Laporan Praktikum Lab K3 KL

18
Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” i LAPORAN PRAKTIKUM “VIBRATION METER’ Oleh : Shelia Fajriyah (10101001007) Dosen Pengampu : Annisyah, SKM, M.Sc FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

description

report

Transcript of Laporan Praktikum Lab K3 KL

Page 1: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” i

LAPORAN PRAKTIKUM

“VIBRATION METER’

Oleh :

Shelia Fajriyah (10101001007)

Dosen Pengampu : Annisyah, SKM, M.Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” ii

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Ba’da salam, sebelumnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah

SWT, berkat karunia-Nya berupa setitik ilmu dan pemberian kesehatan serta

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek Laboratorium

K3/KL ini. Sholawat dan salam hendaknya akan selalu tercurah kepada junjungan

Nabi besar Muhammad SAW. Ucapan terima kasih, penulis ucapkan kepada

Anisya, SKM, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Laboratorium K3/KL,

kedua orang tua penulis yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta

teman-teman seperjuangan yang mendukung terselesaikannya laporan ini.

Sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Laboratorium K3/KL, laporan

ini disusun berdasarkan praktek yang dilakukan di Balai Hiperkes Palembang

yang mana, dalam praktek ini diujicobakan pelbagai alat yang mengukur indikator

yang berhubungan dengan K3 dan kesehatan lingkungan, salah satu alatnya yakni

vibration meter, alat untuk mengukur getaran di tempat kerja.

Penulis menyadari bahwa, tak ada gading yang tak retak begitu pula

dengan laporan ini yang masih memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya

penulis mengharapkan umpan balik pembaca demi perbaikan penulisan-penulisan

makalah di kemudian hari. Semoga motivasi untuk menulis dan berkarya akan

selalu menyertai penulis.

Akhirul kalam, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Inderalaya, 27 November 2013

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” iii

Daftar Isi

Hal

Halaman Judul ................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................ ii

Daftar isi ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vibrasi ............................................................................... 3

2.2 Alat Ukur Vibrasi ................................................................... 6

BAB III PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran .................................................................... 9

3.2 Pembahasan .................................................................... 10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................... 12

4.2 Saran ................................................................................. 13

Referensi

Lampiran

Page 4: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan kesehatan kerja merupakan pencapaian mutlak yang harus

diperoleh setiap pekerja. Namun, lingkungan dengan segala komponennya

merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam proses paparan terhadap bahaya

dan risiko di tempat kerja baik itu berasal dari faktor fisik, kimia maupun biologis.

Di dalam lingkungan kerja., komponen pekerja dan alat dalam hal ini

mesin merupakan komponen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain..

Alat, dalam prosesnya bisa menjadi sumber bahaya dan risiko bagi pekerja, salah

satunya yakni bahaya fisik berupa getaran yang dihasilkan alat. Getaran

merupakan komponen fisik dalam lingkungan kerja yang sering terabaikan.

Namun, mengingat dampak getaran yang secara kontinu terhadap pekerja yang

begitu kompleks, merupakan hal yang penting untuk dilakukan kontrol terhadap

getaran dan sumbernya.

Kontrol terhadap getaran pada alat kerja dilakukan sebagai simbolisasi

pengendalian bahaya terhadap pekerja dalam pencapaian keselamatan kesehatan

kerja pakerja. Pada prosesnya, untuk dapat melakukan pengendalian tersebut

langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi.bahaya. Identifikasi getaran

dapat dilakukan dengan mengukur besaran getaran yang dihasilkan oleh alat.

Hasil pengukuran getaran dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang

sedang dan akan terjadi pada alat dan pengaruhnya terhadap lingkungan[1]

sekitar.Sehingga dengan mengetahui besaran getaran dan pengaruhnya dapat

dilakukan pengendalian yang diharapkan dapat meminimalisasi accident dalam

mencapai keselamatan kesehatan kerja. Saat ini, banyak alat pengukuran getaran

yang tersedia dengan metode-metode tertentu. Salah satu diantaranya adalah

vibration meter. Pengukuran getaran dengan menggunakan vibration meter ini

penting dilakukan untuk mengetahui besaran getaran yang dihasilkan alat baik itu

whole body vibration maupun hand arm vibration. Penggunaan vibration meter

dalam pengukuran besar getaran yang dihasilkan alat ini yang akan dibahas dalam

laporan praktek Laboratorium keselamatan kesehatan kerja.

Page 5: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktek pengukuran terhadap getaran adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui prosedur kerja pengukuran getaran baik itu whole body

vibration maupun hand arm vibration dengan menggunakan alat vibrasi

meter

2. Mengetahui hasil pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibrasi

meter

3. Menginterpretasikan hasil pengukuran getaran

Page 6: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vibrasi

Vibrasi merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan

arah bolak balik dari kedudukan kesetimbangannya.[2] Getaran adalah gerakan

bolak balik suatu massa yang menjalar ke seluruh tubuh manusa mulai dari tangan

sampai dengan seluruh tubuh akibat getaran alat mekanis yang dipergunakan

dalam tempat kerja melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. ( Kep

Men Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996 dan Salim, Emil. 2002 dalam [3]).

Adapun jenis getaran adalah sebagai berikut [3] :

1. Getaran Vulkanis

Getaran yang disebabkan oleh adanya ledakan gunung berapi sehingga

mengakibatkan bergeraknya benda yang ada di sekitar sumber ledakan.

2. Getaran Mekanis

Getaran mekanis ini adalah getaran yang disebabkan oleh adanya getaran

mesin-mesin yang bergerak secara mekanik. Getaran mekanis menurut

pajanannya terdapat dua bentuk yaitu [2] :

a. Getaran seluruh badan (whole body vibration) yakni getaran yang

menjalar sampai seluruh tubuh, biasanya diakibatkan oleh goncangan

mesin kendaraan atau traktor.

b. Getaran alat-lengan (hand arm vibration) yakni getaran yang menjalar

hanya sebatas tangan dan lengan. Contohnya cakram gas motor yang

menyala, mixer untuk membuat kue dsb.

3. Getaran Kejut

Dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, getaran yang menjadi

pokok bahasan adalah getaran mekanis karena terkait dengan kegiatan manusia

yang secara kontinu. Adapun disebutkan sebelumnya bahwa getaran mekanis

terbagi menjadi dua yakni :

Page 7: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 4

1. Getaran seluruh badan

Getaran seluruh badan ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh dihantarkan

melalui bagian tubuh pekerja dengan frekuensi 5-20 Hz., dengan mesin

yang menghasilkan getaran sebesar 1-20 Hz.Sehingga jika pekerja terpapar

dengan getaran ini secara kontinu akan berdampak buruk bagi kesehatan

pekerja. Dampak buruk terhadap kesehatan tersebut salah satunya adalah

gangguan pada respon fisiologis tubuh manusia atau pekerja [4]. Adapun

dampak dari getaran jenis ini lebih rinci adalah sebagai berikut [2-4]

a. Dampak jangka pendek yang berupa cepat lelah, peningkatan detak

jantung, nyeri punggung, pegal-pegal, kesemutan, shakeness,

penglihatan kabur, sakit kepala, dan gangguan kenikmatan dalam

bekerja

b. Dampak jangka panjang yang berupa gangguan pada sistem

kardiovaskular, gangguan syaraf pusat, gangguan metabolisme,

gangguan sistem endokrin, sistem respiratory, kerusakan tulang hingga

kerusakan fisik secara permanen misalnya ischemic lumbago, serta

mengganggu sistem urologi.

Gejala yang ditimbulkan berdasarkan frekuensi getaran yang diterima

pekerja adalah sebagai berikut [3]:

1. 0,2-0,7 Hz = Mual dan muntah

2. 1-4 Hz = gangguan bernafas

3. 4-10 Hz = nyeri dada dan perut, otot kaku dan geraham kaku

4. 10-20 Hz =sakit kepala, muscular tension, nyeri pada mata, gangguan

bicara, saluran pencernaan dan saluran kencing terganggu

Adapun untuk batas pajanan standard dari getaran seluruh badan ini secara

spesifik belum diatur oleh peraturan yang ada di Indonesia, namun berdasarkan

ISO 2631 standar pajanan getaran seluruh badan ini dibagi menjadi 3 yakni [3] :

1. Mengganggu kenyamanan

2. Meningkatkan kelelahan

3. Mengganggu kesehatan

Page 8: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 5

Artinya jika salah satu dari ketiga aspek diatas terjadi ketika pekerja terpajan

getaran seluruh badan maka, dapat diartikan bahwa getaran tersebut sudah

melebihi standar aman bagi pekerja.

2. Getaran alat – tangan

Getaran alat-tangan ini merambat melalui tangan dari operator akibat

pemakaian peralatan yang bergetar. Frekuensi dari getaran alat-tangan in

adalah 20-500 Hz.

Dampak yang ditimbulkan dari getaran jenis segmentasi ini adalah sebagai

berikut[3] :

1. Dampak jangka pendek yakni cepat lelah, pegal-pegal bagian lengan

dan persendian.

2. Dampak jangka panjang dari pajanan getaran segmenatasi ini adalah

penurunan fungsi indera perasa pada jari, kerusakan otot, dan

persendian pada tangan dan lengan , terbentuk noda putih pada telapak

tangan atau dikenal sebagai white finger syndrome, terjadinya gejala

tersebut memerlukan jangka waktu 3 samapai dengan 6 tahun dengan

melalui beberapa stadium yakni :

a. Stadium 1 = ujung jari pucat, dan kaku pada cuaca dinginatau

bangun tidur

b. Stadu=ium 2 = perluasan jari pucat, kesemutan dan kaku

c. Stadium 3 = gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.

Pengukuran getaran yang da dibandingkan dengan NAB yang tercantum

pada keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor : KEP. 51 /MEN /1999 , mengenai

NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan adalah [2]:

Tabel 1.1 NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan

Jumlah Waktu

pemajanan per hari kerja

Nilaipercepatan pada frekuensi dominan

m/detik kuadrat Gram

4 jam dan < 8 jam 4 0,4

2 jam dan < 4 jam 6 0,61

1 jam dan < 1 jam 8 0,81

< 1 jam 12 1,22

Page 9: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 6

2.2 Alat Ukur Vibrasi

Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul

suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam

suatu pengukuran jelas bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi

selanjutnya untuk apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan

data getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah [5]:

Pengukuran rutin

Pengukuran referensi (Baseline Measurement)

Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan

Trouble Shooting

Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai

data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat

yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan

dalam suatu pengukuran getaran antara lain [5]

Vibration meter

Vibration analyzer

Shock Pulse Meter

Osiloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada

kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan

persyaratan personal yang menggunakannya [6].

Dalam kegiatan praktek laboratorium keselamatan kesehatan kerja ini

dilkaukan pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration meter dengan

tipe HAV-PRO Quest Technologies. Adapun bagian-bagian dari alat ini adalah

sebagai berikut:[7]

1. Batere yang terpisah

2. Kabel data Log

3. Vibration pad (untuk pengukuran getaran seluruh badan) bentuknya

seperti piringan dengan kabel sensornya

Page 10: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 7

4. Hand/Arm Sensor ( untuk pengukuran getaran segmentasi) dengan kabel

sensornya (black mounting adapter)

5. Papan tombol dan layar

Adapun tombol yang digunakan dalam pengukuran yaitu [7]:

1. Tombol on/off untuk menghidupkan alat ukur

2. Tombol set up untuk menyetting pengukuran jenis apa yang akan

dilakukan dan menyetting waktu pengukuran

3. Tombol range untuk melihat nilai getaran tertinggi dan terendah dari hasil

pemngukuran

4. Tombol reset untuk menghapus hasil pengukuran sebelumnya (history)

sehingga pengukuran baru dimulai dari 0

Page 11: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 8

5. Tombol print untuk mencetak hasil data pengukuran yang terekam pada

alat

6. Tombol recall untuk membuka data yang tersimpan pada alat

7. Tombol store untuk memindahkan data yang tersimpan pada alat ke

komputer

8. Tombol history untuk melihat data yang telah terekam pada alat

9. Adapun tombol lainnya ada tombol scroll ke atas bawah dan kiri kanan,

serta tombol enter pada tengah-tengah tombol scroll

Pada pengukuran getaran menggunakan vibration meter ini, besaran

getarannya dinyatakan dalam satuan akselerasi atau m/detik kuadrat dan diukur

dalam tiga bentuk yakni X untuk dimensi depan belakang, Y untuk dimensi side

to side dan Z untuk dimensi atas bawah pada gerakan getaran [6].

Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat ini tidak semata-mata

data yang dihasilkan merupakan data yang lengkap, namun masih diperlukan

pengukuran lanjutan untuk diperoleh data yang lebih detil dan komprehensif.

Page 12: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 9

BAB III

PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran

Pengukuran getaran pada alat dilakukan dengan menggunakan vibration

meter tipe HAV-PRO Quest Technology. Alat yang menjadi objek pengukuran

adalah motor, dimana tempat dudukan motor (jok motor) dianggap sebagai

sumber whole body vibration dan cakram gas tempat tangan diletakkan saat motor

beroperasi dianggap sebagai sumber hand arm vibration. Adapun prosedur

pengukuran getaran pada motor yakni sebagai berikut :

1. Persiapkan alat ukur yakni vibration meter dan motor yang dalam keadaan

on ditempat sebagai sumber getaran yang dalam hal ini dianggap alat yang

menghasilkan getaran.

2. Pada pengukuran whole body vibration digunakan vibration pad yang

bentuknya menyerupai piringan hitam dengan kabel penghubung ke alat

vibration meter, dimana alat ini dihubungkan dengan alat dengan

menyambungkan kabel koneksi ke vibrasi meter bagian atas.

3. Letakkan vibration pad pada dudukan motor dan alat tersebut diduduki

oleh pengendara (pekerja) motor namun, motor tidak mobile.

4. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power on/off.

5. Lalu tekan tombol set up dan tekan tombol scroll ke kanan atau ke kiri

hingga ada tulisan operating mode whole body

6. Kemudian pada menu yang sama set up dapat diatur waktu oengukuran

yang diinginkan misalnya 10 menit, tekan tomobol scroll down dan stop

menenkan tombol tersebut hingga muncul tulisan average 10 sec.

7. setelah itu siap dilakukan pengukuran, amati angka yang muncul pada

layar alat hingga nanti selama 10 detik catat angka yang paling banyak

muncul.

8. Kemudian prosedur tersebut namun pada point langkah kedua, karena

pengukuran getaran khusus untuk hand arm vibration jadi digunakan hand

/ arm sensor dengan black mounting adapter yang dihubungkan dengan

alat vibrasi meter persis dengan vibration pad. Dimana sensor alat dan

Page 13: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 10

tangan ini dihimpitkan di antara tnagan dan cakran gas motor yang

dihidupkan selama waktu yang diinginkan dan catat hasil pengukuran.

3.2 Pembahasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap motor diperoleh hasil yakni :

No. Jenis Pengukuran Hasil pengukuran dalam waktu 10 detik

m/detik kuadrat

1 Whole body vibration 0,33

2. Hand arm Vibration 0,48

Hasil diatas meupakan pengukuran getaran dengan dimensi X karena pada

saat pengukuran tidak memungkinkan untuk melihat hasil pengukuran pada

dimensi lain dikarenakan kondisi batere alat yang dalam kondisi lemah.

Sehingga interpretasi secara umum dari hasil pengukuran berdasarkan

perbandingan dengan nilai ambang batas yang distandarkan adalah :

1. Hasil pengukuran getaran seluruh badan diperoleh angka 0,33 m/det

kuadrat, karena memang standar baku untuk getaran jenis ini belum ada,

maka berdasarkan gejala yang ditimbulkan dengan frekuensi getaran

sebesar 0,33 dampak yang mungkin akan ditimbulkan mual dan muntah

terikat dengan variabel waktu pajanannya. Mengingat pengukurannya

dilakukan hanya dalam waktu 10 menit kemungkinan untuk salah dalam

hasil data pengukuran masih sangat besar. Namun, pada dasarnya kembali

pada prinsip ISO 2631 yang jika dalam proses pekerjaan yang berkaitan

dengan vibrasi sudah memasuki tahapan ketidaknyamanan, menimbulkan

kelelahan dan mengganggu kesehatan maka hal ini sudah terkategori tidak

memenuhi standar aman. Akan tetapi aspek acceptable,tollerable, dsb

masih perlu dipertimbangkan.

2. Pada kasus kedua hand-arm vibration diperoleh besaran getaran 0,48

m/det kuadrat. Dari angka ini dapat diasumsikan bahwa kondisi seperti ini

masih dalam kondisi aman karena jika dibandingkan dengan nilai ambang

Page 14: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 11

batas yang berdasarkan ketentuan Kep Menteri Tenaga Kerja Nomor 51,

pajanan akan getaran dalam kurun waktu < 8 jam dan 4 jam kerja per hari

tidak boleh melebihi 4 m/detik kuadrat.

Page 15: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari praktikum laboratorium keselamatan kesehatan

kerja mengenai vibrasi meter diperoleh bahwa :

1. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur besaran getaran yang

dihasilkan oleh sumber getar pada praktek pengukuran di Balai

Hiperkes Palembang adalah vibration meter,tipe HAV PRO Quest

Technologies.

2. Pada proses pengukuran getaran, dilakukan dua jenis pengukuran

getaran yakni pengukuran getaran seluruh badan dan pengukuran

getaran segmental yang objek sumber getarnya adalah motor yang

dalam kondisi on.

3. Pada prosesnya pengukuran getaran membutuhkan tahapan proses

mulai dari persiapan alat dan sumber getaran yang akan diukur hingga

nanti didapatkan data getaran yang diharapkan.

4. Dari hasil pengukuran getaran dengan sumber getaran berupa motor

dilihat dari aspek getaran seluruh badan, dengan hasil pengukuran

yang demikian dapat dikatakan getaran dengan besaran 0,33 m/detik

memiliki peluang untuk mengakibatkan pengendara mual dan muntah

dalam kurun waktu tertentu tentu tidak terlepas dari aspek lain seperti

kondisi fisiologis pengendara dsb.

5. Dari hasil pengukuran getaran segmental diperoleh kesimpulan bahwa

sumber getaran dalam hal ini motor masih dalam batas aman bagi

pengendara karena nilai getaran yang dihasilkan dalam pengukuran

tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan.

Page 16: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 13

4.2 Saran

1. Pengukuran getaran seharusnya dilakukan berulang kali untuk

meminimisasi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.

2. Pengukuran getaran dilakukan dalam waktu yang berkala sehingga

dapat diperoleh informasi apakah telah terjadi kesalahan sistem

pada mesin atau tidak dari pola getaran yang dihasilkan.

3. Pada proses pengukuran sebaiknya hasil yang telah disimpan

dalam alat vibration meter dicetak dalam bentuk print out yang

berwujud kurva pola getaran sehingga informasi yang diperoleh

lebih bersifat informatif bagi peneliti yang membutuhkan data

getaran.

4. Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration

meter, alat ini hanya mengukur nilai keseluruhan atau nilai secara

umum dari besarnya getaran yang dihasilkan oleh sumber getaran

tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi getarannya

sehingga untuk melengkapi data yang diperoleh sebaiknya

dilakukan pengukuran lanjutan dengan alat lain yang dapat

menyajikan informasi mengenai getaran yang lebih lengkap dan

disesuaikan juga dengan tujuan pengukuran.

5. Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan hasil pengukuran,

sebaiknya dianalisis dan ditindaklanjuti sebagai langkah

pengendalian jika memang hasil pengukuran menunjukkan kondisi

yang telah melewati ambang batas pajanan.

Page 17: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 14

Referensi

1.Anonymous, BAB I PENDAHULUAN in Getaran, Institute Teknologi Surabaya:

Surabaya. p. 2-8.

2.Budiono, A.M.S., R.M.S. Jusuf, and A. Pusparini, eds. Bunga Rampai Hiperkes

dan Keselamatan Kerja. 2003, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

3.Annisyah, Vibration Control. 2013, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Sriwijaya: Palembang.

4.Griffin, M.J., Handbook of Human Vibration. 1990, Academic Press Inc:

London.

5.Fajar (2011) Pengukuran Getaran. Volume, 1. Laporan praktikum K3/KL

6.Knowledge, O.B.o., Physical Hazard ; Noise and Vibration, S.I.o. Australia,

Editor. 2012, Safety Institute of Australia Ltd: Victoria, Australia.

7.technologies, Q., Human Vibration Meter. 2003, Corporate Center Drive: USA.

Page 18: Laporan Praktikum Lab K3 KL

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 15

Lampiran