Pengenalan Peralatan Praktikum

34
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN “PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM” Disusun oleh: Faisal Pandu Laksmana 230110110060 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transcript of Pengenalan Peralatan Praktikum

Page 1: Pengenalan Peralatan Praktikum

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN

“PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM”

Disusun oleh:

Faisal Pandu Laksmana

230110110060

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

Page 2: Pengenalan Peralatan Praktikum

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga

seluruh rangkaian kegiatan praktikum dengan judul “Pengenalan Peralatan Praktikum” dapat

terlaksana hingga pada tahap penyusunan laporan akhir ini. Salam dan shalawat atas

junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW suri teladan bagi seluruh ummat manusia di muka

bumi.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan

praktikum berikutnya pada program studi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat

berarti. Penyusun sepantasnya menghaturkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si. selaku koordinator pengajar mata kuliah mikrobiologi

perikanan

2. Ibu Ir. Evi Liviawati, M.P selaku tim pengajar mata kuliah mikrobiologi perikanan

3. Asisten dosen praktikum mikrobiologi perikanan

Penyajian laporan ini, penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana

yang diharapkan. Sehigga penyusun sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran

dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir praktikum ini. Penyusun

sangat mengharapkan laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk

pengembangan ilmu dan teknologi perikanan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih bagi pembaca dan sekaligus permohonan

maaf bila dalam penyusunan laporan akhir praktikum terdapat kekeliruan di dalamnya sebab

itu semua datangnya dari penulis dan bila terdapat kelebihan semata-mata datangnya dari

sang Khalik.

Jatinangor, Oktober 2012

Faisal Pandu Laksmana

i

Page 3: Pengenalan Peralatan Praktikum

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Daftar Gambar iv

MATERI

I. Pendahuluan 1

II. Tujuan Praktikum 1

III. Landasan Teori 1

IV. Peralatan dan Bahan 2

V. Prosedur Kerja 9

VI. Hasil dan Pembahasan

10

VII. Pendalaman 16

DAFTAR PUSTAKA 1

ii

Page 4: Pengenalan Peralatan Praktikum

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Praktikum 10

iii

Page 5: Pengenalan Peralatan Praktikum

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mikroskop 2

Gambar 2. Colony Counter 3

Gambar 3. Inkubator 3

Gambar 4. Hot Plate Stirrer 4

Gambar 5. Electric Shaker 4

Gambar 6. Lemari Pendingin 4

Gambar 7. Oven 5

Gambar 8. Otoklaf 6

Gambar 9. Timbangan Analitik 6

Gambar 10. Jarum ose 7

Gambar 11. Lampu spirtus 7

Gambar 12. Tabung Reaksi 7

Gambar 13. Cawan Petri 8

Gambar 14. Pipet Tetes 8

Gambar 15. Pipet Hisap 8

Gambar 16. Balon Pipet 8

Gambar 17. Mikropipet 9

iv

Page 6: Pengenalan Peralatan Praktikum

PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM

I. Pendahuluan

Keberadaan peralatan sangat menunjang keberhasilan praktikum mikrobiologi

perikanan, karena dapat mempermudah pelaksanaan praktikum. Oleh karena itu, untuk

memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum perlu dilakukan sosialisasi mengenai jenis

dan pengoperasian peralatan utama yang banyak digunakan dalam kegiatan praktikum

Mikrobiologi Perikanan.

Jenis peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat

spesifik, tergantung dari jenis praktikumnya. Untuk kegiatan praktikum Mikrobiologi

Perikanan, peralatan utama yang perlu dipelajari adalah mikroskop, autoklaf, inkubator,

colony counter, hot plate stirrer, lemari pendingin dan peralatan inokulasi mikroba.

II. Tujuan Praktikum

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan diharapkan dapat memahami dan

memiliki kemampuan dalam mengoperasikan peralatan praktikum.

III. Landasan Teori

Pemahaman prinsip dan cara kerja peralatan dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan

praktikum. Penggunaan peralatan secara benar dapat meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.

Penggunaan secara benar artinya sesuai prosedur.

Kualitas pekerjaan selama kegiatan praktikum berlangsung, sangat ditentukan oleh

bahan baku dan peralatan yang digunakan, prosedur pelaksanaan yang benar dan

keterampilan penggunaan peralatan. Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan praktikum

harus sesuai standar yang digunakan, baik jenis, ukuran, sumber, tingkat kesegaran atau

lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum harus berfungsi secara benar dan

akurasi. Beberapa peralatan perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan, seperti pH

meter dan timbangan analitis.

Prosedur persiapan dan pelaksanaan praktikum harus dilakukan secara benar. Gunakan

prosedur baku yang telah disediakan secara benar. Kesalahan menerapkan prosedur dapat

berakibat terjadinya kesalahan dan kegagalan praktikum atau kerusakan peralatan.

Keterampilan penggunaan peralatan praktikum sangat menentukan keberhasilan

pekerjaan selama kegiatan praktikum berlangsung. Keterampilan penggunaan peralatan oleh

1

Page 7: Pengenalan Peralatan Praktikum

praktikan dapat ditingkatkan melalui kegiatan pengenalan dan simulasi peralatan tersebut.

Keterampilan penggunaan peralatan dapat mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan

kegagalan praktikum.

IV. Peralatan dan Bahan

Peralatan utama yang digunakan dalam kegiatan praktikum mikrobiologi perikanan

terdiri dari peralatan yang berkaitan dengan inokulasi mikroba dan sterilisasi. Adapun prinsip

kerja dan kegunaan peralatan tersebut adalah sebagai berikut :

a)Mikroskop adalah alat untuk memperbesar kenampakan objek sehingga mempermudah

melakukan pengamatan.

Gambar 1. Mikroskop dan bagian-bagiannya

b) Colony counter adalah peralatan yang dilengkapi dengan kuadran penghitungan,

lampu dan kaca pembesar untuk mempermudah penghitungan mikroba.

Cara menggunakannya yaitu memencet tombol “on” , kemudian meletakkan cawan

petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, dan mengatur alat

penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk

sambil melihat jumlah pada layar hitung (Taiyeb,2001).

2

Page 8: Pengenalan Peralatan Praktikum

Gambar 2. Colony Counter

c) Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan sistim untuk mempertahankan

suhu dan kelembaban selama masa inkubasi sehingga mikroba dapat tumbuh secara

baik.

Cara penggunaan  inkubator adalah semua medium yang sudah dimasukan ke dalam

cawan  petri  dan  terbungkus  kertas  dimasukan  ke  dalam  inkubator  selama  24 

jam dengan suhu konstan sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 3. Inkubator

d) Hot plate stirrer adalah alat yang dilengkapi fasilitas pengaduk dan pemanas sehingga

dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar suspensi tidak mengendap dan

pendistribusian mikroba dalam media kaldu atau media fermentasi, baik pada suhu

kamar maupun suhu yang lebih tinggi.

Alat ini digunakan untuk mengocok media cair sambil dipanasi. Alat ini juga dapat

dipakai untuk melarutkan ferri tartrat yang tidak mudah dilarutkan. Dilakukan dengan

cara menambah air pada ferri tartrat lalu meletakkannya di atas hot plate. Setelah

dihubungkan dengan arus listik, alat ini akan menghomogenkan sekaligus

memanaskannya (Lahay, 2004)

3

Page 9: Pengenalan Peralatan Praktikum

Gambar 4. Hot Plate Stirrer

e) Electric shaker adalah alat yang dapat digerakkan kearah depan dan belakang atau

melingkar sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan larutan dan

pendistribusian mikroba dalam media kaldu atau media fermentasi.

Gambar 5. Electric Shaker

f) Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi sistim penurunan suhu sehingga

dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam

media kultur

Gambar 6. Lemari pendingin

g) Oven adalah alat pemanas yang dapat digunakan untuk sterilisasi peralatan secara

kering.

Prinsip kerjanya yaitu alat-alat yang ingin disterilkan dibungkus dalam kertas

kemudian dalam oven lalu ditutup. Setelah itu mengaktifkan tombol power dan

mengatur suhu yang diinginkan umumnya 180°C selama 2 jam. (Ali dan Hala,2008).

4

Page 10: Pengenalan Peralatan Praktikum

Gambar 7. Oven

h) Otoklaf adalah alat yang dilengkapi sistim peningkatan suhu sehingga dapat mengubah

air menjadi uap panas. Otoklaf dapat digunakan untuk melakukan sterilisasi basah,

baik peralatan maupun media kultur.

Cara menggunakan otoklaf:

i. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam otoklaf. Jika

air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas

tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak

dan karat.

ii. Masukkan  peralatan  dan  bahan.  Jika  mensterilisasi  botol  beretutup  ulir, 

maka tutup harus dikendorkan.

iii. Tutup otoklaf dengan  rapat  lalu kencangkan baut pengaman agar  tidak ada

uap yang  keluar  dari  bibir  autoklaf.  Klep  pengaman  jangan 

dikencangkan  terlebih dahulu.

iv. Nyalakan  otoklaf,  diatur  timer  dengan  waktu  minimal  15  menit  pada 

suhu 121oC.

v. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen

otoklaf dan  terdesak  keluar  dari  klep  pengaman.  Kemudian  klep 

pengaman  ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan

waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

vi. Jika  alarm  tanda  selesai  berbunyi,  maka  tunggu  tekanan  dalam 

kompartemen turun  hingga  sama  dengan  tekanan  udara  di  lingkungan 

(jarum  pada  preisure gauge  menunjuk  ke  angka  nol).  Kemudian  klep-

klep  pengaman  dibuka  dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

5

Page 11: Pengenalan Peralatan Praktikum

Gambar 8. Otoklaf

i) Timbangan analitik adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk menentukan bobot

sampel dengan ketelitian tinggi.

Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat

angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan massa dari bahan yang

ditimbang. (Ali dan Hala, 2008)

Gambar 9. Timbangan analitik

j) Peralatan untuk memudahkan proses inokulasi, isolasi maupun transfer mikroba.

Peralatan ini teridiri dari :

1) Jarum ose adalah alat berupa kawat baja berujung tajam atau membulat yang

digunakan untuk mengambil mikroba yang akan diinkubasi, diisolasi atau

ditransfer ke media kultur lain.

Prinsip kerjanya  yaitu  ose  disentuhkan  pada  bagian  mikrobia  kemudian

menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati (Taiyeb, 2001).

6

Page 12: Pengenalan Peralatan Praktikum

Gambar 10. Jarum ose (lurus dan bulat)

2) Lampu spirtus adalah lampu berbahan bakar spirtus yang digunakan untuk

sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan

transfer mikroba

Gambar 11. Lampu Spirtus

3) Tabung reaksi adalah tabung berbahan gelas atau plastik yang digunakan sebagai

wadah media kultur berupa agar tegak dan agar miring.

Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu

luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu

lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena

memperbesar resiko kontaminasi.Tabung reaksi yang disterilkan di dalam autoklaf

harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil (Taiyeb, 2001).

Gambar 12. Tabung Reaksi

4) Cawan petri adalah cawan berbahan gelas atau plastik yang digunakan sebagai

wadah media kultur dalam bentuk lempeng agar.

Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di dalamnya.

Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan,  setelah kering dibungkus

7

Page 13: Pengenalan Peralatan Praktikum

dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi  dengan oven. Alat ini berfungsi

untuk pembuatan kultur media (Hala, 2009).

Gambar 13. Cawan Petri

5) Pipet tetes adalah pipet yang memiliki alat penghisap berbahan karet dan

digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil

Gambar 14. Pipet Tetes

6) Pipet hisap adalah pipet yang berkerja dengan cara dihisap sehingga cairan akan

memasuki pipet sebanyak yang diinginkan. Pipet hisap digunakan untuk

memindahkan cairan dalam jumlah relatif lebih banyak

Gambar 15. Pipet Hisap

7) Balon pipet adalah bola terbuat dari bahan karet yang dipasang di bagian pangkal

pipet hisap. Balon pipet digunakan untuk menghisap cairan yang akan

dipindahkan ke media lainnya menggunakan pipet hisap

Gambar 16. Balon pipet

8

Page 14: Pengenalan Peralatan Praktikum

8) Mikropipet

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,

biasanya kurang dari 1000 µL. banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,

misalnya mikropipet yng dapat diukur volume pengambilannya (adjustable

volume pipette) antara 1-20 µL, atau mikropipet yang tidak bisa diatur

volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya

mikropipet 5 µL.

Cara penggunaan: 1. Sebelum digunakan Thumb Knop sebikny ditekan berkali-

kali untuk memastikan lancarnya mikropipet, 2. Masukkan tip bersih ke dalam

nozzle/ujung mikropipet, 3. Tekan Thumb knop sampai hambatan pertama/first

stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi, 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam

3-4 mm, 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari

thumb knop maka cairan akan masuk ke tip, 6. Pindahkn ujung tip ke tempat

penampung yang diinginkan 7. Tekan Thumb knop sampai hambatan

kedua/second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan

keluar dari ujung tip, 8. Jika ingin melepas tip putar Thumb knop searah jarum

jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya.

Gambar 17. Mikropipet

V. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut :

1) Praktikan mencari informasi dari berbagai sumber (perpustakaan atau internet)

mengenai prinsip kerja peralatan praktikum tersebut di atas

2) Praktikan menyerahkan hasil telusuran prinsip kerja peralatan praktikum tersebut

kepada asisten praktikum pada saat memasuki ruang laboratorium

3) Praktikan mendengarkan dan melihat peragaan penggunaan peralatan praktikum

mikrobiologi perairan

9

Page 15: Pengenalan Peralatan Praktikum

4) Praktikan mencatat informasi yang disampaikan selama kegiatan praktikum

berlangsung

5) Praktikan telah selesai melaksanakan kegiatan praktikum apabila telah menyerahkan

laporan kegiatan harian.

6) Laporan lengkap kegiatan praktikum diserahkan kepada asisten seminggu setelah

praktikum dilaksanakan

VI. Hasil dan Pembahasan

VI.1. Hasil

Data yang telah diperoleh dari hasil penelusuran dan informasi selama kegiatan praktikum

disajikan dalam tabel berikut ini.

Nama

PeralatanPrinsip Kerja Prosedur Kerja

1) Mikroskop memperbesar

kenampakan

objek

1. Meletakkan mikroskop di atas meja

dengan cara memegang lengan

mikroskop sedemikian rupa sehingga

mikroskop berada persis di hadapan

pemakai

2. Memutar revolver sehingga lensa

obyektif dengan perbesaran lemah

berada pada posisi satu poros dengan

lensa okuler yang ditandai bunyi klik

pada revolver

3. Mengatur cermin dan diafragma untuk

melihat kekuatan cahaya masuk, hingga

dari lensa okuler tampak terang

berbentuk bulat (lapang pandang).

4. Menempatkan preparat pada meja

benda tepat pada lubang preparat dan

jepit dengan penjepit obyek/benda

5. Mengaturlah fokus untuk memperjelas

gambar obyek dengan cara memutar

pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa

okuler. Untuk mempertajam putarlah

10

Page 16: Pengenalan Peralatan Praktikum

pemutar halus

6. Apabila bayangan obyek sudah

ditemukan, maka untuk memperbesar

dengn mengganti lensa obyektif dengan

ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X,

dengan cara memutar revolver hingga

bunyi klik.

7. Apabila telah selesai menggunakan,

bersihkan mikroskop dan simpan pada

tempat yang tidak lembab.

2) Colony

counter

mempermudah

penghitungan

mikroba

1. memencet tombol “on”

2. meletakkan cawan petri yang berisi

bakteri atau jamur ke dalam kamar

hitung,

3. mengatur alat penghitung pada posisi

dan mulai menghitung dengan

menggunakan jarum penunjuk sambil

melihat jumlah pada layar hitung

3) Inkubator

Menumbuhkan

bakteri dengan

menjaga suhu

dan

kelembabannya.

memasukkan semua medium yang sudah

dimasukan ke dalam cawan  petri  dan 

terbungkus  kertas  ke  dalam  inkubator 

selama  24  jam dengan suhu konstan sesuai

dengan yang diinginkan

4) Hot plate

stirrer

untuk membantu

pengadukan agar

suspensi tidak

mengendap dan

pendistribusian

mikroba dalam

media tumbuh

1. menambahkan air pada ferri tartrat,

2. meletakkannya di atas hot plate.

3. Setelah dihubungkan dengan arus

listik, alat ini akan menghomogenkan

sekaligus memanaskannya

5) Electric

Shaker

membantu

pengadukan

larutan dan

1. meletakkannya di atas hot plate.

2. Setelah dihubungkan dengan arus

listik, alat ini akan

11

Page 17: Pengenalan Peralatan Praktikum

pendistribusian

mikroba dalam

media tumbuh

menghomogenkannya.

6) Lemari

pendingin

mengendalikan

aktivitas dan

pertumbuhan

mikroba dalam

media kultur

1. Meletakkan media kultur mikroba pada

lemari pendingin

2. Setelah dihubungkan dengan arus

listrik, alat ini akan

mendinginkan/mengawetkan hasilnya

7) Oven

sterilisasi

peralatan secara

kering

1. membungkus alat-alat yang ingin

disterilkan,

2. memasukkan alat-alatnya ke dalam

oven lalu ditutup,

3. mengaktifkan tombol power dan

mengatur suhu yang diinginkan

umumnya 180°C selama 2 jam

8) Otoklaf melakukan

sterilisasi basah

1. melakukan pengecekan dahulu

banyaknya air dalam otoklaf. Jika air

kurang dari batas yang ditentukan,

maka dapat ditambah air sampai batas

tersebut. Gunakan air hasil destilasi

untuk menghidari terbentuknya kerak

dan karat.

2. Masukkan  peralatan  dan  bahan.  Jika 

mensterilisasi  botol  beretutup  ulir, 

maka tutup harus dikendorkan.

3. menutup otoklaf dengan  rapat  lalu

mengencangkan baut pengaman agar 

tidak ada uap yang  keluar  dari  bibir 

autoklaf.  Klep  pengaman  jangan 

dikencangkan  terlebih dahulu.

4. menyalakan otoklaf kemudian

mengatur  timer  dengan  waktu

minimal  15  menit  pada  suhu 121oC.

12

Page 18: Pengenalan Peralatan Praktikum

5. menunggu sampai air mendidih

sehingga uapnya memenuhi

kompartemen otoklaf dan  terdesak 

keluar  dari  klep pengaman. 

6. Kemudian menutup klep  pengaman 

dan tunggu sampai selesai.

Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak

tekanan mencapai 2 atm.

7. Jika  alarm  tanda  selesai  berbunyi, 

maka  tunggu  tekanan  dalam 

kompartemen turun  hingga  sama 

dengan  tekanan  udara  di  lingkungan 

(jarum  pada  preisure gauge 

menunjuk  ke  angka  nol). 

8. Kemudian membuka klep-klep 

pengaman dan mengeluarkan isi

autoklaf dengan hati-hati.

9) Timbangan

analitik

menentukan

bobot sampel

dengan ketelitian

tinggi

meletakkan bahan pada timbangan tersebut

kemudian melihat angka yang tertera pada

layar, dan angka itu merupakan massa dari

bahan yang ditimbang

10) Jarum ose

mengambil

mikroba yang

akan diinkubasi,

diisolasi atau

ditransfer ke

media kultur lain

1. menyentuhkannya  pada  bagian 

mikrobia ,

2. menggosokkan pada kaca preparat

untuk diamati

11) Lampu

spirtus

sterilisasi panas

dan

mempertahankan

sterilisasi ruang

inokulasi, isolasi

menyulut api pada alat ini, maka lampu spirtus

ini siap digunakan

13

Page 19: Pengenalan Peralatan Praktikum

dan transfer

mikroba

12) Tabung

reaksi

wadah media

kultur berupa

agar tegak dan

agar miring

Memasukkan agar dengan menggunakan pipet

tetes biasanya untuk kepentingan mikrobiologi

digunakan pipet tetes berbahan plastik

13) Cawan Petri

(petri dish)

sebagai wadah

media kultur

dalam bentuk

lempeng agar

1. menyeterilkan petri dish ini terlebih

dahulu bersama kertas saring di

dalamnya

2. mencucinya terlebih dahulu dan

dikeringkan

3. setelah steril alat ini sudah bisa

digunakan untuk kultur mikroba

14) Pipet tetes

memindahkan

cairan dalam

jumlah kecil

1. memasukkan pipet ke dalam media

kultur,

2. tekan bagian atas pipet guna

mengambil sampelnya

3. tekan pipet agar cairan yang terambil

keluar dari pipet ke tempat lain

15) Mikropipet memindahkan

cairan yang

bervolume

cukup kecil yang

didalamnya telah

terdapat mikroba

1. Sebelum digunakan Thumb Knop sebikny

ditekan berkali-kali untuk memastikan

lancarnya mikropipet

2. Masukkan tip bersih ke dalam nozzle/ujung

mikropipet

3. Tekan Thumb knop sampai hambatan

pertama/first stop, jangan ditekan lebih ke

dalam lagi

4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4

mm

5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian

lepaskan tekanan dari thumb knop maka cairan

akan masuk ke tip

6. Pindahkn ujung tip ke tempat penampung

14

Page 20: Pengenalan Peralatan Praktikum

yang diinginkan

7. Tekan Thumb knop sampai hambatan

kedua/second stop atau tekan semaksimal

mungkin maka semua cairan akan keluar dari

ujung tip

8. Jika ingin melepas tip putar Thumb knop

searah jarum jam dan ditekan maka tip akan

terdorong keluar dengan sendirinya

VI.2. Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi atau prinsip kerja setiap

alat yang ada di laboratorium mikrobiologi. Alat-alat ini terdiri dari alat non gelas

berupa ; sendok tanduk, spoit, labu semprot, hand spray. Alat gelas berupa; Cawan petri,

batang pengaduk,pipet gondok, gelas ukur, pipet volume, tabung durham,dan erlenmeyer.

Alat instrumen berupa; oven, inkubator, Electric Shaker, Neraca analitik, Autoklaf. Alat

lain berupa; Ose lurus, Ose bulat, dan Enkas.

Alat- alat laboratorium mikrobiologi ini memiliki teknik sterilisasi yang tidak semuanya

sama antara lain :

1. Alat gelas : Alat- alat gelas ini disterilkan dengan menggunakan oven, atau disebut juga

hot air sterilization. Alat- alat gelas disterilkan oleh udara panas di dalam oven. Alat- alat

yang disterilkan dengan menggunakan oven adalah alat yang tahan terhadap panas.

2. Alat non gelas: Alat- alat non gelas ini disterilkan dengan menggunakan autoklaf yaitu

dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi. Alat- alat yang disterilkan dngan

otoklaf adalah alat yang tidak tahan terhadap panas/ mudah meleleh.

3. Alat- alat lain: -Ose bulat dan ose lurus : Alat ini disterilkan dengan menaruh benda

pada nyala api bunsen sampai merah membara.

-Enkas : Alat ini disterilkan dengan cara menyemprotkan alkohol pada dinding dan dasr

enkas dengan handspray dan didiamkan sekitar 30 menit kemudian menyalakan bunsen

selama pengerjaan.

Selain itu, diperoleh hasil bahwa syarat utama bekerja dengan mikrobiologi

adalah sterilitas, baik sterilitas diri maupun alat-alat yang digunakan. Sebelum dan

15

Page 21: Pengenalan Peralatan Praktikum

sesudah praktikum, kita menggunakan alkohol untuk mensterilkan tangan dan meja kerja

sedangkan untuk alat-alat yang digunakan sterilisasi dilakukan tergantung dari bahan dan

jenis alat-alat itu sendiri. Hal ini dikarenakan alat-alat tersebut memiliki karakter dan

perlakuan yang berbeda, serta memiliki fungsi yang spesifik tergantung jenis alatnya.

Melakukan pengkulturan mikroba, misalnya mengambil atau memindahkan

mikroba, menuangkan media, kita harus melakukannya dekat api lampu spirtus/bunsen

spirtus. Hal ini bertujuan agar area sekitar kita bekerja bebas dari mikroba.

VII. Pendalaman

1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi kering dan sterilisasi basah ? Jelaskan apa

perbedaan dan kesamaan diantara keduanya?

Jawab: a. Sterilisasi kering adalah sterilisasi dengan udara panas dilakukan

dengan menggunakan oven pada suhu 121°C terhadap bahan-bahan

dan alat-alat yang tahan terhadap temperatur tinggi selama 20

menit.

b. Sterilisasi basah adalah sterilisasi dengan uap bertekanan

menggunakan otoklaf. Cara ini digunakan untuk mensterilkan bahan

bahan atau material seperti air, medium dan sebagainya dengan

temperatur mencapai 121°C selama 20 menit

c. Perbedaan antara keduanya adalah pada sterilisasi kering tidak

menggunakan air sama sekali dan alat yang digunakannya pun

berbeda. Pada sterilisasi kering digunakan oven sedangkan pada

sterilisasi basah digunakan otoklaf.

2. Jelaskan oleh Anda perbedaan utama antara prinsip kerja dan kegunaan peralatan hot

plate stirrer dengan electric shaker.

Jawab: Hot plate stirrer dapt mengaduk (meghomogenkan) cairannya saja sedangkan

pada electric shaker kita dapat mengaduk cairan berisi mikroba dan juga

alat/media nya misalkan labu erlemneyer.

3. Jelaskan oleh Anda, prinsip kerja dari balon pipet. Apa kerugian yang mungkin

dihadapi apabila tidak menggunakan balon pipet tersebut?

16

Page 22: Pengenalan Peralatan Praktikum

Jawab: a. Prinsip kerja dari balon pipet adalah untuk menghisap cairan dari suatu

media ke media lainnya dengan pipet hisap. Alat ini hanya sebagai alat

bantu untuk pipet hisap (tenaga penghisap).

b. Kerugian apabila tidak menggunakan pipet hisap maka kita harus

melakukan pemindahan (penghisapan) cairan dengan cara manual, yakni

dengan mulut kita sendiri.

4. Coba Anda sebutkan dan jelaskan prinsip kerja peralatan yang digunakan untuk

sterilisasi basah.

Jawab:

17

Page 23: Pengenalan Peralatan Praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2012. Modul Praktikum: Pengenalan Peralatan Praktikum Program studi

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Sumedang: Universitas

Padjadjaran

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Pelczar, Michael J..1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia

http://antiserra.wen.su/alkes.html diakses Senin, 14 Oktober 2012

http://garuda7info.blogspot.com/2012/09/Mikroskop.html diakses Senin, 14 Oktober 2012

18