Laporan bab i budaya k3

22
1. Tugas 1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya. Harmful irritant (bahaya, iritasi) Benzyl Klorida,Aseton Explosive (bersifat mudah meledak) NH 4 NO 3 , C7H5N3O6 Corrosive (korosif) Klor, Belerang dioksida Oxidizing (pengoksid asi) H 2 O 2 , KCl 0 3 Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan) Petroleum Bensin, Toxic (beracun) Arsen triklorida, Merkuri klorida Flammable (mudah terbakar) C 6 H 6 ,Aseton

Transcript of Laporan bab i budaya k3

Page 1: Laporan bab i budaya k3

1. Tugas1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya.

Harmful irritant (bahaya, iritasi)

Benzyl Klorida,Aseton

Explosive (bersifat mudah meledak)

NH 4 NO3, C7H5N3O6

Corrosive (korosif)Klor, Belerang dioksida

Oxidizing (pengoksidasi)H 2O2, KCl 03

Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Petroleum Bensin,

Toxic (beracun) Arsen triklorida, Merkuri klorida

Flammable (mudah terbakar)

C6 H6,Aseton

Page 2: Laporan bab i budaya k3

1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia

MSDS Benzyl Klorida

Bentuk CairBau MenyengatRasa Tidak TersediaBerat Molekul 126.59 g/moleWarna Tidak BewarnapH (1%) Tidak DitemukanTitik Didih 179°C (354.2°F)Titik Leleh -43°C (-45.4°F)Titik Nyala Not available.Tekanan Uap 0.1 kPa (@ 20°C)Densitas 4.36 (Air = 1)Keatsirian 100% (v/v).

MSDS Aseton

Bentuk cairWarna tidak berwarnaBau menyengatRentang/titik lebur -95.35 °CRentang/titik didih 56.2 °CTitik nyala -20 °CSuhu swa-sulut/suhupenyulutan otomatis 465 °CBatas ledakan bawah 2.6 %(V)Batas ledakan atas 12.8 %(V)Tekanan uap 307.974 hPa; 25 °CDensitas 0.79 g/cm3Kelarutan dalam air larutViskositas, kinematis 0.4 mm2/sBerat jenis uap relatif 2

MSDS NH 4 NO3

Bentuk PadatBau Tidak berbauRasa Tidak TersediaBerat Molekul 80.05 g/moleWarna Tidak TersediapH (1%) 4.5 - 6.0 @ 25 deg.Titik Didih 210°C (410°F)Titik Leleh 169.6°C (337.3°F)Titik Nyata Tidak TersediaTekanan Uap Not applicable.Densitas Tidak TersediaKeatsirian Tidak TersediaKelarutan dalam air Tidak Tersedia

Page 3: Laporan bab i budaya k3

MSDS TNT

Keadaan fisik pada suhu kamar kuning, berbau padatBerat Molekul (g/ mol) 227,13Kelarutan air (% pada 20°C) 0,013Koefisien partisi (KOW) 1,6Titik didih(°C) 240Titik lebur(°C) 80,8Tekanan uap pada 20°C(mm Hg)1,99 x 10-4Densitas (g/cm3 pada 20°C) 1,654

MSDS Klor

Penampilan Kuning-kehijauan gasGravitasi gas Gas kering (2.48 @ 0°C)Kelarutan Larut (1.47 @ 0/4°C)Bau TajamTitik Leleh -101°C (-150°F)Berat molekul 70.9Mudah menguap >99.5 Tekanan uap 73 psia @ 50°FDaya larut dalam air Sedikit LarutDensitas 2.5 (Air=1)

MSDS Belerang Dioksida

Penampilan Tidak Berwarna gasSolubility (water) TerlarutBau Berbau tajamSpecific Gravity Tidak TersediapH ACIDIC %Volatiles Tidak tersediaTekanan uap Tidak tersediaMudah terbakar Tidak mudah terbakarDensitas uap Tidak tersediaTitik api Tidak bersangkutanTitik didih -10°C Upper Explosion Limit Tidak bersangkutanTitik leleh -72.4°C Lower Explosion Limit Tidak bersangkutanEvaporation Rate Tidak tersedia

Autoignition Temperature Tidak tersedia

MSDS H 2O2

Penampilan tak berwarna ,sedikit kaburBau berbau seperti bunga dan buahpH berkonsentrasi 5,0Bentuk fisik cairanGravitasi 1,035

Page 4: Laporan bab i budaya k3

Viskositas tidak kentalTitik didih N.APTitik lebur N.APUEL N.APLEL N.APTingkat penguapan N.APTekanan uap N.APDensitas N.APKelarutan larut

MSDS KCl 03

Keadaan fisik dan penampilan SolidBau Tidak tersediaRasa Tidak tersediaBerat molekul 122,55 g/mlWarna Tidak tersediapH(1%) Tidak tersediaTitik didih TeruraiTitik lebur 368 °CSuhu Kritis Tidak TersediaBerat Jenis 2,34(Air=1)Tekanan uap Tidak dipakaiDensitas uap Tidak tersedia

MSDS Petroleum Eter

Fisik dan Penampilan CairBau RinganRasa Tidak TersediaBerat Molekul Tidak tersediaWarna BeningpH (1% soln/water) Tidak tercantumTitik didih 60°C (140°F)Titik leleh Tidak tersediaSuhu kritis Tidak tersediaSpecific Gravity 0.7 (Water = 1)Tekanan uap Tidak tersedia.disensitas 3.9 (Air = 1)Volatility Tidak tersediaOdor Threshold Tidak tersediaWater/Oil Dist .Coeff Tidak tersediaIonicity (in Water) Tidak tersediaDispersion Properties Tidak tersedia.Solubility Larut dalam air dingin

MSDS Arsen triklorida

Fisik dan Penampilan PadatBau Tidak TersediaRasa Tidak TersediaBerat Molekul 74.92 g/molWarna Seperti perak

Page 5: Laporan bab i budaya k3

pH (1% soln/water): Tidak TercantumTitik didih Tidak tersediaTitik leleh 615°C (1139°F)Suhu Kritis Tidak tersediagravitasi 5.72 (Water = 1)Tekanan uap tidak tercantumDensitas uap tidak tersediaViskositas Tidak tersediaOdor Threshold Tidak tersediaWater/Oil Dist. Coeff. Tidak tersediaKelarutan (in Water) Tidak tersediaDispersion Properties Tidak tersediaSolubility: Dapat larut dalam air dingin, air panas

MSDS Merkuri klorida/ HgCl2

Potensi Efek Kesehatan Akut:

Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh. Terkena mata akan mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena kulit dapat menyebabkan peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan atau pernapasan, yang ditandai dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika terhirup dalam waktu yang sangat lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru, tersedak, pingsan bahkan kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang-kadang, memerah.

Potensi Efek Kesehatan kronis:

Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dan terhirup. Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan ragi. Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea. Substansi mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ. Paparan berulang dari mata ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi mata. Paparan berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau dermatitis. Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau organ manusia banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat menyebabkan pernafasan kronis iritasi.

MSDS C6 H6/ Benzena

Page 6: Laporan bab i budaya k3

Benzena merupakan cairan yang tak berwarna, baunya yang khas, mudah menguap, larutdalam pelarut yang sedikit polar dan nonpolar seperti eter dan tetraklorometana dan tidak larut dalam pelarut polar seperti air tapi. Bersifat karsinogenik, mutagenik, mudah terbakar,iritan, dan toksik.

Efek terhadap kesehatan :

Bila terkena bisa menimbulkan iritasi pada mata, dan kulit.Dapat mengakibatkan kanker, dapat menyebabkan kerusakan gen yang diturunkan, bilatertelan maka akan menyababkan kerusakan paru-paru.

Nilai ambang batas :

10 ppm (32 mg/m

Toksisitas :

LDLO : 50 mg/kg (IUCLID)

MSDS Aseton

Tindakan Penanggulangan KebakaranMedia pemadam yang sesuai Semprotan air, Busa tahan-alkohol, Bahan kimia kering,Karbon dioksida (CO2)Media pemadam yangtidak boleh digunakankarena alasankeselamatanTidak tersedia informasi.Bahaya tertentu selamamemadamkan kebakaranApi bisa meluncur balik pada rentang jarak yang cukuppanjang.Alat perlindungan khususbagi petugas pemadamkebakaranPakai alat bantu pernapasan SCBA dan pakaian pelindung. Alat Pelindung DiriPerlindungan pernapasan Pada kondisi ventilasi yang tidak baik, kenakan peralatanpernapasan yang cocok.Pelindung tangan sarung tangan cocok untuk kontak permanen:Materi: karet butilWaktu terobosan: 4 hKetebalan bahan: 0.5 mmsarung tangan tidak cocokMateri: Polivinilklorida, kulit, karet nitril/getah nitril, karetalam/getah alamPelindung mata Kacamata-pengaman berpelindung-sampingPelindung kulit dan tubuh Pakaian pelindung, Sepatu pengamanTindakan higienis Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan segera setelahmenangani produk.

Page 7: Laporan bab i budaya k3

Langkah-langkahPerlindungan Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai1.3 Fungsi Lemari Asam dalam Laboratorium Kimia

Sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat (asam/basa) atau logam alkali yang berbahaya yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan tempat untuk penggunaan bahan kimia yang mudah menguap (asam, oksidator kuat). Lemari asam menyedot semua gas-gas yang terbentuk dari senyawa kimia atau gas yang mudah menguap dengan menggunakan motor blower dan dibuang di udara bebas. Sekarang ini Lemari Asam dilengkapi dengan wet scrubber yang berfungsi untuk menjebak dan menetralisir  gas/uap/kabut sebelum dibuang ke udara bebas – yang harapannya aman bagi lingkungan.

Lemari Asam harus sesuai fungsi dan kegunaannya. Lemari Asam harus kokoh, kuat, tahan kimia, tahan panas, tahan asam dan penyedotan gas/uap/kabut berjalan dengan baik (Sumardjo,2006).

Page 8: Laporan bab i budaya k3

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pipet Volum

Alat Laboratorium yang bagian tengahnya terdapat skala tertentu yang digunakan untuk mengambil larutan sesuai volum yang diinginkan (Moore,2011).

2.2 Pipet UkurAlat ini terbuat dari kaca dengan volum terntentu dan digunakan untuk mengambil larutan dengan volum terntentu (Moore,2011).

2.3 Labu Ukur

Untuk Membuat dan atau mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Pauling,2012)

Page 9: Laporan bab i budaya k3

2.4 Buret

Alat yang digunakan untuk titrasi namun dalam keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volum suatu larutan. Alat ini terbuat dari kaca dan terdapat skala dakran (Pauling,2012).

2.5 Erlenmeyer

Alat atau tempat untuk membuat larutan. Dalam membuat larutan Erlenmeyer selalu digunakan (Linus,2012).

2.6 SpektrofotometerAlat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011).

Page 10: Laporan bab i budaya k3

2.7 Tabung ReaksiAlat laboratorium terbuat dari kaca berbentuk tabung yang digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat (Moore,2011).

2.8 Timbangan AnalitikAlat laboratorium yang digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling.2012)

2.9 Pipet Tetes

Alat yang terbuat dari kaca yang ujung atasnya tertutup karet yang digunakan untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.(Pauling.2012)

2.10 Bulb

Page 11: Laporan bab i budaya k3

Alat laboratorium yang berupa bola bertangkai yang digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Bahan bola ini terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan. (Bishup.2012)

2.11 pH MeterMerupakan alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan.(Bishup.2012)

Page 12: Laporan bab i budaya k3

DAFTAR PUSTAKA

Bishup, David M. 2012. Group Theory and Chemistry. Oxford: Dover Publication

Considine, Glenn D. 2005. Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. St Hoboken: Wiley Interscience

Imamkhasani, Soemanto. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Binalab Indonesia

Moore, John T. 2011. Chemistry for Dummies. St Hoboken: Wiley Publising

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Bandung: Penerbit Buku Kedokteran

Sutrisno, Julius. 2015. Ensiklopedia Kimia. Jakarta: PT Lentera Abadi

Page 13: Laporan bab i budaya k3

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Anonim. 2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kedokteran Hewan FKG. Universitas Airlangga. Surabaya.

Curran, Greg. 2006. Chemistry. London: Homework Helpers

Gunawan, Edy. 2011. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E). Surakarta: Harapan Press

Page 14: Laporan bab i budaya k3

3. Pembahasan

3.1 Tujuan Pengenalan Alat dan Budaya K3Praktikan dapat mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam

laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya dan mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium (Gunawan,2008)

3.2 Pengenalan AlatPenggunaan pipet volum hanya bisa digunakan untuk mengambil larutan

sesuai dengan volum yang tertera dalam pipet. Larutan disedot dengan bulb dan disesuaikan sampai garis yang tertera didalam pipet. Sama dengan pipet volum pipet ukur juga digunakan untuk mengambil larutan dengan volum tertentu. Jika larutan itu bening maka pengukuran dibawah cekung dan jika larutan yang diukur merupakan larutan berwarna maka pengukurannya di atas cekung.

Penggunaa bulb, bulb sendiri digunakan untuk menghisap larutan dengan bantuan pipet(Bishup.2012). Cara penggunaan bulb adalah dibagian atas terdapat tombol dengan huruf “A” (Aspirate) digunakan untuk mengeluarkan udara dari filler dibagian tengah terdapat tombol dengan huruf “S”(Suction) yang digunakan untuk menyedot larutan dan sebelah samping terdapat tombol dengan huruf “E” (Exhaust) yang digunakan untuk mengeluarkan larutan.

Penggunaan labu ukur, labu ukur digunakan untuk membuat dan mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian tinggi (Pauling.2012). Saat ingin mengocok labu ukur ada standar sendiri yaitu pertama jari tulunjuk memegang bagian atas labu ukur lalu pegang dengan tiga jari lainnya. Saat mengocok gerakan mirip seperti mengangkat burble lalu di botol di bolak-balik sebanyak 12 kali pengocokkan.

Penggunaan buret dan erlenmeyer, buret digunakan untuk titrasi (Pauling,2012) sedangkan Erlenmeyer digunakan untuk membuat larutan (Linus,2012). Buret terdiri dari dua ada yang berwarna bening dan berwarna gelap, buret yang berwarna bening digunakan untuk larutan yang berwarna bening sedangkan yang berwarna gelap digunakan untuk larutan berwarna pekat. Cara penggunaan buret yaitu letakkan erlemeyer dibawah buret sesuaikan tinggi buret dengan erlyenmeyer. Saat ingin membuka lubang peluklah pembuka dengan kedua jari tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang erlenmeyer lalu putar erlenmeyer dengan pelan-pelan sampai larutan habis didalam buret.

Penggunaan spektrofotometer dan kuvet. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011). Langkah-langkah penggunaan spektrofotometer, pertama tama nyalakan mesin selama 15 menit untuk dipanaskan lalu pencet tombol kalibrasi selanjutnya letakkan kuvet yang terdapat tanda segitiga kedalam mesin dan menghadap gambar yang berbentuk segitiga. Lalu pilih besar panjang gelombang lalu pencet

Page 15: Laporan bab i budaya k3

tombol absorbansi. Setiap ganti besar panjang gelombang maka harus di kalibrasi kembali.

Penggunaan tabung reaksi, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih larutan (Moore,2011). Saat ingin memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi gunakanlah penjepit kayu dekatkan tabung dengan api namun arahkan mulut tabung kearah ruang yang kosong agar saat tabung panas dan larutan tiba-tiba mendidih tidak mengenai kita dan orang lain. Saat memanaskan tabung dekat dengan api usahakan selalu menggoyang-goyangkan tabung agar larutan yang mendidih tidak keluar.

Penggunaan timbangan analitik, timbangan analatik digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling,2012). Saat menimbang dengan gelas arloji yang berupa padatan bukalah pintu kaca yang berada disamping kanan dan kiri saat ingin mengambil bahan gunakan spatula, saat membuka pintu usahakan jangan dibuka terlalu lama agar tidak terkontaminasi debu yang dapat membuat penimbangan menjadi tidak akurat. Sedangkan jika ingin menimbang larutan gunakanlah pintu yang berada dibagian atas letakkan laturan kedalam gelas beker dan masukkan kedalam timbangan. Sebelum menimbang pencetlah tombol agar berat gelas beker atau gelas arloji menjadi nol.

Penggunaan hotplate stirrer, hotplate stirrer sendiri digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan (Kiecky,2011). Sebelum gunakan biarkan mesin panas selama 15 menit letakkan gelas beker diatas hotplate lalu akan dimasukkan alat yang bernama magnetic stirrer yang digunakan untuk memutar larutan (Kiecky,2011) sesuaikalah kecepatan stirrer dan pemanas.

Penggunaan lemari asam, lemari asam digunakan sebagai tempat mereaksikan senyawa pekat yang berbahaya yang menghasilkan gas yang dikeluarkan di udara bebas dengan menggunakan blower (Sumardjo,2006). Saat mereaksikan bahan masukan kedua tangan dan gunakanlah sarung tangan agar lebih aman lalu lihat lah diluar kaca jangan menengok kebawah.

Penggunaan pH meter, pH meter digunakan untuk mengukur derajat keasamaan dan kebasaan suatu zat (Bishup,2012). Cara penggunaan pH meter digital ini sedikit rumit pertama-gunakan kertas lakmus agar mengetahui zat tersebut asam atau basa setelah itu nyalakkan alat dan pencet tombol kalibrasi setiap kali pengecekkan maka harus dibersihkan tempatnya. Cara pembersihan elektroda ialah usahakan searah sehingga kotoran yang sudah terlepas tidsk kembali menempel sedangkan untuk probe yang cukup ditepuk-tepuk menggunakan tangan yang dilapisi tissue.\

Penggunaan corong pisah, corong pisah digunakan untuk memisahkan larutan yang memiliki 2 atau lebih layer (Gunawan,2008). Penggunaan kertas saring, kertas saring digunakan untuk menyaring larutan dari koloid (Donald,2009). Cara pelipatan kertas saring ada standarnya tersendiri yaitu kertas dilipat menjadi dua setelah itu dilipat lagi menjadi dua lalu lipat hingga membentuk segitiga setelah itu lipat kebawah sisi kanan dan sisi kiri lalu lipat lagi kebawah ke sisi kanan dank e sisi kiri kemudian buka kertas saring sehingga terbentuk pola yang meruncing lalu letakkan diatas corong.

Page 16: Laporan bab i budaya k3

3.3 Hal- Hal yang harus Dilakukan pada saat Bekerja di Laboratoriuma. Tahap Persiapan

Dapat mengetahui cara kerja pelaksanaan praktikum serta mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja selama di Laboratotium. Lalu mengetahui peralatan yang digunakan serta fungsi dan cara penggunaannya. Dan dapat mempersiapkan alat pelingdung diri seperti jas praktikum lengan panjang, masker, sarung tangan karet, dll.

b. Tahap PelaksanaanMengenakan alat pelindung diri lalu mengambil bahan seperlunya dapat

menggunakan peralatan percobaan dengan benar. Mengetahui cara membuang limbah pada tempat yang sesuai. Dan mampu bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang seperlunya.

c. Tahap Pasca PelaksanaanCuci peralatan yang digunakan kemudian kembalikan ke tempat semula,

matikan peralatan, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat lalu bersihkan meja praktikum dan rapika. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar laboratotium.

Page 17: Laporan bab i budaya k3

4. Kesimpulan

Dari percobaan di atas ,dapat disimpulkan bahwa banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium seperti prosedur pakaian yang digunakan lalu alat alat yang berada di dalam Laboratotium serta bahan- bahan kimia dan cara menghindari kecelakaan kerja saat berada di Laboratorium. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan perawatannya sendiri-sendiri. Peralatan yang digunakan untuk di Laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas seperti pipet volum, pipet ukur, gelas beker, pipet tetes, corong, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, buret, labu ukur dll serta peralatan non gelas seperti spektrofotometer, timbangan analitik, pH meter digital, lemari asama, hotplate stirrer dll. Jadi, alat – alat yang berada di dalam laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya serta mematuhi tata tertib yang berada di dalam laboratorium.