Laporan CL 1 Hiperemesis

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat didambakan. Selama kehamilannya, tak jarang ibu hamil mengalami berbagai gejala fisik ringan yang sebenarnya merupakan perubahan normal dialami. Oleh karena itu merupakan suatu pengalaman baru dan ketidaktahuan akan terjadi perubahan tubuh, berbagai gejala tersebut kerap memicu kecemasan (Utami, 2008). Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual, dengan atau tanpa muntah. Ini sering disebut morning sickness (mual pagi). Banyak wanita mengalami mual, biasanya tidak perlu perhatian medis. Akan tetapi, suatu keadaan yang disebut hyperemesis gravidarum (mual dan muntah yang parah) menyebabkan muntah yang sering sehingga kehilangan nutrisi dan cairan (Stoppard, 2009). hiperemesis gravidarum sangat patologis terjadi dalam 1:500 kehamilan, dan Walters (1999) menyatakan bahwa insedensinya adalah tiga dan sepuluh per seribu kehamilan. Dalam studi Power et al (2001) sekitar 2.4% wanita yang mengalami mual dan muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum. Oleh karena itu hiperemesis gravidarum akan dibahas di dalam makalah ini. 2. Tujuan

Transcript of Laporan CL 1 Hiperemesis

Page 1: Laporan CL 1 Hiperemesis

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat didambakan. Selama

kehamilannya, tak jarang ibu hamil mengalami berbagai gejala fisik ringan yang

sebenarnya merupakan perubahan normal dialami. Oleh karena itu merupakan

suatu pengalaman baru dan ketidaktahuan akan terjadi perubahan tubuh, berbagai

gejala tersebut kerap memicu kecemasan (Utami, 2008).

Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual, dengan atau

tanpa muntah. Ini sering disebut morning sickness (mual pagi). Banyak wanita

mengalami mual, biasanya tidak perlu perhatian medis. Akan tetapi, suatu keadaan

yang disebut hyperemesis gravidarum (mual dan muntah yang parah) menyebabkan

muntah yang sering sehingga kehilangan nutrisi dan cairan (Stoppard, 2009).

hiperemesis gravidarum sangat patologis terjadi dalam 1:500 kehamilan,

dan Walters (1999) menyatakan bahwa insedensinya adalah tiga dan sepuluh per

seribu kehamilan. Dalam studi Power et al (2001) sekitar 2.4% wanita yang

mengalami mual dan muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis

gravidarum. Oleh karena itu hiperemesis gravidarum akan dibahas di dalam

makalah ini.

2. Tujuan

Setelah menyelesaikan makalah Collaborative Learning Hiperemesis Gravidarum

mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan epidemiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

2. Menjelaskan definisi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

3. Menjelaskan etiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

4. factor resiko HIPEREMESIS GRAVIDARUM

5. Menjelaskan manifestasi klinis HIPEREMESIS GRAVIDARUM

6. Menjelaskan patofisiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostic HIPEREMESIS GRAVIDARUM

8. Menjelaskan penatalaksanaan HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Page 2: Laporan CL 1 Hiperemesis

9. Menjelaskan komplikasi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

10. Menjelaskan asuhan keperawatan HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Page 3: Laporan CL 1 Hiperemesis

BAB 2

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

waktu hamil, sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, sehingga akibatnya terjadilah dehidrasi. Hidayati, 2009)

Pada keadaan klinis hipereesis gravidarum sudah terdapat gejala klinis

yang memerlukan perawatan, seperti muntah berlebihan yang menyebebkan

terjadinya dehidrasi, beret badan menurun, keluhan mental dalam bentuk delirium,

diplopia, nistagmus, serta terdapat benda keton dalam darah sebagai akibat dari

metabolisme anaerobik. (Manuaba, 2007)

2. EPIDEMIOLOGI

Hiperemesis gravidarium adalah mual muntah selama kehamilan yang

terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu

kehamilan dan gejalanya biasanya akan membaik. Mual muntah adalah keluhan

utama 70%-80%kehamilan.

Hiperemesis gravidarium adalah kondisi mual muntah yang berat selama

kehamilan, yang terjadi pada 1%-2% dari semua kehamilan atau 1-20 pasien per

1000 kehamilan.

3. ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan

kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan

susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat

inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh

beberapa penulis sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion,

kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.

Page 4: Laporan CL 1 Hiperemesis

b. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,

perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari

pihak ibu dan alergi

c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak

diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro,

2005).

4. FAKTOR RESIKO

Ada riwayat anggota keluarga pernah mengalami huperemesis gravidarum

Gangguan makan, seperti bulimia

Kehamilan yang pertama

Kehamilan ganda

Mola hidatidosa

Produksi esterogen dan Hcg yang berlebihan terkait dengan kehamilan

ganda/kembar dan mola hidatidosa

Nuli paritas

Adanya penyakit trofoblastik

Pertambahan berat badan ibu ketika hamil

Faktor psikologi (stress)

Gangguan metabolisme, seperti hipertiroid, hiperparatiroid, gangguan hati,

perubahan metabolisme lemak

5. PATOFISIOLOGI

(Terlampir)

6. MANIFESTASI KLINIS

Gejala dan Tingkat

Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan

berat badan, ptialisme (salivasi yang berlebihan). tanda-tanda dehidrasi termasuk

Page 5: Laporan CL 1 Hiperemesis

hipotensi postural takikardi (Prawirohardjo,2010. hal. 816). Secara klinis, gejala

hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

a. Tingkat I (Ringan)

Muntah yang terus-menerus,

Timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,

Berat badan menurun,

Nyeri epigastrium,

Muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang

terakhir keluar darah.

Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan

Tekanan darah sistolik menurun.

Mata cekung dan lidah kering, Turgor kulit berkurang, dan

Urin sedikit tetapi masih normal.

b. Tingkat II (Sedang)

Gejala lebih berat,

Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,

Haus hebat,

Subfebril,

Nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit,

Tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHiperemesis Gravidarum,

Apatis,

Kulit pucat,

Lidah kotor,

Kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan

Berat badan cepat menurun.

c. Tingkat III(Berat)

Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah

Gangguan kesadaran (delirium-koma),

Muntah berkurang atau berhenti,

tetapi dapat terjadi ikterus,

Sianosis,

Page 6: Laporan CL 1 Hiperemesis

Nistagmus,

Gangguan jantung,

bilirubin, dan proteinuria dalam urin.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kondisi obstetric terkait Hiperemesis Gravidarum adalah

a. Kehamilan ganda (gemelli).

b. Penyakit trofoblast.

c. Anomali janin tertentu (mola parsial, trisomi 21, hidrops fetalis).

Tetapi kondisi tersebut hanya meningkatkan kejadian , belum tentu menyebabkan

hiperemesis gravidarum. (Hanifah & Kurniawati, 2010)

DIAGNOSIS BANDING muntah persisten:

a. Gangguan GI : gastroenteritis,misal penyakit saluran empedu, hepatitis

obstruksi intestinal, ulkus peptikum, pancreatitis, appendicitis.

b. Gangguan saluran urogenital, misal pyelonefritis, uremia, torsi, batu ginjal,

degenerasi mioma uteri.

c. Penyakit metabolic, misal ketoasidosis diabetic, porfiria, penyakit Addison,

hipertiroid.

d. Penyakit Neurologik, misal pseudotumor serebri, lesi vestibuler, migraine,

tumor SSP.

e. Kondisi terkait kehamilan, misal perlemakan hati akut, preeclampsia, keracunan

obat,/intoleransi, dll . (Hanifah & Kurniawati, 2010)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

a. Keton urine : peningkatan keton.

b. Elektrolit serum : hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia.

c. Enzim liver: peningkatan ringan SGOT/SGPT.

d. Amylase : peningktan amylase.

e. TSH : penurunan TSH dengan peningkatan fraksi T4.

(Hanifah & Kurniawati, 2010)

Page 7: Laporan CL 1 Hiperemesis

DIAGNOSIS:

a. Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

b. Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah

menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).

c. Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, BB turun, pada VT

uterus besar sesuai dengan usia kehamilannya, konsistensi lunak, pada

pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (liviide).

d. Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga

untuk mengetahui kemungkinan adanya kembar atau kehamilan

molahidatidosa.

e. Laboratorium : kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit, shift to the

left , benda ketn dan proteinuria.

f. Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk

konsultasi psikologis. (Prawirohardjo, 2009)

8. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan

berat badan yang signifikan mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,

dan mengatasi asidosis dn alkalosis. Tujuan intervensinya adalah sebagai berikut :

Untuk membatasi dehidrasi dengan pemberian guyur cairan parenteral (rata-

rata 3000ml/24 jam)

Untuk mengatasi kelaparan dengan memberikan glukosa IV dan tiamin klorida

lewat subkutandan jika perlu berikan diit cairan yang tinggi kalori dan tinggi

vitamin per enteral (slang nasogastrik) atau dengan metode pemberian

hiperalimentasi parenteral.

Untuk menghentikan muntah dengan memberikan antiemetic

Untuk mengatasi aspek emosional dengan sikap memahami (tindakan

pendukung)

Secara ideal, klien dapat ditangani di rumah dengan pemberian makanan

yang sedikit dan sering, menghindari makanan pedas dan mencegah stimulus yang

Page 8: Laporan CL 1 Hiperemesis

memicu terjadinya gejala; dan persepan obat-obatan antiemetik atau antihistami

seperti piridoksin (vit. B6) sebanyak 10 sampai 30 mg/hari dan klorpomazin

(thorazin) sebanyak 10 sampai 25 mg setiap 4 sampai 6 jam. Apabila muncul

gangguan elektrolit atau terapi rawat jalan gagal, klien perlu dirawat di rumah sakit.

Hidrasi IV dengan memberikan infus prometazin dosis rendah dapat digunakan

dengan dosis 10 sampai 25 mg/L sebanyak 5 – 6 kali setiap hari selama lebih dari 48

jam stelah muntah. Pada pasien yang mengalami penurunan BB yang tetap dan

ketosis, hiperalimentasi enteral an parenteral mungkin dibutuhkan. Asupan cairan

oral dibatasi sampai mual dan muntah berkurang.

Pada awal terapi IV dapat digunaka pada pasien yang rawat jalan untuk

mengoreksi dehidrasi ringan sampai sedang. Cairan dekstrosa dengan salin

merupakan terapi caoran yang sering digunakan. Kalium dan vitamin ditambahkan

jika muntah berkepanjangan. Apabila penambahan BB tidak adekuat, terapi nutrisi

tambahan amat penting dilakukan untuk mencegah penurunan lemak dan protein

yang berat. Nutrisi tambahan dapat diberikan baik secara enteral maupun secara

parenteral yang bergantung pada kondisi pasien. Nutrisi parenteral total (TPN)

dapat diprogramkan secara perifer atau dengan menggunakan jalur vena sentral

apabila terdapat kebutuhan nutrisi jangka panjang an ekstensif. Kadang-kadang

wanita yang mengalami hiperemis gradivadum bisa tidak berhasil berespon

terhadap pengobatan yang diberikan.

9. KOMPLIKASI

Jika pengobatannya berhasil, maka prognosis penyakit juga membaik yang ditandai:

a. Rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih.

b. Diuresis beertambah banyak sehingga benda keton semakin berkurang.

c. Kesadaran pendeerita semakin baik yang ditandai dengan kontak bertambah

meyakinkan.

d. Keadaan ikterus semakin berkurang.

e. Hasil pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda keton makin

berkurang.

Terminasi kehamilan terpaksa dilakukan jika ada indikasi, sebagai berikut:

Page 9: Laporan CL 1 Hiperemesis

a. Ensefalopati Wernicke.

b. Perdarahan retina.

c. Gangguan kardiovaskular:

Nadi di atas 120x/menit

Tensi turun

Temperatur di atas 38°C

d. Gangguan liver: terdapat ikterus

e. Gangguan ginjal: oliguria, uremia, proteinuria.

10. PENCEGAHAN

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi

hiperemesis gravidarum dengan cara :

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologik

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan

gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan

4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah

kecil tapi sering

4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,

terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.

5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan

makanan yang banyak mengandung gula.

11. ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Seorang perempuan berusia 23 tahun dtang ke IGD RS Kasih Bunda diantar oleh

suaminya. Kilen datang pada hari senin pukul 11 siang. Klien mengeluh mual

Page 10: Laporan CL 1 Hiperemesis

muntah terus menerus sejak 2 hari yang lalu. Namun masih bisa mengerjakan

pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu dan mencuci piring. Klien

mengeluh mual muntah semakin sering dan pusing sejak tadi pagi. Sehingga suami

klien membawa klien ke RS. Usia kehamilan klien 13 minggu dan saat ini merupakan

kehamilan yang pertama. Klien mengatakan tidak nafsu makan hasil pemeriksaan

fisik menunjukkan hasil TD 90/60 mmHg, N 89X/M, RR 22X/M, suhu aksilla 37,2 C,

bising usus 22x/M dan terdapat nyeri epigastrium. Bibir klien kering, kongjungtiva

pucat, turgor kulit menurun dan kondisi nya lemah. BB saat ini 46 kg, BB

sebelumnya 48 kg, TB 150 cm. Klien mengatakan khawatir dengan kondisi janinnya,

saat ini perawat melakukan asuhan keperawatan.

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Perempuan

Usia : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Sumber informasi : Klien

2. Status kesehatan saat ini

Keluhan utama : Klien mengeluh mual muntah terus menerus sejak 2 hari

yang lalu. Namun masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah

tangga yang ringan seperti menyapu dan mencuci piring.

Klien mengeluh mual muntah semakin sering dan pusing

sejak tadi pagi. Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien

mengatakan khawatir dengan kondisi janinnya.

Lama Keluhan : Sejak 2 hari yang lalu

Faktor pencetus : Kehamilan

Faktor Pemberat : Tidak nafsu makan

3. Riwayat Kesehatan saat ini

Seorang perempuan berusia 23 tahun dtang ke IGD RS Kasih Bunda diantar

oleh suaminya. Kilen datang pada hari senin pukul 11 siang. Klien mengeluh

mual muntah terus menerus sejak 2 hari yang lalu. Namun masih bisa

Page 11: Laporan CL 1 Hiperemesis

mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu dan

mencuci piring. Klien mengeluh mual muntah semakin sering dan pusing

sejak tadi pagi. Sehingga suami klien membawa klien ke RS. Usia kehamilan

klien 13 minggu dan saat ini merupakan kehamilan yang pertama. Klien

mengatakan tidak nafsu makan.

4. Riwayat Kesehatan Terdahulu:

Tidak terkaji

5. Riwayat Kesehatan Keluarga:

Tidak terkaji

6. Riwayat Kehamilan:

Usia kehamilan klien 13 minggu dan saat ini merupakan kehamilan yang

pertama.

7. Pemeriksaan Fisik

TTV: TD 90/60 mmHg, N 89X/M, RR 22X/M, suhu aksilla 37,2° C

Head to Toe: bising usus 22x/M dan terdapat nyeri epigastrium. Bibir klien

kering, kongjungtiva pucat, turgor kulit menurun dan kondisi nya lemah. BB

saat ini 46 kg, BB sebelumnya 48 kg, TB 150 cm.

8. Diagnosa Medis:

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

B. Analisa Data

No Data Etiologi Asuhan Keperawatan

1. Ds:

-Klien mengeluh mual

muntah sejak 2hari yang

lalu.

-Klien mengeluh mual

muntah semakin sering

dan pusing sejak tadi pagi

-Klien mengatakan tidak

nafsu makan.

Mual muntah sejak 2hari

yang lalu

frekuensi mual muntah

meningkat

klien tidak nafsu makan

bb menurun 2kg

Nutris kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 12: Laporan CL 1 Hiperemesis

-Klien mengatakan saat

ini kehamilan yang

pertama

Do:

BB sebelum: 48kg

Saat ini: 46kg

Usia kehamilan :

13minggu

Terdapat nyeri

epigastrium

Kondisi klien saat ini

lemah

kondisi klien lemah

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

2. DS :

- Klien mengeluh

khawatir

terhadap kondisi

hamil

- Kehamilan

pertama

- Pasien mengeluh

mual dan muntah

DO :

(Tidak ada)

Ibu mengeluh mual-muntah

Semakin sering mual-muntah

Ibu khawatir terhadap

kondisi janinnya

ansietas

Ansietas

3. Ds:

- klien mengeluh mula

muntah sejak 2hari

yang lalu

- klien semakin sering

mula, muntah dan

pusing sejak pagi

2hr yang lalu klien mual,

muntah terus menerus

Mual muntah semakin sering

dan pusing sejak tadi pagi

Kekurangan volume

cairan

Page 13: Laporan CL 1 Hiperemesis

tadi

Do: TTV :

- TD 90/60 mmHg

- S: 37,2oC

- Turgor kulit

menurun dan

kondisi lemah

- BB↓ : sebelum 48

kg, sekarang 46 kg.

Bibir kering

Klien tidak nafsu makan

Usia kehamilan 13 minggu,

G1

Suami klien membawa klien

ke RS

TD 90/60 mmHg dan S

37,2oC

Bibir klien kering,

konjungtiva pucat, tugor

kulit menurun

Kondisi lemah

BB ↓

Kekurangan volume cairan

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif yang ditandai

dengan ↓ TD, ↓ turgor kulit, membrane mukosa kering, kulit kering, ↑

Suhu tubuh, ↓ BB, dan kelemahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, kekurangan

volume cairan klien dapat teratasi.

KH: setelah dilakukan evaluasi akan didapatkan hasil sesuai indicator.

NOC: Fluid Balance

Page 14: Laporan CL 1 Hiperemesis

Indicator 1 2 3 4 5

TD

Kestabilan BB

Tugor kulit

Kelembaban membrane mukosa

Anxietas

Pusing

Intervensi

NIC : Fluid Management

1. Mengatur terapi (cairan IV) yang ditentukan

2. Kaji dan monitor TTV

3. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, turgor kulit)

2. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

Kriteria hasil:

No Indikator : Nutritional Status 1 2 3 4 5

1. Intake nutrisi V

2. Intake makanan V

3. Energy V

Keterangan

1. Sangat jauh dari nilai normal

2. Sedikit jauh dari nilai normal

3. Jauh dari nilai normal

Page 15: Laporan CL 1 Hiperemesis

4. Dekat dengan nilai normal

5. normal

Intervensi : nutritional therapy

- Timbang berat badan klien

- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian multivitamin / suplemen

- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

3. Ansietas b.d krisis maturasi ditandai dengan klien mengeluh sangat

khawatir karena kehamilan pertama, mual dan mutah

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam 2 x 24 jam

diharapkan kondisi pasien membaik.

Kriteria hasil : Tercapai skala 4 – 5 pada NOC

NOC : Anxiety Level

indikator 1 2 3 4 5

Mengungkapkan

kecemasan

secara verbal

NOC : Anxiety Self-Control

indikator 1 2 3 4 5

Monitor

intensitas

kecemasan

Mengggunakan

teknik relaksasi

untuk

mengurangi

kecemasan

NOC : Nausea and Vommiting Severity

Page 16: Laporan CL 1 Hiperemesis

indikator 1 2 3 4 5

Frekuensi mual

Intensitas mual

Frekuensi

muntah

Intensitas

muntah

Penurunan BB

NIC : Anxiety Reduction

1. Bantu pasien untuk mengidentifiksi situasi yang menyebabkan

kecemasan

2. Anjurkan keluarga untuk selalu di dekat pasien untuk memberikan

dukungan

3. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.

NIC : Relaxation Therapy

1. Menjelaskan teknik relaksasi yang tersedia seperti musik, meditasi,

bernafas berirama, dll

2. Sediakan informasi tertulis tentang teknik relaksasi

3. Evaluasi dan dokumentasi respon terhadap terapi.

NIC : Energy Management

1. Monitor intake nutrisi menunjang sumber energi pasien agar adekuat

2. Konsultasikan dengan ahli gizi terkait meningkatkan intake yang tinggi

energi.

Page 17: Laporan CL 1 Hiperemesis

Referensi

Achadiat, Chrisdiono M, 2004, Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : EGC

Wiknjosastro,H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, bayi, & Keluarga. Jakarta : EGC

Manuaba,I,B,G; Manuaba,I,A,C; Manuaba,I,B,G,F. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri.

Jakarta:EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. et all. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Hidayati, Ratna.2009. Asuhan Keperawatan Kehamilan Fisiolgi dan Patologis. Jakarta :

Salemba Medika