Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

41
LAPORAN DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Epidemiologi Kecelakaan Yang dibina oleh dr. Erianto Fanani Oleh: Ayu Nindhi Kistianita (130612607859) Dhia Irfan Hanif (130612607892) Nadiya Istighfaara (130612607862) Yulinda Nur Maulidya (130612607855) i

description

Epidemiologi Kecelakaan

Transcript of Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Page 1: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

LAPORAN DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KECAMATAN

DAU KABUPATEN MALANG

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Epidemiologi Kecelakaan

Yang dibina oleh dr. Erianto Fanani

Oleh:

Ayu Nindhi Kistianita (130612607859)

Dhia Irfan Hanif (130612607892)

Nadiya Istighfaara (130612607862)

Yulinda Nur Maulidya (130612607855)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Desember 2015

i

Page 2: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL...............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Analisis Situais.....................................................................................1

BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Profil Puskesmas..................................................................................3

2.2 Data Kecelakaan yang dirawat di Puskesmas Dau..............................4

2.3 Data Frekuensi Kecelakaan di Kabupaten Malang............................11

2.4 Faktor Resiko.....................................................................................12

2.5 Dampak .............................................................................................18

2.6 Upaya Pencegahan.............................................................................18

BAB 3. PENUTUP................................................................................................25

3.1 Kesimpulan........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

ii

Page 3: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

iii

Page 4: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

PENDAHULUAN1. ANALISIS SITUASI

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter diatas

permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena

potensi alam dan iklim yang dimiliki. Banyak wisatawan yang datang ke Malang

untuk menikmati berbagai wisata dan pemandangan alam yang disuguhkan.

Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat

pertumbuhan 3,9% per tahun. Dengan luas Kota Malang yang mencapai 110,06

km2, kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 7800 jiwa/km2. Dengan

banyaknya penduduk yang menempati Malang Raya, ditambah dengan

banyaknya pendatang dari luar kota yang mencari ilmu di Malang, banyak titik-

titik kemacetan di beberapa tempat di Malang Raya yang mengakibatkan angka

kejadian kecelakaannya juga tinggi dan meningkat. Menurut Manual Kapasitas

Jalan Indonesia (1997), kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang

lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang

mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0

km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada dasarnya, faktor utama

penyebab kemacetan di Malang adalah kapasitas jalan raya yang tidak seimbang

dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Buktinya, jumlah penjualan

sepeda motor untuk wilayah Malang Kota sebesar 1.700-1.800 unit/per bulan

tahun 2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikalikan satu tahun, maka

diperkirakan terjual 20.400 unit/per tahun. Ditambah lagi, jumlah penjualan

kendaraan roda empat yang bisa mencapai 7.000 unit/per bulan. Sehingga dapat

dibayangkan jumlah kendaraan yang keluar setiap harinya di Kota Malang tanpa

ada penambahan kapasitas jalan raya.

Salah satu wilayah yang rentan dan beresiko tinggi untuk terjadi

kecelakaan adalah wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dilihat dari letak

geografisnya, Kecamatan Dau terletak di sebelah selatan Kota Batu dan

merupakan jalur yang dilewati oleh para wisatawan untuk datang ke Kota Batu,

sehingga banyak sekali kendaraan yang lalu lalang melintasi wilayah Kecamatan

Dau. Tidak jarang pula terjadi kemacetan di wilayah Kecamatan Dau ketika

1

Page 5: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

liburan panjang tiba, karena begitu banyak wisatawan yang datang dan pergi dari

Kota Batu dan melewati Kecamatan Dau.

Oleh karena itu, perlu diketahui data angka kejadian kecelakaan di wilayah

Kecamatan Dau agar dapat menentukan upaya pencegahan dan pengendalian lalu

lintas di wilayah Kecamatan Dau.

2

Page 6: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

PEMBAHASAN1. PROFIL PUSKESMAS

Puskesmas Dau terletak di Jalan Raya Mulyoagung No. 121 Kecematan

Dau Kabupaten Malang. Puskesmas Dau ini dipimpin oleh drg. Bambang

Pujaswendro. Puskesmas ini selain bertipe keperawatan juga merupakan

puskesmas yang mempunyai ikon yaitu WISATA (Wicara Santun, Akhlak

Terpuji, Amanah Dalam Pelayanan Publik). Puskesmas ini mempunyai visi dan

misi yaitu (DinkesKabMalang, 2009):

a. Visi

Mutu pelayanan kesehatan berstandar global dengan tarif terjangkau menuju

masyarakat kecamatan dau sehat dengan mewujudkan kawasan wisata husada

dan Kabupaten Malang berhati mulia.

b. Misi

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Program Kesehatan Masyarakat

2. Meningkatkan Profesionalitas Sumberdaya Manusia Kesehatan

3. Meningkatkan Kualitas Manajemen dan Tertib Adminitrasi

4. Meningkatkan Kualitas Tampilan Sarana dan Prasarana Fisik

5. Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral

6. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat

7. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Publik

8. Mewujudkan Kawasan Wisata Husada

9. Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat

10. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Masyarakat

Puskesmas Dau melayani seluruh daerah di Kecamatan Dau. Luas wilayah

di Kecamatan Dau sendiri yaitu 41,96 km² (1,41% luas Kabupaten Malang). Batas

Kecamatan Dau bagian utara yaitu Kota Batu dan Kecamatan Karangploso,

bagian timur berbatasan dengan Kota Malang, bagian selatan berbatasan dengan

Kecamatan Wagir, sedangkan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar.

Topografi dari Kecamatan Dau adalah perbukitan dan dataran tinggi. Kecamatan

Dau terbagi menjadi 10 desa, 36 dusun , 78 RW(Rukun Warga), dan 336

RT(Rukun Tetangga). Dengan jumlah penduduk sebanyak 58.717 jiwa dengan

komoposisi 29.699 (50,58%) berjenis kelamin laki-laki dan 29.018 (49,42%)

3

Page 7: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

berjenis kelamin perempuan dengan jumlah penduduk yang begitu banyak

kepadatan penduduk di Kecamatan Dau banyak pula yakni 1.394 jiwa/km2.

Penduduk di Kecamatan Dau mayoritas beragama Islam sebesar 55.599 jiwa,

sisanya beragama Kristen (2.491 jiwa), Katolik 534 jiwa, Hindu (55 jiwa) dan

Budha (38 jiwa). Bidang usaha yang digeluti oleh penduduk di Kecamatan Dau

yakni pertanian (18.001 orang), karyawan (5.570 orang), perdagangan (3.339

orang), konstruksi (2.935 orang), jasa (1.915 orang), dan lain-lain (2.028 orang).

Selain itu di Kecamtan Dau merupakan salah satu daerah yang mempunyai

banyak tempat wisata yaitu Agro Petik Jeruk, Lembah Dieng, Sekaling, Coban

Parangtejo, Museum Zoologi, PWEC, dan Bedengan. Terdapat 31 TK(Taman

Kanak-kanak), 27 SD(Sekolah Dasar), 8 SMP(Sekolah Menengah Pertama), 3

SMA(Sekolah Menengah Atas), 1 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dan 3

PT(Perguruan Tinggi) yang terdapat di Kecamatan Dau (Ngalam10%, 2014).

Puskesmas Dau membawahi 2 Puskesmas Pembantu, 8 Polindes (Pondok

Bersalin Desa), dan 61 Posyandu. Terdapat 29 dokter praktek dokter, 10 praktek

bidan, dan 8 apotek di Kecamatan Dau (GalamediaLABS, 2014).

2. DATA KECELAKAAN YANG DIRAWAT DI PUSKESMAS DAU

Berikut ini merupakan data Kecelakaan Lalu Lintas dan Lain-lain (Pasien

dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD Puskesmas

Dau:

a. Data kecelakaan lalu lintas luka ringan dan dan Lain-lain (Pasien dengan

penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD Puskesmas

Dau Tahun 2014

4

Page 8: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

b. Data kecelakaan lalu lintas luka ringan dan dan Lain-lain (Pasien dengan

penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD Puskesmas

Dau Tahun 2015

5

Page 9: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

c. Perbandingan data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan dan

Lain-lain (Pasien dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) dengan

luka ringan yang di rawat di UGD Puskesmas Dau Tahun 2014-2015.

d. Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-lain (Pasien

dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD

Puskesmas Dau Tahun 2014 berdasarkan Jenis Kelamin

6

Page 10: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

e. Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-lain (Pasien

dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD

Puskesmas Dau Tahun 2015 berdasarkan Jenis Kelamin

7

Page 11: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

f. Perbandingan Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-

lain (Pasien dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di

UGD Puskesmas Dau Tahun 2014-2015 berdasarkan Jenis Kelamin

8

Page 12: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

g. Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-lain (Pasien

dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD

Puskesmas Dau Tahun 2014 berdasarkan Peserta BPJS atau tidak

9

Page 13: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

h. Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-lain (Pasien

dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di UGD

Puskesmas Dau Tahun 2015 berdasarkan Peserta BPJS atau tidak

i. Perbandingan Data kecelakaan lalu lintas dengan luka ringan dan Lain-

lain (Pasien dengan penyakit tertentu diluar kecelakaan) yang dirawat di

UGD Puskesmas Dau Tahun 2014-2015 berdasarkan Peserta BPJS atau

tidak.

10

Page 14: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

3. DATA FREKUENSI KECELAKAAN DI KABUPATEN MALANG

Berikut ini merupakan data kecelakaan berdasarkan karakteristik pengendara di

Kabupaten Malang pada tahun 2012:

11

Page 15: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karkateristik Pengendara Sepeda Motor yang

Mengalami Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Malang

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda

Motor di Wilayah Polres Kabupaten Malang

4. FAKTOR RESIKO

A. Man

Manusia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Hal

ini bisa dipengaruhi oleh konsentrasi pengemudi, tingkat pendidikan, suasana

psikologis, jenis kelamin, umur, pekerjaan, disiplin, pengetahuan, dll. Berikut

12

Page 16: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

adalah penjelasan dari faktor manusia yang menyebakan terjadinya kecelakaan di

daerah Dau Kabupaten Malang:

1) Umur

Dalam data yang diberikan oleh pihak Puskesmas Dau, dikatakan bahwa

untuk kasus kecelakaan yang terdata termasuk kecelakaan lalu lintas dan

kecelakaan umum :

a) 7-12 tahun : 6%

b) 13-18 tahun : 27%

c) 19-30 tahun : 31%

d) 30-60 tahun : 32%

e) 60 tahun > : 4%

Analisa faktor resiko :

1) Dari data diatas untuk kejadian pada usia sekolah menengah

menempati angka kejadian tertinggi ke tiga. Hal ini menurut

pemaparan dr Abu Bakar selaku dokter UGD Puskesmas Dau

merupakan hal wajar terjadi pada anak usia SMP dan SMA yang

didominasi oleh kecelakaan lalu lintas. Keadaan sosial masyarakat

dimana para orang tua telah membekali anak mereka sepeda motor

pada usia SMP dan SMA merupakan faktor terbesar. Selain itu,

pada usia tersebut masih memiliki ketidak stabilan emosi yang

mempengaruhi kemampuan berkendara. Ditambah lagi kesadaran

akan keselamatan berkendara dengan tidak menggunakan

keamanan layaknya helm pada saat berkendara.

2) Pada urutan ke dua dan pertama urutan umur, secara garis besar

merupakan usia produktif di masyarakat. Mobilitas yang tinggi

masyarakat Dau sebagai daerah perbatasan antara kota Malang dan

kota Batu dirasa menjadi alasan utama dengan tingginya angka

kecelakaan lalu lintas maupun umum pada usia produktif tersebut.

2) Jenis kelamin

Pada data kecelakaan proporsi jenis kelamin pada kecelakaan yakni :

a) Laki-laki : 77%

b) Perempuan : 23%

13

Page 17: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Ananlisa faktor resiko : Keadaan sosial masyarakat dimana laki-laki

sebagai penopang ekonomi keluarga mejadi alasan dimana angka kejadian

pada laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

3) Jenis pekerjaan

Pada data kecelakaan Puskesmas Dau, diketahui jenis pekerjaan sebagai

berikut :

a) Pelajar/mahasiswa : 42%

b) Pegawai/karyawan : 19%

c) Buruh : 35%

d) Lain-lain : 4%

Analisa faktor resiko :

1) Angka tertinggi masih dimiliki oleh kalangan pelajar dan

mahasiswa. Menurut dokter UGD Puskesmas Dau, dikatakan

bahwa kesadaran akan keselamatan berkendara dan emosi yang

labil sebagai pemicu tingginya angka pada kasus ini.

2) Angka kedua dimiliki buruh. Di kecamatan Dau terdapat banyak

kebun, sawah, dan peternakan dimana para buruh disana masih

belum dilindungi oleh alat pelindung kerja yang mumpuni. Buruh

disini juga diantaranya kurir sayur dan kurir susu yang kadang

melebihi muatan sehingga memicu kecelakaan lalu lintas.

3) Pegawai dan karyawan merupakan faktor yang mengikuti beberapa

kondisi sebelumnya, yakni mobilitas yang tinggi pada masyarakat

Dau.

4) Suasana Psikologis

Suasana psikologis sangat menentukan seseorang dalam berkendara. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Marsad, dkk (2013) mengatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengendara yang secara psikologis tidak

bagus, seperti lelah, mabuk, mangantuk dengan kejadian kecelakaan.

Konsentrasi pengemudi Dau merupakan daerah padat mahasiswa, yang

kebanyakan adalah mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah

Malang). Mahasiswa dengan kebiasaan yang suka berangkat kuliah di

14

Page 18: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

akhir waktu menyebabkan tergesa-gesa ketika berekendara untuk mengejar

waktu. Dan hal ini yang menjadi faktor terjadinya kecelakaan.

5) Kecepatan Tinggi

Kecepatan sebuh kendaraan akan akan memengaruhi waktu yang tersedia

bagi pengendara untuk mengadakan reaksi terhdap perubahan dalam

lingkungannya di samping dampak lainnya yang langsung maupun tidak

langsung (Komba, 2006). Dau merupakan wilayah yang merupakan salah

satu akses jalan yang menghubungkan dari kediri dan malang. Sehingga di

daerah Dau banyak sekali bus-bus yang mengendarai kendaraan dengan

kecepatan tinggi, hal ini karena supir bus merebutkan penumpang.

6) Disiplin dan Pengetahuan

Kesadaran masyarakat tentang rambu-rambu dan peraturan lalu lintas yang

masih kurang atau rendah, juga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

(Malang Pos, 2012).

B. Vehicle

Faktor kendaraan merupakan faktor yang terkecil dalam berkontribusi

menimbulkan kecelakaan lalu lintas, faktor kecelakaan yang berasal dari faktor

kendaraan antara lain, kondisi rem yang tidak baik, lampu kendaraan yang tidak

menyala terutama pada saat malam, ban pecah, dll (Marsaid, dkk, 2013). Menurut

data puskesmas Dau, berikut ini :

a) Kendaraan roda 2 : 61%

b) Kendaraan roda 4 : 32%

c) Kendaraan roda >4 : 7%

Analisa faktor resiko :

1) Kendaraan roda 2 meliputi sepeda ontel dan sepeda motor.

Memiliki angka yang tinggi karena juga dipengaruhi oleh faktor

sebelumnya yakni pelajar dan mahasiswa dimana hampir

keseluruhan kasus tersebut, mengunakan roda 2.

2) Kendaraan roda 4 termasuk didalamnya mobil pribadi, dan

angkutan umum (angkot). Angka yang tinggi juga dipengaruhi oleh

aktifitas yang tinggi dikalangan pegawai dan karyawan serta

15

Page 19: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

keadaan angkot di daerah malang yang masih sering ugal ugalan di

jalan.

C. Road

Peningkatan jumlah kendaraan, namun lebar jalan sama sekali tidak

bertambah. Fasilitas jalan raya yang kurang mendukung peningkatan jumlah

kendaraan membuat resiko terjadinya kecelakaan semakin besar. Kondisi jalan

yang tidak baik seperti licin, bergelombang dkk (Malang Pos, 2012).

Tidak ada data pasti tentang keadaan jalan dan fasilitas transportasi

penunjang lainnya. Namun menurut wawancara dan pengamatan kami pribadi,

bahwa di daerah Dau secara umum jalannya telah teraspal. Artinya kualitas jalan

pun bisa dipastikan baik. Dengan keadaan tersebut, maka keadaan jalan yang

teraspal bukan menjadi faktor resiko terbesar dalam kecelakaan utamanya lalu

lintas

Namun perlu diketahui, bahwa kontur tanah di kecamatan Dau merupakan

daerah dataran tinggi dan pegunungan. Jalan dengan kondisi naik turun dan

memiliki banyak tikungan yang cukup tajam sempitnya ruas jalan dirasa bisa

memicu kecelakaan lebih besar dari sekedar keadaan aspal jalan yang cukup

bagus.

D. Environment

Lingkungan dan cuaca yang buruk (panas atau hujan) mempengaruhi

kelancaran lalu lintas dan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terutama pada saat

musim penghujan, dimana jalanan yang licin juga (Malang Pos, 2012). Dalam

kondisi hujan pendangan pengendara sangat terbatas sehingga mudah sekali

terjadi kesalahan antisipasi. Selain itu hujan mengakibatkan jalan menjadi basah

dan licin yang juga merupaan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Hal-hal lain

yang dapat memicu terjadinya kecelakaan saat cuaca hujan adalah jika pengendara

tidak berhati-hati. Hujan juga mempengaruhi kerja kendaraan seperti jarak

pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, dan jarak pandang

menjadi leih pendek karena lebatnya hujan (Sugiharto, 2009)

Dalam lingkup environment tidak ada hal yang menonjol dalam hal

penyebab kecelakaan. Namun keadaan lingkungan agraris pada kecamatan Dau

16

Page 20: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

dengan jumlah buruh tani, kebun, dan peternakan dengan angka kejadian

kecelakaan menurut jenis pekerjaan bisa saja menjadi faktor resiko yang cukup

besar angkanya jika dilihat pada jenis pekerjaan.

Berikut gambar penyebab atau faktor terjadinya kecelakaan menurut LAKA

LANTAS Malang

Dan bagan berikut merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas

secara umum,

17

Page 21: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

(Rusyanto, 2012)

5. DAMPAK

Dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan lalu lintas dapat menimpa

sekaligus atau hanya beberapa diantaranya. Berikut beberapa kondisi yang

digunakan untuk mengklasifikasikan korban kecelakaan lalu lintas, yaitu (PP RI

No. 43 Tahun 1993):

a. Meninggal dunia

Korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat

kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah

kecelakaan tersebut

b. Luka berat

Korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau

harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari

sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap

jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali

dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya

c. Luka ringan

Korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak memerlukan

rawat inap di rumah sakit lebih dari 30 hari.

6. UPAYA PENCEGAHAN

Untuk meningkatkan keselamatan diperlukan penanggulangan yang

mencakup beberapa segi, yaitu perekayasaan sarana dan prasarana lalu lintas,

18

Page 22: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

pembinaan unsur manusia pemakai jalan dan dalam bidang hukum dan

pengaturan. Langkah-langkah tersebut dikelompokkan dalam lima tahap:

1. Engineering (rekayasa)

Yaitu dengan merubah lingkungan sehingga pemakai jalan secara fisik

dituntun atau dibimbing untuk dapat bertindak secara tepat dan benar

dalam berlalu lintas. Misalkan: melalui penempatan rambu-rambu lalu

lintas, pemasangan lampu lalu lintas, perbaikan dan penyempurnaan marka

jalan, serta penyelenggaraan manajemen lalu lintas. Peningkatan

keselamatan jalan sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas jalan. Jalan

raya yang terencana dengan baik dapat memberikan tingkat keselamatan

yang lebih baik, kesalahan penilaian menjadi kecil, tidak ada konsentrasi

kendaraan pada suatu saat atau tidak terjadi kesalahan persepsi di jalan,

dan dengan demikian terjadinya kecelakaan dapat dihindari dengan

penyediaan lebih banyak ruang dan waktu dalam perancangan. Banyak

kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena fasilitas yang ada

tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok pemakai

jalan

2. Education (pendidikan)

Yaitu dengan memberikan informasi dan latihan praktis kepada pemakai

jalan untuk mengatasi kecelakaan lalu lintas. Misalkan; melalui pemberian

penerangan tentang tata tertib lalu lintas, mengadakan kampanye tertib lalu

lintas yang ditujukan kepada masyarakat dengan melalui media cetak atau

elektronik, serta mengawasi dan membina sekola-sekolah mengemudi

yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

3. Enforcement (penegakan hukum)

Yaitu upaya yang dilakukan agar masyarakat mematuhi segala peraturan

lalu lintas yang ada, untuk membimbing kearah keselamatan pemakai jalan

pada waktu berlalulintas, sehingga tercipta keamanan, ketertiban, dan

kelancaran lalu lintas

4. Encouragement (penggalakan dan penggalangan)

Yaitu dengan menggalakan program-program keselamatan lalu lintas,

misalnya menggalakan penggunaan helm pada daerah kompleks

19

Page 23: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

perumahan melihat biasanya pengendara yang berkendara di kompleks

perumahan merasa aman sehingga banyak yang tidak menggunakan helm,

dalam menggalakan program keselamatan jalan pihak kepolisian

bekerjasama denga berbagai instansi yang terlibat dalam manajemen

keselamatan lalu lintas.

5. Emergency Preparedness

Merupakan upaya pertolongan medis pada kecelakaan lalu lintas untuk

mencegah cidera yang dialami korban menjadi lebih parah dan

menghindari kematian pada korban. Sekitar 50% kematian kecelakaan

jalan terjadi dalam waktu 15 menit sejak kejadian akibat luka pada otak,

jantung, dan pembuluh darah besar. Tiga puluh lima persen (35%)

meninggal dalam 1-2 jam akibat kegagalan dan pembusukan organ. Waktu

terpenting dalam kesempatan bertahan hidup korban kecelakaan adalah 30-

60 menit pertama sebagai waktu stabilisasi awal. Pengalaman medis

disunia menunjukkan bahwa stabilisasi korban terluka dan rujukan ke

rumah sakit spesialis dalam janga “waktu keemasan” dapat meningkatkan

potensi pasien untuk bertahan dan sembuh total. Jasa ambulans ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan:

a. Respon cepat atas kecelakaan serius atau membahayakan jiwa

b. Menjaga kelangsugan hidup di lokasi

c. Dukungan pra rumah sakit dan stabilisasi pasien

d. Mengurangi angka kematian dan luka seirus bagi korban kecelakaan

Jarak antara terjadinya kecelakaan dengan pertolongan pertama yang

diberikan sangat menentukan besarnya resiko kematian pada korban

kecelakaan lalu lintas. Batas jarak waktu pemberian pertolongan pertama

yang baik sulit ditentuka karena tergantung dari keadaan korban (WHO,

2004). Pihak medis yang melakukan penanganan paska kejadian serigkali

kehilangan waktu emas untuk menyelamatkan nyawa korban akibat

keterlambatan datang ke rumah sakit atau tidak mendapatka pertolongan

pertama yang tepat. Kondisi ini mencerminkan adanya urgensi untuk

mewujudkan suatu sistem tanggap darurat yang tidak hanya mudah

dihubungi oleh seseorang dari lokasi kejadian, namun juga responsif bila

20

Page 24: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

ada kecelakaan yang terjadi didalam daerah domainnya. Responsif dalam

hal ini perlu diukur dengan indikator lamanya waktu respon maksimal dari

sejak menerima panggilan kejadian hingga sampai di lokasi kejadian.

Pelayanan kesehatan yang baik memainkan peranan penting dalam

menurunkan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Hal ini dapat

terjadi karena keparahan kecelakaan lalu lintas dapat dicegah melalui

perawatan medis.

Menurut Laksamana (2010), dalam rangka mencegah dan mengurangi angka

kecelakaan lalu lintas diperlukan langkah-langkah antisipasi mewujudkan

kesadaran hukum masyarakat untuk berlalu lintas sebagai berikut:

1. Menciptakan Budaya Taat Hukum Masyarakat untuk Tertib Lalu Lintas

Budaya taat hukum (Law Biding Society) bukanlah suatu yang diciptakan

tetapi sesuatu yang tumbuh atau ditumbuhkan antara lain karena

masyarakat merasa memperoleh manfaat dan ketaatan atas hukum. Dan

sudut budaya hukum haruslah diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan yang

dapat mengidentifikasi variabel-variabel dalam budaya hukum dan

institusi hukum yang mampu meningkatkan efektivitas hukum, pencapaian

sesuatu hanya dapat dilakukan jika budaya hukum menopang konsepsi

instrumental dan hukum untuk mengarah secara jelas dan hubungan

dengan sistem hukum. Tolok ukur tegaknya hukum dibidang lalu lintas

sangat tergantung pada budaya masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh

latar belakang pendidikan, lingkungan, budaya, posisi atau kedudukan

serta kepentingan-kepentingan lainnya. Oleh karena itu, kesadaran hukum

masyarakat untuk berlalu lintas (Legal culture) yang merupakan nilai-nilai

(values) dan cara pandang/sikap (attitudes) yang terdapat dalam suatu

masyarakat, dimana values dan attitudes tersebut itulah yang

menempatkan suatu sistem hukum dalam suatu masyarakat.

Faktor masyarakat dan kebudayaan memegang peranan sangat penting.

Hal ini disebabkan karena taraf kesadaran hukum dan kepatuhan hukum.

Penciptaan budaya taat hukum masyarakat untuk berlalu lintas harus

menghilangkan persepsi bahwa arti hukum bukanlah hanya sebatas

petugas, sehingga persepsi ini berakibat pada baik buruknya hukum

21

Page 25: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

senantiasa tergantung pada pola perilakunya petugas yang menegakkan

hukum.

2. Penegakkan Hukum Lalu Lintas sebagai Upaya Menciptakan Kesadaran

Hukum Masyarakat untuk Terciptanya Ketertiban (rechtorder)

Pada dasarnya kegiatan penagakkan hukum lalu lintas yang meliputi

kegiatan simpatik, penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan

lalu lintas dikelompokkan berupa pencegahan dan penindakan. Dibidang

pencegahan meliputi kegiatan pendidikan terhadap masyarakat,

pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli yang pelaksanaannya tidak

dapat dipisah-pisahkan karena merupakan suatu sistem lalu lintas untuk

mewujudkan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Dibidang penindakan

meliputi penindakan pelanggaran dan penyelidikan kecelakaan lalu lintas

dimana penindakan pelanggaran lalu lintas dapat dilakukan secara edukatif

yaitu memberikan teguran dan peringatan dengan cara simpatik terhadapt

para pelanggar lalu lintas (tindakan ini hanya ditujukan terhadap

pelanggaraan lalu lintas yang sifatnya ringan dan terhadap pelanggar yang

masih asing atau tidak tahu dengan kondisi suatu wilayah), sedangkan

secara yuridis adalah penindakan dengan menggunakan tilang serta

melakukan penyidikan terhadap kecelakaan lalu lintas yang meliputi sejak

penanganan kecelakaan dan olah TKP. Penindakan secara yuridis

ditujukan kepada para pelanggar peraturan perundang-undangan lalu

lintas.

3. Peningkatan Keselamatn Lalu Lintas

Metode yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas

meliputi :

a. Metode pre-emptif

Metode pre-emptif sebagai upaya penangkal di dalam menanggulangi

kecelakaan lalu lintas pada dasarnya meliputi perekayasaan berbagai

bidang yang berkaitan dengan masalah transportasi dan lalu lintas

yang dilaksanakan melalui koordinasi yang baik antara instansi terkait

di dalam setiap perencanaan transportasi dan lalu Iintas. Disamping

itu pendekatan metode untuk meningkatkan performance pemakai

22

Page 26: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

jalan khususnya pengemudi dengan pola “screening” atau pengenalan,

pendidikan, kampanye lalu lintas dan pelatihan sangat diperlukan

untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Pendidikan yang dilakukan

adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat sejak dini terhadap

pentingnya kepatuhan dan kesadaran berlalu lintas, upaya yang

dilakukan berupa penyuluhan, spanduk, selebaran-selebaran, papan

pengumunan dan himbauan bagi pengguna jalan raya baik pengemudi

maupun pejalan kaki.

b. Metode preventif

Metode preventif adalah upaya yang ditujukan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dalam bentuk konkritnya

berbentuk kegiatankegiatan pengaturan, penjagaan ternpat-tempat

rawan, patroli, pengawalan dan lain sebagainya. Mengingat bahwa

kecelakaan lalu lintas itu dapat terjadi karena faktor jalan, faktor

kendaraan, faktor manusia dan faktor lingkungan secara simultan

(dalam satu sistem yaitu sistem lalu lintas) maka upaya-upaya

pencegahannya dapat ditujukan kepada pengaturan komponen-

komponen lalu lintas tersebut serta pengaturan sistem lalu Iintasnya

sendiri.

c. Metode represif

Metode represif dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas

pada hakekatnya merupakan upaya terakhir yang biasanya disertai

dengan penerapan upaya paksa. Tindakan represif dilakukan terhadap

setiap jenis pelanggaran lalu lintas atau dalam bentuk penanganan

terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi. Dalam bidang penegakan

hukum lalu lintas, metode represif dilakukan terhadap setiap

pelanggaran hukum, apabila dengan tindakan persuasif dan edukatif

yang dilakukan dalam metode preemptif dan preventif belum

menunjukkan hasil yang baik, misalnya walau sudah direncanakan,

diatur dan dikendalikan namun ternyata masih ada yang melanggar

peraturan lalu lintas maka terhadap warga masyarakat yang demikian

masih perlu diadakan tindakan secara represif dengan hukum yang

23

Page 27: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

berlaku. Penindakan represif yang dilakukan secara efektif dan

intensif pada hakekatnya bukan semata-mata ditujukan untuk

memberikan pelajaran secara paksa atau untuk menghukum setiap

pelanggaran yang tertindak namun dimaksudkan untuk menimbulkan

kejeraan bagi yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya

lagi, disamping itu dimaksudkan pula untuk menimbulkan efek agar

warga masyarakat lainnya tidak melakukan pelanggaran yang serupa.

Dengan demikian setiap penindakan represif juga mengandung unsur

preventif.

Sedangkan Menurut Satromihardjo (1997), ada 3 fase pencegahan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan lalu lintas, yaitu:

1. Pencegahan pada fase sebelum terjadi kecelakaan:

a. Pencegahan kecelakaan lalu lintas melalui pengendalian faktor

manusia, yaitu:

1) Ujian pengambilan SIM harus dilaksanakan dengan konsisten

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 44

Tahun 1993

2) Hanya mereka yang telah mengikuti sekolah mengemudi yang

diperkenankan ikut ujian pengambilan SIM

3) Bagi para pelanggar peraturan lalu lintas harus dikenai sanksi

hukum dengan konsistensi sesuai dengan Undang-undang

b. Pencegahan kecelakaan lalu lintas melalui pengendalian faktor

kendaraan yaitu berupa pengawasan kondisi kendaraan agar dalam

kondisi layak jalan

c. Pengendalian faktor jalan dalam rangka mencegah kecelakaan lalu

lintas yaitu jalan harus dirancang, dilengkapi, dipelihara dan

dioperasionalkan sesuai teknisnya

2. Pencegahan pada fase kejadian kecelakaan lalu lintas

Pada fase kejadian kecelakaan, diupayakan supaya resiko terjadinya

cedera seminimal mungkin. Kondisi jalan dalam fase ini tidak bisa

dikendalikan. Hal yang bisa dikendalikan adalah kondisi kendaraan dan

faktor manusianya

24

Page 28: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

3. Upaya pencegahan pada fase setelah kejadian kecelakaan lalu lintas

Pada fase ini pencegahan pada faktor manusianya, agar korban tidak

menjadi lebih parah setelah mengalami cedera. Perolongan segera sevara

adekuat adalah kunci keberhasilan pencegahan fase ini. Terhadap korban

yang terancam jiwanya, mereka segera memberikan bantuan hidup dasar

(basic live support) dengan cara yang sederhana tetapi benar. Penolong

yang lain segera menghubungi kepolisian dan rumah sakit terdekat untuk

mengirimkan ambulans.

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Kecamatan Dau Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah yang rentan dan beresiko tinggi untuk terjadi kecelakaan. Dilihat dari letak geografisnya, Kecamatan Dau terletak di sebelah selatan Kota Batu dan merupakan jalur yang dilewati oleh para wisatawan untuk datang ke Kota Batu, sehingga banyak sekali kendaraan yang lalu lalang melintasi wilayah Kecamatan Dau. Tidak jarang pula terjadi kemacetan di wilayah Kecamatan Dau ketika liburan panjang tiba, karena begitu banyak wisatawan yang datang dan pergi dari Kota Batu dan melewati Kecamatan Dau

2. Berdasarkan data angka kejadian kecelakaan yang dirawat di Unit Gawat Darurat Puskesmas Dau, dapat terlihat bahwa angka kejadian kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015. Sehingga perlu adanya upaya-upaya yang dapat mencegah dan mengurangi angka kejadian kecelakaan di wilayah Kecamatan Dau

3. Faktor Resiko; dilihat dari segi manusianya, rata-rata kelompok umur yang paling sering kecelakaan adalah umur 19-30 tahun dan umur 30-60 tahun yang merupakan usia-usia produktif. Berdasarkan jenis kelamin dan jenis pekerjaannya, kebanyakan memang laki-laki dan pelajar/mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan memang kelompok resiko paling banyak adalah kelompok usia produktif.

25

Page 29: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

4. Dampak yang dapat ditimbulkan dari kejadian kecelakaan diantaranya adalah luka ringan, luka berat atau bahkan meninggal dunia.

5. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian kecelakaan di wilayah Kecamatan Dau. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah; 1) Engineeering (rekayasa lingkungan), 2) Education (pendidikan), 3) Enforcement (Penegakan Hukum), 4) Enouragement (Penggalakan dan Penggalangan), 5) Emergency Preparedness

DAFTAT PUSTAKA

DinkesKabMalang. 2009. Puskesmas Dau Puskesmas Wisata. (Online),

(http://dinkes.malangkab.go.id/berita-19.html), diakses pada tanggal 28

November 2015.

Komba, D. 2006. Risk Factors Anda Traffic Accident In Tanzania : Case Study Of

Kibaha District . Tesis Fakultas Geografi. Norwegian University Of Science

And Tehnology (NTNU).

Malang, Post. 2012. Sehari Terjadi Dua Kecelakaan. (Online).

Ngalam100%. 2014. Kecamatan Dau. (Online),

(http://ngalam.id/read/4634/kecamatan-dau/), diakses pada tanggal 28

November 2015.

(http://malang-post.com/kriminal/59197-sehari-terjadi-dua-kecelakaan). Di akses

pada tanggal 28 november 2015. Laksamana. 2010. Kesadaran Berlalu Lintas

untuk Mencegah Angka Kecelakaan. Medan: STIH Swadaya Medan.

26

Page 30: Laporan Data Kecelakaan Lalu Lintas Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Rusyanto. 2012. Kasus Mabuk Saat Berkendara Di Jakarta. (online).

(https://edorusyanto.wordpress.com/2012/01/23/kasus-mabuk-saat-

berkendara-di-jakarta/). Di akses pada tanggal 28 november 2015.

PP RI No 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu Lintas Jalan

Sastromihardjo. 1997. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya. Penyebab Kematian

Utama Usia Produktif, Suatu Tantangan dalam Pencegahannya. (Online)

(eprints.undip.a.id/263/1/I.Riwanto_Sastromihardjo.pdf) diakses tanggal 27

November 2015

Sugiharto, A. 2009. Sejumlah Kecelakaan Terjadi Saat Hujan Di Jakarta.

(Online). Diakses melalui (http://www.antara.co.id/arc/2009/1/13). Pada

tanggal 28 november 2015

27