Laporan Diskusi Tutorial 3

16
LAPORAN DISKUSI TUTORIAL BLOK BIOETIKA HUMANIORA SKENARIO 1 Aborsi Ditinjau dari Berbagai Aspek Disusun Oleh: Kelompok 6 Alindina Izzani (G0011013) Amalia Salim Widyani (G0011017) Andyka Prima P (G0011023) Aprilisasi P S (G0011031) Arifa Martha Santoso (G0011037) Arina Setyaningrum (G0011039) Daniel Satyo Nurcahyo (G0011061) Desvian Adi Nugraha (G0011067) Gefaritza Rabbani (G0011099) Itqan Ghazali (G0011119) Karina Kristanti (G0011123)

description

a

Transcript of Laporan Diskusi Tutorial 3

Page 1: Laporan Diskusi Tutorial 3

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

BLOK BIOETIKA HUMANIORA

SKENARIO 1

Aborsi Ditinjau dari Berbagai Aspek

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Alindina Izzani (G0011013)

Amalia Salim Widyani (G0011017)

Andyka Prima P (G0011023)

Aprilisasi P S (G0011031)

Arifa Martha Santoso (G0011037)

Arina Setyaningrum (G0011039)

Daniel Satyo Nurcahyo (G0011061)

Desvian Adi Nugraha (G0011067)

Gefaritza Rabbani (G0011099)

Itqan Ghazali (G0011119)

Karina Kristanti (G0011123)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER/FAKULTAS

KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

Page 2: Laporan Diskusi Tutorial 3

PENDAHULUAN

Seorang anak perempuan umur 13 tahun duduk di kelas 1 SMP hamil 1

bulan karena diperkosa. Korban perkosaan depresi. Orang tua korban ingin

kehamilan digugurkan. Orang tua korban konsultasi dengan dokter di rumah sakit.

Dokter kemudian menerangkan pada orang tua korban bahwa tindakan abortus itu

terkait dengan masalah hukum, sementara dari segi disiplin tidak ada masalah

secara teknis, dan juga kode etik kedokteran menyerahkan dalam hal ini kepada

masing – masing dokter tergantung pada keyakinan dokter,sebab dokter juga

terikat dengan sumpah dokternya dan kode etik kedokteran.

Dokter tersebut juga menerangkan kalau masalah ini tidak dapat dia

rahasiakan sendiri karena harus ditangani oleh tim jadi jika tindakan abortus akan

dilakukan maka keputusan akan diambil oleh tim yang terdiri atas dokter, ahli

agama, dan psikiater. Dokter menekankan kepercayaan dan kerjasama dari pasien

bahwa dokter akan berusaha yang terbaik bagi pasien, juga menerangkan bahwa

kondisi seperti ini merupakan keputusan yang sulit dari aspek etik dan maupun

hukum.

Hasil keputusan tim dokter rumah sakit setempat setuju untuk dilakukan

aborsi setelah mempertimbangkan profesionalisme, tapi orang tua masih bingung

karena menurut agama dan hukum melarang aborsi.

Page 3: Laporan Diskusi Tutorial 3

DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA

A. Memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario

Daftar istilah dalam skenario dan pengertiannya:

1. Depresi :

Gangguan jiwa yang dialami seseorang yang ditandai dengan merosotnya

perasaan seperti sedih yang terlalu dalam dan kurangnya semangat hidup.

Hal ini memberikan efek negatif kepada penderita.

2. Aborsi :

Pengguguran konsepsi dari kandungan atau rahim ibu karena adanya

gangguan kehamilan. Aborsi dibagi menjadi 3:

a. Abortus provokatikus terapeuticus : aborsi yang dilakukan secara

legal dengan alasan kesehatan ibu dan kandungannya.

b. Abortus provokatikus kriminalis: aborsi yang dilakukan secara

illegal karena bukan disebabkan oleh alasan medis.

c. Abortus spontaneus : biasa dikenal sebagai keguguran.

3. Hukum :

Aturan dari penguasa yang mengikat dan mengakibatkan adanya sanksi

apabila dilanggar.

4. Etik :

Usaha mengadakan refleksi yang tertib mengenai moral dan pilihan moral

yang diputuskan oleh seseorang.

5. Kode etik kedokteran :

Kewajiban berdasarkan akhlak/moral yang menentukan praktik kedokteran

dengan adanya kode etik kedokteran mencegah dokter dari tindakan yang

kurang profesional.

6. Sumpah dokter :

Sumpah yang diucapkan seseorang yang akan menjadi dokter secara resmi.

7. Profesionalisme :

Page 4: Laporan Diskusi Tutorial 3

Kepercayaan dan kecakapan seseorang dalam melaksanakan tanggung

jawab berdasarkan panduan ilmu, latihan serta keahlian. Seorang dokter

harus melaksanakan profesinya sesuai standar profesi tertinggi

berdasarkan ilmu pengetahuan dan memperhatikan etika umum, etika

kedokteran, hukum, dan agama.

B. Menentukan/mendefinisikan permasalahan

Permasalahan yang harus dibahas pada skenario ini:

a. Bagaimana aborsi dilihat dari aspek hukum, etika kedokteran, dan

agama?

b. Bagaimana menganalisis tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk

menyelesaikan masalah pada skenario ?

c. Apa saja risiko setelah dilakukannya tindakan aborsi ?

d. Apa akibat jika dilakukan tindakan aborsi dan tindakan alternatif apa

yang bisa dilakukan selain aborsi ?

e. Bagaimana standar operasional pelaksanaan aborsi secara legal?

C. Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara

mengenai permasalahan

Analisis permasalahan dalam skenario ini, antara lain:

a. Aborsi dilihat dari aspek :

1. Hukum

- KUHP pasal 346-350 tentang batasan-batasan aborsi. Dalam pasal

ini, aborsi yang disengaja sangat tidak dibenarkan.

- UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 75-77.

- UU No.23 Tahun 1992 pasal 15 tentang kesehatan keluarga yang

mengatur tentang aborsi.

2. Etika kedokteran

- Sumpah dokter. Setiap dokter disumpah untuk menghormati hidup

setiap insani mulai dari saat pembuahan.

Page 5: Laporan Diskusi Tutorial 3

- Kode etik kedokteran. Kode etik kedokteran pasal 7d: “setiap

dokter harus senantiasa mengingatkan akan kewajiban melindungi

hidup makhluk insani”. Hal ini berarti setiap dokter harus

mempertahankan dan memelihara kehidupan manusia.

3. Agama

o Islam :

- Fatwa MUI: aborsi dilarang, kecuali alasan kesehatan

- Al- Qur’an (QS Al – Isra ayat 33) “Dan janganlah kamu

membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),

melainkan dengan suatu alasan yang benar”

- Ulama ada 2 versi: ada yang membolehkan aborsi dan ada

juga yang tidak.

o Katholik :

- Aborsi tidak dibenarkan, diperbolehkan sampai ada alasan

medis.

o Kristen :

- Aborsi tidak diperbolehkan sampai ada alasan medis

- Disarankan bayi dilahirkan tetapi diadopsi oleh orang lain.

b. Tindakan terbaik

- Pendapat 1: setuju dilakukan aborsi karena mementingkan kondisi

psikis dan mental korban, selain itu mempertimbangkan masa

depan bayi setelah lahir, bisa saja sang bayi mengalami tekanan

mental dan lain – lain.

- Pendapat 2: tidak setuju dilakukan aborsi karena aborsi sama saja

membunuh manusia.

c. Risiko dilakukan atau tidak dilakukan aborsi

Dilakukan:

- Depresi karena menganggap telah membunuh manusia.

- Kesehatan rahim setelah aborsi buruk

Tidak dilakukan:

Page 6: Laporan Diskusi Tutorial 3

- Depresi berkelanjutan bisa sampai bunuh diri

- Bisa berpengaruh pada kesehatan bayi dapat berupa cacat atau

keterbelakangan mental akibat kurangnya asupan di rahim.

d. Alternatif lain

- Saat hamil didampingi psikiater sampai melahirkan

- Bayi diadopsi keluarga lain.

D. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan secara sistematis dan

pernyataan sementara mengenai permasalahan-permasalahan

E. Merumuskan tujuan pembelajaran (LO)

a. LO Mayor:

Dasar hukum

- Kode etik kedokteran

- Undang – undang

- Agama

Etika Kedokteran

Simpulan

Analisis

(Risiko dilakukan atau tidak dan alternatif lain)

Korban pemerkosaan

Aborsi

Hukum Agama

Page 7: Laporan Diskusi Tutorial 3

- Disiplin ilmu

Tindakan terbaik untuk kasus aborsi pada skenario

Profesionalisme

Kerahasiaan pelayanan medis

Kepercayaan dalam pelayanan medis

Bekerja sesuai standard profesi

Aspek etika dalam pelayanan medis

Aspek hukum dalam pelayanan medis

Aspek disiplin dalam pelayanan medis

Bekerja sesuai dengan standard profesi

Kaidah dasar bioetik

primafacie

b. LO Minor:

SOP aborsi secara legal

Risiko dilakukan aborsi

Risiko tidak dilakukan aborsi

F. Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang

diperoleh

a. LO Mayor:

1. Aborsi ditinjau berdasarkan hukum

- Diatur dalam kode etik kedokteran pasal 7D “setiap dokter

harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup

makhluk insani”

- Undang undang no.36 tahun 2009 pasal 75 ayat 1 dan 2

menjelaskan bahwa setiap orang dilarang melakukan aborsi

kecuali adanya indikasi kedaruratan medis dan kehamilan

akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis

bagi korban perkosaan.

- Diatur dalam KUHP pasal 299, pasal 346-349 yang

menjelaskan bahwa segala jenis aborsi tidak dilegalkan.

Page 8: Laporan Diskusi Tutorial 3

2. Aborsi ditinjau berdasarkan agama

Agama Islam

Berikut adalah tinjauan aborsi berdasarkan beberapa mazhab:

- Mazhab Syafi’i: aborsi pada usia kehamilan dibawah 40 hari

hukumnya makruh. Syaratnya harus ada keridhaan dari suami

dan istri serta rekomendasi dari dokter spesialis bahwa aborsi

tidak menyebabkan kemudharatan bagi ibu

- Mazhab Hanafi: aborsi diharamkan pada usia kehamilan lebih

dari 120 hari.

- Mazhab Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa aborsi adalah

tindakan yang haram hukumnya tanpa melihat adanya ruh atau

belum karena kehidupan telah mulai sejak pertemuan antara

sperma dan ovum di dalam rahim perempuan.

- Mazhab Hambali mengatakan bahwa laki - laki boleh minum

obat - obatan yang mencegah terjadinya coitus, sedangkan

perempuan boleh meminum obat peluntur untuk menggugurkan

nuthfah dan mendapatkan haid.

- Mazhab Maliki: mayoritas fuqaha Malikiyah berpendapat keras

mengenai aborsi, yakni haram sejak terjadinya konsepsi.

- Fatwa MUI:

Agama Katholik

- Declaratio de abortu procurator no.6: “tradisi gereja selalu

mengajarakan bahwa hidup manusia harus dilindungi dan harus

dipelihara baik pada awal maupun selama pelbagai tahap

perkembangannya”

- Declaratio de abortu procurator no.8: “penghargaan terhadap

hidup manusia bukanlah hanya kewajiban orang Kristen karena

akal budi sendiri menuntutnya, bila meneliti apakah hakikat

pribadi manusia dan bagaimana seharusnya”

Page 9: Laporan Diskusi Tutorial 3

SIMPULAN

Kedua dokter sudah menerapkan prinsip-prinsip EBM diagnosis namun kurang

sempurna. Alasannya kedua dokter telah menjalankan langkah EBM namun jika

diterapkan dalam KLB flu burung menjadi tidak sesuai.

Page 10: Laporan Diskusi Tutorial 3

SARAN

1. Dokter A : Seharusnya memberikan informed consent yang lebih jelas,

dan memberikan oseltamivir pada pasien suspek flu burung. Sebaiknya

Dokter A segera mengetahui tatalaksana penanganan flu burung dengan

baik.

2. Dokter B: Jangan terlalu terburu-buru dalam menegakkan diagnosis dan

perlu adanya bukti-bukti ilmiah sebelum menenggakkan diagnosis.

Page 11: Laporan Diskusi Tutorial 3

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI, 2006, Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit, diakses pada 20 September 2011,<http://www.scribd.com/doc/41545256/Tata-Laksana-Avian-Influenza>

Murti, Bhisma, 2011, EBM Overview, Universitas Sebelas Maret,diakses pada 20 September 2011,<http://fk.uns.ac.id/static/materi/EBM_Overview_2011_Prof_Bhisma_Murti.pdf>

Hague, Judith, 2004, PatIient-Oriented Evidence That Matters : POEMS, diakses pada 20 September 2011,< www.essentialevidenceplus.comarticlesEJHP_Feb04p64.pdf>

Setiawan, I Made, 2009, Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Influenza A H5N1, diakses pada 20 September2011,<http://imadesetiawan.files.wordpress.com/2009/10/mki-mei-2009-1.pdf>

Page 12: Laporan Diskusi Tutorial 3

LAMPIRAN