Laporan ANFIS 1 Shrie

24
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Farmakologi sebagai ilmu berbeda dari ilmu lain secara umum pada keterkaitanya erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik sangat sulit mengerti farmakologi tanpa pengetahuan tentang fisiologi tubuh, biokimia dan ilmu kedokteran klinik. Jadi , ilmu ini adalah ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan klinik. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi yaitu, ilmu cara membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. Bahkan sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya deklarasi heisensi yang berisi tentang segi teknik percobaan yang menggunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan percobaan mempunyai mission dalam keikutsertaan menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis.

description

anfis

Transcript of Laporan ANFIS 1 Shrie

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangFarmakologi sebagai ilmu berbeda dariilmu lainsecara umum pada keterkaitanya erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik sangat sulit mengerti farmakologi tanpa pengetahuan tentang fisiologi tubuh,biokimia dan ilmu kedokteran klinik.Jadi ,ilmu ini adalah ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan klinik. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi yaitu,ilmu cara membuat, menformulasi,menyimpan dan menyediakan obat.Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. Bahkan sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya deklarasi heisensi yang berisi tentang segi teknik percobaan yang menggunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan percobaan mempunyai mission dalam keikutsertaan menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis.Pada uji farmakologi suatu sediaan dilakukan uji praklinik dan uji klinik dimana uji praklinik dilakukan pada hewan coba seperti Mencit (Mus musculus), Tikus (Rattus Novergikus), Kelinci (Oryctolagus Cuniculus), dan uji klinik dilakukan pada manusia.Pemanfaatan hewan percobaan demi pengembangan ilmu dan teknologi semakin meningkat, baik dalam penggandaan jumlah, ras maupun aneka kondisi hewan. Sejalan dengan hal tersebut terjadi pula pengembangbiakan, serta cara-cara perlakuan dan penanganan terhadap hewan percobaan.Pada praktikum ini cara penanganan hewan coba, mulai dari cara memegang, cara pemberian sediaan dan perhitungan dosis yang akan diberikan.I.2 Maksud dan TujuanI.2.1 Maksud PercobaanMengetahui dan memahami cara penanganan hewan yang digunakan dilaboratorium.I.2.2 Tujuan PercobaanMengetahui cara-cara pemberian obat kepada hewan coba yaitu : Kelinci (Oryctolagus cuniculus),Mencit (Mus musculus),Tikus (Rattusnovergicus).I.3 Prinsip percobaanPerlakuan terhadap hewan coba untuk mengetahui penanganan dan pemberian obat secara peroral.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Teori UmumKeanekaragaman jenis hayati (hewan percobaan) yang dimiliki ataupun yang dipakai sebagai animal model dari suatu laboratorium medis, baik dibidang farmasi,psikologi, ekologi, mikrobiologi, virologi, radiologi, kanker biologi dan sebagainya. Dinegara manapun merupakan model dasar hidup yang mutlak dalam berbagai kegiatan penelitian, secara definisi hewan percobaan yang digunakan sebagai alat penilai atau merupakan model hidup dari suatu penelitian atau pemeriksaan laboratorium baik medis maupun non medissecara individual.(2)Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. Bahkan sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya deklarasi heisensi yang berisi tentang segi teknik percobaan yang menggunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan percobaan mempunyai mission dalam keikutsertaan menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis.Maka dari itu penanganan hewan coba hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan perikemanusiaan.(2)Penggunaan hewan hidup sebagai hewan percobaan baik untuk penelitian maupun diagnostic sejak dulu sampai sekarang mengandung dua pendapat pro dan kontra, kelompok pro jelas dating dari pada ilmuwan pemakai hewan percobaan, sedangkan kelompok kontra ialah orang-orang penyayang binatang. Pemanfaatan hewan percobaan menurut pengertian secara umum ialah untuk penelitian yang berdasarkan pada pengamatan aktifitas biologi.(5)Penggunaan hewan percobaan untuk penelitian banyak dilakukan dibidang fisiologi, farmakologi, biokimia, patologi, komperatif zoology dan ekologi dalam arti luas. Dibidang ilmu kedokteran selain untuk penelitian, hewan juga sering digunakan untuk keperluan diagnostic, sedangkan dibidang pendidikan dan psikologi, hewan laboratorium digunakan untuk tingkah laku hewan, yaitu ditingkatkan pendidikan dasar, menengah dan menengah atas, serta pendidikan tinggi. Dikelompok umur balita hewan laboratorium ini digunakan untuk menguji tingkat kecerdasan anak.(5)Mencit laboratorium (mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan mencit liar atau mencit rumah. Mencit tersebar di seluruh dunia dan sering digunakan didekat gedung ataupun di tempat lain asalkan ada makanan dan tempat untuk berlindung. Semua galur mencit laboratorium yang ada merupakan keturunan dari mencit liar sesudah melalui peternakan selektif.(6)Mencit laboratorium memiliki berat badan hamper sama dengan menci liar. Tetapi setelah diternakkan secara selektif selama 80 tahun yang lalu, sekarang terdapat mencit dengan berbagai warna bulu dan timbul banyak galur dengan berat badan berbeda-beda.(6)Adapun cara perlakuan mencit, yaitu sebagai berikut : untuk memegang mencit yang akan diperlakukan (baik pemberian obat maupun pengembalian darah) maka diperlakuan cara-cara yang khusus sehingga mempermudah cara perlakuannya. Secara alamiah mencit cenderung menggigit bila mendapat sedikit perlakuan kasar. Pengambilan mencit dari kandang dilakukan dengan mengambil ekornya kemudian mencit ditaruh pada kawat kasa dan ekornya sedikit ditarik. Cubit kulit bagian belakang kepala dan jepit ekornya.(7) Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit.(8)Tikus liar, tikus Norwegia dan tikus coklat adalah hewan semarga dengan tikus laboratorium (Rattus Novergicus). Akan tetapi, nama ilmiah tikus liar (tikus hitam) berbeda yaitu Rattus rattus. Tikus ini mirip dengan tikus Norwegia dan sering terdapat di kota-kota di seluruh dunia tetapi jarang dipakai sebagai hewan laboratorium.(8)Ada dua sifat yang membedakan tikus dari hewan percobaan lain, yaitu bahwa tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim ditempat esophagus bermuara ke dalam lambung, dan tikus tidak mempunyai kantung empedu.(8)Kelinici adalah hewan mamalia dari family Leporidae, yang dapt ditemukan da banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga kedaratan Eropa. Pada perkembangannya, tahhun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua family, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk didalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti anak kelinci. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Nusantara mula mengenali kelinci saat masa colonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci Sumatera (Nesolagus Netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972.(9)

II.2 UraianBahan1.Aquadest (FI edisiIII hal 96)Nama resmi:AQUADESTILLATANama lain :Air sulingRumus kimia:H2OBerat molekul:18,02Pemerian:Cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasaPenyimpanan:DalamwadahtertutupbaikK/P:Sebagai pelarut2.Kelinci (Oryctolagus cuniculus)(3)a.KlasifikasiKerajaan : AnimaliaFilum : ChordataSub filum: VertebrataKelas : MamaliaOrdo : LagumoridaFamily : LeporidaeGenus : OryctolagusSpesies :Oryctolagus cuniculusb.MorfologiKelinci mempunyai punggung melengkung dan berekor pendek, kepalanya kecil dan telinganya tegak lurus keatas akan tetapi bibir terbelah dan yang bagian atasnya bersambung hingga hidung. Mempunyai beberapa helai kumis dan pembuluh darah banyak terdapat pada telinga.c.KarakteristikMasa reproduksi: 1-3 tahunMasa hamil : 28-35 hariUmur dewasa : 4-10 bulanUmur kawin : 6-12 bulanSiklus kelamin : Setahun 5 kali hamilPeriode eksterus : 11-15 hariJumlah kelahiran : 4-10Volume darah : 10 ml/kg berat badanMasa perkawinan : 1 minggu3.Mencit (Mus musculus)(3)a.KlasifikasiFilum : ChordataKelas : MamaliaOrdo : RodentiaFamily : MuridaeSubfamily: MurinaeGenus : MusSpesies :Mus musculusb.MorfologiUkuran lebih kecil,bulu berwarna putih,dan warna kulit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit berpigmen.c.KarakteristikLama hidup : 1-2 tahun bisa sampai 3 tahunLama bunting : 19-21 hariUmur dewasa : 35 hariSiklus eksterus : 4-5 hariLama ekstrus : 12-24 jamBerat dewasa : 20-40 gramBerat lahir : 0,5-1 gramJumlah anak : 6-15Suhu tubuh : 35-390CVolume darah: 6% BB4.Tikus (Rattus novergicus)(3)a.KlasifikasiKerajaan : AnimaliaFilum : ChordataKelas : MamaliaOrdo : RodentiaFamily : MurinaeGenus : RattusSpesies :Rattus novergicusb.MorfologiMemiliki kepala,badan, dan leher yang terlihat jelas, tubuhnya tertutup rambut,ekornya bersisik,kadang-kadang berambut. Merupakan hewan liar,mempunyai sepasang daun telinga dan bibir yang lentur.c.KarakteristikLama hidup : 2-3 tahunLama produksi : 1 tahunLama hamil : 20-22 hariUmur dewasa : 40-60 hariUmur kawin : 10 mingguSiklus eksterus : 9-10 gramOvulasi : 8-11 jamBerat dewasa : 300-400 gramBerat lahir : 5-6 gramJumlah anak : 9-20 ekor

BAB IIIMETODE KERJAIII.1Alat dan BahanIII.1.1 Alat-alatAlat-alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu : Alas kasar, Gelas kimia, Selang Infus, Mouth block ( Penahan Mulut Kelinci), Spoitinjeksi, dan Spoit oral.III.1.2 Bahan-bahanAdapun bahan-bahanyang digunakan adalah Aquadest, Kelinci (Oryctolagus cuniculus), Mencit (Mus musculus), dan Tikus (Rattus novergicus)III.2Cara kerja1.Penanganan hewan cobaa.Cara perlakuan Kelinci (Oryctolagus cuniculus)1.Memegang kulit pada leher kelinci pada tangan kiri.2.Mengangkat kebelakang dengan tangan kanan.3.Kelinci siap diberi perlakuan.b.Cara perlakuanMencit(Mus musculus)1. Membuka Kandang dengan hati-hati, kira-kira cukup untuk masuk tangan saja2. Diangkat mencit dengan cara mengangkat ekor 3-4 cm dari pangkalnya.3. Diletakkan pada kawat atau permukaan kasar.4. Lalu tangan kiri menjepit tengkuk di antara telunjuk dan ibu jari dan dipindahkan ekor dari tangan ke antara jari manis dan jari kelingking dan mencit siap diperlakuanc.Cara perlakuanTikus(Rattus novergicus)1. Dibuka kandang, lalu diangkat tikus pada pangkal ekornya dengan tangan kanan.2. Lalu diletakkan tangan kiri di belakang punggung kea rah kepala, lalu disisipkan kepala antara jari telunjuk dan jari tengah.3. Sedangkan jari lain diselipkan di sekitar perut, sehingga kaki depan, kiri dan kanan berselip di antara jari-jari. Tikus juga dapat dipegang dengan cara menjepit kulit kepala pada tengkuknya.2.Pemberian perorala.Kelinci (Oryctolagus cuniculus)1. Cairan diberikan dengan bantuan selang infuse.2. Dipasang ketika hewan dalam posisi duduk, menekan rahang dengan ibu jari dan telunjuk. 3. Dicelupkan kateter kedalam osefagussedalam 20-25 cm.4. Dicelupkan ujung selang iinfus yang satunya kedalam air, jika timbul gelembung berarti menandakan selangnya tidak masuk ke saluran pencernaan melainkan ke saluran pernapasan.b.Mencit(Mus musculus)1. Pada mencit pemberian obat secara oral dilakukan dengan menggunakan jarum oral dengan cara menyelipkan ekor diantara jari tengah dan jari manis.2. Lalu dimasukkan obat melalui mulut dengan cara memasukkan jarum sampai lidah keluar lalu disuntikkan obat.c.Tikus(Rattus novergicus)1. Pada tikus pemberian obat dalam bentuk suspense, larutan atau emulsi, dilakukan dengan bantuan jarum suntik (oral) dengan cara dipegang ekornya.2. Dipegang pula tengkuk dan mulut dibuka lalu dimasukkan jarum oral.BAB IVHASIL PENGAMATANIV.1.Hasil Pengamatan1.Kelinci (Oryctolagus cuniculus)

3.Mencit (Mus musculus)

4.Tikus (Rattus novergicus)

BAB VPEMBAHASANDiantara jenis hewan uji yang digunakan sebagai hewan percobaan, sebagian besar dari hewan yang lazim diternakkan. Kelompok hewan ini berkembang biak dengan cepat, contohnya Kelinci (oryctolagus cuniculus), Mencit (Mus musculus), Tikus (Rattus novergicus).Hewan yang dipakai dalam percobaan ini adalah hewan yangsehat saja.Diharapkan produksi yang optimal dan layak digunakan untuk hewanpercobaan.Obat-obat tertentu dapat digunakan untuk hewan lain.Untuk pemberian obat dengan menggunakan alat suntik,alat-alat yang dapat digunakan seperti tabung dan alat suntik harus steril.Adapun alasan digunakan alat kasar yakni untuk mempermudah saat hewan uji tersebut diperlakukan, khususnya pada mencit dan tikus yang bersifat agak liar . Selain itu,tidak diperbolehkansekali-kali memegang telinga hewan ujikelincikarenapada telinga kelinci terdapat banyak pembuluh darah yang dikhawatirkan terganggu dan telinga kelinci juga sangat sensitif, sehingga bila telinganya dipegang, maka dapat mempengaruhi system saraf pada kelinci.AdapunMouth block berfungsi untuk membantu pemasanganselang infuskedalamesofagussebab jika tidak dipasangi mouth block, dikhawatirkan selang dapat tergigit oleh hewan uji, khususnya kelinci.Pemberian sediaan pada hewan coba dapat dilakukan dengan cara:1. OralDapat dilakukan dengan menggunakan jarum tumpul ukuran 20 gauge yang panjang maksimal 5 cm untuk memasukkan senyawa kedalam lambung melalui eshophagus.2. IntramuscularDapat dilakukan dengan menggunakan jarum menggunakan jarum berukuran 24 gauge dan panjangnya 5-10 cm pada daerah otot paha mencit.

3. IntravenaDapat dilakukan dengan menggunakan jarum ukur 28 gauge dan panjangnya 0,5 cm pada daerah vena lateralis ekor mencit.4. IntraperitoniaDapat dilakukan dengan menggunakan jarum ukuran 21 gauge pada daerah abdomen mencit.5. SubkutanDapat dilakukan dengan menggunakan jarum ukuran 22-24 gauge dan panjangnya 0,5-1,0 cm pada daerah bawah kulit mencit. Adapun alasan digunakan alat kasar yakni untuk mempermudah saat hewan uji tersebut diperlakukan, khususnya pada mencit dan tikus yang bersifat agak liar. Selain itu, tidak diperbolehkan sekali-kali memegang telinga hewan uji kelinci karena pada telinga kelinci terdapat banyak pembuluh darah yang dikhawatirkan terganggu dan telinga kelinci juga sangat sensitive, sehingga bila telinganya dipegang, maka dapat mempengaruhi sistem saraf pada kelinci.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARANVI.1KesimpulanBerdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa berbagai macam hewan uji digunakan dilaboratorium,seperti Mencit (Mus musculus),Kelinci (Oryctolagus cuniculus), Tikus Putih (Rattus novergicus), masing-masing memerlukan penanganan khusus.Pemberian obat pada hewan uji harus dilakukan konversi terlebih dahuludari dosis untuk manusia. Selain itu, pada masing-masing hewan uji dengan berat badan tertentu juga memiliki volume pemberian maksimumVI.2SaranSebaiknya dalam menangani hewan coba perlu diperhatikan etika-etika penanganan hewan coba di laboratorium.

DAFTAR REFERENSI

1. Gan Gunawan, Sulistia. 1995.Farmakologi dan Terapi Edisi IV.Jakarta: FK-UI

2. Sudjadi, Bagad. 2007. Biologi kelas 2 SMA.Jakarta:Yudistira3. (http://www.scrib.com/farmakologidan toksikologi/farmaseutika)4. Tim Dosen. 2011.Penuntun PraktikumFarmakologi dan Toksikologi.Makassar: UIT

5. Malole, M. D. M dan Utari Sri Purnomo. 1989. Pengenalan hewan-hewan coba di laboratorium. DepDikBud ITB: Bandung

6. Anonymous. 2004. Cellulose.http://en.wikipedia.org/wiki/cellulose.

7. Tohanyusuf. 2010. Tikus dan pengendaliannya. http://tohanyusuf.wordpress.com, diakses 25 Maret 2012

8. Anonym. 2012. Tikus.http://1d.wikipedia.org/wiki, diakses 25 Maret 2012

9. Anonym. 2012. Kelinci. http://www.indofamilypets.com, diakses 25 Maret 201210. Anonym. 2011. Klasifikasi hewan coba. http://www.freetechebooks.com/doc, diakses 25 Maret 2012

11. Upikke. 2012. Hewan coba. http://upikke.staff.ipb.ac.id/tag/hewan-coba/25/03/2012

DAFTAR REFERENSI

11. Gan Gunawan, Sulistia.Farmakologi dan Terapi Edisi IV.Jakarta: FK-UI.1995

12. Sudjadi, Bagad.Biologi kelas 2 SMA.Jakarta:Yudistira.200713. (http://www.scrib.com/farmakologidan toksikologi/farmaseutika)14. Tim Dosen.2007Penuntun PraktikumFarmakologi dan Toksikologi.Makassar: UIT

15. Malole, M. D. M dan Utari Sri Purnomo. Pengenalan hewan-hewan coba di laboratorium. DepDikBud ITB: Bandung.1989

16. Anonymous. Cellulose.http://en.wikipedia.org/wiki/cellulose.2004

17. Tohanyusuf. Tikus dan pengendaliannya. http://tohanyusuf.wordpress.com, diakses 25 Maret 2012

18. Anonym. Tikus.http://1d.wikipedia.org/wiki, diakses 25 Maret 2012

19. Anonym. Kelinci. http://www.indofamilypets.com, diakses 25 Maret 201210. Anonym. Klasifikasi hewan coba. http://www.freetechebooks.com/doc, diakses 25 Maret 2012

11. Upikke. Hewan coba. http://upikke.staff.ipb.ac.id/tag/hewan-coba/25/03/2012