Praktikum 1 - Pengenalan Alat Dan Budaya K3

36
Nama Restu Vitri Astuti NIM 155100200111063 Kelas B Kelompok B4 BAB I PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3 1. TUGAS 1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya masing-masing 2 (tanpa sitasi). Jawaban : Simbol Keterangan Nama : Harmful (Berbahaya) Conto h : NaOH (Natrium hidroksida) Cl 2 (Klorin) Nama : Corrosive (Korosif) Conto h : HCL (Asam klorida) H 2 SO 4 (Asam Sulfat) Nama : Explosive (Mudah meledak) Conto h : KClO 3 (Kalium klorat) NaNO 3 (Natrium nitrat) Nama : Toxic (Beracun) Conto h :H 2 S (Hidrogen Sulfida) CCl 4 (Karbon Tetraklorida) Nama : Oxidizing (Pengoksidasi) Conto h : KMnO 4 (Kalium Permanganat) H 2 O 2 (Hidrogen Peroksida) Nama : Flammable (Mudah terbakar)

description

ddd

Transcript of Praktikum 1 - Pengenalan Alat Dan Budaya K3

Nama Restu Vitri AstutiNIM 155100200111063Kelas BKelompok B4

BAB I

PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3

1. TUGAS

1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya masing-masing 2 (tanpa sitasi).

Jawaban :

Simbol Keterangan

Nama : Harmful (Berbahaya)

Contoh : NaOH (Natrium hidroksida)

Cl2 (Klorin)

Nama : Corrosive (Korosif)

Contoh : HCL (Asam klorida)

H2SO4 (Asam Sulfat)

Nama : Explosive (Mudah meledak)

Contoh : KClO3 (Kalium klorat)

NaNO3 (Natrium nitrat)

Nama : Toxic (Beracun)

Contoh : H2S (Hidrogen Sulfida)

CCl4 (Karbon Tetraklorida)

Nama : Oxidizing (Pengoksidasi)

Contoh : KMnO4 (Kalium Permanganat)

H2O2 (Hidrogen Peroksida)

Nama : Flammable (Mudah terbakar)

Contoh : CS2 (Karbon Disulfida)

C2H2 (Gas Asetilena)

1.2 Carilah MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) pada bahan kimia yang

anda sebutkan diatas (tanpa sitasi).

Jawaban :

1.2.1 MSDS Natrium Hidroksida

Sifat fisik dan kimia Natrium hidroksida adalah rumus kimianya

NaOH, bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 1310-73-2, memiliki berat

molekul 40g/mol, tidak berbau, berwarna putih, memiliki titik didih 1388oC,

titik bekunya 318oC, dan mudah larut dalam air dingin.Untuk penyimpanan,

simpan dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik.

Simpan dalam tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber

panas, kelembaban dan tidak kompatibel. Perlindungan pribadi, memakai

pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab,

celemek atau baju, dan masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Potensi efek kesehatan diantaranya inhalasi, iritasi parah. Efek dari

menghirup debu bervariasi dari iritasi ringan sampai kerusakan serius pada

saluran pernapasan bagian atas, tergantung pada tingkat keparahan

eksposur. Gejala termasuk bersin, sakit tenggorokan atau hidung meler.

Pneumonitis parah dapat terjadi. Kedua tertelan, korosif. Menelan dapat

menyebabkan luka bakar pada mulut, dan tenggorokan perut, Parah parut

pada jaringan dapat menyebabkan kematian. Gejala ini mungkin termasuk

perdarahan, muntah, diare, penurunan tekanan darah. Kerusakan mungkin

muncul setelah beberapa hari terkena paparan. Ketiga kontak langsung

dengan kulit, korosif. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi atau

luka bakar dan bekas luka . Keempat kontak langsung dengan mata, korosif.

Penyebab iritasi mata, dan dengan gejala yang lebih besar dapat

menyebabkan luka bakar yang dapat mengakibatkan penurunan nilai

penglihatan, bahkan kebutaan. Kelima gejala kronis, kontak dengan debu

memiliki efek merusak pada jaringan.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah pertama, jika

tertelan, tidak menyebabkan muntah. Berikan sejumlah besar air atau susu

jika tersedia. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada

orang yang tidak sadar. Dapatkan perawatan medis segera. Kedua, jika

kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama

15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.

Segera panggil dokter. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Ketiga,

jika kontak langsung denga mata, segera siram mata dengan banyak air

sedikitnya selama 15 menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali.

Dapatkan perawatan medis dengan segera. Dan keempat, jika terhirup, biarkan

korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak

bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak napas berikan bantuan oksigen.

Carilah pertolongan medis.

1.2.2 MSDS Klorin

Sifat fisik dan kimia dari klorin adalah rumus kimianya Cl2, bentuk

fisiknya gas, CAS numbernya 7782-50-5, memiliki berat molekul

35,453g/mol, berbau menyengat, berwarna kuning, titik didihnya 144oC,

titik bekunya -34oC dan sukar larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan

dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam

tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban

dan tidak kompatibel. Jangan simpan dengan aluminium atau magnesium.

Jangan mencampur dengan asam atau bahan organik. Untuk perlindungan

pribadi, yaitu perlindungan kulit, memakai pakaian pelindung tahan,

termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker

sebagaimana mestinya, untuk mencegah kontak langsung dengan kulit.

Untuk perlindungan mata, mengunakan kacamata pengaman kimia dan atau

pelindung wajah penuh di mana percikan mungkin terjadi. Menjaga mata

dan mencuci cepat-membasahi fasilitas di area kerja.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan, jika tertelan

dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kontak langsung dengan

kulit, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat

mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Segera panggil

dokter. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Jika kontak langsung

denga mata, segera siram mata dengan banyak air sedikitnya selama 15

menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali. Dapatkan perawatan medis

dengan segera. Dan jika terhirup, biarkan korban untuk beristirahat di tempat

yang berventilasi baik. Jika tidak bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak

napas berikan bantuan oksigen. Carilah pertolongan medis.

1.2.3 MSDS Asam Klorida

Sifat fisik dan kimia asam klorida adalah rumus kimianya HCl,

bentuk fisiknya cair, CAS numbernya 7647-01-0, memiliki berat molekul

98,08 g/mol, berbau tajam dan kuat, tidak berwarna, titik didih nya

108,58oC, titik bekunya -62,25 oC, dan larut dalam air dingin dan panas.

Untuk penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat. Simpan di tempat

yang sejuk, kering, dan berventilasi baik. Untuk perlindungan pribadi,

memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas

lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,

periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram mata dengan banyak air. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan

perawatan medis segera. Jika kontak kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang

terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan.

Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kulit serius, cuci dengan

sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-

bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi inhalasi, jika terhirup, pindahkan

ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit

bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Dan jika

tertelan, jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat

demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui

mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti

kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika

gejala muncul.

1.2.4 MSDS Asam Sulfat

Sifat fisik dan kimia asam sulfat adalah rumus kimianya H2SO4,

bentuk fisiknya cair, CAS numbernya 7664-93-9, memiliki berat molekul

98,08 g/mol, berbau, tidak berwarna, titik didihnya 270oC, titik bekunya 10 oC, dan larut dalam air dingin.Untuk penyimpanan, simpan di wadah

tertutup rapat. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik.

Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk

sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan

mengunakan kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,

periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram mata dengan banyak air. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan

perawatan medis dengan segera. Jika kontak kulit, dalam kasus terjadi

kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit

dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang

teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Dapatkan perawatan medis dengan

segera. Jika kulit serius, cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit

terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi

inhalasi, jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,

berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan

segera perhatian medis. Jika tertelan, jangan mengusahakan muntah kecuali

bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah

memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan

pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.

Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

1.2.5 MSDS Kalium Klorat

Sifat fisik dan kimia kalium klorat adalah rumus kimianya KClO3,

bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 3811-04-9, memiliki berat

molekul 122,55 g/mol, berbau, berwarna putih, titik didihnya 1420oC, titik

bekunya 356oC dan larut dalam air dingin dan panas. Untuk penyimpanan,

bahan korosif harus disimpan dalam lemari penyimpanan keselamatan atau

ruangan yang terpisah. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang

sejuk, kering, berventilasi. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian

pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau

baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Potensi efek kesehatan yang ditimbulkan, pertama yaitu inhalasi,

menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk,

sesak napas. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, kejang,

takikardi, dispnea, dan kematian. Kedua ngesti, dapat menyebabkan iritasi

gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan sakit

perut, hemolisis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma, kejang, dan

kematian. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit

kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan

darah berwarna coklat-coklat. Ketiga kontak dengan kulit, kontak dengan

kulit menyebabkan iritasi dan mungkin luka bakar , terutama jika kulit

basah atau lembab. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri. Keempat

kontak dengan mata, dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri.

Pada mata menyebabkan luka bakar.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika nhalasi,

hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian

medis. Jika ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari petugas

medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang

yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Atau segera

meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika kontak dengan

mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit,

sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan).

Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

1.2.6 MSDS Natrium Nitrat

Sifat fisik dan kimia natrium nitrat adalah rumus kimianya NaNO3,

bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 7631-99-4, memiliki berat

molekul 84,99 g/mol, tidak berbau, berwarna putih, titik didihnya 380oC,

titik bekunya -49 oC dan udah larut dalam air panas, larut dalam air dingin.

Untuk penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk,

kering dan berventilasi, pisahkan dengan asam dan alkali. Untuk

perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu

bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan

kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,

periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air

dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika

kontak kulit, dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak

air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang

terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan..

Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kulit serius, cuci dengan

sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-

bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi inhalasi, jika terhirup, pindahkan

ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit

bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Jika tertelan,

jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh

personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada

korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat

pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

1.2.7 MSDS Hidrogen Sulfida

Sifat fisik dan kimia hidrogen sulfida adalah rumus kimianya H2S,

bentuk fisiknya gas, CAS numbernya 7783-06-4, memiliki berat molekul

34,08 g/mol, berbau seperti telur busuk, tidak berwarna, titik didihnya

260oC, titik bekunya -60,2 oC dan dapat larut dalam air. Untuk

penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk, kering

dan berventilasi, pisahkan dengan asam dan alkali. Untuk perlindungan

pribadi memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung

tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata

pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terhirup, biarkan

korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak

bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak napas berikan bantuan oksigen.

Carilah pertolongan medis.

1.2.8 MSDS Karbon Tetraklorida

Sifat fisik dan kimia karbon tetraklorida adalah rumus kimianya

CCl4 , bentuk fisik nya cair, CAS numbernya 56-23-5, memiliki berat

molekul 154 g/mol, berbau kuat, tidak berwarna, titik didihnya 76,5 oC, titik

bekunya -23 oC dan tidak larut dalam air(0,08). Untuk penyimpanan, simpan

dalam lemari penyimpanan yang tertutup rapat dan terkunci. Untuk

perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu

bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan

kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak pada

mata, setelah kontak dengan mata, periksa dan lepaskan lensa kontak.

Segera basuh mata dengan air mengalir selama 15 menit. Carilah

pertolongan medis. Jika kontak pada kulit, setelah kontak dengan kulit,

segera cuci dengan air yang mengalir dan sabun non-abrasif. Tutup kulit

yang teriritasi dengan emolien. Jika terjadi iritasi, carilah bantuan medis.

Jika terhirup, biarkan korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi

baik. Carilah pertolongan medis.

1.2.9 MSDS Kalium Klorat

Sifat fisik dan kimia kalium klorat adalah rumus kimianya KClO3,

bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 3811-04-9, memiliki berat

molekul 122,55 g/mol, berbau, berwarna putih, titik didihnya 1420oC, titik

bekunya 356oC dan larut dalam air dingin dan panas. Untuk penyimpanan,

simpan dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik.

Simpan dalam tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber

panas, kelembaban dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi,

memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas

lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,

hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian

medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari

petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada

orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian

sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.

Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika

kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal

15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-

kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

1.2.10 MSDS Hidrogen Perioksida

Sifat fisik dan kimia hidrogen perioksida adalah rumus kimianya

H2O2 bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 7722-84-1, memiliki berat

molekul 34,01g/mol, berbau keasaman, berwarna biru, titik didihnya 150,2 oC, titik bekunya -0,43oC, dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan

dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam

tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban

dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian

pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau

baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,

hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian

medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari

petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada

orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian

sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.

Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika

kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal

15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-

kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

1.2.11 MSDS Karbon Disulfida

Sifat fisik dan kimia karbon disulfida adalah rumus kimianya CS2,

bentuk fisiknya cairan, CAS numbernya 200-843-6, memiliki berat molekul

76,139 g/mol, berbau busuk, tidak berwarna, titik didihnya 43oC, titik

bekuya -110,8oC, dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan dalam

wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam

tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban

dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian

pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau

baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,

hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian

medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari

petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada

orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air selama minimal 15 menit. Jika kontak dengan mata, segera basuh

mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali mengangkat

kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan). Mendapatkan perhatian

medis segera jika berkelanjutan.

1.2.12 MSDS C2H2 (Gas Asetilena)

Sifat fisik dan kimia gas asetilena adalah rumus kimianya C2H2,

bentuk fisiknya gas, CAS numbernya 74-86-2, memiliki berat molekul

26,04g/mol, berbau busuk, tidak berwarna, titik didihnya 84 oC, titik

bekunya -80,4oC dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan dalam

wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam

tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban

dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian

pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau

baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia dan atau

pelindung wajah penuh di mana percikan mungkin terjadi.

Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,

hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian

medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari

petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada

orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan

banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian

sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.

Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika

kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal

15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-

kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

1.3 Jelaskan fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia (sitasi).

Jawaban :

Lemari asam adalah peralatan ventilasi lokal yang didesain untuk mengurangi

paparan dari gas berbahaya, uap beracun, mau pun debu. Lemari asam secara

umum merupakan peralatan laboratorium yang berukuran besar, dengan kabinet

bawah sebagai penahan/meja. Peralatan lokal ventilasi yang dipakai di

laboratorium antara lain : kabinet udara bersih, biosafety cabinet, dan kotak

inokulasi. Semua peralatan ini merupakan peralatan untuk mengontrol pengaruh

udara yang berbahaya yang berbahay baik untuk personil, bahan penelitian, dan

peralatan laboratorium. Fungsi lemari asam adalah melindungi personil dari

bahaya terhirup gas beracun selama proses pengujian, riset mau pun pembelajaran

di laboratorium (Hastuti, 2007).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pipet Volume

Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif

dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada

penunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume. Pipet volume digunakan

untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk

memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi (Khamidinal,

2009).

Gambar 2.1 Pipet volume.

2.2 Pipet Ukur

Measuring pipette is a small cylindrical tool and length made of glass

equipped with size in milliliters.(Louis, 2012).

Pipet ukur adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang yang terbuat dari bahan

gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (Louis, 2012).

Pipet Ukur terbuat dari kaca yang pada dindingnya terdapat skala. Berfungsi

untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat(Sutrisno, 2, 2011).

Gambar 2.2 Pipet ukur.

2.3 Labu Ukur

Labu ukur mempunyai bentuk yang berbeda yaitu labu ukur yang tidak bisa

berdiri dan labu ukur yang bisa berdiri. Ukuran dari labu ukur ini adalah 1000 ml,

500 ml. Fungsi dari labu ukur ini adalah sebagai alat untuk penyimpanan sampel

sementara dan sebagai alat untuk membantu dalam proses pengukuran sampel

liquid (larutan). Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara

5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat

tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk

mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran

yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem

pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquades sampai

menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna,

penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus

berada di atas garis leher) (Brahmatullah,2011).

Gambar 2.3 Labu ukur.

2.4 Buret

Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca atau Glassware yang

berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian

bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen

yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi (Alfian,2009).

Buret terbuat dari kaca yang mempunyai skala pada dindingnya. Buret ada

yang berwarna coklat dan bening. Terdapat keran pada ujungnya. Berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dengan volume tertentu. Biasanya digunakan pada saat titrasi

(Sutrisno, 2, 2011).

Gambar 2.4 Buret.

2.5 Erlenmeyer

Labu Erlenmeyer adalah peralatan gelas (glass ware equipment) yang

digunakan untuk analisis dalam laboratorium(Alfian,2009).

Labu Erlenmeyer terbuat borosilikat. Terdapat skala pada dindingnya.

Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil

penyaringan, dan menampung titran pada saat titrasi (Sutrisno, 1, 2011).

Gambar 2.5 Erlenmeyer.

2.6 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap

cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna

terbentuk. (Cains,2009).

Gambar 2.6 Spektrofotometer.

2.7 Tabung Reaksi

Tabung reaksi yaitu alat yang berbentuk tabung. Terbuat dari kaca bening

borosilikat yang tahan panas. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk

mereaksikan bahan kimia dalam jumlah yang kecil (Sutrisno,2, 2011).

Gambar 2.7 Tabung reaksi.

2.8 Timbangan Analitik

Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat bersih

suatu zat. Pada umumnya timbangan analitik atau neraca analitik digital

mempunyai ketelitian yang sangat tinggi, hingga empat angka di belakang koma.

Maka pada umumnya, neraca ini di lengkapi dengan penutup (Khamidinal, 2009).

Gambar 2.8 Timbangan analitik.

2.9 Pipet Tetes

Pipet tetes terbuat dari kaca. Bagian bawahnya menyempit dan bagian

atasnya terdapat piller yang berukuran kecil. Berfungsi untuk mengambil cairan

dalam jumlah tetesan (Sutrisno, 2, 2011)

Gambar 2.9 Pipet tetes.

2.10 Bulb

Rubber bulb is a tool to suck a solution that can be mounted on the base of a

measuring pipette . Rubber as filler material is resistant rubber chemicals (Chang,

2005).

Rubber bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal

pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia

(Chang,2005).

Gambar 2.10 Bulb.

2.11 PH Meter

PH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH

(keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang

digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari

probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik

yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Sutrisno,2011).

Gambar 2.11 PH meter.

3. PEMBAHASAN

Alat pertama adalah pipet Volume. Pipet volume digunakan untuk memindahkan

cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku

primer atau sample pada proses titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual

dengan disedot menggunakan mulut atau menggunakan piller. Cara pemakaian secara

manual: Masukkan piper volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet

tercelup (perhatian : ujung pipet harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar

tercelup atau berada dekat permukaan cairan) sedot cairan sampai melebihi batas ukur

tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun kebawah batas pengukuran

sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara tempelkan ujung pipet pada dasar wadah

baru tutup ujung pipet dengan telunjuk, cara ini untuk mencegah cairan turun dengan

cepat) turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur keluarkan pipet dari wadah

dan hal penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue

untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses

pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan diturunkan mencapai

batas ukur) pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak lurus (jangan

menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah

cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding dalam

pipet dan tidak ikut keluar bila masih ada cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan

saja, namun sebelumnya coba dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada

wadah proses pemindahan selesai (Khamidinal, 2009).

Alat kedua adalah pipet ukur. Cara menggunakan pipet ukur adalah bersihkan,

kalibrasi, dan lap. Lalu kalibrasi dengan larutan yang akan dipipet sebanyak tiga kali.

Kemudia cairan disedot (bisa memakai mulut ataupun piller) sampai tinggi melewati

tanda dan pangkal pipet ditutup dengan jari bila dengan mulut, bila dengan piller ditahan.

Lalu paskan volume cairan dengan skala. Dan keluarkan larutan ke tempat yang

diinginkan (Sutrisno, 2, 2011).

Alat ketiga adalah labu ukur. Cara menggunakan labu ukur adalah dibersihkan,

dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan

diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada

dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Paskan

dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan (Brahmatullah, 2011).

Alat keempat adalah buret. Cara menggunakan buret adalah setelah bahan

yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut

erlenmeyer tepat di bawah buret. Tangan kiri memegang wrlenmeyer,

sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang

keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah

indikator analisa menampakan warnanya, biasanya titrasi dianggap

selesai.  Selanjutnya tinggal menghitung berapa banyak reagen kimia

yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera

pada buret. Dalam menggunakan buret harus berhati hati terutama dalam meletakkan

buret kedalam penjepit agar tidak pecah atau retak (Alfian, 2009).

Alat kelima adalah erlenmeyer. Cara menggunakan erlenmeyer dalah

bersihkan, kalibrasi, lalu keringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu

dititrasi, goyangkan memutar labu erlenmeyernya (Sutrisno, 1, 2011).

Alat keenam adalah tabung reaksi. Cara menggunakan tabung reaksi adalah

dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap

atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan kedalam tabung

reaksi (Sutrisno, 2, 2011).

Alat ketujuh adalah timbangan analitik. Cara menggunakan timbangan analitik

adalah nyalakan alat dengan menghubungkan adaptor ke sumber listrik. Kalibrasi alat

sebelum digunakan. Tekan tombol “ Re-Zero” sehingga layar pada alat menunjukkan

angka 0,000. Buka pintu timbangan, masukkan sampel yang akan ditimbang dan tutup

kembali pintu timbangan. Tunggu hingga layar pada alat menunjukkan angka pengukuran

yang stabil. Keluarkan sampel dari tempat penimbangan. Matikan alat dengan menekan

tombol ” OFF” dan memutuskan aliran listrik. Timbangan analitik memiliki batasan

maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitian perhitungan

akan berkurang dan alat akan rusak (Khamidinal, 2009).

Alat kedelapan adalah pipet tetes. Cara menggunakan pipet tetes adalah bersihkan,

dikalibrasi, lalu di keringkan dengan kertas isap. Lalu dicelupkan pipet ke dalam larutan.

Tekan pillernya lalu longgarkan (Sutrisno, 2, 2011).

Alat kesembilan adalah rubber bulb. Cara menggunakan rubber bulb adalah pasang

ujung pipet dibagian bawah rubber bulb. Tekan katup Aspirate (A) kemudian kempeskan

Rubber bulb. Saat menyedot cairan dengan menekan katup Suction (S), jangan

sampai melebihi skala pipet, jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena

menyebabkan rubber bulb cepat rusak. Keluarkan cairan sesuai ukuran yang dikehendaki

dengan cara menekan katup Exhaust (E) dan posisi pipet tegak lurus (Chang, 2005).

Alat kesepuluh adalah pH meter. Cara menggunakan pH meter, terlebih dahulu

dilakukan proses kalibrasi. Lat buffer pH diangka pH 7 dan pH 4. Buka tutup plastik

elektroda nan ada. Bersihkan elektroda memakai aquades, lalu keringkan memakai tisu

bersih. Aktifkan tombol on/off pada pH meter. Elektroda dimasukkan ke dalam larutan

buffer dengan pH 7. Tekan tombol CAL dua kali yang memutar elektroda (tujuannya

agar larutan buffer menjadi homogen). Layar display akan bergerak angka. Tunggulah

angkanya berhenti bergerak. Tekan tombol CAL sekali hingga tulisan CAL pada layar

display tak berkedip. Keluarkan elektroda dari buffer pH 7, lalu bersihkan dengan

aquades dan keringkan pakai tisu. Memasukkan elektroda ke dalam larutan buffer dengan

pH 4. Tekan tombol CAL dua kali dan putar elektroda agar larutan jadi homogen. Angka

pada display akan bergerak dan tunggu hingga angka diam . Tekan CAL sekali lagi

sampai display tulisan CAL berhenti berkedip. Angkat elektroda dari larutan pH 4,

bersihkan dan keringkan. Akan terlihat sebelah bawah pH meter menunjuk angka 7 dan 4.

Jika tampilan seperti itu, maka proses kalibrasi sukses dengan buffer pH 7 dan pH 4.

Ketika alat pH meter sudah dikalibrasi, maka sudah dapat digunakan buat mengukur

derajat keasaman suatu larutan lain nan belum diketahui nilainya. Langkah-langkahnya,

sediakan larutan yang akan dicari derajat keasamannya. Sebelum diukur, pastikan suhu

larutan itu sama dengan suhu larutan yang dikalibrasi sebelumnya. Buka epilog

elektroda, bersihkan dengan aquades , lalu keringkan dengan tisu. Hidupkan pH meter

dan masukkan elektroda ke larutan sampel yang diukur. Putar elektroda agar larutan

menjadi homogen. Tekan tombol MEAS buat mengukur. Sementara itu, pada display

muncul tulisan HOLD nan berkedip. Tunggu saja sampai tulisan berhenti berkedip.

Setelah itu, angka pH akan muncul di layar. Pengukuran selesai dan pH meter dapat

dimatikan. Dalam menggunakan atau mecelupkan elektroda ke dalam indokator pH harus

sesuai agar tidak merusak alat. Dengan mencelupkan elektroda ke indikator pH netral

terlebih dahulu, pH 7. Kemudian ke indikator pH asam, baru ke indikator pH basa

(Sutrisno, 2011).

Alat kesebelas adalah gelas ukur. Cara menggunakan gelas ukur adalah larutan

dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca

ketepatan volume dengan melihat miniskus bawah (Aziz, 2008).

Alat kedua belas adalah corong. Cara menggunakan corong adalah dibersihkan,

dikalibrasi, lalu dilap. Siapkan kertas saring yang telah dibentuk seukuran dengan corong.

Letakkan kertas saring pada corong, lalu basahi sedikit dengan aqua DM. Diselipkan lagi

kertas saring di mulut labu ukur agar udara masuk yang memudahkan larutan masuk

kedalam labu. Lalu letakkan corong di mulut labu, tuang larutan yang akan disaring

(Setiati, 2008).

Alat ketiga belas adalah corong piza. Corong piza befungsi untuk memisahkan 2

fase zat yang berbeda. Cara menggunakan corong pisa adalah dengan memasukkan

larutan zat cair, misalnya air dan minyak. Diamkan terlebih dahulu sampai stabil, putar

kran sampai batas tertentu untuk mengeluarkan zat cair yang lebih berat masa jenisnya,

lalu lakukan hal yang sama untuk mengeluarkan zat cair yang lebih ringan zat masa

jenisnya (Sutrisno, 2010).

Alat keempat belas adalah gelas arloji. Gelas arloji berfungsi untuk menimbang

bahan kimia berbentuk krista. Cara menggunakan gelas arloji adalah dengan meletakkan

bahan kimia diatas gelas arloji menggunakan spatula lalu timbang pada timbangan

analitik (Khamidinal 2009).

Alat kelima belas adalah batang pengaduk. Cara menggunakan batang pengaduk

adalah dibersihkan lalu dikalibrasi. Dimasukkan batang pengaduk pada gelas kimia yang

sudah berisi larutan, kemudian diaduk larutan tersebut memakai batang pengaduk (Aziz,

2008).

Alat keenam belas adalah spatula. Cara menggunakan spatula adalah seperti

menggunakan sendok biasa yang berfungsi untuk menggambil bahan bahan kimia.

Dimasukkan spatula ke gelas kimia yang berisi bahan kimia untuk diambil (Hardi, 2006).

Alat ketujuh belas adalah piknometer. Cara menggunakan piknometer adalah yang

pertama melihat berapa volume dari piknometernya (tertera pada bagian tabung ukur),

biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50 ml. Menimbang piknometer dalam keadaan

kosong. Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer

tersebut. Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. Menimbang

massa piknometer yang berisi fluida tersebut. Menghitung massa fluida yang dimasukkan

dengan cara mengurangkan massa piknometer berisi fluida dengan massa piknometer

kosong. Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan nilai

massa jenis fluida. Terakhir, membersihkan dan mengeringkan piknometer (Sugandi,

2008).

Alat kedelapan belas adalah rak tabung reaksi. Cara menggunakan rak tabung

reaksi adalah taruh tabung reaksi pada lubang-lubang yang terdapat di rak tabung reaksi

(Sutrisno, 2, 2011).

Alat kesembilan belas adalah kawat kasa dan kaki tiga. Cara menggunakan kawat

kasa adalah diletakkan kasa di atas bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan

alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan. Cara menggunakan kaki tiga

adalah diletakkan kaki tiga diantara bunsen dan kawat kasa (Aziz, 2008).

Alat kedua puluh adalah busen. Cara menggunakan bunsen adalah buka pengatur

udara pada bunsen. Lalu buka keran gas, bila sudah tercium gas hidupkan api lalu taruh

api pada mulut bunsen. Bila diperlukan atur lagi pengatur udaranya agar nyala apinya

sesuaiyang diinginkan (Aziz, 2008).

Alat kedua puluh satu adalah botol semprot. Botol semprot berfungsi untuk

menampung aquades. Cara menggunakan botol semprot adalah dengan memasukkan

aquades kedalam botol, tekan badan botol, lalu semprotkan (Khamidinal, 2009).

Alat kedua puluh dua adalah cawan petri. Cara menggunakan cawan petri adalah

dibersihkan, dikalibrasi, lalu dilap. Dimasukkan sampel atau mikroorganisme yang akan

dikembangkan atau bahan kimia yang akan diuapkan lalu taruh cawan diatas pembakaran

menggunakan spatula (Sugandi, 2008).

Alat kedua puluh tiga adalah penjepit. Cara menggunakan penjepit adalah bagian

dekat pernya ditarik. Letakkan tabung reaksi diantaranya. Lalu longgarkan (Sutrisno,

2011).

Alat kedua puluh empat adalah sumbat gabus. Cara menggunakan sumbat gabus

adalah cukup dengan nenyumbatkan atau menutupkan pada tabung reaksi ataupun labu

ukur yang memiliki leher, agar tidak terjadi reaksi antara bahan kimia dan udara bebas

(Sutrisno, 2010).

Alat kedua puluh lima adalah hot plate stirrer. Cara menggunakan hot plate stirrer

adalah pertama, pastikan alat pada posisi datar / rata dan aman. Sambung socket kabel ke

power. Untuk menghidupkan putar ke posisi ON. Untuk pengadukan putar sampai lampu

stir menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1 (lambat) sampai dengan tanda 10 (cepat).

Untuk pemanas putar sampai lampu heat menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1

(kurang panas) sampai dengan tanda 10 (sangat panas). Jika sudah, kembalikan stir dan

heat ke posisi terendah. Putar tombol ke posisi OFF sampai lampunya mati. Kemudian

socket kabel dilepas atau dicabut dari power / listrik (Sutrisno, 2010).

Alat kedua puluh enam adalah kertas saring. Cara menggunakan kertas saring

adalah dengan melipat kertas saring menjadi bagian tertentu, hingga didapat lipatan pada

titik tengah kertas yang digunakan untuk menyaring bahan kimia berupa koloid maupun

suspensi (Cains, 2009).

Alat kedua puluh tujuh adalah spektrofotometer. Cara menggunakan

spektrofotometer adalah yang pertama menyiapkan alat-alat sepeti larutan yang akan

diukur, gelas beker, botol semprot dan kuvet. Keluarkan kantong silikat jel didalam alat

yang berfungsi menjaga kelembapan udara didalam alat. Hubungkan kabel listrik

kesumber listrik. Tekan tombol ON. Tunggu sampai semua komponen dalam layar siap

ditandai dengan tanda OK. Tekan enter untuk login. Tekan Cal untuk mengkalibrasikan

alat atau mengnolkan alat. Menetukan panjang gelombang disesuaikan dengan sampel

yang diukur. Membersihkan kuvet dengan aquades dan isi dengan aquades lalu letakkan

kuvet kedalam alat untuk mengenalkan nilai adsorbansi auto zero. Analisis sempel,

masukkan sempel kedalam kuvet, dan letakkan. Hasil penghitungan langsung berupa nilai

adsorbansi. Keluarkan kuvet dan bersihkan dengan aquades dan keringkan. Tekan

tombol off dan cabut kabelnya (Cains, 2009).

Alat kedua puluh delapan adalah gelas beker. Gelas beker adalah alat yang

berfungsi untuk menampung sementara zat dan untuk mereaksikan zat. Cara

menggunakan gelas beker adalah cukup dengan memasukkan larutan yang diinginkan

kedalam beker gelas yang telah di bersihkan (Alfian, 2009).

Alat kedua puluh sembilan adalah kuvet. Kuvet adalah alat kimia yang digunakan

untuk wadah sampel di spektrofotometer. Cara menggunakan kuvet adalah dengan

memasukkan sampel ke kuvetnya dengan memegang bagian ujung kuvet yang berwarna

buram, dan kemudian dimasukkan kedalam spektrofotometer (Cains, 2009).

Alat ketiga puluh adalah termometer. Cara kerja termometer adalah pertama

lakukan kalibrasi terlebih dahulu. Letakan silinder termometer di air yang sedang

mencair dan tanda pin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya.

Poin ini adalah poin titik beku air. Dengan cara yang sama, tanda poin termometer disaat

seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan. Bagi panjang dari dua poin

diatas menjadi seratus bagian yang sama. Cara menggunakan termometer adalah

masukkan termometer kedalam larutan yang ingin diukur suhunya, misalnya suhu air

panas. Lalu tunggu beberapa saat sampai volume air raksa menunjukkan sesuai angka

yang tepat. Setelah itu angka termometer dan bersihkan dengan aquades dan keringkan

dengan tisu (Hardi, 2006).

Alat ketiga puluh satu adalah lemari asam. Cara menggunakan lemari asalah adalah

dengan menekan tombol ON lamp Switch dan Fan Switch pada tombol kntrol utama

ON/OFF. Pastikan exhaust dan lampu penerangan beroperasi sebelum memulai

pekerjaan. Saat menggunakan lemari asam, jaga wajah anda diluar pembatas kaca.

Bekerja setidaknya 6 inci dari pembatas kaca. Gunakan alat pelindung diri seperti kaca

mata percikan dan sarung tangan anti asam. Apabila menggunkana peralatan besar di

dalam lemari asam, tempatkan peralatan pada balok agar aman dan praktis, untuk

memungkinkan aliran udara di bawahnya. Pembatas kaca lemari asam harus tetap

tertutup, kecuali saaat lemari asam digunakan untuk bekerja. Jika alarm aliran udara

berbunyi, hentikan penggunaan dan tutup pembatas kaca sepenuhnya. Setelah selesai

bekerja matikan, tekan tombol OFF lamp switch dan fan switch pada tombol kontrol

utama ON/OFF (Hastuti, 2007).

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat yang dilaboratorium memiliki nama,

fungsi, dan cara kerja masing-masing. Sehingga dalam penggunaanya pun akan berbeda-

beda sesuai dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi

konsentrasi larutan, karena alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press

Aziz.2008.Pedoman Penggunaan Alat-Alat Laboratorium. Jakarta : Penebar Swadaya

Basmatullah. 2011. Buchner of Laboratoryum Chemistry. Jakarta : Penebar Swadaya

Cains, Donal. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Chang, R. 2005. Chemistry.New York : Mc Grow-Hill

Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.

Surakarta : Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS

Hardi.2006.Buchner of Laboratoryum chemistry. Jakarta: Penebar Swadaya

Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta : Pus

Louis, Marry. 2012. Chemical Laboratory Science. Missouri: Elsevrer

Setiati, Suminar. 2008. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Sugandi,D.2008.Pedoman Pemeliharaan Alat Laboradtorium. Surabaya : Airlangga

Sutrisno, E, T., Nurminabari, I, S., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung :

Universitas Pasundan

Sutrisno, E, T., Nurminabari, I, S., 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung :

Universitas Pasundan

Sumber : Science Stuff, Inc. Http://www.sciencestuff.com/msds/C2784.html