Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi semua sektor kehidupan. Pada tahun 2002 diperkirakan sebanyak 1,18 juta orang meninggal karena kecelakaan. Angka kecelakaan ini merupakan 2,1% dari kematian global, dan merupakan indikator penting dalam status kesehatan. (Yusherman, 2008) Pada tahun 1990, kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat 9 (WHA) penyebab utama faktor resiko, penyakit dan kematian dan meliputi 2,6% dari kehilangan kualitas hidup secara global. Selain itu pada tahun 2020 diperkirakan angka kecelakaan lalu lintas menduduki urutan ke-3 di atas masalah kesehatan lain seperti malaria, TB paru, dan HIV/AIDS berdasarkan proyeksi penyakit secara global. Pada tahun 2002, 90% dari kematian global karena kecelakaan lalu lintas terjadi di negara-negara dengan penghasilan rendah sampai sedang. Cedera karena kecelakaan lalu lintas secara tidak seimbang menimpa golongan miskin di negara-negara tersebut, dengan sebagian besar korban ialah pemakai jalan yang rentan seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, anak- anak, dan penumpang. 1.2 RUMUSAN MASALAH Masalah dan beban karena kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut wilayah secara geografi. Lebih dari 1

description

Tingkat Kecelakaan Dan Cara Menanggulanginya

Transcript of Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

Page 1: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

mempengaruhi semua sektor kehidupan. Pada tahun 2002 diperkirakan sebanyak 1,18

juta orang meninggal karena kecelakaan. Angka kecelakaan ini merupakan 2,1% dari

kematian global, dan merupakan indikator penting dalam status kesehatan. (Yusherman,

2008) Pada tahun 1990, kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat 9 (WHA) penyebab

utama faktor resiko, penyakit dan kematian dan meliputi 2,6% dari kehilangan kualitas

hidup secara global. Selain itu pada tahun 2020 diperkirakan angka kecelakaan lalu lintas

menduduki urutan ke-3 di atas masalah kesehatan lain seperti malaria, TB paru, dan

HIV/AIDS berdasarkan proyeksi penyakit secara global. Pada tahun 2002, 90% dari

kematian global karena kecelakaan lalu lintas terjadi di negara-negara dengan

penghasilan rendah sampai sedang. Cedera karena kecelakaan lalu lintas secara tidak

seimbang menimpa golongan miskin di negara-negara tersebut, dengan sebagian besar

korban ialah pemakai jalan yang rentan seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, anak-

anak, dan penumpang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah dan beban karena kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut wilayah secara

geografi. Lebih dari separuh kematian karena kecelakaan lalu lintas jalan terjadi di Asia

Tenggara dan wilayah Pasifik Barat dan angka tertinggi kecelakaan terjadi di wilayah

Afrika.

Risiko kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut tingkat ekonomi negara. Di negara-

negara dengan tingkat ekonomi tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah

pengemudi dan penumpang, sedangkan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai

sedang, sebagaian besar kematian terjadi pada pejalan kaki, pengendara sepeda motor,

dan pemakai kendaraan umum. Di Indonesia, sebagian besar (70%) korban kecelakaan

lalu lintas adalah pengendara sepeda motor dengan golongan umur 15-55 tahun dan

berpenghasilan rendah, dan cedera kepala merupakan urutan pertama dari semua jenis

cedera yang dialami korban kecelakaan.

1

Page 2: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam kenyataannya masih terdapat masalah-masalah di jalan raya yang sangat sulit

untuk ditanggulangi, oleh karena itu akan dicoba untuk menelaah penegakan hukum di

jalan raya dengan meninjau aspek-aspek sosiologisnya. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya adalah :

1. Mengapa pengendara menjalankan kendaraan terlalu cepat, kurang hati-hati dan

tidak bertanggungjawab ?

2. Bagaimana para pelanggar harus ditangani dan rehabilitasi?

3. Apa saja faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas ?

4. Data dan grafik jumlah korban kecelakaan lalu lintas ?

2

Page 3: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI LALU LINTAS

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak

Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang

Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan,

orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang

selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen

lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.

Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut

arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan

pengendalian arus di persimpangan.

Komponen lalu lintas

Komponen sistem lalu lintas

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan

jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan

kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan

3

Page 4: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan

melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

1. Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang

dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu

reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan

phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca,

penerangan/lampu jalan dan tata ruang.

2. Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan

dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan

ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

3. Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor

maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan

untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban

muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-

lintas.

4

Page 5: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

2.2 DEFINISI KECELAKAN LALU LINTAS

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan

dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat

mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas

menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO.

Sedangkan korban kecelakaan lalu lintas adalah manusia yang menjadi korban akibat

terjadinya kecelakaan lalu lintas, Berdasarkan tingkat keparahannya korban kecelakaan

(casualitas) dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : (Gempur Santoso, 1999)

1) Korban meninggal dunia atau mati (fatality killed)

2) Korban luka-luka berat (serious injury)

3) Korban luka-luka ringan (slight injury)

Pada epidemiologi terdapat sejumlah pertanyaan penting yang harus selalu diingat, yaitu

sebagai berikut :

- What : Apakah sebenarnya yang terjadi (atau kejadian apa)?

- Where : Di mana kecelakaan terjadi atau berlangsung? Lokasinya dimana apakah

jalan

raya di perkotaan atau di pegunungan?

- When : Kapan kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi? Apakah insidental, sepanjang

tahun, atau pada waktu-waktu tertentu?

- Who : Siapakah yang terkena kecelakaan tersebut? Bagaimana dengan umur dan

jenis

kelaminnya? Apakah ia pejalan kaki, pengemudi atau penumpang

kendaraan?

- How : Bagaimana cara mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi? Dan lain

sebagainya.

5

Page 6: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lintas Di Indonesia Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan,

sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya 57.726 kasus kecelakaan di jalan raya. Artinya,

dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan.(Departemen Perhubungan,

2010).

Jika dihitung dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun itu, kerugian

ekonominya mencapai lebih dari Rp 81 triliun. Jumlah tersebut meliputi perhitungan

potensi kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur

yang rusak akibat kecelakaan, rusaknya sarana transportasi yang terlibat kecelakaan,

serta unsur lainnya. (Departemen Perhubungan, 2010).

Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga saat ini lebih dari 1,2 juta

nyawa hilang di jalan raya dalam setahun, dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita

luka berat. Dari seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di

negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kerugian materiil yang ditimbulkan

mencapai sekitar 3 persen dari PDB tiap-tiap negara. (Departemen Perhubungan, 2010)

Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi kapan saja. Namun terdapat saat-saat

dimana jumlah dapat meningkat seperti pada saat menjelang Idul fitri dimana terjadi arus

mudik besar-besaran. Seperti yang disebutkan Posko Mudik Lebaran Departemen

Perhubungan pada seluruh akses jalan tol di Pulau Jawa Tahun 2009, mencatat jumlah

kecelakaan yang meningkat 54 persen dari rentang waktu yang sama pada tahun lalu.

(Kompas, 2009)

Sekitar 70 persen kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di jalan raya di Indonesia

disebabkan oleh para pengendara sepeda motor, kata pakar transportasi, Djoko

Setyowarno.(Antara News, 2008)

2.3 FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS.

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah

faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan.

Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan

misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang

mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor

lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan.

6

Page 7: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

1. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir

semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.

Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang

berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak

tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan

dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena

membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah

pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.

2. Faktor kendaraan

Faktor kendaraan yang paling sering adalah kelalaian perawatan yang dilakukan

terhadap kendaraan. Contoh nya seperti rem blong, setir macet, dll.

Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan,

disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara

reguler.

3. Faktor jalan dan lainnya

Faktor jalan terkait dengan kecepatan, rencana jalan, geometrik jalan, pagar

pengaman di daerah pegunungan,ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi

permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama

bagi pemakai sepeda dan sepeda terbang

4. Faktor Cuaca dan Lingkungan.

Hari hujan juga memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman

menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena

penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak

7

Page 8: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang,

terutama di daerah pegunungan.

Tahap Manusia Kendaraan Lingkungan

Pra Kecelakaan Apakah manusia lebih

rentan atau tidak

terhadap faktor resiko

Apakah kendaraan

layak jalan (tidak

membahayakan)

Apakah lingkungan

(prasarana) berbahaya

Saat kecelakaan Apakah manusia dapat

menerima/mentoleransi

benturan akibat

kecelakaan

Apakah kendaraan

bisa memberikan

perlindungan

terhadap

kecelakaan

Apakah lingkungan

berperan terjadinya

cedera

Setelah

kecelakaan

Bagaimana tingkat

keparahan cedera

akibat kecelakaan

Apakah kondisi

kendaraan

berperan terhadap

tingkat keparahan

cedera akibat

kecelakaan

Apakah lingkungan

menambah keparahan

cedera akibat

kecelakaan

Tabel tiga faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan.

Tahap Faktor-faktor

Manusia Kendaraan Lingkungan

Pra

kecelakaa

n

Pencegaha

n awal

Informas

Perilaku

Pembinaan

polisi

Kelayakan

kendaraan

Tersedianya

alat tanggap

darurat

Cara dan

kesesuaian

Disain jalan

dan

permukaan

jalan

Rambu lalin

dan marka

jalan

8

Page 9: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

angkut Fasilitas

bagi pejalan

kaki

Saat

kecelakaa

n

Pencegaha

n cedera

Penggunaan

alat

pelindung

diri

Alat

pelindung

diri

Alat

kemudahan

penyelamata

n diri

Resiko

kebakaran

tanggap

darurat

berfungsi

Desain

perlindungan

KLL

Fasilitas

perlengkapan jalan

tersedia dan

berfungsi

Setelah

kecelakaa

n

Kelanjutan

kehidupan

Kemampua

n

pertolongan

awal

Aksesibilita

s ke lokasi

kecelakaan

Akses ke

pelayanan

kesehatan

Tabel Butir-butir penjelasan

9

Page 10: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan 4 elemen utama faktor resiko:

1. Elemen yang mempengaruhi paparan faktor resiko

a. Faktor ekonomi berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas, di mana terdapat

penelitian yang menunjukkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan atau kemakmuran

suatu negara semakin tinggi tingkat mobilitas orang dan kendaraan yang berakibat

probabilitas kecelakaan semakin tinggi pula.

b. Faktor kependudukan berpengaruh terhadap KLL, dimana di negara berkembang

mayoritas penduduk usia muda (15 – 44 tahun) lebih berisiko mengalami kecelakaan -

disebabkan mobilitasnya yang tinggi sebagai pekerja.

c. Penyimpangan pemanfaatan tata guna lahan dapat menyebabkan kemacetan,

perpanjangan waktu tempuh dan jenis kendaraan angkutan, seperti : · Belum

dilakukannya audit keselamatan jalan (rambu lalu lintas (lalin), marka jalan dan

geometrik jalan) · Penggunaan jalan seharusnya sesuai dengan fungsinya, sebagai

contoh jalan tol yang cukup panjang jarak tempuhnya, hanya cocok untuk kendaraan

roda 4 ke atas dengan kecepatan tertentu (60-80 km/jam) ·

Kurangnya keterpaduan penataan fungsi dengan batasan kecepatan kendaraan. Pada

jalan yang melalui daerah padat penduduk seharusnya diberikan batas kecepatan

tertentu.

2. Elemen mempengaruhinya terjadinya KLL (Pra Kecelakaan)

a. Pelanggar batas kecepatan yaitu kecepatan kendaraan yang tidak sesuai dengan jenis

jalan, misalnya kecepatan tinggi lebih berisiko terhadap KLL. Berdasarkan penelitian

WHO rata-rata kenaikan kecepatan 1 km/jam berkorelasi terhadap 3% peningkatan

resiko kejadian KLL yang menyebabkan cedera.

b. Pemakaian obat dan penyalahgunaan alkohol, yang dapat mengurangi kewaspadaan

dalam mengemudi lebih berisiko tinggi terhadap KLL.

c. Kelelahan baik fisik dan psikis berpengaruh terhadap stamina sehingga mengurangi

kewaspadaan dalam mengemudi.

10

Page 11: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

d. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah faktor waktu, faktor lingkungan dan

faktor mengantuk.

e.Penyakit tertentu yang diidap pengemudi(epilepsi, penyakit jantung, DM dengan neuropati)

f. Pemakai jalan berusia muda cenderung emosional sehingga lebih berisiko tinggi

mengalami

KLL.

g. Kelompok masyarakat yang lebih berisiko KLL adalah dari daerah urban dan area

perumahan.

h. Berlalu lintas di kegelapan lebih berisiko. Kecelakaan KLL adalah dari daerah urban dan

area perumahan.

i. Berlalu lintas di kegelapan lebih berisiko. Kecelakaan di malam hari mengakibatkan

cedera

yang lebih parah 1,53 kali dibandingkan siang hari.

j. Faktor kendaraan dan perawatan berkala mempengaruhi KLL.

k. Disain jalan, permukaan jalan dan perawatan jalan yang kurang, dapat membahayakan

penggunaan jalan.

l. Keterbatasan jarak pandang akibat faktor lingkungan, menyebabkan kesulitan untuk

mendeteksi pemakai jalan lain.

m. Kurang tajamnya penglihatan pengemudi, berpengaruh pada keselamatan contohnya pada

pengemudi dengan katarak, rabun jauh-dekat tanpa alat bantu dan penyakit kronis

(jantung,

epilepsi, diabetes).

3. Elemen mempengaruhi keparahan saat KLL

a. Kemampuan bertoleransi terhadap benturan akibat kecelakaan

b. Kecepatan kendaraan yang tidak sesuai, kecepatan berbanding lurus dengan tingkat

keparahan KLL. Berdasarkan data WHO rata-rata kenaikan kecepatan 1 km/jam

menyebabkan kenaikan risiko keparahan sebesar 4%-5%.

c. Tidak menggunakan sabuk keselamatan

d. Tidak menggunakan helm saat mengendarai kendaraan bermotor roda, atau penggunaan

helm tidak benar berisiko 2,54 kali mengalami cedera yang parah.

e. Badan jalan tidak dilengkapi dengan pengaman jalan.

11

Page 12: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

f. Kurangnya alat proteksi bagi penumpang saat kecelakaan lalu lintas dari himpitan

kendaraan

yang ditumpanginya.

g. Konsumsi alkohol dan obat lain yang mempunyai efek kantuk.

4. Elemen yang mempengaruhi tingkat keparahan pasca kecelakaan lalu lintas:

a. Keterlambatan deteksi akibat kecelakaan lalu lintas, contoh: korban kecelakaan tabrak lari

di tempat yang sepi.

b. Kebakaran akibat kecelakaan lalu lintas

c. Kebocoran bahan-bahan berbahaya dan beracun

d. Konsumsi alkohol dan obat yang mempunyai efek ngantuk.

e. Kesulitan penyelamatan dan evekuasi korban KLL dari kendaraan

f. Penanganan pra rumah sakit yang kurang memadai, dari tempat kejadian sampai pelayanan

kesehatan.

g. Penanganan di Unit Gawat Darurat (UGD) yang kurang memadai, keterampilan SDM

pelayanan dan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan.

h. Kesulitan akses ke lokasi kecelakaan lalu lintas memperlambat kecepatan penanganan awal

korban kecelakaan lalu lintas.

grafik jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas berdasarkan

12

Page 13: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

faktor penyebab yang terjadi di Indonesia.

Grafik Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun . (Korlantas Polri, 2011)

13

Page 14: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

BAB III

UPAYA PENGENDALIAN RESIKO KECELAKAAN LALU LINTAS

Upaya Pengendalian Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas Upaya-upaya pengendalian faktor

resiko kecelakaan lalu lintas :

1. Faktor manusia Peningatan perilaku positif dalam pemakaian jalan melalui edukasi,

sosialisasi dan kampanye :

· Kampanye melalui media massa (elektronik dan cetak)

· Memberikan sanksi bagi pengemudi yang di dalam darahnya mengandung kadar alkohol di

atas ambang batas.

· Rehabilitasi untuk pengendara yang terbukti melanggar batas kadar alkohol dalam darah ·

Larangan mengemudikan kendaraan saat dalam pengaruh obat tertentu

· Pengaturan jam kerja dan lama mengemudikan kendaraan terutama untuk pengemudi alat

transportasi massal.

· Pemasangan kamera pada lampu lalu lintas untuk memantau perilaku pemakai jalan. ·

Melengkapi dan mengharuskan penggunaan sabuk keselamatan dan kursi khusus untuk

bayi

14

Page 15: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

dan anak-anak.

· Penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan jenis kendaraan.

2. Faktor kendaraan dan lingkungan fisik Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya

merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia

meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-

unsur

lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, dalam proses interaksi manusia

dengan lingkungan ini tidak selalu mendapatkan keuntungan, kadang-kadang manusia

mengalami kerugian. Jadi di dalam lengkungan terdapat faktor-faktor yang dapat

menguntungkan manusia (eugenik), ada pula yang merugikan manusia (disgenik). Usaha-

usaha di bidang kesehatan lingkungan ditunjukkan untuk meningkatkan daya guna faktor

eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah

manusia

memang tidak dapat menerima kehadiran faktor disgenik di dalam lingkugan hidupnya,

oleh

karenanya ia selalu berusaha untuk memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan

kemampuannya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan faktor resiko kendaraan dan lingkungan,

antara lain :

a. Desain sistem lalu lintas untuk keamanan dan pemakaian yang berkelanjutan :

· Kerjasama lintas sektor dalam penyusunan rencana strategis sistem lalu lintas dengan

mempertimbang 3 elemen utama yaitu kendaraan, pemakai jalan dan infrastruktur jalan. ·

Upaya rekayasa kendaraan dan jalan harus mempertimbangkan kebutuhan keamanan dan

keterbatasan kondisi fisik pemakai jalan.

· Teknologi kendaraan dengan perlengkapan jalan hsrus selaras.

· Upaya dari aspek teknologi kendaraan harus didukung dengan perilaku pemakai jalan yang

sesuai seperti pemakaian sabuk keselamatan.

b. Mengelola pajanan risiko melalui kebijakan pemakaian lahan dan transportasi :

· Mengurangi volume kendaraan bermotor dengan cara pemisahan fungsi:

15

Page 16: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

(i) Tata guna lahan yang efisien (kedekatan permukiman dengan tempat kerja, kepadatan

penduduk perkotaan dan pola pertumbuhan, luas permukiman, penyediaan alat

transportasi massal)

(ii) Kajian dampak keselamatan untuk mendukung perencanaan pengelolaan jalan

(iii) Menyediakan jalur jalan yang lebih pendek dan lebih aman

(iv) Menyediakan trotoar dan penyebrangan jalan yang aman dan nyaman untuk pejalan

kaki.

Mengurangi frekuensi perjalanan, dengan cara penyediaan teknologi komunikasi,

pengelolaan transportasi khusus yang lebih baik (bus sekolah, bus kantor, dan

sejenisnya), pengelolaan transpor untuk pariwisata yang lebih baik, pengaturan transport

kendaraan berat, pengaturan perparkiran dan pemanfaatan jalan.

· Menyediakan akses yang efisien dalam hal jarak tempuh, kecepatan dan keamanan.

(i). Meningkatkan pemahaman aspek keamanan dalam perencanaan jaringan jalan dengan

cara pengelompokan berdasarkan fungsi jalan dan batas kecepatan kendaraan bermotor.

(ii). Mendesain jalan yang dilengkapi dengan rambu dan marka jalan yang mudah dipahami

pemakai jalan seperti rambu untuk memisahkan antara kendaraan roda dua dengan

kendaraan lainnya, jalur satu arah, tanda tidak boleh mendahului kendaraan di depannya,

batas kecepatan, mengurangi bahaya dari sisi jalan secara sistemis dan pemakai lampu

tanda bahaya pada jalan-jalan tertentu.

· Mendorong masyarakat untuk memilih alat transportasi yang mempunyai risiko rendah.

Memperbaiki alat transportasi massal meliputi alternatif jalur yang dilayani, sistem tiket,

memperbanyak persinggahan, kenyamanan dan keamanan kendaraan dan ruang tunggu.

Koordinasi yang lebih baik antar pengelola transportasi. Memperbolehkan sepeda dibawa

serta saat naik transportasi massal. Penyediaan sarana parkir dan penitipan kendaraan

bermotor dekat terminal kendaraan umum. Peningkatan kualitas layanan taksi.

Memberlakukan pajak kendaraan dan bahan bakar yang tinggi untuk mengurangi

pemakaian

kendaraan pribadi.

c. Memberlakukan peraturan terhadap pengendara, kendaraan dan infrastruktur jalan. ·

Membatasi akses antar jenis pemakai jalan dengan cara membedakan zona pejalan kaki

atau pengendara sepseda dengan pemakai kendaraan bermotor.

16

Page 17: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

· Memberikan prioritas pada alat transportasi massal. · Membatasi kecepatan dan spesifikasi

kendaraan roda dua.

· Meninggikan batasan usia untuk memperoleh SIM kendaraan roda dua.

· Memperketat persyaratan kelulusan untuk memperoleh SIM.

· Menyediakan sarana penghalang untuk mencegah kendaraan di belakang mendahului.

3. Faktor Sosial Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemakaian jalan melalui edukasi,

advokasi, sosialisasi, dan kampanye meliputi :

· Pendidikan berlalu lintas dengan baik sejak usia dini.

· Pemahaman batasan usia pemakaian kendaraan bermotor.

· Perlindungan pemakai jalan yang termasuk dalam kelompok rentan.

· Pemahaman terhadap pembatasan pemakaian jalan tertentu seperti pelarangan pejalan kaki,

pengendara sepeda dan kendaran roda dua di jalan bebas hambatan.

· Pentingnya pembatasan kecepatan kendaraan bermotor sesuai jenis jalan.

· Perilaku aman bagi pejalan kaki.

·Tidak minum minuman beralkohol dan obat yang menyebabkan ngantuk pada saat

mengendarai kendaraan.

4. Pelayanan Kesehatan

a. Penanganan pra rumah sakit yang kurang memadai

· Memberikan pelatihan untuk kelompok masyarakat yang dapat menjadi “penolong yang

pertama” (first responder) seperti: Pengemudi alat transportasi massal, polisi, kader

kesehatan, tokoh masyarakat. Materi pelatihan mengenai “pertolongan medik dasar antara

lain meliputi :

i. Bagaimana melakukan pelaporan (kontak telepon) untuk mencari bantuan

ii. Cara memadamkan kebakaran secara sederhana dan cepat

iii. Cara mengamankan lokasi kecelakaan (mencegah bahaya ikutan, menurunkan risiko

bahaya

untuk penolong, mengendalikan massa)

iv. Cara memberikan pertolongan pertama (resusitasi, menghentikan perdarahan, memasang

pembalut, transportasi korban)

17

Page 18: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

· Menyiapkan nomor telepon yang dapat dihubungi untuk menginformasikan kejadian

kecelakaan (Ambulans 118, polisi, pemadam kebakaran)

· Membuat kode atau standar pelaporan masyarakat terhadap kejadian kecelakaan yang

sederhana dan mudah diingat.

· Membuat standar ambulans untuk pertolongan dan evakuasi korban kecelakaan lalu lintas.

· Memberikan pelatihan kepada petugas Puskesmas.

b. Penanganan di UGD/sarana pelayanan kesehatan yang kurang memadai

c. Pengaturan kompetensi petugas rumah sakit, meliputi pelatihan penanganan trauma

d. Pemenuhan kebutuhan peralatan medis Memperbaiki sistim perencanaan dan manajemen

organisasi dengan menetapkan:

i. Jenis layanan kesehatan yang dapat diberikan

ii. Kebutuhan tenaga dan sarana untuk menjamin kualitas layanan kesehatan yang diberikan

dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan geografi)

iii.Mengembangkan mekanisme administratif untuk meningkatkan/memberdayakan

organisasi.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor resiko kecelakaan

lalu lintas dari faktor manusia, yaitu :

1. Melakukan advokasi baik perorangan maupun kelompok.

2. Melakukan pelatihan baik terhadap lintas sektoral program dan lintas sektor

maupun terhadap masyarakat

3. Studi banding.

4. Melakukan kegiatan reward dan punishment, dengan cara melakukan identifikasi

lokasi rawan kecelakaan dan waktu pelaksanaan, kemudian melaksanakan operasi

patuh lalu lintas. Pemberian sanksi bagi pengendara yang melanggar peraturan lalu

lintas, sebaliknya memberikan pengahargaan bagi pengendara yang mematuhi

peraturan lalu lintas, secara acak. 5. Kegiatan pemakaian Alat Pelindung Diri

(APD)

18

Page 19: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

6. Kegiatan pemeriksaan kesehatan. (Yusherman, 2008)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh sebab itu,

kecelakaan lalu lintas masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu

mendapat perhatian karena kecelakaan lalu lintas adalah masalah yang luas dan

kompleks dengan faktor penyebab utamanya adalah manusia, angka kematian yang

ditimbulkan cukup tinggi, dan kejadiannya dapat terjadi di semua tempat. Sampai saat

ini, kecelakaan masih menjadi permasalahan pemerintah di bidang transportasi. Untuk

19

Page 20: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

mengatasinya perlu terlebih dahulu diketahui faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu

lintas. Ada 3 faktor yang dianggap menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yaitu

manusia, kendaraan, dan lingkungan. Pemerintah juga menempatkan tingginya jumlah

kecelakaan sebagai permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan. Oleh sebab itu, salah

satu arah kebijakan pembangunan lalu lintas dan angkutan jalan adalah peningkatan

keselamatan lalu lintas jalan dengan cara mengurangi dan memperbaiki 3 (tiga) faktor

resiko utama terjadinya kecelakaan yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungan.

B. SARAN

Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi

dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti

lampu, dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Kecepatan

dalam mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan

tersebut ramai atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk angkutan umum

hendaknya tidak menaikkan atau menurunkan penumpang sembarangan. Dalam

memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa bukan hanya kita saja yang

menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak menggunakannya. Walaupun itu

merupakan hak setiap orang namun, setiap orang berkewajiban untuk menjaga

kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi peraturan lalu lintas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Traffic Collision. www.wikipedia.org.

Dimaio Vincent dan Dominick. 1998. Forensic Pathology Second Edition. CRC Press. New

York.

Indriastuti, Amelia. 2010. Influencing Factors On Motorcycle Accident In

Urban Area Of Malang, Indonesia. http://www.ijar.lit.az/pdf/7/2010(5- 45).pdf.

Khan, Mohamad Hussain, et al. 2007. Road Traffic Acidents (Study of Risk Factor).

Soehodho, Susanto. 2009. Road Accidents in Indonesia. www.iatss.or.jp/pdf/research/33/33-

2-11.pdf.

20

Page 21: Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas

Burhan, A. (2011, 5 Oktober). ” Lindas Byson “. Solo Pos, Hlm.8.

Fahmi, M. (2011). Analisa Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas

, Dari Http://Umbujacky.Blogspot.Com/2010/03/Penanganan-Kecelakaan-Lalu-Lintas-

Dalam.Html

Fakhrial, M. (2011). Kecelakaan Akibat Jalanan Rusak,

Dari Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Kecelakaan_Lalu-Lintas

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian_Negara_Republik_Indonesia

21