MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2
description
Transcript of MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM2
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kllan
muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih
66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-
muntah. Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi maka disebut hiperemesis
gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05% sampai 2% dari semua kehamilan.
Hiperemesis gravidarum dapat mulai terjadi pada minggu ke 4-10 kehamilan dan
selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu. Selain dampak
fisiologis kehidupan wanita dan janinnya, Hiperemesis gravidarum memberikan dampak
secara psikologis, sosial, dan spiritual.
Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena wanita mengalami perubahan
yang sangat kompleks pada kehamilannya, hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan
kesendirian. Pernyataan ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Still, at all.(2001) yang
menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita dengan mual dan muntah mengalami stres dan
perpecahan dalam keluarga, gangguan emosional, dan gangguan fungsi sosial. Hal ini terjadi
pada wanita yang bekerja dimana hampir 50% mengalami penurunan efisiensi kerja, dan
25% membutuhkan waktu untuk istirahat bekerja.
Oleh karena itu keluarga perlu menggunakan mekanisme koping dalam mengatasi
keadaan ini, serta bisa menjadi sistem pendukung bagi kilen dalam mengahadapi masa krisis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana melaksanakan “asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum ?”
Page | 1
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui cara melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah Menambah pengetahuan serta informasi
mengenai Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum. Sehingga
mahasiswa/mahasiswi dapat lebih mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Hiperemesis Gravidarum.
Page | 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan sehingga
menimbulkan gejala klinis serta mengganggu kehidupan sehari-hari. (Ida Bagus,
2003)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehinga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual muntah
merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang
lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. (Mitayani, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan biasanya pada hamil muda
dimana penderita mengalami mual dan muntah yang berlebihan sehingga
mengganggu aktivitas dan kesehatan penderitanya. ( Achadiat, 2004)
Jadi Hiperemesis Gravidarum merupakan penyakit yang sifatnya bertahap
yaitu adanya emesis atau mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan hanya terjadi pada keadaan hamil saja.
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari kondisi ini dierkirakan karena adanya peningkatan kadar
hormone kehamilan secara cepat. Hormone ini disebut HCG (human chorionic
gonadtropin) yang diproduksi oleh ari-ari (placenta).
Penyebab gestrosis-hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti,
tetapi diduga terdapat factor berikut ini (Mitayani, 2009)
1. Psikologis, bergantung pada:
a. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya.
b. Apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
2. Fisik:
a. Terdapat kemungkinan masuknya Villi khorealisis ke dalam sirkulasi darah
ibu.
Page | 3
b. Terjadi peningkatan yang mencolok aatau belum beradaptasi dengan kenaikan
human chorionis gonado thopin.
c. Faktor konsentrasi human chorionis gonadothropin yang tinggi:
1) Primigravida lebih sering dati multigravida
2) Semakin meningkat pada mola hidatidosa, hamil ganda, dan hidramnion.
3) Faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hyperemesis gravidarum.
2.1.3 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
(Mitayani, 2009).
Page | 4
Pathways
Page | 5
Faktor alergi Peningkatan estrogenFaktor predisposisi
Penurunan pengossongan lambung
Peningkatan tekanan gaster
Emesis gravidarum
Penyesuaian Komplikasi
Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih
Dehidrasi Gangguan nutrisi kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi
berlebihan
hemokonsentrasiCairan eksta seluler
dan plasma
Aliran darah ke jaringan menurunGangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Metabolisme intra sel menurun
Perfusi jaringan otak
Penurunan kesadaran
Otot lemah
Kelemahan tubuh
Intoleransi aktifitas
2.1.4 Manifestasi Klinis
Pembagian Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut ( Manuaba,
2007) :
1. Tingkat I:
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan:
1) Dehidrasi turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke
esophagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Ferkuensi nadi sekitar 100x/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkat II:
a. Tampak lemah dan apatis
b. Dehidrasi sedang
c. Turgor kulit turun
d. Lidah mongering
e. Tampak icterus
f. Nadi meningkat. Temperature naik, tekanan darah turun
g. Hemokonsentrasi disertai oliguria
h. Badan keton dalam keringat dan air kencing
3. Tingkat kedua lanjutan:
a. Kardiovaskular:
1) Frekuensi nadi semakin cepat semakin cepat diatas 100x/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Panas badan meningkat
b. Liver fungsinya terganggu menimbulkan icterus yang khususnya tampak pada
mata
1) Fungsi lainnya terganggu
Page | 6
c. Ginjal: dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan:
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseron yang dapat diperkirakan dengan
baunya yang khas
d. Berat badan makin turun
e. Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat rupture esophagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom Mallory Weiss
3 Tingkat III:
a. Muntah berhenti atau terjadi muntah campur darah karena mukosa lambung
dan esophagus robek dan menimbulakan pendarahan
b. Sindrom Mallory Weiss
c. Keadaan kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
d. Terdapat enselopati Wernicle:
1) Nistafagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
e. Kardiovaskular:
1) Nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature meningkat
f. Gastrointestinal
1) Icterus semakin berat.
2) Terdapat timbunan aseton yang semakin tinggi dengan bau yang makin
tajam.
g. Ginjal:
1) Oliguria semakin berat dan menjadi anuria.
2.1.5 Pemeriksaan penunjang
1. Labolatorium
a. Darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estrio.
Page | 7
b. Urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang,
reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade i yang dilakukan :
elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis gravidarum urin terdapat
aseton.
2. USG
Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion
berkurang, derajat kematangan plasenta.
3. Pemeriksaan cardiotokografi (ctg)
Untuk mengetahui djj yang abnormal.
4. Pemeriksaan amnioskopi
Untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung
sel-sel.
5. Pemeriksan sitosol vaginal
Untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term.
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum menurut (Ai
Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010) dimulai dengan :
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan berumur 4 bulan.
b. Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil, tetapi lebih sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
Page | 8
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
f. Menjamin defekasi teratur.
g. Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula untuk
menghindarkan kekurangan karbohidrat.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan.
a. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital.
b. Vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot, serta meningkatkan
pertumbuhan dan perbaikan sel (Admin, 2007) dan B6 berfungsi
menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu hamil dan juga
membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah
(Admin, 2007).
c. Antihistaminika juga dianjurkan.
d. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti diklomin
hidrokhloride, avomin (Winkjosastro, 2005).
3. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk sampai muntah berhenti dan
pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak diberikan makan
dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan sertamenghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini
(Wiknjosastro, 2005).
Page | 9
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan sosial dinilai
cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum (Admin, 2008).
5. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat–zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. (Taufan Nugroho,
2010).
6. Terapi parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan
bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
dibuat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksakan sehari-hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu dan
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah
dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaaan akan bertambah baik (Ai Yeyeh
Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010).
Page | 10
7. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihak
lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital
(Wiknjosastro, 2005).
8. Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur
esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang (setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu
menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami
BBLR, IUGR, Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).
Page | 11
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
1. Data focus pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnosa medis, tindakan medis.
2) Identitas Penanggung jawab
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, hubungan dengan klien, sumber biaya.
2. Data Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan
muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan
terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga
ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
2) kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan
saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
d. Riwayat haid
1) Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
2) Siklus 28-30 hari.
3) Lamanya 5-7 hari.
4) Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
Page | 12
5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan
muntah.
e. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.
f. Riwayat kehamilan
1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat
badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
g. Riwayat kontrasepsi
untuk mengetahui apakah klien pernah menggunakan alat kontraepsi lain atau
tidak dan apa ada keluhan saat menggunakan kontrasepsi.
h. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi : dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama
hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan,
kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak klien minum dalam 1
hari. Pada klien hiperemesis gravidarum grade asupan makan dan minum
berkurang, ibu mengalami mual dan muntah setelah makan.
2) Eliminasi : dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK klien sebelum
dan selama hamil. BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau.
Serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah. Pada kasus
hiperemesis gravidarum frekuensi urin berkurang diakibatkan karena adanya
dehidrasi.
3) Aktifitas : dikaji untuk mengetahui pola aktifitas sehari-hari. Pada pasien
hiperemesis gravidarum aktifitas menjadi terganggu.
4) Istirahat : dikaji untuk mengetahui pola istirahat tidur pasien. Berapa lama
waktu pasien tidur siang dan tidur malam. Pada klien hiperemesis
gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang karena adanya gangguan
rasa nyaman klien mengalami mual dan muntah.
Page | 13
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
b. Sistem Kadiovaskuler
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit)
dapat menunjukan dehidrasi hipovolemia.. Pada penyakit yang berat dan
berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi.
c. Sistem Gastrointestinal
Suara Abdomen, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, mata cekung dan lidah kering. Perubahan konstipasi
feses, konstipasi. Kulit dan membran mukosa tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat
erosi pada bibir dan wajah bagian bawah. Lidah tampak merah, kering dan
pecah-pecah. Faring kering dan merah dan pernafasan berbau busuk dengan
bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
d. Sistem perkemihan
Oliguri, nyeri kostovertebral dan suprapubik. perubahan frekuensi berkemih.
e. Sistem Integumen
Kulit dan membran mukosa tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat
menjadi kurus.
f. Sistem reproduksi
Uterus lunak dan membesar sesuai dengan umur gestasi. Penghentian
menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik. Mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae,
terdapat kloasma garvidarum.
Page | 14
g. Keadaan janin
Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin.
4. Data psikologis
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,
mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih,
serta kekecewaan dapat memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping)
yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta
dukungan dari keluarga dan perawat.
5. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini diperkirakan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
2.2.2 Diagnosis Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemungkinan
diagnosis keperawtan yang dapat ditegakan ( Mitayani, 2009)
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang
berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal.
Page | 15
2.2.4 Intervensi Keperawatan (Mitayani, 2009)
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan:
Kebutuhan Cairan dan elektrolit terpenuhi.
No. Intervensi Rasional
1. Istirahatkan ibu ditempat yang
nyaman
Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi
kerja yang membuat metabolisme tidak
meingkat, sehingga tidak merangsang
terjadinya mual dan muntah.
2. Pantau tanda-tanda vital serta
tanda-tanda dehidrasi
Dengan mengobservasi tanda-tanda
kekurangan cairan dapat diketahui sejauh
mana keadaan umum dan kekurangan cairan
pada ibu. Tekanan darah turun, suhu
meningkat, dan nadi meningkat merupakan
tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian cairan infus
Pemberian cairan infus dapat mengganti
jumlah cairan elektrolit yang paling hilang
dengan cepat, sehingga dapat mencegah
keadaan yang lebih buruk pada ibu.
4. Pantau tetesan cairan infus Jumlah tetsan infus yang tidak tepat tepat
dapat menyebabkan terjadinya kelebihan
dan kekurangan cairan didalam sistema
sirkulasi.
5. Catat intake dan output Dengan mengetahui intake dan output cairan
diketahui keseimbangan cairan didalam
tubuh.
6. Setelah 24 jam anjurkan untuk
minum tiap jam
Minum yang sering dapat menambah
pemasukan cairan melalui oral.
Page | 16
2. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang
terus-menerus.
Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
No. Intervensi Rasional
1. Kaji kebutuhan nutrisi ibu Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu
dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi
pada ibu dan menentukan langkah
selanjutnya.
2. Observasi tanda-tanda
kekurangan nutrisi
Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan
nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3. Setelah 24 jam pertama beri
makanan dalam porsi kecil
tetapi sering
Makanan dalam porsi kecil dapat
mengurangi pemenuhan lambung dan
mengurangi kerja peristaltik usus serta
memudahkan proses penyerapan.
4. Berikan makanan dalam keadan
hangat dan bervariasi
Makanan yang bervariasi untuk menambah
nafsu makan ibu, sehingga diharapkan
kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.
5. Berikan makanan yang tidak
berlemak dan berminyak
Makanan yang tidak berlemak dan
berminyak mengurangi rangsangan saluran
pencernaan, sehingga diharapkan mual dan
muntah berkurang.
6. Anjurkan klien untuk memakan
makanan yang kering dan tidak
merangsang pencernaan (roti
kering dan biskuit)
Makanan kering tidak merangsang
pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
7. Berikan ibu motivasi agar mau Ibu merasa siperhatikan dan berusaha
Page | 17
menghabiskan makanan menghabiskan makanannya
8. Timbang berat badan ibu Dengan menimbang berat badan dapat
diketahui keseimbangan berat badan sesuai
usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.
3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah beruang.
Tujuan:
Rasa nyaman terpenuhi
No. Intervensi Rasional
1. Observasi tingkat nyeri Dengan mengobservasi tingkat nyeri dapat
diketahui tingakat nyeri pada ibu dan
menentukan tindakan selanjutnya.
1. Atur posisi ibu dengan kepala
lebih tinggi selama 30 menit
setelah makan
Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat
mengurangi tekanan pada gastrointestinal,
sehingga dapat mencegah muntah yang
berulang.
2. Perhatikan kebersihan mulut ibu
sesudah dan sebelum makan
Kebersihan mulut yang baik dan terpelihara
dapat menimbulkan rasa nyaman juga
diharapan dapat mengurangi mual dan muntah.
Alihkan perhatian ibu pada hal
yang menyenangkan
Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu
dapat melupakan rasa nyeri akibat muntah yang
berulang.
Anjurkan ibu untuk beristirahat
yang cukup dan membatasi
pengunjung
Dengan istirahat yang cukup dan membatasi
pengunjung dapat menambah ketenangan pada
ibu
Kolaborasi dalam pemebrian
antiemetik dan sedatif dengan
dokter
Obat antiemetik mengurangi muntah dan obat
sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.
Page | 18
4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan:
Pola pertahanan diri efektif
No. Intervensi Rasional
1. Bantu ibu untuk mengungkapkan
perasaannya secara langsung
terhadap kehamilan.
Dengan mengungkapkan perasaannya,
dapat diketahui reaksi ibu terhadap
kehamilannya.
2. Dengarkan keluhan ibu dengan
penuh perhatian
Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri
dalam mengatasi masalahnya.
3. Diskusikan bersama ibu
mengenai masalah yang
dihadapai dan pemecahan
masalah yang dapat dilakukan.
Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu
dalam menghadapi masalahnya.
4. Bantú ibu untuk memecahkan
masalahnya, terutama yang
berhubungan dengan kehamilan.
Dengan membantu memecahkan masalah
ibu, maka perawat dapat menemukan pola
koping ibu yang efektif.
5. Dukung ibu dalam menemukan
pemecahanmasalah yang
konstruktif.
Dukungan dapat menambah rasa percaya
diri ibu dalam menemukan pemecahan
masalah
6. Libatkan keluarga dalam
kehamilan ibu
Keluarga dapat diajak bekerja sama dalam
memberikan dukungan pada ibu terhadap
kehamilanya.
7. Kolaborasi dengan ahli psikiatri
jika diperlukan
Untuk mengetahui adanya kemungkinan
faktor psikologis yang lebih berat sebagai
Page | 19
penyebab masalah.
5. Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurang dengan
berkurangnya peredaran darah makanan ke janin.
Tujuan:
Perkembangan janin tidak terganggu
No. Intervensi Rasional
1. Jelasakan pada ibu mengenai
pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan
dan perkembangan
Agar ibu menyadari akan pentingnya
nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui
akan kebutuhan nutrisinya.
2. Periksa fundus uteri Tinggi fundus uterus yang tidak
sesuai dengan usia kehamilan dapat
menjadi bahan penilaian akan nutrisi
janin.
3. Pantau denyut jantung janin Denyut jantung yang masih dalam
keadaan normal dan aktif menandakan
janin masih dalam keadaan baik.
Page | 20
BAB III
TINJAUAN KASUS
KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM II
Ny.A datang dengan keluarganya ke Rumah sakit pada tanggal 13 April 2015. Ny.A
sedang hamil 10 Minggu HPHT 15 Januari 2015 TP 22 oktober 2015 ,tes pemeriksaan
kehamilan (+) oleh sendiri tanggal 20 Februari 2015. Tn.B suami ibu mengatakan istrinya hamil
pertama belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan sering mual-
muntah, terlihat lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit dan belum
BAB sejak 2 hari yang lalu. Gejala ini diperberat semenjak 2 minggu yang lalu. Pola makan ibu
biasanya 4 kali sehari dengan menu nasi sayur, daging, tempe dan buah sedangkan minum habis
±2-3 luter/hari. Semenjak hamil ibu jarang makan hanya 1x dalam sehari. Tn.B mengatakan
istrinya takut akan kehamilan dan persalinannya dan mengaku belum siap terhadap tanggung
jawabnya sebagai ibu.
Hasil pemeriksaan menunjukan:
Keadaan umum lemas, kesadaran compos mentis TD 80/60, nadi 110 x/menit, suhu
37,80C, respirasi 24x/menit. BB 47kg, BB sebelum hamil 50kg penurunan 3kg, TB 155cm.
Pemeriksaan sistematis kepala, rambut: Hitam, bersih. Muka: simetris dan agak pucat, tidak ada
oedema, mata conjungtiva anemis sclera ikterik mata tampak cekung. Mulut kering, agak bau
mulut, nafas bau aseton, tidak ada caries, lidah mongering dan kotor Telinga: tidak ada serumen.
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Payudara membesar kanan
dan kiri, tumor tidak ada, areola hyperpigmentasi, putting susu tidak menonjol, kolostrum belum
ada. Jantung terdengar lup dup, regular, paru-paru tidak ada wheezing dan ronchi. Abdomen
inspeksi tidak ada bekas operasi, perut belum terlihat membesar, palpasi janin teraba
ballottement. Anogenital tidak ada oedema, tidak ada varises. Ekstrimitas tungkai simetris kanan
dan kiri, tidak ada oedema, releks patella positif kiri dan kanan, tidak ada varises, turgor kulit
Page | 21
makin berkurang. Pemeriksaan penunjang Hb: 10,2 gr%, urine : protein (+) 1, reduksi negative,
sedimen ada.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A G1P0A0 DENGAN
HIPERMESIS GRAVIDUM TINGKAT II
DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Identitas
1) Pasien
a) Nama : Ny A
b) Tempat/tgl lahir/umur : Bandung/ 24 Januari 1993/ 21 tahun
c) Agama : Islam
d) Status perkawinan : Menikah
e) Pendidikan terakhir : SMA
f) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g) Alamat : jl. Sukaati 24 garunggag kulon kecamatan sukajadi
h) Suku Bangsa : sunda
i) Diagnosa Medis : hiperemesis gravidum
j) Nomor RM/CM : 001002003
k) Tanggal Masuk RS : 13 April 2015
2) Penanggung jawab
a) Nama : Tn B
b) Umur : 23 tahun
c) Hubungan dengan klien : Suami
d) Pendidikan terakhir : SMA
e) Pekerjaan : Karyawan Swasta
Page | 22
f) Alamat : jl. Sukaati 24 garunggag kulon kecamatan sukajadi
g) Hubungan : Suami
b. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus haid : Teratur (+ 28 hari)
3) Lama : 5-6 hari
4) Karakteristik : Cair, kadang bergumpal, berwarna merah segar, ganti
pembalut 2-3 x/hr.
5) Dismenorohoe : tidak pernah
6) Fluor albus : Ya, 2-3 hari sebelum haid
c. Riwayat perkawinan
Klien mengatakan menikah diusia 20 tahun.
d. Riwayat kehamilan sekarang
1) Paritas : Gravida 1, minggu ke-10
2) HPHT : 15 januari 2015
3) TP : 22 oktober 2015
4) Siklus Haid : 28 hari
5) Pergerakan janin terakhir : belum dapat dirasakan pergerakan janin
6) Pergerakan yang dirasakan terakhir : belum dapat dirasakan pergerakan janin
oleh ibu
7) Tanda-tanda bahaya atau penyulit : belum ditemukan
8) Obat yang di konsumsi : tidak ada
9) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : klien takut akan kehamilannya
e. Riwayat kehamialan, persalinan dan nifas yang lalu
No Waktu
persalia
n
Usia
persalinan
Jenis
persali
nan
Penolon
g
Penyul
it
Keadaa
n nifas
Anak
J
K
B
B
H/
M
Kelaina
n
- - - - - - - - - - -
Page | 23
f. Riwayat KB
1) Jenis : tidak ada
2) Lama : tidak ada
3) Alasan pelepasan : belum pernah menggunakan konrasepsi
4) Dukungan keluarga : keluarga mendukung dalam pengguanaan
alat kontrasepsi
5) Pengambilan keputusan dalam keluarga: suami
g. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak awal kehamilan pasien sering mengalami mual, muntah. Klien
mengatakan mual, muntah disertai persaan lemah dan tidak nafsu makan.
Gejala ini semakin berat semenjak 2 hari yang lau sampai-sampai urine
pasien sedikit dan pasien sulit untuk BAB. Sehingga akhirnya keluarga
membawa klien ke rumah sakit pada tanggal 13 April 2015.
b) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 14 April 2015 klien mengeluh mual
dan muntah. Mual dan muntah bertambah apabila ada makanan yang masuk.
2) Riwayat kesehatan yang dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit gastritis.
3) Riwayat kesehatan yang keluarga
Klien mengatakn dikeluarganya tidak terdapat riwayat kehamilan ganda/ kembar.
Page | 24
h. Pola aktivitas sehari-hari
No Aktivitas Sebelum hamil Selama Hamil
1 Nutrisi:
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Jumlah
Keluhan
b. Minum
Jenis dan
frekuensi
4x sehari
Nasi, tempe, sayur,
buah
250 gr
Tidak ada keluhan
Air putih : 8-10 gelas/
hari (1 gelas = 250 ml)
1x sehari
Bubur dan lauk pauk
100 gr
Mual, muntah
Air putih : 5-6 gelas/
hari (1 gelas = 250 ml)
2 Eliminasi:
a. BAK
Frekuensi
Warna
Keluhan
b. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
5-6 x sehari
Kuning
Tidak ada keluhan
1 x sehari
Lembek
Kuning
Tidak ada keluhan
2-3 x sehari
Kuning
Tidak ada keluhan
Semenjak 2 hari
sebelum masuk rumah
sakit pasien belum
BAB
-
-
-
Page | 25
3 Istirahat Tidur
Jumlah
Pola
Keluhan
7 jam
21.00-04.00
Tidak ada keluhan
5 jam
20.00-24.00, 03.00-
04.00
Sulit tidur
4 Personal Hygiene:
a. Mandi
Frekuensi
Cara Pemenuhan
b. Gosok Gigi
Frekuensi
Cara Pemenuhan
c. Keramas
Frekuensi
Cara Pemenuhan
d. Vulva hygiene
e. Perawatan
Payudara
f. Ganti pakaian
dalam
Jenis bahan
2 x sehari
mandiri
2 x sehari
Mandiri
3 kali seminggu
Mandiri
Hanya dibasuh air
Dilakukan saat mandi,
tanpa pijatan dan
prosedur khusus
2x sehari
Kain katun
2x sehari
mandiri
2x/hari
mandiri
1 kali seminggu
mandiri
Bersamaan saat mandi
tanpa tindakan khusus
2x sehari
Kain katun
5 Pola aktivitas Melakukan pekerjaan
rumah tangga dan tidak
pernah melakukan
olahraga
Tidak melakukan
pekerjaan sehari-hari
dan tidak pernah
olahraga karena lemas
Page | 26
dan sakit kepala.
6 Hubungan Seksual 2x seminggu 1x seminggu
i. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum:
Kesadaran : Compos Mentis ( E=4 , M=6 , V=5 )
2) Tanda-Tanda Vital : TD = 80/60 mmHg ;
Nadi = 110x/menit ;
Respirasi = 24x/menit;
Suhu = 38,7 oC
3) Antropometri : Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan Sebelum Hamil : 50 Kg
Berat Badan Sekarang :47 Kg
IMT : 19,6
4) Sistem Pernafasan
Hidung simetris, Selaput mukosa hidung merah muda, tidak ada pernafasan
cuping hidung, bentuk dada simetris, pengembangan otot pernapasan simetris,
tidak ada retraksi intercosta. paru-paru tidak ada wheezing dan ronchi.
5) Sistem Kadiovaskuler
Akral teraba hangat, tidak ada peningkatan vena jugularis. terdengar bunyi
jantung S1 dan S2, bunyi regular, tidak terdapat bunyi murmur, gallop, CRT 2
detik.
6) Sistem Gastrointestinal
Rambut hitam , bersih, tidak mudah rontok. Sclera ikterik, mulut. Mata tampak
cekung. Bibir kering, agak bau mulut, nafas berbau aseton, tidak ada caries, lidah
mengering dan kotor. Gusi berwarna pucat, tidak terdapat pembengkakan, dan
tidak terdapat perdarahan. Terdapat refleks menelan, bising usus 15x/menit, tidak
terdapat benjolan pada anus.
Page | 27
7) Sistem persarafan
Klien dapat merasakan sensasi rasa panas, dingin, tajam, tumpul. Reflek patela
+1/+1.
8) Sistem Endokrin
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
9) Sistem perkemihan
Tidak terdapat keluhan, kandung kemih klien rata, klien mengatakan BAK 3 kali
sehari.
10) Sistem Muskuloskeletal
Bentuk dan ukuran extremitas bawah simetris, tidak ada edema reflek patela +1
/+1 ,.
11) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit semakin menurun.
12) THT
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan pada lubang
telinga.
13) Sistem Penglihatan
Mata kanan dan kiri simetris, alis kanan dan kiri simetris, konjungtiva berwarna
pucat, sclera ikterik, tidak terdapat edema pada kelopok mata, terdapat refleks
berkedip..
14) Sistem reproduksi
a) Payudara
Payudara kiri dan kanan membesar, puting susu tidak menonjol, kolostrum
belum ada. Aerola iperpigmentasi.
b) Abdomen dan uterus
Pada abdomen tidak ada bekas luka, perut belum terlihat membesar, palpasi
janin teraba ballottement.
c) Vulva dan Vagina
Page | 28
Pada kedua kedua labia berwarna merah muda, tidak terdapat varises, tidak
terdapat perlukaan, tidak terdapat pengeluaran darah atau nanah.
j. Data psikologis
1) Status emosi : Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak karena takut
akan kehamilannya dan belum siap untuk menjadi seorang ibu
2) Pola koping : Klien mengatakan jika mempunyai masalah klien
membicarakan kepada suaminya.
3) Pola komunikasi : Verbal dan non verbal klien lancer
4) Konsep diri
a) Gambaran diri :klien menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak
mempermasalahkan perubahan bentuk tubuhnya karena kehamilan.
b) Peran diri : Klien sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga
c) Ideal diri : Klien berharap anaknya lahir dengan selamat dan Sehat
d) Harga diri : Klien merasa telah menjadi wanita seutuhnya karena bisa hamil
dan memberikan keturunan, dan klien mengatakan bahwa seluruh
keluarganya sangat senang dengan kehamilannya.
e) Identitas diri: Klien merasa bangga sebagai wanita karena dapat menjadi
seorang istri yang dapat memberikan keturunan
k. Data sosial
1) Dengan keluarga dan tetangga : Klien mengatakan hubungan klien dengan
keluarga dan tetangga baik, hal ini dapat dengan banyaknya tetangga dan
keluarga yang menjenguk.
2) Dengan petugas : Klien kooperatif dengan tenaga kesehatan.
3) Dengan sesama pasien : Klien mengatakan belum berkomunikasi
dengan pasien sebelahnya.
l. Data spiritual
Page | 29
Klien beragama islam dan selama hamil klien selalu beribadah serta klien yakin atas
kebesaran Allah bahwa dirinya dapat sembuh. Namun pasien belum siap dengan
tanggung jawabnya sebgai ibu.
m. Data penunjang
No Hari/tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 15 april 2015 Hematologi
a. Hemoglobin 10,2 g/dL 12,0 – 16,0 g/dL
2 15 april 2015 Urin
a. protein
b. reduksi urine
c. sedimen
+1
Negative
Ada
2. Analisa Data
NO DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH
1 DS :
a. Klien mengatakan BAK nya sedikit
DO :
a. Mukosa bibir kering
b. Nafas bau asetonc. Mata cekungd. Lidah mengering
dan kotore. Turgor kulit makin
berkurangf. Protein urine (+)
Hiperemesis gravidarum
Kehilangan cairan berlebih
Dehidrasi
Cairan ekstra sel dan plasma
Kekurangan cairan dan eloktoril
Kekurangan cairan dan elektrolit.
Page | 30
2 DS :
a. Suami mengatakan istrinya sering mual muntah
b. Suami mengatakan nafsu makan istrinya berkurang
DO :
a. BB menurun ( BB sebelum hamil 50 kg, BB saat hamil 47 kg)
b. Klien Nampak lemah
c. Makan hanya 1xsehari
d. Konjungtiva anemis
e. Hb=10,2 gr%f. bising usus
15x/menit
peningkatan estrogen
penurunan pengosongan lambung
peningkatan tekanan gaster
emesis gravidarum
hiperemesis gravidarum
intake nutrisi menurun
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus.
3 DS :
a. klien mengatakan takut akan kehamilan dan persalinannya
b. klien mengatakan belum siap terhadap tangguang jawabnya sebagai seorang ibu
DO :
Kehamilan
Perubahan peran
cemas
tidak efektif pola pertahana diri
Tidak efektifnya pola pertahanan diri
3. Diagnose Keperawatan
Page | 31
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan
dan pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat mual dan muntah terus menerus.
c. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
4. Intervensi Keperawatan
No. DiagnosaKeperawatan
PerencanaanTujuan Intervensi Rasional
1 Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengn muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil:1. Mukosa bibir
lembab2. Tidak terdapat
tanda-tanda dehidrasi
3. Turgor kulit baik
1. Anjurkan untuk minum tiap jam
2. Catat intake dan output
3. Pantau tetesan cairan infus20tetes/menit
4. Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi
1. Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui oral.
2. Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan didalam tubuh.
3. Jumlah tetsan infus yang tidak tepat tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan didalam sistema sirkulasi.
4. Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan darah turun, suhu
Page | 32
5. Kolaborasi dengan dokter dalam emberian cairan infuse
meningkat, dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
5. Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang paling hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan mual dan muntah terus menerus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil:1. Terjadi
peningkatan berat badan
2. Konjungtiva tidak anemis
3. Nafsu makan pasien meningkat
1. Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering
2. Berikan makanan dalam keadan hangat dan bervariasi
3. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit)
4. Berikan ibu
1. Makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.
2. Makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.
3. Makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
4. Ibu merasa
Page | 33
motivasi agar mau menghabiskan makanan
5. Observasi kebutuhan nutrisi ibu
6. Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
7. Timbang berat badan ibu
diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya
5. Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
6. Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan
7. Dengan menimbang berat badan dapat diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.
3 Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa pola pertahanan diri pasie dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil :Pasien mampu menerima perubahan perannya sebagai seorang ibu
1. Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilan.
2. Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
3. Diskusikan bersama ibu
1. Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya
2. Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi masalahnya
3. Melalui diskusi dapat diketahui
Page | 34
mengenai masalah yang dihadapai dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.
4. Bantú ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilan.
5. Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu
6. Kolaborasi dengan ahli psikiatri jika diperlukan
koping ibu dalam menghadapi masalahnya.
4. Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pola koping ibu yang efektif.
5. Keluarga dapat diajak bekerja sama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap kehamilanya.
6. Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai penyebab masalah.
BAB IV
Page | 35
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hiperemesis Gravidarum merupakan penyakit yg sifatnya bertahap yaitu adanya
emesis atau mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan hanya
terjadi pada keadaan hamil saja. Penyababnya belum ditemukan secara pasti namun dapat
dari penyebab fisik maupun psikologis. Biasanya perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energy. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hiperemesis gravidarum. Untuk
tanda dan gejalanya dapat dibagi 3 tingkatan yaitu tingkat 1 : ringan, tingkat 2 : sedang dan
tingkat 3 : berat.
4.2 SARAN
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus mampu mengenali tanda-tanda hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil, salah satunya tanda-tanda ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum yaitu mual dan mutah secara terus menerus dan tidak adanya nafsu makan.
Tenaga kesehatan berperan penting terhadap kesehatan ibu dan janin agar ibu dan janin tetap
dalam keadaan aman dan sehat. Maka dari itu kita sebagai seorang perawat mampu
memperluas pengetahuan dari berbagai ilmu, tidak hanya ilmu kesehatan melainkan ilmu di
luar keseahtan.
DAFTAR PUSTAKA
Page | 36
Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur tetap obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC
Bagus Ida Gde, (2003). Penuntun Kepaniteraan klinik obsetri dan ginekologi. Jakarta: Penerbitan
Buku Kedokteran EGC
Bagus Ida Gde, (2007). Pengantar Kuliah obstetric. Jakarta: Penerbitan Kedokteran EGC
Manuaba, ida bagus gde & Manuaba chandranita I.A dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric.
3Jakarta : EGC
Mitayani, (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.
Page | 37