosidik. Polisakarida akan

membentuk gelatin atau perekat atau pembentuk ikatan

sehingga butiran yang terbentuk akan menjadi granula dan

pada permukaannya akan terbentuk serat dietary fiber yang

akan sangat bermanfaat untuk pencernaan atau

metabolisme. Contoh polisakarida antara lain adalah pati dan

dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier maupun

bercabang. Polisakarida ini kadang diklasifikasikan sebagai

heksosan atau pentosan bergantung pada identitas

monosakarida pembentuknya.

Terdapat pula polisakarida nonpati yang tidak dicerna

oleh enzim manusiadan merupakan komponen utama serat

dalam makanan seperti misalnya selulosa (yang berasal dari

dinding sel tumbuhan) dan inulin (yang merupakan simpanan

karbohidrat pada beberapa tumbuhan).

3. Isomer Gula

a. Struktur Cincin Piranosa dan Furanosa

Terminologi ini dibuat berdasarkan kenyataan bahwa

struktur cincin monosakarida yang stabil dapat menyerupai

struktur cincin piran (cincin segi enam) atau cincin furan (cincin

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 5

Page 6: Laporan DK Biomol P1

segi lima). Lebih dari 99% glukosa di dalam larutan berada

dalam bentuk piranosa.

b. Isomer –D dan –L & Anomer α dan β

Karbohidrat berbentuk D (dekstrorotatorik) atau L

(Levorotatorik) berkaitan dengan konformasi isomeric pada

atom karbon yang berdekatan dengan atom karbon terminal

alcohol primer. Alcohol primer merupakan atom karbon yang

membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.

Misalnya pada atom karbon 5 dalam glukosa).

Jika gugus –OH pada atom karbon ini berada di sebelah

kanan, gula tersebut merupakan anggotan seri D; jika di

sebelah kiri, anggota seri L. Hal ini dapat dilihat pada proyeksi

Fischer. Kebanyakan monosakarida pada mamalia mempunyai

konfigurasi D, dan enzim-enzim yang bertanggung jawab atas

metabolism monosakarida tersebut bersifat khas bagi

konfigurasi ini.

Proyeksi Fischer

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 6

Page 7: Laporan DK Biomol P1

Bentuk D atau L dan anomer α atau β juga dapat dilihat

pada proyeksi Haworth. Menurut perjanjian, suatu proyeksi

Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada sisi

terjauh dari cincin, dan karbon anomerik berada di sebelah

kanan. Karbon anomerik merupakan karbon yang terikat

dengan dua oksigen pada struktur ring. Gugus CH2OH ujung

diletakkan di atas bidang cincin untuk deret D, dan di bawah

bidang cincin untuk deret L. Konfigurasi α- bila gugus hidroksil

(OH) terletak di bawah bidang dan β- jika gugus hidroksil (OH)

di atas bidang cincin.

Proyeksi Haworth

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 7

Page 8: Laporan DK Biomol P1

Keberadaan atom karbon asimetris juga memberikan

aktivitas optis pada senyawa tersebut. Kalau berkas cahaya

yang terpolarisasi bidang dilewatkan pada larutan isomer optis,

berkas cahaya tersebut akan terotasi ke kanan, dekstrorotatorik

(+), atau ke kiri, levorotatorik (-). Sebuah senyawa dapat disebut

D(-), D(+), L(-), atau L(+). Bila terdapat isomer D atau L dalam

jumlah yang sama, campurannya tidak akan memiliki aktivitas

optis karena aktivitas setiap isomer saling meniadakan satu

sama lain. Campuran ini disebut campuran resemik (DL).

c. Epimer

Isomer yang menjadi berbeda akibat variasi pada

konfigurasi –OH dan –H pada atom karbon 2, 3, serta 4 glukosa

disebut epimer. Epimer glukosa yang paling penting adalah

galaktosa dan manosa yang masing-masing dibentuk melalui

epimerisasi karbon 2 dan 4.

d. Isomerisme Aldosa-Ketosa

Fruktosa mempunyai rumusa molekul yang sama seperti

glukosa, tetapi dengan rumus bangun berbeda karena terdaoat

gugus keto potensial pada posisi 2, karbon annomerik fruktosa,

sementara pada posisi 1, terdapat gugus aldehid potensial

karbona anomerik glukosa.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 8

Page 9: Laporan DK Biomol P1

4. Jenis Gula Lainnya

a. Gula Deoksi

Gula deoksi merupakan gula yang gugus hidroksilnya melekat

pada struktur cincinnya telah digantikan oleh atom

hydrogen.Contohnya adalah deoksiribosa yang terdapat dalam

asamnukleat (DNA).

b. Gula Amino

Gula Amino merupakan gula yang gugus hidroksil yang

melekat pada struktur cincinnya telah digantikan oleh gugus

amino. Contohnya adalah Glukosamin. Beberapa antiobiotik

(musal, eritromisin) mengandung gula amino.Gula amino diyakini

mempunyai hubungan dengan aktivitas antibiotic obat-obat

tertentu.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 9

Page 10: Laporan DK Biomol P1

5. Peranan Karbohidrat

a. Peran struktural

Contoh : - Selulosa : kerangka tumbuhan

- Kitin :polisakarida structural penting pada vertebrata

- Glukoprotein :Komponen membrane sel

b. Peran metabolik

Contoh :

- Glikolisis : proses katabolis glukosa menjadi asam piruvat dan

asam laktat (anaerob). Proses ini akan menghasil energi

berupa ATP.

- Glikogenesis :sintesis glikogen dari glukosa. Umumnya

terdapat di hati dan otot. Proses ini bertujuan untuk menambah

simpanan atau cadangan glikogen di dalam tubuh. Berperan

hormon insulin pada proses tersebut.

- Glikogenolisis : proses penguraian glikogen menjadi glukosa.

Proses ini terjadi ketika tubuh membutuhkan energi untuk

melakukan aktivitas. Berperan hormon adrenalin pada proses

tersebut.

- Glukoneogenesis : proses sintesis glukosa dari senyawa

bukan karbohidrat; dapat dari asam lemak, gliserol, asam

laktat atau asam amino. Proses ini bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak

tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan.

6. Metabolisme Karbohidrat

Tempat utama pencernaan makanan yang mengandung

karbohidratadalah mulut dan lumen usus halus. Proses pencernaan

berlangsung cepat dan biasanya selesai pada saat isi lambung

mencapai pertemuan antara duodenum dan yeyunum. Masih

terdapat sedikit monosakarida di dalam makanan yang berasal dari

campuran bahan hewani dan nabati. Jadi, enzim yang terutama

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 10

Page 11: Laporan DK Biomol P1

diperlukan untuk mendegradasi sebagian besar makanan yang

mengandung karbohidrat (yang memecah oligosakarida dan

polisakarida) adalah disakaridase dan endoglikosidase. Hidrolisis

ikatan glikosidat dikatalisis oleh kelompok glikosidase yang

mendegradasi karbohidrat menjadi komponen gula peroksidanya.

Enzim-enzim ini biasanya bekerja khusus untuk menghilangkan

struktur dan konfigurasi residu glikosil, begitu juga untuk jenis ikatan

yang harus dirombak.

a. Pencernaan karohidrat dimulai di mulut

Sebagian besar makanan yang mngandung polisakarida

berasal dari hewan (glikogen) dan tumbuhan (zat tepung,

yang terdiri dari amilosa dan amilopektin). Selama

pengunyahan, amilase-αdi cairan saliva bekerja singkat

dalam mencerna zat tepung darimakanan dengan pola yang

tidak beraturan, yang memecah beberapa ikatan α(1→4).

[Catatan: di alam, terdapat endoglukosidase-α(1→4) dan

β(1→4), tetapi manusia tidak dapat menghasilkan dan

mensekresi enzim endoglukosidase-β(1→4) dalam “getah

pencernan”. Jadi, manusia tidak dapat mencerna selulosa

karbohidrat yang berasal dari tumbuhan yang mengandung

ikatan glikosidat-β(1→) diantara residu glukosa. Karena

cabang amailopektin dan glikogen juga mengandung ikatan

α(1→6), proses pencernaan yang terjadi akibat kerja amilase-

α akan mengandung campuran molekul cabang oligosakarida

yang kecil. Pencernaan karohidrat akan berhenti untuk

sementara di lambung, karena kesamaan yang tinggi akan

menginaktifkan amilase-α saliva.

b. Pencernaan karboidrat selanjutnya oleh enzim penkreatik

terjadi di usus halus

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 11

Page 12: Laporan DK Biomol P1

Bila isi lambung yang asam mencapai usus halus, isi

lambung ini selanjutnya akan dinetralkan oleh bikarbonat

yang disekresi oleh pankreas, dan amilase-α penkreas Kn

melanjutkan proses pencernaan zat tepung.

c. Pencernaan karbohidrat yang terakhir oleh enzim enzim

yang disintesissel-sel mukosa usus halus

Proses pencernaan terakhir terjadi di lapisan mukosa

yeyunum bagian atas,dan kemudian turun ke usus halus,

serta meliputi kerja beberapa oligosakaridase dan

disakaridase. Contohnya, isomaltase akan memecah ikatan-

α(1→6) pada isomaltosa dan maltase akan memecah ikatan

maltosa, dan keduanya menghasilkan glukosa. Sukrase akan

memecah sukrosa untuk menghasilkan fruktosa dan glukosa,

dan laktase (galaktosidase-β) akan memecah laktosa untuk

menghasilkan galaktosa dan glukosa. Enzim-enzim ini akan

terus disekresi dan tetap berhubungan dengan bagian lumen

dari membran brush border di sel-sel mukosa usus halus.

d. Absorpsi monosakarida oleh sel mukosa usus halus

Duodenum dan yeyunum bagian atas mengarbsorpsi zat

makanan yang mengandung gula. Sel usus halus tidak

memerlukan insulin untuk mengambil glukosa. Namun, gula

yang berbeda memiliki mekanisme arbsorpsi yang berbeda.

Misalnya, galaktosa dan glukosa di transpor ke sel mukosa

melalui proses aktif, memerlukan energi yang melibatkan

transporprotein spesifik dan secra bersamaan membutuhkan

pengambilan ion natrium. Pengambilan fruktosa memerlukan

transporter monosakarida (GLUT-5) yang tidak bergantung

pada natrium untuk arbsorpsinya. Ketiga monosakarida

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 12

Page 13: Laporan DK Biomol P1

tersebut ditranspor ke sel mukosa usus halus dan kemudian

ke sirkulasi portal dengan transporter lain, GLUT-2.

(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan

Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC)

b. Protein

1. Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Protein

Protein merupakan molekul terbanyak dengan fungsi sangat

beragam pada satu sistem yang hidup. Hampir setiap proses

kehidupan pada molekul ini. Singkatnya, protein memperlihatkan

keberagaman fungsi yang luar biasa, dan semuanya sama-sama

memiliki tampilan struktur yang serupa yaitu rangkaian polimer asam

amino.

Walaupun terdapat lebih dari 300 jenis asam amino berbeda yang

telah ditemukan di alam, hanya 20 jenis umumnya ditemukan sebagai

bagian dari protein mamalia. Setiap asam amino mempunyai sebuah

gugus karboksil, sebuah gugus amino, dan sebuah rantai samping

(“gugus-R”) yang berbeda yang terikat pada atom karbon-α. Pada pH

fisiologis ( mendekati pH = 7,4 ) gugus karboksil tersebut terdisisiasi,

membentuk ion karboksilat yang bermuatan negatif (-COO-), dan

gugus amio mendapatka proton (-NH3+). Di protein, hampir semua

gugus karboksil dan gugus amino ini bergabung dalm ikatan peptida,

dan umumnya tidak dapat mengadakan reaksi kimia kecuali untuk

pembentikan ikatan hidrogen.

Jadi, secara alami, rantai sampinglah yang akhirnya berperan

menentukankerja suatu asam amino di dalam protein. Karena itu,

penggolongan asam amino berdasarkan rantai samping yang dimiliki

asam amino tersebut akan bermanfaat yaitu, apakah rantai

sampingnya bermuatan nonpolar (mempunyai elektron yang

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 13

Page 14: Laporan DK Biomol P1

distribusinya merata) atau bersifat polar (mempunyai elektron yang

distribusinya tidak merata, seperti asam dan basa).

a. Asam amino dengan rantai samping nonpolar

Setiap asam amino jeis inimempunyai sbuah rantai sampig

nonpolar yang tidak mengikat atau memberikan proton atau ikut

dalam ikatan ion atau ikatan hidrogen. Rantai samping pada

asam amino ini dapat dikatakn “bersifat seperti minyak” atau

mirip lipid, suatu sifat yang membantu terjadinya interaksi

hidrofibik.

b. Asam amino dengan rantai samping polar yang tidak

bermuatan

Asam amino jenis ini mempunyai muatan netto bernilai nol

pada pH netral,walupun rantai samping sistein dan tirosinn

dapat kehilangan satu proton pada pH alkali. Serin, treonin dan

tirosin masing-masing mengandung satu gugus hidroksil polar

yang berperan dalam pembentukan ikatan hidrogen. Rantai

samping asparagin dan glutamin masing-masing memiliki satu

gugus karbonil dan satu gugus amida, dan keduanya juga dapat

turut serta dalam pembentukan ikatan hidrogen.

c. Asam amino dengan rantai samping yang bersifat asam

Asam amino aspartat dan asam glutamat merupakan donor

proton. Pada pH netral, rantai samping asam amino ini

sepenuhnya terionisasi, dan mengandung gugus karboksilat

bermuatan negatif (-COO-). Karena itu, asam amino ini disebut

aspartat atau glutamat untuk menekankan bahwa asam amino

tersebut bermuatan negatif pada pH fisiologis.

d. Asam amino dengan rantai samping bersifat basa

Rantai samping asam amino basa menerima proton. Pada

pH fisiologis, rantai samping lisin dan arginin sepenuhnya

terionisasi dan bermuatan positif. Sebaliknya, histidin

merupakan basa lemah, dan asam amino bebasnya tidak

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 14

Page 15: Laporan DK Biomol P1

bermuatan pada pH fisiologis. Namun, bila histidin bergabung

dengan suatu protein, rantai sampingnya dapat bermuatan

positif maupun netral, bergantung pada lingkungan ion yang

disediakan oleh rantai polipeptida protein.

e. Singkatan dan simbol untuk asam amino yang sering

muncul

Setiap nama asam amino mempunyai singkatan tiga huruf

dan simbol satu huruf yang berhubungan. Kode sat huruf

tersebut ditentukan berdasarkan aturan-aturan sebagai berikut:

berikut:

1. Huruf pertama yang unik: jika hanya terdapat satu asam

amino yang dimulai dengan satu hurf tertentu huruf tersebut

digunakan sebagai simbol. Contoh, I = isoleusin.

2. Prioritas diberikan kepada asma amino yang paling sering

muncul

Jika terdapat lebih dari satu asam amino yang dimulai

dengan satu huruf tertentu, asam amino yang paling umum

dari asam-asam ialah yang akan mendapatkan huruf

tersebut sebagai simbolnya. Contoh, glisin lebih sering

muncul dibandingkan dengan glutamat sehingga G = glisin.

3. Nama yang pengucapannya mirip: beberapa pengucapan

simbol satu hurufmirip dengan asam amino yang

menggunakan huruf tersebut. Contoh, F = fenilalanin atau

W = triptofan (“twiptofan” menurut pengucapan Elmer Fudd)

4. Huruf yang berdekatan dengan huruf pertama: untuk asam

amino yang lain, dipakai simbol satu huruf sehingga asam

amino tersebut menggunakan alfabet yang letaknya paling

dekat dengan huruf pertamaasam amino tersebut. Karena

itu, B dipakai sebagai simbol untuk Asx, yang dapat berarti

asam asparat atau asparagin, Z dipakai sebagai simbol

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 15

Page 16: Laporan DK Biomol P1

untuk Glx, yang dapat berarti asam glutamat atau glutamin,

dan X dipakai untuk asam amino yang tidak dikenal.

f. Sifat-sifat optik asam amino

Karbon-α pada setiap asam amino melekat dengan empat

gugus kimia yang berbeda, dan karena itu, merupakan suatu

kiral atau atom karbon yang aktif secara optik. Glisi merupakan

pengecualian karena karbon-α yang dimilikinya mempunyai

dua atom hidrogen substitusi dan karena itu, merupakan asam

amino yang tidak aktif secara optik. [Catatan: asam amino

yang memiliki pusat yang asimetris pada karbon-α dapat

muncul dalam dua bentuk, dalam posisi D dan L, yang

merupakan byangan cermin satu sama lainnya. Dua bentuk

tersebut dengan pasangannya masing-masing dinamakan

stereoisomer, isomer optik, atu enansiomer.] seluruh asam

amino yang ditemukan di dlam protein berada dalam bentuk

konfigurasi-L. Namun asam amino-D ditemukan pada

beberapa jenis antibiotik dan dinding sel bakteri.

(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan

Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC)

2. Penyusun Protein

Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk

suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga

memiliki gugus amina (NH2) dan gugus karboksil (COOH).

Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:

a. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10

asam amino).

b. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 16

Page 17: Laporan DK Biomol P1

c. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100

asam amino.

Beberapa jenis protein antara lain:

a. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.

b. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.

3. Fungsi Protein

Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:

a. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.

b. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa

usus.

c. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.

d. Mensintesis asam amino nonesensial dengan menggabungkan

e. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.

Berdasarkan fungsi biologinya protein digolongkan seperti berikut.

a. Enzim, contohnya ribonuklease dan tripsin

b. Protein transport, contohnya hemoglobin, albumin serum,

mioglobin, dan β1 Lipoprotein.

c. Protein nutrient dan penyimpanan, contohnya glindin pada

gandum, ovalbumin pada telur, kasein pada susu dan feritin.

d. Protein kontraktil atau motil, contohnya aktin, myosin, tubulin

dan dynein.

e. Protein structural, contohnya keratin, fibroin, kolagen, elastin,

dan proteoglikan.

f. Protein pertahanan, contohnya antibodi, fibrinogen, thrombin,

toksin botulinus, toksin difteri, bisa pada ular dan risin.

g. Protein pengatur, contohnya insulin, hormoh tubuh dan

represor.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 17

Page 18: Laporan DK Biomol P1

4. Proses Pencernaan Protein

Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa

usus, akan tetapi setelah dalam bentuk asam amino dapat diserap

dengan baik.

a. Pencernaan protein di mulut: secara mekanis, sedangkan

secara enzimatis belum.

b. Pencernaan protein di lambung: sel mukosa lambung yaitu

sel parietal (Chiefcell) mensekresikan asam lambung

(HCl), sedangkan sel zymogen mensekresikan proenzim

pepsinogen. Proenzim pepsinogen oleh HCl diaktifkan

menjadi enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi

(dirusak) oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim

pepsin menjadi peptida sederhana.

c. Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung

proenzim trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim

trypsinogen dan chymotrypsinogen diaktifkan menjadi

enzim trypsin dan chymotrypsin oleh enzim enterokinase

yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus halus. Enzim

trypsin dan chymotrypsin berperan memecah polipeptida

menjadi peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut

dipecah menjadi asam amino oleh enzim peptidase

(erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan menjadi 2

macam berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim

aminopeptidase memecah gugus amina dari polipeptida

dan karboksipeptidase memecah gugus karboksil dari

polipeptida. Nuklease memecah asam nukleat (DNA dan

RNA) menjadi nukleotida.

d. Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya

diabsorpsi dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa

yeyenum dan ileum. Asam amino yang berasal dari

makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh selanjut

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 18

Page 19: Laporan DK Biomol P1

dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool

(gudang penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan

jaringan (interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan

untuk: biosintesis protein tubuh di dalam ribosom,

mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat

diubah menjadi sumber energi.

c. Lipid

1. Pengertian Lipid

Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hydrogen yang tidak

larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic (widman, 1989).

Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,

berfungsi sebagai sumber energy yang utama untuk proses

metabolisme tubuh.

Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua

sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang

bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy

(Madja, 2007).

2. Fungsi Lipid

Fungsi utama yang dijalankan lipid pada semua jenis sel

berakar dari kemampuannya membentuk membran yang

berbentuk seperti lembaran. Membran plasma pada sel prokariotik

maupun sel eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel

dari lingkungan luarnya sehingga sel dapat menjalankan

fungsinya sebagai unit kehidupan. Fungsi lain dari lipid juga

sebagai molekul penyimpan energi yang efisien.

Sementara itu dalam tubuh lemak memiliki banyak fungsi,

antara lain sebagai berikut:

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 19

Page 20: Laporan DK Biomol P1

a. Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat.

Kebutuhan energi tubuh dapat dipengarihu oleh karbohidrat

dan lemak

b. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa

jaringan lemak

c. Lapisan lemak di bawah kulit dapat dijadikan isolator

sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal

d. Lemak merupakan bantal penlindung bagi organ vital

seperti ginjal dan bola mata

e. Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K.

(Sumber : 1. Madja. 2007. Lemak dalam tubuh.

http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lema

k-dalam-tubuh/

2. William D. Standfield dkk.2007. Biologi

Molekuler dan Sel. Erlangga

3. Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007.

Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta: Azka

Press)

3. Klasifikasi Lipid

Penggolongan lipid berdasarkan hasil hidroisisnya:

a. Lipid sederhana

Merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol,

terbagi atas:

1. Lemak (fat): ester asam lemak dengan gliserol

Minyak (oil): adalah lemak dalam keadaan cair

2. Malam (wax): ester asam lemak dengan alkohol

monohidrat berberat molekul tinggi

Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang

merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 20

Page 21: Laporan DK Biomol P1

Berdasarkan bentuk strukturnya, trigliserida dapat dipandang

sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dan 3

molekul asam lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut

sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak

itu sama, maka disebut sebagai trigliserida paling sederhana.

Jika penyusunnya berbeda maka disebut sebagai trigliserida

campuran. Pada umumnya trigliserida yang terdapat dialam

mengandung lebih dari satu jenis asam lemak.

Minyak dan lemak yang dipisahkan dari jaringan asal

mengandung sejumlah kecil komponen slain trigliserida:

a. Lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lain dan

glikolipid)

b. Sterol bebas atau terikat denan asan lemak, asam

lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak dan

hidrokarbon

b. Lemak Kompleks/Majemuk

Merupakan ester dari asam lemak yang mengandung

gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak. Lipid majemuk

jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol, asam lemak dan

zat lain. Kelompok umum lipid majemuk adalah:

a. Fosfolipida

Lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor

selain asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering

memiliki basa yang mengandung nitrogen dan

substituen lain.

b. Glikolipida

Lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin,

karbohidrat.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 21

Page 22: Laporan DK Biomol P1

c. Sterol

Sering ditemukan bersama dengan lemak dan dapat

dipisahkan dari lemak setelah reaksi penyabunan. Terdapat

lebih dari 30 jenis sterol di alam. Persenyawaan sterol dalam

minyak terbagi atas kolesterol (sering pada minyak hewani)

dan fitosterol (sering pada minyak nabati).

4. Metabolisme Lipid

Dua produk pemecahan lipid adalah gliserol dan asam lemak.

Dalam sel gliserol dapat dikonversi menjadi gliseralhida-3-fosfat-

suatu zat antara pada glikolisis. Gliserol yang di fosforilasi dapat

memasuki jalur glikolisis di mana terjadi konversi menjadi asam

piruvat sebelum memasuki siklus kerbs. Gliserol mengandung 3

atom karbon sehinga memperikan setengan energi glukosa – 19

atp.

Asam lemak akan mengalami oksidasi beta dalam hai

membentuk asetik KoA. Asetil Koa dapat langsugn memasuki

siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi ini disebut

juga sebagai oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom

kedua dari ujung asam pada rantai asam lemak. Atom karbon

kedua ini disebut juga karbon “beta”.

Oksidasi beta akan memecah dua aton karbon dari rantai

asam lemak, misalnya: asam lemak 18 C menjadi 16 C menjadi

14 C dan seterusnya menjadi setil KoA 2C. Jumlah energi yang

dilepaskan dari proses oksidasi beta tergantung dari panjang

rantai asam lemak dan asam stearat (18C) akan mengasilkan 146

ATP, asam palmitat (16C) akan menghasilkan 129 ATP.

(Sumber : Joyce James, Colin Baker, Helen Swain. 2008.

Principles of scinence for nurses. Jakarta: Erlangga)

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 22

Page 23: Laporan DK Biomol P1

c. Asam nukleat

Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan

dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetik. Satu

nukleotida terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Cincin purin atau pirimidin, yaitu basa nitrogen yang terikat pada

atom C nomor 1 suatu molekul gula (ribosa atau deoksiribosa)

melalui ikatan N-glukosidik. Ada dua macam basa nitrogen yang

menyusun asam nukleat, yaitu basa purin yang terdiri atas adenine

(A) dan guanine (G), serta basa pirimidin yang terdiri atas thymine

(T), cytosin (C), dan uracil (U). Baik DNA maupun RNA tersusun

atas A, G, C, tetapi T hanya ada pada DNA sedangkan U hanya ada

pada RNA. Akan tetapi ada pengecualian, yaitu bahwa beberapa

molekul tRNA terdapat basa T, sedangkan pada beberapa

bakteriofag DNA-nya tersusun atas U dan bukan basa T.

2. Molekul gula dengan 5 atom C (pentosa). Pada RNA gulanya adalah

ribosa, sedangkan pada DNA gulanya adalah deoksiribosa.

Perbedaan antara kedua bentuk gula tersebut terletak pada atom C

nomor 2. Pada RNA, atom C nomor 2 berikatan dengan ugus

hidroksil (OH) sedangkan pada DNA atom C nomor 2 berikatan

dengan atom H.

3. Gugus fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 melalui ikatan

fosfoester. Gugus fosfat inilah yang menyebabkan asam nukleat

bermuatan negatif kuat.

Satu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida,

sedagkan nukleotida adalah suatu nukleosida yang berikatan dengan

gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan

dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.

(Sumber : Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga)

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 23

Page 24: Laporan DK Biomol P1

Tabel 1. Tata Nama Nukleosida

Tabel 2. Tata Nama Nukleotida

Jenis Basa NitrogenNama Nukleotida

Gula Ribosa Gula DeoksiribosaPirimidin

- Timin

- Sitosin

- Urasil

- Tidak ada - Asam tidimilat atau timidin monofosfat (TMP)

- Asam sitidilat atau sitidin monofosfat (CMP)

- Asam deoksisitidilat atau deoksitidin monofosfat (dCMP)

- Asam uridilat atau uridin monofosfat (UMP)

- Tidak Ada

Purin- Adenin - Asam adenilat atau

adenosin monofosfat (AMP)

- Asam deoksiadenilat atau deoksiadenosin monofosfat (dAMP)

- Guanin - Asam guanilat atau guanosin monifisfat (GMP)

- Asam deoksiguanilat atau deoksiguanosin monofosfat (dGMP)

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 24

Jenis Basa NitrogenNama Nukleosida

Gula Ribosa Gula DeoksiribosaPirimidin

- Timin - Sitosin- Urasil

- Tidak ada - Timidin - Sitidin - Deoksisitidin- Uridin - Tidak Ada

Purin- Adenin - Adenosin - Deoksiadenosin- Guanin - Guanosin - Deoksiguanosin

Page 25: Laporan DK Biomol P1

2. Darah

a. Penyusun

1. Komponen Darah

Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam

pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi

berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar

oksigen dan karbondioksida.

Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi

merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna

darahnya menjadi merah tua. Volume darah pada manusia adalah

8% berat badannya. Proses pembentukan darah sendiri dapat kita

lihat pada gambar di bawah ini

Sumber : http://commons.wikimedia.org

2. Susunan Darah

Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel

darah dan plasma darah (cairan darah). Tiap-tiap komponen darah

terdiri atas berbagai komponen, yaitu:

a. Sel-sel darah

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 25

Page 26: Laporan DK Biomol P1

Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah,

yaitu sekitar 40 –50 %. Sel-sel darah terdiri atas tiga macam,

yaitu:

1) sel darah merah (eritrosit)

Ciri-cirinya:

a. berukuran 7,5-7,7 μm

b. bentuknya bikonkaf

c. tidak berinti

d. tidak dapat bergerak bebas

e. tidak dapat menembus dinding kapiler

f. berwarna merah kekuning-kuningan

Pembentukan sel darah merah terjadi pada endotelium

sumsum tulang. Sel darah merah berfungsi mentranspor

oksigen dan bersifat tetap di dalam pembuluh darah.

2) sel darah putih (leukosit)

Ciri-cirinya:

a. berukuran 10-12 μm

b. mempunyai bentuk sangat bervariasi

c. selnya mempunyai nukleus (inti sel)

d. bergerak bebas secara ameboid

e. menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis

Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa,

kelenjar limpa, dan jaringan retikulo-indotel.

Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan

kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu dengan cara

memakannya yang disebut fagositosis. Jumlah leukosit dapat

naik turun tergantung dari ada tidaknya infeksi kuman-kuman

tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua 3 kelompok,

yaitu granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit

bila plasmanya tidak bergranuler.Leukosit granulosit dapat

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 26

Page 27: Laporan DK Biomol P1

a. Netrofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral,bentuk

intinya bermacam-macam seperti batang, berinti

banyak,berinti bengkok, dan lain-lain.

b. Basofil: plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik

kebiruan, dan bersifat fagosit.

c. Eusinofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam,

berbintikbintik kemerahan yang jumlahnya akan

meningkat bila terjadi infeksi.

Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Monosit: selnya berinti satu, besar berbentuk bulat

panjang, bisa bergerak cepat, dan bersifat fagosit

b. Limfosit: berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas,

ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan

besar dalam pembentukan zat kebal (antibodi).

3) sel darah pembeku (trombosit)

Ciri-cirinya:

a. berukuran lebih kecil (2-4μm) dari eritrosit dan leukosit

b. Sel darah pembeku tidak berinti

c. bentuknya tidak teratur

d. bila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah

pecah

Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah

tulang. Trombosit sangat penting bagi proses pembekuan

darah. Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang

terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit.

b. Plasma darah

Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut

berbagai macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 27

Page 28: Laporan DK Biomol P1

zat yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga

jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma

darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam

lemak, kolesterol, serta garam-garam mineral.

2. zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan

antibodi.

3. protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino,

yaitu:

a. albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan

osmotik darah

b. fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah

c. globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen

zat kebal yang sangat penting.

4. zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa

lainnya.

5. gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2,

CO2, dan N2.

3. Fungsi Darah

Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang

mempunyai banyak fungsi, yaitu:

a. mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat

pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh

b. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh

c. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi

d. mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat

yang membutuhkan

(Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem.

EGC. Jakarta)

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 28

Page 29: Laporan DK Biomol P1

3. Air liur

a. Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,submandibularis,

dan sublingualis; selain itu,juga ada beberapa kelenjar bukalis yang

sangat kecil.

Sekresi saliva terjadi melalui dua tahap: tahap pertama melibatkan

asinus,tahap kedua melibatkan duktus salivarius. Sel asinus menyekresi

sekresi primer yang mengandung ptyalin dan/atau musin dalam larutan

ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dengan yang

disekresikan dalam cairan ekstrasel biasa. Sewaktu sekresi primer

mengalir melalui duktus,terjadi dua proses transport aktif utama yang

memodifikasi komposisi ion pada cairan saliva secara nyata.

Pertama,ion-ion natrium secara aktif di reabsorbsi dari semua

duktus salivarius, dan ion-ion kalium disekresi secara aktif sebagai

pengganti natrium, oleh karena itu konsentrasi ion natrium dari saliva

sangat berkurang,sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Akan

tetapi ada kelebihan reabsorbsi ion natrium yang melebihi konsentrasi

ion kalium, dan ini menyebabkan kenegatifan listrik sekitar -70 milivolt

didalam duktus salivarius,dan keadaan ini kemudian menyebabkan ion

klorida direabsorbsi secara pasif. Oleh karena itu,konsentrasi ion klorida

menurun serupa dengan konsentrasi ion natrium pada duktus.

Kedua,ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus kedalam lumen

duktus. Hal ini sebagian disebabkan oleh pertukaran pasif ion bikarbonat

dengan ion klorida.

Hasil akhir dari proses ini adalah konsentrasi ion natrium dan klorida

dalam saliva sekitar 15 mEq/L,konsentrasi kalium sekitar 30 mEq/L dan

konsentrasi ion bikarbonat sekitar 50-70 mEq/L.

b. Fungsi

Fungsi fisiologis:

1. Kesehatan rongga mulut

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 29

Page 30: Laporan DK Biomol P1

2. Pengaturan kandungan air

3. Pengeluaran virus dan hasil pertukaran zat

4. Pencernaan makanan dan proses pengecapan

Fungsi non fisiologis:

Digunakan sebagai anti-fog atau anti kabut pada kaca mata selam

oleh penyelam skuba.

4. Urine

a. Penyusun

1. Komponen Penyusun Urine

Pada dasarnya, urine tersususn dari air dengan bahan terlarut

berupa sisa metabolit (urea), garam terlarut, dan materi organik.

Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan

interstinal. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi

ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang

tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi yang dapat

menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat

digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Pada orang

normal urine rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam,

jumlah persentase air dan benda padat dalam urine adalah sebagai

berikut :

a. Air  96 %

b. Padat 4 %  (Terdiri atas urea 2 % dan produk metbolik lain

sebanyak 2 %)

Urine tersusun atas banyak unsur penyusun. Sebagai komponen

unsur merupakan unsur yang normal terdapat dalam urine dan

sebagian merupakan unsur abnormal (bersifat patologis) yang

mengindikasikan adanya suatu penyakit tertentu.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 30

Page 31: Laporan DK Biomol P1

a. Unsur – Unsur Normal dalam Urine

1) Urea (Ureum)

Menyusun sekitar setengah dari zat padat urine. Urea

merupakan hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari

asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati,

mencapai ginjal dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari.

Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap 100 ccm

darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang

dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.

2) Ammonia

Normalnya, urine mengandung sedikit amonia. Ketosis

dan asidosis akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak

terganggu, akan menyebabkan pengeluaran amonia yang

tinggi dalam urine.

3) Kreatinin dan Kreatin

Kreatinin adalah produk pemecahan kreatin, diekskresi

dalam jumlah konstan tidak bergantung pada asupan

makanan. Sedangkan, kreatin merupakan hasil buangan

kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup

benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat.

4) Asam urat

Merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam

tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein

makanan tetapi juga dari pemecahan nukleoprotein sel

dalam tubuh. Kadar normal unsur ini di dalam darah adalah

2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap hari

diekskresikan ke dalam urine.

5) Asam – asam amino

Asam-asam amino yang terdapat di dalam urine

diantaranya : Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat,

Sitrulin, Sistein, Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin,

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 31

Page 32: Laporan DK Biomol P1

Hidroksiprolin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan

masih banyak yang lain. Pada orang dewasa normal, hanya

sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresi dalam

urine dalam 24 jam.

6) Cloride

Pada umumnya, cloride diekskresi sebagai natrium

cloride. Karena sebagian besar cloride berasal dari makanan,

pengeluarannya sangat tergantung dari jumlah asupan

garam dalam makanan yang dikonsumsi.

7) Sulfat

Sulfur urine berasal terutama dari protein karena

terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur,

metronin, sistin dalam molekul protein.

8) Fosfat

Fosfat urine adalah gabungan dari natrium dan kalium

fosfat serta kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah).

Makanan, khususnya jumlah protein yang dikonsumsi

mempengaruhi ekskresi fosfat. Sebagian fosfat juga berasal

dari pemecahan sel.

9) Mineral, meliputi : Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium.

10) Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam jumlah yang

kecil dalam urine.

Untuk mengetahui jumlah total unsur maupun zat-zat yang terdapat

di dalam urine, berikut ini adalah susunan urine normal (dalam gram) :

Garam (NaCl)      : 10-15             Ureum          : 20-30

Kalium (K)           : 2,0                Kreatinin       : 1,2

Kalsium (Ca)    : 0,2             Asam urat      : 0,7

Magnesium (Mg)  : 0,1              Asam amino   : 1,0

Sulfur  (S)      : 0,8               Asam hirufat   : 0,7

Fosfor  (P) : 1,0                 Ammonia        : 0,7

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 32

Page 33: Laporan DK Biomol P1

(Sumber : Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.

Bandung: Yrama Widya)

5. Tinja

Proses Pembentukan Tinja

Usus halus dan kolon secara normal terlihat didalam proses absorpsi

dan sekresi cairan dan ion dalam proses defekasi. Absorpsi makanan dan

cairan terjadi di usus halus dan terjadi sebelum proses sekresi. Absorpsi

cairan di usus halus dan kolon sangat penting.

Usus halus dapat menyerap cairan ± 10 liter/hari yang berasal dari :

a. Asupan makanan dan minuman

b. Salivasi

c. Sekresi

d. Lambung

e. Pancreas

f. Empedu

Cairan yang tersisa dari hasil absorbsi usus halus kemudian di

reabsorbsi kembali oleh kolon. Melalui penyerapan garam dan air di kolon,

terbentuklah masa feses yang padat. Dari ± 500 ml bahan yang masuk

kedalam kolon setiap harinya, 350 ml nya di serap dan sisanya sekitar 150

ml untuk dikeluarkan dari tubuh.

(Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem.

EGC. Jakarta)

I. Kesimpulan

Hipotesis kelompok kami diterima dengan penjelasan bahwa darah terlihat

dua lapis karena terdapat plasma darah dan sel, air liur dapat mencerna

makanan karena mengandung enzim pencernaan, urine berwarna kuning dan

berbau pesing karena terdapat bilirubin dan ammonia, dan tinja berbau busuk

karena mengandung indol, skartol dan hydrogen sulfida.

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 33

Page 34: Laporan DK Biomol P1

Daftar Pustaka

Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC

Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya

Madja. 2007. Lemak dalam tubuh. http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lemak-

dalam-tubuh/

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta

Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta:

Azka Press

William D. Standfield dkk.2007. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga

Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga

Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 34